guru yang sangat produktif dan begitupun sebaliknya apabila sekolah tersebut
memiliki guru yang tidak .... belum membuat rencana pelaksanaan pembelajarn (
RPP), ketidakcocokan ...... Teknik Komputer Jaringan (TKJ). 2. Multi Media (MM).
STRATEGI KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN KINERJA GURU DI SMP AL-SHIGHOR SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh: DEDE ANIK FH NIM. 106018200744
PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2011 M
LEMBAR PERI{YATAAN PENULIS Bi smi IIahir r amanir r oim Sayayang bertandatangan di bawah ini : Nama
DedeAnik FH.
NIM
r06018200744
Fakultas/Jurusan
FlTl?KependidikanIslamManajemenPendidikan
Judul Skripsi
StrategiKepalaSekolahdalamMeningkatkanKinerja Gurudi SMPAl Shiehor
Dengan ini menyatakan : 1. Skripsi ini merupakan hasil karya penulis yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata I (S1) di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2. Semua sumber yang penuiis gunakan dalam penulisan skripsi ini telah penulis cantumkan dengan ketentuan yang berlaku di UIN
Syarif
Flidayatullah Jakarta 3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa skripsi ini bukan hasil karya penulis, maka penulis bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Jakarta,14Agustus2011
*
LEMBAR PENGESAIIAN
STRATEGI KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN KINERJA GURU DI SMP AL-SHIGHOR
SKRIPSI ,
DiajukanKepadaFakultasIlmu TarbiyahdanKeguruan
MencapaiGelarSarjanaPendidikan(S.Pd) UntukMemenuhiSyarat-syarat
DisusunOleh: DedeAnik FH NIM. r060t8200744
Pembimbing:
Drs. Rusvdv Zakaria. M. Ed. M. Phil NIP. 195605301985031002
PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN JIJRUSANKEPENDIDIKAN ISLAM X'AKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 20ll
LEMBAR PENGESAHAII PANITIA MUNAQOSAH Skripsi yang berjudul "strategi Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Kinerja Guru di SMP Al-Shighor", yang disusunoleh Dede Anik FH, NIM: 2011dantelahditerima telahdiujikanpadatanggal16 September 106018200744, dan disahkanoleh DewanPengujiSkripsiFakultasIlmu Tarbiyahdan Keguruan UniversitasIslam Negeri Syarif HidayatullahJakarta.Skripsi ini telah diterima sebagaisalah satu syaratuntuk memperolehgelar SarjanaProgramStrata(Sl) padaJurusanKependidikanIslamProgramStudiManajemenPendidikan. 2011 Jakarta,20 September Panitia Munaqosah, Tanggal
Tanda Tangan
Ketua Drs.RusydyZakaria.M. Ed. M. Phil 198503| 002 NIP. 19560530 Sekretaris Drs.Mu'arrif SAM. M.Pd 1994031 005 NIP. 19650717 PengujiI Drs.Akbar Zainudin.MM
4/-rr
,t /u lru
PengujiII Drs.Mu'arif SAM. M. Pd 199403I 005 NIP. 19650717
:4i'!\
Mengetahui, Dekan f,'akultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
*
UJI REFERENSI
Seluruhreferensiyang digunakandalampenulisanskripsiyang berjudul"Strategi KepalaSekolalahdalamMeningkatkanKinerja Guru di SMP Al-Shighor", yang disusun oleh Dede Anik FH. 106018200744,Program $tudi Manajemen Pendidikan,JurusanKependidikanIslam, FakultasIlmu Tarbiyah dan Keguruan, UniversitasIslam Negeri Syarif HidayatullahJakarta,telah diuji kebenarannya olehdosenpembimbingskripsipadatanggal14Agustus2011'
Jakarta,14Agustus2011 DosenPembimbing'
198503 NIP. 19560530
ABSTRAK Dede Anik FH. NIM : 106018200744. Strategi Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Kinerja Guru di SMP Al-Shighor. Skripsi. Jakarta: Program Studi Kependidikan Islam, Jurusan Manajemen Pendidikan, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjelaskan bentuk-bentuk strategi kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja guru di SMP Al-Shighor, “Ma’had Al-Shighor Al-Islamy Al-Dauly”, Desa Ender, Kecamatan Pangenan, Kabupaten Cirebon, 45182 Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif yang didukung pengumpulan data melalui observasi, wawancara dan studi dokumentasi. Sumber informasi dalam penelitian ini adalah: Ketua Yayasan, Kepala sekolah, 4 orang guru, komite sekolah, dan 2 orang wali murid. Jawaban wawancara tersebut diklasifikasi dan dikategorisasikan berdasarkan aspek dimensi masalah selanjutnya dianalisis serta diinterpretasikan secara deskriptif. Berdasarkan hasil penelitian, menunjukkan bahwa strategi peningkatan kinerja guru yang dilaksanakan oleh kepala sekolah SMP Al-Shighor menunjukkan hasil yang baik dan efektif. Hal ini dapat dilihat dari berbagai upaya atau langkah-langkah yang telah dilakukan diantaranya ; pembinaan kinerja guru melalui pendidikan dan pelatihan (diklat), serta mikro teaching; pembinaan disiplin guru melalui penerapannya yang bersifat konstruktif; pengendalian dan pengawasan melalui rapat evaluasi kerja mingguan; motivasi & penghargaan berupa beasiswa pendidikan, short course ke pare dan parwisata religi/ziaroh wali songo gratis setiap tahunnya; serta penanaman komitmen dengan menerapkan tujuh
komitmen sebagai upaya mengarahkan para tenaga pendidik untuk melaksanakan kinerja yang sesuai dengan arah-arah dan tujuan pendidikan.
i
KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim Segala puji serta syukur penulis panjatkan kepada kehadirat Allah SWT, atas rahmat, karunia serta ridho-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Strategi Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Kinerja Guru di SMP AlShighor”. Semua berkat ke-Maha Pengasih dan ke-Maha Pemurah-Nya bagi hamba-Nya yang bersungguh-sungguh menuntut ilmu. Shalawat serta salam tak lupa pula penulis haturkan kepada sang reformis islam, seorang manusia pilihan yang menjadi teladan bagi umat manusia yakni Nabi besar Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat-sahabat dan ummatnya yang selalu istiqomah di jalannya. Adapun penulisan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi syarat mencapai gelar Sarjana Pendidikan di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Dalam penulisan skripsi ini, penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan. Akibat berbagai keterbatasan yang dimiliki penulis, untuk itu saran dan kritik yang membangun dari para pembaca sangat diharapkan . Penulis juga sangat menyadari bahwa dari awal penulisan hingga selesainya skripsi ini, banyak sekali pihak yang telah membantu baik secara materil maupun moril. Untuk itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Prof. Dr. Dede Rosyada, MA., 2. Ketua Jurusan Kependidikan Islam yakni Drs. Rusydy Zakaria, M.Ed, M.Phil sekaligus sebagai Dosen Pembimbing skripsi yang telah meluangkan waktu, tenaga serta pikirannya dengan penuh kesabaran membimbing dan mengarahkan proses penulisan skripsi ini, 3. Ketua Program Studi Manajemen Pendidikan, Drs. Mu'arif SAM, M.Pd sekaligus Dosen Penasehat Akademik yang telah memberikan arahanarahan, nasihat dan motivasi kepada penulis,
ii
4. Pimpinan harian International Islamic Boarding School “Ma’had Al – Shighor Al Islamy Al-Dauly” KH. Drs. Bisyri Imam beserta Hj.Dzarrotul Jannah sekaligus orang tua kedua bagi penulis, komite sekolah, guru-guru, serta staf- staf lainnya yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian, sehingga penulis mendapatkan informasi yang berkaitan dengan skripsi ini, 5. Seluruh dosen dan Civitas Akademika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan atas ilmu dan wawasan yang diberikan selama penulis belajar di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 6. Ayahanda KH. Syarhani serta Ibunda Hj. Maslukhah, yang selalu memberikan kasih sayang dan senantiasa mendukung secara moril maupun materil, yang selalu mendo’akan penulis di sela-sela sujudnya ketika sholat dan mendo’akannya disetiap waktu, sehingga penyusunan skripsi ini dapat terselesaikan. Robbighfirlii wa li walidayya warhamhuma kama robbayani shoghiro. Amin.., 7. My beloved hubby-Que, Muhammad Syauqi, S.Si, yang selalu ada untuk membantu, membimbing, dan memotivasi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, mohon maaf dan ridlo pada suamiku tercinta, karena dalam hal penyelesaian skripsi ini terkadang menyita waktumu dan mengurangi tugas saya sebagai seorang istri. Beribu-ribu ucapan terima kasih, cinta dan sayang untuk suamiku. 8. Kakak-kakakku yakni Hj. Muslikhah, Hj. Khofifah, Imam Syaikhu, Bisyri Musthofa, Rizki Hisyam Mamnun, Hj. Arofah Al Munawaroh, dan Maghfuroh Aprilia
beserta semua kakak iparku yang senantiasa
mendukung dan memberikan semangat dalam proses penulisan skripsi. Juga Adiku tercinta Indana Zulfa yang memberi do’a dan kecerian buat penulis,serta
keponakan-keponakanku
yakni
Euis
Kholilah,
Ikhya
Ulumuddin, Muhibbah El Lubabah, M. Wildan, Adelia Tahta Alfina, Helwa auliyah, Balqis Syahira, Najma Ravelah, M.rafi hilmy, My Special nephnew M. Kevin Ulumul Fuady (Dede Alit), serta selamat datang sebuah kehidupan baru buat 2 kepoanakan baruku baby Davina Imtiyaz
iii
dan M.Labib Husain yang menambah warna keceriaan dalam proses penulisan skripsi ini. 9. Yayu dan adik-adik iparku yakni Naili Hanani, Romzi Ahmad, Najhah Barnamij, Nida Istiqomah, Syarifah Ro’fah, Rofat Hamzi, Nuvi Nurul Afiyah, Syafri Ilman yang senantiasa member warna dalam menjalani kehidupan baru sebagai Istri. 10. Sahabat-sahabat Kampusku Indah Syifa, Dewi Purwati, Eka Setiawati, Budi Kurniawan, Agus Saepullah yang senantiasa menjadi tempat curhat dari semester pertama sampai lulus di kampus sekaligus memberikan masukan-masukan serta berbagi dalam proses penulisan skripsi ini, Teman-teman KI-MP angkatan 2006 terima kasih kalian sudah memberikan canda, tawa, senangnya kehidupan kampus. Terutama “petualangan-petualangan” kita yang tidak bisa dilupakan, yang terekam dalam memori 11. Sahabat-sahabat Terbaikku yakni Siti Syofah, Nurafiyah, Ade Wila, Fitriah ramdani, Siti Maryam, yang selalu setia menemani penulis dalam suka duka,dan terimakasih Kosan Sakinah yang selalu terbuka dikala penulis membutuhkan tempat persinggahan. 12. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, baik secara langsung maupun tidak langsung, yang turut memberikan dukungan dan do’a dalam proses penulisan laporan skripsi ini. Hanya Allah yang dapat membalas jasa dan kebaikan Antum sekalian, semoga mendapat ganjaran kebaikan yang berlipat dari Allah SWT. Amin. Penulis berharap, semoga skripsi ini dapat menjadi sumbangan ilmu pengetahuan yang bermanfaat bagi penulis sendiri, dan bagi pembaca.
Jakarta, 31 Juli 2011
Penulis
iv
DAFTAR ISI ABSTRAK ……………………………………………......................................... i KATA PENGANTAR .......................................................................................... ii DAFTAR ISI ......................................................................................................... v DAFTAR TABEL ………................…….…………………...……………….. vii DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... ix BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang …………........................................................ 1 B. Identifikasi Masalah ............................................................... 9 C. Pembatasan dan Perumusan Masalah ...................................... 9 D. Tujuan Penelitian .................................................................. 10 E. Maanfaat Penelitian ............................................................... 10
BAB II
KERANGKA TEORI A. Kinerja Guru .......................................................................... 11 1. Pengertian Kinerja Guru .................................................. 11 2. Kompetensi Guru ............................................................. 15 3. Peran dan Tugas Guru ...................................................... 18 4. Tanggung Jawab Keguruan .............................................. 20 5. Permasalahan dalam Peningkatan Kinerja Guru .............. 21 B. Peningkatan Kinerja Guru .................................................... 22 1. Faktor-Faktor
yang
Dapat
Mempengaruhi
Kinerja
Guru................................................................................... 22 2. Strategi Peningkatan Kinerja ……………...……………. 24 C. Kerangka Berfikir ................................................................. 30
v
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN A. Tujuan Penelitian dan Tempat Penelitian .............................. 32 B. Pendekatan dan Metode Peneliti ........................................... 32 C. Sumber Data Penelitian ......................................................... 33 D. Teknik Pengumpulan Data ................................................... 33 E. Teknik Pengolahan dan Analisis Data ................................... 34
BAB IV
HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian ……………....…..….... 37 1. Sejarah Singkat Berdirinya SMP Al-Shighor ……….…. 37 2. Visi dan Misi SMP Al-Shighor ……………...…………. 39 3. Sistem Pendidikan ………………………………......….. 39 4. Jenjang Pendidikan …………………...……………....… 40 5. Keadaan Guru dan Siswa Al-Shighor ……...…...........… 41 6. Sarana dan Prasaran ………………………………......... 43 7. Proses Pembelajaran ………………………………......... 44 8. Kekhususan Pendidikan Ma’had Al-Shighor …..…....…. 44 9. Kerjasama dengan Instansi Terkait ………………....….. 45 10. Kurikulum ………………………………………....…… 45 11. Evaluasi dan Prestasi yang Telah Dicapai ……….....….. 45 B. Deskripsi dan Analisis Data ................................................. 47
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ............................................................................ 83 B. Saran-Saran ............................................................................ 85
DAFTAR PUSTAKA …..................................................................................... 86 LAMPIRAN-LAMPIRAN …………………………………………………… 88
vi
DAFTAR TABEL Tabel 1.
Kisi-Kisi Final Penyusunan Instrumen Pengumpulan Data ..……
35
Tabel 2.
Nama-nama Guru ……...………………………………………...
41
Tabel 3.
Keadaan Siswa ..............................................................................
42
Tabel 4.
Sarana dan Prasarana ………......................................................... 43
Tabel 5.
Prestasi Belajar Siswa …………..…………...…………………..
Tabel 6.
Faktor-faktor peningkatan kinerja (fisiologis, rasa aman, kasih 47 sayang, kebutuhan akan rasa dihargai, dan aktualisasi diri) ……..
Tabel 7.
Kenyamanan lingkungan di SMP Al-Shighor ……………..……. 49
Tabel 8.
Minat guru sebagai tenaga pendidik .............................................. 50
Tabel 9.
Kompetensi mengajar guru (penguasaan bahan ajar, mengelola program belajar-mengajar, mengelola kelas, penggunaan media, 52 mengelola interaksi belajar-mengajar ….………..........................
46
Tabel 10. Penggunaan metode pembelajaran …………………...………….
54
Tabel 11. Kompetensi guru sebagai tenaga kependidikan (administrator) ...
55
Tabel 12. Peran guru sebagai pengajar (demonstrator, pengelola kelas, 56 mediator, fasilitator) ...................................................................... Tabel 13. Tugas guru sebagai pendidik (profesi, kemanusiaan, 57 kemasyarakatan) ………………………………………………… Tabel 14. Tanggung jawab pendidik (membimbing, membentuk 60 kepribadian, dan menggali potensi anak didik) …………………. Tabel 15. Pengetahuan dan persepsi guru tentang kinerja kepala sekolah … 61 Tabel 16. Strategi peningkatan kinerja guru ……………………………….. 62 Tabel 17. Pembinaan kinerja guru (menyusun RPP, media/alat pembelajaran, metode mengajar, kemampuan dalam menilai 64 anak didik, memperbaiki situasi belajar (ketenangan dan kenyamanan belajar) ...................................................................... Tabel 18. Pembinaan
disiplin
tenaga
vii
kependidikan
mencakup 66
pendisiplinan waktu mengajar, disiplin menyelesaikan tugas ....... Tabel 19. Peningkatkan standar perilaku (kewibawaan, kematangan, dan 67 kedewasaan) .................................................................................. Tabel 20. Penerapan disiplin dan Sanksi Pelanggaran kedisiplinan ……….. 69 Tabel 21. Pengendalian dan Pengawasan Kinerja Guru (mengadakan diskusi kelompok, kunjungan kelas, pembicaraan individual, dan 70 simulasi pembelajaran) .................................................................. Tabel 22. Pemeriksaan daftar hadir guru …………………………………... 72 Tabel 23. Memberikan motivasi (apersepsi, piagam, motif) terhadap tenaga 72 pengajar dalam melakukan tugas .................................................. Tabel 24. Penghargaan mencakup pemberian reward, beasiswa pendidikan, 74 kenaikan pangkat / jabatan ............................................................ Tabel 25. Membangun komitmen (Peran, tugas, kewajiban, dedikasi) guru 75 untuk meningkatkan kinerja .......................................................... Tabel 26. Pembuatan dan perencanaan kebijakan sekolah ………………… 77 Tabel 27. Kemitraan/ kerjasama ma’had …………………………………... 78 Tabel 28. Keterkaitan dengan peningkatan kinerja ………………………...
viii
79
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran
1. ...……. Pedoman Wawancara
Lampiran
2. ............ Hasil Wawancara
Lampiran
3. ……… Struktur Organisasi SMP Al-Shighor
Lampiran
4. .…..…. Surat Permohonan Dosen Pembimbing
Lampiran
5. ...…..... Surat Bimbingan Skripsi
Lampiran
6. ...…..... Surat Izin Penelitian
Lampiran
7. ............ Surat Pernyataan Telah Mengadakan Penelitian
Lampiran
8. ..…….. Lembar Uji Referensi
ix
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan masalah yang berkaitan dengan hidup dan kehidupan manusia. Proses pendidikan berada dan berkembang bersama proses perkembangan hidup dan kehidupan manusia, bahkan keduanya pada hakikatnya adalah proses yang satu. Hal ini sebagaimana dikatakan oleh Rupert C. Lodge bahwa pengertian luas pendidikan “life is education, and education is life” akan berarti bahwa seluruh proses hidup dan kehidupan manusia itu adalah proses pendidikan. Segala pengalaman sepanjang hidupnya merupan dan memberikan pengaruh pendidikan baginya.1 Secara umum, esensi tujuan pendidikan adalah pembentukan manusia yang bukan hanya dapat menyesuaikan diri hidup dalam masyarakatnya, melainkan lebih dari itu mampu menyumbang bagi panyempurnaan msyarakat itu sendiri. Perubahan-perubahan yang terjadi di sekeliling kita, terutama yang diakibatkan oleh perkembangan ilmu dan teknologi, demikian pesatnya sehingga “bekal” pendidikan yang diterima orang tua tidak akan memadai bagi anak-anak kita, sebab mereka harus menghadapi dunia yang
1
Zuhairini, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta : Bumi Aksara, Cet.I, 1992), h.10
1
2
pada hakikaynya telah berbeda karakternya apabila dibandingkan dengan keadaan sebelumnya.2 Guru merupakan komponen yang paling menentukan dalam sistem pendidikan secara keseluruhan, yang harus mendapat perhatian sentral, pertama dan utama, figur yang satu ini akan senantiasa menjadi sorotan strategis ketika berbicara masalah pendidikan, karena guru selalu terkait dengan komponen manapun dalam sistem pendidikan, guru memegang peran utama dalam pembangunan pendidikan, khususnya yang diselenggarakan secara formal disekolah, guru juga sangat menentukan keberhasilan peserta didik, terutama dalam kaitannya dengan prosees belajar mengajar. Dalam Undang-undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang sistem pendididkan nasional Bab 1 (1) disebutkan bahwa : Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. 3 Dalam hal ini kemampuan untuk mencetak manusia yang unggul dan berakhlak mulia sangat ditentukan oleh seorang guru. Guru merupakan salah satu unsur manusiawi dalam proses belajar mengajar yang ikut berperan dalam usaha pembentukan sumber daya manusia. Sumber daya manusia yang berkualitas merupakan modal dasar sekaligus menjadi kunci keberhasilan pembangunan nasional jika sumbersumber daya manusia atau tenaga kerja indonesia dalam jumlah yang besar tersebut dapat ditingkatkan mutu dan pendayagunaanya.4 Guru merupakan aset dan sumber daya terbesar dalam dunia pendidikan, karena sekolah akan menghasilkan keluaran yang sangat bagus apabila sekolah tersebut memiliki
2
JJ. Hasibuan dan Moedjiono, Proses Belajar Mengajar, (Bandung : PT. Remaja Rosda Karya, Cet .VII, 1999) h.9 3 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang SISDIKNAS, (Jakarta : Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, Bagian Proyek Penilaian Hasil Belajar Tahap Akhir Nasional, 2003) h.2 4 E.Mulyasa, Implementasi KTSP Kemandirian Guru dan Kepala Sekolah,(Jakarta:Bumi Aksara, Cet.III, 2009) h.87
3
guru yang sangat produktif dan begitupun sebaliknya apabila sekolah tersebut memiliki guru yang tidak produktif akan mengakibatkan outputnya tidak dapat relevan dengan tujuan pendidikan. Dalam Undang-undang Guru dan Dosen (UU RI No. 14 Th. 2005) tentang guru dan dosen BAB II Kedudukan, Fungsi, dan Tujuan pasal 6 disebutkan bahwa : Kedudukan guru dan dosen sebagai tenaga profesional bertujuan untuk melaksanakan sistem pendidikan nasional dan mewujudkan tujuan pendidikan nasional, yaitu berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.5 Dalam memasuki era globalisasi yang ditandai dengan persaingan yang semakin ketat di segala bidang kehidupan, maka salah satu tujuan Pendidikan nasional dirancang agar dapat mewujudkan manusia Indonesia yang handal, mandiri, dan mampu bersaing di arena global. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi mengharuskan orang untuk terus belajar. Terlebih bagi seorang guru yang mempunyai tugas mendidik dan mengajar peserta didiknya. Oleh karena itu, kemampuan mengajar seorang guru harus senantiasa ditingkatkan, antara lain melalui pembinaan dan pelatihan dalam menyusun rencana pembelajaran yang benar. Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang betugas membimbing dan membina generasi muda untuk dapat hidup di masyarakat yang penuh dengan tantangan dan perjuangan hidup yang gigih. Pengetahuan dan keterampilan-keterampilan tertentu yang diterima dari sekolah belum merupakan jaminan bagi peserta didik untuk dapat hidup di masyarakat sesuai dengan yang dicita-citakan.6 Hal ini dapat disebabkan dalam menempuh proses pendidikan di sekolah terkadang banyak kendala dan masalah yang
5
Undang- Undang RI No.14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.(Jakarta : DPR RI,
2005) 6
M. Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, (Bandung : PT Remaja Rosda Karya, Cet.XIII, 2004) h.184.
4
muncul. Salah satunya adalah kinerja guru yang belum maksimal dalam mendidik peserta didiknya di sekolah. Guru melaksanakan tugas-tugas yang berbeda sesuai dengan tiga fungsi, yaitu sebagai pendidik, pengajar/pelatih, dan pembimbing. Secara umum, tugas pokok guru sebagai pendidik adalah mendewasakan peserta didik, sebagai pengajar/pelatih adalah melaksanakan pembelajaran, dan sebagai pembimbing adalah menyelaraskan perkembangn peserta didik.7 Konsep pendidik mencakup seluruh proses hidup dan segenap bentuk interaksi individu dengan lingkungannya, baik secara formal, nonformal, maupun informal, dalam rangka mewujudkan dirinya sesuai dengan tahapan tugas perkembangannya secara optimal, sehingga guru mencapai suatu tahap kedewasaan tertentu.8 Sumber daya organisasi berupa sumber daya manusia sangat berperan dalam upaya meningkatkan dan mengembangkan sebuah organisasi. Dalam dunia pendidikan, guru adalah sumber daya yang nyata, maka sumber daya guru inilah yang dapat memberikan kemampuan, keterampilan, pengetahuan, dan motivasi kepada peserta didik. Sumber daya guru pun secara normal tidak akan produktif jika tidak diarahkan dan dikelola dengan baik melalui organisasi yang sistematis. Maka pemberdayaan dan pengorganisasian guru dalam suatu aktivitas tertentu menjadi suatu keharusan bagi setiap lembaga pendidikan. Kemampuan guru dalam merencanakan dan melaksanakan proses belajar mengajar merupakan faktor utama dalam mencapai tujuan pengajaran. Ketrampilan penguasaan proses belajar mengajar ini sangat erat kaitannya dengan yugas dan tanggung jawab guru sebagai pengajar dan pendidik. Guru sebagai pengajar, secara sempit dapat diinterpretasikan sebagai pembimbing atau fasilitator belajar siswa. Guru sebagai pendidik, mengandung arti yang sangat luas, tidak sebatas memberikan bahan-bahan pengajaran, tetapi
7
Hikmat, Manajemen Pendidikan, (Bandung : CV.Pustaka Setia, Cet I, 2009), h.286. Mengenai Konsepsi Pendidikan dapat dilihat pada Zuhairini, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta : Bumi Aksara, Cet.I, 1992), h.167-185. 8
5
menjangkau etika dan estetika perilaku siswa kelak dalam menghadapi tantangan kehidupan masyarakat. Sebagai pengajar, guru hendaknya memiliki perencanaan (planning) pengajaran yang cukup matang. Perencanaan pengajaran tersebut erat kaitannya dengan berbagai unsur, seperti tujuan pengajaran, bahan pengajaran, kegiatan belajar, metode mengajar, dan evaluasi hasil belajar.9 Dalam kenyataan yang terjadi di lapangan, masih banyak guru yang belum menguasai materi ajar yang akan disampaikannya didalam kelas, hal ini mengakibatkan ketidaksiapan guru dalam mengajar, jelas ini merupakan masalah yang harus dihilangkan dalam pendidikan. Metode mengajar, adalah alat yang dapat merupakan bagian dari perangkat alat dan cara dalam pelaksanaan suatu strategi belajar-mengajar. Dan karena strategi belajar mengajar merupakan sarana atau alat untuk mencapai tujuan-tujuan belajar, maka metode mengajar merupakan alat untuk mencapai tujuan belajar.10 Seperti yang dikatakan oleh S.Nasution bahwa dalam mencegah kebosanan dalam mengajar
bahwa, banyak kritik
ditimbulkan oleh strategi mengajar yang tidak serasi, yang tidak menggunakan alat dan sumber belajar-mengajar secara kreatif. Sekolah dan perguruan tinggi terlampau dikuasai oleh metode ceramah.11 Pemilihan metode sangat berpengaruh dalam pencapaian tujuan pembelajaran, metode yang tepat digunakan dalam pengajaran akan menghasilkan tujuan belajar mengajar yang efektif dan sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar. Dan sebaliknya kesalahan mennggunakan metode akan menghasilkan tujuan belajar mengajar yang tidak sesuai Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar. Terlihat dalam kenyataanya, metode ceramah masih menjadi metode yang paling sering dipakai para guru. Hampir dalam segala keadaan metode
9
Gunawan Undang, Cucu Komara, Deden Suhendar, Peningkatan Mutu Proses Belajar Mengajar Sekolah Dasar (Bandung: Cv. Siregar tengah, Cet 1,1996) h.1 10 JJ. Hasibuan dan Moedjiono, Proses Belajar Mengajar, (Bandung : PT. Remaja Rosda Karya, Cet .VII, 1999), h.3 11 S.Nasution, Kurikulum dan pengajaran (Jakarta:PT.Bumi Aksara,Cet v,2009) h.86
6
ini dianggap paling mudah bagi seseorang untuk menyajikan secara lisan. Hal ini harus diperhatikan oleh guru, kesalahan dalam pemakaian metode akan mengakibatkan kurang tepat sasaran dalam mencapai tujuan pembelajaran. Pada kenyataannya guru tidak dengan mudah menjalankan tugasnya dan mengembangkan potensi dirinya karena dihadapkan oleh berbagai masalah dalam kehidupannya serta kurangnya fasilitas yang diberikannya dalam mengajar sehingga dalam menjalankan tugasnya sebagai seorang pendidik dalam memberikan materi pelajaran kepada siswa tidak disertai dengan persiapan-persiapan secara matang, apalagi menambah wawasan dan pengetahuan dari sumber lain sehingga akan memunculkan kinerja para pendidik yang tidak produktif. Masalah lain yang timbul yaitu masih banyak guru yang belum optimal dalam melaksanakan tugasnya, diantaranya masih banyak guru yang belum membuat rencana pelaksanaan pembelajarn (RPP), ketidakcocokan dalam penggunaan metode mengajar, serta ketidaksiapan guru dalam mengajar. Mengajar bukanlah tugas sederhana, ia menuntut profesional. Aktifitas mengajar adalah sangat urgen sebab ia berkaitan dengan upaya mengubah, mengembangkan, dan mendewasakan insan didik.12 Oleh karena itu guru dalam mengajar dituntut untuk bekerja secara profesional diantaranya yaitu dengan keidisiplinan dalam menjalankan tugasnya sebagai tenaga kependidikan dan tenaga pendidik. Kedisiplinan sangat penting dalam proses pembelajaran. Tanpa disiplin yang baik, suasana sekolah dan juga kelas menjadi kurang kondusif
bagi kegiatan pembelajaran. Secara positif, disiplin
memberi dukungan lingkungan yang tenang dan tertib bagi proses pembelajaran.13
12
Ahmad Rohani. Pengelolaan Pengajaran (Jakarta:PT Rineka Cipta,Cet II, 2004) h. kata pengantar 13 Tulus TU’U, Peran Disiplin pada Perilaku dan Prestasi Siswa (Jakarta; PT.Grasindo, 2004) h.37
7
Meskipun kedisiplinan sangat penting namun masih saja ada sebagian guru yang melanggar kedisiplinan tersebut misalnya terlambat masuk kelas, melalaikan tugas kependidikan mungkin ini dilatar belakangi oleh lingkungan diluar sekolah (keluarga) bagi guru yang telah berkeluarga dan karena sekolah ini terintergrasi dengan pondok pesantren, mereka juga berkewajiban mengurusi kegiatan diluar sekolah (pondok pesantren). Sekolah sebagai institusi pendidikan formal diharapkan mampu mengantarkan peserta didiknya menjadi tunas bangsa yang cerdas, terampil, menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek) ditambah dengan keimanan dan ketaqwaan (Imtak) serta berwawasan dan dapat memecahkan masalah (Problem Solving) yang sedang dihadapi bangsa kita. Kepala Sekolah yang profesioanl tak terlepas dari paradigma kepemimpinan pada umumnya. Banyak hal yang harus dikuasai dan dipahami dengan berbagai pendekatan dan strategi. Kepala Sekolah menjadi figur sentral dan harus menjadi teladan bagi para tenaga kependidikan. Bukan hanya karena lamanya pengabdian, namun ide-ide cemerlang diperlukan untuk mempersiapkan kader bangsa melalui penggodogan pendidikan di lembaga pendidikan yang disebut sekolah. Jadi sekolah yang dipimpin Kepala Sekolah harus dapat menangkap misi dan visi masa depan sekolah. Lembaga pendidikan mempunyai tanggung jawab sosial yang sangat besar kepada bangsa ini bukan hanya sekedar untuk kepentingan bisnis semata. Banyak sekali faktor yang mempengaruhi lembaga pendidikan diantaranya adalah strategi yang dilakukan kepala sekolah. Seorang kepala sekolah adalah seorang pemimpin yang akan menentukan langkah-langkah pendidikan yang efektif di lingkungan sekolah. Kepala sekolah sedikit banyak dapat mempengaruhi pendidikan di lingkungan sekolah. Sekolah juga membutuhkan figur seorang pemimpin yang siap bekerja keras untuk dapat memajukan sekolah untuk meningkatkan mutu pendidikan di lingkungan sekolah yang dipimpinnya. Faktor lain yang berperan mempengaruhi pendidikan adalah kinerja guru yang berkualitas. Seorang guru dituntut untuk dapat memberikan kontribusi yang sangat besar
8
terhadap pendidikan di lingkungan sekolah terutama dalam hal belajar mengajar. Kita tentunya ingin mempunyai guru yang berkualitas dengan kinerja yang bagus dan bertanggung jawab. Secara etimologis supervisi (pembinaan guru) diartikan melihat dari atas, maka praktek-praktek supervisi lebih banyak mengarah ke inspeksi, kepenilikan dan pengawasan.14 Supervisi memiliki pengertian yang luas, supervisi adalah segala bantuan dari para pemimpin sekolah, yang tertuju kepada perkembangan kepemimpinan guru-guru dan personel sekolah lainnya di dalam mencapai tujuan-tujuan pendidikan. Ia berupa dorongan, bimbingan, dan kesempatan bagi pertumbuhan keahlian dan kecakapan guru-guru, seperti bimbingan dalam usaha dan pelaksanaan pembaharuan-pembaharuan dalam pendidikan dan pengajaran, pemilihan alat-alat pelajaran dan metode mengajar yang lebih baik, cara-cara penilaian yang sistematis terhadap fase seluruh proses pengajaran, dan sebagainya. Dengan kata lain supervisi ialah suatu aktifitas pembinaan yang direncanakan untuk membantu para guru dan pegawai sekolah lainnya dalam melakukan pekerjaan mereka secara efektif.15 Demikian penting peningkatan kinerja guru, namun kadang karena tidak adanya komunikasi yang baik antara guru dan kepala sekolah sehingga timbul rasa kurang diperhatikan dari pihak guru oleh kepala sekolah dalam melaksanakan tugasnya sebagai pendidik. Bukan hanya pembinaan yang dilakukan oleh kepala sekolah, namun kepala sekolah juga harus memberikan pengawasan dan pengendalian terhadap kinerja guru.hal ini bertujuan untuk mengetahui perkembangan guru dalam melaksanakan tugas serta mengetahui kekurangan-kekurangan apa saja yang dimiliki para guru. Secara umum, pembinaan guru atau supervisi bertujuan untuk memberikan bantuan dalam mengembangkan situasi belajar mengajar yang lebih baik, melalui usaha peningkatan profesional mengajar, menilai kemampuan guru sebagai pendidik dan pengajar dalam bidang masing14
Ali Imron, Pembinaan Guru Di Indonesia, (Jakarta: Pustaka Jaya, 1995), h. 10. M. Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan,..., h.76
15
9
masing guna membantu mereka melakukan perbaikan dan bilamana diperlukan dengan menunjukan kekurangan-kekurangan untuk diperbaiki sendiri.16 Maka sekolah perlu senantiasa melakukan peningkatan kinerja para gurunya dengan menerapkan strategi yang tepat demi terciptanya iklim organisasi yang produktif. SMP Al-Shighor merupakan salah satu sekolah favorit di Kabupaten Cirebon selalu memberikan pembinaan terhadap kinerja para karyawannya. Dengan adanya pembinaan tersebut, para karyawan khususya guru yang menjadi andalan dalam mengembangkan anak didiknya selalu meningkatkan profesionalisme kerja. Oleh sebab itu, untuk mencapai kompetensi dan produktivitas seorang guru perlu dibina melalui berbagai pelatihan dan pembinaan di sekolah. Berdasarkan masalah diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang dituangkan dalam skripsi dengan judul “Strategi Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Kinerja Guru di SMP Al-Shighor”. B. Identifikasi Masalah Adapun identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Kurang optimal guru dalam mengajar Ketidakdisiplinan guru dalam mengajar Ketidaksiapan guru dalam mengajar Lemah penguasaan metode mengajar Kurangnya pengawasaan dari kepala sekolah Kurangnya fasilitas dalam pelaksanaan tugas guru
C. Pembatasan dan Perumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah Agar pembatasan masalah dalam skripsi ini terarah maka masalah yang dibahas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Kurang optimal guru dalam mengajar b. Lemah penguasaan metode mengajar c. Kurangnya pengawasaan dari kepala sekolah 16
Ali Imron, Pembinaan Guru Di Indonesia…, h. 12.
10
2. Perumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka perumusan masalahnya adalah sebagai berikut : Bagaimana strategi kepala sekolah dalam meningkatan kinerja guru di SMP Al-Shighor? D. Tujuan Penelitian Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah untuk menjelaskan bentuk-bentuk strategi kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja guru di SMP Al-Shighor. E. Manfaat Penelitian Adapun hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi : a. Penulis, diharapkan dapat menambah wawasan mengenai strategi peningkatan kinerja guru. b. Bagi sekolah, diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan dan masukan untuk mengembangkan strategi peningkatan kinerja guru. c. Bagi masyarakat, diharapkan dapat memperkaya pengetahuan tentang strategi peningkatan kinerja guru.
BAB II KAJIAN TEORI A. Kinerja Guru 1. Pengertian Kinerja Guru Kinerja diartikan beragam oleh para ahli. Dalam kamus besar bahasa Indonesia, kinerja diartikan sebagai sesuatu yang dicapai, prestasi yang diperlihatkan, atau kemampuan kerja.1 Wibowo mengungkapkan bahwa kinerja adalah tentang melakukan pekerjaan dan hasil yang dicapai dari pekerjaan tersebut.2 Sedangkan Anwar Prabu Mangkunegara merumuskan bahwa kinerja merupakan prestasi kerja atau hasil kerja secara kualitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.3 Dari beberapa pengertian di atas, bahwa Kinerja dapat diartikan dengan kemampuan kerja, aplikasi kerja dan hasil kerja yang dicapai dan diperlihatkan oleh individu ataupun kelompok dalam suatu organisasi atau perusahaan.
1
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2002) Cet, 4, h. 570. 2 Wibowo, Manajemen Kinerja, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007) Ed. 1 h. 2. 3 Anwar Prabu Mangkunegara, Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2002), Cet. 4, h. 67.
11
12
Dengan kata lain, guru sebagai salah satu komponen penting dalam sebuah lembaga pendidikan, diharuskan memiliki potensi mumpuni sesuai dengan profesinya sebagai guru, lalu ia juga harus mampu menyampaikan dengan baik semua potensi yang dimiliki dalam bentuk pendidikan dan pembelajaran, sehingga hasil dari keduanya dapat terlihat dan dirasakan oleh peserta didik. Berbicara tentang kinerja sangat erat kaitannya dengan apa yang dikerjakan dan bagaimana cara mengerjakannya. Dari beberapa pengertian kinerja, maka dapat disimpulkan bahwa kinerja guru dalam meningkatkan pruduktivitas sekolah bukan semata-mata ditujukan untuk mendapatkan hasil kerja sebanyak-banyaknya, melainkan kualitas unjuk kerja juga penting diperhatikan. Yaitu produktivitas dengan tolok ukur berdasarkan tingkatannya; prestasi kerja, pelaksanaan kerja, pencapaian kerja, hasil kerja, dan unjuk kerja.4 2. Kompetensi Guru Johnson menyatakan dalam buku yang ditulis oleh Wina Sanjaya bahwa:”Competency as rational performance which satisfactirily meets the objective for a desired condition”(Charles E.Johnson,1974). Menurutnya, kompetensi merupakan perilaku rasional guna mencapai tujuan yang dipersyaratkan sesuai dengan kondisi yang diharapkan. Dengan demikian, suatu kompetensi ditunjukann oleh penampilan atau unjuk kerja yang dapat dipertanggung jawabkan (rasional) dalam upaya mencapai tujuan.5 Untuk mencapai keberhasilan, guru harus mempunyai kemampuan yang baik dalam melaksanakan tugasnya. Kemampuan tersebut harus di dasarkan pada setiap kompetensi yang dimiliki. Gordon dalam bukunya E. Mulyasa menjelaskan aspek atau ranah yang terkandung dalam konsep kompetensi sebagai berikut:
4
E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2007), Cet. 9 h. 135-136 5 Wina Sanjaya.Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan (Jakarta: Kencana, Cet V, 2006), h.17-18
13
a) Pengetahuan (knowledge); yaitu kesadaran dalam bidang kognitif, misalnya seorang guru mengetahui cara melakukan identifikasi kebutuhan belajar, dan bagaimana melakukan pembelajaran terhadap peserta didik sesuai dengan kebutuhannya. b) Pemahaman (understanding); yaitu kedalaman kognitif, dan afektif yang dimiliki oleh individu. Misalnya seorang guru yang akan melaksanakan pembelajaran harus memiliki pemahaman yang baik tentang karakteristik dan kondisi peserta didik, agar dapat melaksanakan pembelajaran secara efektif dan efisien. c) Kemampuan (skill); adalah suatu yang dimiliki oleh individu untuk melakukan tugas atau pekerjaan yang dibebankan kepadanya. Misalnya kemampuan guru dalam memilih, dan membuat alat peraga sederhana untuk memberi kemudahan belajar kepada peserta didik. d) Nilai (value); adalah suatu standar perilaku yang telah diyakini dan secara psikologis telah menyatu dalam diri seseorang. Misalnya standar perilaku guru dalam pembelajaran (kejujuran, keterbukaan, demokratis, dan lainlain). e) Sikap (attitude); yaitu perasaan (senang-tidak senang, suka-tidak suka) atau reaksi terhadap suatu rangsangan yang datang dari luar. Misalnya reaksi terhadap krisis ekonomi, perasaaan terhadap kenaikan upah/gaji, dan sebagainya. f) Minat (interest); adalah kecenderungan seseorang untuk melakukan sesuatu perbuatan. Misalnya minat untuk mempelajari atau melakukan sesuatu.6 Dari kompetensi guru di atas, kita dapat melihat bahwa guru harus mempunyai kompetensi berupa pengetahuan, pemahaman, kemampuan, nilai, sikap dan minat untuk mendidik anak dengan sebaik mungkin. hal ini agar anak didik dapat menyerap informasi atau ilmu dengan baik.
6
E. Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi Konsep, Karakteristik, dan Implementasi. (Bandung: PT Rosdakarya, 2004), Cet. 4, h. 38-39.
14
Menurut Muhibbin Syah, sebagaimana dikutip Pupuh Fathurrohman, ada sepuluh kompetensi dasar yang harus dimiliki guru dalam upaya peningkatan keberhasilan belajar mengajar, yaitu : a) Menguasai bahan b) Mengelola program belajar mengajar c) Mengelola kelas d) Menggunakan media atau sumber belajar e) Menguasai landasan-landasan kependidikan f) Mengelola interaksi belajar mengajar g) Menilai prestasi siswa untuk pendidikan dan pengajaran h) Mengenal fungsi dan program pelayanan bimbingan dan penyuluhan i) Mengenal dan menyelenggarakan administrasi sekolah j) Memahami prinsip-prinsip dan menafsirkan hasil-hasil pendidikan guna keperluan pengajaran.7 Kompetensi guru yang disampaikan di atas, memberikan pandangan tersendiri bahwa tidak mudah menjadi seorang guru yang profesional dan mumpuni di bidang profesinya masing-masing. Seorang guru selain kemampuan materi ajarnya, juga harus memiliki kemampuan metode penyampaian materi dengan baik. Selain itu juga sorang guru harus memiliki kemampuan interpersonal yang baik kepada murid maupun atasan dan teman kerja di sekolah. Dari kompetensi yang dimiliki dan aplikasi yang dilaksanakan, maka guru akan memberikan kinerja yang baik terhadap peningkatan mutu pendidikan di sekolah. Dari beberapa pendapat diatas, penulis mengkategorikan kedalam dua kompetensi, pendapat yang pertama adalah kompetensi yang menekankan pada aspek lahiriah manusia dalam proses mencapai sebuah keberhasilan. Sedangkan pendapat yang kedua adalah bentuk aktualisasi kompetensi lahiriah manusia yaitu sebagai seorang guru dalam mencapai sepuluh dasar kompetensi tersebut. Jadi, dengan keenam potensi yang telah dimiliki 7
Pupuh Fathurruhman, Strategi Belajar Mengajar, (Bandung: PT Refika Aditama, 2007), Cet. 1, h. 45-46.
15
manusia secara lahiriah tersebut (pengetahuan, pemahaman, kemampuan, nilai, sikap dan minat), seorang guru selanjutnya dapat mencapai kesepuluh kompetensi dengan mudah untuk mencapai sebuah keberhasilan dalam proses belajar mengajar. Namun,
Wina
Sanjaya
mengkategorikannya
ke
dalam
tiga
kompetensi, yaitu: kompetensi pribadi, kompetensi profesional, dan kompetensi sosial kemasyarakatan. Kompetensi pribadi adalah kompetensi yang condong pada kompetensi yang disebutkan oleh Gordon. Sedangkan kompetensi profesional adalah seperti halnya sepuluh dasar kompetensi yang disebutkan oleh Muhibbin. Dan Wina menambahkan satu kompetensi guru yang berhubungan dengan kemampuan guru sebagai anggota masyarakat dan makhluk
sosial,
yaitu
kompetensi
sosial
kemasyarakatan,
meliputi;
Kemampuan untuk berinteraksi dan berkomunikasi dengan teman sejawat untuk meningkatkan kemampuan profesional, kemampuan untuk mengenal dan
memahami
fungsi-fungsi
setiap
lembaga
kemasyarakatan,
dan
kemampuan untuk menjalin kerja sama, baik secara individual maupun secara kelompok.8 3. Peran dan Tugas Guru Guru sangat berperan dalam membantu perkembangan peserta didik untuk mewujudkan tujuan hidupnya secara optimal. Ketika orang tua mendaftarkan anaknya ke sekolah pada saat itu juga ia menaruh harapan terhadap guru, agar anaknya dapat berkembang secara optimal. a. Peran guru dalam proses belajar-mengajar 1) Guru sebagai demonstrator Dalam perannya sebagai demonstrator, guru senantiasa menguasai bahan atau materi pelajaran yang akan diajarkan serta senantiasa mengembangkannya dalam arti meningkatkan kemampuannya dalam ilmu yang dimilikinya karena hal ini sangant menentukan hasil belajar yang dicapai oleh siswa. 8
19.
Wina Sanjaya. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan....., h.18-
16
2) Guru sebagai pengelola kelas Dalam perannya sebagai pengelola kelas, guru hendaknya mampu mengelola kelas sebagi lingkungan belajar serta merupakan aspek dari lingkungan sekolah yang perlu diorganisasi. Lingkungan diatur dan diawasi agar kegiatan-kegiatan belajar terarah kepada tujuan-tujuan pendidikan. Pengawasan terhadap belajar lingkungan itu turut menentukan sejauh mana lingkungan tersebut menjadi lingkungan belajar yang baik. Tujuan umum pengelolaan kelas ialah menyediakan danmenggunakan fasilitas kelas untuk bermacam-macam kegiatan belajar dan mengajar agar mencapai hasil yang baik. 3) Guru sebagai mediator dan fasilitator Sebagai mediator guru hendaknya memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup tentang media pendidikan karena media pendidikan merupakan alat komunikasi untuk lebih mengefektifkan proses belajar mengajar. Dengan demikian media pendidikan merupakan dasar yang sangat diperlukan yang bersifat melengkapi dan merupakan bagian integral demi berhasilnya proses pendidikan dan pengajaran disekolah. Sebagai mediator gurupun menjadi perantara dalam hubungan antar manusia. Untuk keperluan itu guru harus terampil mempergunakan pengetahuan bagaimana orang berinteraksi dan berkomunikasi. Tujuannya agar guru dapat menciptakan secara maksimal kualitas lingkungan yang interaktif 4) Guru sebagai evaluator Dalam proses belajar mengajar guru hendaknya menjadi evaluator yang baik. Kegiatan ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah tujuan yang telah dirumuskan itu tercapai atau belum, dan apakah materi yang diajarkan sudah cukup tepat. Semua pertanyaan tersebut dapat dijawab melalui kegiatan evaluasi atau penilaian. Dalam fungsinya sebagai penilai hasil belajar siswa, guru hendaknya terus menerus mengikuti hasil belajar yang telah dicapai oleh siswa dari waktu ke waktu. Informasi yang dapat diperoleh melalui
17
evaluasi ini merupakan umpan balik (feedback) terhadap proses belajarmengajar. Umpan balik ini akan dijadikan tolak ukur untuk memperbaiki dan meningkatkan proses belajar-mengajar selanjutnya. Dengan demikian proses
belajar-mengajar
akan
terus-menerus
ditingkatkan
untuk
memperolah hasil yang optimal. b. Peran guru dalam administrasi Dalam hubungannya dengan kegiatan administrasi seorang gurudapat berperan sebagai berikut. 1) Pengambilan inisiatif, pengarah, dan penilaian kegiatan-kegiatan pendidikan. Hal ini berarti guru turut serta memikirkan kegiatankegiatan pendidikan yang direncanakan serta nilainya. 2) Wakil masyarakat, yang berarti dalam lingkungan sekolah guru menjadi anggota suatu masyarakat. Guru harus mencerminkan suasana dan kemauan masyarakat dalam arti yang baik. 3) Orang yang ahli dalam mata pelajaran. Guru harus bertanggung jawab untuk mewariskan kebudayaan kepada generasi muda yang berupa pengetahuan. 4) Penegak disiplin, guru harus menjaga agar tercapai suatu disiplin. 5) Pelaksana administrasi pendidikan, disamping menjadi pengajar, gurupun bertanggung jawab akan kelancaran jalannya pendidikan dan ia harus mampu melaksanakan kegiatan-kegiatan administrasi. 6) Pemimpin generasi muda, masa depan generasi muda terletak ditangan guru. Guru berperan sebagai pemimpin mereka dalam mempersiapkan diri anggota masyarakat yang dewasa. 7) Penerjemah kepada masyarakat, artinya guru berperan untuk menyampaikan segala perkembangan kemajuan dunia sekitar kepada masyarakat, khususnya masalah-masalah pendidikan. c. Peran guru secara pribadi Dilihat dari dirinya sendiri (self oriented), seorang guru harus berperan sebagai berikut.
18
1) Petugas sosial, yaitu seseorang yang harus membantu untuk kepentingan masyarakat. Dalam kegiatan-kegiatan masyarakat guru senantiasa merupakan petugas-petugas yang dapat dipercaya untuk berpartisipasi didalamnya. 2) Pelajar dan ilmuwan, yaitu senantiasa terus-menerus menuntut ilmu pengetahuan. Dengan berbagai cara setiap saat guru senantiasa belajar untuk mengikuti perkembangan ilmu pendidikan. 3) Orang tua, yaitu mewakili orang tua murid disekolah dalam pendidikan anaknya. Sekolah merupakan lembaga pendidikan sesudah keluarga, sehingga dalam arti luas sekolah merupakan keluarga guru berperan sebagai orang tua dari siswa-siswanya. 4) Pencari teladan, yaitu yang senantiasa mencarikan teladan yang baik untuk siswa bukan untuk seluruh masyarakat. Guru menjadi ukuran bagi norma – norma tingkah laku. 5) Pencari keamanan, yaitu yang senantiasa mencarikan rasa aman bagi siswa. Guru menjadi tempat berlindung bagi siswa-siswa untuk memperoleh rasa aman dan puas didalamnya. d. Peran guru secara Psikologis Peran guru secara psikologis, guru dipandang sebagai berikut. 1) Ahli psikologi pendidikan, yaitu petugas psikologi dalam pendidikan yang melaksanakan tugasnya atas dasar prinsip-prinsip psikologi. 2) Seniman dalam hubungan antarmanusia, yaitu orang yang mampu membuat hubungan antar manusia untuk tujuan tertentu, dengan menggunakan teknik tertentu, khususnay dalam kegiatan pendidikan. 3) Pembentuk kelompok sebagai jalan atau alat dalam pendidikan. 4) Catalytic agent, yaitu orang yang mempunyai pengaruh dalam menimbulkan pembaharuan. Sering pula peranan ini disebut sebagai inovator (pembaharu).
19
5) Petugas kesehatan mental (mental hygiene worker) yang bertanggung jawab terhadap pembinaan kesehatan mental khususnya kesehatan mental siswa (Dr.Moh.Surya, Dr.Rohman Natawidjaja,1994:6-7).9 Dari pemaparan di atas, dapat disimpulkan bahwa beberapa peran guru diatas apabila dijalankan dengan penuh tanggung jawab dan komitmen, maka akan memajukan sekolah dengan keprofesionalannya dalam mendidik anak. Uzer membagi tugas guru ke dalam tiga tugas : tugas yang berkaitan dengan profesi, kemanusiaan, dan kemasyarakatan. a) Profesi, meliputi : -
Mendidik, berati meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup
-
Mengajar, yaitu meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi
-
Melatih, yakni mengembangkan keterampilan dan penerapannya
b) Kemanusiaan, meliputi -
Sebagai orang tua kedua bagi siswanya
-
Menarik simpati dan perhatian siswa dari semua lapisan masyarakat
-
Memotivasi siswa dan mentransformasikan diri kepada siswa.
c) Kemasyarakatan -
Mendidik dan mengajar masyarakat untuk menjadi warga negara indonesia yang bermoral pancasila
-
Mencerdaskan bangsa Indonesia. 10 Bila kita cermati tugas-tugas diatas, tugas guru begitu berartinya bagi
seluruh kehidupan ummat manusia, yakni dengan melihat tugas-tugasnya dari mulai lingkungan yang terkecil yaitu bagi dirinya, kemudian antar manusia, bahkan sampai tugasnya bagi bangsa dan negara. Sedangkan tanggung jawab seorang guru bukan hanya dilihat dari peran dan tugasnya saja akan tetapi juga dalam kewajibannya sebagai tenaga pendidik. Dimana Undang-Undang Republik Indonesia No.20 Tahun 2003 9
Moh.Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung : Remaja Rosda Karya. Cet.IX, 1995) h.9-13 10 Moh.Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, …., h.6-7
20
tentang Sistem Pendidikan Nasional bahwa pendidik dan tenaga kependidikan berkewajiban menyebutkan : a) Menciptakan suasana pendidikan yang bermakna, menyenangkan, kreatif, dinamis, dan dialogis. b) Mempunyai komitmen secara profesional untuk meningkatkan mutu pendidikan, dan c) Memberi teladan dan menjaga nama baik lembaga, profesi, dan kedudukan sesuai dengan kepercayaan yang diberikan kepadanya.11 Dengan memperhatikan tugas, peran, serta kewajiban guru, begitu kompleks beban dan tanggung jawab guru, apabila serangkaian peran, tugas dan kewajiban tersebut dilaksaknakan dengan baik, maka proses belajar mengajar dapat berjalan sesuai dengan tujuan pendidikan yang diharapkan. 4. Tanggung Jawab Keguruan Dalam tanggung jawabnya, tugas utama seseorang guru ialah mendidik, mengajar, membimbing, melatih, oleh sebab itulah tanggung jawab keberhasilan pendidikan berada di pundak guru. Perubahan peran guru yang tadinya sebagai penyampai pengetahuan dan pengalihan pengetahuan dan pengalih keterampilan, serta merupakan satu-satunya sumber belajar, berubah peran menjadi pembimbing, pembina, pengajar, dan pelatih. Dalam kegiatan pembelajaran, guru akan bertindak sebagai fasilisator yang bersikap akrab dengan penuh tanggung jawab, serta memperlakukan peserta didik sebagai mitra dalam menggali dan mengolah informasi menuju tujuan belajar mengajar yang telah direncanakan. Tanggung jawab guru juga dalam membentuk kepribadian siswa hendaknya seperti apa yang dikemukakan oleh DR. Zakiah Darajat, bahwa setiap
guru
sepatutunya
mengetahui
dan
menyadari
betul
bahwa
kepribadiannya yang tercermin dalam berbagai penampilan, ikut menentukan
11
Undang-Undang RI No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Jakarta : Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, Bagian Proyek Penilaian Hasil Belajar Tahap Akhir Nasional, 2003) h. 18-19
21
tercapai tidaknya tujuan pendidikan pada umumnya, dan tujuan lembaga pendidikan tempat ia mengajar khususnya. Demikian yang telah dijelaskan, dapat disimpulkan bahwa beberapa tanggung jawab guru dalam proses belajar mengajar yaitu : membimbing, melatih atau menggali potensi, serta membentuk kepribadian siswa. 5. Permasalahan dalam Peningkatan Kinerja Guru Dalam setiap peningkatan kinerja guru, kepala sekolah harus selalu siap pada masalah-masalah yang akan dihadapi. Piet A. Sahertian mengelompokan masalah-masalah guru menjadi dua : a. Masalah-masalah umum yang dihadapi dalam tugas mengajar dan mendidik yang mencakup : 1) Membantu guru dalam menterjemahkan kurikulum dari pusat ke dalam bahasa belajar-mengajar. 2) Membantu guru-guru dalam meningkatkan program belajar-mengajar. a) Membantu dalam merancangkan program belajar-mengajar. b) Membantu dalam melaksanakan proses belajar-mengajar. c) Membantu dalam menilai proses dan hasil belajar-mengajar. b. Masalah-masalah khusus yang dihadapi guru. Masalah-masalah itu antara lain : 1) Membantu guru dalam menghadapi kesulitan dalam mengajarkan tiap mata pelajaran. 2) Membantu
guru
dalam
memecahkan
masalah-masalah
pribadi
(personal problem). 3) Membantu guru dalam menghadapi masalah khusus di tiap tingkat mulai dari SD sampai di SMU.12 Permasalahan guru di atas, merupakan permasalahan yang sering dihadapi oleh guru dalam dunia pendidikan. Kepala sekolah sebagai teman kerja guru, harus mampu mengarahkan dan membina guru yang masih memiliki kendala dalam pengajaran dan pembelajaran. 12
Piet A. Suhertian, Konsep Dasar & Teknik Supervisi Pendidikan Dalam Rangka Pengembangan Sumber Daya Manusia, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2000), Cet. 1 h. 130-131.
22
B. Peningkatan Kinerja Guru 1. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi Kinerja Guru Abraham H. Maslow, mengemukakan bahwa ”man is waiting being he always wants, and lie wants more. This process is unending. A satisfied needs is not motivator of behavior. Only unsatisfied need motive behaviour. Man’s need are arrange in a series of level (Orang adalah makhluk yang berkeinginan -ia selalu ingin dan ingin lebih banyak. Proses ini tiada mengenal henti. Suatu kebutuhan yang telah memuaskan tidak menjadi motivator perilaku. Hanya kebutuhan-kebutuhan yang belum terpuaskan menjadi motivator perilaku. Kebutuhan manusia tersusun dan berjenjang).13 Maslow dalam teori hirarki kebutuhan, menurutnya motivasi dan kinerja seseorang akan dipengaruhi oleh lima kategori kebutuhan yaitu: kebutuhan fisiologis, rasa aman, kasih sayang, kebutuhan akan rasa harga diri, serta kebutuhan akan aktualisasi diri. Kebutuhan fisiologis (physiological needs). Kebutuhan ini paling rendah tingkatannya, dan memerlukan pemenuhan yang paling mendesak, misalnya kebutuhan akan makanan, minuman, air, dan udara. Kebutuhan ini juga dapat mempengaruhi kinerja guru. Jika guru sudah merasa aman akan kebutuhan yang sifatnya mendesak ini, maka guru tinggal memikirkan hal yang lain yang lebih bermanfaat bagi tugas dan tanggungjawabnya sebagai guru. Kebutuhan rasa aman (safety needs). Kebutuhan tingkat kedua ini adalah suatu kebutuhan yang mendorong individu untuk memperoleh ketentraman, kepastian, dan keteraturan dari keadaan lingkungannya, misalnya kebutuhan akan pakaian, tempat tinggal, dan perlindungan atas tindakan yang sewenang-wenang. Kebutuhan ini juga sangat mempengaruhi kinerja guru, seorang guru yang merasa tidak tenang akan keterpenuhannya tempat tinggal dan perlindungan tindak sewenang-wenang, maka pikirannya tidak terfokus pada kerja dan profesionalnya, melainkan ia akan memikirkan keamanan dan kenyamanan di tempat ia bekerja. 13
Hikmat, Manajemen Pendidikan,(Bandung : CV Pustaka Setia, 2009) Cet. I, h.275
23
Kebutuhan
kasih
sayang
(belongingnesss
and
love
neeeds).
Kebutuhan ini mendorong individu untuk mengadakan hubungan afektif atau ikatan emosional dengan individu lainnya, baik dengan sesama jenis maupun dengan yang berlainan jenis, di lingkungan keluarga ataupun di masyarakat, misalnya rasa disayangi, diterima, dan dibutuhkan oleh orang lain. Seorang guru harus mendapatkan perhatian dan kasih sayang yang cukup dari lingkungan di tempat ia bekerja, jika perhatian dan kasih sayang tersebut telah diberikan, maka ia akan berusaha melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dengan baik. Kebutuhan akan rasa harga diri (esteem needs). Kebutuhan ini terdiri dari dua bagian. Bagian pertama adalah penghormatan atau penghargaan dari diri sendiri, dan bagian yang kedua adalah penghargaan dari orang lain. Misalnya hasrat untuk memperoleh kekuatan pribadi dan mendapat penghargaaan atas apa-apa yang dilakukannya. Guru yang merasa dihargai akan hasil kerjanya, maka dia akan merasa nyaman dan lebih giat lagi untuk mendidik anak didiknya. Kebutuhan akan aktualisasi diri (need for self actualization). Kebutuhan ini merupakan kebutuhan yang paling tinggi dan akan muncul apabila kebutuhan yang ada dibawahnya sudah terpenuhi dengan baik. Misalnya pemusik menciptakan komposisi musik atau seorang ilmuan menemukan suatu teori yang berguna bagi kehidupan. Seorang guru akan merasa bangga ketika pendapat dan masukannya serta karya seorang guru dapat diterima dan diindahkan oleh sekolah. 14 Kelima faktor tersebut juga sangat berpengaruh dalam peningkatan kinerja guru di sekolah. Kepala sekolah, sebagai pimpinan tertinggi pada struktur organisasi sekolah seyogyanya dapat memenuhi kelima aspek kebutuhan tersebut, sehingga guru dapat meningkatkan produktifitas kerjanya dengan aman, nyaman, serta lebih giat lagi.
14
E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional, ...., h. 146
24
2. Strategi Peningkatan Kinerja Guru Upaya peningkatan kinerja guru oleh kepala sekolah harus dilaksanakan
dengan
strategi
yang
matang.
Mudrajad
Kuncoro
mengemukakan bahwa strategi adalah ”sejumlah keputusan dan aksi yang ditujukan untuk mencapai tujuan (goal) dalam menyesuaikan sumber daya organisasi dengan peluang dan tantangan yang dihadapi dalam lingkungan industrinya”.15 Sedangkan dalam kamus besar bahasa indonesia ”Strategi adalah Rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus”.16 Dari kedua definisi tersebut dapat diketahui bahwa strategi merupakan sebuah langkah dalam mencapai kesuksesan organisasi, hal ini untuk mencapai suatu target atau sasaran yang telah ditetapkan melalui proses penganalisaan terhadap lingkungan. Menurut pengertian di atas, maka kepala sekolah harus memiliki pilihan-pilihan keputusan tentang cara terbaik untuk mengoptimalkan sumber daya yang ada guna mencapai misi dan tujuan organisasi. Secara umum pimpinan di sebuah organisasi khususnya kepala sekolah di sebuah institusi pendidikan harus memperhatikan kebutuhan sekolah akan sumber daya manusia (guru). Selain itu, kepala sekolah juga harus mampu mengembangkan sikap profesional guru agar mempunyai inisiatif sendiri dalam mengembangkan potensi dirinya atau dalam melaksanakan tugasnya tanpa instruksi terlebih dahulu dari kepala sekolah. Lalu untuk pengembangan sumber daya manusia kepala sekolah juga dituntut mampu melakukan komunikasi dan kerja sama dengan perusahaan yang bergerak dalam pengembangan sumber daya manusia di institusi pendidikan. Strategi kepala sekolah di sebuah institusi pendidikan berkaitan erat dengan peningkatan kualitas sumber daya manusia (guru). Castetter memberikan dua macam strategi guna peningkatan sumber daya manusuia, 15
Mudrajad Kuncoro, Strategi Bagaimana Meriah Keunggulan Kompetitif?, (tt.p.: Erlangga, 2006) h. 12 16 Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2002) Cet, 4, h.1092
25
sebagaimana dikutip oleh E. Mulyasa dalam bukunya Menjadi Kepala Sekolah Profesional yaitu Strategi umum dan Stategi khusus. Dalam strategi umum Castetter membagi kedalam tiga bagian diantaranya:pengembangan tenaga kependidikan harus dilakukan berdasarkan rencana kebutuhan yang jelas, dalam dunia pendidikan perlu senantiasa dikembangkan sikap dan kemampuan profesional, serta kerjasama dunia pendidikan dengan perusahaan perlu terus-menerus dikembangkan (terutama dalam memanfaatkan perusahaan untuk laboratorium praktek dan objek studi). Strategi khusus adalah strategi yang langsung berkaitan dengan pengembangan dan peningkatan pengelolaan tenaga kependidikan yang lebih efektif. Strategi tersebut berkaitan dengan kesejahteraan, pendidikan prajabatan
calon
tenaga
kependidikan,
rekrutmen
dan
penempatan,
pembinaan mutu tenaga kependidikan, dan pengembangan karier. Strategi khusus meniscayakan kepala sekolah untuk membuat pilihanpilihan keputusan untuk kesejahteraan guru, pengembangan karier dan pendidikan guru, rekrutmen dan penempatan, dan pembinaan guna peningkatan mutu guru di sekolah. Untuk itu kepala sekolah harus mempunyai pilihan-pilihan yang tepat, efektif dan efisien sehingga misi dan tujuan organisasi tercapai dengan baik. 17 Berdasarkan konsep diatas, dapat dikatakan bahwa kepala sekolah dalam mengembangkan sumberdaya manusia yang ada dilingkungan sekolah khususnya guru harus melaksanakan strategi-strategi tersebut dalam perencanaan dan kebijakan yang dibuatnya. Banyak hal yang dapat dilakukan oleh kepala sekolah untuk meningkatkan kinerja guru di sebuah institusi pendidikan, di antara strategi yang dapat di lakukan oleh kepala sekolah adalah dengan cara melakukan pembinaan terhadap kinerja guru, melakukan pengawasan (supervisi)
17
E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, Cet. 9, 2007), h. 128-130
26
terhadap kinerja guru, mengadakan evaluasi terhadap proses dan hasil kerja (kinerja) guru. a. Pembinaan Kinerja Guru Menurut Ali Imron dalam bukunya Pembinaan Guru di Indonesia, pembinaan guru secara terminologi diartikan sebagai serangkaian usaha bantuan kepada guru, terutama bantuan yang berwujud layanan profesional yang dilakukan oleh kepala sekolah, pemilik sekolah dan pengawas serta pembinaan lainnya untuk meningkatkan proses dan hasil belajar.18 Berbeda dengan pendapat Ali Imron, menurut B. Suryo Subroto dalam bukunya Dimensi-Dimensi Administrasi Pendidikan di Sekolah mengartikan pembinaan atau pengembangan guru yaitu pengembangan profesi
guru
sebagai
usaha-usaha
melalui
keaktifan
sendiri
untuk
meningkatkan pengetahuan dan kecakapan sehingga akan berguna dalam menjalankan kewajiban sebagai guru.19 Dari dua pendapat tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa kegiatan pembinan terhadap guru dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain melalui bantuan orang lain, baik itu kepala sekolah, pembina, ketua yayasan, pengawas dan instansi lain yang akan memberikan pembinaan. Selain itu juga kegiatan pembinaan guru dapat dilakukan sendiri oleh guru yang bersangkutan,
yaitu
dengan
keaktifan
dan
kesadaran
diri
untuk
mengembangkan potensi diri guru yang bersangkutan. Ali Imron mengelompokkan pembinaan guru menjadi tiga macam pembinaan. Pertama, pembinaan kemampuan guru dalam hal memelihara program pengajaran di kelas; Kedua, kemampuan guru dalam hal menilai dan memperbaiki faktor-faktor yang mempengaruhi belajar anak didik; Ketiga, memperbaiki situasi belajar anak didik.20 Dalam hal Pembinaan kemampuan guru dalam memelihara program pengajaran di kelas, kepala sekolah harus mengetahui dan memahami tahap18
Ali Imron, Pembinaan Guru Di Indonesia, (Jakarta: Pustaka Jaya, 1993) h. 9. B. Surya Subroto, Dimensi-Dimensi Administrasi Pendidikan Di Sekolah, (Jakarta Bina Aksara, 1984) h. 147. 20 Ali Imron, Pembinaan Guru Di Indonesia, … h. 13. 19
27
tahap proses pengajaran sehingga dapat membantu kepala sekolah untuk melaksanakan pembinaan program pengajaran kepada guru-guru. Selanjutnya kepala sekolah juga harus memahami faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi belajar anak didik, seperti faktor motivasi, kematangan, hubungan peserta didik dengan guru, kemampuan verbal, tingkat kebebasan, rasa aman, dan keterampilan guru dalam berkomunikasi. Jika kepala sekolah memahami faktor-faktor di atas, maka sangat mudah bagi kepala sekolah untuk melakukan pembinaan kepada guru dalam hal bagaimana evaluasi dan penilaian terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi belajar anak didik di sekolah. Maka kepala sekolah juga hendaknya terbuka tetapi tetap menjaga jarak dengan para tenaga kependidikan, agar mereka dapat mengemukakan berbagai permasalahan yang dihadapi dalam melaksanakan tugasnya sebagai tenaga kependidikan.. b. Pembinaan disiplin tenaga kependidikan Dalam meningkatkan kinerja guru, kepala sekolah harus mampu menumbuhkan disiplin tenaga kependidikan, terutama disiplin diri, dalam hal ini kepala sekolah harus mampu melakukan hal-hal sebagai berikut : 1) Membantu tenaga kependidikan mengembangkan pola perilakunya 2) Membantu tenaga kependidikan meningkatkan standar perilakunya 3) Menggunakan pelakasanaan aturan sebagai alat.21 Guru yang telah dibina oleh kepala sekolah dengan baik, maka dia akan menjadi guru yang profesional dibidangnya. Dengan mengedepankan disiplin kerja sebagai acuan untuk mencapai target pengajaran dan pembelajaran yang diinginkan. Jika semuanya tercapai, maka kualitas pendidikan di sekolah berkat kinerja guru yang ditopang oleh disiplin yang baik akan segera tercipta. Kepala sekolah yang dapat menjadi pioneer, pelaksana dan pengawas dalam hal disiplin tenaga kependidikan ini. c. Pengendalian dan Pengawasan Kinerja Guru
21
E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional, … h. 141.
28
Menurut E. Mulyasa kepala sekolah harus mampu melakukan berbagai pengawasan dan pengendalian untuk meningkatkan kinerja tenaga kependidikan. Pengawasan dan pengendalian ini merupakan kontrol agar kegiatan pendidikan di sekolah terarah pada tujuan yang telah ditetapkan.22 Dalam hal pengawasan dan pengendalian kinerja guru, kepala sekolah dapat melakukan pengawasan dan pengendalian dengan cara diskusi kelompok,
kunjungan
kelas,
pembicaraan
individual,
dan
simulasi
pembelajaran. Namun dalam melaksanakan kepengawasannya, kepala sekolah harus memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut: 1) Hubungan konsultatif, kolegial dan bukan hirarkhis. 2) Dilaksanakan secara demokratis. 3) Berpusat pada tenaga kependidikan (guru). 4) Dilakukan berdasarkan kebutuhan tenaga kependidikan (guru). 5) Merupakan bantuan profesional. 23 Prinsip-prinsip di atas harus diperhatikan dengan benar oleh kepala sekolah agar proses pengendalian dan pengawasan terhadap kinerja guru dapat terlaksana dengan baik dan guru tidak merasa terbebani dengan pengawasan yang ada, namun sebaliknya guru merasa dibantu dan diperhatikan serta dihargai atas apa yang dia kerjakan. d. Pemberian motivasi Setiap tenaga kependidikan memiliki karakteristik khusus, yang satu sama lain berbeda. Hal tersebut memerlukan perhatian dan pelayanan khusus pula dari pemimpinnya, agar mereka dapat memanfaatkan waktu untuk meningkatkan kinerjanya. Perbedaan tenaga kependidikan tidak hanya dalam bentuk fisiknya, tetapi juga psikisnya, misalnya motivasi. Oleh karena itu untuk meningkatkan produktivitas kerja, perlu diperhatikan motivasi para tenaga kependidikan dan faktor-faktor lain yang mempengaruhinya.24
22
E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional, … h. 111. E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional, … h. 113. 24 E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional, … h.143 23
29
Motivasi yang diberikan dapat melalui reward, apresiasi, beasiswa pendidikan, penugasan, promosi terhadap kinerja para guru. Guru akan lebih giat lagi dalam meningkatkan kinerjanya, apabila ada motivasi atau dorongan dari kepala sekolah. Hal ini bisa berupa dengan pembinaan atau dengan dorongan kata-kata. e. Penghargaan Penghargaan sangat penting utuk meningkatkan produktivitas kerja dan untuk mengurangi kegiatan yang kurang produktif. Melalui penghargaan ini tenaga kependidikan dirangsang untuk meningkatkan kinerja yang positif dan produktif. Penghargaan ini akan bermakna apabila dikaitkan dengan prestasi tenaga kependidikan secara terbuka, sehingga setiap tenaga kependidikan meniliki peluang untuk meraihnya. Penggunaan penghargaan ini perlu dilakukan secara tepat, efektif, dan efisien, agar tidak menimbulkan dampak negatif.25 Kepala sekolah yang mengerti kebutuahan seorang guru, maka dia akan memberikan penyemangat agar guru dapat meningkatkan kinerjanya. Hal ini bisa dengan, kenaikan pangkat, finansial, piagam. Dan harus disesuaikan dengan tugas yang diberikan serta hasil kerja guru tersebut. Sebagaimana yang diatur oleh Undang-Undang RI No.14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen bahwa guru yang berprestasi, berdedikasi luar biasa, dan/atau bertugas khusus berhak memperoleh penghargaan.26 f. Persepsi Persepsi adalah proses seseorang mengetahui beberapa hal melalui pancaindera (Badudu, 1990: 675). Sedangkan Sarlito (1982: 76) mengartikan persepsi sebagai daya mengenal objek, mengelompokan, membedakan, memusatkan perhatian, mengetahui dan mengartikan melalui pancaindera. Persepsi yang baik akan menumbuhkan iklim kerja yang kondusif serta
25
E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional, … h. 151 Undang-Undang RI No.14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen (Penghargaan, Pasal
26
36).
30
sekaligus akan meningkatkan produktivitas kerja. Kepala sekolah perlu menciptakan persepsi yang baik bagi setiap tenaga kependidikan terhadap kepemimpinan dan lingkungan sekolah, agar mereka dapat meningkatkan kinerjanya.27 Persepsi sangat berpengaruh terhadap kinerja para gurunya, melalui komitmen yang diberikan kepala sekolah terhadap guru maka akan tertanam atau memunculkan tenaga pengajar yang berdedikasi tinggi dalam menjalankan tugasnya. Guru yang merasa dihargai hasil kerjanya oleh kepala sekolah, merupaka salah satu cara untuk meningkatkan kinerja guru. Dari upaya peningkatan kinerja guru yang dilakukan oleh kepala sekolah di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pembinaan disiplin tenaga kependidikan, pemberian motivasi, penghargaan, persepsi harus dilaksanakan dengan dukungan dari kedua belah pihak, baik kepala sekolah maupun guru itu sendiri. C. Kerangka Berfikir Mengacu pada kondisi riil di SMP Al-Shighor, kepala sekolah sudah melakukan strategi dalam upaya meningkatkan kualitas kinerja para gurunya. Namun, strategi tersebut belum terlaksana dengan baik. Hal ini dapat dilihat pada supervisi yang masih belum memberikan hasil yang baik, yaitu kurangnya memberikan pengawasan dan pengendalian terhadap proses mengajar para guru, sehingga sulit untuk mengetahui kekurangan apa saja pada guru yang harus dibenahi. Selain itu, kepala sekolah juga belum optimal dalam mengadakan pembinaan terhadap guru dan dalam pengadaan fasilitas untuk menunjang proses mengajar guru. Selain kepala sekolah, guru melalui kinerja yang dilakukannya juga memilki pengaruh dalam peningkatan kualitas pendidikan. Namun, kenyataan yang ditemukan, sebagian guru masih belum memenuhi kompetensi mereka sebagai seorang guru, baik itu kompetensi pribadi, profesional, dan sosial 27
E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional, … h. 151
31
kemasyarakatan. Seperti belum menguasai materi ajar yang akan disampaikan dikelas sehingga mengakibatkan ketidak siapan guru dalam mengajar, masih adanya guru yang menggunakan metode ceramah (kurang kreatifnya guru), kedisiplinan kinerja guru yang belum maksimal, kurang optimalnya guru dalam mengajar, dll. Melihat berbagai kenyataan diatas, hal ini masih jauh untuk mencapai harapan sekolah. Karena, dengan strategi dan upaya yang dilakukan untuk guru yang diharapkan mampu melaksanakan kinerja mereka dengan baik, efektif, dan efisien, masih belum terlaksana dengan baik. Kondisi tersebut dapat diakibatkan oleh beberapa sebab, salah satunya adalah penerapan strategi yang masih butuh pembenahan lebih lanjut. Pembenahan tersebut dapat dilakukan dengan kepala sekolah melakukan pembinaan lebih lanjut terhadap kinerja guru, pembinaan disiplin tenaga kependidikan, pengendalian dan pengawasan kinerja guru, pemberian motivasi, penghargaan, serta membangun komitmen guru untuk bekerja lebih baik. Kerangka berpikir diatas dapat digambarkan pada bagan sebagai berikut : Input
Proses
Output
Kondisi Nyata
Strategi
1. Strategi Kep- Sek - Kurangnya pengawasaan dari kepala sekolah - Kurangnya pembinaan dari kepala sekolah - Kurangnya fasilitas dalam pelaksanaan tugas guru
- Pembinaan Kinerja Guru - Pembinaan disiplin tenaga pendidik - Pengendalian dan Pengawasan Kinerja Guru - Pemberian motivasi - Pemberian Penghargaan terhadap kinerja guru - Membangun komitmen guru untuk meningkatkan kinerja
2.
Kinerja Guru - Kurang optimal guru dalam mengajar - Ketidakdisiplinan guru dalam mengajar - Ketidaksiapan guru dalam mengajar - Lemah penguasaan metode mengajar
Masalah Belum efektifnya strategi kepala sekolah dalam meningkat kan kinerja guru
Feedback
Harapan Kinerja Guru yang Efisien
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tujuan dan Tempat penelitian 1. Tujuan Penelitian Tujuan yang hendak dicapai melalui penelitian ini adalah untuk menjelaskan bentuk-bentuk strategi kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja guru di SMP Al-Shighor. 2. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Shighor, yang berlokasi di International Islamic Boarding School ”Ma’had Al-Shighor Al-Islami Aldauly” Desa Ender Kecamatan Pangenan Kabupaten Cirebon 45182. Proses penelitian ini dilakukan secara bertahap mulai dari perencanaan sampai dengan pengumpulan data lapangan sebagai kegiatan inti penelitian, rentang waktu yang dibutuhkan secara keseluruhan dimulai pada bulan April sampai bulan Juni 2011. B. Pendekatan dan Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif serta metode yang digunakan adalah penelitian deskriptif, yaitu penelitian yang memberi gambaran laporan penelitian berisi kutipan-kutipan yang mungkin berasal dari naskah wawancara, catatan lapangan, foto, videotape, dokumen
32
33
pribadi, catatan atau memo, dan dokumen resmi lainnya.1 Penelitian ini hanya mendeskripsikan keadaan atau gejala sesuatu apa adanya, artinya penelitian ini bermaksud untuk mendeskripsikan, mencatat, menganalisis, dan menginterpretasikan situasi atas kejadian riil di lapangan. Data yang hendak dikumpulkan dalam penelitian adalah yang berkenaan dengan pelaksanaan strategi kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja guru. Data yang akan diperoleh adalah data kualitatif yang memberi gambaran tentang strategi kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja guru di SMP Al-Shighor. C. Sumber Data Penelitian Sumber data dalam penelitian ini terdapat 9 orang, yaitu: ketua yayasan sebagai puncak pimpinan dalam lembaga, komite sekolah sebagai pengawas kebijakan kepala sekolah,kepala sekolah sebagai pembuat kebijakan, 4 orang guru diantaranya 1 guru IPA, 1 guru IPS, 1 guru agama, dan 1 guru Bahasa, serta 2 wali murid. D. Teknik Pengumpulan Data Untuk mendapat hasil penelitian yang akurat, penulis menggunakan teknik sebagai berikut: a. Pengamatan/Observasi Observasi ini dilaksanakan untuk memperoleh data mengenai kondisi objek yang sedang diteliti, seperti mengamati gejala gejala yang ada disekolah mengenai kinerja guru, strategi kepala sekolah, struktur organisasi sekolah. Dengan observasi, peneliti mengadakan pengamatan awal terhadap objek penelitian secara langsung. Fokus observasi ini dilakukan untuk memperoleh data tentang kinerja guru serta strategi yang dilakukan kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja guru di SMP Al-Shighor. b. Wawancara
1
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Rosdakarya, Cet.XVII, 2002) h.6
(Bandung: PT. Remaja
34
Wawancara adalah sebuah kegiatan tatap muka pada nara sumber untuk memperoleh informasi dan data. Dalam hal ini peneliti mengumpulkan data dengan cara melakukan tanya jawab dengan pihak terkait dalam penelitian yaitu ketua yayasan, komite sekolah, kepala sekolah, empat guru (IPA, IPS, Bahasa, Agama), dan dua wali murid. Wawancara ini bertujuan untuk memperoleh data tentang kinerja guru, strategi yang dilakukan kepala sekolah dalam peningkatan kinerja guru di sekolah tersebut, dan persepsi guru terhadap kepemimpinan kepala sekolah. c. Studi Dokumentasi Studi dokumentasi yaitu cara memperoleh data dengan mencatat data dokumen-dokumen yang terdapat di sekolah. Diantaranya mulai dari data tentang laporan seperti kinerja guru, struktur organisasi, sarana, prasarana sampai dengan strategi yang dilakukan kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja guru di SMP Al-Shighor. E. Teknik Pengolahan dan Analisis Data Berdasarkan teknik pengumpulan data dan metode yang digunakan pada penelitian ini, maka data akan disajikan dalam bentuk analisis deskriptifkualitatif. Data-data yang ditemukan di lapangan akan dikaji dan dijelaskan secara terperinci sehingga dapat diciptakan suatu konsep atau penarikan kesimpulan tentang penerapan strategi yang dilakukan kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja guru di SMP Al-Shighor. Pengolahan dan analisis data dimulai dengan: 1. Klasifikasi data yakni proses pengelompokkan data yang berupa jawaban dari pertanyaan terbuka, atau proses pengumpulan data berdasarkan jawaban-jawaban sumber data informasi. 2. Kategorisasi data yakni proses pengelompokkan data atau jumlah informasi berdasarkan aspek aspek masalah yang disusun atas dasar pikiran, intuisi, pendapat, atau kriteria tertentu. Atau pengelompokan data dari jawaban sumber data berdasarkan pada dimensi-dimensi masalah
35
3. Interpretasi data yaitu proses penafsiran data dengan cara mencari persamaan dan perbedaan dari data untuk ditarik kesimpulan berdasarkan kerangka berfikir yang telah ditentukan. Tabel 1. Kisi-Kisi Final Penyusunan Instrumen Pengumpulan Data Dimensi Kinerja Guru
Aspek Dimensi / Indikator
Kompetensi
Guru
mencakup
mempunyai
pengetahuan,
pemahaman, minat, kemampuan mengajar (menguasai bahan ajar, mengelola program belajar-mengajar, mengelola kelas, penggunaan
media,
mengelola
interaksi
belajar-mengajar,
mengenal dan menyelenggarakan adminstrasi sekolah). Peran dan Tugas serta tanggung jawab keGuruan. Perannya sebagai demonstrator, pengelola kelas, mediator dan fasilitator, dan sebagai evaluator. Tugasnya yang berkaitan dengan profesi, kemanusiaan, dan kemasyarakatan. Dan tanggung jawab keguruannya (membimbing, membentuk kepribadian, menggali potensi anak didik) Strategi Kepala
Faktor-faktor Kinerja Guru, seperti kebutuhan fisiologis, rasa
Sekolah
aman, kasih sayang, kebutuhan akan rasa harga diri, dan kebutuhan aktualisasi diri Pembinaan Kinerja Guru mencakup pembinaan kemampuan guru(menyiapkan
RPP,
media/alat
pembelajaran,
metode
mengajar), kemampuan dalam menilai anak didik, memperbaiki situasi belajar (ketenagan dan kenyamanan belajar). Pembinaan disiplin tenaga kependidikan mencakup pendisiplinan waktu mengajar, disiplin menyelesaikan tugas,
membantu
meningkatkan standar perilaku (kewibawaan, kematangan, dan kedewasaan). Pengendalian
dan
Pengawasan
Kinerja
Guru
mencakup
mengadakan diskusi kelompok, kunjungan kelas, pembicaraan individual, dan simulasi pembelajaran.
36
Memberikan motivasi (apresiasi, reward, motif, beasiswa pendidikan, penugasan, promosi) terhadap tenaga pengajar dalam melakukan tugas. Penghargaan mencakup pemberian, kenaikan pangkat, finansial, piagam. Membangun komitmen (Peran, tugas, kewajiban, dedikasi) guru untuk meningkatkan kinerja.
Untuk jelasnya, kisi-kisi ini dapat dilihat pada pedoman wawancara dan dokumentasi transkip wawancara terlampir.
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Sejarah singkat berdirinya SMP Al- Shighor Ma’had Al-Shighor Al-Islami adalah sub bagian dari pesantren induknya yaitu Pesantren Gedongan, sebuah pesantren salafi yang terletak di Desa Ender Kecamatan Pangenan Kabupaten Cirebon yang didirikan oleh Mbah KH. Mohammad Sa’id sekitar tahun 1880 M. Ma’had Al-Shighor AlIslamy berjarak + 500 m dari pesantren induknya, didirikan oleh salah seorang cucu beliau dari generasi ke IV tahun 1990 M. Bersamaan dengan berdirinya Ma’had ini didirikan pula Madrasah Ibtidaiyah (MI) bernama MI “Manbaul Hikmah” yang mengambil nama dari nama Madrasah Diniyah (MD) dan Madrasah Tsanawiyah (MTs) yang telah ada sebelumnya. Keberadaan Ma’had Al-Shighor Al-Islami mendapat respon baik dari wali santri terbukti dengan bertambahnya jumlah santri setiap tahunnya. Enam tahun kemudian (1996 M), MI tersebut menamatkan lulusannya yang pertama kali sebanyak 17 Siswa. Tahun berikutnya yaitu tahun pelajaran 1996/1997 didirikanlah kelas jauh (filial) MTs ”Manbaul Hikmah” yaitu sebuah madrasah yang berada dipondok pesantren induknya. Latar belakang pendirian kelas filial ini diantaranya adalah; a. Menindak-lanjuti program pembelajaran bahasa Arab dan Bahasa Inggris yang telah diajarkan secara intensif di MI
37
38
b. Optimalisasi pencapaian prestasi bagi para siswa, yaitu dengan penerapan system integrasi penuh antara madrasah dan pesantren dimana para santri/siswa semuanya diasramakan dalam satu asrama Kelas filial setiap tahun pelajaran hanya menerima siswa maksimal 40 Siswa/Santri(satu kelas) melalui seleksi kelayakan alumni MI Manbaul Hikmah sendiri dan tes masuk bagi calon siswa luar madrasah ini. Hal ini dilaksanakan karena keterbatasan sarana yang ada. Dengan demikian kelas filial ini merupakan kelas unggulan dari MTs Manbaul Hikmah. Ma’had Al-Shighor Al-Islamy selalu berupaya meningkatkan prestasi belajar para santrinya sesuai dengan tuntutan kehidupan yang semakin mengglobal. Pada tanggal 5 Mei 2007, bertepatan dengan Haul Ponpes Gedongan, Pengasuh Ma’had Al-Shighor Al-Islamy telah melaunching perubahan Ma’had Al-Shighor Al-Islamy menjadi Ma’had Al-Shighor AlIslamy Al-Dauly (Al-Shighor International Islamic Boarding School). Untuk
lebih
mengoptimalkan
pembinaan
siswa
/santri
dan
kemandirian madrasah pengasuh ma’had bersama pengelola dan dewan guru telah menjadikan kelas filial MTs Manbaul Hikmah ini menjadi sekolah yang berdiri sendiri dengan nama “Sekolah Menengah Pertama (SMP) AlShighor” di bawah naungan yayasan Al-Shighor Al-Islami Al-Dauly dan mendapat surat Rekomendasi Penerimaan Siswa Baru Tahun Pelajaran 2007/2008 dari Dinas Pendidikan Kabupaten Cirebon No.422.2/1550/Diknas tahun 2007 serta keputusan Menteri Hukum dan HAM RI Nomor C-876 HT.01.02.TH. 2005. Keberadaan sekolah ini mendapat sambutan yang baik dari wali murid/santri terbukti dengan penerimaan siswa baru yang mencapai 60 siswa(2 kelas). Pendirian SMP Al-Shighor mendapat respon baik dari masyarakat, karena disamping menggunakan system boarding school juga diarahkan ke sekolah unggulan berstandar Internasional, terbukti dengan penerimaan siswa baru yang mencapai 60 siswa.
39
2. Visi dan Misi SMP Al- Shighor a. Visi SMP Al-Shighor Sekolah SMP Al-Shighor ini memiliki visi yaitu menjadikan “Al-Shighor”
International
Islamic
Boarding
School
Ponpes
Gedongan sebagai pusat pengembangan model pendidikan integratif kompetitif dan berwawasan global. b. Misi SMP Al-Shighor 1) Membina siswa yang menguasai bahasa international (Bahasa Arab dan Inggris) kuat iman, berjiwa kewirausahaan, dan unggul dalm ilmu pengetahuan dan teknologi. 2) Mengembangkan kegiatan pendidikan keahlian dengan model-model pembelajaran yang mengarah kepada pembekalan life skill dan mempunyai akuntabilitas publik. 3) Mencetak lulusan yang berkualitas integratif, memahami ilmu keislaman
dengan
metodologi
kontemporer
dalam
rangka
muhãfadhah „alã al-qadîmi al-shãlih wa al-akhdzu bi al-jadîdi alashlah. 3. Sistem Pendidikan Melaksanakan Pendidikan terpadu selama 24 jam setiap hari melalui tiga Pusat Pendidikan, yaitu: a. Pendidikan Asrama Pendidikan keluarga di International Islamic Boarding School “Ma’had Al-Shighor Al-Islami Al-Dauly” dilakukan oleh bagian Asrama putra dan putri secara terpisah. Lembaga ini berfungsi sebagai pengganti orang tua yang bertugas menyediakan semua fasilitas yang diperlukan santri, di antaranya akomodasi, konsumsi, air, listrik, kenyamanan, keamanan dan lainnya. Di samping itu, bertugas memberikan pendidikan yang seharusnya diberikan dalam keluarga yaitu:
40
1) Pendidikan Kerohanian yang meliputi: pendidikan keimanan, pembiasaan ibadah, penghafalan Al-Qur’an, menjadi serta acaraacara keagamaan. 2) Pendidikan Akhlak meliputi: Akhlak terhadap Allah SWT dan Rasul-Nya, terhadap diri sendiri, terhadap orang tua, keluarga, orang lain, dan akhlak terhadap lingkungan sekitar. b. Pendidikan Sekolah Pendidikan Sekolah terdiri dari Madrasah Ibtidaiyah sampai Mahasiswa. Program pendidikannya terintegrasi sebagai berikut: 1) Pendidikan intelektual yang meliputi Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
(IPTEK)
sesuai
ketentuan
pemerintah
yang
diintegrasikan dengan nilai-nilai kepesantrenan (IMTAQ) dan perkembangan ilmu pengetahuan. 2) Pendidikan keterampilan bahasa c. Pendidikan Lingkungan Pendidikan
keluarga
dan
sekolah
merupakan
fondasi
dasar
terbentuknya kepribadian seorang anak, namun demikian sebaik apapun pendidikan yang diberikan akan menjadi sia-sia jika tidak didukung oleh lingkungan yang kondusif. Oleh karena itu International Islamic Boarding School “Ma’had Al-Shighor Al-Islami Al-Dauly” menciptakan pendidikan lingkungan yang Islami dengan cara menjadikan masjid sebagai sentral aktivitas. Dengan demikian semua aktivitas dijiwai dan diwarnai oleh shalat lima waktu yang menjadi tiang utama agama Islam. Selain itu, berbagai bentuk aktivitas juga diberikan kepada santri dengan harapan akan membentuk pribadi-pribadi yang peduli terhadap berbagai masalah social dan lingkungan alam sekitarnya. 4. Jenjang Pendidikan a. Madrasah Ibtidaiyah (MI) Manbaul Hikmah b. Sekolah Menengah Pertama (SMP) Al Shighor
41
c. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Al-Shighor Bidang Keahlian
: Teknologi Informasi dan Komunikasi
Program Keahlian
: 1. Teknik Komputer Jaringan (TKJ) 2. Multi Media (MM)
d. Madrasah Aliyah (MA) Al-Shighor e. Mahasiswa yang kuliah diberbagai perguruan tinggi 5. Keadaan Guru dan Siswa SMP Al-Shighor a. Keadaan guru Ma’had Al-Shighor Al-Islamy didukung oleh 20 orang guru, lulusan dalam maupun luar negeri baik S1 maupun S2 dan beberapa orang asisten yang bertugas membantu para santri dalam pendalaman materi. Sebagian besar guru dan asisten bertempat tinggal di asrama/perumahan yang telah disiapkan oleh ma’had, sehingga dengan demikian para siswa berada dalam bimbingan dewan guru selama 24 jam. Mayoritas dewan guru menguasai bahasa Arab dan Inggris, diantaranya sebagai berikut : Tabel 2. Nama-nama Guru No
Nama
Tempat Tgl Lahir
Pendidikan
Pengampu
01
Dra. Dzarrotul Jannah
Cirebon, 12-12-1964
IAIN Bandung
Bahasa Arab
02
Aeni Amalia S.Pd
Cirebon, 22-11-1976
UIN Yogyakarta
Bahasa Inggris
03
M. Fatihul Hadi, S.Pd.I
Cirebon, 05-07-1975
Al-Aqidah Jakarta
IPS-Sejarah
04
Muhammad Ratim, S.Ag
Cirebon, 05-09-1974
STAIN Cirebon
PAI
05
Yusuf Saefuddin, M.Ag.
Cirebon, 09-05-1974
UIN Bandung
B.Inggris
06
Nining Supriyatin, S.Pd.I
Cirebon, 02-08-1982
IPA-Biologi
07
Andi Kumala Sakti, S.Si
Cirebon, 25-12-1980
08
Ahmad Fauzan SE.I
Jakarta, 16-07-1984
09
Aeni Amalia, S.Pd
Cirebon, 16-03-1983
STAIN, Cirebon UNISRI, Palembang STAIN, Cirebon UIN Suka Yogyakarta
12
H. Ahmad Abu nasor, Lc. MA H. Muhammad bin Jafar, Lc Lastri Auliya, S.Pd.I
13
Dodi Nurwansyah, S.Pd.I
10 11
Matematika IPS-Ekonomi IPA-Fisika
Cirebon, 19-01-1979
Al-Ahqof, Yaman
Bahasa Arab
Cirebon, 27-05-1980
Al-Ahqof, Yaman
Bahasa Arab
Cirebon, 16-12-1986 Indramayu, 09-091986
STAIN, Cirebon IAIN Syekh Nurjati, Cirebon
PPKn B.Inggris
42
14
Zahrotul Jannah, S.Pd.I
Cirebon, 05-05-1985
15
M. Asrorrudin AS
16
Syaeful Bahri
17
Arifuddin, S.Pd.I
NTT, 12-08-1983
18
Naili Hanani, Sh.I
Cirebon, 11-11-1986
19
Kamaluddin Umar
Cirebon, 13-06-1987
20
Saefudin, S.Pd.I
Bogor, 14-02-1986 Cirebon, 25-11-1987
Sampang, 11-041983
STAIN,Cirebon IAIN Syekh Nurjati, Cirebon IAIN Syekh Nurjati, Cirebon STAIC, Cirebon
Bhs. Indonesia
STAIN, Cirebon IAIN Syekh Nurjati, Cirebon
PAI
IPS-Geografi TIK Budi Pekerti
Seni Budaya
STAIN, Cirebon
Staf TU
Sumber :Profil SMP Al-Shighor Tahun 2010/2011 Syarat suatu lembaga pendidikan yang berkualitas, selain memiliki sarana dan prasarana yang lengkap, lembaga pendidikan tersebut harus memiliki tenaga pendidik yang professional. Dapat kita lihat pada tabel di atas. b. Keadaan Siswa Siswa SMP Al-Shighor berasal dari berbagai daerah di Indonesia terutama dari kota-kota sekitar kabupaten Cirebon disamping dari daerah Cirebon sendiri, dengan berbagai macam latar belakang ekonomi orang tua, kebanyakan dari mereka adalah petani dan nelayan, dan Pegawai Negeri Sipil sebagai tenaga pengajar (guru), serta sebagian kecil birokrat serta tokoh politik. Keadaan siswa tahun ajaran 2010/2011 sebagaimana tertera dalam tabel ini : Tabel 3. Keadaan Siswa Kelas VII A VII B VIII A VIII B IX A IX B Jumlah
Laki-Laki 9 12 14 12 7 10 64
Perempuan 13 17 16 10 10 9 75
Jumlah
Sumber :Profil SMP Al-Shighor Tahun 2010/2011
139
43
Semua siswa diasramakan dalam asrama yang telah disiapkan oleh Ma’had di bawah bimbingan dewan guru selama 24 jam. 6. Sarana dan Prasarana Sarana dan Prasarana pendidikan merupakan sesuatu yang diadakan oleh sekelopok manusia atau alat penunjang proses pendidikan agar dapat memberikan kontribusi secara berarti dan optimal bagi jalannya proses pendidikan. Adapun sarana dan prasarana di SMP Al- Shighor, lihat table dibawah ini: Tabel 4. Sarana dan Prasarana No
Deskripsi
Jumlah
Keterangan
1
Ruang kelas
6
Baik
2
Ruang guru
1
Baik
3
Ruang koperasi
2
Baik
4
Laboratorium IPA
1
Baik
5
Laboratorium computer
1
Sangat Baik
6
Perpustakaan
1
Sangat Baik
7
Ruang kepala sekolah
1
Sangat Baik
8
Ruang kepala yayasan
1
Sangat Baik
9
Ruang OSIS
1
Sangat Baik
10
Papana tulis
9
Baik
11
Komputer
29
Sangat baik
12
Telepon
1
Baik
13
Masjid
1
Sangat Baik
14
Toilet Guru
3
Baik
15
Toilet Siswa
6
Baik
16
Asrama putra – putrid
2
Baik
17
Perumahan guru
7
Baik
18
MCK putra putrid
3
Baik
19
Lapangan olah raga
1
Baik
44
20
Koperasi/kantin
1
Baik
21
Kendaraan Operasional
3
Baik
22
Halaman Upacara
1
Baik
23
Gudang
3
Baik
Sumber :Profil SMP Al-Shighor Tahun 2010/2011 7. Proses Pembelajaran Kegiatan – kegiatan pendidikan yang telah dillaksanakan selama satu tahun pelajaran 2010/2011 sebagai berikut: a.
Penerimaan Siswa Baru Meliputi : 1) Pembentukan panitia PSB 2) Pendaftaran Siswa Baru 3) Seleksi Masuk 4) Masa Orientasi Siswa Baru (MOS)
b.
Kegiatan Belajar Mengajar Kegiatan belajar mengajar dilaksanakan pada pagi hari - Pukul 07.00 s/d 14.00 Adapun kegiatan yang telah dilaksanakan selama satu tahun pelajaran
2010/2011 sebagai berikut : a.
Penyusunan jadwal pelajaran dan pembagian tugas
b.
Belajar efektif sesuai dengan kalender pendidikan yang ditentukan oleh diknas
c.
Absensi siswa dan kehadiran guru
d.
Evaluasi hasil belajar baik berskala, Mid tes maupun tes Akhir semester
e.
Pengisian rapot dan pembagiannya
f.
Persiapan dan pengayaan Ujian Nasional
8. Kekhususan pendidikan Ma’had Al-Shighor a.
Semua siswa diasramakan dalam satu asrama yang telah disediakan oleh Ma’had dalam bimbingan dan pengawasan guru 24 jam.
45
b.
Bahasa inggris dan bahasa arab dijadikan sebagai bahasa pengantar dalam proses belajar-mengajar di dalam kelas, di samping bahasa Indonesia
c.
Diluar kelas, bahasa Inggris dan bahasa arab dijadikan sebagai bahasa percakapan sehari-hari.
d.
Siswa mendapat pelajaran pengetahuan agama dalam kegiatan dirosah diniyah dengan pengantar bahasa arab disamping bahasa jawa dan Indonesia
9. Kerja sama dengan instansi terkait a.
Mahesa Institute, Pare Kediri
b.
Harvard English Course, Pare Kediri
c.
Genta English Course Pare, Kediri Jawa Timur.
d.
Institut Agama Islam Negeri Syekh Nurjati Cirebon (IAIN Cirebon) dalam usaha mengembangkan bahasa juga peningkatan mutu kurikulum pendidikan.
e.
Dalam bidang kewirausahaan kami sedang menjalin kerjasama dengan kementerian pertanian dalam melaksanakan program pengembangan ternak mandiri.
10. Kurikulum Kurikulum yang diterapkan di SMP Al-Shighor adalah kurikulum berstandar nasional yang ditetapkan oleh Departemen Pendidikan Nasional yang diarahkan ke sekolah Berstandar Internasional dengan modifikasi dan penambahan mata pelajaran muatan lokal sesuai dengan visi dan misi sekolah dan Ma’had. 11. Evaluasi dan prestasi yang telah dicapai Setelah selesai tahun ajaran 2010/2011dan menjelang memasuki tahun pelajaran baru 2011/2012 dilaksanakan evaluasi secara menyeluruh terhadap segala aktifitas dan kegiatan yang telah dilaksanakan dengan perolehan sebagai berikut :
46
a) Secara umum proses belajar mengajar berjalan lancer dan efektif mencapai >90 % b) Target kurikulum yang tercapai > 90 % c) Kehadiran Guru > 90 % d) Kehadiran siswa > 90 % Adapun prestasi yang diperoleh oleh siswa untuk 4 mata pelajaran yang diujikan sebagai berikut : Tabel 5. Prestasi Belajar Siswa Mata Pelajaran
Semester I
Semester II
Tertinggi Terendah Tertinggi Terendah
Bhs. Indonesia
8,0
7,0
8,5
7,3
Bhs. Inggris
9,0
7,3
90
7,5
Matematika
8,0
7,0
8,0
7,3
IPA
8,3 7,0 8,5 7,5 Sumber : Profil SMP Al-Shighor Tahun 2010/2011
Ket
47
B. Deskripsi dan Analisis Data Dalam penelitian, penulis menggunakan data penelitian bersifat kualitatif, data yang ditampilkan bersifat narasi dan dijabarkan dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan yang peneliti berikan dalam wawancara yang diadakan dari tanggal 27 April s/d 11 Mei 2011. Dalam proses wawancara yang dilakukan oleh peneliti, pertanyaan tersebut ditujukan kepada pihak yayasan komite, kepala sekolah, para guru dan wali murid diberikan secara terpisah dan berbeda. Adapun hasil keseluruhan dari wawancara dilampirkan dalam lampiran skripsi ini. Bentuk pertanyaan dan jawabannya dari setiap responden beserta analisisnya dituangkan dalam deskripsi sebagai berikut: Tabel 6. Faktor-faktor peningkatan kinerja (fisiologis, rasa aman, kasih sayang, kebutuhan akan rasa dihargai, dan aktualisasi diri) NAMA GURU JAWABAN Atas kinerja yang saya lakukan, saya mendabat imbalan yang sesuai Naili Hanani, PAI dengan beban pekerjaan saya, lumayan cukuplah untuk makan dan SH.I memenuhi kebutuhan saya sehari-hari. Kalau dikatakan aman dan
IPS
Nining Supriatin, S.Pd.I
IPA
Dodi Nurwansyah, S.Pd.I
Bahasa Inggris
M. Asroruddin
nyaman, dalam kebersamaan kita sesama guru saling memotivasi dan bertukar curhat satu sama lain, seperti yang anda lihat sendiri bagaimana kehidupan di pesantren Mengenai kebutuhan Alhamdulillah walaupun tidak seseberapa banyak saya masih merasa terpenuhi. Walaupun saya tinggal di asrama dengan segala kesedarhanaan, tapi justru saya labih banyak menemukan kenyamanan dibanding tinggal di luar asrama, karena untuk saya secara pribadi dapat lebih banyak belajar, apalagi belajar mengenai kebersamaan. Kepala sekolah masih banyak memberikan kepercayaan yang tinggi kepada saya, seperti event-event yang dilaksanakan disekolah, saya selalu dilibatkan dalam posisi yang strategis dalam kepanitiaan, ini adalah satu bentuk penghargaan yang menurut saya tidak bisa dinilai dengan penghargaan uang. Disini saya sangatlah diperhatikan, dari segi makanan, minuman, dan lain sebagainya. Misalkan, untuk makan siang dan cemilan, kami tinggal makan saja, semuanya sudah dipersiapkan. Untuk masalah keamanan, kami dibantu oleh security, apabila terjadi masalah seperti kekerasan (perkelahian), maka yang melerai pertama kali adalah tugas dia, sedangkan kami akan membimbing siswa apabila menghadap guru BK untuk menyelesaikan permasalahan yang ada. Saya jarang sekali menjustifikasi siswa saya, karena saya menganggap mereka adalah anak saya sendiri. Jadi apabila ada masalah, saya juga terkadang menengahi mereka, jangan sampai ada orang tua yang dipanggil. Karena ini akan mempengaruhi psikologis diri siswa. Dari beberapa siswa yang bermasalah, terkadang mereka lebih terbuka kepada saya, jadi selaku guru, saya juga terkadang menjelma sebagai teman mereka, bahkan sebagai sahabat mereka. Faktor-faktor yang anda sebutkan tadi sudah cukup memadai karena sekolah ini terintegrasi penuh dengan pesantren, maka faktor – faktor peningkatan kinerja seperti fisiologis, kenyamanan, kasih sayang, dihargai, dan aktualisasi diri disekolah ini berjalan dengan baik.
48
Ketua Yayasan
Drs. H. Bisyri Imam, M.Ag
Hj.
Kepala Sekolah
Dra. Dzarrotul Jannah
Lembaga kami merupakan sebuah boarding school yang diasramakan. Kira-kira 80% tenaga pengajar dan pengurus yayasan kami juga berada satu atap didalam lingkungan kampus lembaga kami. Jadi hubungan emosional antara pengurus yayasan dan guru-guru merupakan faktor paling penting dalam usaha terus dan terus membangun yayasan kami menjadi lebih baik. Kami dalam rangka memberikan rasa nyaman kepada para fungsionaris yayasan dan guru-guru lembaga kami menyediakan fasilitas-fasilitas penunjang berupa mobil yayasan, motor, kamar untuk beberap guru dan juga rumah untuk guru yang sudah menikah juga fasilitas-fasilitas lain yang intinya kami berikan agar para pengurus merasa betah dan menikmati keberadaannya didalam lembaga. Kami juga memberikan seluas-luasnya kesempatan bagi pengurus untuk berani bertindak mengekspresikan hobbi mereka dan mencurahkannya dalam lembaga kami. Sebagai contoh, beberapa pengurus yang menyukai olahraga dipersilahkan mengembangkan olahraga di lembaga kami. Juga beberapa pengurus yang aktif dalam dunia penelitian maupun akademis juga didukung untung mgembangkan keahliannya tersebut. Jelas saya memperhatikan faktor-faktor peningkatan kinerja para tenaga pengajar yang ada disekolah ini, diantaranya a. faktor fisiologis, saya rasa sudah sangat terpenuhi kebutuhan ini, misalnya tersedianya makanan, minuman kapan saja guru inginkan. semua itu ada yang menyediakannya apalagi kebutuhan ini merupakan kebutuhan yang dapat dibilang tidak bisa ditunda - tunda. b. Selain itu juga saya sebagai pimpinan dalam struktural sekolah seyogyanya memberikan kenyamanan terhadap para guru agar tercipta kerja sama dengan baik sehingga dapat mencapai tujuan pendidikan yang ingin diwujudkan. Saya memberikan kebebasan untuk melakukan apa saja kepada mereka agar mereka merasa nyaman, betah, dan tentram berada dilingkungan yayasan dan sekolah ini sehingga mereka juga nyaman dan fokus dalam menjalankan tanggung jawabnya sebagai tenaga pengajar yang professional. c. Saya dan ketua yayasan menanamkan kepada semua civitas yayasan termasuk tenaga pengajar betapa besarnya nilai kebersamaan (kasih sayang, perhatian). Baik itu atasan terhadap bawahan, bawahan terhadap atasan, bawahan terhadap bawahan yang lain. Saya menganggap guru – guru disini sudah seperti keluarga saya sendiri, dimana saya sangat memperhatikan mereka dan dalam diri saya bertanggung jawab untuk memperhatikan perkembangan para guru. Sehingga dapat terlihat suasana yang begitu dekat antara saya dengan para guru sehingga dapat tercipta emosional yang dekat antara saya dengan mereka dan mereka dengan saya. d. Saya memberikan apresiasi yang sangat tinggi terhadap guru yang kreatif dan inovatif. Mereka memberikan jiwa dan raganya untuk mengabdi sebagai pahlawan tanpa jasa dan memberikan kemajuan terhadap pendidikan. e. Aktualisasi diri tenaga pengajar/guru saya sangat memperhatikannya, dan saya sangat bangga apabila guru guru disini berkreasi meningkatkan kemampuan mengajarnya dan dapat menciptakan hal – hal yang baru seperti penggunaan metode mengajar yang menyenangkan. Dan saya akan menjadikannya sebgai tauladan bagi guru-guru yang lain.
Sumber : Diambil dari hasil wawancara 27 April s/d 11 Mei 2011 Dengan menganalisis jawaban-jawaban tersebut, bahwa aspek-aspek peningkatan kerja guru telah dapat dicapai dengan memenuhi kelima aspek (fisioligis, rasa aman, kasih sayang, kebutuhan akan rasa dihargai dan
49
aktualisasi diri), yakni sebagaimana juga telah dijelaskan mengenai teori kebutuhan yang diajukan oleh Abrahm H. Maslow yang juga telah dijelaskan di Bab kajian teori. Namun, ternyata materi bukanlah faktor utama yang bisa membuat seseorang bertindak. Tetapi beranjak dari kesederhanaan, kenyamanan, keter7batasan, serta kepercayaan membuat seseorang bisa melakukan yang terbaik bagi lembaga dimana dia bekerja. Para tenaga pengajar bisa mengoptimalisasi fasilitas-fasilitas yang ada, supaya bisa dipergunakan secara maksimal, yakni seperti yang dikatakan E Mulyasa -dengan mengutip perkataan Laeham dan Wexley (1992)- bukan semata-mata untuk mendapatkan hasil kerja sebanyak-banyaknya, melainkan kualitas unjuk kerja dengan memperhatikan produktivitas berdasarkan tingkatanya; prestasi kerja, pelaksanaan kerja, pencapaian kerja, hasil kerja, dan unjuk kerja. Tabel 7. Kenyamanan berada di lingkungan di SMP Al-Shighor NAMA GURU JAWABAN Naili Hanani, PAI Alhamdulillah, sampai saat ini saya masih SH.I merasa nyaman mengajar disini, semua pihak disini mengedepankan rasa kekeluargaan. M. Asroruddin IPS yah yang saya rasakan sejauh ini, saya sudah nyaman berada dilingkungan sekolah dan pesantren ini. Nining IPA Disini saya merasa nyaman sekali, karena disini Supriatin, jauh dari kota, dan kendaraan yang hilir S.Pd.I mudikpun jarang. Sehingga kami bisa mengajar tanpa terasa terganggu oleh suara bising. Dodi Bahasa Menurut saya lingkungan disekitar SMP Al – Nurwansyah, Inggris Shighor sudah cukup nyaman dan representatif S.Pd.I dan letaknya jauh dari keramaian Sumber : Diambil dari hasil wawancara 27 April s/d 11 Mei 2011 Kenyamanan merupakan salah satu faktor pendukung dalam proses belajar mengajar. Semakin nyaman suatu tempat, maka proses pembelajaran bisa dilakukan secara optimal. Bisa dilihat dari jawaban-jawaban tersebut, bahwa dengan kondisi lingkungan yang memperhatikan tata letak geografis yang jauh dari keramaian, serta pembentukan budaya sekolah dengan
50
mengedepan rasa saling kekeluargaan, membuat para guru nyaman dalam melaksanakan kinerja mereka. Ini pun pun dapat dirasakan bukan hanya oleh para guru namun semua elemen pendidikan di lingkungan sekolah dapat merasakan kenyamanannya. Faktor
kenyamanan
dalam
peningkatan
kinerja
dengan
memperhatikan hal-hal yang dapat disimpulkan dari jawaban-jawaban tersebut; Rasa kekeluargaan, dapat menumbuhkan pelaksanaan kinerja dengan kerjasama dan gotong royong semua pihak di sekolah, sehingga program-program dan beberapa masalah dapat dilkasanakan dan diselesaikan dengan mudah, sekalipun program yang sulit dan membutuhkan penyelesaian yang rumit. Begitu pun tata letak lingkungan yang strategis yang jauh dari keramaian -dengan ditempatkan di tengah-tengah area pesawahan-, ini telah sangat berpengaruh terhadap peningkatan kinerja guru, yakni dengan terhindarnya dari gangguan-gangguan, baik itu gangguan yang bersifat sederhana seperti suara bising, maupun gangguan yang besar, yakni isu-isu dan budaya-budaya lingkungan luar sekolah yang tidak relevan dengan arah pendidikan. Tabel 8. Minat guru sebagai tenaga pendidik NAMA GURU JAWABAN Naili Hanani, PAI Bisa dikatakan mengajar atau menjadi seorang SH.I pendidik itu adalah salah satu pekerjaan yang sulit, kalau tidak ada minat dalam diri kita tujuan mengajar dalam sebuah pendidikan tidak akan terlaksana dengan baik. Maksud saya kalau pun tidak ada minat dalam diri saya, mungkin saya tidak akan mengajar. Saya termotivasi untuk mengajar, terutama pelajaran agama karena saya bisa banyak belajar dengan mengajar, terus terang mengajar bagi saya dapat meningkatkan dan mengembangkan pengetahuan bagi diri saya secara pribadi. M. Asroruddin IPS Menjadi guru adalah sudah menjadi cita-cita saya dari dulu, sehingga profesi ini adalah benarbenar sudah menjadi minat saya. Walaupun latar belakang pendidikan saya bukan dari pendidikan, apa pun pekerjaan saya nanti, saya
51
Dodi Nurwansyah, S.Pd.I
IPA
Bahasa Inggris
Nining Supriatin, S.Pd.I
harus tetap mengajar, karena mengajar merupakan bagian dari jalan hidup saya untuk mengaktualisasikan diri saya. Latar belakang saya sebagai salah satu sarjana pendidikan di negeri ini, saya ingin mengabdi kepada nusa dan bangsa, yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa ini. Karena banyak sekali dari mereka yang tidak mengenyam bangku pendidikan dan mengalami pendewasaan dini. Minat saya menjadi guru bahasa di SMP AlShighor didasari karena backround saya waktu kuliah mengambil jurusan pendidikan maka saya terjun ke dunia pendidikan dan disini saya didukung oleh lingkungan dan kegiatan – kegiatan pondok yang wajib menggunakan bahasa arab dan bahasa inggris
Sumber : Diambil dari hasil wawancara 27 April s/d 11 Mei 2011 Dari wawancara di atas disimpulkan bahwa menjadi seorang guru merupakan salah satu minat yang mereka (para guru) punyai. Tidak ada minat, berarti tidak akan muncul motivasi, karena dari minat dan didikung oleh motivasi akan mengakibatkan sebuah perbuatan. Jika tidak ada motif (minat), walaupun sebesar apapun motivasi, maka akan tercipta proses pengabaian. Selain itu, salah satu tujuan utama responden ini adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan meminimalisir buta aksara. Hal ini merupakan sebuah tujuan mulia, di samping tujuan-tujuan pendidikan yang lain. Minat-minat mereka sebagai seorang guru dalam peningkatan kinerja merupakan faktor yang juga penting dalam pencapaian tujuan pendidikan, dengan minat-minat tersebut mereka mengetahui arti penting akan hakikat peran mereka sebagai seorang guru, mereka akan menikmati dan dengan penuh ketulusan mengajar, sehingga kepuasan dalam pencapaian dan hasil kerja selain dirasakan oleh mereka sendiri, juga dapat dirasakan oleh peserta didik, pengelola dan pimpinan sekolah, serta orang tua atau wali murid, sebagaimana hasil wawancancara dengan orang tua atau wali murid dengan
52
laporan-laporan kemajuan siswa serta persepsi mereka mengenai kinerja kepala sekolah dan guru.
Bahasa Inggris
Tabel 9. Kompetensi mengajar guru (penguasaan bahan ajar, mengelola program belajar-mengajar, mengelola kelas, penggunaan media, mengelola interaksi belajar-mengajar. NAMA GURU JAWABAN Naili Hanani, PAI Dalam menyiapkan materi ajar sebelum saya SH.I mengajar, dengan mempertimbangkan kemampuan masing-masing dari siswa, saya menyiapkan terlebih dahulu tehnik bagaimana menyampaikannya kepada siswa, agar siswa dapat memahami dan mengerti apa yang saya sampaikan dan saya jelaskan. M. Asroruddin IPS saya pasti menguasai bahan ajar yang akan dipresentasikan, nengelola kelas supaya proses belajar mengajar berjalan dengan lancar, dan saya juga berusaha untuk menyajikan media sebagai alat bantu mengajar. Nining IPA Dalam dunia pendidikan, apalagi saya selaku Supriatin, guru Ilmu Pengetahuan Alam, saya tidak hanya S.Pd.I memberikan materi saya, tetapi kami bisa langsung praktek ke laboratorium yang sudah disiapkan oleh sekolah, dan tidak menutup kemungkinan kami langsung praktek ke lapangan, seperti praktek mencangkok, stek, dll. Agar para siswa selain mengerti akan teori yang mereka dapatkan, mereka juga bisa menerapkannya di dalam lingkungan mereka juga. Dodi penguasaan guru dalam mengajar, menurut saya Nurwansyah, guru-guru disini sudah cukup bagus dalam S.Pd.I penguasaan materi ajar, mengelola kelas, dan sudah dapat menggunakan media seperti in focus dalam proses pembelajaran, apalagi dalam berinteraksi, mereka sudah bisa mengatasi siswasiswi agar tercipta proses pembelajaran yang menyenangkan
53
Kepala Sekolah
Dra. Hj. Dzarrotul Jannah
Ketua Yayasan
Drs. H. Bisyri Imam, M.Ag
Saya lihat guru-guru di SMP Al-Shighor sebagian banyak sudah menguasai bahan ajar yang akan dipresentasikan dikelas, ya walaupun masih ada guru yang belum menguasai bahan ajar. Untuk mengetahui itu saya selalu membuka diskusi dengan para siswa yang ada di SMP AlShighor ini mengenai guru-guru pada saat mereka mengajar, dari situlah saya mendapat informasi siapa saja guru-guru yang sudah menguasai bahan ajar dan guru-guru yang belum menyiapkan bahan ajar sebelum dipresentasikan dikelas. Dan informasi tersebut dijadikan bahan musyawarah atau rapat yang diadakan setiap minggu. Menurut saya saat ini kompetensi guru kami dam penguasaan materi ajar sudah sangat baik. Karena kebanyakan dari mereka adalah fresh graduate dari kampusnya masing-masing, mereka sangat segar dalam mengajar dan mengelola hubungan emosional di kelas dalam program belajar mengajar. Mereka juga sangat Kreatif dan bersahabat. Beberapa mata pelajaran sudah sempurna baik dalam pengadaan buku penyampian guru juga dalam penggunaan media. Namun dalam beberapa mata pelajaran masih belum sempurna dalam penggunaan media ajar karena kesulitan dalam membuat media ajar yang sesuai dengan kebutuhan.
Sumber : Diambil dari hasil wawancara 27 April s/d 11 Mei 2011 Dari uraian diatas dilihat bahwa sebelum para tenaga pengajar memberikan
materi,
mempelajarinya.
terlebih
dahulu
mereka
mempersiapkan
dan
Dengan kurikulum yang ada, selain memberikan teori,
mereka juga memberikan praktek (ex: IPA dengan cara praktek di laboraturium atau kebun, Bahasa Inggris dengan menggunakan infocus), segala sesuatu yang menyenangkan lebih mudah diterima daripada sesuatu yang dipaksakan. Dan, kesemuanya ini tetap dimonitoring oleh kepala sekolah. Dengan memperhatikan hal-hal yang berkaitan dengan kompetensi mereka sebagai seorang guru tersebut, mengajar dengan bidang yang sesuai
54
dengan latar belakang pendidikan, fresh graduate (baru saja menyelesaikan atau lulus menempuh pendidikan), penggunaan media ajar yang sesuai, serta diskusi antara kepala sekolah, guru, dan para siswa, telah dapat meningkatkan performa dan kinerja mereka sebagai tenaga pengajar yang ada disana.
Bahasa Inggris
Tabel 10. Penggunaan metode pembelajaran NAMA GURU JAWABAN Naili Hanani, PAI Karena saya mengajar pelajaran agama, maka SH.I saya lebih banyak menggunakan metode ceramah, praktek dan demonstrasi, agar siswa dapat memahami dan memperaktekkan ibadah dengan baik. Terkadang saya juga menyisipkan tanya jawab mengenai apa yang sudah saya jelaskan dan dipraktekkan M. Asroruddin IPS Dalam mengajar, saya menggunakan metode dan pendekatan mengajar yang beragam, seperti tanya jawab, demonstrasi, diskusi, ceramah, games, terkadang saya juga mengajar di luar kelas dengan outbound Dodi saya dalam mengajar sudah menggunakan Nurwansyah, bermacam – macam metode, seperti drilling, S.Pd.I grammmer translation method, direct method. Hal ini untuk menghindari kejenuhan dalam belajar saya tidak hanya memberikan materi saya, Nining IPA tetapi kami bisa langsung praktek ke laboratorium yang sudah disiapkan oleh Supriyatin,S.Pd.I sekolah, dan tidak menutup kemungkinan kami langsung praktek ke lapangan, seperti praktek mencangkok, stek, dll. Agar para siswa selain mengerti akan teori yang mereka dapatkan, mereka juga bisa menerapkannya di dalam lingkungan mereka juga. Sumber : Diambil dari hasil wawancara 27 April s/d 11 Mei 2011 Penggunaan metode pengajaran setiap guru ada perbedaan, perbedaan itu bisa dilihat dari kesesuaian materi atau pelajaran yang disampaikan kepada peserta didik, semuanya tergantung dengan materi yang diajarkan. Satu mata pelajaran pun disampaikan dengan metode yang berbeda dan beragam, dengan mempertimbangkan bobot materi dan tujuan pembelajaran. Dari perbedaan itu maka tercipta keharmonisan antara guru dan siswa,
55
keharmonisan tersebut dapat berupa terlaksananya suasana belajar yang menyenangkan tanpa ada kejenuhan antara guru dan murid. Pendekatan dan penggunaan metode yang beragam dan berbeda seperti inilah yang diperlukan dalam proses belajar mengajar, agar apa yang diajarkan mudah dipahami, dimengerti dan bisa dipraktekkan dengan mudah. Guru dengan penggunaan pendekatan dan metode yang beragam ini pun dalam melaksanakan kinerjanya (mengajar) dapat terus berinovasi dan meningkatkan metode mengajar mereka, sehingga dapat mencapai hasil kerja dengan tujuan-tujuan pendidikan yang terus berjalan, berkembang dan dinamis.
Bahasa Inggris
Tabel 11. Kompetensi guru sebagai tenaga kependidikan (administrator) NAMA GURU JAWABAN Naili Hanani, PAI Saya tidak begitu banyak dan tidak secara SH.I langsung terlibat dalam tugas-tugas administratif sekolah M. Asroruddin IPS Saya termasuk yang selalu terlibat dalam tugastugas administrasi pendidikan, diantaranya mencatat nilai-nilai ke dalam buku besar kompetensi guru dalam hal administrasi di SMP Dodi Al- Shighor masih harus perlu banyak belajar. Nurwansyah, Saya jujur masih ada kebingungan kalau sedang S.Pd.I diberi tugas dalam hal administrasi Nining IPA Sebagai tenaga administrasi, saya juga harus Supriatin, masih banyak belajar. Seiring perjalanan waktu S.Pd.I yang ada, saya sedikit banyak memahami sedikit demi sedikit. Tapi saya juga masih harus banyak belajar dari teman-teman yang ada Sumber : Diambil dari hasil wawancara 27 April s/d 11 Mei 2011 Sebagian dari tenaga pengajar masih perlu belajar untuk masalah administrasi. Masih perlunya transfer knowledge antara tenaga pengajar yang satu dengan yang lain, dan juga perlu adanya pelatihan dari sekolah untuk masalah administrasi. Bisa jadi, mereka sudah sedikit mengerti tentang administrasi. Tetapi ada baiknya mereka diberikan pelatihan untuk bidang administrasi.
56
Dengan pelatihan keterampilan administrasi dalam peningkatan kinerja guru, para guru akan dapat mengetahui apa yang menjadi tugas mereka sebagai seorang administrator; apa yang sudah mereka laksanakan, yang kurang dan belum dilaksanakan, sehingga pencapain kerja dapat diketahui dan dapat direncanakan dengan seksama dan sistematis; melancarkan jalannya tujuan pendidikan, yakni tugas dan peran mereka dalam administrasi sebagai pengambil inisiatif, pengarah, dan penilaian kegiatan-kegiatan pendidikan. Dengan keterampilan administrasi juga meningkatkan kedisipilinan dalam proses pendidikan, mengingat pula tugas dan peran mereka sebagai penegak disiplin.
IPA
Bahasa Inggris
IPS
Tabel 12. Peran guru sebagai pengajar (demonstrator, pengelola kelas, mediator, fasilitator) NAMA GURU JAWABAN Naili Hanani, PAI Sebagai pengajar agama, sudah tentu materi SH.I yang saya ajarkan saya demonstrasikan, karena saya sebagai guru berperan sebagai demonstrator. Saya juga dituntut untuk bisa mengelola kelas, menjadi mediator dan fasilitator bagi anak didik Saya harus bisa mendemonstrasikan materi yang dipresentasikan, dan harus mengelola kelas M. Asroruddin dengan baik yah itu tadi agar proses belajar mengajar berjalan dengan lancer Dodi mengenai peran guru sebagai seorang pendidik, Nurwansyah, hal ini sebagai demonstrator, pengelola kelas, S.Pd.I mediator, dan fasilitator sudah cukup baik karena kita yang masih guru baru banyak mendapat masukan dari guru – guru senior bagaimana menjadi seorang pendidik yang benar Nining Dalam membaginya kesemuanya itu saya Supriatin, memiliki strategi yang bisa dibilang berbeda S.Pd.I dengan guru lainnya. Saya mencoba untuk membuat kelas nyaman terlebih dahulu. Sebelum mereka mempraktekkan sesuatu, biasanya saya yang terlebih dahulu mempraktekkannya. Saya membuat anak didik daya senyaman mungkin dalam belajar. Dengan kenyamanan, mereka bisa lebih leluasa dalam menerima pelajaran
Dra. Hj. Dzarrotul Jannah
Kepala Sekolah
57
Anda bisa lihat bagaimana cara guru-guru disini mengajar, mereka nampak dekat dan akrab dengan murid, mereka dapat menciptakan suasana kelas aktif, murid-murid tidaka hanya diam mendengar guru menjelaskan pelajaran atau mengantuk. Alhamdulillah guru-guru disini dapat menciptakan suasana belajar siswa dengan aktif dan kritis
Sumber : Diambil dari hasil wawancara 27 April s/d 11 Mei 2011 Dari jawaban-jawaban di atas, nampak para guru sudah melaksanakan tugas dan peran mereka sebagai pengajar, para guru dapat menciptakan suasana belajar yang lebih kondusif dan berdasarkan peran dan tugas mereka sebagai pengajar, mulai dari mendemonstrasikan pelajaran sampai dengan mengelola kelas. Walaupun sebagian besar beberapa guru baru saja menyelasaikan pendidikan mereka, namun dengan adanya arahan, bimbingan, dan berbagi pengetahuan dari para tenaga pengajar yang lebih senior, mereka lebih percaya diri dalam mengajar, dan lebih memudahkan proses dalam hal pengakraban diri mereka terhadap para siswa-siswa yang ada. Dalam melaksanakan tugas dan peran guru sebagai pengajar, dapat nampak jelas bagaimana peningkatan kinerja mereka dalam proses belajar mengajar; yakni dapat terlaksana dan berjalan kondusif, dengan suasana belajar yang menyenangkan dan penyampaian materi yang dapat dengan mudah diserap oleh para peserta didik, sehingga akan jelas tujuan pendidikan dalam aspek transformasi pengetahuan pada peserta didik. Tabel 13. Tugas guru sebagai pendidik (profesi, kemanusiaan, kemasyarakatan) NAMA GURU JAWABAN Naili Hanani, PAI Mengajar, mendidik, dan mencerdaskan siswa SH.I merupakan tugas saya yang berprofesi sebagai seorang guru. Nilai-nilai ketauladanan pun saya sampaikan kapada siswa, agar para siswa dapat berprilaku dan berakhlak mulia, dan hubungannya dengan masyarakat secara luas, kegiatan belajar mengajar merupakan salah satu bagian terpenting dalam pembentukan peradaban
M. Asroruddin
IPS
58
Bahasa Inggris
Dodi Nurwansyah, S.Pd.I
IPA
Nining Supriatin, S.Pd.I
masyarakat yang luhur, tentunya dengan mengedepankan aspek budaya-budaya luhur dalam bermasyarakat, salah satunya aspek budaya ke-Islam-an dan ke-Indonesiaan. Menurut saya guru bukan sebuah profesi, namun guru (baca: mengajar) adalah sebuah kewajiban bagi setiap manusia yaitu untuk membentuk kehidupan masyarakat yang berwawasan dan meningkatkan intelektualitas masyarakat. Dengan pernyataan saya tadi, secara otomatis ketika ada masalah-masalah seperti masalah dalam daya nalar siswa, putus sekolah, dan masyarakat yang berpendidikan rendah, serta masalah-masalah lain, saya hampir selalu terlibat dalam mengatasi hal-hal tersebut Menurut saya, profesi ialah sebuah tugas yang didasarkan oleh keahlian, dan profesi saya sebagai guru bahasa karena backround saya adalah pendidikan bahasa. Profesi harus dipertanggung jawabkan dengan benar, jadi guru merupakan sebuah profesi yang harus professional. Dalam hal kemanusiaan guru di sini sudah baik dalam hal kemanusiaan contohnya membantu siswa dalam belajar, dalam mengatasi masalah – masalah yang dihadapi siswa baik itu bersifat pribadi, sedangkan masalah kemanusiaan, guru – guru disini hidup dalam sebuah miniature masyarakat dan mereka dalam bermasyarakat di lingkungan pondok sudah cukup baik Mungkin untuk pertanyaan ini jawabannya hampir sama dengan guru-guru lainnya. Disini kita mengontrol siswa kita 24 jam. Jadi, kita memiliki waktu yang relatif banyak untuk bercengkrama antara siswa dan masyarakat. Contohnya, kita mencoba untuk mengunjungi kebun yang ada di sekitar sekolah yang menjadi milik warga. Disana kita bisa melihat proses pertumbuhan, mengelola sampai dengan panen. Disini manusia sedikit banyak memiliki persamaan dengan tumbuhan. Kita selalu tumbuh dan membutuhkan pendukungpendukung primer maupun sekunder
59
Kepala Sekolah
Dra. Hj. Dzarrotul Jannah
Kebanyakan guru disini alumni sekolah disini, mereka sudah mengenal betul bagaimana lingkungan sekolah, yayasan, dan ma’had disini, sehingga nampak misi-misi pengabdian mereka, ini juga berpengaruh betul terhadap jiwa keprofesian mereka, sehingga mereka tahu makna mengajar perspektif tujuan kemanusiaan dan kemasyarakatan. Seperti bagaimana mereka harus dekat dengan murid, menyelasaikan masalah-masalah murid, baik itu berkaitan dengan masalah belajar murid maupun masalah sosial murid.
Sumber : Diambil dari hasil wawancara 27 April s/d 11 Mei 2011 Tugas utama seorang guru adalah mendidik dan menjadi suri tauladan kepada para muridnya. Hal ini menjadi tolak ukur apabila mereka (siswa) nantinya setelah keluar dari pondok, akan langsung berhubungan dengan masyarakat. Dalam penerapannya, pondok ini mewajibkan para siswanya hidup dipondok selama 24 jam. Jadi segala aktifitas mereka termonitoring oleh para guru, dan apabila dipandang tidak sesuai, maka dari pihak guru bisa memperbaikinya terlebih dahulu sebelum mereka terjun langsung ke masyarakat. Seperti yang sudah dijelaskan bahwa para guru tinggal satu lingkungan dengan para siswa, dengan pengawasan selama 24 jam di bawah naungan pondok pesantren, hal ini memudahkan para guru dalam mendidik siswa, sehingga para guru dapat mengetahui keseharian para siswa. Dengan terus hidup bersama selama 24 jam ini, secara otomatis berpengaruh terhadap penyikapan para guru (notabene sebagai seorang yang lebih tua) kepada para siswa (dengan usia yang lebih muda), rasa belas kasih sayang akan terus tumbuh, dan dengan sendirinya pun para guru tergugah untuk membimbing pada ajaran-ajaran akhlak mulia. Dengan kondisi tersebut, sehingga jelaslah bagaimana peningkatan kerja guru sebagai pendidik yakni profesinya dalam menanamkan nilai-nilai kemanusisaan dan kemasyarakatan, mengingat berada di bawah naungan pondok pesantren sebagai upaya pencapaian pendidikan karakter yang berbasis budaya pondok pesantren.
60
IPA
Bahasa Inggris
IPS
Tabel 14. Tanggung jawab pendidik (membimbing, membentuk kepribadian, dan menggali potensi anak didik) NAMA GURU JAWABAN Naili Hanani, PAI Sebagai guru agama, saya kepada selalu SH.I membimbing siswa, tugas saya dalam membimbing mereka agar membentuk mereka berkepribadian Islami, agar kelak mereka dapat menjalani kehidupan mereka dengan mengedepankan nilai-nilai Islami sebagai jalan hidup mereka. yah jelas saya sebagai pendidik harus bisa membimbing, membentuk kepribadian dan M. Asroruddin menggali peotensi anak didik karena itu semua merupakan bagian dari tujuan pendidikan Dodi disamping mengajar, membimbing merupakan Nurwansyah, tanggung jawab seorang guru. Membentuk S.Pd.I pribadi anak didik, serta menggali potensi siswa sudah menjadi tanggung jawab kami. Dan ini sangat dijunjung tinggi oleh guru-guru yang ada di SMP Al-Shighor karena kita berada 24 jam bersama para siswa dan ini sudah sangat baik telah dilakukan guru-guru disini Nining disamping mengajar, membimbing merupakan Supriatin, tanggung jawab seorang guru. Membentuk S.Pd.I pribadi anak didik, serta menggali potensi siswa sudah menjadi tanggung jawab kami. Dan ini sangat dijunjung tinggi oleh guru – guru yang ada di SMP Al – Shighor karena kita berada 24 jam bersama para siswa dan ini sudah sangat baik telah dilakukan guru – guru disini Sumber : Diambil dari hasil wawancara 27 April s/d 11 Mei 2011 Tanggung jawab seorang guru tidak hanya sebagai tenaga pengajar yang hanya memberikan materi dan materi saja, tetapi mereka juga bisa membimbing dan membentuk para siswa untuk menjadi pribadi yang bertanggung jawab, menggali dan mengarahkan potensi dari masing-masing siswa yang ada. Pelaksanaan tanggung jawab ini secara optimal menunjukkan bahwa guru telah menunjukkan kinerja yang baik.
61
IPA
Bahasa Inggris
IPS
Tabel 15. Pengetahuan dan persepsi guru tentang kinerja kepala sekolah NAMA GURU JAWABAN Naili Hanani, PAI Kepala sekolah sebagai pimpinan dalam SH.I organisasi sekolah, memiliki beberapa tugas dan peran utama terutama dalam hal kebijakan, yakni sebagai penentu kebijakan beberapa rumusan yang berkaitan dengan manajemen, kegiatan belajar mengajar, kurikulum, dsb. Beberapa tugas dan peran juga seperti halnya tugas dan peran guru. Kepala sekolah sebagai pimpinan tidak harus duduk diam di kantor dan hanya mengawasi kinerja-kinerja bawahannya. Namun, kepala sekolah juga harus terlibat dalam kegigatan belajar mengajar Kepala sekolah menurut saya adalah seperti seorang direktur atau manajer dalam sebuah perusahaan, dimana ia harus mengetahui M. Asroruddin bagaimana keadaan sekolah, kesejahteraan guruguru, keadaan murid, isu-isu tentang kependidikan dengan selalu memonitor seluruh KBM dalam sekolah Dodi kepala sekolah adalah seorang pimpinan sekolah Nurwansyah, dimana semua keputusan ada pada kepala S.Pd.I sekolah. Kami lihat kepala sekolah di SMP AlShighor sudah baik hal ini dapat dilihat dari kinerjanya dan kami juga dapat melihat langsung kinerja kepala sekolah karena kami tinggal disatu lingkungan yang sama ( pesantren ) Nining Kepala sekolah merupakan pimpinan tertinggi Supriatin, disini. Terkadang saya merasa iri dengan beliau. S.Pd.I Apa yang beliau rencanakan akan dilaksanakannya. Terkadang beliau tidak segansegan untuk turun langsung. Beliau memang pimpinan yang benar-benar ideal untuk meminpin sekolah ini Sumber : Diambil dari hasil wawancara 27 April s/d 11 Mei 2011 Kepala sekolah merupakan penopang dari sekolah, jadi segala sesuatu beliau harus bisa mengambil keputusan yang bersifat urgent. Dan beliau juga harus bisa menjadi seorang leader, karena seorang leader selain mem-backup
62
apabila guru tidak masuk dan menjadi suritauladan bagi para tenaga pengajar lainnya. Pendapat lain (komite sekolah dan wali murid), menunjukkan bahwa kepala sekolah sudah melaksanakan peran dan tugasnya dengan baik, mulai dari mengajar, kedekatan dengan murid dan para guru, sampai pada kerjasama dalam pelaksanaan kinerjanya dengan para guru dan elemenelemen sekolah lainnya. Dengan mengetahui kinerja kepala sekolah, para guru dengan mudah memahami dan melaksanakan tugas-tugas mereka dibawah pimpinan dan instruksi kepala sekolah. Dengan ini juga, para guru dapat bekerjasama dengan baik dengan kepala sekolah, sehingga apa saja yang harus dicapai dapat dilaksanakan dengan penuh gotong royong, seiring dan selaras dengan apa yang menjadi tujuan pendidikan dalam pelaksanaan teknis program pendidikan.
Bahasa Inggris
IPS
Tabel 16. Strategi peningkatan kinerja guru NAMA GURU JAWABAN Naili Hanani, PAI Upaya-upaya peningkatan kinerja sudah banyak SH.I dilakukan, baik itu pembinaan, penerapan disiplin kerja, serta beberapa penghargaan yang diberikan oleh kepala sekolah. Fasilitas-fasilitas yang diberikan oleh pihak yayasan dalam menunjang proses belajar mengajar pun telah diberikan, seperti kendaraan operasional, laptop, dsb menurut saya kepala sekolah sudah memberikan atau melaksanakan upaya-upaya untuk M. Asroruddin meningkatkan kinerja para gurunya contohnya saja memotivasi, memberi penghargaan, dan pembinaan-pembinaan juga sudah dilakukan Dodi kepala sekolah melakukan pembinaan micro Nurwansyah, teaching 2X dalam sebulan dengan S.Pd.I menggunakan bahasa inggris dan bahasa arab sebagai pengantar bahasanya. Hal ini bertujuan agar kemampuan mengajar dan bahasa yang dimiliki oleh guru terus ditingkatkan
Dra. Hj. Dzarrotul Jannah
Kepala Sekolah
Nining Supriatin, S.Pd.I
IPA
63
Kami selalu memanfaatkan apa yang ada disini dan disekitar kami, memang masih banyak kekurangan. Kedisiplinan adalah point penting. Ada beberapa guru yang memiliki kedisiplinan yang tinggi mendapatkan penghargaan dari kepala sekolah Dalam meningkatkan kualitas belajar mengajar saya adakan micro teaching kepada para guru di SMP Al- Shighor. Ada dua kategori yang diadakan yaitu micro teaching dengan penggunaan bahasa inggris sebagai pengantarnya bagi guru umum dan micro teaching dengan penggunaan bahasa arab sebagai bahasa pengantarnya bagi guru – guru agama. Dalam micro teaching yang saya adakan 2X dalam sebulan, saya sendiri yang menyaksikan dan menilai sejaumana kinerja para guru disini
Sumber : Diambil dari hasil wawancara 27 April s/d 11 Mei 2011 Upaya peningkatan kinerja dari para guru adalah melakukan pembinaan melalui micro teaching yang diberikan. Tujuan utamanya adalah melihat sejauhmana kinerja para guru. Apabila kinerja menurun, pihak kepala sekolah memberikan motivasi, sedangkan apabila kenerjanya meningkat, maka akan diberikan reward. Bukan hanya itu, untuk meningkatkan kinerja guru, kepala sekolah juga memberikan beasiswa pendidikan kepada beberapa para guru untuk belajar lebih banyak akan profesi keguruan di perguruan tinggi terkait, kursus bahasa Inggris gratis di beberapa lembaga kursus kemitraan dengan yayasan di Pare, Kediri, yang dilaksanakan setiap libur semester, mengingat sekolah ini mengarah pada International Islamic Boarding School, yakni sebagai upaya meningkatkan kompetensi guru dalam berbahasa asing. Dan dengan diberikan ruang-ruang menginap dan rumah guru di lingkungan sekolah pun adalah upaya kepala sekolah beserta ketua yayasan dalam meningkatkan kinerja guru, yakni semua dalam pengawasan bersama selama 24 jam penuh.
64
IPA
Bahasa Inggris
IPS
Tabel 17. Pembinaan kinerja guru (menyusun RPP, media/alat pembelajaran, metode mengajar, kemampuan dalam menilai anak didik, memperbaiki situasi belajar (ketenangan dan kenyamanan belajar) NAMA GURU JAWABAN Naili Hanani, PAI Dalam menyiapkan perangkat-perangkat SH.I mengajar, beberapa kali kepala sekolah mengecek dan mengarahkan aspek-aspek yang perlu dilaksanakan dalam penyusunan RPP, penyediaan alat-alat pembelajaran, serta beberapa kali mengarahkan para guru mengenai metode dan pendekatan dalam pembelajaran, baik itu dalam situasi formal maupun non formal atau secara persuasive Saya dalam menyusun RPP secara keseluruhan masih belum begitu menguasai, walaupun arahan-arahan untuk menyusunnya sudah banyak diberikan. Dalam menyiapkan materi ajar, saya tidak selalu mengacu pada RPP, saya M. Asroruddin langsung mengacu pada buku ajar yang dalam buku tersebut dijelaskan SK dan KD-nya. Saya juga selalu mendapat arahan-arahan mengenai metode mengajar, menilai kemampuan anak didik, dan bagaimana meningkatkan kondisi dan situasi belajar Dodi Menurut saya kepala sekolah sudah mengadakan Nurwansyah, pembinaan mengenai RPP, media/alat S.Pd.I pembelajaran, metode mengajar, kemampuan dalam menilai anak didik, memperbaiki situasi belajar mengajar. Namun masih ada saja guru yang masih belum mengerti dengan pembuatan RPP. Mungkin karena kepala sekolah belum terlalu intens dalam membimbingnya Nining Beliau (kepala sekolah) sering mengecek alatSupriatin, alat yang kami gunakan dalam proses belajar S.Pd.I mengajar, apakah itu masih layak atau tidak. Terkadang kepala sekolah juga masih sering mengarahkan kita untuk memberikan wejangan kepada kita agar anak didik kita merasa nyaman dalam proses penyerapan ilmu yang kami berikan.selain itu juga kepala sekolah sering mengajak para guru mengikuti diklat2 yang diadakan pemerintah.
65
Kepala Sekolah
Dra. Hj. Dzarrotul Jannah
Ketua Yayasan
Drs. H. Bisyri Imam, M.Ag
Dalam forum diskusi dan mikro teaching tersebut saya juga mengarahkan para guru bagaimana menyusun RPP, media-media apa saja yagn dibutuhkan dalam mengajar, metode mengajar yang digunakan, serta bagaimana mengelola kelas dengan baik Secara jujur saya beranggapan bahwa kompetensi guru dalam hal administrasi sekolah masih belum sempurna. Kurangnya sosialisasi dan pendidikan administrasi terhadap para guru masih menjadi kendala. Kami biasanya melakukan upgrading berkala dalam pendidikan administrasi, namun itu belum cukup saya berharap ada partisipasi pemerintah dalam hal ini depdiknas dalam membantu membangun pengetahuan administrasi kepada para guru dan fungsionaris yayasan di lembaga kami
Sumber : Diambil dari hasil wawancara 27 April s/d 11 Mei 2011 Dalam hal ini biasanya dari pihak yayasan, komite ataupun kepala sekolah berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan untuk peningkatan kurikulum yang ada, apabila ada kurikulum baru yang baru, maka akan diterapakan di sekolah, hal ini tentunya ditunjang dengan fasilitas-fasilitas yang selalu dimonitoring oleh pihak sekolah. Kepala sekolah selalu memberikan pembinaan terhadap para guru demi memperbaiki kinerja para gurunya. Pembinaan-pembinaan tersebut berupa arahan dan controlling (pengawasan) oleh kepala sekolah kepada para guru tentang bagaimana cara mereka mengajar, bagaimana mereka menyiapkan perangkat-perangkat dalam mengajar, tentunya dengan penyediaan alat-alat atau media mengajar yang sudah disediakan oleh kepala sekolah. Upgrading berkala, forum diskusi, diklat (pendidikan dan pelatihan) dan micro teaching diadakan hampir seminggu
sekali,
sebagai
upaya
mengevaluasi,
mengarahkan,
serta
pembinaan-pembinaan untuk meningkatkan kualitas kinerja yang lebih produktif.
66
Ketua Yayasan
Kepala Sekolah
IPA
Bahasa Inggris
IPS
Tabel 18. Pembinaan disiplin tenaga kependidikan mencakup pendisiplinan waktu mengajar, disiplin menyelesaikan tugas NAMA GURU JAWABAN Naili Hanani, PAI Diasramakannya guru-guru bersama-sama SH.I dengan siswa juga adalah salah satu upaya pembinaan disiplin oleh yayasan dan kepala sekolah, dengan demikian kepala sekolah dapat secara langsung menjangkau dan mengontrol bagaimana kinerja para guru M. Asroruddin Saya selalu tepat waktu dalam mengajar, karena saya sendiri tinggal dilingkungan sekolah, sehingga saya mendapat pengawasan dan pembinanan secara langsung mengenai kedisiplinan dari pihak-pihak sekolah di atas saya Dodi Pembinaan disiplin sudah baik seperti disiplin Nurwansyah, waktu mengajar sudah tertib, dengan adanya S.Pd.I jadwal yang jelas dan dalam disiplin menyelesaikan tugas juga sudah dibagi sesuai tugasnya masing – masing namun masih ada sebagian guru yang masih belum melaksanakannya dengan baik Nining Upaya pendisiplinan masih diterapkan walaupun Supriatin, diluar jam sekolah. Karena kita dilingkungan S.Pd.I asrama, jadi sewaktu-waktu kepala sekolah masih bisa membina sekaligus mengontrol guru guru yang ada Dra. Hj. Saya selalu dihimbau oleh ketua yayasan untuk Dzarrotul membina para guru dikonteks ini, sehingga saya Jannah juga memperhatikan betul bagaimana kedisiplinan mereka laksanakan, bagaimana mereka menyelasaikan tugas dan hal yang juga sangat penting, yaitu mengenai perilaku mereka dengan membentuk kewibawaan mereka, ini bisa dilakukan dengan memberikan mandate kepada mereka untuk menjadi imam di masjid, menjadi Pembina upacara, dll Drs. H. Bisyri Saya melihat kepala sekolah sangat aktif dalam Imam, M.Ag membina guru dalam pengetahuan kependidikan. Saya juga melihat adanya support dari sekolah kepada guru-guru dalam meningkatkan kreatifitas dalam mengajar baik dalam metode maupun membuat media ajar. Dalam beberapa kesempatan sekolah juga mengadakan pelatihan pembuatan RPP dan media ajar. Dalam rapatrapat sekolah biasanya para guru juga
67
membicarakan dan saling memberikan solusi tentang bagaiman cara menggali potensi anak dan menjaga ketenangan proses belajar mengajar Sumber : Diambil dari hasil wawancara 27 April s/d 11 Mei 2011 Dalam hal peningkatan disiplin, karena diasramakannya guru-guru dan penyediaan rumah-rumah bagi guru, dan tinggal dalam satu lingkungan dengan kepala sekolah dan ketua yayasan, maka pembinaan disiplin dilakukan dengan pengawasan langsung, bukan hanya didalam kelas tetapi juga bisa dilakukan diluar kelas. Ini bukan hanya tanggung jawab kepala sekolah saja, akan tetapi semua pihak yang berada didalam pondok pesanteren ini. Pembinaan kedisiplinan ini mencakup waktu mengajar, maupun penyelesaian tugas. Dengan tempat tinggal yang disediakan oleh ketua yayasan dan kepala sekolah untuk para guru ini memudahkan akses tempat tinggal guru menuju sekolah, sehingga proses belajar mengajar dapat berjalan dengan waktu yang efektif, ketika ada guru yang tidak mengajar -mengingat mereka
tinggal di lingkungan sekolah- kepala sekolah dapat langsung
menegur dan menghimbau guru untuk masuk kelas untuk mengajar. Begitu pun juga dalam pelaksanaan tugas, kepala sekolah dapat langsung berinteraksi dengan para guru dalam melaksanakan program-program sekolah. Sehingga, dengan begitu, kinerja guru dapat dilaksanakan dan ditingkatkan dengan segala efektifitas dan efisiensi. Tabel 19. Peningkatkan standar perilaku (kewibawaan, kematangan, dan kedewasaan) NAMA GURU JAWABAN Naili Hanani, PAI Terutama saya sebagai guru agama adalah yang SH.I paling selalu diajak bicara mengenai hal ini, karena ini merupakan faktor penting dalam meningkatkan sikap-sikap keberagamaan siswa, mengingat siswa/i diasramakan di ma’had
IPS
68
Nining Supriatin, S.Pd.I
IPA
Dodi Nurwansyah, S.Pd.I
Bahasa Inggris
M. Asroruddin
Ketua Yayasan
Drs. H. Bisyri Imam, M.Ag
Mengenai perilaku dalam mengajar, baik itu performa atau kewibawaan, saya dan guru-guru lain selalu diberi masukan-masukan mengenai bagaimana perilaku dalam mengajar dengan baik kapala sekolah sudah berusaha meningkatkan kewibawaan guru, kematangan dan kedewasaan dengan cara setiap guru diberi kepercayaan untuk mengimami sholat, menjadi Pembina upacara, serta pembimbing anak-anak bermasalah disekolah maupun dipesantren Dalam peningkatan kewibawaan kita dimata siswa dan proses kematangan dan pendewasaan, biasanya kita mendapatkan giliran untuk menjadi Pembina upacara maupn dalam acara-acara lainnya Dalam usaha meningkatkan wibawa guru, kepala sekolah bekerja sama dengan ketua yayasan dalam berbagai program. Sebagai contoh memberikan tugas untuk menjadi Pembina upacara pada apel pagi sekolah, memberikan tugas menjadi imam di masjid dan beberapa program lainnya. Kami juga selalu mengingatkan dalam setiap rapat agar guru menjaga wibawa dan selalu berusaha tampil menarik dan berakhlak dalam setiap kesempatan
Sumber : Diambil dari hasil wawancara 27 April s/d 11 Mei 2011 Peningkatan dari upaya pendewasaan dan kewibawaan seorang guru dengan cara menjadi imam dalam sholat, menjadi pembina dalam upacara. Juga ada cara lain dalam hal peningkatannya, diantaranya berpenampilan menarik dan berakhlak dalam setiap kesempatan. Setiap guru selalu berusaha untuk meningkatkan performa mereka dalam menjalani proses belajar mengajar yang ada. Upaya-upaya yang dilakukan ini, seiring dengan meningkatnya tingkat kedewasaan dan kewibawaan para guru, memberikan penyadaran akan peran, tugas, dan tanggung jawab mereka sebagai seorang guru, tentunya ini juga memiliki pengaruh yang kuat terhadap peningkatan kinerja mereka, semakin dewasa dan berwibawanya para guru, maka pandangan para siswa terhadap guru semakin meningkat, para guru lebih dihormati dan
69
disegani, sehingga faktor ini dapat meningkatkan kinerja guru dalam proses belajar mengajar.
Drs. H. Bisyri Imam, M.Ag
Ketua Yayasan
Kepala Sekolah
Nining Supriatin, S.Pd.I Dra. Hj. Dzarrotul Jannah
Bahasa Inggris
Dodi Nurwansyah, S.Pd.I
IPA
M. Asroruddin
IPS
Tabel 20. Penerapan disiplin dan Sanksi Pelanggaran kedisiplinan NAMA GURU JAWABAN Disiplin memang diterapkan, namun dalam penerapan sanksi Naili Hanani, PAI saya tidak menemui hal tersebut SH.I Bicara tentang kedisiplinan, kita selalu bersama-sama menerapkan kedisiplinan, kalau pun ada kesalahan atau ketidakdisiplinan diantara kita, tidak ada sangsi, akan tetapi hanya bentuk teguran saja penerapan disiplin sudah cukup baik dalam pelakasanaan, menurut saya sudah 85%. Adapun sanksi pelanggaran kedisiplinan masih belum ada sanksi yang tertulis tetapi lebih ke sanksi moral dan si pelaku akan merasa malu dan tidak enak dilingkungan sekolah dan pesantren Dalam hal ini memang kita belum banyak aturan tertulis dan baku. Biasanya kalau ada yang baru ataupun ada yang melanggar sanksi, kita akan diskusikan dengan pihak terkait dan akan memberikan contoh kepada siswa-siswa yang lain Mengenai kedisiplinan guru yang ada di SMP Al-Shighor ini, saya rasa para guru disini sudah belajar untuk disiplin, masuk ke kelas sudah tepat waktu, memakai durasi waktu belajar mengajar sudah baik, tapi menyelesaikan tugas kependidikannya seperti administrasi yang mungkin belum sepenuhnya disiplin, mungkin karena adanya miskomunikasi antara guru dengan instruktor. Tapi sejauh ini masih daapat diatasi. Saya selalu mengecek setiap pagi ke setiap kelas untuk mengetahui proses belajar mengajar setiap harinya dan memeriksa absensi guru. Seandainya ada guru yang tidak masuk/tidak mengajar saya akan menanyakan ke esokan harinya kepada guru tersebut alasan kenapa dia tidak mengajar. Dan apabila ada guru yang tidak mengajar/tidak masuk lebih dari tiga hari tanpa adanya pemberitahuan terlebih dahulu, saya akan menindak lanjuti dengan mengintrogasi guru bersangkutan, menanyakan ke teman kerjanya (guru lain) dan seandainya ditemukan indikasi bahwa ada kemalasan terhadap kinerja, saya akan mengambil tindakan dengan cara menegur guru tersebut (diajak bicara face to face). Setelah itu saya akan melihat perubahan sesudah mendapat teguran. Berkaitan dengan sanksi atau hukuman, saya tidak pernah menerapkan hukuman yang diatur dalam seperangkat aturan tertulis, budaya saling menegur dan mengingatkan saya coba terapkan, sehingga ketika kedisiplinan sudah membudaya di lingkungan sekolah, para guru akan enggan dan malu untuk melakukan kesalahan dan ketidakdisiplinan Dalam perekrutan guru ada kesepakatan tentang kedisiplinan dan komitmen kerja. Saya melihat kepala sekolah sangat baik dalam membahasakan itu dan berani menegur guru-guru yang tidak disiplin dan tidak komitmen dalam bekerja. Sangsi dalam lembaga kami tidak merupakan sebuah elemen penting. Karena menurut kami kebersamaan dalam kerja justru akan membawa kebaikan kepada lembaga. Kebersamaan dan hubungan emosional yang baik akan menjadi lebih penting dalam menjaga disiiplin kerja para guru. Singkatnya daripada memberi sangsi karena tidak disiplin, lebih baik meningkatkan kedisiplinan kerja
Sumber : Diambil dari hasil wawancara 27 April s/d 11 Mei 2011
70
Dalam penerapan disiplin, belum ada sanksi yang baku, tetapi apabila ada pelanggaran untuk para tenaga pengajar dipanggil oleh pihak kepala sekolah dan bertemu secara face to face. Budaya saling menegur dan mengingatkan satu sama lain pun dilaksanakan upaya penerapan disiplin, walupun tidak ada sangsi yang diberikan, dengan demikian para tenaga pengajar akan malu dengan adanya teguran dan dia juga akan malu dengan kesalahan yang dilakukan. Penerapan disiplin yang dilakukan lebih bersifat konstruktif, dengan mengabaikan sangsi atas ketidakdisiplinan para guru, ternyata lebih mampu meningkatkan kerja guru dengan segala ketulusan dan totalitas pelaksanaan tugas, seperti juga yang dikatakan oleh ketua yayasan, bahwa dari pada sibuk dengan sangsi-sangsi yang diberikan, lebih baik berfikir dan bertindak pada arah yang lebih meningkatkan kinerja.
IPS
Tabel 21. Pengendalian dan Pengawasan Kinerja Guru (mengadakan diskusi kelompok, kunjungan kelas, pembicaraan individual, dan simulasi pembelajaran) NAMA GURU JAWABAN Naili Hanani, PAI Yang saya katakan tadi, dengan diasramakannya SH.I para guru bersama para siswa, ini mempermudah jangkauan untuk pengendalian dan pengawasan kinerja guru, apalagi yang tadi anda sebutkan seperti diskusi kelompok, pembicaraan individual atau yang tadi saya istilahkan dengan persuasif, serta simulasi belajar dalam bentuk mikro teaching Kira-kira tiga kali dalam satu bulan, guru-guru selalu dikumpulkan dan duduk bersama membicarakan perihal sekolah dan sistem belajar mengajar. Mengenai kunjungan ke kelas, setiap pagi kepala sekolah selalu keliling mengontrol kegiatan belajar mengajar. Dalam M. Asroruddin menanyakan akan tugas dan pekerjaan guru, pembicaraan secara langsung face to face pun dilakukan oleh kepala sekolah. Simulasi pembelajaran dalam bentuk program micro teaching yang diadakan satu kali dalam dua minggu
Dodi Nurwansyah, S.Pd.I
Bahasa Inggris
71
Dra. Hj. Dzarrotul Jannah
Kepala Sekolah
IPA
Nining Supriatin, S.Pd.I
kepala sekolah selalu keliling setiap pagi untuk mengetahui siapa saja yang mengajar, dalam pengawasan kepala sekolah juga setiap minggu mengadakan rapat dan membicarakan hal atau maslah yang terjadi pada kinerja guru dan dibahas dalam rapat tersebut Karena disini kita lebih dekat, makanya kita bisa memberikan pelajaran tidak hanya di dalam kelas, tetapi juga di luar kelas. Biasanya setiap satu minggu sekali kami mengadakan rapat internal dengan kepala sekolah untuk mengecek apa yang sudah kami ajarkan kepada anak didik kami dan apa yang perlu kami perbaiki dari sisi metode pengajarannya Hampir seminggu sekali saya kumpulkan para guru, kami diskusikan masalah-masalah yang ditemukan oleh mereka ketika mengajar, ada pun yang berkaitan dengan simulasi mengajar, ketika kumpulan tersebut terkadang saya sisipkan simulasi yang dilakukan dengan jalan mikro teaching. Terkadang untuk mengontrol bagaimana mereka mengajar saya keliling ke kelas-kelas melihat bagaimana mereka mengajar. Ketika ada masalah dengan mereka, saya coba ajak bicara mereka dengan empat mata
Sumber : Diambil dari hasil wawancara 27 April s/d 11 Mei 2011 Dalam hal ini kepala sekolah memegang hak penuh. Melalui pengawasan yang ada, kepala sekolah biasanya berkeliling untuk melihat bagaimana seorang guru mengajar dikelasnya. Apabila diperlukan dalam seminggu sekali mereka berkumpul utuk membahas permasalahanpermasalahan yang ada didalam kelas. Terkadang juga kepala sekolah melakukan micro teaching. Dengan demikian, kinerja guru lebih terarah dan makin memberikan hasil dan pencapaian yang lebih optimal, pengetahuan mereka akan mengajar –mulai dari pengetahuan akan perangkat-perangkat mengajar, metode dan pendekatan dalam mengajar, sampai pada penguasaan materi ajar- makin berkembang, mereka juga akan menyadari segala kekurangan dan kesalahan
72
yang sudah dilakukan, sehingga mereka dapat lebih meningkatkan kualitas mengajar mereka.
IPS
Tabel 22. Pemeriksaan daftar hadir guru NAMA GURU JAWABAN Naili Hanani, PAI Ya, tentu itu juga dilakukan oleh kepala sekolah SH.I dan dibantu oleh guru piket setiap harinya untuk mengontrol guru Yang saya tahu kepala sekolah memeriksa daftar M. Asroruddin hadir guru kira-kira satu kali dalam satu minggu Dodi Nurwansyah, S.Pd.I Nining Supriatin, S.Pd.I
Bahasa Inggris IPA
kepala sekolah seminggu sekali melihat daftar hadir guru sudah tentu, biasanya itu dilakukan oleh kepala sekolah
Sumber : Diambil dari hasil wawancara 27 April s/d 11 Mei 2011 Untuk pemeriksaan absensi/daftar kehadiran para guru dilakukan oleh kepala sekolah satu minggu sekali dan setiap harinya guru piket berkoordinasi dengan kepala sekolah. Dengan dilakukan pemerikasaan tersebut, kepala sekolah dapat mengetahui kondisi dan kedisiplinan para guru. Dengan data yang jelas dalam absen, kepala sekolah dapat dengan mudah menegur dan mengingatkan guru, maka guru dapat melaksanakan tugasnya dengan lebih baik dan penuh kedisiplinan.
IPS
Tabel 23. Memberikan motivasi (apresiasi, piagam, motif) terhadap tenaga pengajar dalam melakukan tugas NAMA GURU JAWABAN Naili Hanani, PAI kepala sekolah tidak segan-segan memberikan SH.I pujian kepada guru yang melaksanakan tugas dengan baik, kepala sekolah juga sering memotivasi lewat pembicaraan dalam rapat maupun non formal kepala sekolah selalu memberikan motivasi – motivasi dalam bekerja, memberikan pujian M. Asroruddin pada guru yang kinerjanya dapat dikatakan memuaskan
73
Dra. Hj. Dzarrotul Jannah
IPA
Nining Supriatin, S.Pd.I
Bahasa Inggris
Kepala Sekolah
Dodi Nurwansyah, S.Pd.I
guru selalu diberi apresiasi setelah melaksanakan tugasnya dengan benar apresiasi tersebut bisa berupa kata – kata atau pujian, dan juga diberi motif berupa ziaroh gratis setiap tahun suapaya guru dapat meningkatkan kinerjanya disini kami semua ringan tangan, selalu membantu rekan kerja kami dan memberikan motivasi apabila mereka tidak semangat dalam mengajar. Biasanya, setiap tahunnya akan nada yang berkunjung ke makam Wali Songo sebagai reward yang didapatkan atas prestasi dalam mengajar Ya, untuk terus memotivasi mereka, kami berikan penghargaan untuk mereka yang selalu komitmen dalam menjalankan tugas, dan mereka yang berprestasi tentunya
Sumber : Diambil dari hasil wawancara 27 April s/d 11 Mei 2011 Dalam hal ini, apresiasi diberikan kepada para tenaga pengajar yang bekerja dengan baik dan optimal. Apresiasi ini diberikan agar para guru yang lain bisa mencontohinya, dan yang menjadi contoh harus bisa menjadi lebih baik agar bisa menjadi guru percontohan, bahakan mendapatkan yang lebih baik. Apresiasi yang diberikan berupa pujian dan pemberian reward, setiap resepsi perpisahan, atau di sekolah tersebut diistilahkan dengan “akhir sanah” yang dilakukan setahun sekali, guru yang berprestasi dan teladan diberikan penghargaan dan sertifikat. Dan guru-guru tersebut pun diberikan kesempatan untuk mengikuti studi tour gratis dan kursus bahasa Inggris di Pare, Kediri. Dengan motivasi dalam bentuk apresiasi-apresiasi tersebut, para guru dapat berlomba-lomba dalam meningkatkan prestasi kinerja mereka dalam proses belajar mengajar, dan proses belajar mengajar berjalan makin lebih baik seiring dengan peningkatan kinerja mereka.
74
Kepala Sekolah
IPA
Bahasa Inggris
IPS
Tabel 24. Penghargaan mencakup pemberian reward, beasiswa pendidikan, kenaikan pangkat / jabatan NAMA GURU JAWABAN Naili Hanani, PAI Biasanya guru-guru ketika ada libur panjang, SH.I beberapa guru berprestasi diberikan studi gratis short course bahasa Inggris di Pare, saya pun demikian. Beasiswa bagi beberapa guru yang belum menyelesaikan studi S1 pun diberikan kepala sekolah memberikan reward berupa ziaroh gratis untuk para guru, beasiswa pendidikan bagi santri yang sudah mengabdi M. Asroruddin mengajar di sekolah, memberikan kesempatan berupa kenaikan jabatan bagi guru yang sudah maksimal dalam melakukan tugasnnya sebagai seorang guru Dodi pemberian reward berupa ziaroh gratis, beasiswa Nurwansyah, bagi guru yang pengabdiannya sangat bagus, dan S.Pd.I diberi kepercayaan memimpin moment-moment yang diadakan sekolah seperti ketua penerimaan siswa baru Nining pemberian reward kepada guru yang memiliki Supriatin, prestasi lebih dari guru lainnya, selain berziarah, S.Pd.I ada juga yang mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan kejenjang pendidikan yang lebih tinggi Dra. Hj. Beasiswa, bagi para guru yang belum Dzarrotul menyelasaikan studi S1, dengan segala Jannah pengabdian dan kerja keras mereka kami berikan juga beasiswa untuk menyelasaikan studi, Short Course Bahasa Inggris gratis ke Pare, Kediri, dan ongkos gratis ziarah wali songo yang biasa diadakan oleh yayasan setiap tahunnya Sumber : Diambil dari hasil wawancara 27 April s/d 11 Mei 2011 Para tenaga pengajar yang dapat menunjukkan prestasi yang baik akan diberikan reward berupa short course ke Pare, Kediri. Selain itu ada juga yang mendapatkan berziarah gratis ke makam Wali Songo, kenaikan pangkat, beasiswa melanjutkan ke jenjang lebih tinggi. Seperti juga yang sudah dijelaskan, atas penghargaan-penghargaan tersebut, dapat meningkatkan kualitas kerja guru, terutama bagi guru berprestasi yang belum menyelesaikan pendidikan, dengan diberikannya
75
beasiswa penyelesaian studi tersebut, para guru mengerti arti penting perhatian sekolah dan elemen-elemen penting di sekolah kepadanya, sehingga dapat menumbuhkan rasa tanggung jawab guru, lebih meningkatkan jiwa pengabdian mereka, dan mereka pun lebih meningkatkan kinerja mereka.
Kepala Sekolah
IPS
Tabel 25. Membangun komitmen (Peran, tugas, kewajiban, dedikasi) guru untuk meningkatkan kinerja NAMA GURU JAWABAN Naili Hanani, PAI Komitmen, adalah satu kata yang selalu SH.I dipertegas oleh ketua yayasan, kepada beberapa pihak terkait dalam kepengurusan yayasan dan sekolah, beliau menyebutkan bahwa visi dan misi tidak akan dapat dijangkau dengan baik tanpa adanya komitmen satu sama lain, yaitu dengan merangkainya dalam 7 komitmen AlShigor a. Akhlakul karimah b. Intelektualitas dan profesionalitas c. Peduli dengan kemajuan M. Asroruddin d. Hidup untuk pengabdian e. Kemandirian f. Kebersamaan g. Nasionalisme Dodi Akhlakul karimah, Intelektualitas dan Nurwansyah, Bahasa profesionalitas, Peduli dengan kemajuan, Hidup S.Pd.I Inggris untuk pengabdian, Kemandirian, Kebersamaan, Nasionalisme Nining Dalam usaha peningkatan komitment kami, kami Supriatin, mengacu pada vidsi dan misi yang telah dibuat IPA S.Pd.I oleh yayasan Dra. Hj. saya dibantu oleh ketua yayasan dalam Dzarrotul membangun komiten, peran ketua yayasan Jannah disinilah sangat memegang kendali. Ketua yayasan selalau membangun komitmen para guru baik dalam kgiatan formal maupun non formal .komitmn tersebut adalah Akhlakul karimah, Intelektualitas dan profesionalitas, Peduli dengan kemajuan, Hidup untuk pengabdian, Kemandirian, Kebersamaan, Nasionalisme
76
Ketua Yayasan
Drs. H. Bisyri Imam, M.Ag
Ma’had Al-Shighor membangun 7 (tujuh) komitmen; a. Akhlakul karimah b. Intelektualitas dan profesionalitas c. Peduli dengan kemajuan d. Hidup untuk pengabdian e. Kemandirian f. Kebersamaan g. Nasionalisme Komitmen terhadap dedikasi yang diberikan oleh guru juga kami tanamkan atau mengacu kepada Al – Quran yang berbunyi:
“Dan katakanlah:”bekerjalah kamu, maka Allah dan Rosul-Nya serta orang – orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) yang mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan”.(QS. Al –T aubah (9) :105).
Sumber : Diambil dari hasil wawancara 27 April s/d 11 Mei 2011 Dalam hal komitmen, kesemua elemen yang ada didalam pondok ini mengacu kepada 7 komitmen, akhlakul karimah; intelektualitas dan proffesionalitas; peduli dengan kemajuan; hidup untuk pengabdian; kemandirian; kebersamaan; nasionalisme. Selain ketujuh hal tersebut, masih ada dasar dari ketujuh itu semua. Itu tercermin di dalam QS at-Taubah:105. Masalah komitmen guru terhadap kinerjanya, guru yang memilki motif dan komitmen pribadi, dan mereka tidak konsisten dalam mengajar terhadap tujuan-tujuan pendidikan yang sebenarnya, sehingga terjadi pembiasan dalam proses belajar mengajar,
hal ini menghambat dan
mengganggu proses belajar mengajar. Dengan demikian, kepala yayasan
77
bersama kepala sekolah menerapkan tujuh komitmen tersebut, sebagai upaya mengarahkan para tenaga pendidik untuk melaksanakan kinerja yang sesuai dengan arah-arah dan tujuan pendidikan yang sebenarnya, dan tidak terjadi pembiasan pada arah yang tidak jelas, tidak sesuai, dan tidak selaras dalam melaksanakan tujuan-tujuan dalam proses pendidikan. Hal-hal tersebut di atas sangat penting dalam peningkatan kualitas kinerja guru, dan guru lebih mengerti dan memahami arti, makna, dan hakikat profesi keguruan yang sebenarnya.
Ketua Yayasan
Kepala Sekolah
Tabel 26. Pembuatan dan perencanaan kebijakan sekolah NAMA GURU JAWABAN Dra. Hj. Dalam pembuatan dan perencanaan kebijakan Dzarrotul sekolah saya secara pribadi yang membuat Jannah rumusan-rumusan atau formatnya, kemudian saya ajukan ke ketua yayasan sebagai pimpinan saya, dan kemudian ketua yayasan biasanya selalu mengadakan rapat dengan penentupenentu kebijakan sekolah lainnya baik itu komite sekolah maupun juga mengajak komisaris yayasan serta para guru untuk bersama-sama dalam satu forum merumuskan kebijakan yang akan dilaksanakan Drs. H. Bisyri Dalam pembuatan dan perencanaan kebijakan Imam, M.Ag sekolah saya secara pribadi biasanya selalu mengadakan rapat dengan penentu-penentu kebijakan sekolah lainnya baik itu komite sekolah maupun juga mengajak komisaris yayasan untuk bersama-sama dalam satu forum merumuskan kebijakan terbaik bagi yayasan Sumber : Diambil dari hasil wawancara 27 April s/d 11 Mei 2011 Jadi, dalam pembuatan dan perencanaan kebijakan sekolah, biasanya kepala sekolah terlebih dahulu membuat perumusan-perumusan, yang kemudian dirapatkan ke komite dan yayasan sekolah serta para tenaga pengajar yang ada, hal ini dilakukan untuk peningkatan dari tujuh komitmen pondok. Penerapan pelaksanaan pembuatan dan perencanaan kebijakan sekolah ini berupa seperangkat program dalam pencapaian tujuan
78
pelaksanaan pendidikan, program-program ini misalnya berupa program peningkatan mutu guru, pendidikan, system pembelajaran, atau juga berkaitan dengan kesejahteraan guru, tentunya hal ini berdasarkan kesepakatan dengan komite sekolah dan pihak-pihak yang terkait di wilayah kebijakan sekolah.
Ketua Yayasan
NAMA Drs. H. Bisyri Imam, M.Ag
Tabel 27. Kemitraan/ kerjasama ma’had GURU JAWABAN Lembaga kami saat ini sedang bekerjasama dengan beberapa lembaga lain baik dalam dunia pendidikan maupun dunia pengembangan kewirausahaan. Dalam dunia pendidikan kami bekerjasama dengan lembaga-lembaga bahasa seperti mahesa institute, Harvard English Course dan Genta English Course yang kesemuanya berkedudukan di Pare, Kediri Jawa Timur. Kami juga bekerjasama dengan Institut Agama Islam Negeri Syekh Nurjati Cirebon dalam usaha mengembangakan bahasa juga peningkatan mutu kurikulum pendidikan. Dalam bidang kewirausahaan kami sedang menjalin kerjasama dengan kementrian pertanian dalam melaksanakan program pengembangan ternak mandiri
Sumber : Diambil dari hasil wawancara 27 April s/d 11 Mei 2011 Pondok pesanteren Al-Shighor tidak hanya memberikan pendidikan yang tertutup, hal ini terbukti dengan adanya kerjasama yang dilakukan untuk peningkatan mutu tenaga pengajar dan para siswa, kerjasama yang dilakukan tidak hanya dalam usaha peningkatan penguasaan bahasa asing, tetapi juga dalam hal mutu pendidikan serta kewirausahawan. Seperti yang disebutkan kerjasama tersebut dilakukan dengan IAIN Syekh Nurjati, berupa kurikulum pendidikan dan pengembangan bahasa asing (Arab dan Inggris). Dengan kerjasama dan kemitraan yang dilakukan tersebut, maka mutu pendidikan sekolah semakin meningkat, seiring dengan meningkatnya mutu kinerja tenaga-tenaga pendidiknya.
79
Tabel 28. Keterkaitan dengan peningkatan kinerja NAMA Drs. H. Bisyri Imam, M.Ag
GURU
Agust Muhaimin, M.Ag
Komite Sekolah
Ketua Yayasan
JAWABAN Dalam kaitannya dengan peningkatan kinerja yayasan secara umum kami selalu mengadakan pertemuan berkala. Rapat-rapat dan forum-forum diskusi juga menjadi cara yang efektif dalam usaha meningkatkan mutu pendidikan. Karena kami percaya semakin sering kita berfikir dan membicarakan tentang lembaga dan usahanya untuk menjadi lebih baik semakin besar pula peluang untuk mau bekerja menjadi lebih baik saya dan anggota komite terkait dengan peningkatan kinerja yang dilakukan oleh kepala sekolah, kami berperan sebagai pemberi masukan, pertimbangan, dan rekomendasi atas kebijakan yang dilakukan atau dijalankan oleh kepala sekolah, dan kami juga mengevaluasi dari hasil kebijakan tersebut. kepala sekolah selalu berkoordinasi dengan kami mengenai strategi – strategi yang akan dibuat oleh kepala sekolah
Sumber : Diambil dari hasil wawancara 27 April s/d 11 Mei 2011 Upaya-upaya peningkatan kinerja dilakukan kepada guru pada beberapa konteks, konteks-konteks itu berupa kompetensi, tanggung jawab dan kedisiplinan, etos kerja, serta pola fikir para guru. Semuanya dilakukan oleh kepala sekolah bersama dengan pihak-pihak yayasan sebagai upaya peningkatan mutu SDM baik di sekolah maupun yayasan, sehingga pencapaian-pencapain bisa dirsain searah dan sesuai dengan tujuan-tujuan pendidikan.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan di SMP Al-Shighor, sekolah ini merupakan salah satu sekolah yang memiliki beberapa kekhususan, diantaranya; siswa-siswa yang diasramakan bersama para guru, kepala sekolah dan penguruspengurus yayasan; bahasa Arab dan Inggris yang dijadikan sebagai bahasa seharisehari; serta terintegrasi sekolah dengan pondok pesantren, yang mau tidak mau semua program baik itu di sekolah maupun di ma‟had harus berjalan beriringan dan saling mendukung satu sama lain.
80
Kurikulum di sekolah ini menggunakan kurikulum nasional, yang diarahkan ke sekolah berstandar internasional dengan beberapa modifikasi dalam penambahan mata pelajaran muatan lokal, muatan lokal tersebut salah satunya adalah dengan penambahan jam pelajaran bahasa Arab dan Inggris. Untuk meningkatkan kompetensi siswa dalam berbahasa asing. Prestasi yang dicapai di sekolah ini, selama babarapa kurun waktu semenjak berdiri hingga saat ini sudah tercapai dengan baik, hal ini bisa dilihat dari prestasi yang dicapai pada tahun ajaran 2010/2011, 90% sudah berjalan dengan baik, mulai dari proses belajar mengajar, target kurikulum, aktifitas para guru, serta aktifitas para siswanya. Kekhususan, kurikulum, serta prestasi tersebut tidak dapat dengan mudah begitu saja dijalankan dan diraih seiring dengan berjalannya waktu. Sekuat tenaga upaya-upaya atau strategi dilakukan dalam meningkatkan mutu pendidikan di sekolah tersebut, yang dilakukan oleh kepala sekolah bersama dengan pengurus yayasan. Upaya-upaya tersebut dilakukan mulai dari pemenuhan sarana pra sarana, sistem belajar yang baik, serta peningkatan kualitas kerja guru. Dan berdasarkan pembahasan dalam penelitian ini, penulis melakukan penelitian di SMP Al-Shighor mengenai upaya atau strategi yang dilakukan oleh kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja guru. Hal itu bisa dilihat dari bagaimana optimalisasi kerja guru. Dalam konteks ini, penelitian dimulai dengan melihat bagaimana persepsi mereka tentang kinerja masing-masing pihak sekolah, faktor-faktor pendukung, kompetensi, kedisiplinan, serta tanggung jawab para guru dalam menjalankan segala aktifitas pendidikan. Secara umum, semua pihak terutama guru di sekolah ini sudah memahami dan mengerti tentang kinerjanya masing-masing. Mereka dapat mengetahui dan memahami apa yang harus dilakukan dan mana yang tidak dilakukan, ini berkaitan juga dengan pembagian tugas kerja dan tanggung jawab masing-masing pihak. Dengan demikian dapat terjalin kerjasama yang baik antara satu dengan yang lain sesuai dengan tugasnya masing-masing. Begitu pun faktor-faktor pendukung peningkatan kinerja mereka, segala pemenuhan kebutuhan guru sudah banyak diberikan oleh kepala sekolah, mulai
81
dari kebutuhan dasar seperti sandang, pangan, dan papan, sampai pada alat-alat transportasi seperti mobil dan motor inventaris yayasan. Dengan ini guru dapat melakukan segala aktifitasnya dengan nyaman. Hal ini sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh Abraham Maslow. Maslow mengatakan dengan terpenuhinya kebutuhan dasar, maka akan meningkat pula kebutuhan yang ada. 1 Kebutuhan yang paling dasar adalah kebutuhan akan sandang, pangan dan papan dan yang paling tinggi adalah aktualisasi diri. Di SMP Al-Shigor, kebutuhan-kebutuhan tersebut sudah terpenuhi dengan baik. Dengan segala pemenuhan tersebut, para guru dapat menjalankan aktifitasnya dengan aman dan nyaman. Disamping itu, lokasi yang strategis dan rasa kekeluargaan diantara pihak-pihak disana pun sangat mempengaruhi keamanan dan kenyamanan mereka dalam beraktifitas di sana. Sehingga mereka dapat meningkatkan kinerja, terhidar dari gangguan, dan bekerjasama dengan baik. Selain itu, kompetensi yang dimiliki para guru menunjukkan bahwa mereka memilki potensi yang mapan dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar, mulai dari metode dan pendekatan yang dipakai, penggunaan media ajar, sampai pada pengelolaan kelas. Namun, dalam hal administrasi, setelah penelitian dilakukan di SMP ini, menunjukkan bahwa mereka dalam pelaksanaan tugas-tugas administrasi masih belum optimal. Akan tetapi, dengan minat yang sangat besar dimilki oleh para guru akan profesi mereka, sangat memacu mereka untuk terus banyak belajar banyak akan profesi keguruan mereka, sehingga mereka dapat meningkatkan kompetensi dan kualitas kerja mereka. Begitu juga mengenai kedisiplinan, kedisiplinan diterapkan dengan baik, walaupun belum ada aturan baku mengenai kedisiplinan terutatama dalam hal sangsi. Apabila guru ada yang melanggar kedisiplinan, maka kepala sekolah akan langsung memanggil mereka dan bertemu secara face to face. Disini guru hidup dan bertempat tinggal di dalam asrama, jadi untuk keterlambatan dan ketidakhadirian sangatlah diminimalisir. Apabila tidak hadir dalam mengajar, 1
E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2007), Cet. 9 h. 145-146.
82
kepala sekolah dapat dengan mudah menjangkau mereka untuk menegur dan memperingati guru. Budaya saling mengingatkan dan menegur antar sesama guru pun diterapkan, sehingga mereka akan malu untuk melakukan kesalahan. Penerapan disiplin yang dilakukan lebih bersifat konstruktif, dengan mengabaikan sangsi atas ketidakdisiplinan para guru, ternyata lebih mampu meningkatkan kerja guru dengan segala ketulusan dan totalitas pelaksanaan tugas. Dengan demikian, di SMP Al-Shighor ini, segala pemenuhan kebutuhan, kedisiplinan, potensi, dan peran serta guru menunjukkan bahwa dalam pelaksanaan tanggung jawab mereka sebagai seorang guru menunjukkan kinerja yang baik. Hal ini juga ditunjang dengan adanya berbagai strategi yang dilakukan oleh kepala sekolah bersama dengan komite sekolah, dan pihak-pihak yayasan. Kepala sekolah sangat piawai dalam menerapkan strateginya, bisa dilihat seperti menumbuhkan jiwa seorang pendidik yang ditegaskan dan tertuang dalam 7 Komitmen Al-Shighor (Akhlakul Karimah, Intelektualitas dan Profesionalitas, Peduli dengan Kemajuan, Hidup untuk Pengabdian, Kemandirian, Kebersamaan, dan Nasionalisme), pemberian penghargaan-penghargaan yang berupa beasiswa dan kursus gratis kepada guru-guru yang berprestasi dan yang belum menyelesaikan studi, serta dengan adanya program micro teaching. Dengan demikian, dapat disimpulkan, bahwa strategi yang dipakai oleh kepala sekolah bersama dengan pihak-pihak terkait dalam peningkatan kinerja guru, menunjukkan hasil yang sudah efektif dalam melaksanakan dan mencapai tujuan-tujuan pendidikan.
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Strategi kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja guru di SMP AlShighor menunjukkan bahwa : 1. Strategi peningkatan kinerja guru yang dilaksanakan oleh kepala sekolah SMP Al-Shighor menunjukkan hasil yang baik dan efektif. Hal ini dapat dilihat dari berbagai upaya atau langkah-langkah yang telah dilakukan diantaranya : pembinaan kinerja guru, pembinaan disiplin guru, pengendalian dan pengawasan, motivasi, penghargaan, serta penanaman komitmen. 2. Aspek peningkatan kinerja guru diawali dengan pembinaan kinerja guru yaitu dengan cara; memberikan pelatihan pembuatan RPP, pengenalan media/alat pembelajaran, pendidikan dan pelatihan (diklat), serta mikro teaching. Dengan pembinaan tersebut, maka kualitas kinerja guru meningkat dengan baik. 3. Pelaksanaan disiplin guru di SMP Al-Shighor sudah berjalan baik. Hal ini dapat dilihat dari guru datang tepat waktu dalam mengajar dan penyelesaian tugas guru yang diberikan oleh kepala sekolah, selain itu juga kepala sekolah memberikan giliran setiap hari senin kepada para guru untuk menjadi Pembina dalam upacara bendera. Penerapan disiplin yang dilakukan
bersifat
konstruktif,
83
dengan
mengabaikan
sangsi
atas
84
ketidakdisiplinan para guru, ternyata lebih mampu meningkatkan kerja guru dengan segala ketulusan dan totalitas pelaksanaan tugas. 4. Pengendalian dan pengawasan dilakukan oleh kepala sekolah dengan selalu mengunjungi kelas setiap pagi untuk mengecek kehadiran guru dalam mengajar, pemeriksaan absen daftar hadir guru. Kepala sekolah juga mengadakan rapat setiap malam jum’at untuk membahas permasalahanpermasalahan di sekolah. 5. Setiap guru yang berhasil melaksanakan tugasnya dengan baik selalu diberikan apresiasi oleh kepala sekolah berupa pujian dan piagam setiap tahun (akhirus sanah). 6. Kepala sekolah memberikan penghargaan kepada guru yang berprestasi dalam menjalankan tugasnya dengan memberikan reward berupa beasiswa pendidikan, short course ke pare dan parwisata religi/ziaroh wali songo gratis setiap tahunnya. Reward ini bertujuan agar para guru dapat menumbuhkan rasa tanggung jawab, lebih meningkatkan jiwa pengabdian mereka, dan mereka pun lebih meningkatkan kinerja mereka. 7. Kepala sekolah dengan ketua yayasan menanamkan komitmen kepada para guru dengan menerapkan tujuh komitmen sebagai upaya mengarahkan para tenaga pendidik untuk melaksanakan kinerja yang sesuai dengan araharah dan tujuan pendidikan yang sebenarnya, juga sebagaai upaya meningkatkan kualitas kinerja guru, mereka pun akan lebih mengerti dan memahami arti, makna, dan hakikat profesi keguruan yang sebenarnya. Berdasarkan uraian di atas, dapatlah dikatakan bahwa strategi kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja guru di SMP Al-Shighor sudah baik dan efektif.
85
B. Saran 1. Untuk para guru, sebaiknya tidak mengharapkan reward dalam melaksanakan tugas mengajar. Namun lakukanlah apa yang lebih meningkatkan kualitas mengajar, dengan meningkatkan kualitas kerja segala sesuatu dapat diraih selaras dan sesuai dengan hasil kerja. 2. Untuk sekolah, selain pembinanaan yang dilakukan, alangkah baiknya mengadakan studi komparatif ke sekolah-sekolah lain yang lebih maju, agar dapat membandingkan, mengetahui, serta melaksanakan apa saja yang belum diadakan di SMP Al-Shighor, khususnya perihal administrasi yang dinilai masih belum maksimal. 3. Untuk kepala sekolah, dalam hal peningkatan kinerja guru dalam hal administrasi, alangkah lebih baiknya pihak sekolah mendatangkan dan dapat melibatkan tenaga ahli.
DAFTAR PUSTAKA Fathurruhman, Pupuh. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: PT Refika Aditama, Cet.I 2007. Hasibuan, JJ. & Moedjiono. Proses Belajar Mengajar. Bandung : PT. Remaja Rosda Karya, Cet. VII, 1999. Hikmat. Manajemen Pendidikan. Bandung : CV.Pustaka Setia, Cet I, 2009. Imron, Ali. Pembinaan Guru Di Indonesia. Jakarta: Pustaka Jaya, 1995. Kuncoro, Mudrajad. Strategi Bagaimana Meriah Keunggulan Kompetitif?. tt.p.: Erlangga, 2006. Ladjid, H. Hafni. Pengembangan Kuruikulum (Menuju Kurikulum Berbasis Kompetensi). Ciputat: PT Ciputat Press Group,2005. Mangkunegara, Anwar Prabu. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, Cet.IV, 2002. Moleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, Cet.XVII, 2002. Mulyasa, E. Implementasi KTSP Kemandirian Guru dan Kepala Sekolah. Jakarta:Bumi Aksara, Cet. III, 2009. Mulyasa, E. Kurikulum Berbasis Kompetensi Konsep, Karakteristik, dan Implementasi. Bandung: PT Rosdakarya, Cet. 4, 2004. Nasution, S. Kurikulum dan pengajaran. Jakarta: PT.Bumi Aksara, Cet V, 2009. Purwanto, M. Ngalim. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung, PT Remaja Rosda Karya, Cet.XIII, 2004. Rohani, Ahmad. Pengelolaan Pengajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta, Cet II, 2004.
86
87
Sanjaya, Wina. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana, Cet VI, 2006. Subroto, B. Surya Dimensi-Dimensi Administrasi Pendidikan Di Sekolah. Jakarta: Bina Aksara, 1984. Suhertian, Piet A. Konsep Dasar & Teknik Supervisi Pendidikan Dalam Rangka Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT. Rineka Cipta, Cet.1, 2000. TU, Tulus. U. Peran Disiplin pada Perilaku dan Prestasi Siswa. Jakarta; PT.Grasindo, 2004. Undang, Gunawan, Cucu Komara, Deden Suhendar. Peningkatan Mutu Proses Belajar Mengajar Sekolah Dasar. Bandung: CV. Siregar tengah, Cet 1,1996. Usman, Moh.Uzer. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosda Karya. Cet.IX, 1995. Wibowo. Manajemen Kinerja. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007. Zuhairini. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta : Bumi Aksara, Cet.I, 1992. .................... Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka, Cet.IV, 2007. ……………. Undang- Undang RI No.14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Jakarta : DPR RI, 2005. ……………. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang SISDIKNAS. Jakarta : Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, Bagian Proyek Penilaian Hasil Belajar Tahap Akhir Nasional, 2003.
LAMPIRAN 1 PEDOMAN WAWANCARA Pedoman wawancara guru: 1. Pengetahuan dan persepsi guru tentang kinerjanya 2. Faktor-faktor peningkatan kinerja (fisiologis, rasa aman, kasih sayang, kebutuhan akan rasa dihargai, dan aktualisasi diri) 3. Kenyamanan lingkungan di SMP Al-Shighor 4. Minat guru sebagai tenaga pendidik 5. Kompetensi mengajar guru (penguasaan bahan ajar, mengelola program belajar-mengajar, mengelola kelas, penggunaan media, mengelola interaksi belajar-mengajar. 6. Penggunaan metode pembelajaran 7. Kompetensi guru sebagai tenaga kependidikan (administrator) 8. Peran guru sebagai pengajar (demonstrator, pengelola kelas, mediator, fasilitator) 9. Tugas guru sebagai pendidik (profesi, kemanusiaan, kemasyarakatan) 10. Tanggung jawab pendidik (membimbing, membentuk kepribadian, menggali potensi anak didik) 11. Pengetahuan dan persepsi guru tentang kinerja kepala sekolah 12. Strategi peningkatan kinerja guru 13. Pembinaan kinerja guru (menyusun RPP, media/alat pembelajaran, metode mengajar, kemampuan dalam menilai anak didik, memperbaiki situasi belajar (ketenagan dan kenyamanan belajar). 14. Pembinaan disiplin tenaga kependidikan mencakup pendisiplinan waktu mengajar, disiplin menyelesaikan tugas, 15. Peningkatkan standar perilaku (kewibawaan, kematangan, dan kedewasaan). 16. Penerapan disiplin dan Sanksi Pelanggaran kedisiplinan 17. Pengendalian dan Pengawasan Kinerja Guru (mengadakan diskusi kelompok, kunjungan kelas, pembicaraan individual, dan simulasi pembelajaran) 18. Pemeriksaan daftar hadir guru. 19. Memberikan motivasi (apresiasi, piagam, motif) terhadap tenaga pengajar dalam melakukan tugas 20. Penghargaan mencakup pemberian reward, beasiswa pendidikan, kenaikan pangkat / jabatan. 21. Membangun komitmen (Peran, tugas, kewajiban, dedikasi) guru untuk meningkatkan kinerja.
88
89
Pedoman wawancara kepala sekolah: 1. Pengetahuan dan persepsi kepala sekolah terhadap kinerja guru 2. Latar belakang pedirian sekolah 3. Visi misi sekolah 4. Struktur organisasi 5. Pembuatan dan perencanaan kebijakan sekolah 6. Strategi peningkatan kinerja guru 7. Faktor-faktor peningkatan kinerja (fisiologis, rasa aman, kasih sayang, kebutuhan akan rasa dihargai, dan aktualisasi diri) 8. Kompetensi mengajar guru (penguasaan bahan ajar, mengelola program belajar-mengajar, mengelola kelas, penggunaan media, mengelola interaksi belajar-mengajar. 9. Kompetensi guru sebagai tenaga kependidikan (administrator) 10. Peran guru sebagai pendidik ( demonstrator, pengelola kelas, mediator, fasilitator) 11. Tugas guru sebagai pendidik (profesi, kemanusiaan, kemasyarakatan) 12. Tanggung jawab pendidik (membimbing, membentuk kepribadian, menggali potensi anak didik) 13. Pembinaan kinerja guru (menyusun RPP, media/alat pembelajaran, metode mengajar, kemampuan dalam menilai anak didik, memperbaiki situasi belajar (ketenagan dan kenyamanan belajar). 14. Pembinaan disiplin tenaga kependidikan mencakup pendisiplinan waktu mengajar, disiplin menyelesaikan tugas, standar perilaku (kewibawaan, kematangan, berakhlak mulia dan kedewasaan). 15. Penerapan disiplin dan Sanksi Pelanggaran kedisiplinan 16. Pengendalian dan Pengawasan Kinerja Guru (mengadakan diskusi kelompok, kunjungan kelas, pembicaraan individual, dan simulasi pembelajaran) 17. Memberikan motivasi (apresiasi, piagam, motif) terhadap tenaga pengajar dalam melakukan tugas 18. Penghargaan mencakup pemberian reward, beasiswa pendidikan, kenaikan pangkat / jabatan. 19. Membangun komitmen (Peran, tugas, kewajiban, dedikasi) guru untuk meningkatkan kinerja.
90
Pedoman wawancara ketua yayasan: 1. Pengetahuan dan persepsi ketua yayasan terhadap kinerja guru 2. Latar belakang pendirian yayasan (Ma’had) dan sekolah 3. Visi misi pendirian Ma’had dan sekolah 4. Kemitraan/ kerjasama ma’had 5. Pembuatan dan perencanaan kebijakan sekolah 6. Keterkaitan dengan peningkatan kinerja 7. Faktor-faktor peningkatan kinerja (fisiologis, rasa aman, kasih sayang, kebutuhan akan rasa dihargai, dan aktualisasi diri) 8. Kompetensi mengajar guru (penguasaan bahan ajar, mengelola program belajar-mengajar, mengelola kelas, penggunaan media, mengelola interaksi belajar-mengajar. 9. Kompetensi guru sebagai tenaga kependidikan (administrator) 10. Pembinaan kinerja guru (menyusun RPP, media/alat pembelajaran, metode mengajar, kemampuan dalam menilai anak didik, memperbaiki situasi belajar (ketenagan dan kenyamanan belajar). 11. Pembinaan disiplin tenaga kependidikan mencakup pendisiplinan waktu mengajar, disiplin menyelesaikan tugas. 12. Peningkatkan standar perilaku (kewibawaan, kematangan,berakhlak mulia dan kedewasaan). 13. Penerapan disiplin dan Sanksi Pelanggaran kedisiplinan. 14. Pengendalian dan Pengawasan Kinerja Guru (mengadakan diskusi kelompok, kunjungan kelas, pembicaraan individual, dan simulasi pembelajaran). 15. Memberikan motivasi (apersepsi, piagam, motif ) terhadap tenaga pengajar dalam melakukan tugas. 16. Penghargaan mencakup pemberian reward, beasiswa pendidikan, kenaikan pangkat / jabatan. 17. Membangun komitmen (Peran, tugas, kewajiban, dedikasi) guru untuk meningkatkan kinerja.
91
Pedoman wawancara komite sekolah: 1. Pengetahuan dan persepsi komite sekolah terhadap Perannya dalam peningkatan mutu (pertimbangan, arahan, dukungan tenaga, sarana prasarana, dan pengawasan terhadap lembaga pendidikan) 2. Pembentukan komite pendidikan 3. Keterkaitan dengan peningkatan kinerja 4. Faktor-faktor peningkatan kinerja (fisiologis, rasa aman, kasih sayang, kebutuhan akan rasa dihargai, dan aktualisasi diri) 5. Pengetahuan dan persepsi komite sekolah terhadap kinerja guru 6. Pengetahuan dan persepsi komite sekolah tentang kinerja kepala sekolah 7. Strategi peningkatan kinerja guru 8. Pembinaan kinerja guru ( menyusun RPP, media/alat pembelajaran, metode mengajar, kemampuan dalam menilai anak didik, memperbaiki situasi belajar (ketenagan dan kenyamanan belajar). 9. Pembinaan disiplin tenaga kependidikan mencakup pendisiplinan waktu mengajar, disiplin menyelesaikan tugas, 10. Penerapan disiplin dan Sanksi Pelanggaran kedisiplinan 11. Pengendalian dan Pengawasan Kinerja Guru (mengadakan diskusi kelompok, kunjungan kelas, pembicaraan individual, dan simulasi pembelajaran) 12. Pemeriksaan daftar hadir guru. 13. Memberikan motivasi ( apersepsi, piagam, motif ) terhadap tenaga pengajar dalam melakukan tugas 14. Penghargaan mencakup pemberian reward, beasiswa pendidikan, kenaikan pangkat / jabatan. 15. Pembangunan komitmen (Peran, tugas, kewajiban, dedikasi) terhadap Peningkatkan kinerja guru
Pedoman wawancara wali murid: 1. Pengetahuan dan persepsi terhadap perannya sebagai wali murid dan pengguna hasil pendidikan 2. Kemajuan peningkatan belajar 3. Laporan kemajuan 4. Partisipasi orang tua dalam penginformasian tentang kemajuan anak 5. Pengetahuan dan persepsi tentang kinerja kepala sekolah.
