lepas dari bahasa, terbukti dari penggunaannya untuk percakapan ... sedangkan
bahasa Indonesia tidak mempunyai ungkapan sebanyak yang dimiliki bahasa ...
Bab 1 Pendahuluan
1.1
Latar Belakang Bahasa merupakan salah satu alat komunikasi dan alat interaksi paling
penting yang digunakan oleh masyarakat untuk menyampaikan apa yang ingin diungkapkan dalam bentuk verbal maupun non-verbal. Manusia pun tidak dapat lepas dari bahasa, terbukti dari penggunaannya untuk percakapan sehari-hari. Bahasa juga dipandang sebagai cermin kepribadian seseorang karena bahasa diterjemahkan sebagai refleksi rasa, pikiran, dan tingkah laku. Karena itu, memelajari bahasa sangat penting dalam komunikasi. Menurut Wibowo (2001: 3), bahasa adalah sistem simbol bunyi yang bermakna dan berartikulasi (dihasilkan oleh alat ucap) yang bersifat arbitrer dan konvensional, yang dipakai sebagai alat berkomunikasi oleh sekelompok manusia untuk melahirkan perasaan dan pikiran. Bahasa Jepang mempunyai daya tarik tersendiri, hal ini dilihat dari survei The Japan Foundation (2003: 1) pada 127 negara di seluruh dunia, lebih dari 2,35 juta orang belajar bahasa Jepang. Jumlah tersebut merupakan pemelajar yang belajar melalui siaran televisi, radio, internet ataupun kursus private. Selanjutnya pada survei tahun 2006 meningkat sebanyak 133 negara, dengan jumlah pemelajar 2,98 juta orang yang belajar bahasa Jepang. (2006: 1) Kemudian pada survei tahun 2009 pada 133 negara, jumlah pemelajar bahasa Jepang meningkat menjadi 3,65 juta orang. (2009: 1)
1
Yang mempelajari bahasa Jepang baik di negara masing-masing pemelajar dengan kata lain di luar Jepang, maupun di negara Jepang memiliki beberapa kesulitan dalam memahami bahasa Jepang. Adapun kesulitan tersebut seperti dalam huruf
漢字 (kanji), tata bahasa (bunpou), pola kalimat (bunkei), ungkapan (hyougen),
pemahaman dalam bacaaan (dokkai), serta pemahaman dalam mendengarkan (choukai) dan masih banyak kesulitan yang lain. Sehubungan dengan hal tersebut, penulis melihat bahwa bagi pembelajar pemula ungkapan (hyougen) mempunyai kesulitan tersendiri karena bahasa Jepang memiliki jumlah ungkapan yang banyak sedangkan bahasa Indonesia tidak mempunyai ungkapan sebanyak yang dimiliki bahasa Jepang. Berikut ini pengertian
表現 (hyougen) menurut Yono dalam Kokugo
Hyougen, (2003: 13):
「表現」とは、自分の思考・感情を表すことです。表現の方法に はさまざまな様式があります。例えば、言葉や文字の言語で表現 しようとする、舞踊で表現しようとする、絵画や彫刻で表現しよ うとする、などの方法があります。 “Ungkapan” adalah
hal yang menyatakan pemikiran atau perasaan
seseorang. Dalam metode ungkapan terdapat banyak jenis. Contohnya, mengungkapkan bahasa atau karakter bahasa, mengungkapkan tarian, mengungkapkan gambar atau patung, dan terdapat metode yang lainnya.
Ungkapan (hyougen) dalam bahasa Jepang terdiri dari banyak jenis. Hikaku
比較表現) artinya ungkapan perbandingan, kibou hyougen (希望表現) artinya ungkapan harapan, meirei hyougen (命令表現) artinya ungkapan perintah, jouken hyougen ( 条件表現 ) artinya ungkapan kondisi, irai hyougen ( 依頼表現 )
hyougen (
2
原因・理由表現 ) artinya ungkapan sebab dan alasan, kan-yuu hyougen (勧誘表現) artinya ungkapan ajakan, ikou hyougen ( 意向表現 ) artinya ungkapan yang mengandung maksud, nan-i hyougen ( 難 易 表 現 ) artinya ungkapan yang mengungkapan kesulitan, kanou hyougen (可能表現) artinya ungkapan yang mengungkapkan kemungkinan, dan lain-
artinya ungkapan permintaan, gen-in riyuu hyougen (
lain. Pada penulisan skripsi ini, penulis akan membahas mengenai salah satu dari jenis ungkapan (hyougen) tersebut yaitu ungkapan yang mengungkapkan kesulitan,
難易表現).
nan-i hyougen (
難易表現) terdiri dari ~に
Pada ungkapan yang mengungkapkan kesulitan (
くい
(~nikui),
~づらい
(~tsurai) dan
~がたい
(~gatai). Ketiga ungkapan
(hyougen) dalam penggunaannya digunakan dalam keadaan ataupun kegiatan yang mengandung kesulitan. Dalam proses pembentukannya pada kalimat, ungkapan ini
~ます) + ~に くい (~nikui) / ~づらい (~tsurai) / ~がたい (~gatai). Contoh : 読みにくい、行 きづらい、言いがたい. Selain itu ungkapan (hyougen) ~にくい (~nikui), ~づら い (~tsurai) dan ~がたい (~gatai) memiliki arti yang berbeda, yaitu ~にくい (~nikui) berarti む ず か しい (sulit), ~ づ らい (~tsurai) berarti く る し い (menyakitkan) dan ~がたい (~gatai) berarti できない (tidak bisa). Bukan menggunakan konjungsi (setsuzokushi) yang sama, yaitu V (bentuk
persamaan makna dan waktu yang tepat untuk menggunakan ungkapan yang tepat inilah yang membuat penulis tertarik untuk mengetahui secara rinci perbedaan penggunaan ungkapan (hyougen)
~にくい (~nikui), ~づらい (~tsurai) dan ~がた
い (~gatai). Ungkapan ~nikui sudah pernah dipelajari oleh penulis sebelumnya, akan tetapi ungkapan ~tsurai dan ~gatai baru saja dipelajari oleh penulis ketika
3
mempelajari bahasa Jepang di Osaka Foreign Language Center sekitar 500 menit. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk melihat seberapa besar pemahaman pemelajar di Osaka Foreign Language Center dalam membedakan penggunaan ungkapan ~nikui, ~tsurai dan ~gatai.
1.2
Rumusan Permasalahan Penulis akan meneliti mengenai pemahaman pemelajar bahasa Jepang dalam
menggunakan ungkapan
~にくい (~nikui), ~づらい (~tsurai) dan ~がたい
(~gatai).
1.3
Ruang Lingkup Permasalahan Pada penelitian ini, penulis akan membatasi penelitian pada pemahaman
pemelajar bahasa Jepang dalam membedakan penggunaan ungkapan (hyougen)
~に
くい (~nikui), ~づらい (~tsurai) dan ~がたい (~gatai) yang memiliki fungsi sama yaitu mengungkapkan kesulitan pada soal yang terdapat pada kuesioner. Kuesioner tersebut dibagikan pada pemelajar tingkat pre-advanced (
中上級) yang
berjumlah 19 orang yang mempelajari bahasa Jepang di Osaka Foreign Language
大阪外語学院) yang berada di Osaka, Jepang.
Center (
4
1.4
Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pemahaman pemelajar
大阪外語学院) pada tingkat preadvanced (中上級) dalam membedakan penggunaan ungkapan (hyougen) ~にくい (~nikui), ~づらい (~tsurai) dan ~がたい (~gatai) yang memiliki kemiripan fungsi
bahasa Jepang di Osaka Foreign Language Center (
yaitu mengungkapkan kesulitan. Sedangkan manfaat dari penelitian ini adalah agar pemelajar bahasa Jepang tidak lagi melakukan kesalahan yang sama dalam membedakan penggunaan ungkapan (hyougen)
1.5
にくい (~nikui), ~づらい (~tsurai) dan ~がたい (~gatai).
