1. Judul Buku : AZAS METODOLOGI PENELITIAN (Sebuah ...

10 downloads 152 Views 64KB Size Report
Judul Buku ... Ukuran Buku. : 23 x 11 cm. 7. Sampul. : Putih ... Ilmu dapat berkembang apabila ada kegiatan berpikir ilmiah, sebab dengan berfikir ilmiah inilah ...
1.

Judul Buku

: AZAS METODOLOGI PENELITIAN (Sebuah Pengenalan dan Penuntun Langkah demi Langkah Pelaksanaan Penelitian)

2.

Penulis

: Restu Kartiko Widi

3.

Penerbit

: Graha Ilmu

4.

Tahun Terbit

: 2010

5.

Jumlah Halaman

: 288 Halaman

6.

Ukuran Buku

: 23 x 11 cm

7.

Sampul

: Putih

8.

Riwayat Pengarang. Pada tahun 1996 mendapatkan beasiswa studi S2 dari Urge

di UGM Yogyakarta, dan pada saat bersamaan diterima sebagai dosen di Universitas Surabaya.

Selesai pada tahun 1998 langsung mengajar di Ubaya.

Pada tahun 2002

diterima sebagai Research Asistant (RA) di Combicat UM sambil melanjutkan studi S3 di University of Malaya Kuala Lumpur Malaysia.

Selama menjadi RA dipercaya sebagai

Leader Petrochemical Reaction Group dan bertanggung jawab atas semua proses reaksi katalitik pada grup tersebut, termasuk bertugas ketika Factory Acceptance Test reactor yang dipesan dari Imtech di Tollens Belanda.

Menyelesaikan studi pada tahun 2005,

langsung kembali mengajar di Ubaya dan aktif dalam kegiatan penelitian baik yang dibiayai oleh Ubaya sebagai ketua peneliti melalui LPPM atau melalui hibah Expertise Area Development Program dan juga dibiayai oleh Dikti melalui kegiatan hibah bersaing. Pernah mendapatkan penghargaan sebagai peneliti terbaik kedua di internal Ubaya pada tahun 2009.

9.

Isi Buku.

BAB I PENDAHULUAN

Ilmu dapat berkembang apabila ada kegiatan berpikir ilmiah, sebab dengan berfikir ilmiah inilah hampir semua fakta, hipotesis, premis dan argument semuanya akan diuji dan diteliti secara ilmiah untuk kemudian diambil suatu kesimpulan yang juga harus teruji kebenarannya. Jadi selama dilakukan penelitian untk menguji kebenaran suatu hipotesis, sebenarnya pada saat itulah suatu proses berpikir sedang berlangsung. Dan apabila telah berujung pada suatu kesimpulan, maka dapat terlahir suatu ilmu, yang mana ilmu ini akan menghasilkan suatu kebenaran.

Jadi kebenaran disini adalah suatu hasil dari proses

penelitian. Penemuan kebenaran secara kebetulan adalah penemuan yang berlangsung

tanpa sengaja. Dalam sejarah manusia, penemuan secara kebetulan itu banyak juga yang berguna walaupun terjadinya tidak dengan cara yang ilmiah, tidak disengaja dan tanpa rencana. Cara ini tidak dapat diterima dalam metode untuk menggali pegnetahuan atau ilmu. Terkait dengan penemuan secara kebetulan ini, ternyata banyak para saintis yang mengakui sendiri adanya serendipity (penemuan secara kebetulan) dalam karya-karyanya. Penemuan yang masuk dalam kategori serendipitiy merupakan penemuan yang murna karena ketidaksengajaan, penemuan atas hal-hal yang sebenarnya tidak sedang dicari, baik ketika sedang mencari ataupun tidak sedang mencari. Sedangkan pseudoserendipity (serendipity semu), merupakan penemuan yang tidak sengaja atas sesuatu yang sedang dicari. Namun demikian, suatu penemuan besar tidak akan pernah muncul dari satu hal yang benar-benar kebetulan.

Artinya bahwa para saintis tersebut memang sudah

mempersiapkan pikirannya untuk bisa menerima suatu kebenaran tersebut. Semua yang telah dilakukannya berdasarkan hasil pemikiran yang mendalam dan penguasaan konsep maupun teori yang memadai, walaupun jika kemudian hasilnya ternyata suatu kebetulan, namun kebetulan tersebut muncul dari suatu proses pemikiran juga.

