Dalam gilasan teknologi yang begitu pesat, Jepang mampu .... menganalisis
unsur-unsur feminisme radikal dalam novel tersebut yang akhirnya melahirkan ...
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Jepang merupakan Negara kepulauan, selain memiliki kekayaan alam yang indah, Jepang juga kaya akan kebudayaan yang beraneka ragam. Dunia mengenal Jepang sebagai Negara di Asia yang masih tetap menjunjung tinggi kebudayaan disamping kemajuan teknologinya. Dalam gilasan teknologi yang begitu pesat, Jepang mampu mempertahankan kebudayaan nenek moyangnya. Salah satu budaya yang menjadi sorotan dunia adalah sastra. Jepang memiliki sejarah sastra yang sangat panjang. Perkembangan kesusastraan Jepang dari Zaman Joodai sampai dengan Zaman Modern memiliki ciri khas tersendiri. Dalam Kesusastraan Modern kita mengenal Mori Oogai, Higuchi Ichiyoo, Takayama Chogyuu, Izumi Kyooka, Natsume
Sooseki, Tanizaki Junichiro, Akutagawa
Ryuunosuke, dan lain-lain yang merupakan sastrawan pada periode awal Kesusastraan Zaman Modern. Sedangkan Kawabata Yasunari merupakan sastrawan periode akhir seangkatan dengan nama-nama seperti Kobayashi Takiji, Yokomitsu Toshikazu, Nakagawa Yoichi, Kataoka Teppei, dan kawan-kawan. (Asoo, 1983). Sastrawan-sastrawan inilah yang mengharumkan nama Jepang di dunia sastra Internasional. Sastra merupakan manifestasi dari budaya. Setiap bangsa yang berbudaya memiliki kesusastraan dengan ciri khas tertentu. Namun, makna sastra yang sangat luas dan berkaitan dengan berbagai aspek kehidupan membuat definisi sastra yang beragam, salah satu definisi sastra menurut Pradotokusumo (2005) yaitu:
1
Dalam bahasa Indonesia kata sastra berasal dari bahasa Sansekerta, yaitu dari akar kata sos dalam kata kerja turunan yang berarti ‘mengarahkan’, ‘mengajar’, ‘memberi petunjuk atau instruksi’. Akhiran tra biasanya menunjukkan ‘alat’ atau ‘sarana’. Jadi sastra dapat berarti ‘alat untuk mengajar’, ‘buku instruksi atau pengajaran’. Sedangkan Kamus Besar Bahasa Indonesia dalam Pradotokusumo (2005) menerangkan, sastra mengandung pengertian sebagai berikut : 1. Bahasa (kata-kata, gaya bahasa) yang dipakai di kitab-kitab (bukan bahasa sehari-hari). 2. Kesusastraan, karya tulis, yang jika dibandingkan dengan tulisan lain memiliki berbagai ciri keunggulan, seperti keaslian, keartistikan, keindahan dalam sisi dan ungkapannya, drama, epik, dan lirik. 3. Kitab suci (Hindu), (kitab) ilmu pengetahuan. 4. Pustaka, kitab primbon (berisi) ramalan, hitungan, dan sebagainya. 5. Tulisan, huruf. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa karya sastra berhubungan erat dengan tulisan atau teks. Salah satu ragam sastra yang bersifat adalah novel. Wellek & Warren (1989) mengemukakan bahwa novel merupakan sarana penulis untuk menghadirkan sosok dan kepribadian seseorang secara utuh dan panjang lebar. Mampu memperlihatkan sosok yang jauh lebih dekat, nyata dan personal dalam segala aspek kehidupan seperti cinta kasih, psikologi dan masa lalu. Dalam sebuah novel, kita tidak hanya menjadi maklum akan pengalaman dan hidup batin tokoh-tokoh fiktif, tetapi juga lewat peristiwa-peristiwa diperoleh pengertian tema yang lebih umum sifatnya. Ratna (2004) mengatakan : Novel merupakan genre yang paling sosiologis dan responsive sebab sangat peka terhadap perubahan-perubahan di masyarakat. Dengan pertimbangan inilah, saya memilih novel sebagai korpus data dalam penelitian saya. Novel yang saya pilih adalah novel hasil karya seorang sastrawan Jepang yang telah mempunyai nama di dunia Internasional, yaitu Kawabata Yasunari.
