ACIAR AOP 09-10.indd

16 downloads 1472 Views 3MB Size Report
11. Negara-negara Kepulauan Pasifik. 19. Asia Tenggara. 27. Indonesia. 28. Vietnam. 40. Filipina ..... pada sistem pertanian di dataran rendah, khususnya pada.
Rencana Operasional Tahunan 2009–10 Ulasan tentang Indonesia

Daftar Isi Pesan dari Menteri dan Sekretaris Parlemen

iv

Kata Pengantar dari Ketua Umum dan Ketua Pelaksana

1

Pokok-pokok kegiatan

2

Program penelitian dan pengembangan

8

Papua Nugini dan negara-negara Kepulauan Pasifik Papua Nugini Negara-negara Kepulauan Pasifik

10 11 19

Asia Tenggara Indonesia Vietnam Filipina Timor Leste Kamboja Laos Thailand Myanmar

27 28 40 46 52 54 60 66 67

Asia Selatan dan Timur Tengah India Pakistan Bangladesh Negara-negara Asia Selatan dan Timur Tengah lainnya (Bhutan, Afghanistan, Irak)

69 70 75 79 80

Asia Utara China

82 83

Afrika Selatan Afrika Selatan

87 88

Program multilateral

91

Peningkatan kapasitas: pelatihan dan pendidikan

94

Program pengkajian dampak penelitian

96

Mengkomunikasikan hasil-hasil penelitian

98

Manajemen portfolio

100

Lampiran-lampiran Lampiran 1a: Strategi sektoral ACIAR untuk tahun 2009-10 Lampiran 1b: Masalah-masalah terkait yang harus ditanggapi pada tahun 2009-10 Lampiran 1c: Fokus per negara untuk program Litbang ACIAR tahun 2009-10 Lampiran 1d: Keseimbangan portfolio proyek ACIAR: desain dan perampungan proyek Lampiran 1e: Keterlibatan ACIAR dengan organisasi non-pemerintah dan kemasyarakatan Lampiran 2: Manfaat bagi Australia Lampiran 3: Indikator perkembangan dunia terpilih Lampiran 4: Indikator produksi tanaman, hewan ternak dan perikanan yang utama dengan negara mitra Lampiran 5: Indikator kehutanan yang utama untuk negara-negara mitra Lampiran 6: Akronim dan singkatan

101 102 107 110 112 113 114 119 121 127 128

Indeks

129

Direktori Korporasi

132

iii

Pokok Kegiatan Fitur utama Perluasan program ACIAR 2009–10 sampai 2012–13 Pendanaan ACIAR yang berasal dari Anggaran Federal pada tahun 2009-10 akan meningkat menjadi $63.64 juta – dari sebelumnya $52.33 juta pada tahun 2008-09. Prakiraan peningkatan tersebut dalam Pernyataan Portfolio Anggaran ACIAR adalah sebagai berikut: Prakiraan anggaran 2010–11 2011–12 2012–13

$m 69.03 74.16 76.19

Dana-dana tambahan ini akan dialokasikan untuk empat program utama: • Pengamanan ketahanan pangan dan adaptasi penanggulangan perubahan iklim pada sistem pertanian berbasis padi di Kawasan Asia Selatan dan Asia Tenggara (Inisiatif 1 dan 2) • Mengeksploitasi peluang pengembangan produk-produk pertanian, kehutanan dan perikanan bernilai tinggi di negara-negara Kepulauan Pasifik (Inisiatif 3) • Meningkatkan dukungan finansial bagi Kelompok Konsultatif Penelitian Pertanian Internasional (CGIAR) (Inisiatif 4).

di banyak negara Asia, fokus akan lebih diberikan pada padi yang ditanam bersama dengan gandum, jagung, biji-bijian serta sejumlah komponen yang lainnya. Penekanannya adalah pada sistem tanam padi tadah hujan dan irigasi. Capaian yang ingin dituju adalah meningkatnya produksi ternak dan sistem integrasi tanaman yang akan memaksimalkan peluang untuk peningkatan pendapatan dan produktivitas sistem pertanian secara umum. Dalam kerangka pendekatan ini, strategi utama yang digunakan mencakup: • mengintensifkan sistem produksi padi melalui peningkatan jumlah tanaman yang ditanam pada lahan yang sama setiap tahunnya; • meningkatkan hasil panenan melalui perbaikan penggunaan air dan nutrisi secara efisien; • Membantu memenuhi kebutuhan protein hewani yang semakin meningkat melalui integrasi ternak yang lebih baik.

Memperkuat pengaturan kebijakan dan institusi yang berdampak pada sistem pertanian berbasis padi. Sebagai upaya tambahan dalam rangka memperkuat jaring keselamatan bagi masyarakat yang paling miskin melalui bantuan yang terkait dengan pangan, kerjasama dalam hal opsi-opsi kebijakan sangatlah penting guna memperkuat ketahanan pangan. Kerjasama penelitian – yang dilakukan secara langsung dengan mitra-mitra pemerintah – merupakan suatu cara yang efektif Sebagai tambahan, ACIAR juga akan mengembangkan inisiatif untuk memastikan bahwa perubahan kebijakan sebagai bentuk sistem pertanian berbasis jagung di kawasan Afrika Selatan dan tanggapan atas masalah-masalah ketahanan pangan adalah Timur. Tambahan dana untuk proyek yang berjangka waktu diambil berdasarkan bukti-bukti yang ada. empat tahun ini akan dialokasikan selama tahun 2009-10 melalui Program Bantuan Ketahanan Pangan yaitu Inisiatif Inisiatif 2: Membantu sistem produksi Pengembangan Pedesaan. tanaman dan ternak di kawasan Asia

Inisiatif 1: Mengawal ketahanan pangan pada sistem pertanian berbasis padi di Kawasan Asia Selatan dan Asia Tenggara

Selatan dan Asia Tenggara dalam menanggapi perubahan iklim

Pada tahun 2008–09 ACIAR mulai merancang suatu program adaptasi terhadap perubahan iklim pada daerah-daerah tadah Penelitian merupakan suatu bagian penting dari solusi hujan di Laos, Kamboja, Bangladesh dan beberapa wilayah di untuk mengurangi ketergantungan pada bantuan pangan India. serta meningkatkan produksi tanaman dan ternak di dunia yang terus berkembang. Terdapat pula sejumlah tantangan Secara khusus program ini tidak hanya menyasar pada bagaimana caranya dapat meningkatkan produksi pangan penggunaan sumberdaya air secara lebih efisien, namun dengan sedikit dampak pada lingkungan. Berdasarkan kedua juga termasuk peramalan cuaca, simulasi tanaman dan tema berikut ini, maka diusulkan dilakukannya penelitian pengembangan kapasitas. Intervensi berdasarkan ujicoba di biofisika dan penelitian kebijakan, melalui peningkatan lapangan, seleksi varietas-varietas baru dan simulasi tanaman akan membantu mengembangkan sistem rotasi tanaman kapasitas dan pelatihan. yang berkelanjutan dan semakin produktif yang kemudian Meningkatkan produktivitas sistem pertanian berbasis dipadukan secara lebih baik guna mengatasi pergeseran padi. Upaya-upaya untuk mengaplikasikan teknologi- musim hujan. Kiranya penting juga dilakukan perbaikan teknologi akan lebih diintensifkan guna mempercepat sistem peramalan cuaca sehingga memungkinkan adanya peningkatan produktivitas beberapa jenis tanaman pokok, rekomendasi-rekomendasi khusus pada masing-masing lokasi dimana diciptakan pula suasana yang kondusif bagi petani sehingga dapat mengembangkan sistem tanam yang lebih untuk melaksanakannya. Karena sistem pertanian berbasis lentur. Penggunaan kelembaban residu yang lebih baik, curah padi merupakan dasar dari produksi bahan pangan pokok hujan yang terjadi di luar musim atau irigasi pendukung yang

2

Inisiatif 3: Mengeksploitasi peluang bagi pengembangan produk-produk pertanian, kehutanan dan perikanan yang bernilai tinggi di negara-negara Pasifik Walaupun kondisi produksinya cocok dan bebas dari banyak hama dan penyakit, negara-negara di Kepulauan Pasifik mempunyai sejumlah tantangan termasuk jauhnya jarak dari pasar-pasar, produksi yang kecil dan tidak teratur, biaya transportasi yang tinggi, penentuan harga yang semakin rendah, perpindahan tenaga kerja terdidik, semakin menipis dan memburuknya sumberdaya, dan resiko-resiko akibat perubahan cuaca. Namun demikian telah dikembangkan pasar ekspor yang menguntungkan bagi produk-produk yang disasar, dan terdapat kebutuhan sayur-sayuran dan produkproduk budidaya perikanan bernilai tinggi di dalam negeri yang cukup besar.