Akal sehat dan ilmu

adalah dua hal yang berbeda sekalipun dalam batas tertentu keduanya mengandung persamaan.

Akal sehat merupakan serangkaian konsep (kata atau kalimat yang

menyatakan abstraksi yang digeneralisasikan dari hal-hal yang khusus) dan bagan konseptual (seperangkat konsep yang dirangkaikan dengan dalil-dalil hipotesis dan teoritis) yang memuaskan untuk dapat digunakan secara praktis bagi kemanusiaan.

Walaupun

akal sehat yang berupa konsep dan bagan konsep itu dapat menunjukkan hal yang benar, namun dapat pula menyesatkan.

BAB II METODE ILMIAH

Metode ilmiah merupakan proses keilmuan untuk memperoleh pengetahuan berdasarkan bukti fisis yang ada dan sangat jelas. Cara untuk memperoleh pengetahuan atau kebenaran pada metode ilmiah haruslah diatur oleh pertimbangan-pertimbangan yang logis (Mc. Cleary, 1998). Ilmu pengetahuan seringkali berhubungan dengan fakta, maka cara mendapatkannya jawaban-jawaban dari semua pertanyaan yang ada pun harus secara sistematis berdasarkan fakta-fakta yang ada.

Hubungan antara penelitian dan

metode ilmiah adalah sangat erat atau bahkan tak terpisahkan satu dengan lainnya. Intinya bahwa metode ilmiah adalah cara menerapkan prinsip-prinsip logis terhadap penemuan, pengesahan dan penjelasan kebenaran. Dengan adanya metode ilmiah ini

pertanyaan-pertanyaan dasar dalam mencari kebenaran seperti apakah yang dimaksud, apakah benar demikian, mengapa begini/begitu, seberapa jauh, bagaimana hal tersebut terjadi dan sebagainya akan lebih mudah terjawab. Lalu apakah kriteria suatu cara untuk memperoleh kebenaran atau pengetahuan disebut sebagai metode ilmiah, paling tidak ada enam kriteria metode ilmiah sebagai berikut :

a.

Berdasarkan Data dan Fakta.

Semua keterangan dan penjelasan yang

ingin diperoleh dalam penelitian untuk keperluan analisis haruslah berdasarkan datadata di lapangan yang orisinil atau asli serta fakta-fakta yang nyata.

Tidak

diperkenankan sama sekali keterangan dan penjelasan yang didapat adalah berdasarkan pikiran, mitos, kemungkinan-kemungkinan dan sebagainya. Bila hal ini dilakukan maka hasilnya tentunya bukan lagi sebuah kebenaran ilmiah, dan tentu saja cara yang seperti ini juga bukan merupakan suatu cara yang dapat disebut sebagai metode ilmiah.

b.

Tidak Ada Prasangka.

Cara yang ditempuh untuk mencari kebenaran atau

pengetahuan harus bersifat bebas dari adanya prasangka didalamnya. Semua pertimbangan harus dilakukan dengan pikiran jernih tanpa ada pertimbangan yang subyektif. Pembuktian dan pengambilan kesimpulan harus didasarkan pada fakta dan penjelasan atau bukti yang nyata dan obyektif.

Apabila hasil dari suatu

penelitian, misalnya menunjukkan bahwa ada ketidaksesuaian dengan hipotesis, maka kesimpulan yang diambil haruslah merujuk kepada hasil tersebut, meskipun katakanlah hal tersebut tidak disukai oleh pihak pemberi dana.

c.

Terdapa Analisis.