Metodologi Penelitian Metode yang digunakan untuk memperoleh hasil yang diharapkan dalam
pembahasan masalah ini, penulis menggunakan metode penelitian kualitatif yang akan dijabarkan secara deskriptif analisis, dan metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode kepustakaan. Menurut Sugiyono, metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositifsime, digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci, pengambilan sampel sumber dan data dilakukan secara purposive dan snowbaal, teknik pengumpulan data dilakukan dengan triangulasi (gabungan) analisis data bersifat induktif / kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan pada makna daripada generalisasi. (2009: 15). 5
Kemudian penelitian deskriptif menurut Danim (2002) merupakan paparan (deskripsi) informasi tentang suatu gejala, peristiwa, kejadian sebagaimana adanya. Pada penelitian deskriptif tidak diadakan perlakuan. Penelitian ini mengkaji dan memaparkan suatu keadaan sebagaimana adanya. Pada penelitian dengan sifat deskriptif analisis, peneliti melakukan analisis data
dengan
memperkaya
informasi,
mencari
hubungan,
membandingkan,
menemukan pola atas dasar aslinya (tidak ditransformasi dalam bentuk angka). Hasil analisis data berupa pemaparan mengenai situasi yang diteliti yang disajikan dalam bentuk uraian naratif. Hakikat pemaparan data pada umumnya menjawab pertanyaan-pertanyaan mengapa dan bagaimana suatu fenomena terjadi. Pada penulisan skripsi ini, penulis menggunakan kuesioner atau angket. Pengertian kuesioner atau angket menurut Arikunto, angket adalah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadi atau hal-hal yang ia ketahui. Sedangkan menurut Sugiyono (2008: 199), angket atau kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawab. Metode kepustakaan adalah metode pengumpulan data yang digunakan penulis dengan mempergunakan buku atau referensi yang berkaitan dengan masalah yang sedang dibahas (Arikunto, 2002). Metode kepustakaan digunakan untuk memperoleh teori-teori yang relevan guna mendapatkan informasi yang berguna sebagai landasan teori khususnya mengenai teori penggunaan ungkapan
~にくい
6
(~nikui),
~づらい (~tsurai) dan ~がたい (~gatai), teori pemahaman dan teori
lainnya yang mendukung penelitian. Pada penulisan skripsi, penulis menggunakan kuesioner sebagai data. Kuesioner dibagikan kepada 19 orang tingkat pre-advanced yang mempelajari bahasa Jepang di Osaka Foreign Language Center. Mula-mula penulis mencari dan mngumpulkan kalimat-kalimat yang mengandung ungkapan
~にくい (~nikui), ~
づらい (~tsurai) dan ~がたい (~gatai) dari buku teks dan buku kumpulan soal-soal bahasa Jepang. Lalu kalimat tersebut diseleksi dan dijadikan sebagai soal dalam kuesioner. Kemudian, hasil dari kuesioner akan diolah dan dianalisis secara deskriptif.
1.6
Sistematika Penulisan Dalam penulisan ini dibagi menjadi 5 bab dan masing-masing bab dibagi
menjadi sub-sub bab. Sistematika penulisannya adalah sebagai berikut: Bab 1
Merupakan bab pendahuluan yang berisi 6 sub bab yang terdiri dari latar belakang, rumusan permasalahan, ruang lingkup permasalahan, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi penelitian dan sistematika penulisan.
Bab 2
Berisi tinjauan umum terhadap perbedaan ungkapan
~にくい (~nikui), ~
づらい (~tsurai) dan ~がたい (~gatai). Dalam bab ini diuraikan hal-hal yang berkaitan dengan ungkapan ~にくい (~nikui), ~づらい (~tsurai) dan ~がたい (~gatai), antara lain tentang definisi ungkapan (hyougen), 7
penjelasan mengenai fungsi dari masing-masing ungkapan (hyougen), teori mengenai pemahaman. Bab 3
Berisikan analisa penulis dari hasil kuesioner mengenai jenis dan penyebab kesalahan yang dilakukan oleh responden dalam membedakan penggunaan ungkapan
~にくい (~nikui), ~づらい (~tsurai) dan ~がた
い (~gatai) yang berfungsi mengungkapkan kesulitan. Bab 4
Memuat kesimpulan penulisan dari seluruh uraian dan analisa yang disusun dengan ringkas dan jelas.
Bab 5
Memuat ringkasan dari isi skripsi secara ringkas. Terdiri dari latar belakang penelitian, rumusan permasalahan serta tujuan penelitian dan hasil penelitian sebagai jawaban permasalahan yang diungkapkan kembali secara singkat dan padat.
8