format acara, editorial, dan manajemen personil berita Warta Malam. 2. .... “
Kelengkapan suatu berita harus benar – benar berpedoman dengan 5W + 1H
karena .... mengenai pentingnya pengalaman didunia editing dan contoh jenis
software ...
BAB 4 HASIL PENELITIAN
4.1
Penyajian Data Penelitian Dalam bab ini akan menguraikan hasil penelitian secara mendalam mengenai
proses produksi tayangan program berita Warta Malam di TVRI. Key informant yang sangat berpengaruh dalam suatu pembuatan keputusan bersama. Key informant dari data-data diperoleh dari narasumber melalui wawancara mendalam (indept interview) dengan narasumber yang menjadi key informant pada bagiannya masing-masing, antara lain : 1. Endan Syafardan selaku Eksekutif Produser Berita Warta Malam Seseorang yang bertanggung jawab pada secara keseluruhan acara baik dari segi format acara, editorial, dan manajemen personil berita Warta Malam. 2. Rini Padmirehatta selaku Produser Berita Warta Malam Seseorang yang bertanggung jawab atas seluruh proses produksi mulai dari pra produksi, produksi hingga proses pasca produksi. 3. Anggia Situmorang selaku Reporter Berita Warta Malam Seseorang yang bertugas untuk mencari data-data dan melakukan wawancara kepada narasumber dilapangan untuk dibuktikan kebenarannya. 4. Bonnie Rachkmat Widibuana selaku Editor Berita Warta Malam Seseorang yang bertanggung jawab dalam penyuntingan gambar dan mengedit serta merangkai gambar-gambar hasil liputan sehingga menjadi satu kesatuan cerita.
Dalam memproduksi suatu program berita dibutuhkan tahap-tahap dalam prosesnya, seperti pra produksi, produksi hingga pasca produksi untuk menghasilkan program yang layak tayang bagi stasiun penyiaran. Tahap inilah yang akan menjadi langkah kesuksesan dari suatu program berita agar tayangan yang diproduksinya mampu dinikmati oleh pemirsanya.
4.2
Pengolahan Terhadap Data Yang Terkumpul Perencanaan dalam redaksional TVRI mencakup rapat redaksi, pembawa acara,
tampilan gambar, atau mengenai materi – materi berita serta jadwal peliputan yang ada di Jakarta maupun di luar Jakarta yang mencakup isu – isu atau peristiwa – peristiwa yang sedang berlangsung dan berkembang pada saat itu. Menurut Rini Padmirehatta selaku produser Warta Malam mengenai perencanaan dari rapat redaksi yang di adakan setiap hari dua kali oleh tim Warta Malam. “Rapat redaksi diadakan dua kali dalam sehari, dari jam 10 pagi dan jam 2 siang, tapi tidak menutup kemungkinan terjadinya rapat pada malam hari dikarenakan ada hal – hal khusus. Intinya dalam rapat ini membahas mengenai berita yang layak itu bagaimana”. Dalam rapat redaksi, seorang produser berita harus bisa memperkirakan rundown berita yang akan dibuatnya, berdasarkan berita – berita yang telah diperoleh ataupun yang masih dikejar beritanya. “Rapat redaksi ini membahas juga berita apa yang bisa dijadikan headline untuk menjadi aktualnya besok, kemudian harus mengejar siapa narasumbernya untuk dimintai informasi maupun keterangan – keterangan terkait dengan materi berita yang dicari dan juga membahas soal budgeting”. Fungsi dari rapat redaksi selain membahas soal berita apa yang bisa dijadikan headline, siapa narasumber yang harus dikejar dan soal budgeting. Hal ini disampaikan oleh Endan Syafardan selaku Eksekutif Produser Warta Malam :
