Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan ...
semakin tinggi pula skor skala kesulitan tidur insomnia dari individu tersebut.
HUBUNGAN ANTARA KONDISI STRESS DENGAN PERSEPSI KESULITAN TIDUR PADA MAHASISWA
Rosmawati Dwi Wuryani Dra. Sri Kusrohmaniah M.si
INTISARI Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan antara stress terhadap persepsi kesulitan tidur pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia.dugaan awal, ada hubungan yang positif antara stress dengan persepsi kesulitan tidur pada mahasiswa. Semakin tinggi stress yang dialami seseorang, maka semakin tinggi pula seseorang mengalami kesulitan tidur. Analisis yang digunakan untuk meguji hipotesis dalam penelitian ini adalah korelasi product moment ( r ) dari Pearson. Berdasarkan teknik korelasi product moment, apabila didapatkan koefisien korelasi yang signifikan, berarti terdapat hubungan antara variabel bebas dan variabel tergantung. Sebaliknya apabila koefisien korelasi tidak significant, berarti tidak terdapat hubungan antara variabel bebas dengan variabel tergantung. Analisis data dilakukan dengan menggunakan teknik korelasi product moment dengan bantuan program SPSS Windows versi 11.0. Hasil analisis data menunjukkan ada hubungan positif antara variabel kondisi stress dengan variabel kesulitan tidur insomnia. Koefisien korelasi sebesar r = 0.402 (p0,05). Hasil ini menunjukkan bahwa skala konsisi stress dengan kesulitan tidur insomnia berdistribusi normal.
9
b.
Uji Linearitas
Uji linearitas dilakukan untuk mengetahui linearitas variabel kondisi steress dan kesulitan tidur insomnia. Dari uji linearitas yang dilakukan dapat diketahui bahwa ada hubungan yang segaris atau linear antara kondisi steress dan kesulitan tidur insomnia F = 13.660, (p>0.05) p = 2.036, (p>0.05). Hasil ini menunjukkan bahwa skala konsisi stress dengan kesulitan tidur insomnia adalah linear 2.
Analisis hasil Analisis hasil uji hipotesis secara singkat dapat dilihat pada tabel deskripsi
data penelitian yang berisikan fungsi-fungsi dasar yang disajikan secara lengkap pada table 1 : Tabel 1 Deskripsi Data Penelitian Hipotetik Variabel
Empirik
x min x max Mean
SD x min x max
Mean SD
Kondisi stress
38
152
95
19
64
115
87.20
10.39
Kesulitan tidur/ Insomnia
26
104
65
13
41
78
63.10
7.71
a.
Skala kesulitan tidur insomnia Skala kesulitan tidur insomnia terdiri dari duapuluh enam aitem dan di beri
skor minimum 1 dan maksimum 4. rentang minimum-maksimum 41-78 dengan jarak sebaran sebesar 37. dengan demikian satuan deviasi standarnya bernilai S = 7.71 sedangkan M hipotetik = 65 dan M empirik = 63.10. dalam analisis ini, peneliti membagi skala kesulitan tidur insomnia menjadi lima, yaitu :
10
Skore
Tabel 2. Kategorisasi Kesulitan tidur insomnia Kategori Jumlah Prosentase
X < 88.4
Sangat Tinggi
19
19 %
72,8 < X < 88,4
Tinggi
20
20 %
57,2 < X < 72,8
Sedang
11
11 %
41,6 < X < 57,2
Rendah
0
0%
X > 41,6
Sangat Rendah
0
0%
Data dari tabel 2 di atas menunjukkan bahwa kesulitan tidur insomnia subjek sebagian besar tergolong sangat tinggi (19 %), tinggi (20%) dan sedang (11%). b.
Skala kondisi stress Skala kesulitan tidur insomnia terdiri dari tigapuluh aitem dan di beri skor
minimum 1 dan maksimum 4. rentang minimum-maksimum 64-115 dengan jarak sebesar 51. dengan demikian satuan deviasi standarnya bernilai S = 10,39 sedangkan M hipotetik = 95 dan M empirik = 87,20. dalam analisis ini, peneliti membagi kriteria menjadi lima, yaitu : Tabel 3. Kategorisasi Kondisi stress Skore
Tingkatan
Jumlah
Prosentase
X