21 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis ...

6 downloads 195 Views 221KB Size Report
tindakan menggunakan model pembelajaran generatif dan satu kali pertemuan ... a) Peneliti bersama guru menetapkan model pembelajaran generatif.
21

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A.

Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Alasan memilih penelitian tindakan kelas untuk mencermati kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama (Arikunto, 2008 : 3). Penelitian ini terdiri dari tiga siklus, masing-masing siklus terdiri dari tiga kali pertemuan yaitu dua kali pertemuan digunakan untuk menyampaikan materi pelajaran dimana setiap pertemuan dengan waktu 2 x 40 menit dan diberi tindakan menggunakan model pembelajaran generatif dan satu kali pertemuan digunakan untuk evaluasi berupa tes dengan waktu 1x40 menit.

B.

Subyek Penelitian Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII A SMP Muhammadiyah 1 Purwokerto dengan jumlah siswa 34 siswa.

C.

Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada semester II tahun ajaran 2011/2012. Tempat pelaksanaan di SMP Muhammadiyah 1 Purwokerto.

D.

Prosedur Penelitian Prosedur penelitian ini terdiri dari 3 siklus yang setiap siklusnya terdiri dari perencanaan (planning), pelaksanaan (action), observasi (observation), evaluasi

21

22

(evaluation), dan refleksi (reflection). Setiap siklus terdiri dari tiga kali pertemuan, dimana setiap pertemuannya 2 x 40 menit. Dua pertemuan digunakan untuk pemberian materi dan satu pertemuan digunakan untuk evaluasi. Pada setiap akhir tes diadakan tes evaluasi untuk mengetahui seberapa besar peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa. Secara rinci prosedur penelitian setiap siklusnya adalah sebagai berikut: 1)

Perencanaan (planning) a) Peneliti bersama guru menetapkan model pembelajaran generatif. b) Membuat

perangkat

pembelajaran

berupa

rencana

pelaksanaan

pembelajaran (RPP) dan Lembar kerja siswa (LKS). c) Membuat instrumen penelitian berupa lembar observasi guru, lembar observasi siswa dan pedoman penskoran kemampuan pemecahan masalah. d) Membuat alat evaluasi berupa tes tertulis dan kunci jawaban. e) Menyiapkan dokumentasi pada saat proses pembelajaran berlangsung. 2)

Pelaksanaan Tindakan (action) Pada tahap pelaksanaan guru matematika kelas VII A SMP Muhammadiyah 1 Purwokerto sebagai pelaksana tindakan melakukan aktivitas

pembelajaran sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah

disusun dengan metode pembelajaran generatif.

23

Tabel 3.1. Sintaks proses pembelajaran generatif No Kegiatan Guru 1. Kegiatan Awal Guru membuka pelajaran dengan salam dan mengabsensi siswa. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. Guru menginformasikan model pembelajaran yang akan digunakan. Tahap 1 : Pendahuluan Guru memberikan contohcontoh yang ada dalam kehidupan sehari-hari yang berhubungan dengan materi. Guru memotivasi siswa untuk mengutarakan ide-ide atau konsep yang mungkin berdasarkan contoh. Guru mengelompokkan ide atau pendapat yang dikemukakan siswa dan mengklarifikasi berdasarkan konsep materi yang diajarkan. 2.

Kegiatan Inti Eksplorasi Tahap 2: Pemfokusan Guru membimbing dan mengarahkan siswa untuk menetapkan konteks permasalahan sesuai dengan ide-ide yang telah dikemukakan siswa untuk mengeksplorasi konsep. Guru menguji siswa sehubungan dengan konsep

Kegiatan Siswa Siswa mendengarkan memperhatikan guru.

dan

Siswa mendengarkan dan memperhatikan guru Siswa mendengarkan informasi yang disampaikan oleh guru.

Siswa memperhatikan dan merespon apa yang disampaikan oleh guru. Siswa memperhatikan mengutarakan ide-ide dimilikinya.

dan yang

Siswa memperhatikan penjelasan guru.

Siswa memperhatikan, memahami dan menetapkan konteks permasalahan yang ada.

Siswa memperhatikan.

24

Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok. Guru membagikan lembar kerja siswa (LKS). Elaborasi Tahan 3: Tantangan Guru mengarahkan siswa untuk berdiskusi sesuai dengan kelompoknya. Guru membimbing siswa untuk menunjukkan bukti-bukti tentang ide-ide mereka. Guru meminta siswa mempresentasikan hasil diskusi dan memberikan saran atau kritik.

3.

Konfirmasi Tahap 4: Penerapan Konsep Guru menilai kembali hasil diskusi kelas siswa dan menyatukan pendapat sesuai dengan konsep. Guru memberikan latihan soal kepada siswa untuk diselesaikan sesuai dengan konsep yang ada. Kegiatan Akhir Guru membimbing dan mengarahkan siswa untuk merangkum materi dan membuat kesimpulan. Guru memberikan tugas atau pekerjaan rumah dan pesan belajar.

Siswa duduk dengan kelompoknya masing-masing. Siswa menerima LKS dengan tertib.

Siswa menyampaikan idenya kedalam kelompok melalui forum diskusi. Siswa menyampaikan idenya di depan siswa lain. Setiap mempresentasikan pemecahan masalah

kelompok hasil

Siswa memperhatikan guru dan menyatukan pendapat tiap kelompok sesuai dengan konsep. Siswa memperhatikan dan menyelesaikan soal-soal tersebut sesuai dengan konsep. Siswa bersama guru merangkum dan membuat kesimpulan.

Siswa mencatat tugas atau pekerjaan rumah yang diberikan guru dan memperhatikan pesan dan guru. Berdasarkan tahap-tahap pembelajaran di atas, siswa diharapkan

memiliki

pengetahuan,

kemampuan

serta

ketrampilan

untuk

mengkonstruksi/membangun pengetahuan mandiri. Dengan pengetahuan

25

awal

(prior

knowledge)

yang

telah

dimiliki

sebelumnya

dan

menghubungkannya dengan konsep yang dipelajari, akhirnya siswa mampu mengkonstruksi pengetahuan baru. Menurut Wena (2009) secara garis besar ada tiga langkah yang dikerjakan guru dalam pembelajaran, yaitu sebagai berikut : a. Guru perlu melakukan identifikasi pendapat siswa tentang pelajaran yang dipelajari. b. Siswa perlu mengeksplorasi konsep dari pengalaman dan situasi kehidupan sehari-hari dan kemudian menguji pendapatnya. c. Lingkungan kelas harus nyaman dan kondusif sehingga siswa dapat mengutarakan pendapatnya tanpa rasa takut dari ejekan, dan kritikan dari temannya. Dalam hal ini, guru perlu menciptakan suasana kelas yang menyenangkan bagi semua siswa. 3) Observasi (observation) Kegiatan observasi dilakukan dengan tujuan untuk mengamati aktivitas pembelajaran guru dan siswa dalam proses belajar mengajar. Kegiatan observasi dilaksanakan oleh observer yang berjumlah empat orang pada tahap pelaksanaan. Kegiatan yang diobservasi adalah kegiatan guru dan siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung. Kegiatan guru yang diamati adalah aktivitas guru dalam mengelola pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran generatif. Sedangkan kegiatan siswa yang diamati adalah aktivitas siswa dalam proses pembelajaran. Observer I

26

bertugas mengamati kegiatan guru dan observer II, observer III dan observer IV mengamati kegiatan siswa dalam proses pembelajaran. 4) Evaluasi (evaluation) Pada tahap evaluasi ini, untuk mengukur kemampuan pemecahan masalah matematika siswa dengan mengunakan lembar evaluasi pemecahan masalah matematika. 5) Refleksi (reflection) Pada tahap refleksi, data-data yang diperoleh melalui observasi, pengamatan dan hasil evaluasi dikumpulkan dan dianalisis untuk mengukur tingkat keberhasilan dan kelemahan pelaksanaan tindakan selama satu siklus berlangsung. Berdasarkan refleksi ini, peneliti bersama-sama guru merencanakan perbaikan pada siklus selanjutnya. E.

Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan beberapa teknik, yaitu: a)

Observasi Observasi dilakukan dengan mengamati kegiatan pada saat pembelajaran berlangsung baik aktivitas guru maupun aktivitas siswa. Lembar observasi guru digunakan untuk mengetahui aktivitas guru dalam mengelola kegiatan pembelajaran, sedangkan lembar observasi siswa digunakan untuk mengamati aktivitas siswa secara individu dalam proses pembelajaran.

27

b)

Tes Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan atau alat lain yang

digunakan

untuk

mengukur

ketrampilan,

pengetahuan,

intelegensi dan kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh siswa individu maupun kelompok (Arikunto,1998: 139). Tes ini digunakan untuk mengukur kemampuan pemecahan masalah matematika siswa dan dilaksanakan pada setiap akhir siklus. Model tes yang digunakan adalah tes uraian, karena model tes uraian dapat mengembangkan daya pikir siswa untuk menyelesaikan masalah sehingga dapat mengukur kemampuan pemecahan masalah matematika siswa. Pemberian skor tes kemampuan pemecahan masalah dalam penelitian ini adalah setiap soal mengandung 4 indikator pemecahan masalah. Pedoman penskoran tes kemampuan pemecahan masalah adalah hasil modifikasi dari Wardhani yang dijabarkan sebagai berikut: Tabel 3.2. Pedoman Penskoran Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Aspek yang dinilai 1. Memahami masalah Siswa dapat menuliskan apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan. 2. Merencanakan cara penyelesaian Siswa membuat strategi untuk penyelesaian. 3. Melaksanakan rencana Siswa dapat menyelesaiakan soal sampai tuntas. 4. Mengecek kembali (looking back) Siswa mengecek kembali hasil pemecahan masalah. Skor maksimal

Skor 2

2 5 1 10

28

F.

Teknik Analisis Data Pada tahap ini dilakukan analisis data untuk menghitung hasil pengamatan selama proses pembelajaran, kriteria penilaian menggunakan 5 kategori yaitu “sangat baik”, ”baik”, ”cukup baik”, ”kurang baik”, ”sangat kurang baik” (Arikunto, 2009 : 35). Aturan untuk menghitung adalah sebagai berikut: a. Menghitung hasil observasi aktivitas guru Aktivitas guru dinilai dengan memberikan tanda check list (√ ) pada lembar observasi aktivitas guru jika guru melakukan aktivitas sesuai dengan langkah-langkah dalam pembelajaran generatif. b. Menganalisis hasil observasi aktivitas siswa Penilaian aktivitas siswa menurut Sugiyono (2009) menggunakan skor 0 dan 1. Keterangan : 0 : Siswa tidak melakukan kegiatan 1 : siswa melakukan kegiatan Untuk menganalisis data persentase skor aktivias siswa digunakan rumus :

n = Jumlah respon siswa N = Jumlah seluruh siswa

29

Sedangkan kriteria menurut Arikunto (2008 : 35) sebagai berikut : 0% ≤ Skor aktivitas siswa ≤ 20% : aktivitas siswa sangat kurang baik 20% < Skor aktivitas siswa ≤ 40% : aktivitas siswa kurang baik 40% < Skor aktivitas siswa ≤ 60% : aktivitas siswa cukup baik 60% < Skor aktivitas siswa ≤ 80% : aktivitas siswa baik 80% < Skor aktivitas siswa ≤ 100% : aktivitas siswa sangat baik c. Menganalisis hasil tes siklus Instrumen tes berbentuk soal uraian. Pembuatan instrumen dilakukan dengan membuat kisi-kisi butir soal terlebih dahulu, baru kemudian pembuatan butir soal. 1) Menurut Purwanto (2010) untuk mendapatkan nilai dilakukan perhitungan sebagai berikut :

2) Untuk menghitung rata-rata nilai setiap indikator digunakan rumus:

3) Untuk menghitung rata-rata nilai siswa digunakan rumus :

Kriteria rata-rata nilai siswa dan rata-rata skor indikator : 0 ≤ Rata-rata nilai ≤ 20

: sangat kurang baik

20 < Rata-rata nilai ≤ 40

: kurang baik

40 < Rata-rata nilai ≤ 60

: cukup baik

30

60 < Rata-rata nilai ≤ 80

: baik

80 < Rata-rata nilai ≤ 100

: sangat baik

Menurut Trianto (2010) suatu kelas dikatakan tuntas belajar apabila dikelas tersebut telah terdapat 85% yang mencapai nilai ≥ 76. Untuk menghitung ketuntasan belajar digunakan rumus : Ketuntasan belajar =

n 100% N

n = jumlah siswa yang memperoleh nilai

.

N = jumlah seluruh siswa.

G.

Indikator Keberhasilan Penelitian ini berhasil apabila rata-rata pada skor kemampuan pemecahan masalah matematika siswa pada setiap siklusnya mengalami peningkatan.