2
Dalam bukunya Asoo (1983) menjelaskan, Kawabata Yasunari (1899-1972) adalah peraih Nobel Sastra tahun 1968, ia merupakan salah seorang novelis Jepang yang terkenal karena sentuhan-sentuhan naturalisme dalam novelnya. Kepiawaiannya dalam membuai pembaca kedalam kehidupan tokoh dalam karya-karyanya yang sensasional membuat Kawabata dikenal sebagai seorang penulis ulang yang sedang kejeniusannya mengolah perasaan kesepian dan keterasingan menjadi sesuatu yang menarik untuk dibaca. Dalam novelnya, Kawabata menampilkan masalah-masalah kemasyarakatan dengan penuturan bahasa sehari-hari. Sastrawan melalui karya sastranya mempunyai tugas penting baik dalam usahanya untuk menjadi pelopor pembaharuan, maupun memberikan pengakuan terhadap suatu gejolak kemasyarakatan. Menghadirkan perubahan sosial yang berkaitan dengan perilaku budaya secara luas. Salah satu isu yang terjadi di masyarakat yaitu isu kesetaraan gender atau lebih populer disebut feminisme. Bila dilihat secara etimologis, feminisme berasal dari kata femme yang berarti perempuan (tunggal) yang berjuang untuk memperjuangkan hak-hak kaum perempuan (jamak). Feminis adalah gerakan wanita untuk menolak segala sesuatu yang dimarginalisasikan, disubordinasikan dan direndahkan oleh kebudayaan dominan baik dalam bidang politik, ekonomi maupun sosial budaya. (Ratna, 2004:184). Terdapat tiga gelombang perkembangan feminisme, yaitu feminisme gelombang pertama, feminisme gelombang kedua dan feminisme gelombang ketiga, http://www.google.co./feminisme/kapalperempuan, menjelaskan :
3
seperti
•
Feminisme gelombang pertama Dimulai pada periode yang berkaitan dengan terjadinya Revolusi Perancis pada 1789, feminisme yang berkembang karena pengaruh tersebut adalah feminisme liberal, feminisme radikal dan feminisme Maxis / sosialis.
•
Feminisme gelombang kedua Muncul sekitar tahun 1960-an dipengaruhi oleh teori psikoanalisis dan perkumpulan massa, lahirlah feminisme eksistensialis
•
Feminisme gelombang ketiga Periode 1980-an yang merupakan periode dekonstruksi mempengaruhi pemikiran kaum feminis yang melahirkan feminisme posmodernisme, feminisme multikultural dan global, ekofeminisme dan feminisme theologi.
Hal inilah yang membuat saya tertarik untuk melihat lebih jauh persfektif feminisme dalam novel karya Kawabata. Selain nama besar dan kepaiwaian Kawabata dalam penulis yang telah diakui dunia Internasional, Kawabata merupakan sastrawan yang lahir dan hidup pada saat fEminisme masuk dan berkembang di Jepang, seperti dikutip oleh Otoluwa dalam http//:www.google.com/feminisme : Di Jepang, gerakan perempuan dimulai pada abad ke-19. Mereka menuntut persamaan hak antara laki-laki dan perempuan dalam keluarga dan masyarakat, peningkatan pendidikan bagi perempuan, penghapusan system selir dan penghapusan perizinan pelacuran. Objek penelitian, dalam hal ini karya sastra memiliki banyak dimensi, aspek dan unsur yang berkaitan dengan kondisi masyarakat. Untuk mendukung penelitian yang saya lakukan, saya memilih Teori Pengkajian Fiksi karya Burhan Nurgiyantoro dan Pengkajian Sastra Rekaan karya Prof. Herman J. Waluyo. Bahan lainnya saya dapatkan
4
dari artikel dan internet. Teori Tentang Sastra karangan Prof. Dr. Partini Sardjono Pradotokusumo dan Teori Kesusastraan karya Rene Wellek dan Austinn Warren. Juga karya Isoji Asoo, Nihon Bungakushi serta artikel-artikel feminisme. Dalam penelitian ini, novel yang akan saya gunakan dan apa yang akan saya teliti akan saya jelaskan pada Rumusan Permasalahan dan Ruang Lingkup Permasalahan.
1.2. Rumusan Permasalahan Saya akan meneliti sebuah novel karya sastrawan Jepang, dengan pendekatan kritik sastra yang dikaitkan dengan teori feminisme, khususnya feminisme radikal. Saya akan menganalisis unsur-unsur feminisme radikal
dalam novel tersebut yang akhirnya
melahirkan lesbianisme. Pemikiran fenimisme radikal yang ekstrem, mendorong kaum perempuan untuk mendobrak dan menyuarakan kebebasan dan kesetaraan dengan kaum laki-laki. Hal inilah yang mendorong lahirnya faham lasbianisme.
1.3. Ruang Lingkup Permasalahan Kawabatan Yasunari telah menghasilkan novel-novel yang terkenal seperti Yukiguni, Juurokusai-no Nikki, Izu no Odoriko, Utsukushiisa to Kanashimi to, Asakusa Kurenaidan, Kinjuu, dan lain-lain. Saya akan membatasi penelitian saya hanya pada dua tokoh perempuan yang sering muncul dalam novel Utsukushiisa to Kanashimi to yaitu Ueno Otoko dan Sakami Keiko.
5
1.4. Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa jauh unsur feminisme, khususnya feminisme radikal berpengaruh di kehidupan tokoh perempuan dalam Utsukushisa to Kanashimi to karya Kawabata Yasunari. Manfaat dari penelitian ini agar saya dapat memahami karya sastra semaksimal mungkin dan memberikan pengetahuan mengenai feminisme radikal dalam sebuah karya sastra untuk pembaca dan pemelajar khususnya mahasiswa sastra Jepang.
1.5. Metode Penelitian Dalam penelitian ini saya menggunakan metode kepustakaan yaitu pengumpulan data yang berhubungan dengan penelitian ini melalui buku, artikel maupun internet. Selain itu saya juga menggunakan metode deskriptif analisis, yaitu menjelaskan fakta-fakta yang kemudian disusul dengan analisis. Metode ini tidak hanya menguraikan tetapi juga memberikan pemahaman dan penjelasan secukupnya.
1.6. Sistematika Penulisan BAB 1 PENDAHULUAN Pada bab ini, saya akan menjelaskan tentang alasan saya memilih topik feminisme, membatasi ruang penelitian saya dengan mengidentifikasikan masalah yang ada. Dalam bab ini akan di muat antara lain; Latar Belakang, Rumusan Permasalahan, Ruang lingkup permasalahan, Tujuan dan Manfaat, Metode yang saya gunakan dan Sistematika Penulisan.
6
BAB 2 LANDASAN TEORI Bab ini akan menjabarkan teori yang saya gunakan untuk mendukung penelitian saya. Seperti teori alur, tokoh dan penokohan, teori feminisme radikal serta teori lesbianisme. BAB 3 ANALISIS DATA Dalam Bab ini saya akan menganalisis permasalahan penelitian saya didukung oleh teori yang saya dapat dalam Bab 2 yaitu teori tujuh unsur alur, teori tokoh dan penokohan, teori feminisme radikal dan teori lesbianisme. BAB 4 SIMPULAN DAN SARAN Merupakan simpulan dari bab-bab sebelumnya ditambah denagn jawaban dari permasalahan penelitian yang telah dianalisis agar dapat diambil manfaatnya dari penelitian ini. BAB 5 RINGKASAN Bab ini merupakan ringkasan keseluruhan skripsi yang ditulis secara lengkap dan jelas mulai dari Latar Belakang sampai dengan hasil penelitian. BIBLIOGRAFI Merupakan daftar buku yang saya gunakan untuk mendukung penelitian saya yang telah disusun sesuai urutan abjad pengarang. DAFTAR RIWAYAT HIDUP Daftar riwayat hidup akan memuat data-data pribadi saya. LAMPIRAN Memuat ringkasan novel Utsukushisa To Kanashimi To karya Kawabata Yasunari yang saya gunakan sebagai korpus data.
7