anak yang mempunyai kebutuhan khusus (anak dengan autisme). ... secara
umum adalah untuk mengembangkan kemandirian untuk masa depan anak.
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Banyak orang masih tidak tahu Terapi melalui Seni adalah suatu tahap awal dari berbagai macam terapi lainnya yang berguna untuk tahap perkembangan terhadap anakanak yang mempunyai kebutuhan khusus (anak dengan autisme). Seni bisa digunakan untuk mendapatkan suatu tahap, seni itu mudah dimengerti / dipahami oleh semua orang yang membuatnya, proses terapi melalui seni itu sendiri bisa membuat orang untuk tumbuh, me-rehabilitasi, dan menyembuhkan. Dan yang dicapai dalam terapi seni secara umum adalah untuk mengembangkan kemandirian untuk masa depan anak tersebut.
Autisme adalah : Neurodevelopmental disorder that manifests itself in markedly abnormal social interaction, communication ability, patterns of interests, and patterns of behavior.Autisme bisa juga disebut sebagai ASD atau Autistic Spectrum Disorder
Autisme sendiri adalah gangguan perkembangan yang bersifat neuropsyhiatri yang ditandai dengan adanya masalah-masalah dalam interaksi sosial, kemampuan komunikasi, pola-pola ketertarikan, dan pola tingkah laku
Autisme sendiri di Indonesia dari tahun ke tahun semakin bertambah banyak, yang diketahui maupun tidak. Autisme, sebuah penyakit yang satu abad yang lalu hampir tidak terdengar sama sekali, kini sudah hampir menjadi sesuatu yang normal. Perkembangan autisme terutama makin melejit di beberapa dekade terakhir.
1
Jumlah penderita autisme di Indonesia melonjak tajam, bila sebelumnya 1 : 10.000, tahun 2005 menjadi 1 : 1.000. Autis merupakan kumpulan gejala gangguan perilaku yang bervariasi pada setiap anak.Gangguan perilaku ini dapat berupa kurangnya
interaksi
sosial,
penghindaran
kontak
mata,
kesulitan
dalam
mengembangkan bahasa , maupun pengulangan tingkah laku.
Gangguan perilaku yang dialami dapat berubah sejalan dengan waktu. Bila anak ternyata menderita autis, orang tua harus betul-betul siap menerima kehidupan yang sangat panjang bersama anaknya yang autis. Mereka memerlukan perjuangan keras untuk bisa mengeluarkan anaknya dari dunia autis
Penyebab pasti autisme belum diketahui sampai saat ini. Kemungkinan besar, ada banyak penyebab autisme, bukan hanya satu.Dahulu sempat diduga bahwa autisme disebabkan karena cacat genetik. Namun cacat genetika tidak mungkin terjadi dalam skala demikian besar dan dalam waktu demikian singkat. Karena itu kemudian para peneliti sepakat bahwa ada banyak kemungkinan penyebab autisme lainnya.
Ketika sudah terlanjur, Autisme bisa sangat sulit untuk dikendalikan, apalagi untuk ditanggulangi. Jika kita mengetahui berbagai potensi penyebabnya, maka mudahmudahan kita bisa mengatur agar anak kita terhindar dari itu semua, karena“Mencegah lebih baik daripada mengobati”.
esadaran masyarakat terhadap autisme sangatlah kurang dikarenakan kurangnya informasi yang diberikan kepada masyarakat terhadap fenomena ini. Masyarakat kadang acuh-tak acuh terhadap keadaan ini. Sampai anak mereka sendiri terkena autisme tersebut.
2
Hingga saat ini, belum masyarakat yang mau peduli dengan keberadaan anak autis, Bahkan beberapa orangtua tua merasa malu jika memiliki anak yang menderita autis. Sehingga keberadaannya cenderung ditutup-tutupi. Dikhwatirkan, jika kondisi
seperti ini terus dibiarkan, permasalahan akan bertambah rumit. Mengingat dari hari ke hari jumlah penyandang autis semakin bertambah.
Autis merupakan gangguan cacat seumur hidup. Meski demikian, bukan berarti keberadaannya harus disisihkan. Penyandang autis juga butuh pendidikan yang intinya untuk melatih kemandirian, supaya mereka tidak selalu tergantung kepada orang lain.tidak ada penanganan penyembuhan bagi penyandang autis. Yang terpenting penanganan dimulai sedini mungkin agar bisa menentukan sisi lemah dan sisi kuat penderita.
Melihat hal diatas, designer bekerjasama dengan SARANA dan Gramedia untuk membuat buku buku kumpulan hasil karya-karya terapi seni anak yang mempunyai kebutuhan khusus yang bertujuan untuk lebih mendekatkan hubungan antara orangtua dan penderita, juga menjadi alat bantu mengajar anak dengan autisme di tempat terapi terpadu.
1.2 Lingkup proyek Tugas Akhir
Dalam kaitannya dengan bidang studi Desain Komunikasi Visual (DKV), maka lingkup tugas dibatasi pada hal-hal yang dapat ditangani atau diselesaikan melalui pendekatan DKV. Lingkup proyek Tugas Akhir ini terbatas pada masalah-masalah perancangan komunikasi visual untuk menunjang buku panduan, kumpulan hasil karyakarya, dan latihan terapan terapi seni anak yang mempunyai kebutuhan khusus yang bertujuan untuk mendekatkan hubungan antar orangtua dan anak, juga alat bantu mengajar anak dengan autisme
3