2011

33 downloads 5370 Views 2MB Size Report
Jumlah Kasus dan Angka Prevalensi Penyakit Kusta Menurut Jenis Kelamin dan. Kabupaten/Kota ...... Prevalensi kecacingan pada anak SD. - Prevalensi kasus ...
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas limpahan rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan penyusunan buku profil kesehatan Provinsi Kalimantan Barat tahun 2011. Buku ini merupakan salah satu produk Sistem Informasi Kesehatan dan berisikan datadata yang merupakan hasil pembangunan kesehatan di Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2011. Buku ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai masukan untuk proses pengambilan keputusan dan sebagai bahan monitoring dan evaluasi kegiatan dalam rangka peningkatan kinerja sehingga berdampak pada peningkatan status kesehatan masyarakat di Provinsi Kalimantan Barat. Kami menyadari bahwa karena keterbatasan kami, maka kualitas/mutu, kelengkapan dan akurasi data yang disajikan dalam buku profil ini masih jauh dari yang diharapkan, oleh karenanya kami mengharapkan saran/kritik yang membangun demi penyempurnaan buku ini. Demikianlah yang kami sampaikan dan kepada semua pihak yang telah membantu sehingga tersusunnya buku profil kesehatan tahun 2011 ini, kami mengucapkan banyak terima kasih.

Pontianak,

Desember 2012

KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI KALIMANTAN BARAT

Dr. Andy Jap, M.Kes Pembina Utama Muda NIP. 19620828 198801 1 004

i

DAFTAR TABEL Hal Tabel 2.1.

:

Jumlah kecamatan Dan Desa/Kelurahan Menurut Kabupaten/Kota …………………………………………………

7

Tabel 2.2.

:

Penduduk Menurut Status Daerah dan Kepadatan menurut Kabupaten/Kota ………………………………………………….

8

Tabel 5.1.

:

Distribusi Sarana Kesehatan Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Kalimantan Tahun 2011 ………………………………

51

viii

DAFTAR GAMBAR Hal Gambar 2.1.

:

Piramida penduduk Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2011 ...

9

Gambar 4.1.

:

Angka Kematian Bayi Provinsi Kalimantan Barat Kalbar Tahun 1994 s.d 2010 …………………………………………….

25

Angka Kematian Ibu Provinsi Kalimantan Baratbar Periode Tahun 1994 s.d 2007 ……………………………………………

27

Gambar 4.2.

:

Gambar 4.3.

:

Angka Kematian Balita Prov. Kalbar Tahun 1994 s.d 2007 …

28

Gambar 4.4.

:

Angka Harapan Hidup Penduduk Kalimantan Barat Tahun 2007 s.d 2011 ……………………………………………………

30

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2007 – 2011 ………………………………………..

31

Kasus DBD di Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2007 s.d 2011 ……………………………………………………………….

35

Gambar 4.5. Gambar 4.6.

: :

Gambar 4.7.

:

Kasus Gizi Buruk Menurut Kabupaten/Kota Provinsi KalimantanBarat Tahun 2011 …………………………………..

37

Gambar 4.8

:

Persentase Posyandu Aktif (Purnama+Mandiri) Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2011 ……………………………………

42

Cakupan K1 dan K4 Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2007 – 2011 ………………………………………………………………

43

Cakupan Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2011 ………………………………….

45

Cakupan Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2007 s.d 2011 ………………………..

46

Gambar 4.9.

:

Gambar 4.10. : Gambar 4.11. :

ix

Daftar Lampiran Tabel Tabel 1. Tabel 2. Tabel 3. Tabel 4. Tabel 5. Tabel 6. Tabel 7. Tabel 8. Tabel 9. Tabel 10. Tabel 11. Tabel 12. Tabel 13. Tabel 14. Tabel 15. Tabel 16. Tabel 17. Tabel 18. Tabel 19. Tabel 20. Tabel 21.

Luas Wilayah, Jumlah Desa, Jumlah Penduduk, Jumlah Rumah Tanggga dan Kepadatan Penduduk Menurut Kabupaten/Kota. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin, Kelompok Umur, Rasio Beban Tanggungan, Rasio Jenis Kelamin dan Kabupaten/Kota. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Kelompok Umur. Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun Keatas Yang Melek Huruf. Persentase Penduduk Laki-laki dan Perempuan Berusia 10 Tahun Keatas Dirinci Menurut Tingkat Pendidikan Tertinggi Yang Ditamatkan dan Kabupaten/Kota. Jumlah Kelahiran Menurut Jenis Kelamin dan Kabupaten/Kota Jumlah Kematian Bayi dan Balita Menurut Jenis Kelamin dan Kabupaten/Kota. Jumlah Kematian Ibu Menurut Kelompok Umur dan Kabupaten/Kota. Jumlah Kasus AFP (Non Polio) dan AFP Rate (Non Polio) Menurut Kabupaten/Kota Jumlah Kasus Baru TB Paru dan Kematian Akibat TB Paru Menurut Jenis Kelamin. Jumlah Kasus dan Angka Penemuan Kasus TB Paru BTA + Menurut Jenis Kelamin dan Kabupaten/Kota. Jumlah Kasus dan Kesembuhan TB Paru BTA + Menurut Jenis Kelamin dan Kabupaten/Kota Penemuan Kasus Penuomonia Balita Menurut Jenis Kelamin dan Kabupaten/Kota Jumlah Kasus Baru HIV, AIDS dan Infeksi Menular Seksual lainnya menurut Jenis Kelamin dan Kabupaten/Kota Persentase Donor Darah Diskrining Terhadap HIV-AIDS Menurut Jenis Kelamin dan Kabupaten/Kota Kasus Diare Yang ditangani Menurut Jenis Kelamin dan Kabupaten/Kota Jumlah Kasus Baru Kusta Menurut Jenis Kelamin dan Kabupaten/Kota Kasus Baru Kusta 0-14 Tahun dan cacat Tingkat 2 Menurut Jenis Kelamin dan Kabupaten/Kota Jumlah Kasus dan Angka Prevalensi Penyakit Kusta Menurut Jenis Kelamin dan Kabupaten/Kota Persentase Penderita Kusta Selesai Berobat Menurut Jenis Kelamin dan Kabupaten/Kota Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Menular Yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I).

v

Tabel 22. Tabel 23. Tabel 24. Tabel 25. Tabel 26. Tabel 27. Tabel 28. Table 29. Tabel 30. Tabel 31. Tabel 32. Tabel 33. Tabel 34. Tabel 35. Tabel 36. Tabel 37. Tabel 38. Tabel 39. Tabel 40. Tabel 41. Tabel 42. Tabel 43. Tabel 44. Tabel 45. Tabel 46. Tabel 47. Tabel 48. Tabel 49. Tabel 50. Tabel 51.

Lanjutan Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Menular Yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I). Jumlah Kasus DBD Menurut Jenis Kelamin dan Kabupaten/Kota Kesakitan dan Kematian Akibat Malaria Menurut Jenis Kelamin dan Kabupaten/Kota Penderita Filariasis Menurut Jenis Kelamin dan Kabupaten/Kota Bayi Berat Badan Lahir Rendah Menurut Jenis Kelamin dan Kabupaten/Kota Status Gizi Balita Menurut Jenis Kelamin dan Kabupaten/Kota Cakupan Kunjungan Ibu Hamil, Persalinan ditolong Tenaga sanggau, dan Pelayanan sanggau Ibu NIfas Persentase Cakupan Imunisasi TT Pada Ibu Hamil. Jumlah Ibu Hamil Yang Mendapatkan Tablet Fe1 dan Fe3 Jumlah dan Persentase Ibu Hamil Neonatal RIsiko Tinggi/Komplikasi Ditangani Menurut Jenis Kelamin dan Kabupaten/Kota Cakupan Pemberian Vitamin A Pada Bayi, Anak Balita dan Ibu NIfas Menurut Jenis Kelamin. Persentase Peserta KB Aktif Menurt Jenis Alat Kontrasepsi Persentase Peserta KB Baru Menurt Jenis Alat Kontrasepsi Jumlah Peserta KB Baru dan Aktif Menurut Kabupaten/Kota. Cakupan Kunjungan Neonatus Menurut Jenis Kelamin dan Kabupaten/Kota Cakupan Kunjungan Bayi Menurut Jenis Kelamin Cakupan Desa/Kelurahan UCI Menurut Kabupaten/Kota Cakupan Imunisasi DPT,HB dan Campak pada Bayi Meurut Jenis Kelamin Cakupan Imunisasi BCG dan Polio pada Bayi Meurut Jenis Kelamin Jumlah Bayi Yang diberi ASI Eksklusif Menurut Jenis Kelamin. Pemberian MP ASI Anak usia 2-23 Bulan Keluarga Miskin Menurut Jenis Kelamin. Cakupan Pelayanan Anak Balita Menurut Jenis Kelamin Jumlah Balita Ditimbang Menurut Jenis Kelamin Cakupan Balita Gizi Buruk Yang Mendapat Perawatan Menurut Jenis Kelamin Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa SD & Setingkat Menurut Jenis Kelamin Cakupan Pelayanan Kesehatan Siswa SD & Setingkat Menurut Jenis Kelamin Cakupan Pelayanan Kesehatan Usia Lanjut Menurut Jenis Kelamin Persenntase Sarana Kesehatan dengan Kemampuan Gawat Darurat Level1 Jumlah Penderita dan Kematian Pada KLB Menurut Jenis KLB Desa/Kelurahan Terkena KLB Yang ditangani Kurang dari 24 Jam.

vi

Tabel 52. Tabel 53. Tabel 54. Tabel 55. Tabel 56. Tabel 57. Tabel 58. Tabel 59. Tabel 60. Tabel 61. Tabel 62. Tabel 63. Tabel 64. Tabel 65. Tabel 66. Tabel 67. Tabel 68. Tabel 69. Tabel 70. Tabel 71. Tabel 72. Tabel 73. Tabel 74. Tabel 75. Tabel 76. Tabel 77. Tabel 78. Tabel 79.

Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut Menurut Jenis Kelamin. Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut Pada Anak SD dan Setingkat Menurut Jenis Kelamin Jumlah Kegiatan Penyuluhan Kesehatan Cakupan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Pra Bayar Menurut Jenis Kelamin Cakupan Pelayanan Rawat Jalan Masyarakat Miskin (Dan Hampir Miskin) Menurut Strata Sarana Kesehatan dan Jenis Kelamin Cakupan Pelayanan Rawat Inap Masyarakat Miskin (Dan Hampir Miskin) Menurut Strata Sarana Kesehatan dan Jenis Kelamin Cakupan Kunjungan Rawat Jalan dan Rawat Inap dan Gangguang Kejiwaan di Sarana Pelayanan Kesehatan Angka Kematian Pasien di Rumah Sakit Indikator Kinerja Pelayanan di Rumah Sakit. Persentase Rumah Tangga Berperilaku Hidup Bersih dan Sehat Menurut Kabupaten/Kota Persentase Rumah Sehat Menurut Kabupaten/Kota Persentase Rumah/Bangunan Yang Diperiksa Jentik Nyamuk Aedes Persentase Keluarga Menurut Jenis Sarana Air Bersih Yang Digunakan Persentase Keluarga Menurut Sumber Air Minum Yang Digunakan Keluarga Dengan Kepemilikan Sarana Sanitasi Dasar Menurut Kabupaten/Kota Persentase Tempat Umum dan Pengelolaan Makanan (TUPM) Sehat Menurut Kabupaten/Kota. Persentase Institusi Dibina Kesehatan Lingkungannya Ketersediaan Obat Menurut Jenis Obat Jumlah Sarana Pelayanan sanggau Menurut Kepemilikannya Jumlah Sarana Pelayanan Kesehatan Menurut Kemampuan Labkes dan Memiliki 4 Spesialis Dasar Provinsi Kalimantan Barat Jumlah dan Persentase Posyandu Menurut Starat dan Kabupaten/Kota. Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) Jumlah Tenaga Medis Di Sarana Kesehatan. Jumlah Tenaga Keperawatan Di Sarana Kesehatan Jumlah Tenaga Kefarmasian dan Gizi Di Sarana Kesehatan. Jumlah Tenaga Kesehatan Masyarakat dan Sanitasi Di Sarana sanggau Jumlah Tenaga Teknisi Medis dan Fisioterafis Di Sarana Kesehatan. Anggaran Kesehatan Menurut Kabupaten/Kota

vii

DAFTAR ISI Kata Pengantar ................................................................................................ Daftar isi .............................................................................................................. Daftar Lampiran Tabel ......................................................................................... Daftar tabel ........................................................................................................ Dafar Gambar ...................................................................................................

i ii v viii ix

Bab I : PENDAHULUAN .................................................................................

1

Bab II : GAMBARAN UMUM PROVINSI 2.1. 2.2. 2.3. 2.4. 2.5. 2.6. 2.7. 2.8.

Letak Wilayah ......................................................................................... Luas Wilayah.............................................................................................. Topografi .................................................................................................. Sungai dan Danau ............................................................................... ..... Gunung-Gunung .................................................................................. ..... . Pulau-Pulau ........................................................................................ ...... Penggunaan Tanah ................................................................................ . Iklim 2.8.1. Angin dan Udara ...................................................................... ...... 2.8.2. Curah Hujan dan Hari Hujan ...................................................... . 2.9. Wilayah Administrasi dan Pemerintahan ................................................. . 2.10. Kependudukan .......................................................................................... .

3 3 4 4 5 5 5 6 6 7 7

Bab III: PEMBANGUNAN KESEHATAN DAERAH 3.1. Visi Pembangunan Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat .................... . 3.2. Misi Pembangunan Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat .................... . 3.3. Tujuan dan Sasaran 3.3.1. Tujuan ………………………………………………………………… 3.3.2. Sasaran dan Indikator Kinerja Sasaran …………………………… 3.3.2.1. Tujuan Pertama ....................................................... . 3.3.2.2. Tujuan Kedua ....................................................... 3.3.2.3. Tujuan Ketiga ....................................................... . 3.3.2.4. Tujuan Keempat .................................................... . 3.3.2.5. Tujuan Kelima ....................................................... . 3.3.2.6. Tujuan Keenam ..................................................... . 3.3.2.7. Tujuan Ketujuh ...................................................... . 3.3.2.8. Tujuan Kedelapan .................................................. . 3.3.2.9. Tujuan Kesembilan .............................................. 3.3.2.10. Tujuan Kesepuluh ................................................

ii

10 11 12 14 14 16 18 18 19 19 20 21 22 23

Bab IV

: PENCAPAIAN PEMBANGUNAN KESEHATAN

4.1. DERAJAT KESEHATAN MASYARAKAT 4.1.1.

ANGKA KEMATIAN (MORTALITAS) 4.1.1.1. Angka Kematian Bayi (AKB) ............................................... . 4.1.1.2. Angka Kematian Ibu (AKI) .................................................... . 4.1.1.3. Angka Kematian Balita (AKABA) ........................................ . 4.1.1.4. Angka Harapan Hidup ......................................................... . 4.1.1.5 Indeks Pembangunan Manusia ........................................... .

24 26 27 29 30

4.1.2. MORBIDITAS 4.1.2.1. Malaria ............................................................................. . 4.1.2.2. TB Paru .............................................................................. . 4.1.2.3. HIV/AIDS ............................................................................ . 4.1.2.4. Acute Flaccid Paralyysis (AFP) …..................................... . 4.1.2.5. DBD ................................................................................... .

31 32 33 34 35

4.1.3. STATUS GIZI 4.1.3.1. Gizi Buruk ......................................................................... . 36 4.1.3.2. Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) ................. 38 4.2. KEADAAN LINGKUNGAN 4.2.1. Rumah Sehat ........................................................................... .. 4.2.2. Jamban Keluarga ............................................................... .. 4.2.3. Tempat-Tempat Umum Sehat .......................................... 4.2.4. Akses Air Minum ..................................................... .... ..

39 39 39 40

4.3. PERILAKU MASYARAKAT 4.3.1. Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) ......................... .. 41 4.3.2. Posyandu ............................................................................. .. 41 4.4. PELAYANAN KESEHATAN 4.4.1. Pelayanan Antenatal (K1 – K4) ............................................... .. 4.4.2. Pertolongan Persalinan ................................................. ...... .. 4.4.3. Kunjungan Bayi ......................................................................... 4.4.4. Pelayanan KB ................................................... ....... ..... .... . 4.4.5. Pelayanan Imunisasi ........................................... ................ 4.4.6. Pemberian Kapsul Vit A ............................................... ....... 4.4.7. Pemberian Tablet Besi .........................................................

iii

42 44 46 47 47 48 48

Bab V : SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN 5.1.1.

Sarana Kesehatan 5.1.1. Tenaga Kesehatan ........................................................... ....... 50 5.1.2. Sarana Pelayanan Kesehatan .................................................. .. 50 5.1.3. Pembiayaan Kesehatan ........................................................ .. 51

Bab V : PENUTUP ......................................................................................... .. 52

iv

BAB I PENDAHULUAN

Penyusunan buku Profil Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2011 merupakan hasil dari salah satu mata rantai pelaksanaan Sistem Informasi Kesehatan di Provinsi Kalimantan Barat dalam rangka menyediakan berbagai data & informasi di bidang kesehatan. Data dan informasi kesehatan tersebut akan menjadi faktor pendukung di dalam sistem manajemen pembangunan kesehatan, dalam proses perencanaan maupun pelaksanaan berbagai upaya kesehatan akan menjadi berdaya guna dan berhasil guna sebagaimana termaktub dalam Rencana Strategis (Renstra) dinas kesehatan provinsi Kalimantan Barat Tahun 2008 – 2013. Sistem Informasi Kesehatan merupakan bagian fungsional dari Sistem Kesehatan secara keseluruhan. Oleh karena itu penerbitan buku Profil Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat sekarang ini lebih dikaitkan dengan sistem kesehatan yang diarahkan pada pencapaian Visi Kalimantan Barat Sehat 2013 yakni ”mewujudkan masyarakat kalimantan barat yang beriman, sehat, cerdas, aman, berbudaya dan sejahtera”. Artinya, Profil Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2011 ini disusun agar dapat menjadi salah satu sarana untuk menilai pencapaian Pembangunan Kesehatan di Provinsi Kalimantan Barat dalam rangka mencapai Visi tersebut. Profil adalah dokumen yang berisi tentang data dan informasi dari sistem manajemen data/informasi sebuah organisasi, mulai dari pengumpulan, pengolahan, analisis, penyajian dan penyebarluasan informasi. Untuk fungsi manajemen dan pengambilan keputusan sebuah organisasi memerlukan dukungan data/informasi. Dalam penyusunan Profil Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2011 ini kami menggunakan berbagai sumber data antara lain  

Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Tahun 2011. Data dari berbagai sektor/Instansi terkait, data dari berbagai bidang di lingkungan Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat.

