Kecerdasan Emosional, Spiritual intelijen, dan kecerdasan Fisik gagal untuk ...
Kata kunci: Quotient Intelektual, Emotional Quotient, Spiritual Quotient, ...
Ardana, Aritonang & Dermawan: Kecerdasan Intelektual, Kecerdasan Emosional…
KECERDASAN INTELEKTUAL, KECERDASAN EMOSIONAL, KECERDASAN SPIRITUAL, DAN KESEHATAN FISIK UNTUK MEMPREDIKSI PRESTASI BELAJAR MAHASISWA AKUNTANSI (Studi Empiris Pada Mahasiswa Tingkat Akhir (Skripsi) S1 Akuntansi FE Untar) I Cenik Ardana, Lerbin R. Aritonang & Elizabeth Sugiarto Dermawan Fakultas Ekonomi Universitas Tarumanagara Jakarta Email:
[email protected] Abstract: This is a replicative research of some previous ones. The purpose of this research is to examine if Intellectual Quotient, Emotional Intelligence, Spiritual Intelligence, and Physical Intelligence can predict Academic Performance of Accounting Student. The population is all accounting student in final level of Economic Faculty, University of Tarumanagara in 2011-2012 academic year. Sample is randomly chosen from the population. The hypothesis test is using correlation and linear regression model. The test indicates that Intellectual Quotient, Emotional Intelligence, Spiritual Intelligence, and Physical Intelligence are positively correlated to Academic Performance of Accounting Student, but only Intellectual Quotient can significantly predict the academic performance of accounting student, while the other independent variables: Emotional Intelligence, Spiritual Intelligence, and Physical Intelligence failed to predict Academic Performance of Accounting Student (the partial correlation of these independent variables to academic performance of accounting student is weak and insignificant). Keywords: Intellectual Quotient, Emotional Quotient, Spiritual Quotient, Physical Health, Academic Performance. Abstrak: Penelitian ini merupakan penelitian replikasi dari beberapa yang sebelumnya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji apakah Intellectual Quotient, Emotional Intelligence, Kecerdasan Spiritual, dan Kecerdasan Fisik dapat memprediksi Prestasi Akademik Mahasiswa Akuntansi. Populasi adalah semua mahasiswa akuntansi tingkat akhir Fakultas Ekonomi, Universitas Tarumanagara pada tahun 2011-2012 tahun akademik . Sampel dipilih secara acak dari populasi. Uji hipotesis menggunakan korelasi dan regresi linear. Tes menunjukkan bahwa Intellectual Quotient, Emotional Intelligence, Kecerdasan Spiritual, dan Kecerdasan Fisik tersebut berkorelasi positif dengan Prestasi Akademik Mahasiswa Akuntansi, tetapi hanya Intelektual Quotient secara signifikan dapat memprediksi kinerja akademik mahasiswa akuntansi, sedangkan variabel independen lain: Kecerdasan Emosional, Spiritual intelijen, dan kecerdasan Fisik gagal untuk memprediksi Prestasi Akademik mahasiswa akuntansi (korelasi parsial dari variabel-variabel independen terhadap kinerja akademik mahasiswa akuntansi lemah dan tidak signifikan ) . Kata kunci: Quotient Intelektual, Emotional Quotient, Spiritual Quotient, Kesehatan Fisik, Prestasi Akademik. PENDAHULUAN Krisis perekonomian global yang akhir-akhir ini disinyalir akan berkepanjangan terjadi, antara lain disebabkan oleh sifat manusia modern dan para pelaku bisnis seperti yang Jurnal Akuntansi/Volume XVII, No. 03, September 2013: 444-458
444
Ardana, Aritonang & Dermawan: Kecerdasan Intelektual, Kecerdasan Emosional…
dilukiskan oleh Zohar dan Marshall (2005b) memiliki sifat Erisychthon. Erisychthon adalah seorang tokoh (saudagar) dalam mitologi Yunani yang sangat serakah, tidak peduli terhadap kelestarian alam dan orang lain dan tentu saja tidak percaya Tuhan. Zohar dan Marshall (2005b) selanjutnya melukiskan bahwa Erisychthon adalah simbul puncak dari manusia ekonomi dan cara menjalankan bisnis dalam kapitalisme kontemporer dewasa ini, yang dilandasi oleh asumsi rasionalitas, namun kurang memperhatikan aspek emosional dan spiritualitas. Mahasiswa S 1 Akuntansi tingkat akhir, yang tidak lama lagi akan menjadi Sarjana baru Akuntansi, perlu memiliki kompetensi yang berimbang dan berkelanjutan dilihat dari empat dimensi: kesehatan fisik (KF), kecerdasan intelektual (KI), kecerdasan emosional (KE), dan kecerdasan spiritual (KS). Keseimbangan keempat jenis kecerdasan ini mencerminkan hakikat kehidupan manusia utuh yang sangat diperlukan demi kemajuan bangsa Indonesia (Agoes & Ardana,2009). Oleh karena itu proses pendidikan akuntansi harus dilandasi oleh kurikulum yang mencerminkan hakikat manusia utuh. Mengingat berbagai hal sebagaimana diuraikan di atas, penelitian ini ingin mendeskripsikan KI, KE, KS, dan KF dalam memprediksi prestasi belajar para mahasiswa S1 Akuntansi tingkat akhir (skripsi) FE Untar. Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah: (1) Apakah Kecerdasan Intelek (KI) dapat digunakan untuk memprediksi Prestasi Belajar Mahasiswa (PB) S1 Akuntansi tingkat akhir (skripsi)?; (2) Apakah Kecerdasan Emosional (KE) dapat digunakan untuk memprediksi Prestasi Belajar Mahasiswa (PB) S1 Akuntansi tingkat akhir (skripsi)?; (3) Apakah Kecerdasan Spiritual (KS) dapat digunakan untuk memprediksi Prestasi Belajar Mahasiswa (PB) S1 Akuntansi tingkat akhir (skripsi)?; (4) Apakah Kesehatan Fisik (KF) dapat digunakan untuk memprediksi Prestasi Belajar Mahasiswa (PB) S1 Akuntansi tingkat akhir (skripsi)?; (5) Apakah KI, KE, KS, dan KF secara bersama-sama dapat digunakan untuk memprediksi Prestasi Belajar Mahasiswa (PB) S1 Akuntansi tingkat akhir (skripsi)? Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh bukti empiris apakah KI, KE, KS, dan KF dapat digunakan untuk memprediksi PB S1 Akuntansi tingkat akhir (skripsi), baik secara parsial maupun serentak. Diharapkan, hasil penelitian ini juga dapat bermanfaat bagi pimpinan Program Studi S1 Akuntansi untuk mengevaluasi kurikulum S1 Akuntansi, serta untuk mengevaluasi secara menyeluruh kesiapan para mahasiswa dalam menghadapi tantangan di dunia kerja, agar dapat menghasilkan peserta didik sebagai manusia utuh. Kecerdasan Intelektual (KI). Kecerdasan dalam arti umum adalah kemampuan umum yang membedakan kualitas orang yang satu dengan yang lain (Joseph, 1978 dalam Trihandini, 2005). Salah satu ukuran kecerdasan yang sudah sangat akrab ditelinga manusia adalah KI (IQ). KI sering juga disebut inteligensi, yang berarti kemampuan kognitif yang dimiliki suatu organisme untuk menyesuaikan diri secara efektif pada lingkungan yang kompleks dan selalu berubah serta dipengaruhi oleh faktor genetik (Galton, dalam Trihandini, 2005). KI (yang saat ini diketahui bekerja di belahan otak kiri) merupakan salah satu ukuran kemampuan yang berperan dalam pemrosesan logika, bahasa dan matematika (Nafis, 2006). Covey (2005) mengatakan bahwa KI adalah kemampuan manusia untuk menganalisis, berpikir dan menentukan hubungan sebab-akibat, berpikir secara abstrak, menggunakan bahasa, memvisualisasikan sesuatu, dan memahami sesuatu. Behling (1998) mengemukakan KI sama dengan kemampuan kognisi, yaitu kemampuan yang didalamnya mencakup belajar dan memecahkan masalah, menggunakan simbul dan bahasa. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa KI adalah kemampuan manusia untuk berpikir secara Jurnal Akuntansi/Volume XVII, No. 03, September 2013: 444-458
445
Ardana, Aritonang & Dermawan: Kecerdasan Intelektual, Kecerdasan Emosional…
rasional, menganalisis, menentukan hubungan sebab-akibat, berpikir secara abstrak, menggunakan bahasa, memvisualisasikan sesuatu, dan memahami sesuatu. Kecerdasan Emosional (KE). Sebelum Gardner (dalam Amstrong, 2002) mengemukakan kecerdasan ganda, kebudayaan Amerika Serikat telah terlalu banyak memusatkan perhatian pada pemikiran verbal dan logis – kemampuan yang secara tipikal dinilai dalam tes KI. Gardner mengatakan bahwa manusia sekurang-kurangnya mempunyai tujuh kecerdasan sehingga teorinya sering disebut sebagai kecerdasan ganda (multiple intelligence). Kecerdasan tersebut ialah: kecerdasan linguistik, logis-matematis, spasial, musikal, kinestetik-jasmani, antarpribadi, dan intrapribadi. Istilah EQ (KE) pertama kali dilontarkan oleh Salovey dan Mayer (1990), namun konsep KE dipopulerkan oleh Goleman pada tahun 1995 (Shapiro, 1997). Jordan (2006) mengemukakan pula bahwa kecerdasan emosional memegang peranan penting untuk memprediksi kinerja suatu tim. Segal (1997) mengatakan bahwa emosi dan akal adalah dua bagian dari satu keseluruhan, dimana wilayah KE adalah hubungan pribadi dan antarpribadi; KE bertanggung jawab atas harga diri, kesadaran diri, kepekaan sosial, dan kemampuan adaptasi sosial. Sementara itu, pakar ESQ Indonesia yang telah dikenal luas, Ary Ginanjar Agustian (2001) memandang KE dalam konteks hubungan manusia dengan manusia lainnya. Reuven Bar-On (dalam Stein & Book, 2000) menjabarkan KE ini ke dalam lima domain yang terdiri dari domain intrapribadi, antar pribadi, pengendalian stres, penyesuaian diri, dan suasana hati umum. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa KE adalah kecerdasan yang berhubungan dengan kemampuan pribadi dan kemampuan sosial. Kecerdasan Spiritual (KS). Istilah spiritual berasal dari bahasa Latin spiritus yang berarti prinsip yang memvitalisasi suatu organisme, atau bisa juga berasal dari bahasa Latin sapientia (sophia dalam bahasa Yunani) yang berarti ‘kearifan’ – kecerdasan kearifan (Zohar & Marshall, 2005b). Sifat spiritual manusia diketahui dari agama-agama besar di dunia yang mengabarkan bahwa manusia adalah makhluk spiritual yang kini tengah melewati eksistensi fisik sebagai bagian dari perjalanan spiritual kekal manusia (Khavari, 2000). Selman, et al., (2005) mengatakan bahwa: “Spiritual Intelligence is about having a direction in life, and being able to heal ourselves of all the resentment--- It is thinking of ourselves as an expression of a higher reality”.
