Pengolahan bahan pustaka merupakan salah satu kegiatan pokok dalam
rangkaian kegiatan .... (8) daerah (area), yang tiap daerah terdiri atas beberapa
unsur.
KATALOGISASI : bagian dari kegiatan pengolahan bahan perpustakaan Sri Mulyani
A.
PENDAHULUAN Pengolahan bahan pustaka merupakan salah satu kegiatan pokok dalam rangkaian
kegiatan perpustakaan. Kegiatan pengolahan bahan pustaka memungkinkan koleksi pengolahan tertata secara sistematis dan dapat ditemukan kembali secara efektif dan efesien. Sebagai kegiatan pokok, kinerja pengolahan bahan pustaka sangat mempengaruhi keberhasilan perpustakaan dalam menjalankan tugas dan fungsinya. Untuk itu kegiatan pengolahan bahan pustaka perlu dilaksanakan sebaik-baiknya secara professional dan taat asas.
Kegiatan pengolahan bahan pustaka merupakan kegiatan intelektual yang bersifat kompleks karena berhubungan dengan intelektualitas yang terkandung dalam bahan pustaka,dalam minat, kebutuhan, serta prilaku masyarakat terhadap informasi ilmu pengetahuan dan teknologi, dalam keragaman konsep dan istilah yang berkembang, serta dalam visi dan misi suatu perpustakaan. Kompleksitas tersebut memungkinkan munculnya perbedaan persepsi serta ketidaktaatasasan (inkonsistensi) dalam pelakasanaan tugas ,yang selanjutnya memunculkan kondisi ketidak pastian dalam pelaksanaan tugas dan pada akhirnya mempengaruhi mutu kinerja pengolahan bahan pustaka.
Secara garis besar kegiatan pengolahan bahan pustaka terdiri dari: 1. Pengkatalogan 2. Klasifikasi 3. Penentuan dan pengendalian tajuk 4. Aplikasi fisik yang meliputi kegiatan: pencetakan kartu, pembuatan label buku dan pembuatan kartu buku
Pustakawan Madya
1
B.
PENGERTIAN KATALOGISASI Katalog yang sering kita dengar sehari-hari merupakan kata/istilah yang berasal dari bahasa latin “catalogus” yang berarti daftar barang atau benda yang disusun untuk tujuan tertentu. Sedangkan katalog berdasarkan ilmu perpustakaan berarti daftar berbagai jenis koleksi perpustakaan yang disusun menurut sistem tertentu. Jadi dalam katalog perpustakaan terdaftar semua bahan perpustakaan (buku, majalah, kaset, CD, dan lain lain) yang ada di rak koleksi. Dengan cara melengkapi data-data cantuman bibliografis sesuai dengan sistem yang telah ditentukan pada katalog untuk semua jenis bahan perpustakaan yang dimiliki perpustakaan, diharapkan para pemustaka maupun pustakawan dapat menemukan kembali bahan perpustakaan yang diperlukan dengan cepat dan tepat.
C.
TUJUAN KATALOGISASI Menurut seorang pakar perpustakaan dari Amerika Serikat yang bernama Charles Ammi Cutter, pada dasarnya tujuan katalog adalah sebagai berikut: 1. Memungkinkan seseorang menemukan sebuah buku yang diketahui berdasarkan : a) Pengarangnya; b) Judulnya; c) Subjeknya. 2. Menunjukkan buku yang dimiliki perpustakaan: a) Oleh pengarang tertentu; b) Berdasarkan subjek tertentu; c) Dalam jenis literatur tertentu.
Membantu dalam pemilihan buku: a) Berdasarkan edisinya; atau b) Berdasarkan karakternya (bentuk sastra atau berdasarkan topik)
D.
JENIS KATALOG Berdasarkan jenisnya katalog dapat dibedakan atas 3 jenis yaitu : a. Katalog pengarang Yaitu katalog yang disusun berdasarkan abjad nama pengarang, baik itu pengarang perorangan, karya bersama, karya badan korporasi ataupun karya yang ditajukkan pada judul seragam. b. Katalog judul Yaitu katalog yang disusun berdasar abjad judul dari semua bahan perpustakaan yang dimiliki. c. Katalog subjek Katalog subjek dalam penyusunannya dapat dibedakan atas 2 jenis, yaitu 1). Katalog subjek yang disusun berdasarkan abjad judul untuk subjek yang
2
dinyatakan dalam bentuk istilah (verbal) dan 2). Katalog subjek yang disusun berdasarkan urutan nomor klasifikasi (subjek dalam bentuk non verbal) sesuai dengan pedoman bagan klasifikasi yang digunakan.
E.
FUNGSI KATALOG Fungsi katalog bagi perpustakaan antara lain adalah : 1. Sebagai hasil pencatatan /daftar inventaris dari koleksi yang ada di perpustakaan. 2. Alat untuk mempermudah temu kembali informasi bahan perpustakaan yang dicari. 3. Sebagai alat bantu di dalam memilih bahan perpustakaan dalam hal yang berkaitan dengan edisinya, kepengarangannya dan sebagainya. 4. Menyusun nama pengarang sedemikian rupa sehingga karya seseorang dengan berbagai judul yang berbeda dapat diletakkan secara berdekatan. 5. Mencatat nomor panggil (call number) untuk menunjukkan di mana bahan perpustakaan itu berada / tersimpan pada rak.
F.
BENTUK KATALOG Perpustakaan merupakan suatu organisasi yang terus berkembang . Hal itu bisa dilihat dari bentuk fisik katalog yang terus mengalami perubahan,
katalog dapat
dikelompokkan berdasarkan bentuk fisiknya antara lain adalah sebagai berikut : a. Katalog Kartu (card catalog) Katalog Kartu sudah digunakan lebih dari seratus tahun yang lalu, yang hingga sekarang pun masih banyak perpustakaan yang menggunakan katalog jenis ini. Katalog bentuk kartu berukuran 7,5 x 12,5 cm. Setiap entri (pengarang, judul, dan subjek) ditulis pada satu kartu. Kartu kemudian dijajarkan dalam laci katalog
Katalog berbentuk kartu banyak digunakan oleh berbagai perpustakaan dengan pertimbangan sebagai berikut: a. Awet atau tahan lama b. Fleksibel, yaitu penyisipan entri baru dan pengeluaran entri yang tidak diperlukan mudah dilaksanakan. Dengan demikian, katalog selalu mencerminkan keadaan bahan perpustakaan secara up-to-date. 3
c. Ringkas, yaitu hemat tempat. d. Akses langsung, yaitu dapat digunakan kapan saja oleh pegawai dan beberapa pemustaka sekaligus. e. Tersedia lebih dari satu pendekatan. Biasanya, kartu katalog dibuat dalam tiga jenis, yaitu kartu katalog pengarang, katalog judul, dan katalog subjek. f. Dapat diperbanyak dengan mudah, murah, dan cepat. g. Ekonomis,
yaitu
tidak
memerlukan
biaya
tinggi
dalam
pembuatannya.
2. Katalog Berkas (Sheaf Catalog) Merupakan kumpulan kertas/ kartu berupa lembaran berukuran 7,5 x 12,5 cm. atau 10 x 15 cm. Masing-masing lembar berisi data katalog. Pada bagian kiri diberi lubang. Kemudian diikat atau dijilid. Pada bagian depan dan belakang diberi karton tebal berfungsi sebagai pelindung. Setiap berkas dapat memuat antara 500 hingga 600 lembar. Berkas yang sudah terjilid kemudian disusun menurut nomor berkas.
3. Katalog Cetak atau Katalog Buku (Printed Catalog) Bentuk katalog buku berupa daftar judul-judul bahan perpustakaan yang ditulis atau dicetak pada lembaran-lembaran yang berbentuk buku. Katalog buku sebenarnya tidak fleksibel karena penyisipan dan pengeluaran entri katalog tidak mudah dilakukan. Akan tetapi, jenis katalog ini mempunyai beberapa keuntungan, antara lain adalah sebagai berikut: a. Biaya pembuatannya murah b. Mudah dicetak c. Mudah dikirim ke berbagai perpustakaan atau instansi lain d. Mudah dibawa kemana-mana e. Tidak memerlukan filling seperti kartu katalog
4
3. Katalog OPAC (Online Public Access Catalog) Dengan semakin pesatnya kemajuan di bidang teknologi informasi terutama dalam penggunaan komputer dan telekomunikasi berdampak terhadap perkembangan bentuk katalog di perpustakaan. Banyak perpustakaan yang telah memanfaatkan kemajuan teknologi informasi tersebut dalam kegiatan pembuatan
katalognya.
Yaitu
dengan
menerapkan
sistem
otomasi
perpustakaan, yang salah satu kegiatannya adalah pembuatan katalog secara online. Katalog OPAC banyak digunakan pada berbagai perpustakaan karena mempunyai banyak keuntungan, diantaranya adalah sebagai berikut: a. penelusuran informasi dapat dilakukan dengan cepat dan tepat. b. Penelusuran dapat dilakukan secara bersama-sama tanpa saling menunggu. c. Jajaran tertentu tidak perlu difile d. Penelusuran
dapat
dilakukan
dengan
menggunakan
berbagai
pendekatan sekaligus, misalnya melalui judul, pengarang, subjek, tahun terbit, penerbit, dan sebagainya,
dengan memanfaatkan
penelusuran Boolean Logic e. Rekaman bibliografi yang dimasukkan ke dalam entri katalog tidak terbatas. f. Penelusuran dilakukan dari beberapa tempat tanpa harus mengunjungi perpustakaan , yaitu dengan menggunakan jaringan LAN (Local Area Network) atau WAN (Wide Are Network)
Banyak program aplikasi yang dapat digunakan perpustakaan, antara lain seperti : CDS/ISIS, Inlis, Qalis, Inmagic, Virtua, Dynix, Tinlib, dan berbagai jenis aplikasi lain yang dikembangkan oleh masing-masing perpustakaan.
4. Katalog di Internet Katalog yang dapat diakses dengan menggunakan komputer yang terhubung dengan telepon dalam jaringan internet
5
G.
Pedoman Deskripsi Bibliografis Kegiatan deskripsi bibliografis adalah suatu kegiatan yang mencatat data-data dari suatu bahan perpustakaan mulai dari judul, pengarang, tempat terbit , penerbit, deskripsi fisik dari bahan tersebut sampai ke nomor standar bahan perpustakaan. Pencatatan kegiatan tersebut disesuaikan dengan peraturan ISBD (International Standard Bibliografis Description) dengan susunan entri-entri katalog berdasarkan AACR2 (Anglo American Cataloguing Rules Ed rev. 2).
Deskripsi menurut International Standard Bibliographic Description (ISBD) membahas karakteristik bibliografi berdasarkan ciri fisik bahan perpustakaan yang sedang diolah, diantaranya adalah : a. ISBD (M) untuk bahan buku (Monograf) b. ISBD (S) untuk terbitan berseri (Serials) c. ISBD (CM) untuk bahan kartografis (Cartographic Materials) d. ISBD (NBM) untuk bahan nonbuku (Non Book Materials)
Menurut ISBD tersebut bahan perpustakaann yang akan diolah disusun ke dalam delapan (8) daerah (area), yang tiap daerah terdiri atas beberapa unsur. Daerah-daerah dan unsurunsur dipisahkan oleh tanda baca. Setiap daerah, kecuali pada daerah pertama, diawali dengan tanda titik, spasi, garis, spasi “.—“ Kedelapan (8) daerah atau area tersebut adalah sebagai berikut : 1. Daerah judul dan pernyataan tanggung jawab 2. Daerah edisi 3. Daerah data khusus 4. Daerah tempat terbit, penerbit, dan tahun terbit 5. Daerah deskripsi fisik 6. Daerah seri 7. Daerah Catatan 8. Daerah ISBN
6
Tanda baca pemisah untuk setiap unsur deskripsi adalah sebagai berikut : No 1.
Daerah
TANDA BACA
UNSUR
Judul &
=
Judul parallel
penanggung jawab
:
Sub judul
/
Penanggung jawab
;
penanggung jawab yang berbeda kedudukannya
2.
Edisi
.– /
Keterangan edisi Penanggung jawab pertama berkaitan dengan edisi
; 3.
Data Khusus
.--
Penanggung jawab kedua Hanya digunakan untuk bahan kartografi, serial, musik, file computer dan bentuk mikro
4.
5.
Penerbitan dan
.–
distribusi
:
Penerbit
,
Tahun penerbitan
Deskripsi fisik
6.
Seri
7.
Catatan
Tempat terbit
Jumlah hlm. atau jumlah jilid :
Ilustrasi
,
Ukuran
+
Keterangan bahan terlampir
. --
Seri Judul asli Bibliografi Indeks Tesis, dll.
8.
Nomor standar
ISBN
7
H. Tingkatan Deskripsi Katalog Unsur deskripsi yang terdapat dalam peraturan AACR2 memuat tiga (3) tingkatan deskripsi yang masing-masing berisi unsur yang memuat batasan minimal unsur yang harus dicantumkan oleh perpustakaan atau badan pengkatalog lain yang memilih untuk menerapkan tingakatan deskripsi tersebut. Dalam pemilihan tingkatan deskripsi didasarkan pada tujuan pembuatan entri katalog. Unsur minimum yang harus ada dalam setiap tingkatan perlu dicantumkan oleh setiap perpustakaan, sementara unsur pilihan boleh tidak dicantumkan.
Adapun tingkatan deskripsi tersebut dan unsur-unsur minimumnya adalah sebagai beriktu: 1. Deskripsi tingkat pertama Untuk deskripsi tingkat pertama, paling sedikit unsur yang harus tercakup adalah : Judul sebenarnya / pernyataan tanggung jawab pertama, bila berbeda jumlah atau bentu tajuk entri utama atau bila tajuk entri utama tidak ada. – Pernyataan edisi. – Rincian spesifik materi (penomoran). – Penerbit pertama dsb., tahun terbit dsb. – Deskripsi fisik. – Catatan. – Nomor standar. 2. Deskripsi tingkat kedua Untuk deskripsi tingkat kedua, paling sedikit unsur yang harus tercakup adalah : Judul sebenarnya [GMD / pernyataan bahan umum] = judul paralel : informasi judul lain / pernyataan tanggung jawab pertama; masing-masing pernyataan tanggung jawab berikutnya. – Pernyataan edisi pernyataan tanggung jawab pertama berkaitan dengan edisi. – Rincian spesifik materi (penomoran). – Tempat penerbitan pertama dsb., ; penerbit pertama dsb., tahun terbit dsb. – Deskripsi fisik : rincian fisik lainnya ; ukuran. – (judul seri sebenarnya / pernyataan tanggung jawab berkaitan dengan seri, ISSN dari seri ; penomoran dalam seri. Judul subseri), ISSN dari subseri ; penomoran dalam subseri. – Catatan. – Nomor standar.
3. Deskripsi tingkat ketiga Untuk deskripsi tingkat ketiga, masukan semua unsur yang tercakup dalam peraturan AACR2 yang terdapat dalam karya tersebut.
8
Contoh katalog
Praptowo, Mulyo KIK : kredit investasi kecil untuk kemajuan usaha anda / Mulyo Praptowo, Achmad Anwari. – Cet. 1. – Jakarta : Aksara, 1980 48 hlm. ; 21 cm. – (Seri mengenal bank ; 7) Bibliografi : hlm. 47-48 1. Kredit
I. Judul
II. Achmad Anwari
III. Seri
Amir Hamzah Amir Hamzah raja penyair Pudjangga Baru / tulisan tersebar dikumpulkan dengan kata pengantar H.B. Jassin. – Djakarta : Gunung Agung, 1962 233 hlm. : ilus. ; 22 cm. 1. Pujangga baru
I. Judul
II. Jassin, H.B.
9
Daftar Pustaka 1. Anglo American Cataloguing Rules. 2nd rev. ed, Chicago : American Librarian Association, 2002.
2. Fathmi dan Adriati. Katalogisasi : bahan ajar diklat calon pustakawan tingkat ahli. Jakarta : Perpustakaan Nasional, 2011
3. Sulistyo Basuki. Pengantar Ilmu Perpustakaan. Jakarta : Gramedia, 1991
10