2009–10 2010–11 2011–12 2012–13

Pokok Kegiatan

terbatas akan memungkinkan dilakukannya musim tanam Inisiatif ini akan memperkuat keteraturan produksi (dalam kedua pada situasi dimana tanah akan bero (dalam kondisi segi kuantitas dan ketepatan waktu) dan dengan menggunakan tidak ditanami) untuk beberapa bulan berikutnya. biaya yang terjangkau serta kualitas produksi yang konsisten pada produk-produk yang disasar. Usulan program penelitian Pada tahun 2009–10 program ini akan diperluas secara dan pengembangan akan mengadopsi pendekatan mata rantai geografis ke sistem irigasi pertanian berbasis padi di Delta nilai yang dipicu oleh kebutuhan yaitu: Sungai Mekong di Vietnam sebagai negara penghasil beras. • memastikan dan mengidentifikasi peluang-peluang bagi Vietnam sebagai eksportir beras terbesar kedua di dunia, yang beragam produk dan produk turunannya yang bernilai terletak di kawasan Asia Tenggara, merupakan negara yang tinggi di Pasifik berdasarkan analisa pasar internasional paling terancam dengan naiknya permukaan air laut akibat secara rinci perubahan cuaca. Program ini dicanangkan sebagai antisipasi • mengidentifikasi dan mengembangkan strategi-strategi yang akan mendukung pengembangan plasma nutfah padi untuk mengatasi kendala-kendala rantai suplai, dengan yang tahan terendam air dan kekeringan, seperti halnya memfokuskan diri pada pengembangan keterlibatan antara penyempurnaan sistem pertanian yang akan menyasar secara petani, agribisnis dan pelaku lainnya di pasar lebih baik pada penggunaan pupuk dan mengurangi emisi gas • mengembangkan kapasitas penelitian dan pengembangan rumah kaca. serta organisasi agribisnis di kawasan Pasifik yang akan melakukan penelitian dan pengembangan pada area-area Tergantung pada ketersediaan dananya, suatu rancangan di atas. inisiatif yang lebih luas mengenai perubahan cuaca akan mulai dilakukan tahun 2010–12, dengan memperluas penekanan awalnya pada mitigasi gas rumah kaca terhadap sektor pertanian. Inisiatif 4: Meningkatkan dukungan Hal ini meliputi misalnya pengurangan penggunaan energi finansial pada Pusat Penelitian Pertanian melalui adopsi sistem konservasi pertanian yang memberikan Internasional (CGIAR) manfaat tambahan seperti memperkuat tangkapan karbon pada tanah-tanah pertanian, mengurangi penggunaan air serta Pusat-Pusat Penelitian Pertanian International (IARCSs) terdiri membatasi tumbuhnya gulma. dari institusi-institusi yang dibiayai melalui kesepakatan CGIAR ditambah Pusat-Pusat tak terikat yang juga memiliki mandat Fokus kedua dari usulan program yang diperluas pada tahun secara global. Menurut peraturan nomor 5 dari perundangan 2010–12 akan mencakup penelitian kebijakan. Kegiatanterkait, salah satu fungsi ACIAR adalah “mendanai pusat-pusat kegiatan yang terkait dengan dampak perubahan iklim telah penelitian pertanian”. IARCs memiliki kemampuan penelitian banyak dilakukan di negara-negara Asia, namun kapasitas dan rekam jejak yang baik dalam hal pelaksanaan manfaatnya, untuk meneliti adaptasi terhadap perubahan iklim itu sendiri khususnya dalam perbaikan dan diversifikasi tanaman, dimana masih lemah, dan kapasitas metode akunting GHG masih telah dicapai tingkat keuntungan yang sangat tinggi. belum berkembang. Sebagai lanjutan adanya pengkajian ulang mode operasinya Pada tingkatan petani berskala kecil, hal-hal yang memicu pada tahun 2008, secara prinsip CGIAR mendukung pengaplikasian inovasi-inovasi dalam proses adaptasi terhadap suatu usulan reformasi terintegrasi pada pertemuan umum perubahan iklim atau mitigasi adalah dengan memperbaiki tahunannya. Selama tahun 2009, akan diselesaikan rincian produktivitas tanaman dan ternak serta penggunaan biaya operasional agenda reformasi yang pelaksanaannya dimulai yang lebih rendah. Namun demikian, ada kendala-kendala pada awal 2010. seperti misalnya subsidi pupuk dan pemberian subsidi pada tanaman-tanaman yang membutuhkan banyak air, yang harus Sebagai bagian dari Program Bantuan Internasional Ketahanan diatasi dengan cara melakukan analisa kebijakan yang tepat. Pangan melalui Inisiatif Pengembangan Pedesaan yang Penelitian akan dilakukan pada pengalokasian air dan analisa dicanangkan pada bulan Mei 2009, Pemerintah Australia kebijakan air pada skala penampungan dan bagaimana skema memutuskan untuk meningkatkan anggarannya secara perdagangan emisi dapat memberikan insentif bagi kegiatan signifikan untuk mendukung reformasi CGIAR mulai tahun mitigasi emisi gas rumah kaca dalam situasi semacam ini. 2009-10. Dukungan tersebut adalah sebagai berikut: $m 7.0 10.0 13.0 14.0

Dukungan ACIAR saat ini terhadap CGIAR mencapai sekitar $11 juta per tahun. Dengan adanya penambahan ini akan dihasilkan dukungan sampai dua kali lipat selama kurun waktu empat tahun ke depan. Investasi Pemerintah Australia yang semakin meningkat pada CGIAR akan memberikan kontribusi pada produktivitas global serta memberikan kesempatan untuk membangun keterkaitan yang lebih kuat dan keterlibatan yang semakin luas dengan Pusat-Pusat dalam upaya pembangunan itu sendiri.

3

Pokok Kegiatan

Prioritas program pada Negara-negara mitra utama pada tahun 2009–10

• Pengelolaan sumber daya perikanan (jenis-jenis ikan Papua Nugini bersama, perikanan ilegal) dan kehutanan (pengaturan • Mengatasi kendala-kendala sosial, budaya dan kebijakan •

• • • •

pada proses adopsi teknologi-teknologi pertanian Penguatan pendapatan petani kecil dengan memberikan penekanan pada produksi yang lebih baik, kualitas dan pemasaran dari: - tanaman-tanaman ekspor, hortikultura dan akarakaran - usaha perikanan budidaya berskala kecil di pedesaan - sistem kehutanan dan wanatani Pengelolaan sumberdaya-sumberdaya hutan dan perikanan secara lestari Biosekuritas dan pengendalian hama dan penyakit Pengembangan kapasitas institusi dan perorangan Kemitraan yang kuat dengan AusAID dalam proses perencanaan program

Negara-negara kepulauan Pasifik (fokus pada Kepulauan Solomon, Samoa, Tonga, Vanuatu, Fiji dan Kiribati, bekerja baik dengan organisasi regional Pasifik maupun masing-masing negara) • Perbaikan dalam hal ketahanan pangan dan nutrisi, dengan memberikan penekanan pada bahan pangan pokok, buah dan sayur-sayuran • Kesinambungan program pertanian terpadu, komunitas perikanan budidaya dan perikanan laut • Pengkajian cadangan ikan dan perencanaan penggunaan sistem perikanan pantai secara lestari • Penghargaan terhadap sumberdaya dan analisa ekonomi pada perikanan berskala kecil maupun komersial • Domestikasi dan proses pertambahan nilai pada tanamantanaman hutan multi guna dan wanatani • Ekspansi program yang cukup besar guna mendukung inisiatif-insiatif baru tersebut mencakup: - Penelitian untuk meningkatkan keuntungan pada sektor tanaman/perkebunan di Kepulauan Solomon, khususnya pada tanaman kelapa sawit dan kakao - Alih teknologi pertanian dan pembangunan kapasitas; penguatan program beasiswa pasca sarjana dari Universitas Pasifik Selatan - Peluang untuk meningkatkan produk-produk pertanian, kehutanan dan perikanan yang bernilai tinggi bagi pasar domestik maupun pasar ekspor

Indonesia (fokus pada wilayah Indonesia Timur, Jawa dan beberapa bagian Sumatra) • Penyempurnaan opsi-opsi kebijakan untuk mendukung pengembangan kewirausahaan di pedesaan • Penanganan biosekuritas dan hama serta penyakit pada tanaman dan ternak • Pengembangan industri hortikultura yang berdaya saing • Pengembangan agribisnis pada perkebunan, perikanan budidaya dan sistem integrasi tanaman-ternak

6





kebijakan bagi mitigasi perubahan iklim) secara lestari Merancang dan merencanakan pelaksanaan Prakarsa Pengembangan Agribisnis Skala Kecil tahap kedua yang didanai oleh AusAID di kawasan Indonesia Timur Pergeseran penekanan kerjasama teknis dari tahap rehabilitasi ke arah peningkatan produktivitas dan peluang keuntungan pada sektor pertanian dan perikanan budidaya di Aceh

Vietnam (fokus pada pesisir tengah bagian selatan, pegunungan di bagian barat laut Delta Sungai Mekong dan pantai di bagian timur laut (perikanan)) • Mempertahankan daya saing pasar dan kelenturan terhadap tantangan biosekuritas • Pengembangan industri perikanan budidaya yang bernilai lebih tinggi dan produk-produk hutan tanaman • Pengelolaan tanah dan sumber daya air bagi terciptanya sistem yang menguntungkan dan kelestarian pertanian di wilayah pesisir tengah bagian selatan di Vietnam • Pengurangan tingkat kemiskinan melalui keterlibatan pasar bagi para petani kecil di wilayah dataran tinggi bagian barat laut • Penelitian-penelitian guna membantu proses adaptasi terhadap perubahan iklim dan menjaga tingkat produktivitas pada sistem pertanian berbasis padi di Delta Mekong

Filipina (fokus pada Filipina Selatan termasuk kawasan Mindanao dan Visayas bagian utara dan selatan) • Meningkatkan daya saing pasar untuk produk buahbuahan, sayuran, dan perikanan • Pengelolaan lahan berbasis petani dan sumber daya air bagi sistem pertanian yang menguntungkan dan berkelanjutan • Mengidentifikasi dan mengatasi kendala-kendala kebijakan dan teknis dalam rangka pengadopsian hasil penelitian • Mengidentifikasi kendala-kendala agribisnis dan teknis terutama dalam kaitannya dengan keterlibatan usaha kecil & menengah (UKM) di bidang usaha peternakan yang menguntungkan

Kamboja (fokus di propinsi-propinsi bagian selatan (Kampot, Takeo, Kandal, Prey Veng dan Kampong Cham), dan propinsi-propinsi yang dipilih di Tonle Sap (Kampong Thom dan Siem Reap) dan propinsi-propinsi di bagian barat laut (Battambang dan Pailin)) • Mempertahankan produktivitas sistem pertanian berbasis padi, termasuk memperbaiki varietas dan sistem produksi yang kuat untuk padi yang ditanam langsung dari bulirnya, irigasi dan lingkungan di dataran rendah • Pengelolaan air, tanah dan kandungan hara yang lebih baik • Peningkatan pendapatan dan pakan yang lebih baik melalui diversifikasi pertanian yang mengarah kepada hasil tanaman non-padi, hortikultura dan ternak ruminansia





Pengembangan kapasitas bagi sistem pertanian berbasis padi di Kamboja guna menanggapi perubahan iklim Pengelolaan komponen penelitian dan penyuluhan Program Rantai Nilai Pertanian Kamboja (CAVAC) yang didanai oleh AusAID Pembangunan kapasitas institusi dan individu

Laos (fokus pada propinsi-propinsi di dataran tinggi bagian utara termasuk Vientiane, Savannakhet dan Champasack) • Pengembangan alternatif-alternatif terhadap pergeseran sistem tanam di daerah dataran tinggi, khususnya bidang peternakan dan kehutanan • Diversifikasi pertanian guna meningkatkan produktivitas pada sistem pertanian di dataran rendah, khususnya pada sistem berbasis padi dan perikanan sungai dan darat • Penelitian untuk mengembangkan kapasitas pada sistem pertanian berbasis padi di Laos sebagai tanggapan terhadap perubahan iklim • Pembangunan kapasitas institusi dan individu

Timor Leste (fokus pada bantuan yang dapat diaplikasikan guna memenuhi ketahanan pangan, pengurangan tingkat kemiskinan dan pembangunan kapasitas) • Pengkajian dan pelepasan varietas tanaman baru untuk memperkuat ketahanan pangan dan nutrisi • Pembangunan kapasitas peneliti-peneliti bidang pertanian pada Universitas Nasional Timor Leste dan Departemen Pertanian, Kehutanan dan Perikanan

India (fokus pada kerjasama kebijakan dan bioteknologi dengan institusi di tingkat pusat dan pengelolaan sumber daya air di plateu bagian tengah /Andhra Pradesh) • Penerapan seleksi berdasarkan DNA sebagai salah satu cara dalam pengembangan tanaman gandum • Pengelolaan masalah air dalam pertanian guna memperbaiki kehidupan pada area tadah hujan • Penelitian opsi-opsi kebijakan perdagangan dan reformasi pasar dalam bidang agribisnis

Pakistan (fokus di daerah Punjab, Sindh dan propinsi-propinsi terluar di wilayah barat laut) • Program Keterkaitan Sektor Pertanian - pengembangan produksi mangga dan jeruk yang lebih produktif dan mampu bersaing serta sistem pemasarannya - peningkatan pendapatan pada petani susu • Pengelolaan sumberdaya lahan dan air bagi usaha-usaha produktif yang lebih berkelanjutan

Pokok Kegiatan



Bangladesh (fokus pada bidang agronomi dan kendala-kendala biotik pada produksi tanaman berskala luas) • Adopsi pilihan-pilihan sistem tanam musim dingin guna mengintensifkan dan memberikan keanekaragaman sistem pertanian berbasis beras, dengan fokus pada kelangsungan ketahanan pangan • Perluasan penelitian untuk mendukung produktivitas sistem pertanian berbasis biji-bijian yang semakin meningkat • Adaptasi perubahan iklim melalui sistem peramalan kemampuan tanaman yang lebih baik pada kondisi lingkungan yang bermacam-macam, dalam konteks kelangsungan ketahanan pangan

China (fokus pada propinsi-propinsi di kawasan China barat laut dan daerah otonomi Tibet) • Produksi pertanian pada sistem integrasi tanaman-ternak di area tadah hujan secara berkelanjutan • Penelitian kebijakan sebagai dampak dari pengembangan perdagangan China bagi para petani kecil

Afrika Selatan dan Utara • •

Meningkatkan keuntungan dan kelestarian sistem pertanian tanaman dan ternak Merancang dan melaksanakan program yang sudah diperluas untuk mendukung peningkatan produktivitas petani berskala kecil pada sistem pertanian berbasis jagung

7

1,869 234.3 $10.64m $9.74m $8.03m $11.20m

Manajer

Statistik kunci Pendapatan Kotor Domestik per kapita (US$) Populasi (juta) Pendanaan Bilateral riil 2007–08 Alokasi bilateral 2008–09 Biaya bilateral tahun 2009–10 Biaya bilateral + multilateral tahun 2009–10

Mr Julien de Meyer, Manager ACIAR Indonesia

Indonesia

Kapal-kapal penangkap ikan hiu di Lombok

Manajer-manajer program yang utama: Dr Chris Barlow, Perikanan Mr Les Baxter, Hortikultura Dr Doug Gray, Kesehatan Hewan Dr Russell Haines, Kehutanan Dr Simon Hearn, Kebijakan Pengembangan Pertanian Dr Peter Horne, Sistem Produksi Peternakan Mr David Shearer, Agribisnis

Prakarsa Pengembangan Agribisnis Skala Kecil (ACIAR–SADI): Dr John Skerritt, Direktur, ACIAR–SADI Dr Robert Caudwell, Ahli Pengembangan Institusi, ACIAR–SADI

Strategi jangka menengah Program Pusat Penelitian Pertanian International Australia (ACIAR) di Indonesia menekankan pada penerapan kebijakan pertanian, agribisnis serta penelitian dan pengembangan yang bersifat teknis guna mendukung pertumbuhan ekonomi pada bidang pertanian, kehutanan dan perikanan pada enam propinsi di Indonesia Timur dan beberapa bagian di Jawa dan Sumatera. Program ini akan membantu meningkatkan pendapatan petani melalui dua cara yaitu – melalui penelitian yang akan meningkatkan produktivitas tanaman, ternak dan budidaya perikanan, dan melalui kebijakan dan penelitian teknis yang akan memperkuat pengembangan agribisnis terpadu dengan memfokuskan diri pada komoditas-komoditas yang bernilai tinggi yang kebutuhan pasarnya besar. Keterlibatan Prakarsa Pengembangan Agribisnis Berskala kecil (SADI), yang besarnya mencapai sekitar seperempat bagian dari keseluruhan budget pada tahun 2008-09, mempunyai implikasi yang lebih luas dengan memadukan penelitian adaptif dan pergeseran sistem penelitian dengan mitra-mitra yang lainnya, yang memberikan fokus pada agribisnis dan pengembangan masyarakat pada tingkat kecamatan. Hal ini diharapkan dapat dilaksanakan

28

pada SADI fase kedua yang akan dirancang dan dilaksanakan selama tahun 2009–10. Lebih jauh lagi, untuk mendukung penelitian produktivitas, kemitraan ACIAR juga akan menangani masalah-masalah yang terkait dengan penanganan hama dan penyakit, termasuk kekawatiran bersama terhadap masalah biosekuritas, proses pasca panen dan pengambangan pasar. Perlindungan terhadap sumberdaya-sumberdaya akan didukung melalui kerjasama penelitian pada aspek-aspek biosekuritas tanaman dan ternak, serta kelestarian hutan dan perikanan serta melalui penelitian kebijakan dalam kaitannya dengan keterlibatan yang efektif dengan pasar, khususnya dalam hal kebijakan pertanian domestik. Fokus ini akan diarahkan pada pengembangan pasar komoditas pertanian yang dapat berfungsi dengan baik dimana dengan adanya tanda-tanda pasar yang jelas akan memungkinkan Indonesia untuk mewujudkan peluang produksi dan perdagangan yang setara. Hal ini akan membantu mengarahkan penelitian teknis dan penyuluhan pada bidangbidang yang dapat menghasilkan keuntungan yang tinggi. ACIAR dan mitra-mitranya di Indonesia melibatkan para pengguna berikutnya termasuk misalnya kelompok penyuluh, pihak swasta dan lembaga swadaya masyarakat (LSM) selama proses pengembangan dan pelaksanaan proyek-proyeknya. ACIAR akan mendorong keterkaitan di antara badan-badan penelitian pertanian, kehutanan dan perikanan serta direktorat jenderal sebagai pelaksana kebijakan, serta akan mendukung kerjasama dengan institusi penelitian di tingkat pusat maupun propinsi, badan perencanaan serta organisasi-organisasi pelaksana lokal. Pendekatan yang diambil ACIAR dalam hal pengembangan kapasitas adalah memberikan dukungan terhadap upaya-upaya Pemerintah Indonesia dalam mengembangkan sistem penelitian pertanian berdasarkan kebutuhan. Hal ini akan dicapai melalui

Indikator kinerja kunci (2009–10) •



















pelajaran yang diperoleh dari pelaksanaan proyek percontohan kegiatan penelitian diintegrasikan ke dalam program-program Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP), SADI, serta diselesaikannya rancangan dan pelaksanaan komponen yang dijalankan oleh ACIAR pada SADI tahap yang ke-2 Mitra-mitra di Indonesia memperluas strategi pengembangan institusinya guna meningkatkan keterkaitan dan penyampaian hasil penelitian pertanian Analisa faktor-faktor yang mempengaruhi daya saing produk-produk utama bernilai tinggi di pasar domestik maupun internasional, misalnya mangga, manggis, cabai, bawang merah dan udang Sektor industri dan petani mengujicobakan perbaikan dalam hal produksi, penanganan hama dan penyakit, kualitas dan kemungkinan pemasaran pada pisang, jeruk, mangga dan manggis prosedur biosekuritas yang efektif untuk melindungi usahausaha individu dari flu burung diujicobakan bekerjasama dengan sektor unggas komersial berskala kecil penyebarluasan strategi-strategi pemrosesan kayu jati kepada perusahaan-perusahaan di Jawa Tengah guna mengurangi kerugian/kehilangan kayu pada proses produksi mebel usaha budidaya lobster berskala kecil menempatkan dasardasar teknis dan ekonomi melalui pengalihan dan adaptasi teknologi penangkapan dan perbesarannya perangkat perencanaan yang baru pada sektor budidaya perikanan darat dan laut diaplikasikan secara rutin oleh badan-badan di tingkat nasional dan regional dalam upaya merumuskan usulan perencanaan dan kebijakan kepada pihak-pihak pembuat keputusan penyuluhan paket-paket produksi udang oleh kelompokkelompok tani diperkuat untuk memenuhi konsistensi produksi dan kualitas produk Dilakukan pengkajian terhadap kendala-kendala dan peluang sistem pertanian yang menguntungkan dan lebih lentur di Aceh, dan identifikasi teknologi yang sesuai di ujicobakan di lapang.

Posisi Indonesia merupakan mitra ACIAR yang paling besar disebabkan oleh kedekatan wilayah dan kepentingan strategis bagi Australia serta perlunya memberikan dukungan guna mengurangi besarnya populasi yang hidup dalam kemiskinan. Program-program ACIAR akan berusaha mengatasi kendalakendala kapasitas sumberdaya manusia dalam bidang penelitian dan penyuluhan pada suatu sistem otonomi daerah yang kuat, tantangan-tantangan atas pengaturan sumberdaya alam serta perlunya sistem pertanian, kehutanan dan perikanan di Indonesia yang memiliki jalinan hubungan yang lebih baik dengan pasar-pasar utama domestik maupun internasional. Suatu tantangan bagi ACIAR maupun badan-badan mitranya di Indonesia adalah untuk mempertahankan hasil-hasil praktis bagi komunitas petani atas sejumlah besar investasi penelitian

yang sudah ditanamkan. Beberapa proyek yang sedang berlangsung memberikan fokus pada penyuluhan hasil-hasil proyek ACIAR. Sementara itu SADI, dengan keterlibatannya yang lebih luas dengan program pemerintah Indonesia yang lain serta didukung oleh AusAID maupun donor-donor lainnya, akan memberikan peluang pasar dan keterlibatan masyarakat yang lebih besar dalam proses perencanaan dan penggunaan hasil-hasil penelitian.

Indonesia

kemitraan dengan program utama yang didanai oleh Bank Dunia yang akan mendukung penguatan sektor penelitian pertanian Indonesia dan pelatihan misalnya dalam bidang pengelolaan penelitian, analisa dan perancangan kegiatan percobaan, ilmu ekonomi dan sosial bagi peneliti-peneliti biofisika, partisipasi dalam hal penelitian dan penyuluhan, dan agribisnis termasuk penanganan mata rantai suplai.

Program ACIAR di Indonesia memberikan fokus yang kuat dalam hal kemitraan, dengan menggunakan sistem di Indonesia dalam pelaksanaan program dan proyek-proyeknya. Kami bekerjasama dengan mitra-mitra di Indonesia dengan cara mengikutsertakan para pengguna akhir dalam pengembangan proyek, melibatkan para peneliti secara aktif dalam kegiatankegiatan proyek di tingkat komunitas petani; serta memadukan para peneliti dan pengambil kebijakan sejauh hal tersebut memungkinkan. ACIAR akan meningkatkan penekanan dalam mengkomunikasikan hasil-hasil proyek ACIAR dan mengaitkannya dengan program-program Pemerintah Indonesia, donor dan industri. Keterkaitan secara formal dengan Bank Dunia juga akan dilanjutkan. Keseimbangan investasi pada tingkat wilayah dipengaruhi oleh adanya permintaan bantuan dari Indonesia, tersedianya keahlian yang dibutuhkan di Australia serta keselarasan dengan keseluruhan program bantuan Australia. Kerjasama dengan para peneliti dan pembuat kebijakan di Jawa dan Sumatera Barat adalah penting untuk dilanjutkan. Khususnya dalam hal penelitian kebijakan pertanian, kerjasama biosekuritas, penelitian hortikultura dan perikanan budidaya. Indonesia mempunyai posisi yang strategis terhadap Australia terkait dengan kedekatan jarak, serta tanaman dan penyakit hewan yang terdapat di sekitar perbatasan. Program yang didukung oleh kemitraan Australia-Indonesia akan meliputi kegiatankegiatan di Propinsi Nusa Tenggara Timur dan Barat, serta Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tenggara, baik yang berada di bawah SADI maupun di bawah program utama ACIAR. Sebagai tambahan, terdapat perhatian yang cukup tinggi pada Papua dan Papua Barat, dengan Indonesia Timur tetap sebagai prioritas utama bagi ACIAR. Sebagai tanggapan terhadap peristiwa tsunami bulan Desember 2004, ACIAR memulai sejumlah proyek pada komunitas yang terkena bencana di Nanggroe Aceh Darussalam. Keterlibatan di Aceh telah berkembang dengan memberikan dukungan guna meningkatkan pendapatan petani pada sektor pertanian dan perikanan budidaya dalam jangka waktu menengah. ACIAR akan mendorong keterlibatan di antara badan-badan penelitian pertanian, kehutanan dan perikanan serta pelaksana kebijakan/direktorat jenderal pada departemen-departemen yang sama, dan sejauh memungkinkan, juga dengan departemen yang lain misalnya Departemen Perdagangan. ACIAR akan mendukung keterlibatan di antara kapasitas penelitian di Jawa dan Sumatera serta badan perencanaan dan penelitian adaptif di Indonesia timur. Akan diupayakan juga keterlibatan yang lebih besar dari sektor swasta dan mitra-mitra non pemerintah di dalam program-programnya. Semakin pentingnya peningkatan produktivitas pertanian di Indonesia telah digarisbawahi pada debat ketahanan pangan global yang sedang berlangsung. ACIAR telah memulai dua kegiatan analisa kebijakan pada tahun 2008–09 untuk membantu pengkajian dan pengembangan opsi-opsi ekonomi secara luas dan khusus bagi industri untuk melengkapi

29

Indonesia

hasil-hasil penelitian melalui inisiatif-inisiatif ekonomi dan sosial yang tepat. Proyek-proyek ini akan memperkuat dan menyesuaikan peluang akses pasar bagi tantangan pertanian regional dan global. Pada sektor tanaman pangan, penekanan diberikan dalam hal produktivitas, penanganan hama dan penyakit, penanganan pasca panen dan pemasaran dari sejumlah buah-buahan utama (pisang, jeruk, mangga dan manggis) dan sayuran (kentang, kubis dan cabai), serta tanaman-tanaman kunci lainnya seperti coklat dan kopi. Bertambahnya pendapatan dari tanaman-tanaman komersial hortikultura dan tanaman pangan akan berkontribusi pada ketahanan pangan seiring dengan meningkatnya kemampuan petani untuk membeli bahan makanan. Di bawah komponen SADI yang dilaksanakan ACIAR, akan dilakukan pula perbaikan produktivitas dan pemasaran padi, jagung, kedelai dan kacang hijau serta kacang tanah.

komitmen program bantuan Australia untuk mengurangi ancaman flu burung di Indonesia dan di wilayah-wilayah lainnya.

Proyek-proyek perikanan telah menghasilkan dampak yang sangat penting, termasuk diantaranya adalah mengenai penanganan penyakit udang, rehabilitasi tambak udang yang tidak produktif pada tanah sulfat masam, budidaya ikan laut yang bernilai tinggi dan krustasea, tingkat kesadaran yang lebih besar dan pemahaman tentang perikanan IUU, serta pengamatan dan harmonisasi pengelolaan cadangan ikan bersama. Program perikanan di Indonesia akan tetap besar namun juga dicari peluang kerjasama Australia-Indonesia dalam usaha-usaha untuk mengatasi perikanan IUU. Akan diberikan suatu penekanan yang lebih besar pada kedua program perikanan dan kehutanan guna menyeimbangkan masalah-masalah lingkungan dengan ketenagakerjaan di Dengan adanya kendala-kendala yang semakin meningkat tingkat regional. dalam usaha pengendalian penyakit secara efektif misalnya dalam hal peraturan dan kebijakan lingkungan, khususnya Di bidang kehutanan, ACIAR akan mulai merancang kegiatan pengembangan kerjasama diperlukan untuk melaksanakan lebih lanjut pada sistem wanatani berbasis masyarakat terutama prakarsa regional. Proyek-proyek kesehatan hewan akan bagi peningkatan pendapatan di Indonesia timur serta terus mengembangkan dan mengujicobakan sistem pemantauan melakukan program perbaikan atas kelangsungan dan nilai yang cocok bagi penyakit-penyakit ternak, khususnya yang yang diperoleh dari jenis-jenis tanaman utama, termasuk akasia saat ini atau kelak berpotensi menular kepada manusia. dan jati , baik di Indonesia bagian timur maupun barat. Seiring Fokus akan diberikan dalam hal pemberian bantuan untuk dengan meningkatnya penekanan dalam kerjasama bidang mengembangkan sistem tanggap yang tepat saat suatu kehutanan dan perubahan iklim di Indonesia, para peneliti penyakit terdeteksi. Penelitian yang terarah akan memberikan akan membangun suatu program yang mengkaji potensi pengetahuan dasar dalam menggunakan perangkat-perangkat ekonomi perubahan penggunaan lahan dan tangkapan karbon, secara efektif, misalnya vaksin. Pemerintah pusat dan daerah pengurangan tingkat kemiskinan serta penelitian kebijakan akan menggunakan pengetahuan yang diperoleh ini untuk untuk mempromosikan pengelolaan hutan secara lestari. melaksanakan program-program pengendalian di wilayah yang lebih luas. Penyakit-penyakit endemik pada ternak juga akan Indonesia merupakan suatu negara mitra yang penting di menjadi sasaran dimana hal ini dapat menjelaskan kerugian dalam pelaksanaan proyek-proyek yang terkait dengan Pusatproduksi dan dampaknya pada pendapatan serta cara-cara Pusat Penelitian Internasional, misalnya International Food yang jelas proses adopsi hasil-hasil penelitiannya. ACIAR Policy Research Institute (IFPRI), Centre for International juga mendukung sejumlah kegiatan penelitian terkait dengan Forestry Research (CIFOR), the World Agroforestry Centre

Box 3. Prakarsa Pengembangan Agribisnis Berskala Kecil (SADI) SADI, yang didanai melalui AusAID, bertujuan untuk meningkatkan produktivitas dan pertumbuhan pada sektor pedesaan di empat propinsi di kawasan timur: Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Selatan. Hal ini akan dilakukan dengan cara meningkatkan pendapatan dan produktivitas petani dan agribisnis sebagai tanggapan terhadap adanya peluang pasar melalui suatu proses yang disokong oleh kapasitas penelitian dan pengembangan adaptif yang sudah diperbaiki. SADI dimulai pada akhir tahun 2006. Suatu kajian ulang tengah waktu yang dilakukan pada bulan November 2008 menegaskan dukungannya untuk pengembangan SADI fase ke dua (2009–13). Rancangan dan pelaksanaan fase ini diharapkan dapat dilakukan pada tahun 2009–10. SADI tahap pertama, yang akan berakhir pada tahun 2009–10, terdiri dari tiga sub-program terintegrasi: • memperkuat produksi dan pemasaran usaha kecil (yang dilakukan oleh Departemen Dalam Negeri, sebagai bagian dari PNPM Mandiri atau Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat dan didukung oleh Bank Dunia • memperkuat sektor agribisnis swasta dan mengembangkan usaha kecil menengah (yang dilaksanakan oleh International Finance Corporation) • Mendukung penelitian adaptif yang didorong oleh pasar (SMAR dilaksanakan oleh ACIAR melalui kantor proyeknya di Makassar dan Bogor). SADI membantu memperkuat kapasitas litbang di tingkat propinsi yang lebih mengarah pada kebutuhan pasar dan klien sehingga mampu melakukan alih ilmu pengetahuan secara efektif kepada para pengguna akhir. Terdapat 3 komponen cara-cara pelaksanaannya. Yang pertama adalah mendanai organisasi-organisasi di tingkat propinsi guna melaksanakan proyek-proyek yang mendapatkan prioritas tinggi seperti yang dibutuhkan oleh pasar serta mendapatkan bantuan teknis secara internasional. Komponen yang ke-2 akan memperbaiki keterkaitan dan alih ilmu pengetahuan secara lebih efektif dari peneliti dan penyuluh dengan menggunakan pendekatan-pendekatan baru guna membantu penyebarluasan hasil-hasil penelitian yang diujicobakan di lapangan. Komponen ke-3, pada tingkat institusi, akan membantu dalam hal perencanaan, kebijakan dan prosedur-prosedur litbang bagi pengembangan sumber daya manusia dan peningkatan perangkat teknologi informasi.

30

pengelolaan pakan yang sederhana dan efektif serta praktek-praktek manajemen dan perbaikan keterkaitan dengan rantai suplai dengan pasar-pasar di perkotaan.

Prioritas-prioritas penelitian Prioritas kerjasama penelitian pertanian antara Australia dan Indonesia dibicarakan pada bulan Februari 2007 dalam suatu pertemuan konsultasi antara ACIAR dengan perwakilan departemen dan badan-badan pemerintah yang terkait, universitas, LIPI, sektor swasta dan kelompok tani. Konsultasi secara lebih rinci juga dilakukan melalui SADI di empat propinsi di Indonesia timur pada bulan November 2006 dan awal 2009, melalui Komisi Teknologi pada propinsi tersebut. Prioritas-prioritas selama program berlangsung kemudian disaring kembali selama konsultasi pada tahun 2008–09. Daftar selengkapnya untuk prioritas-prioritas yang telah disepakati pada pertemuan tersebut dapat diperoleh di pada bagian Prioritas negara mitra/Indonesia. Di kawasan Indonesia timur terdapat banyak peluang untuk memperkuat keterkaitan antara institusi-institusi penelitian di tingkat pusat (yang pada umumnya ada di Jawa) dengan institusi-institusi yang melakukan penelitian adaptif yang sangat spesifik pada lokasi tertentu sesuai dengan kebutuhan petani. Pada tahun 2009–10 program kerjasama ini akan memberikan penekanan pada bidang kesehatan dan produksi ternak, produksi tanaman pangan, perlindungan dan penanganan pasca panen (khususnya pada tanaman pohon dan hortikultura), kehutanan, perikanan dan agribisnis serta penelitian kebijakan pertanian. Tema area kerjasama yang disepakati adalah sebagai berikut:

Subprogram 1: Penyempurnaan kebijakankebijakan untuk mendukung pengembangan agribisnis •

Subprogram 3: Penelitian pengembangan agribisnis hortikultura yang kompetitif •





• • • •

Indonesia

(ICRAF), the International Potato Centre (CIP) dan the Asian Vegetable R&D Centre (AVRDC).

Pengenalan terhadap persyaratan teknis dan kebijakan guna menetapkan area-area rendah penyakit dan kemampuan pengembangan kapasitas karantina pada produk-produk tanaman Peningkatan kualitas dan perbaikan akses pasar pada mangga dan manggis, termasuk melalui penanganan hama, penyakit-penyakit yang disebabkan oleh jamur dan ketidakteraturan fisiologi Perbaikan dalam penambahan nilai dan kemampuan pemasaran buah manggis melalui pengelolaan ketidakteraturan fisiologi, penanganan hama dan masa simpan yang lebih baik Pelaksanaan sistem pengelolaan hama-hama dan penyakit utama tanaman pisang secara lebih baik Pengembangan akar tanaman klonal dan penanganan pasca panen serta sistem pengemasan alpukat Perbaikan produksi dan sistem penanganan hama pada bawang merah Pengembangan sistem penanganan pasca panen dan pertambahan nilai pada tanaman hortikultura ornamental tropis, rempah-rempah dan sayuran asli lokal.

Subprogram 4: Sistem perikanan budidaya dan wanatani yang menguntungkan petani kecil

Analisa dan pengujian terhadap perubahan-perubahan kebijakan termasuk relasi-relasi perdagangan yang baru dan mampu bersaing, meningkatkan akses petani skala kecil pada pasar yang semakin berkembang Penetapan persyaratan-persyaratan kebijakan guna mendukung perubahan struktur (transformasi di pedesaan, termasuk diantaranya dampak status kepemilikan lahan, ukuran lahan pertanian serta kebijakan penentuan harga pangan) dan diversifikasi pertanian untuk mencapai perubahan produksi dan memenuhi kebutuhan pasar Analisa persyaratan kebijakan untuk mendukung produksi perikanan, penanganan pasca panen, proses serta pemasaran produk-produk perikanan.

4.1 Perikanan budidaya berskala kecil • Pengkajian opsi kebijakan guna mengarahkan program ekspansi dan intensifikasi perikanan budidaya, termasuk pengembangan dan penerapan perangkat pengambilan keputusan dan perencanaan kerangka kerja untuk • membantu para petani, perencana serta pembuat kebijakan, khususnya pada tingkat lokal • Pelaksanaan layanan diagnostik yang lebih dapat diandalkan bagi petani terkait dengan virus penyakit udang melalui aplikasi teknologi PCR • • Pengendalian dan penanganan ancaman virus baru, termasuk sindrom Taura dan penyakit ikan laut bersirip • Pengembangan formulasi pakan dengan biaya yang efektif khususnya untuk jenis-jenis yang bernilai tinggi dengan Subprogram 2: Kerjasama biosekuritas dan cara mengurangi ketergantungan pada protein berbahan produksi peternakan dasar ikan • Penetapan sistem pemantauan penyakit, kebijakan dan sistem pengendalian penyakit yang efektif • Penyuluhan pada kelompok petani tentang penerapan ‘Praktek Pengelolaan yang Lebih Baik’ untuk mengatasi • Deteksi dan penanganan resiko penularan penyakit melalui masalah kualitas produk, keamanan pangan dan rantai perpindahan hewan ternak suplai untuk meningkatkan kinerja pasar. • Peningkatan pemahaman sifat virus flu burung di pedesaan dan peternakan berskala komersial, dengan dan tanpa vaksinasi serta peranan bebek dalam proses penularan 4.2 Sistem wanatani • Pemahaman tentang insentif bagi komunitas penanaman penyakit berskala kecil, termasuk: • Penetapan opsi-opsi pengendalian dan prosedur − kebijakan dan institusi bagi kegiatan wanatani dan penanganan penyakit zoonosis termasuk rabies, anthrax, hutan kemasyarakatan yang menguntungkan brucellosis dan cysticercosis − analisa sistem dan pasar yang menghasilkan • Penelitian untuk mendukung pengembangan sektor imbalan bagi petani kecil peternakan berskala kecil secara komersial, khususnya

31

Indonesia



Mencocokkan lokasi hutan kemasyarakatan dengan • berbagai jenis tanaman pada lingkungan yang bervariasi, termasuk: −



pengelompokan lokasi dan pemilihan kombinasi spesies dan perbaikan materi tanaman, dengan • mempertimbangkan kecenderungan pasar dan budaya

Kerjasama regional dalam pemantauan ikan hiu dan ikan pari yang berasal dari Samudera Hindia berikut data eksporimpor sirip ikan hiu untuk memperoleh pemahaman yang lebih baik atas arus perdagangan regional Penilaian kualitas dan perbaikan keamanan pangan pada produk perikanan terkait dengan cara penangkapan, penanganan, pengolahan (dan fasilitas pengolahan) serta pemasaran guna mengurangi kerugian serta meningkatkan daya saing produk.

Pemilihan sistem silvikultur dan pengembangan model penyuluhan teradaptasi yang dapat diterapkan pada penanaman berskala kecil. 5.2 Sumber daya hutan • Pengkajian ulang opsi kebijakan dan opsi penilaian Subprogram 5: Pemakaian dan pengelolaan ekonomi kehutanan berskala kecil untuk mengatasi berkelanjutan sumberdaya perikanan dan mitigasi perubahan iklim kehutanan yang menguntungkan • Peningkatan dalam hal administrasi dan tata kelola hutan 5.1 Sumberdaya perikanan pasca desentralisasi melalui penelitian di tingkat propinsi • Penggunaan alternatif, penilaian yang inovatif dan kerangka dan distrik kerja pengelolaan untuk mengatasi masalah keterbatasan • Penerapan perbaikan strategi silvikultur dan pengaturan data dan mengujicobakan pada cadangan ikan bersama jenis perkebunan pada lokasi yang sesuai serta sektor perikanan yang menjadi kepentingan bersama • Perolehan manfaat yang lebih dari spesies tanaman • Penetapan pengaturan pengelolaan bersama yang efektif perkebunan melalui teknologi pengolahan yang sudah antara nelayan dan industri perikanan budidaya di disempurnakan dan pengembangan produk-produk baru bendungan dan perairan-perairan terbuka yang disesuaikan dengan kebutuhan pasar • Pengelolaan yang lebih baik terhadap penangkapan ikan • Penanganan masalah hama dan penyakit pada tanaman ilegal, tidak diatur dan tidak dilaporkan di perairan yang hutan. dikelola oleh Indonesia sendiri, dengan menaruh perhatian pada perbaikan kelemahan sistem peraturan dan pelaporan Subprogram 6: Sistem agribisnis yang yang ada saat ini; dan analisa kerangka kerja institusi menguntungkan bagi kawasan Indonesia dan peraturan serta hubungan antara berbagai jenjang Timur pemerintahan yang berbeda Subprogram ini memadukan kegiatan pada bidang peternakan,

Hasil dari kerjasama jangka panjang untuk membangun kembali kapasitas pertanian di Aceh

32

Indonesia Pedagang buah di Bali

produksi tanaman hortikultura dan perikanan budidaya dengan fokus geografis pada kawasan Indonesia Timur. Perbaikan kapasitas pada pihak-pihak terkait guna mendukung penelitian adaptif sesuai dengan kebutuhan pasar. Ada tiga bidang utama dalam program ini, yang meliputi baik proyek-proyek yang didanai SADI maupun yang didanai ACIAR di Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tenggara serta NTT and NTB, seperti halnya Papua dan Papua Barat. 6.1 Adaptasi praktik-praktik pengelolaan berskala kecil untuk mengurangi tingkat kerentanan dan meningkatkan keuntungan • Perbaikan produktivitas dan peluang keuntungan pada sistem tanam di daerah-daerah kering • Perbaikan dalam proses adopsi teknologi pengelolaan tanaman yang lebih baik pada sistem tanam padi tadah hujan serta pengembangan komponen-komponen rotasi yang lainnya • Pengembangan pasar dan penguatan adopsi teknologi pada sistem tanam padi beririgasi • Pengembangan sistem tanam jagung dan legume yang lebih hemat air dan dikaitkan dengan masukan/luaran pasar-pasar • Pengembangan sistem produksi yang memadukan tanaman dengan ternak • Mengembangkan teknologi pasca panen tanaman yang cocok sesuai dengan lokasi.

• •

Perbaikan dalam budidaya dan sistem pemasaran untuk jenis-jenis produk air laut seperti lobster dan rumput laut Pengembangan industri untuk jenis-jenis buah tropis di Indonesia timur termasuk misalnya mangga, jeruk dan markisa.

6.3 Peningkatan kebutuhan protein hewani • Memahami kebijakan-kebijakan untuk meningkatkan swasembada produksi daging, termasuk faktor-faktor yang mempengaruhi adopsi penggunaan pakan yang telah diperbaiki, pemotongan sapi-sapi yang masih produktif, dan perbaikan tingkat reproduksi serta keterkaitan dengan pasar • Pengembangan sistem yang berkelanjutan yang memadukan antara ternak dengan tanaman pada daerah-daerah kering di Indonesia timur dan daerah perkebunan skala kecil • Penguatan produktivitas sapi Bali dan kambing untuk memenuhi kebutuhan pasar melalui perbaikan pengelolaan pakan dan reproduksinya.

Subprogram 7: Kerjasama teknis untuk meningkatkan produktivitas dan manfaat pertanian dan perikanan di Aceh •



Peningkatan produktivitas dan pengembangan kapasitas sumber daya manusia serta infrastruktur budidaya air payau untuk udang dan ikan laut bersirip Perbaikan kondisi tanah-tanah yang terkena tsunami, sistem pertanian dan sistem suplai benih guna meningkatkan produksi tanaman dan sayuran.

6.2 Mengambil manfaat dari produk-produk bernilai tinggi • Pengelolaan hama dan penyakit dan pengembangan pasar- Portfolio proyek yang sedang berlangsung pasar produk yang bernilai tinggi seperti kacang mete, (Peluang proyek-proyek baru yang dimulai tahun 2009-10 ditandai dengan ‘diusulkan’) kakao dan kopi

33

Indonesia

Subprogram 1: Kebijakan yang lebih baik untuk mendukung pengembangan agribisnis Penentuan kebijakan di Indonesia tetap dipengaruhi oleh sistem yang protektif dan keterlibatan sistem dengan insentif yang kurang bagi petani kecil untuk dapat berpartisipasi secara efektif pada penyesuaian rantai pemasaran. Dalam usaha mengatasi faktor-faktor pembatas tersebut, kebijakan proyek akan didasarkan pada investasi penelitian pada sub program lainnya (misalnya pasar buah-buahan) dengan merancang opsiopsi kebijakan dan kerangka kerja dimana petani dan investor akan mempunyai kepercayaan diri yang lebih. Hadirnya tandatanda pasar yang lebih jelas, hal ini akan memberikan arah penelitian yang tepat. ADP/2005/068 (multilateral)

ADP/2005/066 (multilateral)

Dampak dan implikasi kebijakan perdagangan antara Indonesia dan Australia di masa depan yang meliputi pembangunan ekonomi dan penyesuaian struktural (IFPRI) Pasar bagi komoditas bernilai tinggi di Indonesia: Upaya mempromosikan daya saing dan inklusivitas (IFPRI)

Subprogram 2: Produksi peternakan dan biosekuritas Penyakit avian influenza yang bersifat sangat menular (HPAI) HPAI tetap menjadi kekhawatiran utama bagi kesehatan unggas dan manusia. Sebuah klaster proyek akan melakukan penelitian yang diperlukan untuk dapat melaksanakan program-program pengendalian yang efektif. Dampak ekonomi penyakit tersebut akan ditentukan melalui survei rumah tangga dan unit usaha sehingga dapat memberikan informasi dalam pengambilan kebijakan pengendaliannya. Bebek digolongkan sebagai salah satu tempat bersarangnya virus, sehingga dengan demikian penting pula diperhitungkan di dalam pelaksanaan program-program pengendalian.Pola penyebaran penyakit dan tanggapan terhadap vaksinasi bebek juga diselidiki. Virus yang menyebabkan avian influenza mampu mengubah struktur permukaannya dari waktu ke waktu, dimana hal tersebut dapat berpengaruh terhadap efektivitas vaksinasinya. Hal ini sedang diamati, khususnya pada daerah yang divaksinasi dengan tingkat paparan virus yang tinggi. Perpindahan burung-burung juga merupakan suatu cara yang penting dalam hal penyebaran virus, dan ilmu tentang penyebaran ini sangat mendesak untuk dilaksanakan pada program-program pengendalian di tingkat regional atau pulau. Prosedur karantina yang efektif pada usaha-usaha perorangan akan diujicobakan bekerjasama dengan sektor usaha unggas komersial di Indonesia. Proyekproyek ini diselaraskan dengan prioritas pengendalian avian influenza Pemerintah Indonesia dan juga upaya-upaya yang didukung oleh AusAID maupun donor-donor utama lainnya. AH/2004/020

AH/2004/040

Pengembangan sistem pemantauan nasional untuk penyakit sampar babi, flu burung, serta penyakit mulut dan kuku di Indonesia Epidemiologi, pathogenesis dan pengendalian flu burung yang sangat menular (HPAI) pada bebek di Indonesia dan Vietnam Pengendalian dan karakterisasi flu burung yang sangat menular pada industri unggas di Indonesia Perbaikan biosekuritas pada produksi unggas komersial skala kecil di Indonesia

penyakit hewan adalah penting untuk membatasi akibat-akibat yang ditimbulkan oleh penyakit-penyakit itu dan sekaligus mencegah masuknya penyakit-penyakit yang baru. Sejak diberlakukannya sistem desentralisasi pelayanan pemerintah di Indonesia, struktur kabupaten bertanggungjawab terhadap pelaksanaan pelayanan di bidang kesehatan hewan. Hal ini telah menimbulkan kesulitan dalam melaksanakan kebijakan dan pendekatan secara nasional, khususnya terkait dengan penyakit yang disebabkan oleh virus yang menyebar dengan cepat. Sebuah proyek akan menguji cara-cara bagaimana suatu kesepakatan dapat dicapai dan dana dialokasikan untuk mengendalikan penyaki-penyakit yang mendapatkan prioritas tinggi yang berdampak pada hewan dan manusia, hal ini akan disarikan dalam sebuah ‘Indovetplan’. Perpindahan ternak merupakan suatu faktor yang penting dalam penyebaran penyakit. Pola-pola dan insentif tentang adanya perpindahan ini akan dikaji di kawasan Indonesia timur terkait dengan penyakit sampar babi dan flu burung. Pemantauan yang efektif pada daerah-daerah yang terpencil kadang sulit dilakukan, namun sangat penting dalam pendeteksian awal adanya penyakit tersebut dan penanganan penyakit-penyakit yang sudah ada. Sistem ini sedang diuji pada daerah-daerah yang lebih terpencil di wilayah timur. Vaksin penyakit Jembrana, yang banyak ditemui pada ternak di Indonesia, sedang diusahakan secara komersial bekerjasama dengan program-program Pemerintah. Penyakit-penyakit yang berpengaruh terhadap manusia maupun hewan banyak ditemukan di Indonesia, namun penelitian dan tingkat kepentingan masalah-masalah ini tidaklah begitu jelas. Hal ini akan ditentukan untuk memberikan suatu dasar yang kuat untuk investasi yang akan dilakukan di waktu mendatang. AH/2006/156 AH/2006/166

Perpindahan ternak dan penanganan penyakit di Indonesia Timur dan Australia Timur Meningkatkan layanan kesehatan hewan di dalam sistem desentralisasi di Indonesia

Peternakan ayam broiler secara intensif di Lombok

Produksi sapi potong Klaster utama pada proyek penelitian sapi potong mempunyai fokus pada kawasan Indonesia Timur dan termasuk dalam AH/2006/050 subprogram 6. Klaster ini mencakup beberapa proyek yang menekankan pada pengembangan teknologi aplikasi on-farm AH/2006/169 oleh petani berskala kecil, termasuk perbaikan penanganan yang lebih baik dan tepat waktu pada saat reproduksi dan Kebijakan dan sistem penanganan penyakit hewan penyapihan anakan sapi, serta penggunaan nutrisi (hijauan tanaman dan sisa-sisa tumbuhan). Faktor-faktor yang yang lebih baik Peranan pemerintah pada semua tingkatan dalam pengendalian mempengaruhi proses adopsi intervensi teknologi ini secara

34

Indonesia Memperkenalkan strategi-strategi yang efektif pada usaha penggemukan ternak berskala kecil merupakan suatu prioritas kunci di Jawa

lebih luas sedang dikaji dan kegiatan ini dipadukan dengan ini adalah penanganan penyakit pada pisang dan buah jeruk, proyek-proyek yang mengkaji sifat-sifat rantai suplai sapi serta pengembangan sistem yang lebih baik untuk mengatasi potong pada tingkat yang lebih luas lagi. merebaknya lalat buah. Pada tahun 2008, suatu inisiatif utama yang baru pada pengembangan penelitian teknis dan pasar guna Terdapat peningkatan perhatian pada pengembangan sektor mendukung pengembangan industri mangga dan manggis peternakan komersial berskala kecil. Jawa merupakan sumber dirancang dan mulai dilaksanakan. Pada sayur-sayuran, fokus utama ternak di Indonesia. Usaha-usaha penggemukan utamanya adalah meningkatkan keuntungan bagi petani skala berskala kecil mempunyai peranan yang cukup penting, kecil untuk jenis-jenis tanaman komersial seperti kentang, khususnya di Jawa Timur. Usaha-usaha ini pada umumnya kubis dan cabai, khususnya melalui pengembangan pasokan menggemukkan ternak mencapai lebih dari 150 s/d 180 produk dengan mutu yang lebih baik secara lebih konsisten hari dengan mengandalkan sisa-sisa tanaman, konsentrat dan memperkuat keterkaitan yang lebih erat dengan pasar. sederhana dan beberapa jenis tanaman pakan yang ditanam dengan menggunakan sistem pengelolaan yang sederhana Dipergunakan dua pendekatan secara terpisah dalam proyekpula. Peluang pasar bagi usaha penggemukan berskala kecil ini proyek ini. Pendekatan yang pertama adalah dengan melihat cukup besar, namun demikian potensi ini terbatas diakibatkan bagaimana faktor biotik dan abiotik seperti hama dan penyakit kurangnya akses untuk mendapatkan cara-cara pengelolaan berdampak pada produktivitas, kualitas buah dan pasar; dan pemberian pakan sederhana secara efektif serta keterkaitan serta mengembangkan strategi pengendalian yang lestari rantai pasokan yang tidak efisien dengan pasar di kota-kota dan ramah lingkungan berdasarkan sistem pengendalian besar. Setelah berkonsultasi dengan pihak-pihak pada bidang hama dan penyakit yang terpadu pada tahapan-tahapan baik penelitian, penyuluhan dan industri pada awal tahun 2009, sebelum maupun sesudah panen. Pendekatan yang kedua ACIAR akan mengembangkan suatu kerjasama penelitian adalah dengan melihat rantai suplai komoditas-komoditas dan yang bertujuan untuk mengatasi permasalahan-permasalahan menangani komponen-komponen yang menghambat serta kunci tersebut. adanya keterkaitan yang lemah, sehingga dapat meningkatkan daya saing pasar pada industri tersebut. LPS/2008/038 (diusulkan)

Memperbaiki performa reproduksi sapi dan performa penggemukan anakan sapi pada suatu sistem dengan input yang rendah di Indonesia dan Australia Utara

Subprogram 3: Penelitian untuk mendukung pengembangan agribisnis hortikultura yang kompetitif Pada area penghasil buah tropis, penekanan yang ada selama

AGB/2005/167 AGB/2006/115 (multilateral) HORT/2003/036

Mengoptimalkan produktivitas sistem tanaman kentang/kol di Jawa Tengah dan Jawa Barat Menghubungkan petani sayur dengan pasar-pasar di Jawa barat dan Jawa Tengah, Indonesia (CIP) Penanganan hama lalat buah untuk meningkatkan layanan karantina serta meningkatkan mutu produksi buah serta sayur di Indonesia

35

Indonesia

HORT/2004/048 (multilateral)

HORT/2005/136 (multilateral)

HORT/2006/146 (diusulkan) HORT/2006/147

HORT/2008/040 (multilateral, diusulkan) HORT/2008/041 (diusulkan)

Penanganan penyakit secara terpadu (Integrated Disease Management – IDM) untuk penyakit anthracnose, Phytophtora blight dan virus Gemini yang ditularkan melalui lalat putih pada tanaman cabai di Indonesia (AVRDC) Mengurangi ancaman Fusarium terhadap tanaman pisang: memahami penyebaran agroekologi bentuk-bentuk pathogen dan mengembangkan strategi penanganannya (Bioversitas) Penanganan kualitas buah dan serangan hama pada mangga dan manggis guna memenuhi persyaratan teknis akses pasar Penanganan hama perusak batang tebu secara terpadu dan serangga penyebar virus pada tanaman tebu di Indonesia Produksi tanaman pisang secara terpadu untuk mengatasi penyakit layu pisang di Indonesia dan Australia Pengembangan strategi-strategi penanganan lalat buah pada area yang luas di Indonesia dan Australia

Subprogram 4: Sistem perikanan budidaya dan wanatani yang menguntungkan Udang Udang merupakan produk ekspor yang sangat penting pada sektor perikanan di Indonesia. Sejumlah proyek yang saling mendukung ditujukan untuk meningkatkan produktivitas dan keuntungan petambak udang berskala kecil sejalan dengan usaha kecil dan menengah yang terlibat di dalam rantai suplai udang. Hal ini akan dicapai oleh proyek-proyek tersebut dengan cara meningkatkan perencanaan pengembangan perikanan budidaya, baik pada skala tambak dan lebih luas lagi di tingkat kabupaten dan propinsi, memperbaiki konsistensi dan kualitas panenan melalui paket-paket perbaikan pengelolaan peternakan di lapangan dan penyebarluasan secara aktif mengunakan cara penyuluhan antar petani. Masalah produk yang berkualitas dan akses pasar akan mendapat perhatian yang semakin meningkat. FIS/2005/169

FIS/2006/144

FIS/2007/124 (diusulkan)

Meningkatkan produktivitas dan keuntungan perikanan budidaya udang pada petani kecil dan agribisnis terkait lainnya di Indonesia Memperkuat mekanisme regional untuk memaksimalkan keuntungan bagi kelompok petambak udang berskala kecil yang menggunakan praktek-praktek manajemen yang lebih baik Keragaman perikanan budidaya berskala kecil di Indonesia

Budidaya ikan bersirip dan spesies perikanan budidaya laut dan air tawar yang bernilai tinggi Industri pembudidayaan ikan laut bersirip tumbuh dengan pesat di Indonesia. Klaster proyek ini akan melanjutkan usahausaha bersama jangka panjang untuk menciptakan sistem produksi perbenihan yang kuat pada beberapa spesies penting. Hal ini akan dicapai dengan cara mengendalikan ancaman penyakit dan meningkatkan produktivitas perbenihan serta cara pembesarannya melalui pengembangan dan promosi paketpaket praktek peternakan terbaik yang cocok. Sejalan dengan pertumbuhan industri yang cepat ini, peneliti-peneliti saat ini banyak memberikan perhatian pada masalah kelestariannya. Hal ini termasuk diantaranya evolusi perangkat perencanaan yang lebih baik (pemetaan, penghitungan kapasitas beban lingkungan), pengelolaan ikan laut bersirip yang lebih efektif baik pada perairan tertutup maupun di wilayah-wilayah

36

pesisir, termasuk pendekatan penanganan bersama, dan pengembangan dan promosi formulasi pakan yang ramah lingkungan dan murah. FIS/2002/077

FIS/2002/111

FIS/2005/137 FIS/2006/140

Teknologi pembibitan dan pertumbuhan yang lebih baik untuk ikan laut bersirip di kawasan Asia Pasifik Konflik budidaya–penangkapan: mempertahankan produksi ikan dan kelangsungan mata pencaharian di bendungan-bendungan di Indonesia Pengendalian viral nervous necrosis (VNN) pada induk ikan bersirip Melakukan pembiakan tuna sirip kuning (Thunnus albacares) secara konsisten di Balai Besar Perikanan Budidaya Laut Gondol, Bali, Indonesia

Subprogram 5: Penggunaan dan pengelolaan sumberdaya perikanan dan kehutanan secara lestari dan menguntungkan Pengelolaan sumberdaya perikanan Suatu penelitian bersama yang sudah berlangsung lama, telah melibatkan sejumlah studi-studi terkait dengan beberapa jenis cadangan ikan bersama yang penting, baik secara komersial maupun karena faktor wilayah yang berbatasan antara Indonesia dan Australia. Hal ini telah pula memberikan suatu pemahaman bersama dan yang lebih baik dari karakteristik perikanan dan status sumberdaya dari sejumlah ikan yang bernilai tinggi. Penelitian ini, yang awalnya difokuskan pada ikan kakap merah di Laut Arafura dan Laut Timor, kemudian diperluas sehingga mencakup juga hiu dan ikan pari pada area yang sama, serta pengkajian sumberdaya tuna di Indonesia pada Samudera Hindia dan Pasifik. Sementara studi tentang tuna masih berlangsung, pemahaman yang lebih baik atas sifat alamiah dan tingkatan ikan-ikan ini telah memberikan suatu dasar yang kuat bagi pelaksanaan suatu proyek baru, yang akan mengevaluasi mulai dari pendekatan-pendekatan yang inovatif sampai pada tugas-tugas yang mendesak guna menangani sistem perikanan Indonesia yang rumit. FIS/2002/074

FIS/2006/142

Pengembangan kapasitas untuk melakukan pengawasan, analisa dan pelaporan perikanan tuna Indonesia Pengkajian dan kerangka kerja kebijakan yang baru bagi perikanan laut di Indonesia, termasuk pengendalian dan penanganan penangkapan ikan ilegal yang tidak diatur dan tidak dilaporkan (IUU)

Sumberdaya kehutanan Klaster utama proyek ini akan memfokuskan diri pada penguatan realisasi nilai dari adanya hutan tanaman dan hutan alam yang luas di Indonesia. Hal ini mencakup perbaikan pengelolaan tanaman yang ada atau menggerakkan hutan tanaman berbasis masyarakat, memperkenalkan produkproduk dan teknologi baru, dan menggerakkan pengembangan keterlibatan pasar yang lebih efektif. Penyelidikan tangkapan karbon oleh hutan-hutan alam sebagai suatu produk yang dapat diperdagangkan yang akan memberikan keuntungan komersial tanpa perlu adanya konversi hutan-hutan juga akan menjadi salah satu fokus pada subprogram ini. FST/2004/058

Realisasi manfaat genetika pada perkebunan di Indonesia dan Australia melalui pengaturan perairan dan kandungan nutrisinya

Meningkatkan pendapatan ekonomi bagi petani kayu jati berskala kecil dalam sistem wanatani di Indonesia (CIFOR) Meningkatkan nilai dari hutan tanaman di Indonesia melalui perbaikan dalam pengolahan kayu dan pilihan-pilihan pabrikasinya Perabotan dari kayu mahoni dan jati: penelitian untuk meningkatkan tingkat efisiensi dan pendapatan (CIFOR) Meningkatkan tata kelola, kebijakan dan pengaturan institusional untuk mengurangi emisi akibat deforestasi dan degradasi Mengatasi kendala pada hutan tanaman rakyat di Indonesia Perakitan plasma nutfah jati untuk diberikan kepada negara-negara mitra ACIAR yang relevan.

Adaptasi praktik-praktik pengelolaan bagi petani kecil untuk mengurangi kerentanan dan meningkatkan keuntungan Salah satu keuntungan dari meningkatnya harga-harga pangan secara global adalah bahwa produsen akan menerima hasil yang semakin baik. Namun, pengusaha kecil dituntut untuk mampu terlibat, pada waktu yang tepat, dengan perubahan-

SMAR/2005/074

SMAR/2006/003

Indonesia

perubahan pasar ini. Selama lima tahun terakhir, biaya-biaya yang dikeluarkan telah meningkat sampai 40%, dengan faktor-faktor kuncinya misalnya kenaikan harga bahan bakar dan pupuk, kurangnya tenaga kerja di pedesaan, sementara FST/2006/117 hasil bagi para pengusaha hanya meningkat sebesar 5%. Pada beberapa jenis bahan pangan pokok di Indonesia Timur, penerapan pengelolaan perbaikan tanaman secara sederhana FST/2007/119 (multilateral) tidak selalu dapat dipastikan, sehingga hal ini membatasi kemampuan pengusaha kecil mengambil keuntungan dari FST/2007/052 kenaikan harga-harga bahan pangan tersebut. Salah satu pendekatan guna mengatasi penurunan perdagangan serta mengambil keuntungan dari kenaikan harga pangan adalah FST/2008/030 dengan cara meningkatkan efisiensi biaya dan pengelolaan (diusulkan) tanaman, sehingga akan meningkatkan produktivitas dan FST/2008/050 keuntungan petani-petani berskala kecil yang terlibat di pasar. (diusulkan) Kawasan Indonesia timur mempunyai sifat iklim yang sangat beragam, dengan demikian membantu menghubungkan petani dengan pasar, keanekaragaman sistem pertanian serta Subprogram 6: Sistem agribisnis yang meningkatkan opsi-opsi pertanian yang lebih kuat akan menguntungkan bagi Indonesia timur Ada 3 area utama pada program ini, yang mencakup baik mengurangi kerentanan mereka dalam menghadapi perubahan proyek-proyek yang didanai oleh SADI maupun oleh ACIAR iklim. di Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, NTT dan NTB, selain Pelaksanaan penanganan tikus pada sistem juga di Papua dan Papua Barat. Proyek-proyek yang didanai ADP/2003/060 produksi padi secara intensif pada lahan irigasi di melalui SADI tertera sebagai SMAR. FST/2005/177 (multilateral)

Indonesia dan Vietnam Meningkatkan produksi coklat melalui keterlibatan petani dalam proses ujicoba demonstrasi jenis tanaman yang berpotensi lebih kuat serta tahan hama/penyakit dan praktek-praktek pengelolaan secara terpadu Memadukan tanaman legume pada sistem tanam jagung di Timor Barat

Para petani sedang memanen hasil tanaman di Indonesia

37

Indonesia

SMAR/2007/216 SMAR/2007/068

SMAR/2007/100

Peningkatan produktivitas padi di Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tenggara Produktivitas dan penguatan keuntungan pada kacang tanah dan kacang hijau di Indonesia dan Australia Dukungan bagi pengembangan pendekatanpendekatan yang disempurnakan pada pengkajian teknologi dan proses alih ilmu pengetahuan

Mengambil manfaat dari produk-produk bernilai tinggi Produksi produk yang bernilai tinggi oleh sektor usaha kecil di negara-negara berkembang merupakan suatu mekanisme guna membantu meningkatkan arus kas serta mengurangi kerentanan mata pencaharian mereka. Hal ini sering pula melibatkan adanya semacam pergeseran dari menanam bahan pangan pokok untuk ketahanan pangan saja ke arah produkproduk bernilai tinggi bagi pasar-pasar tertentu. Dengan keterlibatan pasar, pedoman-pedoman yang biasa digunakan berubah dan pengusaha kecil dituntut untuk memenuhi persyaratan pasar, namun terdapat pula sejumlah faktor yang tidak diketahui antara produksi dan pasar. Walaupun berpotensi menguntungkan, keterlibatan pengusaha kecil dengan pasar merupakan suatu praktek perubahan yang sangat penting. PC/2007/111 (multilateral) SMAR/2007/063 SMAR/2007/193

Pencegahan dan penanganan serangan hama perusak tanaman kopi (CBB) di Papua Nugini dan Indonesia Timur (CABI) Meningkatkan keterlibatan petani dalam rantai kopi spesial di Indonesia Timur Penanganan masalah kualitas unuk memperkuat rantai suplai mangga dan rambutan di Nusa Tenggara Barat Pengembangan pasar jeruk di Indonesia timur Sistem produksi terpadu buah markisa di Sulawesi Selatan Pengembangan budidaya lobster di Indonesia, Vietnam dan Australia Produktivitas yang disempurnakan dan pemanfaatan rumput laut yang lebih baik di Indonesia

untuk konsumsi manusia semakin meningkat. Oleh sebab itu, pemahaman tentang dinamika pasokan dan kebutuhan pasar protein hewani dan peningkatan produktivitas menjadi sangat mendesak guna memenuhi kebutuhan pasar yang berubah dan meningkatkan tingkat keuntungan peternak berskala kecil. AH/2007/106

LPS/2006/005

SMAR/2006/061

SMAR/2006/096 SMAR/2007/013

SMAR/2007/201 SMAR/2007/202 LPS/2008/053 (diusulkan)

Perbaikan dan diversifikasi pada sistem produksi ubi jalar dan babi guna mendukung peningkatan penghasilan pada masyarakat dataran tinggi Papua dan Papua Barat, Indonesia Mengevaluasi strategi-strategi untuk meningkatkan tingkat kemampuan hidup anak sapi di pedesaan di Timor Barat Pembangunan kapasitas baik dalam hal pengetahuan maupun adopsi teknologi perbaikan ternak sapi Bali di Sulawesi Selatan Strategi peningkatan sistem integrasi tanaman dan ternak di Lombok, Indonesia Peluang penggunaan batang coklat dan tanaman pakan hewan untuk mengatasi kelangkaan pakan pada saat musim kering di Sulawesi Tenggara Perbaikan produksi kambing pada sistem perkebunan terpadu di Sulawesi Selatan Penetapan standar rantai suplai sapi potong di Indonesia timur Mengatasi kendala produksi dan proses pasca panen jagung pada industri pakan ternak di Indonesia timur

Subprogram 7: Kerjasama teknis untuk mendukung rehabilitasi pertanian dan perikanan di propinsi NAD

Pada tahun 2005 ACIAR memulai serangkaian pelatihan dan proyek-proyek teknis untuk membantu rehabilitasi SMAR/2007/196 perikanan dan pertanian di propinsi Aceh dan Sumatera Utara, SMAR/2007/203 yang terkena bencana tsunami pada bulan Desember 2004. Penelitian diarahkan pada isu-isu teknis yang diperlukan SMAR/2008/021 untuk mengatasi perubahan fisik lingkungan yang diakibatkan (diusulkan) oleh penumpukan silt di area-area penanaman serta kerusakan SMAR/2008/025 tambak-tambak air payau setelah tsunami. Penekanan kuat (diusulkan) juga diberikan pada pembangunan kembali sumber daya manusia di wilayah ini. Selama tahun 2008, dimulai inisiatif jangka panjang pada bidang pertanian dan kesinambungan Peningkatan kebutuhan protein hewani Populasi di wilayah perkotaan di Indonesia berkembang sebesar produksi tanaman serta perbaikan pemasaran bekerjasama 4.4% per tahun, dan pada 2025 diperkirakan mencapai 61%. dengan badan-badan di tingkat pusat maupun yang berbasis Urbanisasi yang sangat cepat tersebut dan pada skala ini, secara di Aceh. tak terelakkan, akan terkait dengan konsumsi produk-produk SMCN/2005/075 Pengelolaan lahan dan tanaman secara terpadu hewani yang lebih tinggi pula. IFPRI memprediksikan suatu (multilateral) untuk merehabilitasi produksi sayuran di daerah angka pertumbuhan kebutuhan daging sapi di Indonesia yang yang terkena tsunami di propinsi Nanggroe Aceh mencapai hampir 6% per tahun pada tahun 2020, dengan Darussalam, Indonesia (AVRDC) produksi domestik yang hanya mencapai 2.5% per tahunnya. FIS/2006/002 Proyek rehabilitas perikanan budidaya di Aceh Sebagai tambahan, sementara penggunaan bio-energi dan perubahan iklim yang tidak menentu menjadi alasan naiknya SMCN/2007/040 Membangun sistem pertanian yang lebih menguntungkan dan lentur di Nanggroe Aceh harga-harga bahan pangan di dunia, penggunaan bahan pangan Darussalam dan New South Wales utama sebagai pakan ternak daripada digunakan secara langsung

38

39

HORT/2005/136 HORT/2003/036

FIS/2002/074 FST/2007/052

FIS/2002/111 FIS/2002/077

FIS/2006/142 FIS/2005/137

AH/2006/169 AH/2006/166

AGB/2005/167

AGB/2006/115

HORT/2008/040

FST/2005/177

FST/2007/052

Menghubungkan petani-petani sayuran dengan pasar Mengoptimalkan sistem produktivitas kentang/kubis Biosekuritas pada produksi unggas Pelaksanaan pengendalian penyakit secara nasional Penangkapan ikan IUU di Indonesia Pengendalian virus VNN pada ikan bersirip Perikanan di waduk-waduk Pembibitan ikan bersirip dan teknologi perbesarannya Sumberdaya tuna Mengurangi emisi akibat penggundulan hutan Penyakit layu pisang Penanganan hama lalat buah

Mengurangi emisi akibat penggundulan hutan Hasil-hasil ekonomi pada sistem wanatani jati ICM pada pisang

Palembang

SUMATRA

Rehabilitasi perikanan budidaya Sistem pertanian yang menguntungkan dan lentur Rehabilitasi produksi sayuran

Sumatra Barat

Banda Aceh

SMCN/2005/075

FIS/2006/002 SMCN/2007/040

FST/2006/117 HORT/2008/041 HORT/2004/048 HORT/2003/036

FST/2007/052

ADP/2005/068 ADP/2003/060 AH/2006/050

KALIMANTAN

Peluang perdagangan di masa depan Penanganan masalah tikus pada padi Pengendalian dan pengelompokan penyakit flu burung Mengurangi emisi akibat penggundulan hutan Pengolahan dan pabrikasi kayu Penanganan lalat buah pada area yang luas Penanganan penyakit tanaman cabai Penanganan hama lalat buah

Penangkapan ikan IUU di Indonesia ICM pada pisang IPM pada tebu Peningkatan akses pasar untuk mangga dan manggis

Memperbaiki tingkat kemampuan hidup pada anak sapi Pengembangan pasar jeruk keprok Perpaduan hijauan tanaman dalam perkebunan jagung

AH/2006/169 FIS/2006/142 FIS/2006/140 FST/2005/177 SMAR/2008/054

SMAR/2007/063 SMAR/2006/096

SMAR/2007/202 SMAR/2007/193 SMAR/2007/100 SMAR/2007/068

Indonesia

Biosekuritas untuk produksi ternak unggas Perikanan IUU di Indonesia Produksi kepiting bakau Pendapatan ekonomi atas usaha wanatani kayu jati Usaha-usaha peternakan berbasis hijauan tanaman

PAPUA

Papua

Mengurangi emisi akibat penggundulan hutan Pencegahan dan penanganan hama penggerek buah kopi

Biosekuritas pada produksi unggas Perpindahan ternak dan penularan penyakit Sistem pemantauan flu burung Pembibitan ikan bersirip dan teknologi perbesarannya Alur pemasaran sapi potong Pengelolaan pohon buah-buahan tropis Pengkajian teknologi dan pertukaran pengetahuan Mengatasi kendala pasar pada kacang tanah/ kacang hijau Rantai kopi spesial Strategi penanganan hewan ternak

PC/2007/111

FST/2007/052

Kendala-kendala pada produksi padi Pengkajian teknologi dan pertukaran pengetahuan Peningkatan produksi kakao

AH/2006/169 AH/2006/156 AH/2004/020 FIS/2002/077

SMAR/2007/216 SMAR/2007/100 SMAR/2005/074

SMAR/2007/196 SMAR/2006/003

LPS/2006/005

Pengendalian tikus pada padi Biosekuritas pada produksi unggas Praktek-praktek pengelolaan budidaya udang skala kecil Usaha budidaya udang skala kecil Pembibitan ikan bersirip dan teknologi perbesarannya Pencegahan dan penanganan hama penggerek buah kopi Kendala-kendala pada produksi padi Produksi dan pemrosesan buah markisa Memperbaiki produksi kambing Pengkajian teknologi dan alih ilmu pengetahuan Rantai suplai kopi spesial Mengatasi kelangkaan pakan ternak Produksi sapi potong Meningkatkan produksi kakao

Menghubungkan petani sayuran dengan pasar Mengoptimalkan produktivitas kentang dan kubis Avian influenza pada bebek Rantai nilai pada kayu mahoni dan jati Manfaat genetika pada tanaman

FIS/2006/142 HORT/2008/040 HORT/2006/147 HORT/2006/146

AH/2004/040 FST/2007/119 FST/2004/058

AGB/2005/167

AGB/2006/115

SMAR/2007/216 SMAR/2007/203 SMAR/2007/201 SMAR/2007/100 SMAR/2007/063 SMAR/2007/013 SMAR/2006/061 SMAR/2005/074

FIS/2005/169 FIS/2002/077 PC/2007/111

ADP/2003/060 AH/2006/169 FIS/2006/144

Proyek-proyek yang sedang berlangsung di Indonesia

ACIAR merupakan bagian dari program bantuan Pemerintah Australia yang bertujuan membantu negara-negara berkembang dalam upaya mengurangi kemiskinan dan mendukung pembangunan yang berkelanjutan sejalan dengan kepentingan nasional Australia. Prinsip-prinsip utama program bantuan Australia adalah: • •



• •

mempercepat perkembangan yang mengarah pada Tujuantujuan Pembangunan Milenium (MDG) suatu pemahaman bahwa sementara pertumbuhan ekonomi merupakan solusi yang sangat ampuh terhadap kemiskinan dalam jangka panjang, namun pertumbuhan ekononomi tidak dengan sendirinya terbagi secara adil dan menciptakan stabilitas dalam masyarakat suatu penekanan yang kuat pada wilayah Asia Pasifik, namun pada saat yang sama juga meningkatkan upaya-upaya di Afrika dan Asia Selatan suatu penekanan pada pentingnya pendidikan untuk meningkatkan pembangunan suatu komitmen untuk melanjutkan dan meningkatkan efektifitas.

Prinsip-prinsip ini memberikan arah program bantuan dalam upaya pelaksanaan pembangunan secara berkelanjutan. ACIAR berkolaborasi dengan AusAID pada area-area yang menjadi prioritas bersama, dimana kedua organisasi ini memberikan kontribusi bagi penekanan program bantuan Pemerintah secara menyeluruh.