Walaupun dengan berbagai keterbatasan data dan informasi yang dapat kami sajikan, akhirnya buku Profil Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2011 ini dapat diselesaikan. Apa yang kami tampilkan pada buku Profil Kesehatan ini diharapkan dapat memberikan

1

gambaran tentang berbagai perubahan maupun perbaikan pada program Pembangunan Daerah Provinsi Kalimantan Barat khususnya sektor kesehatan secara menyeluruh. Untuk memenuhi kebutuhan berbagai data dan informasi guna menunjang manajemen program kesehatan pada semua tingkat administrasi. Untuk itu segala upaya dan perbaikan terhadap isi buku profil ini telah kami coba laksanakan baik terhadap kualitas maupun kuantitas dan juga dalam hal menganalisa data-data yang ada. Penyusunan Buku Profil Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2011 ini mengalami keterlambatan jika disesuaikan dengan waktu yang seharusnya dimana bulan Juli sudah harus tersusun, hal ini disebabkan karena adanya keterlambatan laporan data profil dari Dinas Kesehatan Kabupatan/Kota. Guna memberikan gambaran yang lebih baik tentang situasi kesehatan di Provinsi Kalimantan Barat maka buku Profil Kesehatan ini kami susun dengan sistimatika sebagai berikut :          

Kata Pengantar Daftar Isi Daftar Tabel Bab I : Pendahuluan Bab II : Gambaran umum Provinsi Bab III : Pembangunan Kesehatan Daerah Bab IV : Pencapaian Pembangunan Kesehatan Bab V : Situasi Sumber Daya Kesehatan Bab VI : Penutup Lampiran tabel-tabel

2

: :

x

BAB II GAMBARAN UMUM PROVINSI 2.1. Letak Wilayah

Provinsi Kalimantan Barat terletak di bagian barat pulau Kalimantan atau di antara garis 2° 08' LU serta 3° 02' LS serta di antara 108° 30' BT dan 114° 10' BT pada peta bumi. Berdasarkan letak geografis yang spesifik ini, maka daerah Kalimantan Barat tepat dilalui oleh garis Khatulistiwa (garis lintang 0°) tepatnya di atas Kota Pontianak. Karena pengaruh letak ini pula, maka Kalimantan Barat adalah salah satu daerah tropik dengan suhu udara cukup tinggi serta diiringi kelembaban yang tinggi. Ciri-ciri spesifik lainnya adalah bahwa wilayah Kalimantan Barat termasuk salah satu Provinsi di Indonesia yang berbatasan langsung dengan negara asing, yaitu dengan Negara Bagian Serawak, Malaysia Timur. Bahkan dengan posisi ini, maka daerah Kalimantan Barat kini merupakan satu-satunya Provinsi di Indonesia yang secara resmi telah mempunyai akses jalan darat untuk masuk dan keluar dari negara asing. Hal ini dapat terjadi karena antara Kalimantan Barat dan Sarawak telah terbuka jalan darat antar negara Pontianak – Entikong – Kuching (Sarawak, Malaysia) sepanjang sekitar 400 km dan dapat ditempuh sekitar enam sampai delapan jam perjalanan. Batas-batas wilayah selengkapnya bagi daerah Provinsi Kalimantan Barat adalah : Utara Selatan Timur Barat

: Sarawak (Negara Malaysia) : Laut Jawa & Provinsi Kalimantan Tengah : Provinsi Kalimantan Timur : Laut Natuna dan Selat Karimata

Sebelah utara Provinsi Kalimantan Barat terdapat empat kabupaten yang langsung berhadapan dengan negara jiran yaitu; Sambas, Sanggau, Sintang dan Kapuas Hulu, yang membujur sepanjang Pegunungan Kalingkang – Kapuas Hulu. 2.2. Luas Wilayah Sebagian besar wilayah Provinsi Kalimantan Barat adalah merupakan daratan berdataran rendah dengan luas sekitar 146.807 km2 atau 7,53 persen dari luas Indonesia atau 1,13 kali luas pulau Jawa. Wilayah ini membentang lurus dari Utara ke Selatan sepanjang lebih dari 600 km dan sekitar 850 km dari Barat ke Timur.

3

Dilihat dari besarnya wilayah, maka Kalimantan Barat termasuk Provinsi terbesar keempat setelah pertama Provinsi Papua (319.036 km2), kedua Kalimantan Timur (204.534 km2) dan ketiga Kalimantan Tengah (153.564 km2). Dilihat dari luas menurut Kabupaten/Kota, maka yang terbesar adalah Kabupaten Ketapang (31.240,74 km2 atau 21,28 persen) kemudian diikuti Kapuas Hulu (29.842 km2 atau 20,33 persen), dan Kabupaten Sintang (21.635 km atau 14,74 persen), sedangkan sisanya tersebar pada 11 (sebelas) kabupaten/kota lainnya. 2.3. Topografi Secara umum, daratan Kalimantan Barat merupakan dataran rendah dan mempunyai ratusan sungai yang aman bila dilayari, sedikit berbukit yang menghampar dari Barat ke Timur sepanjang “Lembah Kapuas” serta Laut Natuna/Selat Karimata. Sebagian daerah daratan ini berawa-rawa bercampur gambut dan hutan mangrove. Wilayah daratan ini diapit oleh dua jajaran pegunungan yaitu, Pegunungan Kalingkang/Kabupaten Kapuas Hulu di bagian Utara dan Pegunungan Schwaner di Selatan sepanjang perbatasan dengan Provinsi Kalimantan Tengah. Dilihat dari tekstur tanahnya maka, sebagian besar daerah Kalimantan Barat terdiri dari jenis tanah PMK (podsolet merah kuning), yang meliputi areal sekitar 10,5 juta hektar atau 17,28 persen dari luas daerah yang 14,7 juta hektar. Berikutnya, tanah OGH (orgosol, gley dan humus) dan tanah Aluvial sekitar 2,0 juta hektar atau 10,29 persen yang terhampar di seluruh Kabupaten/Kota, namun sebagian besar terdapat di kabupaten daerah pantai. 2.4. Sungai dan Danau Daerah Kalimantan Barat termasuk salah satu daerah yang dapat dijuluki Provinsi “Seribu Sungai”. Julukan ini selaras dengan kondisi geografis yang mempunyai ratusan sungai besar dan kecil yang diantaranya dapat dan sering dilayari. Beberapa sungai besar sampai saat ini masih merupakan urat nadi dan jalur utama untuk angkutan daerah pedalaman, walaupun prasarana jalan darat telah dapat menjangkau sebagian besar kecamatan. Sungai besar utama adalah Sungai Kapuas, yang juga merupakan sungai terpanjang di Indonesia (1.086 km), yang mana sepanjang 942 km dapat dilayari. Sungai-sungai besar lainnya antara lain : Sungai Melawi (dapat dilayari 471 km), Sungai Pawan (197 km), Sungai Kendawangan (128 km), Sungai Jelai (135 km), Sungai Sekadau (117 km), Sungai Sambas (233 km), Sungai Landak (178 km), dan lainnya.

4

Jika sungai-sungai sangat menonjol jumlahnya di Kalimantan Barat, maka sebaliknya yang terjadi dengan danau. Dari danau-danau yang ada hanya dua yang cukup berarti. Kedua danau ini adalah Danau Sentarum dan Danau Luar I yang berada di Kabupaten Kapuas Hulu. Danau Sentarum mempunyai luas 117.500 hektar yang kadang-kadang nyaris kering di musim kemarau, serta Danau Luar I yang mempunyai luas sekitar 5.400 hektar. Kedua danau ini mempunyai potensi yang baik sebagai objek wisata. 2.5. Gunung-gunung Dipengaruhi oleh dataran rendah yang amat luas, maka ketinggian gunung-gunung relatif rendah serta non aktif. Gunung yang paling tinggi adalah gunung Baturaya di Kecamatan Serawai, Kabupaten Sintang yang mempunyai ketinggian 2.278 meter dari permukaan laut, jauh lebih rendah dibanding G. Semeru (Jatim,3.676 meter) atau G. Kerinci (Jambi, 3.805 meter). Gunung Lawit yang berlokasi di Kapuas Hulu, Kec. Embaloh Hulu dan lebih dahulu dikenal di Kalimantan Barat, ternyata hanya menempati tertinggi ketiga karena mempunyai tinggi 1.767 meter, sedangkan tertinggi kedua adalah Gunung Batusambung (Kec. Ambalau) dengan ketinggian mencapai 1.770 meter (Tabel 1.13). 2.6. Pulau-pulau Walaupun sebagian kecil wilayah Kalimantan Barat merupakan perairan laut, akan tetapi Kalimantan Barat memiliki puluhan pulau besar dan kecil (sebagian tidak berpenghuni) yang tersebar sepanjang Selat Karimata dan Laut Natuna yang berbatasan dengan wilayah Provinsi Kepulauan Riau, Sumatera. Pulau-pulau besarnya seperti Pulau Karimata, Pulau Maya dan Pulau Panebangan di Kabupaten Kayong Utara, serta Pulau Bawal dan Pulau Gelam di perairan Selat Karimata, Kabupaten Ketapang. Pulau besar lainnya antara lain adalah Pulau Laut, Pulau Betangin Tengah, Pulau Butung, Pulau Nyamuk dan Pulau Karunia di Kabupaten Pontianak. Sebagian kepulauan ini, terutama di wilayah Kabupaten Ketapang merupakan Taman Nasional serta wilayah perlindungan atau konservasi. 2.7. Penggunaan Tanah Sebagian besar luas tanah di Kalimantan Barat adalah hutan (45,47%) dan padang/semak belukar/alang-alang (29,53%). Adapun areal hutan terluas terletak di Kabupaten

5

Kapuas Hulu seluas 1.960.578 ha, sedangkan padang/semak belukar terluas berada di Kabupaten Ketapang yaitu seluas 1.084.278 ha. Sementara itu areal perkebunan mencapai 1.691.617 ha atau 11,52 %. Dari 14,68 ribu ha luas Kalimantan Barat, areal untuk pemukiman hanya berkisar 0,77 persen. Adapun areal pemukiman terluas berada di Kabupaten Sintang diikuti kemudian oleh Kabupaten Kapuas Hulu dan Kabupaten Sanggau.

2.8. I k l i m 2.8.1. Angin dan Udara Faktor yang merupakan ciri umum bagi suatu daerah dataran rendah di daerah tropis adalah suhu udara yang relatif panas atau tinggi, sedangkan khusus daerah Kalimantan Barat suhu yang tinggi ini diikuti pula dengan kelembaban udara yang tinggi. Berdasarkan catatan empiris dari Stasiun Meteorologi Supadio Pontianak yang meliputi Stasiun Meteorologi (SM) Supadio Pontianak, SM Pangsuma Putussibau, SM Paloh Sambas, SM Susilo Sintang, SM Nanga Pinoh Melawi dan Stasiun Klimatologi Siantan Kabupaten Pontianak, umumnya suhu udara di daerah Kalbar cukup normal namun bervariasi, yaitu rata-rata sekitar 23,30C sampai dengan 32,90C. Selama tahun 2011, temperatur udara di Kalimantan Barat maksimum mencapai 37,10C. yang terjadi di stasiun meteorologi Maritim Kota Pontianak pada bulanMei 2011. Demikian juga temperatur minimum tercatat 19,60C yang terjadi di stasiun meteorologi Nangapinoh Melawi pada Bulan Februari 2011. Pada umumnya, kecepatan angin di Kalimantan Barat dari beberapa stasiun meteorologi, sepanjang bulan di tahun 2011, secara rata-rata berkisar antara 1 hingga 6 knot/jam sedangkan maksimum tercatat sebesar 26 knot/jam terjadi di stasiun meteoreologi Paloh pada BulanMei 2011. 2.8.2. Curah Hujan dan Hari Hujan Pada tahun 2011, rata-rata curah hujan bulanan tertinggi terjadi di Stasiun Meteorologi Paloh pada bulan Januari 857,1 mm dan terendah terjadi di Stasiun Metereologi Rahadi Usman yaitu pada bulan Agustus mencapai 3,8 mm. Banyaknya hari hujan tertinggi tercatat di SM Pangsuma pada Bulan Januari sebanyak 28 hari dan SM Maritim Kota Pontianak Bulan November, juga sebanyak 28 hari. Jumlah hari terendah terjadi pada Agustus di SM Rahadi Usman sebanyak 3 hari.

6

Hasil Pemantauan di Stasiun Meteorologi Supadio Pontianak menggambarkan bahwa curah Hujan tertinggi terjadi pada Bulan Oktober 2011, yang mencapai 533,2 mm, sedangkan yang terendah tercatat 144,1 mm yang terjadi pada Bulan Juli 2011. Demikian juga halnya dengan beberapa stasiun meteorologi lainnya seperti, Siantan, Susilo dan Nanga Pinoh masing-masing curah hujan tertinggi mencapai 327,5 mm, 375,8 mm dan 497,4 mm; angka terendah masing-masing 65,0 mm, 78,1 mm, dan 3,8 mm. 2.9. Wilayah Administratif dan Pemerintahan. Pada tahun 2011 berdasarkan Data Profil Kesehatan Kabupaten/Kota, Provinsi Kalimantan Barat terdiri dari 14 (empat belas) kabupaten/kota yaitu dua belas kabupaten dan 2 (dua) kota. Empat belas Kabupaten/kota ini terbagi dalam 173 kecamatan dengan 1.915 desa/kelurahan. Rincian jumlah kecamatan dan Desa/Kelurahan dapat terlihat pada Tabel 2.1. Tabel : 2.1. Jumlah Kecamatan Dan Desa/Kelurahan Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2011

Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Tahun 2011

2.10. Kependudukan Penduduk Provinsi Kalimantan Barat tahun 2011 diperkirakan berjumlah sekitar 4,477.348 juta jiwa (angka proyeksi BPS), dimana sekitar 2,288.577 juta jiwa berjenis kelamin laki-laki dan 2,188.771 juta jiwa adalah perempuan. Luas wilayah Provinsi Kalimantan Barat sebesar 146.807 Km2, sehingga jika dilihat dari luas wilayah dan jumlah penduduk, maka kepadatan penduduk di Kalimantan Barat adalah sekitar 30 atau lebih besar dari Pulau Jawa, maka kepadatan penduduk Kalimantan Barat sekitar 30 Jiwa per Km2.

7

Tabel : 2.2 Jumlah Penduduk Menurut Daerah Dan Kepadatan Per Kabupaten/Kota Tahun 2011

Sumber : BPS

Dilihat dari tabel 2.2. Persebaran penduduk Kalimantan Barat tidak merata antar wilayah kabupaten/kota, kecamatan, desa/kelurahan, maupun antar wilayah kawasan pantai bukan pantai atau perkotaan dan pedesaan. Seperti daerah pesisir yang mencakup Kabupaten Sambas, Kabupaten Bengkayang, Kabupaten Pontianak, Kabupaten Ketapang, Kabupaten Kayong Utara, Kabupaten Kubu Raya, Kota Pontianak, dan Kota Singkawang yang dihuni oleh hampir 50 persen dari total penduduk Kalimantan Barat dengan kepadatan rata-rata mencapai 38 jiwa per Km2. Sebaliknya tujuh kabupaten lain (bukan pantai) selain kota pontianak secara rata-rata tingkat kepadatan penduduknya relatif lebih jarang. Kabupaten Kapuas Hulu dengan luas wilayah 29.842 km2 atau sekitar 20,33% dari luas wilayah Kalimantan Barat hanya dihuni rata-rata 8 (delapan) jiwa per kilometer persegi. Kota Pontianak dengan luas wilayah paling kecil diantara Kabupaten/Kota di Kalimantan Barat yaitu sekitar 107,80 km2 memiliki jumlah penduduk paling besar mencapai 565.856 jiwa atau sekitar 12,62 persen dari total luas wilayah Kalimantan Barat. Dengan demikian Kota Pontianak merupakan kota terpadat penduduknya yaitu 5146 orang per Km2. Komposisi penduduk Kalimantan Barat, dari 4.477.348 jiwa penduduk, 51,11% atau 2.288.577 jiwa adalah laki-laki dan 48,89% atau 2.188.771 jiwa adalah perempuan. Rasio jenis kelamin (sex ratio) penduduk adalah sebesar 104.56 artinya dalam setiap 205 penduduk terdapat 105 jiwa penduduk laki-laki dan 100 jiwa penduduk perempuan. Dilihat dari ratio penduduk berdasarkan kabupaten/kota, hampir seluruh kabupaten/kota di wilayah

8

Kalimantan Barat (kecuali Kabupaten Sambas) memiliki ratio lebih dari 100 yang berarti jumlah penduduk laki-laki lebih besar dari penduduk perempuan, untuk lengkapnya dapat dilihat pada lampiran profil kesehatan tabel 2. Gambar : 2.1 Piramida Penduduk Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2011

Sumber : BPS

9

B A B III PEMBANGUNAN KESEHATAN DAERAH 3.1.

Visi

Visi merupakan cara pandang jauh kedepan tentang kemana Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat akan diarahkan dan apa yang akan dicapai. Dalam mengantisipasi tantangan kedepan menuju kondisi yang diinginkan, Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat secara terus menerus mengembangkan peluang dan inovasi agar tetap eksis dan unggul dengan senantiasa mengupayakan perubahan ke arah perbaikan. Perubahan tersebut harus disusun dalam tahapan yang terencana, konsisten dan berkelanjutan sehingga dapat meningkatkan akuntabilitas kinerja yang berorientasi pada pencapaian hasil (outcomes). Untuk memenuhi harapan diatas, maka Visi Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat adalah : Mewujudkan Kemandirian Masyarakat Kalimantan Barat Sehat 2013 3.1.1. Penjelasan Makna Didalam pernyataan Visi tersebut, terdapat kata–kata kunci sebagai berikut : Masyarakat Kalimantan Barat Sehat 2013 yang diharapkan adalah masyarakat yang proaktif untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mecegah risiko penyakit, melindungi diri dari ancaman penyakit, berpartisipasi aktif dalam gerakan kesehatan masyarakat, serta mampu menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu. Sehat dalam hal ini mengandung arti dalam perspektif luas, tidak sebatas pada kondisi fisikal yang prima, melainkan juga sehat rohani, mental, intelektual dan sosial. Mewujudkan Kemandirian Masyarakat Kalbar mengandung makna bahwa masyarakat Kalbar mempunyai kemampuan untuk mewujudkan kesehatannya dimana setiap penduduknya mampu memelihara, meningkatkan dan melindungi kesehatannya dengan pembiayaan secara mandiri. Kemandirian masyarakat untuk hidup sehat juga tidak terlepas dengan keluarga, yang merupakan unit terkecil dari masyarakat. Di dalam sistem pelayanan kesehatan masyarakat, keluarga merupakan sumber informasi dalam perawatan di rumah dan pengobatan sendiri. Diharapkan dalam keluarga menunjukkan kemandiriannya dalam memberikan pelayanan

10

kesehatan pada anggota keluarganya dan mampu menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu. Kesehatan adalah tanggung jawab bersama dari setiap individu, masyarakat, pemerintah dan swasta. Apapun peran yang dimainkan oleh pemerintah, tanpa kesadaran individu dan masyarakat untuk secara mandiri menjaga kesehatan mereka, hanya sedikit yang dapat dicapai. Perilaku yang sehat dan kemampuan masyarakat untuk memilih dan mendapatkan pelayanan kesehatan yang bermutu sangat menentukan keberhasilan pembangunan kesehatan. Oleh karena itu, salah satu upaya kesehatan pokok adalah mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup sehat. 3.2.

Misi

Pernyataan Misi mengandung pernyataan yang mencerminkan pandangan organisasi tentang kemampuan dirinya. Pernyataan misi merupakan hal yang sangat penting untuk mengarahkan kegiatan Dinas Kesehatan untuk lebih eksis dan dapat mengikuti efek global otonomi daerah. Misi ditetapkan untuk mengarahkan operasionalisasi Dinas Kesehatan sehingga terus eksis dan mengikuti perubahan-perubahan lingkungan yang terjadi, yang harus dilaksanakan untuk mencapai tujuan tersebut. Misi yang ditetapkan diharapkan seluruh pegawai Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat dan pihak-pihak yang berkepentingan (stakeholders) mengetahui peran dan program-program serta hasil yang akan diperoleh Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat dimasa mendatang. Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat, dalam penetapan misinya, telah mempertimbangkan tugas pokok dan fungsi, keinginan dan harapan pelanggan dan stakeholders, serta permasalahan yang akan dihadapi/ditangani sehubungan dengan perubahan lingkungan, baik lingkungan internal maupun eksternal. Karena itu, misi yang telah ditetapkan memungkinkan untuk dilakukan perubahan dan penyesuaian sesuai dengan tuntutan perubahan lingkungan yang signifikan. Berkaitan dengan hal tersebut, maka Dinas Kesehatan dengan memperhatikan tugas pokok dan fungsi, menetapkan Misi sebagai berikut : 1. Mewujudkan Aparatur Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat yang professional. 2. Membuat Masyarakat Kalimantan Barat Yang Sehat dan Mandiri di Bidang Kesehatan serta Meningkatkan Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan

11

3. Meningkatkan Upaya Pelayanan Kesehatan, Penyediaan Obat dan Perbekalan Kesehatan Yang Optimal, Bermutu dan Terjangkau Serta Meningkatnya Upaya Penanggulangan Bencana Bidang Kesehatan 4. Terbinanya Keluarga Sehat, Mandiri dan Sadar Gizi Yang Ditunjang Oleh Perilaku Hidup Bersih Sehat 5. Memantapkan Sumber Daya dan Informasi Kesehatan 3.3. Tujuan dan Sasaran 3.3.1. Tujuan Tujuan merupakan target kualitatif organisasi, sehingga pencapaian target ini dapat merupakan ukuran kinerja faktor-faktor kunci keberhasilan organisasi. Tujuan sifatnya lebih konkrit daripada misi dan mengarah pada suatu titik terang pencapaian hasil. Dengan adanya pernyataan tujuan, maka akan jelas bagi organisasi mengenai arah yang akan dituju dalam rangka mempertahankan eksistensi dimasa datang. Untuk menetapkan tujuan, diperlukan suatu alat bantu berupa metode atau analisis yang dapat memberikan suatu rujukan teoritis dalam menggambarkan situasi dan kondisi Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat. Dari pencermatan lingkungan intern dan ekstern ini akan diperoleh strategi yang akan menentukan faktor-faktor kunci keberhasilan guna memberikan rambu-rambu dalam menetapkan tujuan. Agar dapat mengukur pencapaian tujuan pada suatu periode tertentu diperlukan adanya indikator kinerja tujuan, yang pada hakekatnya merupakan benefit atau impacts dari suatu kegiatan. Untuk keperluan ini dibutuhkan adanya Sistem Pengukuran Kinerja yang berlaku di lingkungan Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat. Suatu instansi pemerintah dalam menetapkan tujuan harus memperhatikan kriteria: 1)

Cukup jelas

2)

Diselaraskan dengan Visi dan Misi

3)

Mempertimbangkan kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman instansi

4)

Menggambarkan hasil yang ingin dicapai

5)

Mengakomodasi issue strategis yang dihadapi

6)

Mencerminkan “Core Area” dimana organisasi berperan.

12

Dengan demikian, tujuan merupakan penjabaran secara lebih nyata dari perumusan visi dan misi yang unik dan idealistik. Adapun tujuan strategis tersebut adalah sebagai berikut : 1.

Tujuan Strategis untuk mencapai misi: “Mewujudkan aparatur Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat yang profesional” adalah Terciptanya pegawai yang profesional guna memberikan pelayanan prima kepada masyarakat.

2.

Tujuan strategis untuk mencapai misi: “Membuat masyarakat Kalimantan Barat yang sehat dan mandiri di bidang kesehatan serta Meningkatkan pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan” adalah Tercapainya pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan yang sehat dan bermutu.

3.

Tujuan Strategis untuk mencapai misi: “Meningkatkan upaya Pelayanan Kesehatan, Penyediaan Obat dan Perbekalan Kesehatan yang Optimal, Bermutu dan Terjangkau serta Meningkatnya upaya Penanggulangan bencana bidang Kesehatan“ adalah sebagai berikut: a. Meningkatnya pelayanan kesehatan khusus yang bermutu. b. Meningkatnya penanggulangan bencana bidang kesehatan. c. Meningkatnya pelayanan kesehatan dasar dan rujukan yang bermutu. d. Meningkatnya penanganan obat & perbekalan kesehatan yang optimal.

4.

Tujuan strategis untuk mencapai misi: “Terbinanya Keluarga sehat, mandiri dan sadar gizi yang ditunjang oleh perilaku hidup bersih sehat” adalah Meningkatnya jangkauan dan mutu pelayanan kesehatan di Puskesmas dan jaringannya, serta peningkatan dukungan manajemen upaya pelayanan kesehatan.

5.

Tujuan strategis untuk mencapai misi: “ Memantapkan Sumber Daya dan Informasi Kesehatan ” adalah sebagai berikut : a. Meningkatkan Kuantitas dan Kualitas Sumber Daya Kesehatan dalam rangka meningkatkan profesionalisme. b. Meningkatnya pelaksanaan manajemen informasi dan pengembangan kesehatan. c. Meningkatnya pengembangan sumber daya pembiayaan dan jaminan kesehatan.

13

3.3.2. Sasaran Dan Indikator Kinerja Sasaran Sasaran merupakan penjabaran dari tujuan secara terukur yang akan dicapai secara nyata dalam jangka waktu tahunan. Sasaran merupakan bagian internal dalam proses perencanaan strategis Dinas Kesehatan. Sasaran harus bersifat spesifik, dapat dinilai, diukur, menantang namun dapat dicapai, orientasi pada hasil dan dapat dicapai dalam periode tertentu. Sasaran Dinas Kesehatan selama 5 (lima) tahun periode 2008 – 2013 juga disertai dengan indikator kinerja sasaran. Indikator kinerja sasaran merupakan ukuran keberhasilan dari suatu sasaran strategis organisasi yang bersifat kuantitatif atau kualitatif dan dijadikan patokan/tolok ukur dalam menilai keberhasilan atau kegagalan penyelenggaraan pemerintahan dalam mencapai visi dan misi organisasi. Berdasarkan pengertian tersebut maka Dinas Kesehatan menetapkan sasaran sebagai berikut : 3.3.2.1. Tujuan Pertama: “Terciptanya pegawai yang profesional guna memberikan pelayanan prima kepada masyarakat ”, dengan sasaran : 1.

Meningkatkan pegawai yang profesional yang didukung oleh rencana kerja, penganggaran, sarana dan prasarana yang efektif dan efisien serta memadai, dengan indikator kinerja sasaran diantaranya: -

-

Prosentase pejabat struktural yang telah mengikuti diklatpim. Prosentase pejabat struktural yang telah memenuhi syarat kompetensi jabatan. Prosentase pegawai fungsional yang telah mengikuti diklat teknis fungsional sesuai dengan jenjangnya. Tingkat ketepatan penempatan pegawai sesuai dengan keahliannya/ pendidikannya. Indeks kepuasan pegawai terhadap pelayanan administrasi ketatausahaan. Indeks kepuasan pegawai terhadap penerapan disiplin. Indeks kepuasan pegawai terhadap penerapan sanksi pelanggaran disiplin pegawai. Indeks kepuasan pegawai terhadap tingkat kesejahteraan (ekonomi) dikaitkan dengan kebutuhan minimal di lingkungan Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat. Indeks kepuasan pegawai terhadap penghargaan dan prestasi kerja. Prosentase kegiatan yang telah menyampaikan laporan hasil akhir kegiatan.

14

-

Prosentase hasil pencapaian pelaksanaan kegiatan yang sesuai dengan rencana. Prosentase tertatanya administrasi kepegawaian, dengan rincian indikator sebagai berikut :  Penyelesaian proses kenaikan pangkat  Penyelesaian proses gaji berkala  Penyelesaian proses Cuti PNS  Penyelesaian proses usul pensiun PNS  Penyelesaian proses usul penghargaan satya lencana a. Dokter PTT b. Dokter Gigi PTT c. Bidan PTT  Penyelesaian proses selesai masa bakti tenaga kesehatan PTT : a. Dokter PTT b. Dokter Gigi PTT  Penilaian tenaga puskesmas teladan  Fasilitasi pelatihan peningkatan keterampilan & kemampuan PNS  Analisis jabatan -

2.

Berfungsinya sarana dan prasarana gedung. Tingkat pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana gedung. Berfungsinya sarana dan prasarana mobilitas. Tingkat pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana mobilitas. Berfungsinya sarana dan prasarana alat kantor dan rumah tangga. Tingkat pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana alat kantor dan rumah tangga.

Meningkatkan ketertiban pelayanan perijinan di bidang Kesehatan sesuai dengan ketentuan, dengan indikator kinerja sasaran diantaranya: -

Tingkat kesesuaian waktu pelayanan perijinan dengan ketentuan Kontribusi PAD dari pelayanan perizinan terhadap PAD Provinsi Kalimantan Barat.

15

3.3.2.2. Tujuan Kedua : “Tercapainya pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan yang sehat dan bermututu”, dengan sasaran :

3.

Meningkatkan Kualitas Kesehatan Lingkungan, dengan indikator kinerja sasaran diantaranya: -

4.

Keluarga yang menggunakan air bersih memenuhi syarat kesehatan diperkotaan dan pedesaan. Keluarga menggunakan jamban yang memenuhi syarat kesehatan. Sarana air bersih memenuhi syarat kesehatan. TTU yang memenuhi syarat kesehatan Rumah makan/restoran yang memenuhi Laik Hygiene Sanitasi Institusi Yang Sehat Dokumen AMDAL yang memenuhi kriteria kajian kesehatan masyarakat Tenaga sanitasi yang pernah mengikuti diklat di bidang kesling Dinkes Kab/kota yang memiliki simkesling Informasi kesling yang tersedia

Menurunnya angka kesakitan, kematian dan kecacatan akibat penyakit menular dan penyakit tidak menular, dengan indikator kinerja sasaran diantaranya: -

Persentase darah donor di skrining terhadap HIV/AIDS dan Sifilis Jumlah klien yang mendapatkan testing HIV lengkap Terbentuknya klinik VCT baru Jumlah orang yang mendapatkan ARV Jumlah Orang dengan profilaksis dan pengobatan ODHA sesuai standar Infeksi menular seksual (IMS) yang ditemukan dan diobati sesuai standar Menurunkan transmisi penularan HIV/AIDS di kelompok resiko tinggi Cakupan UCI desa/kelurahan Cakupan imunisasi Anak sekolah (BIAS) Cakupan imunisasi BCG Cakupan imunisasi DPT/HB1 Cakupan imunisasi polio 4 Cakupan imunisasi campak AFP rate per 100.000 penduduk < 15 tahun Jumlah Kab/kota yang melakukan SKD KLB

16

-

-

Persentase desa/kelurahan mengalami KLB yang ditangani 85 % adalah DIY, Jawa Timur, Kepulauan Riau, dan Kalimantan Selatan sedangkan provinsi Papua Barat, Papua dan Maluku cakupan pemberian kapsul vitamin A < 60% . 4.4.7.

Pemberian Tablet Besi

Penanggulangan masalah anemia gizi besi saat ini terfokus pada pemberian tablet tambah darah (Fe). Ibu Hamil mendapat tablet tambah darah 90 tablet selama kehamilannya.

48

Paparan dari Direktur Bina Gizi, Ditjen Bina Gizi dan KIA, berdasarkan laporan dari provinsi tahun 2009, cakupan pemberian tablet tambah darah (Fe3) pada ibu hamil pada tahun 2009 rata-rata nasional 68,5%. Beberapa propinsi seperti provinsi Bali, Lampung dan NTB, mempunyai cakupan diatas 80%, sementara provinsi Papua Barat, Papua dan Sulawesi Tengah cakupannya dibawah 40%. Di Kalimantan Barat, cakupan pemberian tablet Fe pada bumil dalam empat tahun terakhir cenderung terjadi peningkatan. Pencapaian cakupan pemberian tablet Fe3 di Provinsi Kalimantana Barat pada tahun 2011 adalah 84,32.

49

BAB V SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN Gambaran mengenai situasi sumber daya kesehatan dikelompokan dalam sajian data dan informasi mengenai sarana kesehatan dan tenaga kesehatan serta alokasi anggaran kesehatan. 5.1.

SARANA KESEHATAN

5.1.1. Tenaga Kesehatan Dalam pembangunan kesehatan, faktor penggerak utamanya adalah sumber daya manusia. SDM kesehatan yang berkualitas menentukan keberhasilan dari seluruh proses pembangunan tersebut. Informasi tenaga kesehatan diperlukan bagi perencanaan dan pengadaan tenaga serta pengelolaan pegawai. Kesulitan memperoleh data ketenagaan yang mutakhir disebabkan antara lain oleh sifat dari data ketenagaan yang selalu berubah dengan cepat dan terus menerus dari waktu ke waktu. Pada tahun 2011 jumlah tenaga kesehatan di seluruh Kabupaten/Kota Provinsi Kalimantan Barat adalah 11.902 orang dengan ratio tenaga kesehatan untuk masyarakat per 100.000 penduduk adalah 376 orang tenaga kesehatan, atau 1 orang tenaga kesehatan melayani 266 penduduk. 5.1.2. Sarana Pelayanan Kesehatan Selain ketersediaan tenaga kesehatan dalam jumlah dan kualifikasi yang cukup, diperlukan juga dukungan sarana dan prasarana yang memadai agar pelaksanaan pembangunan kesehatan dapat berjalan dengan baik. Tahun 2011 jumlah pelayanan kesehatan masyarakat di Provinsi Kalimantan Barat terdiri dari 236 puskesmas yang terdiri dari 98 Puskesmas perawatan dan 138 puskesmas non perawatan. Ratio puskesmas terhadap 100.000 penduduk adalah 5,27.

50

Tabel 5.1 Distribusi Sarana Kesehatan Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2011

5.1.3. Pembiayaan Kesehatan Pada tahun 2011 berdasarkan hasil rekapitulasi data profil kesehatan Kabupaten/Kota, total jumlah anggaran pembangunan kesehatan seluruh kabupaten/kota di Provinsi Kalimantan Barat (tidak termasuk anggaran kesehatan provinsi) yang bersumber dari APBN, PHLN dan APBD serta sumber pemerintah lain sebesar Rp. 949.733.872.384,- Sehingga dengan jumlah penduduk sebesar 4,477.348 jiwa, maka anggaran kesehatan perkapita penduduk di Kalimantan Barat pada tahun 2011 adalah sebesar Rp. 212.119,74,-. Berdasarkan rekapitulasi data profil kesehatan kabupaten/kota total anggaran APBD Kesehatan Kabupaten/Kota adalah sebasar Rp. 648.687.152.187,- dengan total anggaran APBD Kabupaten/Kota sebesar Rp. 12.473.042.824.522,-. Sehingga persentase anggaran APBD kesehatan Kabupaten/Kota terhadap APBD Kabupaten/Kota di Kalimantan Barat adalah 7,21%. APBD Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat adalah sebesar Rp. 439.490.221.356,- dan anggaran APBD Provinsi Kalimantan Barat secara keseluruhan adalah sebesar Rp. 2.178.709.051.349,-. Berdasarkan angka tersebut, maka persentase anggaran APBD kesehatan untuk tingkat Provinsi Kalimantan Barat adalah sebesar 11,51%.

51

BAB VI PENUTUP

Data dan Informasi merupakan sumber daya strategis bagi pimpinan dan organisasi dalam pelaksanaan manajemen, maka penyediaan data dan informasi yang berkualitas sangat diperlukan sebagai masukan dalam proses pengambilan keputusan juga sebagai alat monitoring dan evaluasi berjalannya kegiatan sehingga menjadi lebih efesien dan efektif. Data dalam pembuatan Profil Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat ini diperoleh melalui penyelenggaraan sistem informasi kesehatan berdasarkan profil maupun draf data Profil Kesehatan Kabupaten/Kota dan data dari masing-masing pemegang program. Penyusunan profil kesehatan sebagai salah satu instrumen dalam Sistem Informasi Kesehatan Daerah disadari maupun tidak, memegang peranan penting bagi semua pihak yang terlibat dalam pembangunan. Hal ini karena data dan informasi merupakan sumber daya strategis bagi organisasi maupun individu dalam menjalankan sistem manajemen yaitu dalam proses perencanaan sampai pengambilan keputusan. Keputusan yang baik dapat dihasilkan apabila ditunjang dengan data yang akurat dan validitasnya tidak diragukan. Namun sangat disadari, sistem informasi kesehatan yang ada saat ini belum berjalan sebagaimana yang diharapkan sehingga tidak dapat memenuhi data dan informasi yang dibutuhkan, apalagi dalam era desentralisasi pengumpulan data menjadi relatif lebih sulit didapatkan dari Kabupaten/Kota yang berimplikasi terhadap ketepatan, kelengkapan maupun keakuratan data yang dihasilkan. Hal ini menyebabkan data dan informasi yang disajikan pada profil kesehatan provinsi saat ini belum sesuai dengan harapan. Kedepan, berangkat dari permasalahan yang dihadapi dari penyusunan Profil Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat tahun 2011 ini, diharapkan kesadaran dan peran serta aktif dari semua pihak untuk membenahi sistem manajemen data agar kinerja dari masingmasing bidang dapat lebih terukur dan memberikan gambaran yang lebih rinci dari pencapaian masing-masing program serta kontribusinya bagi pencapaian visi dan misi pembangunan kesehatan Provinsi Kalimantan Barat.

52

Namun demikian, diharapkan Profil Kesehatan Provinsi dapat memberikan gambaran secara garis besar tentang seberapa jauh keadaan kesehatan masyarakat yang telah dicapai. Walaupun profil kesehatan propinsi sering kali belum mendapatkan apresiasi yang memadai, karena belum dapat menyajikan data dan informasi yang sesuai dengan harapan, namun profil ini merupakan salah satu publikasi data dan informasi yang meliputi data pencapaian Standar Pelayanan Minimal (SPM) dan Indikator MDGs 2015. Oleh karena itu dalam rangka meningkatkan kualitas Profil Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat, perlu dicari terobosan dalam mekanisme pengumpulan data dan informasi secara cepat agar dapat dihasilkan informasi yang cepat, lengkap dan akurat, khususnya data dan informasi yang bersumber dari Kabupaten/Kota. Demikianlah Profil Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2011 ini disusun, kiranya dapat bermanfaat untuk semua pihak yang memerlukannya, terutama jajaran Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat dan Lintas Sektor terkait.

. Pontianak,

53

Desember 2012

NO

INDIKATOR

101 Pasien Maskin (dan hampir miskin) Mendapat Pelayanan Rawat Inap di Sarana Kes. Strata 1 102 Pasien Maskin (dan hampir miskin) Mendapat Pelayanan Rawat Inap di Sarana Kes. Strata 2&3 103 Cakupan Kunjungan Rawat Jalan 104 Cakupan Kunjungan Rawat Inap 105 Gross Death Rate (GDR) di RS 106 Nett Death Rate (NDR) di RS 107 Bed Occupation Rate (BOR) di RS 108 Length of Stay (LOS) di RS 109 Turn of Interval (TOI) di RS C.3 Perilaku Hidup Masyarakat 110 Rumah Tangga ber-PHBS C.4 111 112 113 114 115 116 117 118

Keadaan Lingkungan Rumah Sehat Rumah/bangunan bebas jentik nyamuk Aedes Keluarga dengan sumber air minum terlindung Keluarga memiliki Jamban Sehat Keluarga memiliki Tempat Sampah Sehat Keluarga memiliki Pengelolaan Air Limbah Sehat TUPM Sehat Institusi dibina kesehatan lingkungannya

D. D.1 119 120 121 122

SUMBERDAYA KESEHATAN Sarana Kesehatan Jumlah Rumah Sakit Umum Jumlah Rumah Sakit Khusus Jumlah Puskesmas Perawatan Jumlah Puskesmas non-Perawatan

L

ANGKA/NILAI L+P

P

Satuan 5.38 % -

-

-

65.10 3.91 33.82 15.31 37.45 3.24 5.41

% % % per 100.000 pasien keluar per 100.000 pasien keluar % Hari Hari

44.19 % 60.55 52.25 18.98 76.45 63.06 35.73 70.39 52.54

28.00 8.00 98.00 138.00

% % % % % % % %

No. Lampiran Tabel 57 Tabel 57 Tabel 58 Tabel 58 Tabel 59 Tabel 59 Tabel 60 Tabel 60 Tabel 60

Tabel 61

Tabel 62 Tabel 63 Tabel 65 Tabel 66 Tabel 66 Tabel 66 Tabel 67 Tabel 68

Tabel 70 Tabel 70 Tabel 70 Tabel 70

TABEL 1 LUAS WILAYAH, JUMLAH DESA/KELURAHAN, JUMLAH PENDUDUK, JUMLAH RUMAH TANGGA, DAN KEPADATAN PENDUDUK MENURUT KABUPATEN/KOTA PROVINSI KALIMANTAN BARAT TAHUN 2011 JUMLAH

LUAS NO KABUPATEN/KOTA

WILAYAH

KEC DESA

(km 2) 1

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

2 KAB. SAMBAS KAB. BENGKAYANG KAB. LANDAK KAB. PONTIANAK KAB. SANGGAU KAB. KETAPANG KAB. SINTANG KAB. KAPUAS HULU KAB. SEKADAU KAB. MELAWI KAB. KAYONG UTARA KAB. KUBU RAYA KOTA PONTIANAK KOTA SINGKAWANG *)

JUMLAH

KELURAHAN DESA+KEL

JUMLAH PENDUDUK

RATA-RATA

KEPADATAN

RUMAH

JIWA/RUMAH

PENDUDUK

TANGGA

TANGGA

per km 2

3

4

5

6

7

10

11

6,395 5,397 9,909 1,367 12,858 31,241 21,635 29,842 5,444 10,644 4,568 6,895 108 504

19 17 13 9 15 20 14 23 7 11 5 9 6 5

184 122 156 60 163 240 281 222 76 169 43 110 0 0

0 2 0 7 6 9 6 4 0 0 0 0 29 26

184 124 156 67 169 249 287 226 76 169 43 110 29 26

501,149 220,067 335,452 237,722 415,955 437,613 371,322 227,067 184,103 182,225 97,643 510,373 565,856 190,801

129,080 49,717 73,529 51,849 101,087 111,767 93,406 50,276 47,429 39,276 29,421 98,076 127,708 40,811

3.88 4.43 4.56 4.58 4.11 3.92 3.98 4.52 3.88 4.64 3.32 5.20 4.43 4.68

78 41 34 174 32 14 17 8 34 17 21 74 5,248 379

1826

89

1915

4,477,348

1,043,432

4.29

30

146,807

173

Sumber: - BPS Prov. Kalbar - Profil Kesehatan Kab/Kota Tahun 2011 KETERANGAN : *) Kota Singkawang, Data Jumlah RT Menggunakan data tahun 2010

8

JUMLAH

9

-

TABEL 2 JUMLAH PENDUDUK MENURUT JENIS KELAMIN, KELOMPOK UMUR, RASIO BEBAN TANGGUNGAN, RASIO JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA PROVINSI KALIMANTAN BARAT TAHUN 2011

NO

KABUPATEN/KOTA

JUMLAH PENDUDUK

JUMLAH PENDUDUK 0-4

5-14

LAKI-LAKI 15-44 45-64

>=65

PEREMPUAN 15-44 45-64

0-4

5-14

10

11

12

13

>=65 14

JUMLAH 15

RASIO RASIO BEBAN JENIS TANG KELAMIN GUNGAN

1

2

3

4

5

6

7

8

JUMLAH 9

16

17

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

KAB. SAMBAS KAB. BENGKAYANG KAB. LANDAK KAB. PONTIANAK KAB. SANGGAU KAB. KETAPANG KAB. SINTANG KAB. KAPUAS HULU KAB. SEKADAU KAB. MELAWI KAB. KAYONG UTARA KAB. KUBU RAYA KOTA PONTIANAK KOTA SINGKAWANG *)

501,149 220,067 335,452 237,722 415,955 437,613 371,322 227,067 184,103 182,225 97,643 510,373 565,856 190,801

26,449 11,614 17,704 12,546 21,953 23,096 19,597 11,984 9,716 9,617 5,153 26,936 29,864 10,070

55,250 24,262 36,982 26,208 45,857 48,245 40,937 25,033 20,297 20,090 10,765 56,267 62,384 21,035

126,844 55,701 84,905 60,169 105,281 110,763 93,984 57,472 46,598 46,122 24,714 129,179 143,222 48,293

38,818 17,046 25,983 18,413 32,219 33,896 28,761 17,588 14,260 14,115 7,563 39,532 43,830 14,779

8,799 3,864 5,890 4,174 7,303 7,684 6,520 3,987 3,233 3,200 1,714 8,961 9,935 3,350

256,160 112,486 171,465 121,511 212,614 223,684 189,800 116,064 94,103 93,144 49,910 260,875 289,235 97,527

25,046 10,998 16,765 11,880 20,788 21,870 18,557 11,348 9,201 9,107 4,880 25,507 28,279 9,536

52,521 23,063 35,156 24,914 43,593 45,862 38,915 23,797 19,294 19,097 10,233 53,488 59,302 19,996

122,187 53,655 81,788 57,960 101,415 106,696 90,533 55,362 44,887 44,429 23,807 124,436 137,963 46,520

36,271 15,927 24,277 17,205 30,105 31,672 26,874 16,434 13,324 13,189 7,067 36,938 40,954 13,809

8,965 3,937 6,001 4,253 7,441 7,828 6,643 4,062 3,293 3,260 1,747 9,130 10,123 3,413

244,989 107,581 163,987 116,211 203,341 213,929 181,522 111,003 90,000 89,081 47,733 249,498 276,621 93,274

54.62 54.62 54.62 54.62 54.62 54.62 54.62 54.62 54.62 54.62 54.62 54.62 54.62 54.62

104.56 104.56 104.56 104.56 104.56 104.56 104.56 104.56 104.56 104.56 104.56 104.56 104.56 104.56

4,477,348

236,301

493,611

1,133,249

346,802

78,614

2,288,577

223,761

469,232

1,091,636

324,047

80,095

2,188,771

54.62

104.56

JUMLAH (KAB/KOTA)

Sumber: - BPS Prov. Kalbar Catatan : Jumlah kolom 3 = jumlah kolom 9 + jumlah kolom 15, yaitu sebesar:

4,477,348

TABEL 3 JUMLAH PENDUDUK MENURUT JENIS KELAMIN DAN KELOMPOK UMUR PROVINSI KALIMANTAN BARAT TAHUN 2011 JUMLAH PENDUDUK

NO

KELOMPOK UMUR (TAHUN)

LAKI-LAKI

PEREMPUAN

LAKI-LAKI+PEREMPUAN

1

2

3

4

5

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

0-4 5-9 10 - 14 15 - 19 20 - 24 25 - 29 30 - 34 35 - 39 40 - 44 45 - 49 50 - 54 55 - 59 60 - 64 65 - 69 70 - 74 75+

236,301 255,139 238,472 209,886 201,311 205,701 195,666 172,570 148,114 123,406 98,321 73,911 51,165 36,788 24,908 16,918

223,761 243,013 226,219 205,455 202,224 202,681 184,716 159,658 136,901 115,577 92,108 66,110 50,253 33,832 26,221 20,042

460,062 498,152 464,691 415,341 403,535 408,382 380,382 332,228 285,015 238,983 190,429 140,021 101,418 70,620 51,129 36,960

2,288,577

2,188,771

4,477,348

JUMLAH Sumber: - BPS Prov.Kalbar

TABEL 4 PERSENTASE PENDUDUK BERUMUR 10 TAHUN KE ATAS YANG MELEK HURUF MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA PROVINSI KALIMANTAN BARAT TAHUN 2011

NO

KABUPATEN/KOTA JUMLAH

1

2

3

LAKI-LAKI MELEK HURUF 4

% 5

JUMLAH PENDUDUK USIA 10 KE ATAS PEREMPUAN MELEK JUMLAH % HURUF 6

7

8

9

10

11

88,009

85.17

210,168

184,248

87.67

155,940

128,572

82.45

323,976

281,602

86.92

7,908

7,558

95.57

15,612

14,073

90.14

96.16

156,759

150,965

96.30

66.05

20,061

13,064

65.12

85.98

726,576

643,952

88.63

1

KAB. SAMBAS

tidak ada data

2

KAB. BENGKAYANG

tidak ada data

3

KAB. LANDAK

4

KAB. PONTIANAK

106,832

96,239

90.08

103,336

5

KAB. SANGGAU

168,036

153,030

91.07

6

KAB. KETAPANG

7,704

6,515

84.57

7

KAB. SINTANG

8

KAB. KAPUAS HULU

9

KAB. SEKADAU

10 KAB. MELAWI

tidak ada data

tidak ada data 82,321

79,389

96.44

74,438

71,576 tidak ada data

10,028

6,437

64.19

10,033

6,627

11 KAB. KAYONG UTARA

tidak ada data

12 KAB. KUBU RAYA

tidak ada data

13 KOTA PONTIANAK

tidak ada data

14 KOTA SINGKAWANG *)

tidak ada data

JUMLAH

LAKI-LAKI + PEREMPUAN MELEK JUMLAH % HURUF

374,921

Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota Tahun 2011

341,610

91.12

351,655

302,342

TABEL 5 PERSENTASE PENDUDUK LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN BERUSIA 10 TAHUN KE ATAS MENURUT TINGKAT PENDIDIKAN TERTINGGI YANG DITAMATKAN DAN KABUPATEN/KOTA PROVINSI KALIMANTAN BARAT TAHUN 2011 LAKI-LAKI NO

KABUPATEN/KOTA

1

2

TIDAK/ BELUM PERNAH SEKOLAH

TIDAK/ BELUM TAMAT SD/MI

SD/MI

SMP/ MTs

3

4

5

6

PEREMPUAN

AK/ SMA/ UNIVER DIPLOM SMK/ MA SITAS A 7

8

9

JUMLAH

TIDAK/ BELUM PERNAH SEKOLAH

TIDAK/ BELUM TAMAT SD/MI

SD/MI

10

11

12

13

LAKI-LAKI + PEREMPUAN

SMP/ MTs

SMA/ SMK/ MA

AK/ DIPLO MA

UNIVER SITAS

JUMLAH

TIDAK/ BELUM PERNAH SEKOLAH

14

15

16

17

18

19

TIDAK/ BELUM TAMAT SD/MI

SD/MI

SMP/ MTs

SMA/ SMK/ MA

20

21

22

23

AK/ UNIVER DIPLO SITAS MA 24

25

JUMLAH

26

1

KAB. SAMBAS

tidak ada data

2

KAB. BENGKAYANG

tidak ada data

3

KAB. LANDAK

4

KAB. PONTIANAK

12,274

27,448

32,766

16,287

13,844

523

1,443

104,585

17,444

26,066

29,906

14,997

11,202

664

1,202

101,481

29,718

53,514

62,672

31,284

25,046

1,187

2,645

206,066

5

KAB. SANGGAU

16,702

46,675

51,344

24,967

23,775

2,157

2,416

168,036

25,135

43,096

46,601

21,614

15,997

2,067

1,430

155,940

41,837

89,771

97,945

46,581

39,772

4,224

3,846

323,976

6

KAB. KETAPANG

64,537

49,803

93,252

37,798

35,855

3,518

3,862

288,625

66,929

47,184

89,432

32,484

26,219

7

KAB. SINTANG

8

KAB. KAPUAS HULU

9

KAB. SEKADAU

10 KAB. MELAWI

tidak ada data

2,825

268,442

131,466

96,987

182,684

70,282

62,074

6,887

6,687

557,067

2,574

0

25,571

0

1,364

34,709

8,993

3,375

2,574

0

51,015

0

0

6,627

0

7,414

3,104

1,728

818

0

0

13,064

558,061

203,021

249,050

381,114

158,868

131,085

14,872

13,178

1,151,188

tidak ada data 0

709

17,927

4,418

2,390

0

0

25,444

0

655

16,782

4,575

985

tidak ada data 0

3,638

1,567

843

389

0

0

6,437

0

3,776

1,537

885

429

11 KAB. KAYONG UTARA

tidak ada data

12 KAB. KUBU RAYA

tidak ada data

13 KOTA PONTIANAK

tidak ada data

14 KOTA SINGKAWANG *)

tidak ada data

JUMLAH

3,369

93,513

128,273

Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota Tahun 2011

196,856

84,313

76,253

6,198

7,721

593,127

109,508

120,777

184,258

74,555

54,832

8,674

5,457

TABEL 6 JUMLAH KELAHIRAN MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN PROVINSI KALIMANTAN BARAT TAHUN 2011 JUMLAH KELAHIRAN NO

1

LAKI-LAKI

KABUPATEN/KOTA HIDUP

MATI

3

4

2

1

KAB. SAMBAS

2

PEREMPUAN HIDUP + MATI 5

HIDUP

MATI

6

7

LAKI-LAKI + PEREMPUAN

HIDUP + MATI 8

HIDUP

MATI

9

10

HIDUP + MATI 11

5,586

43

5,629

5,955

42

5,997

11,541

85

11,626

KAB. BENGKAYANG

-

-

-

-

-

-

4,216

26

4,242

3

KAB. LANDAK

-

-

-

-

-

-

5,643

42

5,685

4

KAB. PONTIANAK

-

-

-

-

-

-

4,425

27

4,452

5

KAB. SANGGAU

4,260

23

4,283

3,966

20

3,986

8,226

43

8,269

6

KAB. KETAPANG

-

-

-

-

-

-

9,472

67

9,539

7

KAB. SINTANG

3,127

50

3,177

3,143

45

3,188

6,270

95

6,365

8

KAB. KAPUAS HULU

1,888

30

1,918

1,735

23

1,758

3,623

53

3,676

9

KAB. SEKADAU

10

KAB. MELAWI

11

KAB. KAYONG UTARA

12

KAB. KUBU RAYA

13

KOTA PONTIANAK

14

KOTA SINGKAWANG *) JUMLAH

-

-

-

-

-

-

3,036

23

3,059

1,353

17

1,370

1,592

10

1,602

2,945

27

2,972

637

11

648

785

8

793

1,422

19

1,441

-

-

-

-

-

-

9,351

68

9,419

5,901

21

5,922

6,342

28

6,370

12,243

49

12,292

-

-

-

-

-

-

3,761

22

3,783

22,752

195

22,947

23,518

176

23,694

86,174

646

86,820

ANGKA LAHIR MATI (DILAPORKAN)

8.5

7.4

7.4

Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota Tahun 2011 Keterangan : Angka Lahir Mati (dilaporkan) tersebut di atas belum tentu menggambarkan Angka Lahir Mati yang sebenarnya di populasi

TABEL 7 JUMLAH KEMATIAN BAYI DAN BALITA MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN PROVINSI KALIMANTAN BARAT TAHUN 2011 JUMLAH KEMATIAN NO

LAKI - LAKI

KABUPATEN/KOTA

PEREMPUAN

LAKI - LAKI + PEREMPUAN

BAYI

ANAK BALITA

BALITA

BAYI

ANAK BALITA

BALITA

BAYI

ANAK BALITA

BALITA (JUMLAH)

1

2

4

5

6

7

8

9

10

11

12

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

KAB. SAMBAS KAB. BENGKAYANG KAB. LANDAK KAB. PONTIANAK KAB. SANGGAU KAB. KETAPANG KAB. SINTANG KAB. KAPUAS HULU KAB. SEKADAU KAB. MELAWI KAB. KAYONG UTARA KAB. KUBU RAYA KOTA PONTIANAK KOTA SINGKAWANG *) JUMLAH

10

1

11

11

0

11

4

2

6

8

1

9

14

5

19

6

5

11

10 19

10 2

20 21

8 16

10 2

18 18

17 15

0 0

17 15

10 6

0 0

10 6

89

20

109

65

18

83

21 36 12 67 20 71 18 35 36 27 21 65 138 21 588

1 4 3 0 10 9 20 4 0 0 0 3 16 0 70

22 40 15 67 30 80 38 39 36 27 21 68 154 21 658

3.91

0.88

4.79

2.76

0.77

3.53

6.82

0.81

7.64

ANGKA KEMATIAN (DILAPORKAN)

Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota Tahun 2011 Keterangan : Angka Kematian (dilaporkan) tersebut di atas belum tentu menggambarkan AKB/AKABA yang sebenarnya di populasi

TABEL 8 JUMLAH KEMATIAN IBU MENURUT KELOMPOK UMUR DAN KABUPATEN PROVINSI KALIMANTAN BARAT TAHUN 2011

NO

KABUPATEN/KOTA

JUMLAH LAHIR HIDUP

1

2

4

JUMLAH KEMATIAN IBU KEMATIAN IBU HAMIL

KEMATIAN IBU BERSALIN

KEMATIAN IBU NIFAS

JUMLAH KEMATIAN IBU

< 20 Thn 20-34 Thn ≥35 Thn JUMLAH < 20 Thn 20-34 Thn ≥35 Thn JUMLAH < 20 Thn 20-34 Thn ≥35 Thn JUMLAH < 20 Thn 20-34 Thn ≥35 Thn JUMLAH 5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

1

KAB. SAMBAS

11,541

0

2

1

3

0

0

2

2

1

6

3

10

1

8

6

15

2

KAB. BENGKAYANG

4,216

0

0

0

0

0

1

0

1

0

1

0

1

0

2

0

2

3

KAB. LANDAK

5,643

0

0

0

0

0

5

1

6

0

0

0

0

0

5

1

6

4

KAB. PONTIANAK

4,425

0

3

0

3

0

1

0

1

0

3

2

5

0

7

2

9

5

KAB. SANGGAU

8,226

0

0

0

0

0

0

0

9

0

0

0

0

0

0

0

9

6

KAB. KETAPANG

9,472

0

0

0

3

0

0

0

7

0

0

0

0

0

0

0

10

7

KAB. SINTANG

6,270

0

0

0

0

1

3

2

6

0

0

0

0

1

3

2

6

8

KAB. KAPUAS HULU

3,623

0

2

0

2

0

5

0

5

0

0

0

0

0

7

0

7

9

KAB. SEKADAU

3,036

0

0

0

1

0

0

0

4

0

0

0

1

0

0

0

6

10 KAB. MELAWI

2,945

0

0

0

0

0

0

0

0

0

3

0

3

0

3

0

3

11 KAB. KAYONG UTARA

1,422

0

2

0

2

0

4

0

4

0

0

0

0

0

6

0

6

12 KAB. KUBU RAYA

9,351

0

0

1

1

0

4

0

4

0

5

1

6

0

9

2

11

13 KOTA PONTIANAK

12,243

0

2

1

3

1

9

2

12

0

2

0

2

1

13

3

17

14 KOTA SINGKAWANG *)

3,761

1

0

0

1

0

1

1

2

0

0

0

0

1

1

1

JUMLAH

86,174

19

ANGKA KEMATIAN IBU (DILAPORKAN) Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota Tahun 2011 Keterangan: - Jumlah kematian ibu = jumlah kematian ibu hamil + jumlah kematian ibu bersalin + jumlah kematian ibu nifas - Angka Kematian Ibu (dilaporkan) tersebut di atas belum bisa menggambarkan AKI yang sebenarnya di populasi

63

28

3 110 127.6

TABEL 9 JUMLAH KASUS AFP (NON POLIO) DAN AFP RATE (NON POLIO) MENURUT KABUPATEN PROVINSI KALIMANTAN BARAT TAHUN 2011

NO 1

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

KABUPATEN/KOTA 2

KAB. SAMBAS KAB. BENGKAYANG KAB. LANDAK KAB. PONTIANAK KAB. SANGGAU KAB. KETAPANG KAB. SINTANG KAB. KAPUAS HULU KAB. SEKADAU KAB. MELAWI KAB. KAYONG UTARA KAB. KUBU RAYA KOTA PONTIANAK KOTA SINGKAWANG *) JUMLAH

JUMLAH PUSKESMAS

JUMLAH PENDUDUK