Semua data dan fakta yang telah diperoleh harus diberi

penjelasan yang kuat dan memadai, tidak cukup hanya diberikan deskripsi atau gambaran singkat saja, agar mudah dipahami dan member manfaat atau makna serta berkontribusi terhadap pengembangan pengetahuan. Semua data, fakta atau fenomena harus dicari sebab musabab serta pemecahannya menggunakan analisis yang logis, padat, cermat dan tajam. Sebagai contoh apabila ada seorang peneliti yang melakukan penelitian dengan membandingkan kemampuan suatu bakteri dalam menghidrolisis suatu senyawa pada lingkungan dengan suhu berbeda, dan didapatkan bahwa pada suhu lebih tinggi kemampuannya lebih optimal, maka tidak cukup bagi peneliti tersebut apabila hanya menampilkan suatu grafik yang menunjukkan bahwa pada suhu tinggi hasil reaksi hidrolisis lebih banyak. Sebagai

penelitian yang harus memenuhi kriteria metode ilmiah, banyak peneliti tersebut harus menganalisis fenomena tersebut dengan tajam.

d.

Terdapat Hipotesis,

masalah yang akan diteliti.

Hipotesis merupakan jawaban sementara dari rumusan Dengan adanya hipotesis ini peneliti dituntun dalam

proses berpikir secara analisis.

Semua yang akan dilakukan menggunakan

tuntunan hipotesis tersebut. Tidak berarti dan tidak selalu bahwa hipotesis selalu benar dan sesuai dengan data dan fakta di akhir penelitian nantinya. Namun justru dengan itulah peneliti mempunyai panduan agar sampai ke arah sasaran dan tujuan yang tepat.

e.

Obyektif.

Seorang peneliti harus selalu bersikap obyektif dalam mencari

kebenaran. Tidak terkooptasi dengan orang lain atau lembaga lain. Semua data dan fakta yang tersaji harus disajikan dan dianalisis secara obyektif. Pertimbangan dan penarikan kesimpulan harus menggunakan pikiran yang jernih dan tidak berdasarkan perasaan.

f.

Menggunakan Teknik Kuantifikasi.

Dalam perlakuan terhadap data yang

diperoleh terutama angka-angka dari suatu harga yang mempunyai besaran tertentu harus mempergunakan ukuran-ukuran kuantitatif yang telah lazim, seperti misalnya derajat celcius untuk ukuran atau satuan temperature, gram atau kilogram untuk satuan berat, millimeter atau meter untuk satuan panjang, gram per liter atau kilogram permeter kubik untuk satuan massa jenis, meter per detik atau kilometer per jam untuk satuan kecepatan, milimol per milliliter atau mol per liter untuk satuan konsentrasi larutan, molar per detik untuk satuan laju reaksi, dan masih banyak lagi yang lain.

Dalam laporan atau penulisan ukuran atau satuan tersebut dapat

dilakukan dengan menggunakan singkatan yang lazim, misalnya kg untuk kilogram dan sebagainya. Ukuran-ukuran yang tidak terkuantifikasi harus dihindari, seperti misalnya sejauh mata memandang untuk ukuran panjang atau jarak, seberat buah apel satu kantong plastic untuk ukuran berat, sebesar telinga gajah untuk ukuran luas dan sebagainya.

BAB III PROSES PENELITIAN, TINJAUAN SINGKAT

Ada banyak alasan manusia melakukan penelitian di dunia ini.

Hal itu sangat

tergantung pada apa yang ingin dicapai oleh manusia tersebut. Satu hal yang jelas adalah penelitian dilakukan untuk menemukan satu jawaban dari permasalahan atau pertanyaan terhadap suatu hal.

Secara umum tujuan dilakukannya penelitian adalah untuk

mengumpulkan dan menguji data yang akhirnya mendukung atau bahkan menambah pengetahuan baru manusia. Agar penelitian menghasilkan suatu produk, bahasan, analisis atau kesimpulan yang baik dan dapat dipertanggungjawabkan, maka tentu saja harus memperhatikan semua aspek yang mendukung suatu penelitian dapat berjalan dengan baik dan terhindar dari bias. Salah satu aspek utama adalah bahwa penelitian tersebut berada dalam kerangka ilmiah dan mempunyai kaidah serta prosedur yang dapat dipertanggungjawabkan. Dalam proses penelitian, seorang peneliti bebas menggunakan metode penelitian yang jenis atau tipenya sangat banyak dan bervariasi bergantung pada tujuan atau maksud penelitian tersebut. Bagaimana suatu penelitian akan dijalankan, desain penelitian seperti apa yang akan digunakan, semuanya harus sesuai dengan metode penelitian yang dipilih. Ketika akan melakukan sebuah penelitian, dua hal yang penting dan harus ditentukan terlebih dahulu yaitu :

a.

Tentukan apa yang ingin ditemukan dari penelitian tersebut.

b.

Tentukan bagaimana cara untuk menjawab atau menemukan hal tersebut.

Berkaitan dengan hal tersebut di atas, maka dalam proses penelitian secara singkat dapat diuraikan melalui beberapa hal sebagai berikut :

a.

Menentukan Apa.

Pada tahap awal seorang peneliti harus terlebih dahulu

menentukan apa yang hendak dicari jawabannya, permasalahan apa yang ingin dipecahkan. Pada tahap penentuan “apa” inilah seorang peneliti harus melakukan satu langkah yaitu perumusan masalah. tujuan seorang peneliti.

Permasalahan penelitian menunjukkan

Perumusan masalah akan memberikan arahan dan

petunjuk kepada seorang peneliti tentang apa yang diharapkan dan dituju oleh peneliti. Semakin jelas dan spesifik rumusan masalah yang ditentukan, juga akan semakin baik karena setiap langkah penelitian berikutnya seperti desain penelitian, prosedur, analisa data dan lain-lain juga akan semakin baik dan terarah. Hal ini disebabkan bahwa langkah-langkah penelitian selanjutnya sangat dipengaruhi dan ditentukan oleh rumusan masalah yang telah dibuat.

Satu hal yang harus

diperhatikan dengan baik pada saat memformulasikan masalah dalam penelitian

adalah mengevaluasi terlebih dahulu rumusan masalah tersebut dengan kebutuhan dana dan ketersediaannya, waktu yang diperlukan, serta pengetahuan dan keahlian seorang peneliti pada bidang yang akan diteliti. terlebih

dahulu

mengidentifikasi

adanya

Adalah sangat penting untuk

kelemahan

peneliti

dalam

suatu

pengetahuan atau disiplin ilmu yang akan diterapkan dalam suatu penelitian. Sebagai missal, apabila seorang peneliti mempunyai kelemahan dalam bidang statistic dan dia memerlukannya untuk analisis datanya, tentunya hal ini akan sangat mempengaruhi penelitian secara keseluruhan.

b.

Merencanakan “Bagaimana”.

Setelah menentukan apa yang akan dicari

jawabannya dengan cara merumuskan suatu masalah, maka tahap selanjutnya adalah menentukan bagaimana cara menjawab pertanyaan atau rumusan masalah yang telah ditentukan tersebut pada tahapan ini ada beberapa langkah yang harus dilakukan oleh seorang peneliti yaitu :

1)

Pengkonsepan desain penelitian, manfaat utama dari desain penelitia

ini adalah menjelaskan bagaimana seorang peneliti akan menemukan jawaban-jawaban

dari

permasalahan penelitian.

pertanyaan

yang

telah

dirumuskan

dalam

Desain penelitian sebaiknya mencakup desain

studi itu sendiri, pengaturan perencanaan yang diusulkan untuk dilakukan, penentuan prosedur, strategi sampling (jika ada), struktur analisis, dan juga jadwal pelaksanaan. 2)

Penentuan alat, instrument untuk pengumpulan data, pada dasarnya

segala sesuatu yang dapat menjadi sarana dalam pengumpulan informasi disebut sebagai alat penelitian atau instrument penelitian. 3)

Pemilihan sampel, yang dalam kaitannya harus dibedakan pengertian

sampel untuk penelitian bidang eksakta dan bidang social.

Pada bidang

eksakta seringkali sampel dirujuk pada suatu sediaan baik itu material/bahan tak hidup maupun bahan hidup sebagai obyek penelitian itu sendiri. Sedangkan pada bidang social, pengertian sampel biasanya dirujuk pada suatu atau seorang atau sekelompok orang dalam suatu populasi yang dijadikan sebagai obyek dalam penelitian. 4)

Penulisan proposal penelitian, secara umum tujuan proposal penelitian

adalah mengungkapkan secara lengkap dan detail rencana operasional untuk mendapatkan

jawaban-jawaban

masalah penelitian.

terhadap

pertanyaan

dalam

rumusan

Inti dalam penulisan proposal meliputi apa yang

diusulkan, bagaimana rencana akan dilakukan dan mengapa memilih suatu desain penelitian atau prosedur tertentu.

c.