Madhu Jain dan Prema Purohit (2006) mencoba meyakinkan bahwa hidup menjadi manusia (human beings) berarti menjalani kehidupan yang bersifat spiritual. Dari beberapa penjelasan tentang KS di atas, dapat disimpulkan bahwa KS adalah kemampuan manusia untuk menghayati keterhubungan dirinya dengan kekuatan tak terbatas (Tuhan), serta menyadari tingkat kebermaknaan hidup dan sifat-sifat keilahian yang ada di dalam diri manusia. Kesehatan Fisik (KF). Barangkali elemen fisik (materi, tubuh) paling mudah dipahami, mudah dikenali oleh pancaindera manusia. Elemen fisik mencakup segala yang kasat mata (dunia fisik maupun tubuh fisik) (Ray, 2009). Tubuh (fisik) manusia merupakan sistim yang luar biasa yang terbentuk dari triliunan sel-sel. Sel-sel ini membentuk berbagai jaringan yang sangat rumit tapi semua jaringan ini di samping berfungsi sendiri-sendiri, juga mampu melakukan kerja sama dan koordinasi antar jaringan dengan kecermatan yang sangat tinggi. Dengan demikian, sel-sel tubuh manusia ini juga mempunyai kecerdasan, (Chopra, 2004). Jurnal Akuntansi/Volume XVII, No. 03, September 2013: 444-458
446
Ardana, Aritonang & Dermawan: Kecerdasan Intelektual, Kecerdasan Emosional…
Schwartz (dalam Al-Kusayer, 2009) mengatakan bahwa jantung memiliki kekuatan khusus yang sanggup menyimpan berbagai informasi dan mengobatinya sekaligus. Ini menunjukkan bahwa daya ingat bukan hanya di otak saja, tetapi jantungpun terkadang menjadi penggerak dan pengendali daya ingat tersebut. Tubuh manusia merupakan seperangkat mesin cerdas yang mengalahkan bahkan komputer tercanggih sekalipun (Covey, 2007). Walaupun elemen fisik (tubuh) manusia merupakan mesin yang luar biasa, namun hampir semua kondisi ketahanan/kesehatan fisik jangka panjang ditentukan oleh hasil dari tingkah laku dan kebiasaan-kebiasaan setiap orang yang telah terakumulasi selama beberapa waktu (Shinya, 2007). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa KF adalah kondisi kesehatan yang berhubungan dengan keseluruhan anatomi tubuh(fisik) manusia yang terbentuk dari elemen mineral, nabati dan hewani, dimana kualitas kesehatannya ditentukan oleh hasil dari tingkah laku dan kebiasaan- kebiasaan seseorang yang telah terakumulasi selama beberapa waktu. Prestasi Belajar Mahasiwa S1 Akuntansi. Tujuan pendidikan pada program S1 Akuntansi pada perguruan tinggi adalah untuk mendidik mahasiswa untuk menjadi sarjana S1 Akuntansi yang mempunyai kompetensi minimal tertentu. Prestasi belajar, atau hasil belajar sebenarnya mencerminkan kompetensi yang dicapai oleh pembelajar dari proses pembelajaran. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2000 tentang Sistim Pendidikan Nasional, pada pasal 35(1) dinyatakan bahwa kompetensi lulusan adalah kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan sesuai dengan standar nasional yang telah disepakati. Dalam Undang-Undang No 13, tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan dikatakan bahwa kompetensi adalah kemampuan kerja setiap individu yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang sesuai dengan standar yang ditetapkan. Dalam Undang-Undang No.14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, dijumpai pengertian kompetensi (guru dan dosen) sebagai seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalan. Dari ke-tiga definisi di atas menjadi jelas bahwa kompetensi tidak hanya mencakup pengetahuan (knowledge) saja, tetapi sekaligus juga mencerminkan keterampilan (skill) dan sikap/perilaku (attitude/behavioral) tertentu yang dicapai oleh pembelajar. Dalam dunia pendidikan dikenal adanya taksonomi tujuan pendidikan menurut Bloom (Hamalik, 2005) yang terdiri dari domain kognitif, afektif, dan psikomotorik. Domain kognitif menitik beratkan pada proses intelektual dan proses ini memerlukan KI. Domain afektif mencakup sikap, perasaan, emosi, dan karakteristik moral karena itu domain ini memerlukan KE, dan KS. Sedangkan domain psikomotorik menekankan pada latihan gerak dan kontrol jasmaniah yang tentu saja memerlukan KF. Bencana besar yang menimpa perekonomian Amerika Serikat menjelang akhir abad ke-20 lebih disebabkan oleh pengabaian kompetensi sikap dan perilaku berupa pelanggaran terhadap kode etik profesi yang dilakukan oleh pimpinan puncak perusahaanperusahaan multi nasional seperti Enron, WorldCom yang bekerja sama dengan profesi akuntan publik Arthur Anderson (Brooks, 2007). Penelitian Terdahulu. Penelitian tentang hubungan KI(IQ) dengan prestasi akademik telah banyak dilakukan, antara lain oleh Rohde & Thompson (2009) yang melaporkan Jurnal Akuntansi/Volume XVII, No. 03, September 2013: 444-458
447
Ardana, Aritonang & Dermawan: Kecerdasan Intelektual, Kecerdasan Emosional…
bahwa KI dapat memprediksi prestasi akademik yang diukur dengan GPA Scores. Dalam Jurnal IQ Lift Intelligence Tool (2009) banyak dipublikasikah hasil-hasil penelitian tentang hubungan KI dengan prestasi akademik yang telah membuktikan adanya korelasi positif antara tingkat IQ dengan tingkat prestasi akademik. Penelitian-penelitian yang mengkaitkan kompetensi, kinerja, prestasi, atau keberhasilan dengan beragam kecerdasan, yang tidak lagi hanya dikaitkan dengan KI semata, sudah mulai banyak dilakukan. Hamilton (2008) menemukan adanya hubungan yang kuat antara kecerdasan emosional dengan keberhasilan penjualan hipotek di Amerika Serikat. Crump (2008), mengungkapkan adanya hubungan signifikan antara kepuasan kerja dengan kecerdasan emosional karyawan. Stokely (2008) menemukan adanya hubungan antara kecerdasan emosional dengan kepemimpinan yang sukses di sektor industri retail. Miller & Thoresen (2003) meneliti hubungan antara kecerdasan spiritual/religiusitas dengan kesehatan warga Amerika Serikat, dan menemukan bukti adanya hubungan yang cukup substansial antara KS dengan kesehatan warga. Beberapa peneliti telah melakukan penelitian untuk mengetahui hubungan kecerdasan emosional (KE) dengan prestasi akademik namun hasilnya tidak cukup berhasil (lihat Nada Salem Abisamra, 2000). Parker, etal., (2005) meneliti pengaruh KE dalam menentukan keberhasilan mahasiswa melewati pendidikan masa transisi di tahun awal pendidikan di perguruan tinggi, menemukan bahwa KE berkorelasi dengan tingkat keberhasilan pendidikan selama masa transisi tersebut. Penelitian tentang hubungan antara kesehatan fisik (KF) dengan prestasi akademik telah banyak dilakukan di Amerika Serikat, antara lain dilakukan oleh Scheuer dan Mitchell (2003). Hasil penelitian mereka menunjukkan bahwa ada hubungan positif antara KF dengan prestasi akademik mahasiswa, meskipun beberapa penelitian lainnya mengungkapkan hubungan tersebut tidak terlalu kuat (lihat misalnya penelitian Welk, etal., 2010). Hasil penelitian Scheuer dan Mitchell sekaligus memperkuat hasil-hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh the California Department of Education; Dwyer, Sallis, Blizzard, Lazarus, & Dean (2001); Dwyer etal. (1983); Linder (1999) (dalam Scheuer dan Mitchell, 2003). Sunia Fukofuka (2007) meneliti pengaruh spiritualitas terhadap prestasi akademik siswa, menemukan bahwa tingkat spiritualitas ikut mempengaruhi prestasi akademik siswa. Walker & Dixon (2002) meneliti hubungan spiritualitas dengan prestasi akademik mahasiswa warga Amerika Serikat dari golongan kulit hitam juga menemukan adanya korelasi positif antara tingkat spiritualitas dengan prestasi akademik mereka. Di Indonesia, walaupun belum begitu banyak, mulai muncul penelitian-penelitian lintas disiplin yang mengkaitkan KI, KE, dan KS (aspek mental-psikologis-spiritual) dengan kinerja, sikap etis dan pemahaman akuntansi bagi seorang akuntan/mahasiswa akuntansi. Tikollah, Triyuwono, Ludigdo (2006) mempublikasikan hasil penelitian tentang pengaruh KI, KE, dan KS terhadap Sikap Etis Mahasiswa Akuntansi di perguruan tinggi negeri Makasar, dan terbukti bahwa KI, KE, dan KS secara bersama-sama berpengaruh terhadap sikap etis mahasiswa akuntansi. Trihandini (2005), misalnya mencoba menganalisis pengaruh KI, KE, dan KS terhadap kinerja karyawan Hotel Horizon di Semarang dan berkesimpulan bahwa KI, KE, dan KS secara bersama-sama dan sendirisendiri berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja karyawan. Amir Mahmud (2006) dalam penelitiannya membuktikan bahwa ketiga peubah (Kecerdasan Emosional, Kecerdasan Spiritual, dan Penilaian Kinerja) memberikan pengaruh terhadap Motivasi Kerja. Fathul Huda Sufnawan (2007) meneliti pengaruh Jurnal Akuntansi/Volume XVII, No. 03, September 2013: 444-458
448
Ardana, Aritonang & Dermawan: Kecerdasan Intelektual, Kecerdasan Emosional…
Kecerdasan Emosional dan Spiritual Auditor terhadap Kinerja Auditor dalam Kantor Akuntan Publik dan menemukan bahwa Kecerdasan Emosional dan Spiritual baik secara bersama-sama ataupun secara terpisah memberikan pengaruh signifikan terhadap Kinerja Auditor. Pengembangan Hipotesis. Persamaan dari beberapa hasil penelitian terdahulu sebagaimana dikutip di atas adalah bahwa variabel-variabel KI, KE, KS, dan KF, baik secara sendiri-sendiri maupun secara bersama-sama mempunyai pengaruh terhadap variabel dependen (kinerja auditor, kinerja karyawan, pemahaman belajar akuntansi mahasiswa akuntansi, prestasi akademik mahasiswa, dan sikap etis mahasiswa akuntansi). Semua hasil penelitian ini membuktikan, apa yang sudah dikenal dalam dunia pendidikan sebagai taxonomi tujuan pendidikan Bloom (dalam Hamalik, 2005), bahwa prestasi belajar atau kinerja diperoleh dari proses pembelajaran yang melibatkan domain kognitif, afektif, dan psikomotorik seseorang. Prestasi belajar mahasiswa S1 Akuntansi seharusnya mencerminkan kompetensi yang mencakup penguasaan ilmu/pengetahuan akuntansi dan perpajakan serta disiplin lain yang terkait (domain kognitif), keterampilan (skill) dalam mencatat, menyajikan, menganalisis, mengaudit laporan keuangan, menggunakan komputer, keterampilan berkomunikasi, dan sebagainya (domain psikomotorik), serta mematuhi standar sikap dan perilaku (attitude and behavior) yang diatur dalam kode etik profesi akuntansi (domain afeksi). Aspek kognitif dilandasi oleh kecerdasan intelektual (KI), aspek psikomotori erat kaitannya dengan kesehatan fisik, aspek sikap dan perilaku erat kaitannya dengan kecerdasan emosional (KE) dan kecerdasan spiritual (KS). Atas dasar penjelasan atau pemahaman ini, maka dapat dirumuskan suatu hipotesis alternatif sebagai berikut: Ha: Kecerdasan Intelektual (KI), Kecerdasan Emosional (KE), Kecerdasan Spiritual (KS), dan Kesehatan Fisik (KF), baik secara bersama-sama, maupun sendiri-sendiri berkaitan dengan Prestasi Belajar Mahasiswa Tingkat Akhir (Skripsi)) S1 Akuntansi. Kerangka pemikiran pengujian hitotesis dapat digambarkan pada Gambar 1. KI
Ha1
Ha2 KE
PB Ha3
KS Ha4 KF Ha5
Gambar 1. Kerangka Pemikiran Jurnal Akuntansi/Volume XVII, No. 03, September 2013: 444-458
449
Ardana, Aritonang & Dermawan: Kecerdasan Intelektual, Kecerdasan Emosional…
Keterangan: KI = Kecerdasan Intelektual, KE = Kecerdasan Emosional, KS = Kecerdasan Spiritual, KF = Kesehatan Fisik, PB = Prestasi Belajar Mahasiswa Tingkat Akhir (Skripsi) S1 Akuntansi METODE Populasi dan Sampel. Populasi dalam penelitian ini adalah para mahasiswa S1 Akuntansi (tingkat akhir (skripsi)) FE Untar pada tahun 2011. Data penelitian diambil dari hasil angket yang dibagikan secara random kepada para mahasiswa akhir (tingkat akhir (skripsi)) yang sedang menyusun skripsi. Operasionalisasi Variabel. Pada tabel 1 berikut diberikan definisi operasional variabelvariabel penelitian. Tabel 1. Definisi Operasional Variabel-Variabel Penelitian No 1
Variabel Kesehatan Fisik (KF), atau Physical Quotient (PQ)
Dimensi Makanan
Indikator Menu Makan Sehat: Biji-bijian, Sayuran, dan buahbuahan segar Protein rendah lemak, Menu Makan Tidak Sehat: Makan berlebihan, Makanan cepat saji, Makan daging berlebihan, Kembang gula, Makanan hasil produksi pabrik,
Minuman
Air Bersih Sirup dan Soft drink Minuman berakohol Rokok, Narkoba Seimbang Teratur Isirahat yang cukup, Relaksasi, Manajemen stress, Puasa teratur Logika, Matematika Bahasa, Visual, Spasial
Kesadaran diri Pengaturan diri Motivasi Empati
Rokok dan NarkobaAir Olah raga Istirahat dan Puasa
2
3
Kecerdasan Intelktual (KI), atau Intellectual Quotient (IQ) Kecerdasan Emosional (KE), atau Emotional Quotient (EQ)
Kecakapan Pribadi Kecakapan Sosial
Jurnal Akuntansi/Volume XVII, No. 03, September 2013: 444-458
Jenis data Rasio
Referensi Covey, (2005), Shinya, (2007)
Interval
Alat ukur CFIT
Interval Goleman, (2005)
450
Ardana, Aritonang & Dermawan: Kecerdasan Intelektual, Kecerdasan Emosional…
No
Variabel
4
Kecerdasan Spiritual (KS), atau Spiritual Quotient (SQ)
Dimensi
Indikator Keterampilan sosial Keterhubungan & keimanan kpd Tuhan Kebermaknaan hidup Cinta-kasih
Jenis data
Referensi
Interval
Chopra, www.lifepo sitive.com/ spirit/god/s piritualquotient.as p
Sumber: diolah penulis Analisis. Dalam rangka menguji hipotesis ini, digunakan analisis regresi berganda, dengan KI,KE,KS,dan KF sebagai variabel-variabel independen, sedangkan Prestasi Belajar Mahasiswa Akhir (Tingkat akhir (skripsi)) sebagai variabel dependen. Analisis dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak SPSS dengan taraf signifikansi 5%. HASIL DAN PEMBAHASAN Deskripsi Subyek Penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Program S1 Akuntansi Fakultas Ekomomi Universitas Tarumanagara yang sedang menempuh skripsi pada tahun akademik 20011/2012. Jumlah responden sebagai sampel yang dipilih secara acak dan diundang untuk mengisi angket adalah sebanyak 81 mahasiswa. Dari jumlah 81 mahasiswa tersebut terdapat satu mahasiswa yang tidak mengisi angket secara lengkap, sehingga tidak disertakan dalam pembahasan; dengan demikian jumlah responden yang telah mengisi lengkap seluruh kuesioner adalah sebanyak 80 mahasiswa. Pada Tabel 2 Statistik Deskriptif dari Subyek Penelitian berdasarkan konsentrasi skripsi yang sedang ditempuh. Tabel 2. Statistik Deskriptif – Subyek Penelitian Menurut Konsentrasi Skripsi Valid
Audit Akuntansi Manajemen Akuntansi Keuangan Teori Akuntansi Sistem Informasi Akt. Pajak Total
Frequency 23 10 27 1 6 13 80
Percent Valid Percent Cumulative Percent 28.8 28.8 28.8 12.5 12.5 41.3 33.8 33.8 75.0 1.3 1.3 76.3 7.5 7.5 83.8 16.3 16.3 100.0 100.0 100.0
Sumber: data diolah Deskripsi Obyek Penelitian. Uji Validitas dan Reliabilitas. Butir-butir pertanyaan dalam angket IQ telah mengikuti standar yang telah ditentukan ( menggunakan alat ukur CFIT ), sehingga telah teruji reliabilitas dan validitasnya. Oleh karena itu tidak dilakukan pengujian validitas dan reliabilitas untuk angket variabel IQ. Hasil uji reliabilitas angket EQ, dan PQ dengan uji Cronbach’s Alpha menunjukkan nilai masing masing 0.714 dan 0.623, berarti cukup reliable (masih di atas kriteria 0.600) sedangkan angket SQ menunjukkan nilai 0.532, sedikit di bawah kriteria 0.600 (dalam keadaan khusus nilai ini masih dapat dianggap reliable). Seluruh angket Jurnal Akuntansi/Volume XVII, No. 03, September 2013: 444-458
451
Ardana, Aritonang & Dermawan: Kecerdasan Intelektual, Kecerdasan Emosional…
telah cukup valid setelah beberapa butir pertanyaan yang tidak valid dikeluarkan dari analisis. Hasil Analisis. Korelasi Prestasi Belajar/IPK dengan IQ, EQ, PQ, dan SQ. Korelasi Prestasi Belajar Mahasiswa/IPK (sebagai variabel dependen) dengan IQ, EQ, PQ, dan SQ (sebagai variabel independen) dapat dilihat pada Tabel 5-2 Secara keseluruhan, Prestasi Belajar Mahasiswa (IPK) mempunyai korelasi positif dengan masing-masing variabel independen IQ, EQ, PQ, dan SQ. Dengan demikian, sebagian hipotesis, yaitu prestasi belajar mempunyai korelasi positif dengan IQ, EQ, PQ, dan SQ, telah terbukti. Meskipun semua variabel independen IQ, EQ, PQ, dan SQ mempunyai korelasi positif dengan variabel dependen Prestasi Belajar/IPK, namun hanya variabel IQ saja yang mempunyai korelasi yang cukup kuat dan signifikan dengan IPK, sedangkan variabel EQ, PQ, dan SQ mempunyai korelasi yang sangat lemah dan tidak signifikan dengan IPK. Koefisien korelasi (r) IPK dengan IQ adalah 0,228 dengan nilai signifikansi 0,042 (nilai signifikan masih di bawah 0.05 yang berarti cukup signifikan). Mengingat variabel EQ, SQ, dan PQ tidak berkaitan secara signifikan terhadap IPK, maka model prediksi yang pada awalnya dihipotesiskan menggunakan model regresi berganda, dimodifikasi menjadi model regresi sederhana, dengan hanya menggunakan IQ saja sebagai variabel independen. Tabel 3. Korelasi IQ, EQ, SQ, PQ dan IPK Correlations IPK IPK
IQ .228* .042 80 1
Pearson Correlation 1 Sig. (2-tailed) N 80 IQ Pearson Correlation .228* Sig. (2-tailed) .042 N 80 80 EQ Pearson Correlation .092 .040 Sig. (2-tailed) .417 .722 N 80 80 SQ Pearson Correlation .057 -.027 Sig. (2-tailed) .618 .809 N 80 80 PQ Pearson Correlation .180 -.009 Sig. (2-tailed) .110 .936 N 80 80 *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
EQ .092 .417 80 .040 .722 80 1 80 .317** .004 80 .377** .001 80
SQ .057 .618 80 -.027 .809 80 .317** .004 80 1 80 .034 .763 80
PQ .180 .110 80 -.009 .936 80 .377** .001 80 .034 .763 80 1 80
Sumber: data diolah Uji Persyaratan Klasik. Sebelum dilakukan pengujian regresi, dilakukan uji persyaratan klasik untuk mendapatkan model regresi yang Best, Linier, Unbiased, and Efficient (BLUE). Mengingat berdasarkan uji korelasi hanya IQ saja yang memiliki korelasi signifikan dengan IPK maka penelitian ini menggunakan model regresi sederhana. Pengujian persyaratan klasik yang dilakukan adalah uji normalitas dan heteroskedastisitas Jurnal Akuntansi/Volume XVII, No. 03, September 2013: 444-458
452
Ardana, Aritonang & Dermawan: Kecerdasan Intelektual, Kecerdasan Emosional…
dengan menggunakan SPSS statistic 19. Hasil uji normalitas IPK dapat dilihat pada Gambar 1.
Gambar 1. Normal PP Plot of Regression Standardized Residual. Sumber: data diolah Dari gambar 1 Normal PP Plot of Regression Standardized Residual, sebaran residunya berada di sekitar garis lurus yang menunjukkan bahwa data IPK adalah data yang normal.
Gambar 2. Hasil Uji Heteroskedastisitas Sumber: data diolah Hasil uji heteroskedastisitas dapat dilihat pada Gambar 2, yang menggambarkan tidak terdapat masalah heteroskedastisitas; dengan kata lain data residu bersifat homoskedastisitas, karena grafik penyebaran residu terjadi secara acak, tidak membentuk suatu pola tertentu, di atas maupun di bawah nilai nol Unstandardized Residual sehingga residunya masih tergolong homogen (Norušis, 2012). Gambar 3 menggambarkan linieritas regresi, dimana pencarannya tergolong acak, tak membentuk pola tertentu sehingga kaitan antara IPK dan IQ tergolong linier (Norušis, 2012).
Gambar 3. Uji Linieritas Jurnal Akuntansi/Volume XVII, No. 03, September 2013: 444-458
453
Ardana, Aritonang & Dermawan: Kecerdasan Intelektual, Kecerdasan Emosional…
Hasil Uji Hipotesis. Berdasarkan hasil uji korelasi sebagaimana telah diuraikan sebelumnya, ternyata hanya variabel IQ saja yang berkaitan signifikan dengan IPK. Oleh karena itu model pengujian dimodifikasi dari hipotesis awal: model regresi berganda, menjadi model regresi sederhana, yaitu: IPK = a + b1 IQ + e Hasil uji hipotesis model regresi sederhana dengan variabel independen IQ dan variabel dependen Prestasi Belajar Mahasiswa, atau IPK dapat dilihat pada Tabel 5-3 Model Summary, Tabel 5-4 ANOVA, dan Tabel 5-5 Coefficient. Dari Tabel 5-3 Model Summary, diketahui bahwa R square sebesar 0,052, atau 5,2%. Ini berarti bahwa variabel IQ hanya mampu menjelaskan variansi Prestasi Belajar Mahasiswa (IPK) sebesar 5,2%, sedangkan sisanya sekitar 94,8% dipengaruhi oleh faktorfaktor lain selain IQ. Tabel 4. Model Summary Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 .228a .052 .040 .33841 a. Predictors: (Constant), IQ
Sumber: data diolah Dengan melihat Tabel 4, Hasil Uji Hipotesis-Uji F, diketahui bahwa nilai signifikansi hasil uji F dan uji t adalah 0,042, yang masih dibawah Sig. 0.05. Ini berarti bahwa variabel IQ memiliki daya prediksi yang signifikan terhadap IPK. Tabel 5. Hasil Uji Hipotesis – Uji F ANOVAb Model
Sum of Squares Regression .492 Residual 8.932 Total 9.424 a. Predictors: (Constant), IQ b. Dependent Variable: IPK 1
Df 1 78 79
Mean Square .492 .115
F 4.295
Sig. .042a
Sumber: data diolah Berdasarkan Tabel 5, Coefficients dapat diformulasikan model regresi sederhana sebaga berikut: IPK = 2,681 + 0,006 IQ + e Tabel 6 Coefficientsa Model
1
(Constant)
Unstandardized Coefficients B Std. Error 2.681 .309
IQ a. Dependent Variable: IPK
.006
Standardized Coefficients Beta
.003
.228
T 8.690
Sig. .000
2.072
.042
Sumber: data diolah Jurnal Akuntansi/Volume XVII, No. 03, September 2013: 444-458
454
Ardana, Aritonang & Dermawan: Kecerdasan Intelektual, Kecerdasan Emosional…
Pembahasan. Dari hasil analisis data empiris dan pengujian hipotesis di atas, penelitian ini dapat membuktikan hipotesis (Ha1), yaitu: Kecerdasan Intelektual (KI, IQ) dapat memprediksi Prestasi Belajar Mahasiswa, namun penelitian ini tidak dapat membuktikan keempat hipotesis lainnya (Ha2, Ha3, dan Ha4, Ha5). Hasil penelitian tentang adanya hubungan signifikan KI(IQ) dengan Prestasi Belajar (Prestasi Akademik) dalam penelitian ini, semakin memperkuat berbagai hasil penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, antara lain oleh Rohde & Thompson (2009), dan berbagai publikasi penelitian yang telah dilaporkan (misalnya oleh Jurnal IQ Lift Intelligence Tool, 2009). Hasil penelitian tentang tidak adanya hubungan signifikan antara KE (EQ) dengan Prestasi Belajar dalam penelitian ini, mendukung hasil penelitian yang telah dilaporkan oleh Nada Salem Abisamra, (2000), namun berbeda dengan kesimpulan penelitian yang dilakukan oleh Parker, et al., (2005) yang menyatakan bahwa KE (EQ) dapat memprediksi tingkat keberhasilan pendidikan selama masa transisi di perguruan tinggi. Hasil penelitian ini juga tidak dapat membuktikan hipotesis bahwa KF (PQ) dapat memprediksi Prestasi Belajar Mahasiswa. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Welk, et al., (2010), namun berbeda dengan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh beberapa ilmuwan, seperti: Mitchell (2003), Dwyer, Sallis, Blizzard, Lazarus, & Dean (2001); Dwyer et al. (1983); Linder (1999) (dalam Scheuer dan Mitchell, 2003) yang mengatakan bahwa KF (PQ) mempunyai hubungan positif dan signifikan dengan Prestasi Akademik. Hasil penelitian ini juga tidak dapat membuktikan hipotesis bahwa KS (SQ) dapat memprediksi Prestasi Belajar Mahasiswa. Hasil penelitian ini berbeda dengan apa yang dikemukakan oleh Sunia Fukofuka (2007), atau Walker & Dixon (2002) yang menemukan adanya korelasi yang signifikan tingkat spiritualitas terhadap prestasi akademik. Konsekuensi dari ketidakmampuan variabel independen: KE, KS, dan KF untuk memprediksi Prestasi Belajar Mahasiswa, maka uji bersama: bahwa KI, KE, KS, KF secara simultan diduga dapat memprediksi Prestasi Belajar Mahasiswa, juga tidak terbukti. Tidak adanya hubungan yang signifikan antara variabel KE, KS, dan KF, dengan Prestasi Belajar Mahasiswa, khususnya untuk mahasiswa FE Universitas Tarumanagara, barangkali ada kaitannya dengan usia mahasiswa yang masih muda dan belum mengenyam seluk beluk persoalan di dunia kerja yang penuh persaingan dan intrik sehingga belum banyak mengalami gangguan di tingkat KE, KS, dan KF atau dengan kata lain tingkat KE, KS, dan KF mahasiswa masih stabil sehingga tidak berkaitan secara signifikan terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa/IPK. Di samping itu, perlu dicermati bahwa walaupun KI (IQ) berhubungan secara signifikan dengan Prestasi Belajar Mahasiswa, namun kontribusi KI untuk menjelaskan variansi Prestasi Belajar Mahasiswa relatif sangat kecil (5,2%). Ini berarti ada faktor-faktor lain di luar kecerdasan mahasiswa (sekitar 94,8%) yang berpengaruh besar terhadap IPK mahasiswa. Ada dugaan, faktorfaktor lain yang besar peranannya dalam menentukan IPK mahasiswa, antara lain: penilaian dosen yang cenderung terpengaruh karena tuntutan akreditasi dan tuntutan pengguna lulusan. Oleh karena itu diperlukan penelitian lebih lanjut. PENUTUP Kesimpulan. Hasil pengujian instrumen penelitian meliputi uji validitas dan reliabilitas angket. Angket IQ menunjukkan seluruhnya valid dan reliable, sedangkan untuk angket EQ, SQ, dan PQ, ada beberapa butir pertanyaan yang tidak valid sehingga dikeluarkan Jurnal Akuntansi/Volume XVII, No. 03, September 2013: 444-458
455
Ardana, Aritonang & Dermawan: Kecerdasan Intelektual, Kecerdasan Emosional…
dari analisis. Dari uji reliabilitas dengan Cronbach’s Alpha, diketahui bahwa kuesioner untuk EQ dan PQ cukup reliable (di atas 0.600) sedangkan untuk SQ sebesar 0,532 kurang reliable (di bawah 0.600). Berdasarkan hasil analisis korelasi dan pengujian hipotesis ternyata hanya variabel IQ saja yang berkaitan secara positif dan signifikan dengan Prestasi Belajar Mahasiswa/IPK (signifikan = 0.042, masih di bawah kriteria sig. 0,05); dengan demikian sesuai dengan hipotesis penelitian ini. Variabel independen lainnya seperti EQ, PQ, dan SQ, walaupun ketiganya memiliki arah hubungan positif dengan Prestasi Belajar/IPK sesuai dengan yang dihipotesiskan dalam penelitian ini, namun huhungan ketiga variabel independen ini dengan IPK ternyata tidak cukup signifikan (hasil pengujian menunjukkan sig. di atas 0.05). Kemampuan variabel IQ untuk menjelaskan variansi Prestasi Belajar Mahasiswa/IPK hanya sebesar 5,2%, sedangkan sisanya sekitar 94,8% ditentukan oleh faktor-faktor lain selain IQ. Kendala Penelitian. Kendala utama dalam penelitian tentang kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual adalah sifatnya yang masih tergolong baru dan instrumen penelitian untuk mengukur kedua jenis kecerdasan ini masih belum baku sehingga hasil-hasil penelitian yang sudah ada tentang kedua jenis kecerdasan ini sulit untuk diperbandingkan. Sementara itu, dalam pengukuran tentang kesehatan fisik, mengingat kendala biaya dan waktu, tidak dilakukan secara langsung (sebagaimana layaknya dilakukan oleh seorang dokter terhadap pasiennya melalui medical check up) tetapi secara tidak langsung dengan melihat indikator-indikator kebiasaan/pola hidup sehat subyek yang diteliti. Saran. Mengingat data empiris tidak sepenuhnya mendukung model hipotesis dalam penelitian ini, maka untuk penelitian selanjutnya perlu dipertimbangkan: (a) menambah jumlah sampel agar didapat hasil yang lebih akurat, (b) mengembangkan angket yang lebih valid dan handal, dan (c) perlu mengamati variabel-variabel lain di luar IQ yang diduga berkaitan dengan IPK, mengingat peran IQ untuk menjelaskan variansi IPK masih sangat kecil (hanya 5.2%). DAFTAR RUJUKAN Aritonang, Lerbin R. (2007). Riset Pemasaran, Teori dan Praktek, Ghalia Indonesia Anggota IKAPI. Al-Kusayer, Tawfik A., (2009). Seni Menikmati Hidup, alih bahasa Fakhruddin Sarkosih, Jakarta: Tarbawi Press. Agoes, Sukrisno & I Cenik Ardana, (2009). Etika Bisnis Dan Profesi, Tantangan Membangun Manusia Seutuhnya, Jakarta: Penerbit Salemba-Empat. Amir Mahmud, (2006). Analisis Pengaruh Kecerdasan Emosional,Kecerdasan Spiritual dan Penilaian Kinerja terhadap Motivasi Kerja Anggota Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut pada Satuan Kerja DISFASLANAL. http://elibrary.mb.ipb.ac.id Amstrong, Thomas, (2002). 7 kinds of Smart Multiple Intelligence, alih bahasa T. Hermaya, Jakarta: Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama Amram,Yosi, (2007). The Seven Dimensions of Spiritual Intelligence, An Ecumenical, Grounded Theory, Presented at 115th Annual Conference of The American Psychological Association, San Francisco. Ary Ginanjar Agustian (2001). EKS, Emotional-Spiritual Quotient, Berdasarkan 6 Rukun Iman Dan 5 Rukun Islam, Jakarta: Penerbit Arga. Jurnal Akuntansi/Volume XVII, No. 03, September 2013: 444-458
456
Ardana, Aritonang & Dermawan: Kecerdasan Intelektual, Kecerdasan Emosional…
Behling, O., (1998). Employee Selection:Will Intelligence and Conscientiousness Do The Job?, The Avadeny of Management Executive,12(1), pp:77-86. Brooks, Leonard J., (2007). Business and Professional Ethics for Directors, Executives, & Accountants, Singapre:Thomson South-West Chopra, Deepak, (2004). The Spontaneous Fulfillment of Desire, alih bahasa Arvin Saputra, Batam Centre: Karisma Publishing Group. Chopra, Swati, (---). Life Positive, (www.lifepositive.com/spirit/god/spiritual-quotient.asp). Covey, Steven R., (2005). The 8 Habit, alih bahasa Wandi S.Brata & Zein Isa, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Crump, Lola V., (2008). Study of Retention and Emotional Intelligence in Public Health, The Case Study of The Coastal Wealth District, Dissertation for the Degree of Doctor of Phylosophy, Capella University, USA. www.proquest.com/ Fathul Huda Sufnawan (2007). Pengaruh Kecerdasan Emosional dan Spiritual Auditor terhadap Kinerja Auditor dalam Kantor Akuntan Publik. http://jurnalskripsitesis.wordpress.com Hamilton, Diane (2008). Examination of Relationships between Emotional Intelligence and Mortgage Sales Success, A Dissertation for the Degree of Doctor of Philosophy, Northcentral University, USA, www.proquest.com/ Hamalik, Omar, (2005). Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta:Bumiaksara. Hosseini, Maryam, at.al. (2010). A Review Study on Spiritual Intelligence, and Adolescence and Spiritual Intelligence, Factors That May Contribute to Individual Differences in Spiritual Intelligence and The Related Theories, A Journal of Social Sciences 6(3):429-438, Science Publication, Malaysia. http://www.scipub.org. IQ Lif Intelligence Tools, (2009). Academic Intelligence: How to improve it, http://iqlift.com/Academic-intelligence/ Goleman, Daniel, (2005). Emotional Intelligence, alih bahasa T.Hermaya, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Jordan, Peter J., (2006). Emotional Intelligence in Team:Development and Initial Validation of the Short Version of the Workgroup Emotional Intelligence Profile, Journal of Management & Organization,pp:452-469, Australian and New Zealand. http://jmo.e-contentmanagement.com Khavari, Khalil A., (2000). The Art of Happiness, alih bahasa Agung Prihantoro, Jakarta: PT Serambi Ilmu Semesta. Madhu Jain & Prema Purohit, (2006). Spiritual Intelligence, A Contemporay Concern with regard to Living Status of The Senior Citizens, Journal of the Indian Academy of Applied Psychology, vol.32, No.3, pp.227-233. Miller,William R., & Carl E Thoresen (2003). Spirituality, Religion, Health, Journal of American Psychologist, January, 2003, vol.58, no.1, pp.24-35. Nada Salem Abisamra, (2000). The Relationship between Emotional Intelligence and Academic Achievement in Eleventh Graders, Research in Education, Auburn University at Montgomery, March 3,2000. Norušis, Marija J. (2012). IMB) SPSS statistics 19. Statistical procedures companion. Upper Saddle River, New Jersey: Prentice Hall. Parker,James D.A,et.al.,(2005). Education, Education Research, and Higher Education, Journal of The First-Year Experience & Student in Transition,Volume 17 Number 1, University of South Carolina. Ray, James Arthur, (2009). Harmonic Wealth, alih bahasa Susi Purwoko, Jakarta: PT Jurnal Akuntansi/Volume XVII, No. 03, September 2013: 444-458
457
Ardana, Aritonang & Dermawan: Kecerdasan Intelektual, Kecerdasan Emosional…
Gramedia Pustaka Utama. Rohde,Treena & Lee Anne Thompson,(2009). IQ Predicts Academic Achievement, Exams & Academic Success, http://www.highiqpro.com/ Selman, Victor.et.al., (2005). Spiritual-Intelligence/-Quotient, College Teaching Methods & Styles Journal – Third Quarter 2005 Volume 1, Number 3. Scheuer, Leslee J., & Debby Mitchell, Ed.D., (2003). Does Physical Activity Influence Academic Performance?, The New P.E. & Sports Dimension, May 2003. Stokely, Dorothy Renee, (2008). A Correlational Study of Emotional Intelligence and Successful Leadership in the Retail Industry, A Dissertation Presented in Partial Fulfillment of the Requirements for the Degree Doctor of Management in Organizational Leadership, University of Phoenix, USA. www.proquest.com/ Segal, Jeanne, (1997). Melejitkan Kepekaan Emosional, alih bahasa Ary Nilandari, Bandung:Mizan Media Utama Shapiro, Lawrence E.,(1997). Emotional Intelligence, alih bahasa Alex Tri Kantjono, Jakarta: PT Gramedia Shinya, Hiromi, (2007). The Miracle of Enzyme, Self-Healing Program, alih bahasa Winney Prasetyowati, Bandung: Mizan Media Utama Stein, Steven J., & Howarde E.Book, (2000). The KE Edge:Emotional Intelligence and Your Success, Toronto: Stoddart Publishing. Sunia Fukofuka, (2007). The Impact of Spirituality on Academic Performance, Info,Volume 10 No.2, 2007, http://internationalforum.aias.edu/. Tikollah, Triyuwono dan Ludigdo (2006). Pengaruh Kecerdasan Intelektual, Kecerdasan Emosional, dan Kecerdasan Spiritual terhadap Sikap Etis Mahasiswa Akuntansi: Studi pada Perguruan Tinggi Negeri di Kota Makassar, Simposium Nasional Akuntansi ke-9, Padang. Trihandini, RA. Fabiola Meirnayati, (2005). Analisis Pengaruh Kecerdasan Intelektual, Kecerdasan Emosional, dan Kecerdasan Spiritual terhadap Kinerja Karyawan: Studi kasus di Hotel Horizon, Semarang, Tesis pada Program Magister Manajemen Universitas Diponegoro, Semarang. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2000 tentang Sistim Pendidikan Nasional Undang-Undang No 13, tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan Undang-Undang No.14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen Walker, Katrina L., & Vicki Dixon,(2002). Spirituality and Academic Performance among African American College Students, Journal of Black Psychology, May 2002,Volume 28, no.2,pp.107-121. Welk,Gregory J.,et.al.,(2010). The Association of Health-Related Fitness with Indicators of Academic Performance in Texas School, Research Quarterly for Exersice and Sport,Volume 81,pp.165-235. Zohar, Danah & Ian Marshall, (2000a). KS: Spiritual Intelligence-The Ultimate Intelligence, alih bahasa Rahmani Astuti dkk., Bandung:Mizan Media Utama. ------------------------------------, (2005b). Spiritual Capital,Wealth We Can Live By Using Our Rational Emotional And Spiritual Intelligence To Transform Ourselves And Corporate Culture, alih bahasa Helmi Mustofa, Bandung:Mizan Media Utama.
Jurnal Akuntansi/Volume XVII, No. 03, September 2013: 444-458
458