pada saat siswa diberikan soal cerita yang berkaitan dengan kehidupan nyata, ...
mencari keliling lingkaran namun justru menggunakan rumus luas lingkaran.
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Dunia pendidikan dewasa ini tengah mendapat perhatian yang lebih dari pemerintah berkaitan dengan tuntutan untuk menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas, yaitu sumber daya manusia yang mampu bersaing menghadapi era globalisasi. Maka peningkatan dalam bidang pendidikan perlu dilakukan secara terus menerus termasuk dalam pendidikan matematika. Matematika sebagai salah satu bidang ilmu dalam dunia pendidikan dan sangat penting bagi peserta didik maupun bagi pengembangan bidang keilmuan lain perlu ditingkatkan penguasaannya secara optimal.
Namun ada beberapa
masalah yang dihadapi dan salah satunya adalah masih rendahnya kemampuan siswa sebagai peserta didik dalam menyelesaikan masalah matematika yang dikemas dalam bentuk soal serta lebih menekankan pada pemahaman konsep suatu pokok bahasan. Hal ini seperti yang terjadi di SMP Muhammadiyah 2 Karanglewas. Sebelum melakukan penelitian, peneliti mengadakan observasi dan tes pemahaman konsep pada siswa kelas VIII B SMP Muhammadiyah 2 Karanglewas. Materi yang diteskan yaitu bangun datar persegi dan persegi
panjang yang merupakan materi prasyarat kubus dan balok. Dari hasil tes menunjukan bahwa pemahaman konsep matematika siswa masih kurang. Terbukti dari hasil tes diperoleh bahwa ketuntasan belajar secara klasikal berdasarkan
1
2
kriteria ketuntasan minimal siswa kelas VIII B SMP Muhammadiyah 2 Karanglewas adalah 39, 13 %. Sedangkan ketuntasan belajar secara klasikal yang seharusnya di capai adalah 85% dengan nilai minimal 60. Adapun nilai rata-rata tes adalah 57,6 dengan nilai tertinggi adalah 87,5 dan nilai terendah adalah 35. Selain itu, rendahnya pemahaman konsep matematika ditunjukkan pada saat siswa diberikan soal cerita yang berkaitan dengan kehidupan nyata,
siswa kurang bisa mengaitkan dengan konsep yang telah diajarkan. Misalnya pada soal “Lantai berukuran 18 m x 20 m akan ditutup dengan ubin persegi berukuran 20 cm x 20 cm. Tentukan banyak ubin yang harus disediakan!”. Disini, untuk menentukan banyaknya ubin yang harus disediakan yaitu dengan menentukan luas lantai dan luas ubin terlebih dahulu. Luas lantai adalah 18 m x 20 m = 360 m2 = 3.600.000 cm2. Luas ubin adalah 20 cm x 20 cm = 400 cm2. Kemudian membagi luas lantai dengan luas ubin yaitu 3.600.000 : 400 = 9000. Tetapi kebanyakan dari siswa mengerjakannya langsung membagi luas lantai dengan ukuran ubin yaitu 3.600.000 : 20 = 180.000. Siswa tidak memperhatikan bahwa 20 cm itu merupakan ukuran ubin dan bukan merupakan luas ubin. Hal itu menunjukkan kemampuan mengaplikasi konsep atau algoritma pemecahan masalah masih rendah, dimana kemampuan tersebut merupakan indikator pemahaman konsep. Selain itu, saat proses pembelajaran pada pokok bahasan lingkaran, beberapa siswa masih kesulitan memahami sejumlah fakta matematika berupa rumus-rumus untuk menyelesaikan soal yang diberikan. Karena sebagian besar siswa masih menemui kesulitan atau kesalahan dalam memilih rumus yang sesuai dengan soal, misalnya ketika
3
mencari keliling lingkaran namun justru menggunakan rumus luas lingkaran. Berdasarkan klasifikasi penilaian matematika, hal itu termasuk dalam salah satu indikator pemahaman konsep yakni menggunakan, memanfaatkan dan memilih prosedur tertentu. Demikian pula ketika guru memberikan pertanyaan dari materi yang baru saja disampaikan ternyata sebagian besar siswa masih bingung dan belum bisa menjawab pertanyaan. Hal itu menunjukkan kemampuan menyatakan ulang sebuah konsep yang merupakan indikator pemahaman konsep yang masih rendah. Berdasarkan kondisi tersebut maka dilaksanakan tindakan untuk membantu meningkatkan pemahaman konsep matematika siswa. Disamping meningkatkan pemahaman konsep matematika, perbaikan proses pembelajaran juga diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar. Salah satu alternatif
pembelajaran yang tepat dan dapat membantu guru untuk meningkatkan kemampuan pemahaman konsep matematika siswa yaitu pembelajaran dengan model Missouri Mathematics Project. Missouri Mathematics Project (MMP) merupakan salah satu model yang terstruktur seperti halnya Struktur Pengajaran Matematika (SPM). Dalam Missouri Mathematics Project (MMP), siswa diberi banyak soal latihan. Sehingga diharapkan siswa menjadi terampil dengan berbagai soal dan paham akan konsep yang diajarkan. Latar belakang di atas mendorong peneliti untuk melakukan penelitian tindakan kelas dengan judul peningkatan pemahaman konsep matematika pada
4
pokok bahasan kubus dan balok dengan model pembelajaran Missouri Mathematics Project di SMP Muhammadiyah 2 Karanglewas. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas dapat dirumuskan bahwa: “Apakah pemahaman konsep matematika pada pokok bahasan kubus dan balok di SMP Muhammadiyah 2 Karanglewas melalui pembelajaran Missouri Mathematics Project dapat meningkat?”. C. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan pemahaman konsep matematika siswa pada pokok bahasan kubus dan balok melalui pembelajaran Missouri Mathematics Project di SMP Muhammadiyah 2 Karanglewas. D. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat : 1. Bagi siswa Dapat meningkatkan kemampuan pemahaman konsep dalam belajar matematika. 2. Bagi guru Dapat menambah informasi tentang pembelajaran dengan model pembelajaran Missouri Mathematics Project sebagai alternatif model pembelajaran untuk meningkatkan pemahaman konsep matematika siswa. 3. Bagi sekolah Dapat meningkatkan prestasi belajar matematika siswa sehingga
5
memberikan sumbangan yang baik pada sekolah dalam rangka peningkatan mutu belajar sekolah.