Pelaksanaan.

Pada tahap ini, kemampuan peneliti benar-benar diuji untuk

dapat membuktikan atau menemukan jawaban-jawaban dari pertanyaan-pertanyaan dalam masalah yang telah dirumuskan.

Terkait dengan hal tersebut, kesabaran

seorang peneliti benar-benar dibutuhkan selain tentu saja kepiawaian peneliti dalam mengatasi munculnya hal-hal tak terduga.

Tahapan dalam pelaksanaan melipui

beberapa langkah sebagai berikut :

1)

Pengumpulan data.

2)

Analisis data.

3)

Penulisan laporan penelitian.

Demikianlah perjalanan langkah demi langkah yang harus dilalui seseorang ketika hendak melakukan sebuah penelitian. Sekali lagi meskipun secara detail langkah-langkah tersebut dapat berbeda-beda bergantung pada bidang penelitian dan jenisnya, namun secara umum perjalanan itulah yang harus dilalui seseorang untuk dapat menyelesaikan penelitiannya hingga tuntas.

BAB IV PENYUSUNAN HIPOTESIS

Penyusunan hipotesis merupakan suatu tahapan dalam penelitian yang juga penting. Hipotesis dapat memperjelas dan membimbing seorang peneliti untuk fokus pada masalah yang ditelitinya. Namun demikian, keberadaan hipotesis ini bukanlah sesuatu yang esensial, artinya keberadaan hipotesis ini bukanlah suatu proses penelitian yang tidak harus ada. Seseorang dapat melakukan penyelidikan tanpa adanya hipotesis. Sebaliknya, seseorang juga dapat menyusun hipotesis sebanyak mungkin selama hipotesis tersebut sesuai dengan arah penelitian yang hendak dituju. Hipotesis lazimnya dimunculkan berupa kumpulan pertanyaan yang hendak diuji kebenarannya melalui penyelidikan.

Manfaat

penting hipotesis terletak pada kemampuan hipotesis tersebut untuk memberikan arah, kekhususan dan fokus pada tujuan penelitian yang hendak dicapai.

Secara khusus

hipotesis memberikan informasi pada peneliti tentang apa saja yang harus dikumpulkan dan dianalisis.

Ada banyak definisi hipotesis, yang sebenarnya inti masing-masing definisi tersebut adalah sama.

Secara umum dapat dikatakan bahwa hipotesis adalah penjelasan atau

pertanyaan yang disarankan tentang suatu fenomena atau suatu usulan penjelasan yang beralasan tentang kemungkinan adanya hubungan antar fenomena.

Hipotesis dapat

berbentuk model matematika, yaitu suatu bahasa matematika yang menggambarkan sebuah system, ataupun berbentuk pernyataan yang menjelaskan atau menyatakan suatu dugaan terhadap suatu hubungan antar variable.

Dengan demikian, hipotesis dapat

bermanfaat dalam hal antara lain :

a.

Membuat studi atau penelitian lebih fokus.

b.

Memberikan arah tentang data apa yang harus dikumpulkan.

c.

Meningkatkan obyektifitas penelitian.

d.

Memungkinkan seseorang untuk menambahkan suatu rumusan teori.

e.

Memungkinkan seseorang untuk menyimpulkan secara spesifik tentang apa

yang benar dan apa yang salah.

Setiap hipotesis yang baik dan bermanfaat selalu dapat memperkirakan sesuatu secara logis dan ilmiah.

Hipotesis dapat memperkirakan suatu dampak dan hasil dari

penelitian baik secara eksperimental di laboratorium, observasi maupun secara alami. Ada beberapa hal yang sangat mungkin menyebabkan seseorang salah dalam mengambil kesimpulan akibat suatu hipotesis, kemungkinan tersebut antara lain :

a.

Desain penelitian yang dipilih tidak tepat.

b.

Prosedur dan tehnik sampling tidak tepat.

c.

Metode pengumpulan data tidak akurat.

d.

Analisis data salah.

e.

Jika menggunakan statistika, kemungkinan salah menerapkan metode

statistikanya. f.

Cara menarik kesimpulan salah.

Oleh karena itu, sangat diperlukan kehati-hatian dalam melakukan proses penelitian sehingga hipotesis yang telah disusun dapat dibuktikan dengan cara dan metode yang tepat dan benar. Dengan demikian, meskipun hipotesis bukan merupakan bagian yang sangat penting dalam penelitian akan tetapi keberadaan hipotesis sangat diperlukan untuk membawa dan mengarahkan penelitian agar tetap fokus dan jelas terhadap kerja penelitiannya.

Dalam menyusun hipotesis hendaknya selalu diingat bahwa hipotesis

sebaiknya menggunakan pernyataan yang sederhana, spesifik dan jelas secara konseptual.

BAB VI PENGUMPULAN DAN ANALISIS DATA

Ada duat metode utama dalam pengumpulan informasi tentang situasi, masyarakat, masalah dan fenomena.

Kadang-kadang informasi yang diperlukan telah tersedia dan

hanya perlu diambil dan dianalisis. Tetapi seringkali informasi yang diperlukan tersebut harus dikumpulkan sendiri oleh peneliti. Yang perlu diperhatikan dalam pengumpulan data penelitian adalah bahwa peneliti harus sangat cermat dan rajin untuk menulis setiap langkah dan tahapan serta situasi, kondisi, hasil yang tampak untuk dicatat. Fungsinya adalah semacam catatan harian, dimana catatan ini sangat penting karena merupakan catatan lengkap peneliti selama melakukan penelitian.

Apabila peneliti berkeinginan

mengajukan hak paten terhadap proses dan hasil penelitiannya maka keberadaan catata harian tersebut adalah mutlak diperlukan, sebagai bukti bahwa memang benar peneliti telah melakukan penelitiannya dengan benar-benar sesuai dengan yang diajukan untuk perolehan hak paten. Setelah seseorang memperoleh dan mengumpulkan data yang dikehendaki, maka selanjutnya data tersebut harus dianalisis agar diperoleh suatu gambaran yagn bermanfaat dari semua data yang telah diperoleh tersebut. Analisis data adalah proses penghimpunan atau pengumpulan, permodelan dan transformasi data dengan tujuan untuk menyoroti dan memperoleh informasi yang bermanfaat, memberikan saran, kesimpulan dan mendukung pembuatan keputusan. Analisis data mempunyai banyak variasi pendekatan, teknik yang digunakan dan nama atau sebutan bergantung pada tujuan dan bidang ilmu yang terkait. Dalam kegiatan penelitian, seorang peneliti dapat memperoleh data dari sejumlah sumber yang berbeda dan pada saat berbeda. Adalah sangat penting untuk menyimpan data asli atau data mentah dalam jangka waktu tertentu agar dapat ditelusuri kembali jika diperlukan. Lazimnya jangka waktu penyimpanan ini adalah sekitar tiga sampai lima tahun. Langkah-langkah dalam analisis data yaitu :

a.

Memeriksa keakuratan data.

b.

Mengembangkan

struktur

database.

Database

merupakan

media

penyimpanan data hasil penelitian yagn dapat diakses guna keperluan analisis data. Secara umum ada dua pilihan untuk penyimpanan data di computer, yaitu program data base dan program statistika. Untuk memudahkan akses terhadap data yang

tersimpan, seorang peneliti sebaiknya membaut buku kode yang menggambarkan dan mengidentifikasi dimana dan bagaimana data dapat diakses.

Buku kode

tersebut setidaknya memuat informasi sebagai berikut :

c.

1)

Nama variable.

2)

Deskripsi variable.

3)

Format variable (nomor, data, teks).

4)

Instrument/metode pengumpulan data.

5)

Tanggal pengumpulan data.

6)

Responden (individu atau grup).

7)

Lokasi variable di database.

8)

Catatan.

Memasukkan data ke program computer.

Untuk lebih meningkatkan

keakuratan pemasukan data, seorang peneliti sebaiknya menggunakan prosedur double entry. Dalam prosedur tersebut seorang peneliti memasukkan data satu kali, kemudian dengan menggunakan program khusus, memasukkan sekali lagi data tersebut.