LAMPIRAN 2 HASIL WAWANCARA
Hasil wawancara guru Nama : Naili Hanani. SH.I Guru mata pelajaran : Pendidikan Agama Islam (PAI) 1. Pengetahuan dan persepsi guru tentang kinerjanya Jawaban : Menurut saya, guru itu selain mengajar, guru juga bertugas mendidik, ada perbedaan yang sangat mendasar mengenai makna mengajar dan mendidik. Terutama saya sebagai guru agama, peran dan tugas saya yang harus menjadi prioritas bagi saya adalah mendidik dibanding mengajar yang hanya mengedapankan aspek kognitif dibanding afektif dan psikomotorik. Banyak hal yang bisa dijelaskan dan tercakup dalam mendidik, seperti menjadi suri tauladan, membina, membimbing, dan termasuk mengajar itu sendiri adalah merupakan bagian dari mendidik. 2. Faktor-faktor peningkatan kinerja (fisiologis, rasa aman, kasih sayang, kebutuhan akan rasa dihargai, dan aktualisasi diri) Jawaban : Atas kinerja yang saya lakukan, saya mendabat imbalan yang sesuai dengan beban pekerjaan saya, lumayan cukuplah untuk makan dan memenuhi kebetuhan saya sehari-hari. Kalau dikatakan aman dan nyaman, dalam kebersamaan kita sesama guru saling memotivasi dan bertukar curhat satu sama lain, seperti yang anda lihat sendiri bagaimana kehidupan di pesantren. 3. Kenyamanan lingkungan di SMP Al-Shighor Jawaban : Alhamdulillah, sampai saat ini saya masih merasa nyaman mengajar disini, semua pihak disini mengedepankan rasa kekeluargaan. 4. Minat guru sebagai tenaga pendidik Jawaban : Bisa dikatakan mengajar atau menjadi seorang pendidik itu adalah salah satu pekerjaan yang sulit, kalau tidak ada minat dalam diri kita tujuan mengajar dalam sebuah pendidikan tidak akan terlaksana dengan baik. Maksud saya kalau pun tidak ada minat dalam diri saya, mungkin saya tidak akan mengajar. Saya termotivasi untuk mengajar, terutama pelajaran agama karena saya bisa banyak belajar dengan mengajar, terus terang mengajar bagi saya dapat meningkatkan dan mengembangkan pengetahuan bagi diri saya secara pribadi. 5. Kompetensi mengajar guru (penguasaan bahan ajar, mengelola program belajar-mengajar, mengelola kelas, penggunaan media, mengelola interaksi belajar-mengajar. Jawaban : Dalam menyiapkan materi ajar sebelum saya mengajar, dengan mempertimbangkan kemapuan masing-masing dari siswa, saya menyiapkan terlebih dahulu tehnik bagaimana menyampaikannya kepada
92
93
siswa, agar siswa dapat memahami dan mengerti apa yang saya sampaikan dan saya jelaskan. 6. Penggunaan metode pembelajaran Jawaban : Karena saya mengajar pelajaran agama, maka saya lebih banyak menggunakan metode ceramah, praktek dan demonstrasi, agar siswa dapat memahami dan memperaktekkan ibadah dengan baik. Terkadang saya juga menyisipkan tanya jawab mengenai apa yang sudah saya jelaskan dan dipraktekkan. 7. Kompetensi guru sebagai tenaga kependidikan (administrator) Jawaban : Saya tidak begitu banyak dan tidak secara langsung terlibat dalam tugas-tugas administratif sekolah. 8. Peran guru sebagai pengajar (demonstrator, pengelola kelas, mediator, fasilitator) Jawaban : Sebagai pengajar agama, sudah tentu materi yang saya ajarkan saya demonstrasikan, karena saya sebagai guru berperan sebagai demonstrator. Saya juga dituntut untuk bisa mengelola kelas, menjadi mediator dan fasilitator bagi anak didik. 9. Tugas guru sebagai pendidik ( profesi, kemanusiaan, kemasyarakatan) Jawaban : Mengajar, mendidik, dan mencerdaskan siswa merupakan tugas saya yang berprofesi sebagai seorang guru. Nilai-nilai ketauladanan pun saya sampaikan kapada siswa, agar para siswa dapat berprilaku dan berakhlak mulia, dan hubungannya dengan masyarakat secara luas, kegiatan belajar mengajar merupakan salah satu bagian terpenting dalam pembentukan peradaban masyarakat yang luhur, tentunya dengan mengedepankan aspek budaya-budaya luhur dalam bermasyarakat, salah satunya aspek budaya ke-Islam-an dan ke-Indonesiaan. 10. Tanggung jawab pendidik (membimbing, membentuk kepribadian, menggali potensi anak didik) Jawaban : Sebagai guru agama, saya kepada selalu membimbing siswa, tugas saya dalam membimbing mereka agar membentuk mereka berkepribadian Islami, agar kelak mereka dapat menjalani kehidupan mereka dengan mengedepankan nilai-nilai Islami sebagai jalan hidup mereka. 11. Pengetahuan dan persepsi guru tentang kinerja kepala sekolah Jawaban : Kepala sekolah sebagai pimpinan dalam organisasi sekolah, memiliki beberapa tugas dan peran utama terutama dalam hal kebijakan, yakni sebagai penentu kebijakan beberapa rumusan yang berkaitan dengan manajemen, kegiatan belajar mengajar, kurikulum, Dsb. Beberapa tugas dan peran juga seperti halnya tugas dan peran guru. Kepala sekolah sebagai pimpinan tidak harus duduk diam di kantor dan hanya mengawasi kinerja-kinerja bawahannya. Namun, kepala sekolah juga harus terlibat dalam kegigatan belajar mengajar. 12. Strategi peningkatan kinerja guru Jawaban : Upaya-upaya peningkatan kinerja sudah banyak dilakukan, baik itu pembinaan, penerapan disiplin kerja, serta beberapa pengharhaan yang diberikan oleh kepala sekolah. Fasilitas-fasilitas yang diberikan oleh
94
pihak yayasan dalam menunjang proses belajar mengajar pun telah diberikan, seperti kendaraan operasional, laptop, Dsb. 13. Pembinaan kinerja guru (menyusun RPP, media/alat pembelajaran, metode mengajar, kemampuan dalam menilai anak didik, memperbaiki situasi belajar (ketenangan dan kenyamanan belajar). Jawaban : Dalam menyiapkan perangkat-perangkat mengajar, beberapa kali kepala sekolah mengecek dan mengarahkan aspek-aspek yang perlu dilaksanakan dalam penyusunan RPP, penyediaan alat-alat pembelajaran, serta beberapa kali mengarahkan para guru mengenai metode dan pendekatan dalam pembelajaran, baik itu dalam situasi formal maupun non formal atau secara persuasif. 14. Pembinaan disiplin tenaga kependidikan mencakup pendisiplinan waktu mengajar, disiplin menyelesaikan tugas. Jawaban : Diasramakannya guru-guru bersama-sama dengan siswa juga adalah salah satu upaya pembinaan disiplin oleh yayasan dan kepala sekolah, dengan demikian kepala sekolah dapat secara langsung menjangkau dan mengontrol bagaimana kinerja para guru. 15. Peningkatkan standar perilaku (kewibawaan, kematangan, dan kedewasaan). Jawaban : Terutama saya sebagai guru agama adalah yang paling selalu diajak bicara mengenai hal ini, karena ini merupakan faktor penting dalam meningkatkan sikap-sikap keberagamaan siswa, mengingat siswa/i diasramakan di ma’had. 16. Penerapan disiplin dan Sanksi Pelanggaran kedisiplinan. Jawaban : Disiplin memang diterapkan, namun dalam penerapan sanksi saya tidak menemui hal tersebut. 17. Pengendalian dan Pengawasan Kinerja Guru (mengadakan diskusi kelompok, kunjungan kelas, pembicaraan individual, dan simulasi pembelajaran) Jawaban : Yang saya katakana tadi, dengan diasramakannya para guru bersama para siswa, ini mempermudah jangkauan untuk pengendalian dan pengawasan kinerja guru, apalagi yang tadi anda sebutkan seperti diskusi kelompok, pembicaraan individual atau yang tadi saya istilahkan dengan persuasif, serta simulasi belajar dalam bentuk micro teaching. 18. Pemeriksaan daftar hadir guru. Jawaban : Ya, tentu itu juga dilakukan oleh kepala sekolah, dan dibantu oleh guru piket setiap harinya untuk mengontrol guru. 19. Memberikan motivasi (apersepsi, piagam, motif) terhadap tenaga pengajar dalam melakukan tugas Jawaban : kepala sekolah tidak sega- segan memberikan pujian kepada guru yang melaksanakan tugas dengan baik, kepala sekolah juga sering memotivasi lewat pembicaraan dalam rapat maupun non formal. 20. Penghargaan mencakup pemberian reward, beasiswa pendidikan, kenaikan pangkat / jabatan. Jawaban : Biasanya guru-guru ketika ada libur panjang, beberapa guru berprestasi diberikan studi gratis short course bahasa Inggris di Pare, saya
95
pun demikian. Beasiswa bagi beberapa guru yang belum menyelesaikan studi S1 pun diberikan. 21. Membangun komitmen (Peran, tugas, kewajiban, dedikasi) guru untuk meningkatkan kinerja. Jawaban : Komitmen, adalah satu kata yang selalu dipertegas oleh ketua yayasan, kepada beberapa pihak terkait dalam kepengurusan yayasan dan sekolah, beliau menyebutkan bahwa visi dan misi tidak akan dapat dijangkau dengan baik tanpa adanya komitmen satu sama lain, yaitu dengan merangkainya dalam 7 komitmen Al-Shigor
96
Hasil wawancara guru Nama : M. Asroruddin Guru mata pelajaran : IPS 1. Pengetahuan dan persepsi guru tentang kinerjanya Jawaban : Saya sebagai guru harus memenuhi beberapa tugas guru yaitu : mendidik siswa dengan baik, menjadi suritauladan untuk anak didik, motivator, dan membimbing. Guru juga harus memenuhi kinerja yang berkaitan dengan administrasi, karena saya juga pernah terlibat dalam beberapa pembuatan proposal, panitia penerimaan siswa baru, dan kegiatan-kegiatan lain yang berkaitan dengan administrasi sekolah. 2. Faktor-faktor peningkatan kinerja (fisiologis, rasa aman, kasih sayang, kebutuhan akan rasa dihargai, dan aktualisasi diri) Jawaban : Mengenai kebetuhan Alhamdulillah walaupun tidak seseberapa banyak saya masih merasa terpenuhi. Walaupun saya tinggal di asrama dengan segala kesedarhanaan, tapi justru saya labih banyak menemukan kenyamanan dibanding tinggal di luar asrama, karena untuk saya secara pribadi dapat lebih banyak belajar, apalagi belajar mengenai kebersamaan. Kepala sekolah masih banyak memberikan kepercayaan yang tinggi kepada saya, seperti event-event yang dilaksanakan disekolah, saya selalu dilibatkan dalam posisi yang strategis dalam kepanitiaan, ini adalah satu bentuk penghargaan yang menurut saya tidak bisa dinilai dengan penghargaan uang. 3. Kenyamanan lingkungan di SMP Al-Shighor Jawaban : yah yang saya rasakan sejauh ini, saya sudah nyaman berada dilingkungan sekolah dan pesantren ini. 4. Minat guru sebagai tenaga pendidik Jawaban : Menjadi guru adalah sudah menjadi cita-cita saya dari dulu, sehingga profesi ini adalah benar-benar sudah menjadi minat saya. Walaupun latar belakang pendidikan saya bukan dari pendidikan, apa pun pekerjaan saya nanti, saya harus tetap mengajar, karena mengajar merupakan bagian dari jalan hidup saya untuk mengaktualisasikan diri saya. 5. Kompetensi mengajar guru (penguasaan bahan ajar, mengelola program belajar-mengajar, mengelola kelas, penggunaan media, mengelola interaksi belajar-mengajar. Jawaban : saya pasti menguasai bahan ajar yang akan dipresentasikan, nengelola kelas supaya proses belajar mengajar berjalan dengan lancer, dan saya juga berusaha untuk menyajikan media sebagai alat bantu mengajar. 6. Penggunaan metode pembelajaran Jawaban : Dalam mengajar, saya menggunakan metode dan pendekatan mengajar yang beragam, seperti tanya jawab, demonstrasi, diskusi, ceramah, games, terkadang saya juga mengajar di luar kelas dengan outbound. 7. Kompetensi guru sebagai tenaga kependidikan (administrator)
97
Jawaban : Saya termasuk yang selalu terlibat dalam tugas-tugas administrasi pendidikan, diantaranya mencatat nilai-nilai ke dalam buku besar. 8. Peran guru sebagai pengajar (demonstrator, pengelola kelas, mediator, fasilitator) Jawaban : Saya harus bisa mendemonstrasikan materi yang dipresentasikan, dan harus mengelola kelas dengan baik yah itu tadi agar proses belajar mengajar berjalan dengan lancar. 9. Tugas guru sebagai pendidik ( profesi, kemanusiaan, kemasyarakatan) Jawaban : Menurut saya guru bukan sebuah profesi, namun guru (baca: mengajar) adalah sebuah kewajiban bagi setiap manusia yaitu untuk membentuk kehidupan masyarakat yang berwawasan dan meningkatkan intelektualitas masyarakat. Dengan pernyataan saya tadi, secara otomatis ketika ada masalah-masalah seperti masalah dalam daya nalar siswa, putus sekolah, dan masyarakat yang berpendidikan rendah, serta masalahmasalah lain, saya hampir selalu terlibat dalam mengatasi hal-hal tersebut. 10. Tanggung jawab pendidik (membimbing, membentuk kepribadian, menggali potensi anak didik) Jawaban : yah jelas saya sebagai pendidik harus bisa membimbing, membentuk kepribadian dan menggali peotensi anak didik karena itu semua merupakan bagian dari tujuan pendidikan 11. Pengetahuan dan persepsi guru tentang kinerja kepala sekolah Jawaban : Kepala sekolah menurut saya adalah seperti seorang direktur atau manajer dalam sebuah perusahaan, dimana ia harus mengetahui bagaimana keadaan sekolah, kesejahteraan guru-guru, keadaan murid, isuisu tentang kependidikan dengan selalu memonitor seluruh KBM dalam sekolah. 12. Strategi peningkatan kinerja guru Jawaban : menurrut saya kepala sekolah sudah memberikan atau melaksanakan upaya-upaya untuk meningkatkan kinerja para gurunya contohnya saja memotivasi, memberi penghargaan, dan pembinaanpembinaan juga sudah dilakukan. 13. Pembinaan kinerja guru (menyusun RPP, media/alat pembelajaran, metode mengajar, kemampuan dalam menilai anak didik, memperbaiki situasi belajar (ketenagan dan kenyamanan belajar). Jawaban : Saya dalam menyusun RPP secara keseluruhan masih belum begitu menguasai, walaupun arahan-arahan untuk menyusunnya sudah banyak diberikan. Dalam menyiapkan materi ajar, saya tidak selalu mengacu pada RPP, saya langsung mengacu pada buku ajar yang dalam buku tersebut dijelaskan SK dan KD’nya. Saya juga selalu mendapat arahan-arahan mengenai metode mengajar, menilai kemampuan anak didik, dan bagaimana meningkatkan kondisi dan situasi belajar. 14. Pembinaan disiplin tenaga kependidikan mencakup pendisiplinan waktu mengajar, disiplin menyelesaikan tugas, Jawaban : Saya selalu tepat waktu dalam mengajar, karena saya sendiri tinggal dilingkungan sekolah, sehingga saya mendapat pengawasan dan
98
pembinanan secara langsung mengenai kedisiplinan dari pihak-pihak sekolah di atas saya. 15. Peningkatkan standar perilaku (kewibawaan, kematangan, dan kedewasaan). Jawaban : Mengenai perilaku dalam mengajar, baik itu performa atau kewibawaan, saya dan guru-guru lain selalu diberi masukan-masukan mengenai bagaimana perilaku dalam mengajar dengan baik. 16. Penerapan disiplin dan Sanksi Pelanggaran kedisiplinan Jawaban : Bicara tentang kedisiplinan, kita selalu bersama-sama menerapkan kedisiplinan, kalau pun ada kesalahan atau ketidakdisiplinan diantara kita, tidak ada sangsi, akan tetapi hanya bentuk teguran saja. 17. Pengendalian dan Pengawasan Kinerja Guru (mengadakan diskusi kelompok, kunjungan kelas, pembicaraan individual, dan simulasi pembelajaran) Jawaban : Kira-kira tiga kali dalam satu bulan, guru-guru selalu dikumpulkan dan duduk bersama membicarakan perihal sekolah dan sistem belajar mengajar. Mengenai kunjungan ke kelas, setiap pagi kepala sekolah selalu keliling mengontrol kegiatan belajar mengajar. Dalam menanyakan akan tugas dan pekerjaan guru, pembicaraan secara langsung face to face pun dilakukan oleh kepala sekolah. Simulasi pembelajaran dalam bentuk program micro teaching yang diadakan satu kali dalam dua minggu. 18. Pemeriksaan daftar hadir guru. Jawaban : Yang saya tahu kepala sekolah memeriksa daftar hadir guru kira-kira satu kali dalam satu minggu. 19. Memberikan motivasi (apresiasi, piagam, motif) terhadap tenaga pengajar dalam melakukan tugas Jawaban : kepala sekolah selalu memberikan motivasi – motivasi dalam bekerja, memberikan pujian pada guru yang kinerjanya dapat dikatakan memuaskan. 20. Penghargaan mencakup pemberian reward, beasiswa pendidikan, kenaikan pangkat / jabatan. Jawaban : kepala sekolah memberikan reward berupa ziaroh gratis untuk para guru, beasiswa pendidikan bagi santri yang sudah mengabdi mengajar di sekolah, memberikan kesempatan berupa kenaikan jabatan bagi guru yang sudah maksimal dalam melakukan tugasnnya sebagai seorang guru 21. Membangun komitmen (Peran, tugas, kewajiban, dedikasi) guru untuk meningkatkan kinerja. Jawaban : Akhlakul karimah, Intelektualitas dan profesionalitas, Peduli dengan kemajuan, Hidup untuk pengabdian, Kemandirian, Kebersamaan, Nasionalisme
99
Hasil Wawancara Guru Nama : Nining Supriatin. S.Pd.I Guru mata Pelajaran : IPA 1. Pengetahuan dan persepsi guru tentang kinerjanya Jawaban : Guru adalah seorang pendidik yang sekaligus membimbing siswa , sebuah tanggung jawab yang diembann seorang pendidik 2. Faktor-faktor peningkatan kinerja (fisiologis, rasa aman, kasih sayang, kebutuhan akan rasa dihargai, dan aktualisasi diri) Jawaban : Disini saya sangatlah diperhatikan, dari segi makanan, minuman, dan lain sebagainya. Misalkan, untuk makan siang dan cumilan, kami tinggal makan saja, semuanya sudah dipersiapkan. Untuk masalah keamanan, kami dibantu oleh security, apabila terjadi masalah seperti kekerasan (perkelahian), maka yang melerai pertama kali adalah tugas dia, sedangkan kami akan membimbing siswa apabila menghadap guru BK untuk menyelesaikan permasalahan yang ada. Saya jarang sekali menjustifikasi siswa saya, karena saya mengaangp mereka adalah anak saya sendiri. Jadi apabila ada masalah, saya juga terkadang menengahkan mereka, jangan sampai ada orang tua yang dipanggil. Karena ini akan mempengaruhi psikologis diri siswa. Dari beberapa siswa yang bermasalah, terkadang mereka lebih terbuka kepada saya, jadi selaku guru, saya juga terkadang menjelma sebagai teman mereka, bahkan sebagai sahabat mereka. 3. Kenyamanan lingkungan di SMP Al-Shighor Jawaban : disini saya merasa nyaman sekali, karena disini jauh dari kota, dan kendaraan yang hilir mudikpun jarang. Adi kami bias mengajar tanpa terasa terganggu oleh suara bising. 4. Minat guru sebagai tenaga pendidik Jawaban : Dengan latar belakang saya sebagai salah satu sarjana pendidikan di negeri ini, saya ingin mengabdi kepada nusa dan bangsa, yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa ini. Karena banyak sekali dari mereka yang tidak mengenyam bangku pendidikan dan mengalami pendewasaan dini. 5. Kompetensi mengajar guru (penguasaan bahan ajar, mengelola program belajar-mengajar, mengelola kelas, penggunaan media, mengelola interaksi belajar-mengajar. Jawaban : Dalam dunia pendidikan, apalagi saya selaku guru Ilmu Pengetahuan Alam, saya tidak hanya memberikan materi saya, tetapi kami bisa langsung praktek ke laboratorium yang sudah disiapkan oleh sekolah, dan tidak menutup kemungkinan kami langsung praktek ke lapangan, seperti praktek mencangkok, stek, dll. Agar para siswa selain mengerti akan teori yang mereka dapatkan, mereka juga bisa menerapkannya di dalam lingkungan mereka juga. 6. Penggunaan metode pembelajaran Jawaban : Saya tidak hanya memberikan materi saja, tetapi kami bisa langsung praktek ke laboratorium yang sudah disiapkan oleh sekolah, dan
100
tidak menutup kemungkinan kami kami langsung praktek ke lapangan, seperti praktek mencangkok, stek, dll. Agar para siswa selain mengerti akan teori yang mereka dapatkan, mereka juga bisa menerapkannya di dalam lingkungan mereka juga. 7. Kompetensi guru sebagai tenaga kependidikan (administrator) Jawaban : Sebagai tenaga administrasi, saya juga harus masih banyak belajar. Seiring perjalanan waktu yang ada, saya sedikit banyak memahami sedikit demi sedikit. Tapi saya juga masih harus banyak belajar dari teman-teman yang ada. 8. Peran guru sebagai pengajar (demonstrator, pengelola kelas, mediator, fasilitator) Jawaban : Dalam membaginya kesemuanya itu saya memiliki strategi yang bisa dibilang berbeda dengan guru lainnya. Saya mencoba untuk membuat kelas nyaman terlebih dahulu. Sebelum mereka mempraktekkan sesuatu, biasanya saya yang terlebih dahulu mempraktekkannya. Saya membuat anak didik daya senyaman mungkin dalam belajar. Dengan kenyamanan, mereka bisa lebih leluasa dalam menerima pelajaran. 9. Tugas guru sebagai pendidik (profesi, kemanusiaan, kemasyarakatan) Jawaban : Mungkin untuk pertanyaan ini jawabannya hampir sama dengan guru-guru lainnya. Disini kita mengontrol siswa kita 24 jam. Jadi, kita memiliki waktu yang relatif banyak untuk bercengkrama antara siswa dan masyarakat. Contohnya, kita mencoba untuk mengunjungi kebun yang ada di sekitar sekolah yang menjadi milik warga. Disana kita bisa melihat proses pertumbuhan, mengelola sampai dengan panen. Disini manusia sedikit banyak memiliki persamaan dengan tumbuhan. Kita selalu tumbuh dan membutuhkan pendukung-pendukung primer maupun sekunder. 10. Tanggung jawab pendidik (membimbing, membentuk kepribadian, menggali potensi anak didik) Jawaban : Disamping mengajar, membimbing merupakan tanggung jawab seorang guru. Membentuk pribadi anak didik, serta menggali potensi siswa sudah menjadi tanggung jawab kami. Dan ini sangat dijunjung tinggi oleh guru-guru yang ada di SMP AL-Shighor karena kita berada 24jam bersama para siswa dan ini sudah sangat baik telah dilakukan guru-guru disini. 11. Pengetahuan dan persepsi guru tentang kinerja kepala sekolah Jawaban : Kepala sekolah merupakan pimpinan tertinggi disini. Terkada saya merasa iri dengan beliau. Apa yang beliau rencanakan akan dilaksanakannya. Terkadang beliau tidak segan-segan untuk turun langsung. Beliau memang pimpinan yang benar-benar ideal untuk meminpin sekolah ini. 12. Strategi peningkatan kinerja guru Jawaban : Kami selalu memanfaatkan apa yang ada disini dan disekitar kami, memang masih banyak kekurangan. Kedisiplinan adalah point penting. Ada beberapa guru yang memiliki kedisiplinan yang tinggi mendapatkan penghargaan dari kepala sekolah.
101
13. Pembinaan kinerja guru (menyusun RPP, media/alat pembelajaran, metode mengajar, kemampuan dalam menilai anak didik, memperbaiki situasi belajar (ketenagan dan kenyamanan belajar). Jawaban : Beliau (kepala sekolah) sering mengecek alat-alat yang kami gunakan dalam proses belajar mengajar, apakah itu masih layak atau tidak. Terkadang kepala sekolah juga masih sering mengarahkan kita untuk memberikan wejangan kepada kita agar anak didik kita merasa nyaman dalam proses penyerapan ilmu yang kami berikan. Selain itu juga kepala sekolah sering mengajak para guru mengikuti diklat-diklat yang diadakan pemerintah. 14. Pembinaan disiplin tenaga kependidikan mencakup pendisiplinan waktu mengajar, disiplin menyelesaikan tugas, Jawaban : Upaya pendisiplinan masih diterapkan, walaupun diluar jam sekolah. Karena kita dilingkungan asrama, jadi sewaktu-waktu kita masih bisa membina sekaligus mengontrol guru-guru yang ada. 15. Peningkatkan standar perilaku (kewibawaan, kematangan, dan kedewasaan). Jawaban : Dalam peningkatan kewibawaan kita dimata siswa dan proses kematangan dan pendewasaan, biasanya kita mendapatkan giliran untuk menjadi Pembina upacara maupn dalam acara-acara lainnya. 16. Penerapan disiplin dan Sanksi Pelanggaran kedisiplinan Jawaban : Dalam hal ini memang kita belum banyak aturan tertulis dan baku. Biasanya kalau ada yang baru ataupun ada yang melanggar sanksi, kita akan diskusikan dengan pihak terkait dan akan memberikan contoh kepada siswa-siswa yang lain. 17. Pengendalian dan Pengawasan Kinerja Guru (mengadakan diskusi kelompok, kunjungan kelas, pembicaraan individual, dan simulasi pembelajaran) Jawaban : Karena disini kita lebih dekat, makanya kita bisa memberikan pelajaran tidak hanya di dalam kelas, tetapi juga di luar kelas. Biasanya setiap satu minggu sekali kami mengadakan rapat internal dengan kepala sekolah untuk mengecek apa yang sudah kami ajarkan kepada anak didik kami dan apa yang perlu kami perbaiki dari sisi metode pengajarannya. 18. Pemeriksaan daftar hadir guru. Jawaban : itu suda tentu, biasanya itu dilakukan oelh kepala sekolah. 19. Memberikan motivasi (apresiasi, piagam, motif) terhadap tenaga pengajar dalam melakukan tugas Jawaban : disini kami semua ringan tangan, selalu membantu rekan kerja kami dan memberikan motivasi apabila mereka tidak semangat dalam mengajar. Biasanya, setiap tahunnya aka nada yang berkunjung ke mKN Wali Songo sebagai reward yang didapatkan atas prestasi dalam mengajar. 20. Penghargaan mencakup pemberian reward, beasiswa pendidikan, kenaikan pangkat / jabatan. Jawaban : pemberian reward kepada guru yang memiliki prestasi lebih dari guru lainnya, selain berziarah, ada juga yang mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan kejenjang pendidikan yang lebih tinggi.
102
21. Membangun komitmen (Peran, tugas, kewajiban, dedikasi) guru untuk meningkatkan kinerja. Jawaban : Dalam usaha peningkatan komitment kami, kami mengacu pada vidsi dan misi yang telah dibuat oleh yayasan.
103
Hasil Wawancara Guru Nama : Dodi Nurwansyah. S.Pd.I Guru mata Pelajaran : Bahasa Inggris 1. Pengetahuan dan persepsi guru tentang kinerjanya Jawaban : guru adalah orang yang berinteraksi langsung dengan murid, dimana saya sebagai seorang guru memiliki tanggung jawaab yang sangat besar, harus mendidik, mengajar, membimbing..dan masih banyak tugas dan tanggung jawabnya. menurut saya the teacher is complicated 2. Faktor-faktor peningkatan kinerja (fisiologis, rasa aman, kasih sayang, kebutuhan akan rasa dihargai, dan aktualisasi diri) Jawaban : faktor-faktor yang anda sebutkan tadi sudah cukup memadai karena sekolah ini terintegrasi penuh dengan pesantren, maka faktor – faktor peningkatan kinerja seperti fisiologis, kenyamanan, kasih sayang, dihargai, dan aktualisasi diri disekolah ini berjalan dengan baik 3. Kenyamanan lingkungan di SMP Al-Shighor Jawaban : menurut saya lingkungan disekitar SMP Al-Shighor sudah cukup nyaman dan representatif dan letaknya jauh dari keramaian. 4. Minat guru sebagai tenaga pendidik Jawaban : minat saya menjadi guru bahasa di SMP Al-Shighor didasari karena backround saya waktu kuliah mengambil jurusan pendidikan maka saya terjun ke dunia pendidikan dan disini saya didukung oleh lingkungan dan kegiatan-kegiatan pondok yang wajib menggunakan bahasa arab dan bahasa inggris 5. Kompetensi mengajar guru (penguasaan bahan ajar, mengelola program belajar-mengajar, mengelola kelas, penggunaan media, mengelola interaksi belajar-mengajar). Jawaban : penguasaan guru dalam mengajar, menurut saya guru – guru disini sudah cukup bagus dalam penguasaan materi ajar, mengelola kelas, dan sudah dapat menggunakan media seperti in focus dalam proses pembelajaran, apalagi dalam berinteraksi, mereka sudah bisa mengatasi siswa – siswi agar tercipta proses pembelajaran yang menyenangkan 6. Penggunaan metode pembelajaran Jawaban : saya dalam mengajar sudah menggunakan bermacam – macam metode , seperti drilling, grammmer translation method, direct method. Hal ini untuk menghindari kejenuhan dalam belajar. 7. Kompetensi guru sebagai tenaga kependidikan (administrator) Jawaban : kompetensi guru dalam hal administrasi di SMP Al-Shighor masih harus perlu banyak belajar. Saya jujur masih ada kebingungan kalau sedang diberi tugas dalam hal administrasi. 8. Peran guru sebagai pengajar (demonstrator, pengelola kelas, mediator, fasilitator) Jawaban : mengenai peran guru sebagai seorang pendidik, hal ini sebagai demonstrator, pengelola kelas, mediator, dan fasilitator sudah cukup baik karena kita yang masih guru baru banyak mendapat masukan dari guruguru senior bagaimana menjadi seorang pendidik yang benar
104
9. Tugas guru sebagai pendidik (profesi, kemanusiaan, kemasyarakatan) Jawaban : Menurut saya, profesi ialah sebuah tugas yang didasarkan oleh keahlian, dan profesi saya sebagai guru bahasa karena backround saya adalah pendidikan bahasa. Profesi harus dipertanggung jawabkan dengan benar, jadi guru merupakan sebuah profesi yang harus professional. Dalam hal kemanusiaan guru di sini sudah baik dalam hal kemanausiaan contohnya membantu siswa dalam belajar, dalam mengatasi masalahmasalah yang dihadapi siswa baik itu bersifat pribadi, sedangkan masalah kemanusiaan, guru – guru disini hidup dalam sebuah miniature masyarakat dan mereka dalam bermasyarakat di lingkungan pondok sudah cukup baik. 10. Tanggung jawab pendidik (membimbing, membentuk kepribadian, menggali potensi anak didik) Jawaban : disamping mengajar, membimbing merupakan tanggung jawab seorang guru. Membentuk pribadi anak didik, serta menggali potensi siswa sudah menjadi tanggung jawab kami. Dan ini sangat dijunjung tinggi oleh guru-guru yang ada di SMP Al-Shighor karena kita berada 24 jam bersama para siswa dan ini sudah sangat baik telah dilakukan guru-guru disini. 11. Pengetahuan dan persepsi guru tentang kinerja kepala sekolah Jawaban : kepala sekolah adalah seorang pimpinan sekolah dimana semua keputusan ada pada kepala sekolah. Kami lihat kepala sekolah di SMP Al- Shighor sudah baik hal ini dapat dilihat dari kinerjanya dan kami juga dapat melihat langsung kinerja kepala sekolah karena kami tinggal disatu lingkungan yang sama (pesantren). 12. Strategi peningkatan kinerja guru Jawaban : kepala sekolah melakukan pembinaan micro teaching 2X dalam sebulan dengan menggunakan bahasa inggris dan bahasa arab sebagai pengantar bahasanya.hal ini bertujuan agar kemampuan mengajar dan bahasa yang dimiliki oleh guru terus ditingkatkan 13. Pembinaan kinerja guru (menyusun RPP, media/alat pembelajaran, metode mengajar, kemampuan dalam menilai anak didik, memperbaiki situasi belajar (ketenagan dan kenyamanan belajar). Jawaban : menurut saya kepala sekolah sudah mengadakan pembinaan mengenai RPP, media/alat pembelajaran, metode mengajar , kemampuan dalam menilai anak didik, memperbaiki situasi belajar mengajar. Namun masih ada saja guru yang masih belum mengerti dengan pembuatan RPP. Mungkin karena kepala sekolah belum terlalu intens dalam membimbingnya. 14. Pembinaan disiplin tenaga kependidikan mencakup pendisiplinan waktu mengajar, disiplin menyelesaikan tugas, Jawaban : Pembinaan disiplin sudah baik seperti disiplin waktu mengajar sudah tertib, dengan adanya jadwal yang jelas dan dalam disiplin menyellesaikan tugas juga sudah dibagi sesuai tugasna masing – masing namun masih ada sebagian guru yang masih belum melaksanakannya dengan baik. 15. Peningkatkan standar perilaku (kewibawaan, kematangan, dan kedewasaan).
105
Jawaban : kapala sekolah sudah berusaha meningkatkan kewibawaan guru , kematangan dan kedewasaan dengan cara setiap guru diberi keparcayaan untuk mengimami sholat, menjadi Pembina upacara, serta pembimbing anak- anak bermaslah disekolah maupun dipesantren 16. Penerapan disiplin dan Sanksi Pelanggaran kedisiplinan Jawaban : penerapan disiplin sudah cukup baik dalam pelakasanaan, menurut saya sudah 85% . Adapun sanksi pelanggaran kedisiplinan masih belum ada sanksi yang tertulis tetapi lebih ke sanksi moral dan si pelaku akan merasa malu dan tidak enak dilingkungan sekolah dan pesantren 17. Pengendalian dan Pengawasan Kinerja Guru (mengadakan diskusi kelompok, kunjungan kelas, pembicaraan individual, dan simulasi pembelajaran) Jawaban : kepala sekolah selalu keliling setiap pagi untuk mengetahui siapa saja yang mengajar, dalam pengawasan kepala sekolah juga setiap minggu mengadakan rapat dan membicarakan hal atau maslah yang terjadi pada kinerja guru dan dibahas dalam rapat tersebut. 18. Pemeriksaan daftar hadir guru. Jawaban : kepala sekolah seminggu sekali melihat daftar hadir guru 19. Memberikan motivasi (apresiasi, piagam, motif) terhadap tenaga pengajar dalam melakukan tugas Jawaban : guru selalu diberi apresiasi setelah melaksanakan tugasnya dengan benar apresiasi tersebut bisa berupa kata-kata atau pujian, dan juga diberi motif berupa ziaroh gratis setiap tahun suapaya guru dapat meningkatkan kinerjanya 20. Penghargaan mencakup pemberian reward, beasiswa pendidikan, kenaikan pangkat / jabatan. Jawaban : pemberian reward berupa ziaroh gratis, beasiswa bagi guru yang pengabdiannya sangat bagus, dan diberi kepercayaan memipin moment-moment yang diadakan sekolah seperti ketua penerimaan siswa baru 21. Membangun komitmen (Peran, tugas, kewajiban, dedikasi) guru untuk meningkatkan kinerja. Jawaban : Akhlakul karimah, Intelektualitas dan profesionalitas, Peduli dengan kemajuan, Hidup untuk pengabdian, Kemandirian, Kebersamaan, Nasionalisme.
106
Hasil Wawancara Kepala Sekolah Nama : Dra. HJ. Dzarrotul Jannah 1. Pengetahuan dan persepsi kepala sekolah terhadap kinerja guru Jawaban : Menurut saya, kepala sekolah yaitu guru yang merangkap jabatan sebagai seorang pemimpin, dimana harus dapat membuat kebijakan, memutuskan, dan merencanakan sesuatu demi mencapai tujuan pendidikan yang diinginkan lembaga kami. 2. Latar belakang pedirian sekolah Jawaban : terlampir dalam profil SMP Al- Shighor 3. Visi misi sekolah Jawaban : visi sekolah yaitu menjadikan International Islamic Boarding School “Al-Shighor” Ponpes Gedongan sebagai pusat pengembangan model pendidikan integratif kompetitif dan berwawasan global. Misi sekolahnya yaitu : a) Membina siswa yang menguasai bahasa international (Bahasa Arab dan Inggris) kuat iman, berjiwa kewirausahaan, dan unggul dalm ilmu pengetahuan dan teknologi. b) Mengembangkan kegiatan pendidikan keahlian dengan model-model pembelajaran yang mengarah kepada pembekalan life skill dan mempunyai akuntabilitas publik. c) Melahirkan lulusan yang berkualitas integratif, memahami ilmu keislaman dengan metodologi kontemporer dalam rangka muhãfadhah ‘alã al-qadîmi al-shãlih wa al-akhdzu bi al-jadîdi al-ashlah. 4. Struktur organisasi Jawaban : terlampir dalam profil SMP Al- Shighor 5. Pembuatan dan perencanaan kebijakan sekolah Jawaban : Dalam pembuatan dan perencanaan kebijakan sekolah saya secara pribadi yang membuat rumusan-rumusan atau formatnya, kemudian saya ajukan ke ketua yayasan sebagai pimpinan saya, dan kemudian ketua yayasan biasanya selalu mengadakan rapat dengan penentu-penentu kebijakan sekolah lainnya baik itu komite sekolah maupun juga mengajak komisaris yayasan serta para guru untuk bersama-sama dalam satu forum merumuskan kebijakan yang akan dilaksanakan. 6. Strategi peningkatan kinerja guru Jawaban : Dalam meningkatkan kualitas belajar mengajar saya adakan micro teaching kepada para guru di SMP Al- Shighor. Ada dua kategori yang diadakan yaitu micro teaching dengan penggunaan bahasa inggris sebagai pengantarnya bagi guru umum dan micro teaching dengan penggunaan bahasa arab sebagai bahasa pengantarnya bagi guru-guru agama. Dalam micro teaching yang saya adakan 2X dalam sebulan, saya sendiri yang menyaksikan dan menilai sejaumana kinerja para guru disini. 7. Faktor-faktor peningkatan kinerja (fisiologis, rasa aman, kasih sayang, kebutuhan akan rasa dihargai, dan aktualisasi diri) Jawaban : Jelas saya memperhatikan faktor – faktor peningkatan kinerja para tenaga pengajar yang ada disekolah ini , diantaranya
107
a. faktor fisiologis, saya rasa sudah sangat terpenuhi kebutuhan ini, misalnya tersedianya makanan, minuman kapan saja guru inginkan. semua itu ada yang menyediakannya apalagi kebutuhan ini merupakan kebutuhan yang dapat dibilang tidak bisa ditunda - tunda. b. Selain itu juga saya sebagai pimpinan dalam struktural sekolah seyogyanya memberikan kenyamanan terhadap para guru agar tercipta kerja sama dengan baik sehingga dapat mencapai tujuan pendidikan yang ingin diwujudkan. Saya memberikan kebebasan untuk melakukan apa saja kepada mereka agar mereka merasa nyaman, betah, dan tentram berada dilingkungan yayasan dan sekolah ini sehingga mereka juga nyaman dan fokus dalam menjalankan tanggung jawabnya sebagai tenaga pengajar yang professional. c. Saya dan ketua yayasan menanamkan kepada semua civitas yayasan termasuk tenaga pengajar betapa besarnya nilai kebersamaan (kasih sayang, perhatian). Baik itu atasan terhadap bawahan, bawahan terhadap atasan, bawahan terhadap bawahan yang lain. Saya menganggap guru – guru disini sudah seperti keluarga saya sendiri, dimana saya sangat memperhatikan mereka dan dalam diri saya bertanggung jawab untuk memperhatikan perkembangan para guru. Sehingga dapat terlihat suasana yang begitu dekat antara saya dengan para guru sehingga dapat tercipta emosional yang dekat antara saya dengan mereka dan mereka dengan saya. d. Saya memberikan apresiasi yang sangat tinggi terhadap guru yang kreatif dan inovatif. Mereka memberikan jiwa dan raganya untuk mengabdi sebagai pahlawan tanpa jasa dan memberikan kemajuan terhadap pendidikan. e. Aktualisasi diri tenaga pengajar/guru saya sangat memperhatikannya, dan saya sangat bangga apabila guru guru disini berkreasi meningkatkan kemampuan mengajarnya dan dapat menciptakan hal – hal yang baru seperti penggunaan metode mengajar yang menyenangkan. Dan saya akan menjadikannya sebgai tauladan bagi guru-guru yang lain. 8. Kompetensi mengajar guru (penguasaan bahan ajar, mengelola program belajar-mengajar, mengelola kelas, penggunaan media, mengelola interaksi belajar-mengajar). Jawaban : Saya lihat guru-guru di SMP Al-Shighor sebagian banyak sudah menguasai bahan ajar yang akan dipresentasikan dikelas, ya walaupun masih ada guru yang belum menguasai bahan ajar. Untuk mengetahui itu saya selalu membuka diskusi dengan para siswa yang ada di SMP Al- Shighor ini mengenai guru-guru pada saat mereka mengajar, dari situlah saya mendapat informasi siapa saja guru-guru yang sudah menguasai bahan ajar dan guru-guru yang belum menyiapkan bahan ajar sebelum dipresentasikan dikelas. Dan informasi tersebut dijadika bahan musyawarah atau rapat yang diadakan setiap minggu. 9. Kompetensi guru sebagai tenaga kependidikan (administrator)
108
Jawaban : Saya selalu melibatkan guru dalam hal pekerjaan-pekerjaan yang berkaitan dengan administrasi, dari satu program administrasi ke administrasi yang lain, secara bergiliran saya libatkan satu persatu dari mereka, dan sejauh ini, walaupun sepenuhnya belum menguasai, tapi beberapa dari mereka bisa dibilang sudah cukup mampu untuk melaksanakan tugas-tugas administrasi. 10. Peran guru sebagai pengajar (demonstrator, pengelola kelas, mediator, fasilitator) Jawaban : Anda bisa lihat bagaimana cara guru-guru disini mengajar, mereka nampak dekat dan akrab dengan murid, mereka dapat menciptakan suasana kelas aktif, murid-murid tidaka hanya diam mendengar guru menjelaskan pelajaran atau mengantuk. Alhamdulillah guru-guru disini dapat menciptakan suasana belajar siswa dengan aktif dan kritis. 11. Tugas guru sebagai pendidik (profesi, kemanusiaan, kemasyarakatan) Jawaban : Kebanyakan guru disini alumni sekolah disini, mereka sudah mengenal betul bagaimana lingkungan sekolah, yayasan, dan ma’had disini, sehingga nampak misi-misi pengabdian mereka, ini juga berpengaruh betul terhadap jiwa keprofesian mereka, sehingga mereka tahu makna mengajar perspektif tujuan kemanusiaan dan kemasyarakatan. Seperti bagaimana mereka harus dekat dengan murid, menyelasaikan masalah-masalah murid, baik itu berkaitan dengan masalah belajar murid maupun masalah sosial murid. 12. Tanggung jawab pendidik (membimbing, membentuk kepribadian, menggali potensi anak didik) Jawaban : Mereka bisa dibilang sudah bertanggung jawab sebagai seorang guru, mereka cukup baik dalam membimbing murid, dan bagaimana membentuk kedewasaan anak-anak, ini termasuk tujuan penting sebagai guru SMP, mengingat usia SMP adalah usia-usia dimana anak didik diarahkan untuk mengetahui mana yang baik dan buruk, sehingga dapat membentuk budaya dan prilaku yang baik pada anak didik. Ya begitupu juga mengenai potensi, usia-usia SMP lah yang dapat menentukan apa sih yang menjadi bakat dan minat siswa. 13. Pembinaan kinerja guru (menyusun RPP, media/alat pembelajaran, metode mengajar, kemampuan dalam menilai anak didik, memperbaiki situasi belajar (ketenagan dan kenyamanan belajar). Jawaban : Dalam forum diskusi dan mikro teaching tersebut saya juga mengarahkan para guru bagaimana menyusun RPP, media-media apa saja yagn dibutuhkan dalam mengajar, metode mengajar yang digunakan, serta bagaiman mengelola kelas dengan baik. 14. Pembinaan disiplin tenaga kependidikan mencakup pendisiplinan waktu mengajar, disiplin menyelesaikan tugas, standar perilaku (kewibawaan, kematangan, berakhlak mulia dan kedewasaan). Jawaban : Saya selalu dihimbau oleh ketua yayasan untuk membina para guru dikonteks ini, sehingga saya juga memperhatikan betul bagaimana kedisiplinan mereka laksanakan, bagaimana mereka menyelasaikan tugas dan hal yang juga sangat penting, yaitu mengenai perilaku mereka dengan
109
membentuk kewibawaan mereka, ini bisa dilakukan dengan memberikan mandate kepada mereka untuk menjadi imam di masjid, menjadi Pembina upacara, Dll. 15. Penerapan disiplin dan Sanksi Pelanggaran kedisiplinan Jawaban : Mengenai kedisiplinan guru yang ada di SMP Al-Shighor ini, saya rasa para guru disini sudah belajar untuk disiplin, masuk ke kelas sudah tepat waktu, memakai durasi waktu belajar mengajar sudah baik, tapi menyelesaikan tugas kependidikannya seperti administrasi yang mungkin belum sepenuhnya disiplin, mungkin karena adanya miskomunikasi antara guru dengan instruktor. Tapi sejauh ini masih daapat diatasi. Saya selalu mengecek setiap pagi ke setiap kelas untuk mengetahui proses belajar mengajar setiap harinya dan memeriksa absensi guru. Seandainya ada guru yang tidak masuk / tidak mengajar saya akan menanyakan ke esokan harinya kepada guru tersebut alasan kenapa dia tidak mengajar. Dan apabila ada guru yang tidak mengajar/tidak masuk lebih dari tiga hari tanpa adanya pemberitahuan terlebih dahulu, saya akan menindak lanjuti dengan mengintrogasi guru bersangkutan, menanyakan ke teman kerjanya (guru lain) dan seandainya ditemukan indikasi bahwa ada kemalasan terhadap kinerja, saya akan mengambil tindakan dengan cara menegur guru tersebut (diajak bicara face to face). Setelah itu saya akan melihat perubahan sesudah mendapat teguran. Berkaitan dengan sanksi atau hukuman, saya tidak pernah menerapkan hukuman yang diatur dalam seperangkat aturan tertulis, budaya saling menegur dan mengingatkan saya coba terapkan, sehingga ketika kedisiplinan sudah membudaya di lingkungan sekolah, para guru akan enggan dan malu untuk melakukan kesalahan dan ketidakdisiplinan. 16. Pengendalian dan Pengawasan Kinerja Guru (mengadakan diskusi kelompok, kunjungan kelas, pembicaraan individual, dan simulasi pembelajaran) Jawaban : Hampir seminggu sekali saya kumpulkan para guru, kami diskusikan masalah-masalah yang ditemukan oleh mereka ketika mengajar, ada pun yang berkaitan dengan simulasi mengajar, ketika kumpulan tersebut terkadang saya sisipkan simulasi yang dilakukan dengan jalan mikro teaching. Terkadang untuk mengontrol bagaimana mereka mengajar saya keliling ke kelas-kelas melihat bagaimana mereka mengajar. Ketika ada masalah dengan mereka, saya coba ajak bicara mereka dengan empat mata. 17. Memberikan motivasi (apersepsi, piagam, motif) terhadap tenaga pengajar dalam melakukan tugas Jawaban : Ya, untuk terus memotivasi mereka, kami berikan penghargaan untuk mereka yang selalu komitmen dalam menjalankan tugas, dan mereka yang berprestasi tentunya. 18. Penghargaan mencakup pemberian reward, beasiswa pendidikan, kenaikan pangkat / jabatan.
110
Jawaban : Beasiswa, bagi para guru yang belum menyelasaikan studi S1, dengan segala pengabdian dan kerja keras mereka kami berikan juga beasiswa untuk menyelasaikan studi, Short Course Bahasa Inggris gratis ke Pare, Kediri, dan ongkos gratis ziarah wali songo yang biasa diadakan oleh yayasan setiap tahunnya. 19. Membangun komitmen (Peran, tugas, kewajiban, dedikasi) guru untuk meningkatkan kinerja. Jawaban : saya dibantu oleh ketua yayasan dalam membangun komiten, peran ketua yayasan disinilah sangat memegang kendali. Ketua yayasan selalau membangun komitmen para guru baik dalam kgiatan formal maupun non formal .komitmn tersebut adalah Akhlakul karimah, Intelektualitas dan profesionalitas, Peduli dengan kemajuan, Hidup untuk pengabdian, Kemandirian, Kebersamaan, Nasionalisme
111
Hasil wawancara Ketua Yayasan Nama : Drs. K.H. Bisyri Imam. M.Ag 1. Pengetahuan dan persepsi guru tentang kinerjanya. Jawaban : Ketua yayasan dalam lembaga kami hampir sama dengan ketua-ketua yayasan di lembaga lain. Bertugas selain mengangkat atau menurunkan kepala-kepala sekolah juga menjaga stabilitas lembaga agar tetap berjalan sesuai dengan arah dan tujuan lembaga ini. 2. Latar belakang pendirian yayasan (Ma’had) dan sekolah Jawaban : telampir dalam profil 3. Visi misi pendirian Ma’had dan sekolah Jawaban : terlampir dalam profil 4. Kemitraan/ kerjasama ma’had Jawaban : Lembaga kami saat ini sedang bekerjasama dengan beberapa lembaga lain baik dalam dunia pendidikan maupun dunia pengembangan kewirausahaan. Dalam dunia pendidikan kami bekerjasama dengan lembaga-lembaga bahasa seperti mahesa institute, Harvard English course dan genta English course yang kesemuanya berkedudukan di pare, Kediri jawa timur. Kami juga bekerjasama dengan institute agama islam negeri syeh nurjati Cirebon dalam usaha mengembangakan bahasa juga peningkatan mutu kurikulum pendidikan. Dalam bidang kewirausahaan kami sedang menjalin kerjasama dengan kementrian pertanian dalam melaksanakan program pengembangan ternak mandiri. 5. Pembuatan dan perencanaan kebijakan sekolah Jawaban : Dalam pembuatan dan perencanaan kebijakan sekolah saya secara pribadi biasanya selalu mengadakan rapat dengan penentu-penentu kebijakan sekolah lainnya baik itu komite sekolah maupun juga mengajak komisaris yayasan untuk bersama-sama dalam satu forum merumuskan kebijakan terbaik bagi yayasan. 6. Keterkaitan dengan peningkatan kinerja Jawaban : Dalam kaitannya dengan peningkatan kinerja yayasan secara umum kami selalu mengadakan upgrading pengurus yayasan berkala. Rapat-rapat dan forum-forum diskusi juga menjadi cara yang efektif dalam usaha meningkatkan mutu pendidikan. Karena kami percaya semakin sering kita berfikir dan membicarakan tentang lembaga dan usahanya untuk menjadi lebih baik semakin besar pula peluang untuk mau bekerja menjadi lebih baik. 7. Faktor-faktor peningkatan kinerja (fisiologis, rasa aman, kasih sayang, kebutuhan akan rasa dihargai, dan aktualisasi diri) Jawaban : Lembaga kami merupakan sebuah boarding school yang diasramakan. Kira-kira 80% tenaga pengajar dan pengurus yayasan kami juga berada satu atap didalam lingkungan kampus lembaga kami. Jadi hubungan emosional antara pengurus yayasan dan guru-guru merupakan faktor paling penting dalam usaha terus dan terus membangun yayasan kami menjadi lebih baik. Kami dalam rangka memberikan rasa nyaman kepada para fungsionaris yayasan dan guru-guru lembaga kami
112
menyediakan fasilitas-fasilitas penunjang berupa mobil yayasan, motor, kamar untuk beberap guru dan juga rumah untuk guru yang sudah menikah juga fasilitas-fasilitas lain yang intinya kami berikan agar para pengurus merasa betah dan menikmati keberadaannya didalam lembaga. Kami juga memberikan seluas-luasnya kesempatan bagi pengurus untuk berani bertindak mengekspresikan hobbi mereka dan mencurahkannya dalam lembaga kami. Sebagai contoh, beberapa pengurus yang menyukai olahraga dipersilahkan mengembangkan olahraga di lembaga kami. Juga beberapa pengurus yang aktif dalam dunia penelitian maupun akademis juga didukung untung mengembangkan keahliannya tersebut. 8. Kompetensi mengajar guru (penguasaan bahan ajar, mengelola program belajar-mengajar, mengelola kelas, penggunaan media, mengelola interaksi belajar-mengajar. Jawaban : Menurut saya saat ini kompetensi guru kami dam penguasaan materi ajar sudah sangat baik. Karena kebanyakan dari mereka adalah fresh graduate dari kampusnya masing-masing, mereka sangat segar dalam mengajar dan mengelola hubungan emosional di kelas dalam program belajar mengajar. Mereka juga sangat Kreatif dan bersahabat. Beberapa mata pelajaran sudah sempurna baik dalam pengadaan buku penyampian guru juga dalam penggunaan media. Namun dalam beberapa mata pelajaran masih belum sempurna dalam penggunaan media ajar karena kesulitan dalam membuat media ajar yang sesuai dengan kebutuhan. 9. Kompetensi guru sebagai tenaga kependidikan (administrator) Jawaban : Guru-guru kami sangat bertanggung jawab. Karena 24 jam penuh guru-guru dan para fungsionaris yayasan bersentuhan langsung dengan para murid membuat kami dengan mudah mengajari mereka, mengenali potensi mereka dan juga dalam saat yang yang bersamaan membangun kepribadian mereka. 10. Pembinaan kinerja guru (menyusun RPP, media/alat pembelajaran, metode mengajar, kemampuan dalam menilai anak didik, memperbaiki situasi belajar (ketenagan dan kenyamanan belajar). Jawaban : Secara jujur saya beranggapan bahwa kompetensi guru dalam hal administrasi sekolah masih belum sempurna. Kurangnya sosialisasi dan pendidikan administrasi terhadap para guru masih menjadi kendala. Kami biasanya melakukan upgrading berkala dalam pendidikan administrasi, namun itu belum cukup saya berharap ada partisipasi pemerintah dalam hal ini depdiknas dalam membantu membangun pengetahuan administrasi kepada para guru dan fungsionaris yayasan di lembaga kami. 11. Pembinaan disiplin tenaga kependidikan mencakup pendisiplinan waktu mengajar, disiplin menyelesaikan tugas. Jawaban : Saya melihat kepala sekolah sangat aktif dalam membina guru dalam pengetahuan kependidikan. Saya juga melihat adanya support dari sekolah kepada guru-guru dalam meningkatkan kreatifitas dalam mengajar baik dalam metode maupun membuat media ajar. Dalam beberapa kesempatan sekolah juga mengadakan pelatihan pembuatan RPP dan
113
media ajar. Dalam rapat-rapat sekolah biasanya para guru juga membicarakan dan saling memberikan solusi tentang bagaiman cara menggali potensi anak dan menjaga ketenangan proses belajar mengajar. 12. Peningkatkan standar perilaku (kewibawaan, kematangan,berakhlak mulia dan kedewasaan). Jawaban : Dalam usaha meningkatkan wibawa guru, kepala sekolah bekerja sama dengan ketua yayasan dalam berbagai program. Sebagai contoh memberikan tugas untuk menjadi Pembina upacara pada apel pagi sekolah, memberikan tugas menjadi imam di masjid dan beberapa program lainnya. Kami juga selalu mengingatkan dalam setiap rapat agar guru menjaga wibawa dan selalu berusaha tampil menarik dan berakhlak dalam setiap kesempatan. 13. Penerapan disiplin dan Sanksi Pelanggaran kedisiplinan Jawaban : Dalam perekrutan guru ada kesepakatan tentang kedisiplinan dan komitmen kerja. Saya melihat kepala sekolah sangat baik dalam membahasakan itu dan berani menegur guru-guru yang tidak disiplin dan tidak komitmen dalam bekerja. Sangsi dalam lembaga kami tidak merupakan sebuah elemen penting. Karena menurut kami kebersamaan dalam kerja justru akan membawa kebaikan kepada lembaga. Kebersamaan dan hubungan emosional yang baik akan menjadi lebih penting dalam menjaga disiiplin kerja para guru. Singkatnya daripada memberi sangsi karena tidak disiplin, lebih baik meningkatkan kedisiplinan kerja. 14. Pengendalian dan Pengawasan Kinerja Guru (mengadakan diskusi kelompok, kunjungan kelas, pembicaraan individual, dan simulasi pembelajaran) Jawaban : Saya selalu menuntut Kepala sekolah untuk selalu mobile dan bekerja keras. Alhamdulillah kepala sekolah merespon dengan baik perintah saya tersebut. Kepala sekolah dalam setiap kesempatan selalu berkeliling sekolah untuk mengontrol kinerja guru dan memberikan pengawasan terhadap mereka. Kepala sekolah juga sering memanggil guru-guru secara bergantian untuk mebicarakan hal-hal berkaitan dengan sekolah. sekolah juga setiap minggu mengadakan mikro teaching berbagai macam pelajaran secara bergantian untuk melatih pengetahuan dan kempuan mendidik guru. Dengan cara-cara tersebut kerja guru sangat terawasi dan terjaga dengan baik. 15. Memberikan motivasi (apersepsi, piagam, motif) terhadap tenaga pengajar dalam melakukan tugas. Jawaban : Sekolah dalam hal ini kepala sekolah dan komite sekolah memberikan apresiasi kepada guru berupa fasilitas, beasiswa pendidikan dan terutama kenaikan pangkat sebagai hadiah maupun apresiasi kerja keras mereka. 16. Penghargaan mencakup pemberian reward, beasiswa pendidikan, kenaikan pangkat / jabatan. Jawaban : Kepala sekolah setiap tahun selalu memberikan penghargaan predikat guru terbaik kepada beberapa guru berprestasi dan bekerja
114
komitmen. Juga memberikan kepada guru yang bekerja dengan baik berupa reward Ziaroh gratis Wali songo, dan tamasya gratis. 17. Membangun komitmen (Peran, tugas, kewajiban, dedikasi) guru untuk meningkatkan kinerja. Jawaban : Ma’had Al-Shighor membangun 7 (tujuh) komitmen; a. Akhlakul karimah b. Intelektualitas dan profesionalitas c. Peduli dengan kemajuan d. Hidup untuk pengabdian e. Kemandirian f. Kebersamaan g. Nasionalisme Komitmen terhadap dedikasi yang diberikan oleh guru juga kami tanamkan atau mengacu kepada Al-Quran yang berbunyi:
Artinya : “Dan katakanlah:”bekerjalah kamu, maka Allah dan Rosul-Nya serta orang – orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) yang mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan”.(QS. Al –T aubah (9) :105).
115
Hasil Wawancara Komite Sekolah Nama : Aghuts Muhaemin. M. Pd 1. Pengetahuan dan persepsi komite sekolah terhadap Perannya dalam peningkatan mutu (pertimbangan, arahan, dukungan tenaga, sarana prasarana, dan pengawasan terhadap lembaga pendidikan) Jawaban : Komite Sekolah merupakan badan yang bersifat mandiri,. Pembentukan Komite Sekolah bertujuan yaitu: (a) mewadahi dan menyalurkan aspirasi dan prakarsa masyarakat dalam melahirkan kebijakan dan program pendidikan di kabupaten/kota (untuk Dewan Pendidikan) dan di satuan pendidikan (untuk Komite Sekolah); (b) meningkatkan tanggung jawab dan peran serta aktif dari seluruh lapisan masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan; (c) menciptakan suasana dan kondisi transparan, akuntabel, dan demokratis dalam penyelenggaraan dan pelayanan pendidikan yang bermutu di daerah kabupaten/kota dan satuan pendidikan 2. Pembentukan komite pendidikan Jawaban : Pembentukan Komite Sekolah, yang telah ditetapkan dalam Keputusan Mendiknas No.044/U/2002, juga merupakan amanat dari UU No. 25 Tahun 2000 tentang Program Pembangunan Nasional (Propenas) 20002004, di mana dinyatakan bahwa sasaran yang akan dicapai dalam program pembinaan menengah di antaranya adalah terwujudnya manajemen pendidikan yang berbasis sekolah/masyarakat dengan mengenalkan konsep dan merintis pembentukan Dewan Sekolah (Pendidikan) di setiap kabupaten/kota, serta pemberdayaan atau pembentukan Komite Sekolah di setiap sekolah. Pengurus Komite Sekolah ditetapkan berdasarkan AD/ART yang sekurang-kurangnya terdiri atas seorang ketua, sekretaris, bendahara. Apabila dipandang perlu, kepengurusan dapat dilengkapi dengan bidang-bidang tertentu sesuai kebutuhan 3. Keterkaitan dengan peningkatan kinerja Jawaban : saya dan anggota komite terkait dengan peningkatan kinerja yang dilakukan oleh kepala sekolah, kami berperan sebagai pemberi masukan, pertimbangan, dan rekomendasi atas kebijakan yang dilakukan atau dijalankan oleh kepala sekolah, dan kami juga mengevaluasi dari hasil kebijakan tersebut. kepala sekolah selalu berkoordinasi dengan kami mengenai strategi – strategi yang akan dibuat oleh kepala sekolah. 4. Faktor-faktor peningkatan kinerja (fisiologis, rasa aman, kasih sayang, kebutuhan akan rasa dihargai, dan aktualisasi diri) Jawaban : Disini kita menyiapkan dari sandang, pangan, papan. Kami juga tidak menutup kemungkinan bagi tenaga pengajar kita yang sudah menikah untuk tinggal disini. Kami dengan tangan terbuka menerima mereka. Dengan begitu kegiatan-kegiatan yang akan diadakan bisa tepat waktu. Kami juga membuka peluang bagi tenaga pengajar yang hendak
116
menyalurkan hobbinya, kami siap memfasilitasi mereka. Agar semua yang ada disini bisa terarah. 5. Pengetahuan Dan Persepsi Komite Sekolah Tentang Kinerja Guru Jawaban : guru-guru disini sangat kreatif dan bersemangat dalam mengajar, hal ini terlihat dari keaktifan mereka dalam mengajar/jarang bolos. Anak-anak disini merasa nyaman ketika diajar oleh guru mereka, mungkin karena mereka secara emosional sudah dekat (karena siswa berada 24 jam dalam pengawasan guru) hal ini yang menyebabkan adanya kedekatan, tapi tanpa menghilangkan rasa ta’dzim siswa terhadap gurunya. Guru-guru disini juga sudah cukup baik dalam menguasai bahan yang akan diajarkan, metode yang digunakan juga sudah cukup beragam.saya berharap selalu ditingkatkan para guru dalam meningkatkan kinerjanya. 6. Pengetahuan dan persepsi komite sekolah tentang kinerja kepala sekolah Jawaban : kepala sekolah sebagai manajer, pemimpin , evaluator pendidikan yang cukup kompleks tugasnya. Kepala sekolah di SMP AlShighor sudah baik , kepala sekolah selalu mengkomunikasikan hal-hal yang terjadi dalam lingkungan pendidikan, entah itu masalaha-masalah yang terjadi di sekolahataupun tentang keterbukaan ide-idenya. 7. Strategi peningkatan kinerja guru Jawaban : kepala sekolah sudah cukup bagus dalam mengupayakan strategi-strategi dalam meningkatkan kinerja para gurunya,diantaranya saya sangat apresiasif dengan adanya kursus-kursus bagi guru yang kurang dalam pendalaman bahasa inggris, kemudian bea siswa S1 bagi asisten guru yang sudah mengabdi cukup lama 8. Pembinaan kinerja guru (menyusun RPP, media/alat pembelajaran, metode mengajar, kemampuan dalam menilai anak didik, memperbaiki situasi belajar (ketenagan dan kenyamanan belajar). Jawaban : Biasanya dalam hal ini kita inklud dalam pelatihan pelatihan yang diselenggarakan oleh pihak pemerintah maupun pihak kita sendiri. Setelah mengikuti pelatihan itu, kita mengharapkan adanya warna baru dalam metode pengajaran yang ada di sekolah kita. Pelatihan diadakan bukan hanya kepada para guru-guru saja, tetapi juga struktural komite sekolah. 9. Pembinaan disiplin tenaga kependidikan mencakup pendisiplinan waktu mengajar, disiplin menyelesaikan tugas, Jawaban : sejauh yang saya lihat kepla sekolah selalu mencoba menerapkan kedisiplinan untuk dirinya dan para tenaga pengajar, dan kepala sekolah selalu mencontohkan disiplin dalam menyelesaikan tugas maupun dalam penggunaan waktu kepada seluruh tenaga pengajar. 10. Penerapan disiplin dan Sanksi Pelanggaran kedisiplinan Jawaban : Menurut saya guru – guru disini cukup disiplin dalam hal menyelesaikan semua tugas-tugasnya hal ini tidak lepas karena pengawasan yang dilakukan oleh kepala sekolah. Mengenai sanksi di SMP ini belum memberlakukan sanksi secara baku/tertulis ,hanya berupa lisan saja.
117
11. Pengendalian dan Pengawasan Kinerja Guru (mengadakan diskusi kelompok, kunjungan kelas, pembicaraan individual, dan simulasi pembelajaran) Jawaban : Kepala sekolah dalam setiap kesempatan selalu berkeliling sekolah untuk mengontrol kinerja guru dan memberikan pengawasan terhadap mereka. Kepala sekolah juga sering memanggil guru-guru secara bergantian untuk mebicarakan hal-hal berkaitan dengan sekolah. sekolah juga setiap minggu mengadakan mikro teaching berbagai macam pelajaran secara bergantian untuk melatih pengetahuan dan kempuan mendidik guru. Dengan cara-cara tersebut kerja guru sangat terawasi dan terjaga dengan baik 12. Pemeriksaan daftar hadir guru. Jawaban : Untuk kehadiran atau absensi guru diperiksa oleh kepala sekolah. Kami hanya menerima laporan dari kepala sekolah. 13. Memberikan motivasi (apresiasi, piagam, motif) terhadap tenaga pengajar dalam melakukan tugas Jawaban : yayasan memberikan fasilitas yang lebih, beasiswa pendidikan untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan lebih tinggi, bahkan promosi kepada tenaga pengajar yang memiliki prestasi yang lebih. Agar guru-guru yang lain termotivasi dan meningkatkan kinerja mereka. 14. Penghargaan mencakup pemberian reward, beasiswa pendidikan, kenaikan pangkat / jabatan. Jawaban : Terjawab dipertanyaan sebelumnya. 15. Pembangunan komitmen (Peran, tugas, kewajiban, dedikasi) terhadap Peningkatkan kinerja guru Jawaban : Setiap manusia tidak luput dari kesalahan, tetapi dari kesalahan itu kita bisa belajar dan menjadi pengalaman untuk tenaga pengajar lainnya agar tidak terjerumus dalam lubang yang sama. Apalagi seorang guru merupakan pabrik yang mencetak generasi penerus yang memiliki akhlakul karimah. Setiap ada yang melakukan kesalahan, kita mencoba untuk memberbaikinya bersama-sama, karena kesemuanya kita tercermin dalam tujuh komitmen kita, akhlakul karimah, intelektual dan professionalitas, peduli terhadap kemajuan, kemandirian, hidup untuk mengabdi dan nasionalisme. Tujuh komitmen ini secara berkala terus kami ingatkan setiap ada meeting dengan tenaga pengajar yang lainnya. dan juga, komitmen ini merupakan fondasi dari sekolah ini, jadi setiap orang yang menjadi penghuni didalamnya, harus menghargai, mengayomi dan menamankannya kedalam hati. Supaya apa yang kita kerjakan tidak keluar dari koridor tujuh komitmen ini.
118
Hasil Wawancara Wali Murid Nama : Bapak Samsul 1. Pengetahuan dan persepsi terhadap perannya sebagai wali murid dan pengguna hasil pendidikan Jawaban :Saya sebagai orang tua bertanggung jawab untuk membimbing anak saya, mulai menyekolahkan, memberikan fasilitas-fasilitas kebutuhanya sampai dengan kedewasaanya. Anak adalah titipan ilahi dimana harus dijaga dan dididik dengan sebaik-baiknya , karena akan kita dipertanggung jawabkan diakhirat nanti. 2. Kemajuan peningkatan belajar Jawaban : Dalam kemajuan peningkatan balajar saya hanya melihat kemajuan akademiknya ketika saya sedang berkunjung ke pesantren, tetapi kalau yang berhubungan dengan etika budi pekerti saya sudah bias melihat pada saat anak berada dirumah.perbedaan sebelelum dan sesudah saya pesanternkan banyak hal positif yang saya lihat dalam diri anak saya 3. Laporan kemajuan Jawaban : Saya selalu intens berkunjung ke pesantren, karena dari situlah saya menerima laporan-laporan tentang perkembangan belajar anak saya 4. Partisipasi orang tua dalam penginformasian tentang kemajuan anak Jawaban : Saya hanya mencoba untuk berkomunikasi yang baik dengan para pengurus dan guru-guru di SMP Al-Shighor. Karena dengan itulah saya berpartisipasi dengan pihak sekolah mengenai penginformasian kemajuan anak 5. Pengetahuan dan persepsi tentang kinerja kepala sekolah Jawaban : Kepala sekolah yang saya ketahui bahwa beliaulah yang mengendalikan semua, ya bisa dikatakan ketua atau pemimpin sekolah lah. Tapi kepala sekolah di SMP ini juga mengajar anak anak kalau seandainya guru ada yang tidak hadir. Beliaulah yang menggantikannya.dan kinerja kepala sekolah di SMP Al-Shighor di sini sudah cukup baik. Karena sepertinya selalu ada pada saat guru-guru dan para murid membutuhkannya.
119
Hasil Wawancara Wali Murid Nama : Bapak Zaenuri 1. Pengetahuan dan persepsi terhadap perannya sebagai wali murid dan pengguna hasil pendidikan Jawaban : Anak adalah amanah, jadi mendidik anak adalah wajib. Ketika usia anak beranjak remaja, menurut saya membangun pondasi aqidah dan moralitas anak dilakukan semenjak usia dini, oleh karena itu kami percayakan pendidikan anak- anak di pondok pesantren yang selalu diawasi selama 24 jam. Saya berharap anak saya menjadi seorang anak yang berguna bagi orang tua dan lingkungannya.amiiin 2. Kemajuan peningkatan belajar Jawaban : Mengenai kemajuan anak dalam belajar, saya melihat perubahan yang sangat baik setlah anak saya di tempatkan disekolah yang mana berada dalam sebuah pesantren. Tutur kata terhadap orang tua lebih sopan, belajarnya lebih giat apalagi saya melihat perkembangan bahasa anak saya sudah sangat terlihat.itu semua saya lihat pada saat dia berlibur dirumah dan terkadang pada saat saya berkunjung ke pesantren dan melihat langsung interaksi anak dengan lingkungan pesantren ntah itu dengan guru, dan juga dengan temannya. Saya juga menilai bahwa anak saya sedang mengalami proses pendewasaan, baik itu perubahan perilaku, tutur kata, maupun prestasi belajarnya. Berarti ini ada kemajuan peningkatan belajar pada anak saya. 3. Laporan kemajuan Jawaban : Saya mengetahui kemajuan anak saya di sekolah ini dengan membuka komunikasi yang aktif dan berkesinambungan dengan pengurus / Guru-guru .yang memberikan informasi secara objektif tentang kemajuan anak saya, komunikasi tersebut terjalin bisa melalui tatap muka dan melalui handphone (HP), selain itu juga pengamatan langsung terhadap anak saya pada saat saya berkunjung ke pesantren sebulan sekali, dari obrolan langsung , juga saya sering melihat nilai nilai ulangan harian anak saya beserta nilai ujian semesternya, dan pada saaat anak saya sedang berada dirumah. 4. Partisipasi orang tua dalam penginformasian tentang kemajuan anak Jawaban : Mengenai partisipasi saya dalam penginformasian kemajuan anak, mungkin saya tidak pernah menghadiri atau diundang dalam pembagian rapot atau pun hal-hal yang berkaitan dengan acara sekolah, saya hanya berpartisipasi tidak langsung. Melalui komunikasi yang berkesinambungan dengan pengurus dan para guru di pesantren dan di seklah tentang perkembangan anak saya dari waktu ke waktu. 5. Pengetahuan dan persepsi tentang kinerja kepala sekolah Jawaban : Mengenai kinerja kepala sekolah, saya tidak tau terlalu banyak. Karena memang belum tau jelas tugas apa saja yang di emban oleh seorang kepala sekolah. Yang pasti yang saya ketahui kepala sekolah adalah seorang pemimpin dalam sebuah lembaga institusi. Dan daya lihat kepala sekolah di SMP Al-Shighor ini ketika bekerja sudah baik karena yang saya lihat kepala
120
sekolah selalu aktif dalam bertugas dan guru guru mayoritas selalu hadir mengajar. Ini menandakan bahwa kepala sekolah sudah menjdai seorang pemimpin yang dapat memimpin.
LAMPIRAN 3 STRUKTUR ORGANISASI SMP AL-SHIGHOR KEPALA SEKOLAH Dra. Hj. Dzarrotul Jannah
KOMITE SEKOLAH Aghuts Muhaimin, M.Ag
WK.KEPALA SEKOLAH
PENGELOLA LABORATORIUM & MEDIA BELAJAR
PENGELOLA PERPUSTAKAAN Lastri Aulia, S.Pd.I
UR. KURIKULUM Muhammad Syauqi, S.S.I.
PJB. LAB. FISIKA Ibnu Mas’ud
PJB. LAB. KOMPUTER Saiful Bakhri
PJB. LAB. BIOLOGI Ayu S. Awaliyah, S.Pd.I
PJB. LAB. BAHASA Asep Hamdani
PJB. LAB. KIMIA M. Ridwanullah
PJB. R. MEDIA BELAJAR Saefudin, S. Pd.I
UR. KESISWAAN Dodi Durwansyah, S.Pd.I.
WALI KELAS VII A : M. Asroruddin AS. VII B : Lastri Aulia, S.Pd.I.
URUSAN SRANA PRASARANA Ahmad Fauzan SE.I
WALI KELAS VIII A : Zahrotul Janah, S.Pd.I VIII B : Kamaludin Umar
GURU MATA PELAJARAN
SISWA/SISWI
121
UR. HUBUNGAN MASYARAKAT Naili Hanani, SH.I
WALI KEKAS IX A : Dodi Nurwansyah, S.Pd.I. IX B : Nining Supriyatin, S.Pd.I.
-T.J
DEPARTEMENAGAMA
@t
utNJAKARTA
No. Dokumen :
F O R M( F R )
glFJ errr
FITK-FR-AKD-104
rgt.reruitffi No. Revisi:
Jl, h H. JuandaNo 95 Clpulst 15412
:
O0
Hal
SKRIPSI P E R MOH ON A D N OS E NPEMBIM BING Jakarta,l9 Januari201I
Nomor:Istimewa Lamp : I berkas Proposali3kripsi Hal : Pengajuan KepadaYth. KetuaProgramManajemenPendidikan FakultasIlmu Tarbiyah& Keguruan Jakarta UIN SyarifHidayatullah di Tempat
Assalamu'alaikum Wn llb. Yang bertandatangandi bawahini : DedeAnik FFI Nama I 06018200744 NIM ikan Pendid idikcnIslam/Manajemen Kepend Jurusan/Prodi IX Semester proposalskripsidenganjudul Bermaksud mengajukan "StrategiKepala Sikolah dalamMeningkatkanKinerja Guru di SMP AlShighor" berikutsayalampirkan: bahanpertimbangan, Sebagai l. OutLine 2. BAB I, BAB II danBAB III 3. DaftarPustakaSementara sayaucapkan atasperhatiannya, Demikianpernohonanini sayasampaikatr, terimakasih. Yl/ass alamu'alailum Wr. I4/b. Pemohon
A\\$ul) DedeAnik FH r060r8200'744 Mengetahui: DosenPenasehatAkademik
ProposalSkripsi DosenSerninar
R=
..-\
Drs.Muarif SAM M.Pd 199403| 0 0 5 NIP. 19s60717
Drs.Muarif SAM M. Pd N I P . 1 9 5 6 0 7 1179 9 4 0 I3 0 0 5 disetujui * Disetujui/Tidak
, ff'P{s*rPeskinsi l.
.1,..... . i.l. ' ' '.,
2.