“Kita kan ada ada rapat redaksi itu dua kali, dari jam 10 pagi dan jam 2 siang, yang terlibat didalamnya ada produser eksekutif, produser, dan kepala departemen. Di dalam rapat jam 10 pagi itu selain membahas evaluasi, berita yang telah disiarkan sebelumnya, berita pagi, dan berita malam sebelumnya. Pada jam 10 pagi itu juga menentukan apa saja, berita apa yang mau diangkat dan dicari, siapa reporternya, dan mau ditugaskan kemana reporter nantinya”. Dalam rapat ini sebaiknya satu sama lain harus mempertahankan ide
atau
gagassannya. Seorang produser yang baik adalah seorang pendengar yang baik karena ide peliputan tidak selalu datang dari dirinya dan korlip, namun bisa juga dari orang lain. Pada rapat redaksi yang dilakukan setiap harinya sebanyak dua kali sehari ini, dihadiri oleh eksekutif produser, produser dan staf pemberitaan lainnya membicarakan mengenai sebuah ide liputan dan menimbangnya dari segala sisi sebelum direalisasikan. Pembicaraan termasuk informasi yang harus diperoleh, gambar yang harus direkam, dan narasumber yang harus diwawancarai , ide peliputan pasti muncul dalam rapat redaksi. Berbagai perencanaan dalam pra produksi mulai dari mentukan tema atau angle berita yang akan diliput, menentukan narasumber, membagi tim liputan, hingga pada proses penyusunan rundown. Endan Syafardan mengungkapkan mengenai tugas sebagai Eksekutif Produser Berita Warta Malam. “Saya bertugas bertanggung jawab pengawasan jadi saya sering datang keruangan editing untuk melihat gambar yang dihasilkan, dan memberikan masukan – masukan agar hasil editingnya bisa disesuaikan dengan kemauan penonton”.
Dalam pembuatan materi berita untuk Warta Malam sangat banyak memakai paket atau package yang artinya format berita yang komprehensif dengan intro dibacakan presenter sedangkan naskah paket dibacakan atau dinarasikan sendiri oleh reporter atau pengisi suara. Paket adalah laporan berita lengkap dengan narasi yang direkam ke dalam pita kaset. Dalam sebuah paket biasanya mengandung gambar, narasi,
suara alami, kutipan langsung narasumber, grafis, dan laporan reporter di depan kamera. Akan tetapi kadang juga ada pembuatan berita secara laporan langsung atau live. Dalam format ini presenter dapat berbicara langsung dengan reporter yang berada pada lokasi kejadian atau secara visual. Jika tim Warta Malam tidak mendapatkan kesempatan untuk melakukan laporan langsung secara visual, maka dapat dilakukan melalui telepon yang dikenal dengan live by phone. Durasi bagi laporan langsung tidak terbatas tergantung peristiwa itu sendiri. 4.2.1 Tahap Pra Produksi (Perencanaan) Pada tahap ini merupakan tahap awal yang sangat menentukan keberhasilan proses selanjutnya. Tahapannya dalam bagian ini adalah: 1. Perencanaan Sebelum ditentukan berita mana yang akan menjadi headline, divisi news TVRI selalu mengadakan rapat redaksi sebanyak dua kali setiap harinya pada jam 9 pagi dan jam 2 pagi yang berdurasi satu jam. Menurut Rini Padmirehatta selaku Produser Berita Warta Malam menjelaskan secara rinci mengenai rapat redaksi. “Dalam rapat redaksi ini biasanya membahas mengenai berita apa yang akan menjadi headline, narasumbernya siapa dan liputannya apa. Fungsi dari rapat redaksi ini sendiri adalah membahas materi berita apa saja yang akan diliput dan narasumbernya siapa saja. Jadi rapat redaksi menetukan reporter yang akan ditugaskan untuk meliput berita dan siapa narasumber yang akan dimintai keterangan terkait dengan materi berita yang akan dicari. Rapat redaksi dilakukan setiap harinya sebanyak dua kali dalam satu hari, yaitu pada jam 10 pagi dan jam 2 siang. Selain memilih berita yang akan dijadikan headline nanti, sebelumnya harus mempertimbangkan terlebih dahulu apakah berita tersebut mempunyai kepentingan publik atau tidak dan layak untuk disajikan untuk publik atau tidak”. Adapun kriteria berita yang layak untuk ditayangkan adalah:
a. Berita tersebut harus layak untuk diberikan kepada publik yang tujuannya memberikan informasi yang berguna dan isi berita tersebut harus jelas maksud dan tujuannya tanpa memprovokasi perusahaan maupun instansi tertentu. b. Berita yang ditayangkan harus aktual, maksudnya adalah berita tersebut berdasarkan kenyataan yang benar - benar terjadi dan sedang hangat untuk bahan menjadi pembicaraan. c. Sifat beritanya harus dapat diangkat secara nasional, karena siaran berita Warta Malam mengudara secara nasional, jadi segala sesuatu yang mendukung berita itu harus dapat dipertimbangkan untuk siaran nasioanal dan berita itu harus mempunyai nilai berita yang tinggi. Sedangkan faktor – faktor yang membuat suatu berita layak untuk diliput adalah: a. Adanya aktualitas pada berita itu b. Kejadiannya harus bermanfaat luas bagi masyarakat Indonesia c. Tidak membuat rugi publik dan lebih banyak membuat keuntungan dan manfaat untuk publik. Ibu Rini Padmirehatta selaku Produser Warta Malam menambahkan mengenai berita yang layak diliput. “Jadi berita itu sebelum kita liput, kita harus mempertimbangkannya terlebih dahulu, apakah layak atau tidak untuk diliput dan mempunyai nilai berita yang tinggi atau tidak dan apalah layak untuk ditayangkan scara nasional”.
Pengorganisasian tim yang berlaku di bagian pemberitaan TVRI adalah melakukan rotasi tim setiap minggunya untuk bergantian memimpin dan bertanggung jawab atas program Warta Malam. Total jumlah tim Warta Malam berjumlah tiga tim, dan setiap minggunya bertugas bergantian selama satu minggu. Pengorganisasian ini melakukan meliputi beberapa aspek yaitu: a. Membentuk tim liputan b. Membentuk tim redaksi c. Membentuk tim editor 2. Persiapan a. Eksekutif produser dan produser mengadakan rapat tim kerja Warta Malam dengan reporter dan cameraman untuk membahas mengenai headline yang telah dipilih untuk didiskusikan. b. Produser menunjuk siapa saja crew yang akan bertugas, biasanya dalam satu liputan membutuhkan satu orang reporter , dua orang cameraman dan satu orang asisten yang bertugas sebagai supir atau driver yang mengantarkan ketempat liputan itu berada. c. Reporter dan cameraman harus menyiapkan segala sesuatunya terlebih dahulu, baik secara fisik maupun mental dan sampai ke peralatan pendukung yang akan diperlukan untuk keperluan liputan.
d. Menentukan narasumber, misalnya ada pejabat atau tokoh masyarakat yang berkompeten dalam suatu peristiwa tertentu. e. Mempersiapkan sarana yang diperlukan terutama peralatan. f. Untuk masalah keuangan untuk keperluan liputan harus sudah disiapkan dengan cara berkoordinir dengan bagian keuangan. g. Membuat daftar wawancara dan pertanyaan yang akan dilakukan pada saat peliputan dilapangan.
Pembagian Tugas Peliputan
Pencarian Data / Sumber Informasi
Persiapan Tim Peliputan
Menentukan News Angle Berita
Produser Berkoordinasi Dengan Reporter
1. Reporter 2. Undangan / Fax 3. Telepon 4. Internet 5. Surat Kabar 6. Radio
1. Reporter 2. Cameraman 3. Driver
1. Daftar Pertanyaan 2. Narasumber 3. Angle Pengambilan Gambar
Gambar 4.1 Perencanaan Reportase Berita
4.2.2 Produksi (Pengorganisasian dan Pengarahan) Dalam tahap ini, semua rencana yang telah disusun dan disepakati bersama pada tahap pra produksi akan direalisasikan. Crew atau tim liputan yang telah ditunjuk akan berangkat menuju lokasi peliputan yang telah ditentukan sebelumnya.
Sebelum memulai liputan, produser membekali reporter hal – hal apa saja yang perlu dicari untuk keperluan liputan dan digali dilokasi peliputan. Reporter dan cameraman harus saling bekerjasama dan memiliki misi yang sama. Saat peliputan dilapangan, reporter dan cameraman harus selalu berkoordinasi dengan eksekutif produser untuk mendapatkan pengarahan yang baik dalam melakukan peliputan. Eksekutif produser juga memantau kinerja tim dilapangan untuk mendapatkan hasil yang baik, namun sudah menjadi tugas dari reporter dan cameraman untuk berimprovisasi dan berkreasi untuk mendapatkan berita yang baik. Hal – hal yang perlu dilakukan dalam suatu peliputan dilapangan: 1. Menjaga nama baik lembaga, baik ketika meliput maupun tidak. 2. Menjaga sikap kritis. 3. Setiap crew harus bekerja secara optimal sesuai dengan tugas dan tanggung jawab masing – masing. 4. Membina hubungan yang baik dengan narasumber. 5. Selalu mengikuti perkembangan berita. 6. Tidak menyalahgunakan kedudukan. 7. Selalu melakukan evaluasi liputan. 8. Hubungan komunikasi antara cameraman dan reporter harus terbina dengan baik. 9. Semua crew dilarang keras untuk menerima sogokan atau imbalan dari narasumber yang bertujuan untuk memalsukan keaslian berita.
10. Utamakan keselamatan jika situasi peliputan menjadi berbahaya dan cari alternatif lain untuk melakukan liputan tanpa membahayakan diri sendiri maupun tim. Saat dilapangan reporter harus menghubungi kontak pribadi dari narasumber untuk melakukan pertemuan yang sudah dijanjikan sebelumnya. Dalam pertemuan itu reporter akan bertanya – tanya dan meminta keterangan kepada narasumber seputar peristiwa atau kejadian yang sedang terjadi. Dalam pertanyaan itu sudah berpedoman dengan 5W + 1H, yaitu: a. What atau apa, maksudnya apa yang akan kita tulis dan tema apa yang ingin kita ungkapkan. What ini bisa apa saja. What yang kita tentukan ini akan menjadi dasar untuk 4W lainnya. b. Who adalah siapa tokoh yang menjadi tokoh utama di what. c. When adalah waktu kejadian what. d. Where adalah tempat kejadian what. e. Why adalah mengapa terjadi what. f. How adalah bagaimana what terjadi, bagaimana prosesnya, lika-likunya, dan sejenisnya. Bapak Anggia Situmorang selaku reporter Warta Malam menambahkan mengenai pedoman mewawancarai narasumber dilapangan. “Kelengkapan suatu berita harus benar – benar berpedoman dengan 5W + 1H karena kalau tidak, maka berita tersebut tidak dapat disiarkan karena tidak memiliki kelengkapan data. Dalam melakukan peliputan reporter harus pintar mengambil data – data dengan selengkapnya sesuai dengan pengarahan dari eksekutif produser dan cameraman harus mampu untuk mengambil angle yang baik agar penonton nantinya tertarik untuk menyaksikan tayangan mengenai liputan tersebut”.
Reporter juga tidak bisa hanya mengandalkan keterangan atau informasi dari satu pihak saja. Informasi atau keterangan itu dapat juga dicari dari para saksi kunci maupun saksi tambahan untuk mendukung kebenaran atau fakta dari data – data yang diperoleh. Saksi – saksi tersebut bisa: a. Masyarakat yang dekat dengan TKP (tempat kejadian perkara). b. Polisi dan pihak – pihak terkait lainnya, seperti pejabat, ahli dan sebagainya. c. Pihak – pihak yang dekat dengan lokasi kejadian. Dari keterangan beberapa saksi dan opini dari narasumber yang berkompeten dikejadian tersebut, reporter harus menarik kesimpulan atau membuat benang merah terhadap permasalahan yang ada. Jika dirasa data – data yang dikumpulkan masih dinilai kurang, reporter dapat mengontak eksekutif produser untuk diberikan pengarahan secara lebih lanjut mengenai peliputan atau bahkan bisa mencari data – data yang kurang tersebut lewat media massa lain untuk melengkapi data – data yang diperlukan. Bapak Anggia Situmorang selaku reporter berita Warta Malam menjelaskan mengenai bagaimana memperoleh informasi yang baik. “Sebagai reporter saya harus bisa memiliki sifat yang ramah, karena dalam dengan hal tersebut saya bisa mendapatkan informasi yang baik dari narasumber dan sebagai reporter saya juga harus dapat bersosialisasi dengan baik agar dia dapat menjawab pertanyaan yang kita berikan secara baik dan jangan sekali – sekali menyepelekan orang lain”.
Selain mengumpulkan informasi – informasi, reporter juga harus melakukan penyelidikan atau pendalaman materi terhadap berita yang sedang diliput seperti
contohnya peristiwa perompak Somalia yang menawan kapal dan ABK asal Indonesia baru – baru ini. Reporter harus bertindak cepat untuk pengembangan berita dengan cara mewanwancarai keluarga korban, dan pihak kepolisan yang memberikan informasi seputar kasus tersebut. Berikut kiat untuk menghadapi narasumber: a. Bersikap dan bertutur kata yang sopan. b. Hindari jurnalisme ramai - ramai dalam melakukan wawancara, karena hal itu akan membuat narasumber merasa tidak nyaman dan mengakibatkan tidak terjadinya proses wawancara. c. Sadar akan waktu, maksudnya dalam proses wawancara mengharuskan reporter untuk mengejar dan mencari narasumber, namun dalam mencari narasumber harus tahu waktu yang ada. Dalam proses peliputan, tidak akan ada artinya jika tidak ada gambar atau video. Dalam televisi, gambar video sangat merupakan materi terpenting yang harus ada, karena gambar video merupakan hal yang sangat penting dan mendasar dikarenakan materi ini akan disiarkan untuk ditayangkan keseluruh Indonesia supaya masyarakat tahu akan bentuk visual berita tersebut. Cameraman harus bisa menempatkan angle yang baik dan tidak mononton agar penonton dapat tertarik untuk mlihat dan menikmati materi berita tersebut. Semua cameraman yang baik harus paham sekali dengan nilai gambar seperti, warna gambar, angle, dan hal – hal lainnya yang mendukung proses pengambilan gambar. Peralatan yang sering digunakan pada saat peliputan meliputi:
1.
HDV Camera
2.
Mic
3.
Recorder atau perekam Dalam penyajian berita pada program berita Warta Malam terdapat empat macam, yaitu:
1. Berita Keras atau Hard News Berita yang bersifat Hard News adalah berita yang harus segera disajikan kepada audiens, dan tidak dapat ditunda – tunda penayangannya. Contoh berita tersebut adalah kasus Nazaruddin mengenai korupsi dan berita daerah dari Kalimantan Barat mengenai delapan rumah yang dihantam putting beliung. 2. Straight News Berita yang termasuk dalam straight news dalam Warta Malam adalah berita – berita yang isinya informasi penting dan ada 5W + 1H didalamnya, contohnya seperti berita kiriman dari daerah Sulawesi Barat mengenai potensi rumput laut Sulawesi Barat dan FIFA (Federation International Football Asosication) memutuskan tindakan atas PSSI (Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia). 3. Feature Berita yang bersifat feature adalah berita yang ringan namun menarik, contohnya dalam penayangan di Warta Malam adalah pembangunan Fly Over di Casablanca. 4. Prakiraan Cuaca
Dalam Warta Malam, berita mengenai prakiraan cuaca dihadirkan pada akhir acara setelah Warta Internasional. Prakiraan cuaca yang dihadirkan adalah prakiraan cuaca dari dalam negeri atau nasional dan luar negeri atau internasional. 4.2.3 Pasca Produksi Setelah melakukan tahap proses pra produksi dan pra produksi, hal yang terakhir dilakukan adalah proses pasca produksi. Dalam tahap ini merupakan tahap penyelesaian atau penyempurnaan dari bahan materi yang telah direkam menggunakan Beta Cam maupun Mini DV. Tahap ini meliputi : 1. Melakukan editing gambar dan suara serta pengisian visualisasi berita Pada tahap ini editor akan melakukan editing gambar yang sebelumnya maeteri tersebut telah disiapkan dari reporter dan cameraman.
Bapak Bonnie Rachkmat
Widibuana selaku editor Warta Malam menjelaskan mengenai tugas dari seorang editor berita Warta Malam. “Tugas sebagai editor adalah membuat gambar secara keseluruhan berurut dari pertama hinggal akhir dan disesuaikan dengan adanya naskah. Misalnya, berita itu ada naskah dan visual, dan tugas saya sebagai editor adalah mengsingkronisasikan naskah dengan gambar supaya gambar itu mempunyai satu kesatuan atau cerita yang dapat dimengerti masyarakat”. Selain itu Boonie Rachkmat Widibuana juga menjelaskan mengenai hal – hal apa yang perlu diperhatikan dalam proses pengeditan gambar dan gambar apa yang layak untuk ditayangkan. “Hal yang harus diperhatikan dalam proses mengedit itu ada banyak, salah satunya melihat visualnya terlebih dahulu, jika visualnya kurang layak seperti contohnya gambarnya goyang dan agak pecah, gambar tersebut tidak dapat dipakai. Kemudian dari suara, kita perhatikan dahulu suara tersebut channel satu atau dua, dan kalau
perlu kita mixing. Biasanya soundbite itu channel satu, dan atmosfir channel dua sedangkan untuk gambar yang layak ditayangkan biasanya mencari gambar yang baik dan tidak goyang karena tidak akan bisa dipakai dalam proses editing, dan untuk suara usahakan suara tersebut cukup jelas suaranya”. Editing yang dipergunakan dalam proses pengeditan berita biasanya terbagi atas tiga macam, yaitu :
a. Editing Offline
Proses editing ini merupakan proses memadukan antara gambar satu dengan gambar yang lain serta pemotongan dan memperpadukan gambar agar menjadi satu kesatuan gambar yang bercerita, sehingga hasilnya nanti akan dapat dimengerti dan dinikmati oleh pemirsanya.
b. Editing Online
Berdasarkan naskah editing, editor mengedit hasil shooting asli. Sambungansambungan setiap shoot dan adegan (scene) dibuat tepat berdasarkan catatan time-code dalam naskah editing. Demikian pula sound asli dimasukkan dengan level yang seimbang dan sempurna. Setelah editing online ini siap, proses berlanjut dengan mixing.
c. Mixing (pencampuran gambar dengan suara)
Narasi yang sudah direkam dan ilustrasi musik yang juga sudah direkam, dimasukkan ke dalam pita hasil editing online sesuai dengan petunjuk atau ketentuan yang tertulis dalam naskah editing. Keseimbangan antara sound effect, suara asli, suara narasi dan musik harus dibuat sedemikian rupa sehingga tidak saling mengganggu dan
terdengar jelas. Sesudah proses mixing ini boleh dikatakan bagian yang penting dalam pasca produksi sudah selesai.
Bonnie Rachkmat Widibuana selaku editor Warta Malam menjelaskan mengenai kendala pengeditan berita dan peran editor dalam proses pasca produksi dalam Warta Malam. “Pertama waktunya yang agak mendesak, jadi harus berpacu dengan waktu. Maksudnya, kadang – kadang waktu syuting jam 7 malam, berita baru hadir jam 7 kurangnya, jadi agak dipaksakan dalam mengedit berita dikarenakan keterlambatan materi yang datang. Kedua jika waktu proses dubbing suara kurang sempurna dan maka harus mengulang lagi proses tersebut dan peran editor sangat besar dalam proses produksi Warta Malam, karena tanpa editor proses produksi berita tidak akan berjalan”. Sedangkan teknik pengeditan yang sering dilakukan untuk mengedit suatu berita terdapat dua macam teknik editing yaitu:
a. Editing Linear (Analog).
Proses pengeditan gambar satu persatu secara berurutan dari awal hingga akhir. Sehingga seandainya terjadi kesalahan dalam menyusun gambar maka kita harus mengulang kembali dari awal. Contoh: menggunakan dua buah VTR satu sebagai master shot dan satu lagi sebagai perekam.
Gambar 4.2 Proses Editing Linier b. Editing Non Linear (Digital). Adalah proses peneditan gambar secara acak (tidak berurutan). Pada proses ini kita tidak harus memulai dari awal berurutan hingga akhir. Kita bisa memulainya dari mana saja tergantung materinya mana yang sudah siap. Contoh: Pinnacle, Adobe Premiere,Avid, Final Cut dan lain – lain.
Gambar 4.3 Proses Editing Non Linier
Bapak Bonnie Rachkmat Widibuana selaku editor Warta Malam menjelaskan mengenai pentingnya pengalaman didunia editing dan contoh jenis software apa yang sering dipakai dalam proses pengeditan berita. “Berdasarkan pengalaman sangat berpengaruh sekali dalam proses pengeditan, dan harus mempunya sense of editing dan harus tahu mengenai gambar – gambar yang harus diedit atau tidak. Kalau editing linier menggunakan manual yaitu dari tape ke tape, merknya yang digunakan adalah Sony Betacam VTR. Sedangkan untuk non – linier biasanya menggunakan Final Cut Express buatan dari Apple”. Dalam melakukan pengisian visualisasi terhadap berita yang akan ditayangkan dalam program berita Warta Malam Bonnie Rachkmat Widibuana selaku editor Warta Malam memberikan pedoman atau catatan penting untuk penyuntingan gambar. Pedoman tersebut adalah : a. Selalu bertanya kepada jurnalis mengenai berita apa yang akan ditampilkan b. Cobalah untuk melihat dahulu (preview) seluruh gambar yang ada dikaset dan catatlah gambar – gambar yang dianggap penting. c.
Gunakan banyak suara natural dan suara atmosfir untuk semua gambar yang tampil di layar.
d.
Tahanlah shot – shot statis sekurang – kurangnya tiga detik.
e.
Selalu gunakan gambar terbaik untuk digunakan sebagai gambar utama dalam paket berita.
f.
Lakukan fade in (yaitu secara perlahan menambahkan volume suara) pada gambar pertama paket berita dan fade out yaitu secara perlahan mengurangi voume suara pada gambar akhir suatu paket berita.
g.
Berikan jeda (pause) sejenak sebelum suara narasi terdengar guna memberikan kesempatan untuk memperdengarkan suara atmosfir atau suara alami.
Hal ini
dilakukan untuk memperkuat berita berita yang ditampilkan. h.
Jangan meletakkan (mengedit) narasi dan wawancara terlalu rapat, biarkan terdapat jeda antara narasi dan wawancara, hal ini akan membantu pemirsa untuk memahami bahwa ada pergantian pembicara.
i.
Ingatkan reporter untuk tidak membaca terlalu cepat atau terlalu lambat ketika mengisi suara untuk narasi.
2. