37 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

95 downloads 265 Views 105KB Size Report
penelitian korelasi. Menurut Santoso dan Tjiptono (2001, p137), mengatakan bahwa ... Menurut Indriantoro dan Supomo (2002, p69) Definisi Operasional. Variabel adalah .... diukur dari literature yang ditulis para ahli. 2. Melakukan uji coba ...
37

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian Sugiyono (2002, p11) jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian asosiatif yang memiliki hubungan kausal, mendefinisikan penelitian asosiatif yang merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antar 2 variabel atau lebih. Dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah crosstab dan penelitian korelasi. Menurut Santoso dan Tjiptono (2001, p137), mengatakan bahwa penelitian crosstab (tabulasi silang) menyajikan data dalam bentuk tabulasi yang meliputi baris dan kolom. Dengan demikian, ciri crosstab adalah adanya dua variabel atau lebih yang mempunyai hubungan secara deskriptif data untuk penyajian crosstab pada umumnya adalah data kualitatif, khususnya yang berskala nominal. Santoso dan Tjiptono (2001, p176) Korelasi bertujuan untuk mengetahui dua hal pada hubungan antar dua variabel. Yang pertama, apakah kedua variabel tersebut memang mempunyai hubungan yang signifikan. Kedua, jika terbukti hubungan adalah signifikan, bagaimana arah hubungan dan seberapa kuat hubungan tersebut.

Tabel 3.1 Desain Penelitian Tujuan

Jenis Penelitian

Unit Analisis

Time Horizon

T-1

Asosiatif - survey

Individu - Responden

Cross sectional

T-2

Asosiatif - survey

Individu - Responden

Cross sectional

T-3

Asosiatif - survey

Individu - Responden

Cross sectional

T-4

Asosiatif - survey

Individu - Responden

Cross sectional

38

Keterangan : : Untuk mengetahui variasi lifestyle berdasarkan age subculture dan

T-1 gender.

: Untuk mengetahui variasi pemilihan program televisi berdasarkan age

T-2

subculture dan gender. : Untuk mengetahui hubungan lifestyle dengan program televisi

T-3

berdasarkan perbedaan usia dan generasi. : Untuk mengetahui hubungan lifestyle terhadap pemilihan program

T-4

televisi.

3.2 Definisi Operasional Variabel Variabel harus didefinisikan secara operasional agar lebih mudah dicari hubungannya antara satu variable dengan lainnya dan pengukurannya. Tanpa operasionalisasi variabel, peneliti akan mengalami kesulitan dalam menentukan pengukuran hubungan antar variable yang masih bersifat konseptual. Menurut Indriantoro dan Supomo (2002, p69) Definisi Operasional Variabel adalah penentuan construct sehingga menjadi variabel yang dapat diamati dan diukur dengan menentukan hal yang diperlukan untuk mencapai tujuan tertentu. Menurut Sugiyono (2004, p31), definisi operasional adalah penentuan

construct sehingga menjadi variabel yang dapat diukur. Definisi operasional menjelaskan cara tertentu yang digunakan untuk meneliti dan mengoperasikan

construct, sehingga memungkinkan bagi peneliti yang lain untuk melakukan replikasi pengukuran dengan cara yang sama atau mengembangkan cara pengukuran

construct yang lebih baik.

39

Variabel penelitian adalah sesuatu yang berbentuk apa saja ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari, sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. Dalam penelitian ini, variabel yang diteliti dibagi menjadi dua kelompok Sugiyono (2006, p33), yaitu: 1. Variabel bebas (independent variable) Variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi penyebab terjadinya perubahan atau timbulnya variabel terikat. Dalam penelitian ini variabel bebasnya (X) adalah Age Subculture dan Gender. 2. Variabel Terikat (dependent variable) Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Dalam penelitian ini yang digunakan sebagai variabel terikat (Y) adalah lifestyle dan pemilihan program televisi (Z).

40

Tabel 3.2 Operasional Variabel Penelitian Variabel

Sub Varibel

Age Subculture

Gender

Lifestyle

Aktivitas

Interest

Opini

Indikator

Skala Pengukuran

Generasi Y

Dikotomi

Generasi X

Dikotomi

Pria

Dikotomi

Wanita

Dikotomi

Hiburan

Nominal

Komunitas

Nominal

Belanja

Nominal

Keluarga

Nominal

Fashion

Dikotomi

Media

Nominal

Produk

Nominal

Masalah-masalah

Dikotomi

sosial Pemilihan

program

Isi program

Nominal

Waktu siar

Nominal

Jangkauan Geografi

Nominal

televisi

3.3 Jenis dan Sumber Data Peneliitian 3.3.1

Jenis Data Jenis data yang digunakan adalah data kualitatif melalui software SPSS versi 16.0. Menurut Sugiarto (2004, p 14-17), data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka atau data kualitatif yang diangkakan, yaitu hasil dari pengolahan kuisioner.

41

1.3.2

Sumber Data Menurut Sugiarto (2004, p 14-17), jenis data yang digunakan dalam penelitian ada dua, yaitu sumber data primer dan sumber data sekunder, yaitu: 1. Sumber data primer adalah data yang diperoleh dari sumber pertama baik dan individu maupun perseorangan dengan penyebaran kuisioner dan hasil wawancara. 2. Sumber data sekunder adalah data yang diperoleh dari penelitian kepustakaan atau bahan yang bersifat teoritis yang relevan dengan penelitian buku-buku, majalah, internet dan media lainnya. Sumber data yang digunakan oleh penulis adalah jenis data primer dan jenis data kualitatif. Data diperoleh dari kuisioner yang digunakan untuk mengukur lifestyle pelanggan dalam menentukan

pemilihan program televisi berdasarkan perbedaan age subculture dan gender. Tabel 3.3 Jenis dan Sumber Data Penelitian Tujuan

Data

Sumber Data

Jenis Data

T-1

Kuisioner - Penonton

Primer

Kualitatif

T-2

Kuisioner - Penonton

Primer

Kualitatif

T-3

Kuisioner - Penonton

Primer

Kualitatif

T-4

Kuisioner - Penonton

Primer

Kualitatif

3.4 Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Studi Kepustakaan Studi

kepustakaan

merupakan

penelitian

yang

dilakukan

dengan

cara

mengumpulkan data, mencatat, mempelajari text book dan buku–buku atau

42

referensi, seperti jurnal, media cetak lainnya di perpustakaan dan Badan Pusat Statistik, internet berkaitan dengan masalah yang dihadapi. Studi kepustakaan berfungsi untuk mendapatkan informasi bersifat teoritis yang akan diteliti sehingga penelitian memiliki landasan yang kuat sebagai suatu hasil ilmiah. 2. Studi Lapangan (Field Research) Studi

lapangan

adalah

suatu

penelitian

yang

dilakukan

dengan

cara

mengumpulkan data secara langsung pada konsumen atau penonton program televisi yang menjadi objek penelitian. Data yang diperoleh dari penelitian ini adalah data primer. Tujuannya untuk memperoleh data secara langsung baik dari perusahaan maupun responden yang menjadi objek penelitian. Cara memperoleh data ini adalah: •

Wawancara Salah satu teknik pengumpulan data dimana pelaksanaannya dapat dilakukan secara langsung berhadapan dengan yang diwawancarai, dapat juga secara tidak langsung seperti memberikan daftar pertanyaan untuk dijawab pada kesempatan lain.



Kuisioner Salah

satu

cara

pengumpulan

data

dengan

memberikan

atau

menyebarkan daftar pertanyaan kepada responden dengan harapan mereka akan memberikan respon atas daftar pertanyaan tersebut.

3.5 Populasi dan Sampel Menurut Riduwan dan kuncoro (2007, p38) populasi merupakan keseluruhan dari karakteristik atau unit hasil pengukuran yang menjadi objek penelitian atau populasi merupakan objek atau subjek yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi syarat –syarat tertentu berkaitan dengan masalah penelitian. Menurut Sugiyono (2008, p115) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik

43

tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Menurut (Umar, 2008, p77), populasi diartikan sebagai wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai karakteristik tertentu dan mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi anggota sampel. Sedangkan, sampel merupakan bagian kecil dari suatu populasi. Hermawan (2005, p147) di dalam statistik dikenal dua cara pengumpulan data, yaitu cara sensus dan cara sampling. Sensus adalah cara pengumpulan data di mana seluruh elemen populasi diselidik satu per satu. Ada dua alasan dilakukannya sensus: (1) Suatu penelitian sensus akan layak dilakukan jika populasinya relative sedikit dan (2) suatu penelitian sensus hanya diperlukan jika unit elemen populasi sangat bervariasi. Menurut Sugiyono (2004, p73), pengertian sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Dari beberapa pendapat tersebut dapat ditarik kesimpulan, sample adalah: bagian dari populasi yang mempunyai ciri-ciri atau keadaan tertentu yang akan diteliti. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah

non probability sampling adalah suatu metode pemilihan ukuran sampel di mana setiap anggota populasi mempunyai peluang yang sama untuk dipilih menjadi anggota sampel, sehingga metode ini sering disebut sebagai prosedur terbaik. Quota

Sampling, Accidental Sampling, Purposive Sampling, dan snowball sampling (Santoso, 2001, p89). Dan dalam penelitian ini digunakan Quota Sampling, dimana metode ini memilih sample yang mempunyai ciri-ciri tertentu dalam jumlah atau kuota yang diinginkan. Populasi yang akan diteliti dan digunakan adalah mereka yang termasuk ke dalam anggota gen y, gen X, dan Baby Boomers. (gen Y berusia 15-32 tahun dan gen X usia 44 tahun–usia 33 tahun). Selain itu sampel yang diambil pun dari tiap generasi harus berjenis kelamin pria dan wanita.

44

3.6 Teknik Pengolahan Sampel Menurut Slovin (2003, p146) penentuan jumlah sampel (responden) adalah sebagai berikut :

n=

N 1 + N e2

Dimana : n = Jumlah Sampel N = Jumlah Populasi e2 = Presisi yang ditetapkan 10%, dengan tingkat kepercayaan 95%

untuk sampel penonton DKI Jakarta bergender laki-laki n=

4.848.577 1 + 4.848.577 x 0.12

n = 99,99 dibulatkan menjadi 100 responden laki-laki

untuk sampel penonton DKI Jakarta bergender laki-laki n=

4.718.550 1 + 4.718.550 x 0.12

n = 99,99 dibulatkan menjadi 100 responden perempuan

Dari perhitungan di atas, sampel yang harus diambil paling sedikit adalah 100 responden laki-laki dan 100 responden perempuan. Karakteristik pemilihan responden adalah masyarakat yang berusia 16-33 tahun dan 34-45 tahun yang menyukai dan sering menonton program Trans TV. Wilayah penyebaran kuisioner adalah DKI Jakarta yang terdiri dari lima wilayah, yaitu : Jakarta Selatan (Pondok Indah Mall), Jakarta Timur (Cibubur Junction), Jakarta Pusat (gajah mada), Jakarta Barat (Central Park) dan Jakarta Utara (Pluit Village). Oleh karena itu 100

45

responden laki-laki dan 100 responden perempuan akan dibagi kembali berdasarkan perbandingan wilayah tersebut Tabel 3.4 Tabel jumlah penduduk per wilayah No.

Provinsi

Jumlah laki laki

Jumlah Perempuan

1.

Jakarta Selatan

1.039.677

1.017.403

2.

Jakarta Timur

1.368.857

1.318.170

3.

Jakarta Pusat

453.505

445.378

4.

Jakarta Barat

1.162.379

1.116.446

5.

Jakarta Utara

824.159

821.153

4.848.577

4.718.550

Sumber: Data BPS

Tabel 3.5 Tabel jumlah penduduk per wilayah Provinsi

Perhitungan jumlah sampel per

Perhitungan jumlah sampel per wilayah

wilayah untuk laki-laki

untuk perempuan

Jakarta Selatan

1.039.677/4.848.577 = 21,45 = 22

1.017.403/4.718.550 = 21,56 = 22

Jakarta Timur

1.368.857/4.848.577 = 28.23 = 28

1.318.170/4.718.550 = 27,93 = 28

Jakarta Pusat

453.505/4.848.577 = 9.53

=9

445.378/4.718.550 = 9,43

=9

Jakarta Barat

1.162.379/4.848.577 = 23.97 = 24

1.116.446/4.728.926 = 23,66 = 24

Jakarta Utara

824.159/4.848.577 = 16.99 = 17

821.153/4.718.550 = 17.40

Jumlah

100 responden

= 17

100 responden

3.7 Metode Analisis Data Metode analisis data yang digunakan adalah SPSS versi 13.0. dengan menggunakan metode crosstab. Dalam penelitian ini, metode analisis menggunakan teknik crosstab dan diskriminan. Analisis ini akan dilakukan dengan menyebarkan kuisioner yang bersifat terbuka karena disebarkan ke penonton program televisi. 3.7.1 Uji Validitas

46

Menurut Umar (2005, p167), Uji validitas adalah suatu uji yang digunakan untuk menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur itu mampu mengukur apa yang ingin diukur. Jadi, pada uji validitas dilakukan untuk meyakinkan bahwa hasil pengukuran sesuai dengan apa yang ingin kita ukur. Langkah-langkah operasional pengujian validitas adalah sebagai berikut: 1. Mencari definisi dan rumusan tentang konsep penelitian yang akan diukur dari literature yang ditulis para ahli. 2. Melakukan uji coba pengukuran tersebut pada sejumlah responden. Sangat disarankan agar jumlah responden untuk uji coba minimal 30 orang. Dengan jumlah minimal 30 orang ini, distributor (nilai) akan lebih mendekati kurva normal. 3. Menentukan hipotesis HO : Skor pernyataan berkorelasi positif dengan skor factor (r hitung) H1 : Skor butir berkorelasi positif dengan skor factor 4. Menentukan nilai r table Dari table r untuk df (degree of freedom) = jumlah responden -2 atau dalam kasus ini df = 30-2 = 28. Tingkat sig 5%. 5. Mencari r hasil Disini r hasil untuk tiap item (variable) dapat dilihat pada kolom corrected item-total correlation. 6. Mengambil keputusan Jika r hasil tidak positif, serta r hasil < r tabel, maka pertanyaan tersebut tidak valid. Untuk uji tingkat validitas, instrumen dalam penelitian ini akan digunakan rumus sebagai berikut :

47

r hitung =

n (∑ Xi Yi) – (∑Xi) . (∑Yi) √ { n .∑Xi 2 – (∑Xi) 2} . {n. ∑Yi2 – (∑Yi) 2}

Dimana: r hitung = koefisien korelasi ∑Xi

= jumlah skor item

∑Yi

= jumlah skor total (seluruh item)

N

= jumlah responden

3.7.2 Uji Reliabilitas Menurut

Nugroho

(2005,

p79),

reliabilitas

adalah

keandalan

merupakan ukuran suatu kestabilan dan konsistensi responden dalam menjawab pertanyaan yang merupakan suatu dimensi dari variabel dan disusun dalam bentuk kuisioner. Tinggi rendahnya reliabilitas secara empiris ditunjukan oleh suatu angka yang disebut koefisien reliabilitas berkisar antara 0,00-1,00 akan tetapi pada kenyataannya koefisien reliabilitas 1,00 tidak pernah dicapai dalam pengukuran, karena manusia sebagai subjek pengukuran psikologis merupakan kekeliruan yang potensial. Disamping itu, walaupun koefisien korelasi dapat bertanda positif (+) atau negative (-), akan tetapi dalam hal reliabilitas, koefisien yang besarnya kirang dari nol (0,00) tidak ada artinya karena interprestasi reliabilitas selalu mengacu kepada koefisien reliabilitas yang positif.

48

Tabel 3.6 Tingkat Reliabilitas berdasarkan Nilai Alpha

Alpha

Tingkat Reliabilitas

0,00 – 0,20

Kurang Reliabel

>0,20 – 0,40

Agak Reliabel

>0,40 – 0,60

Cukup Reliabel

>0,60 – 0,80

Reliabel

>0,80 – 1,00

Sangat Reliabel

3.7.3 Analisis Tabulasi Silang (Crosstabs) Santoso dan Tjiptono (2002, p99) dalam analisis data riset pemasaran yang sebagian besar berhubungan dengan ilmu statistik, penggunaan metode statistik atau biasa disebut dengan rumus statistik ditentukan oleh beberapa faktor: 1. Jenis data yang akan diolah. Seperti telah disebutkan ada empat jenis data, yaitu nominal, ordinal, interval dan rasio. 2. Jumlah variabel, apakah univariate (satu variabel) atau multivariate (dua atau lebih variabel). Santoso dan Tjiptono (2004, p137) Metode tabulasi silang digunakan untuk melihat hubungan antara dua variabel dalam satu tabel. Variabel yang dianalisa dengan metode ini adalah variabel yang bersifat kualitatif, yaitu yang memiliki skala nominal. Tabulasi silang merupakan cara termudah melihat asosiasi dalam sejumlah data dengan perhitungan persentase. Tabulasi silang merupakan salah satu alat yang paling berguna untuk mempelajari hubungan diantara variabel-variabel karena hasilnya mudah dikomunikasikan.

49

Selanjutnya tabulasi silang dapat memberikan masukkan atau pandangan mengenai sifat hubungan, karena penambahan satu atau lebih variabel pada analisis kualifikasi silang dua arah adalah sama dengan mempertahankan masing-masing variabel tetap konstan. Tabulasi silang dapat digunakan jika : 1.

Salah satu variabel bersifat kualitatif dan lainnya kuantitatif

2.

Kedua variabel berupa variabel kualitatif. Sisi (kolom) sebelah kiri dan baris atas menyatakan kelas untuk

kedua

variabel

yang

digunakan.

Untuk

menginterpretasikan

hasil

pengolahan data pada tabulasi silang, ada dua hal yang perlu diperhatikan, yaitu : 1. Apakah tingkat asosiasi antar variabel yang diukur tersebut signifikan atau tidak 2. Seberapa kuat tingkat asosiasi antar variabel yang diukur tersebut. Variabel-variabel yang dipaparkan dalam suatu tabel tabulasi silang berguna untuk : 1. Menganalisis hubungan-hubungan antar variabel yang terjadi. 2. Melihat bagaimana kedua atau beberapa variabel berhubungan. 3. Mengatur data untuk keperluan analisis statistik. 4. Untuk mengadakan kontrol terhadap variabel tertentu sehingga dapat dianalisis tentang ada tidaknya hubungan palsu (spurious relations). 5.

Untuk mengecekapakah terdapat kesalahan-kesalahan dalam kode ataupun jawaban dari daftar pertanyaan (kuisioner).

50

3.7.4 Analisis Korelasi Menurut Santoso (2010, p 176) mengatakan bahwa pada prinsipnya, prosedur korelasi bertujuan untuk mengetahui dua hal pada hubungan antar dua variabel : 1. Apakah kedua variabel tersebut memang mempunyai hubungan yang signifikan 2. Jika terbukti hubungan adalah signifikan, bagaimana arah hubungan dan seberapa kuat hubungan tersebut. Sesuai dengan jenis data yang ada, yaitu nominal, ordinal, interval dan rasio maka SPSS 16.0 menyediakan menu untuk mengukur korelasi variabel-variabel yang memiliki data berbeda-beda. Hipotesis : H0 = tidak ada hubungan antara baris dan kolom atau lifestyle seseorang responden tidak berpengaruh pada pemilihan program televisi. H1 =ada hubungan antara baris dan kolom atau lifestyle seerang responden berpengaruh pada pemilihan program televisi.

Pengambilan Keputusan : Dengan membandingkan Chi-Square Hitung dengan Chi-Square tabel: 1. Jika Chi-Square Hitung < Chi-Square tabel, H0 diterima 2. Jika Chi-Square Hitung > Chi-Square tabel, H0 ditolak Dasar pengambilan keputusan berdasarkan probabilitas : 1. Jika probabilitas > 0,05, maka H0 diterima. 2. Jika probabilitas < 0,05, maka H0 ditolak.

Keputusan : dilihat pada kolom Pearson Chi-Square, angka Asymp. Sig.

51

3.8 Rancangan Implikasi Hasil Penelitian Rancangan implikasi untuk hasil penelitian tentang “Analisis Lifestyle berdasarkan Age Subculture dan Gender terhadap program televisi”. Tujuan dari rancangan ini adalah untuk mengetahui bagaimanakah perbedaan lifestyle generasi X dan generasi Y serta gender pria dan wanita di Indonesia untuk mengetahui bagaimanakah perbedaan lifestyle mereka dalam pemilihan program televisi dan membantu

dalam

melakukan

pendekatan

perilaku

konsumen

berdasarkan

perbedaan lifestyle. Diharapkan implikasi yang dapat diberikan untuk PT. Televisi Transformasi Indonesia adalah bagaimana metode perhitungan crosstab dengan toolsnya SPSS 16.0 dapat menganalisa varian lifestyle berdasarkan Age Subculture dan Gender dan dampaknya terhadap pemilihan program televisi untuk membantu Trans TV dalam menyesuaikan lifestyle dengan program televisinya. Diharapkan implikasi dari penelitian ini dapat memberikan hasil yang memuaskan bagi kedua belah pihak. Hasil penelitian tentang perbedaan Lifestyle berdasarkan Age

Subculture dan Gender terhadap program televisi diharapkan dapat digunakan oleh Trans TV sebagai acuan bagi Trans TV untuk mengadakan penelitian lanjutan mengenai kesesuaian program televisi berdasarkan perbedaan lifestyle. Selain itu dengan

mengetahui

perbedaan

ini

dapat

membantu

Trans

TV

untuk

mengembangkan kinerjanya dalam penyesuaian pemilihan program televisi dengan perbedaan lifestyle.

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN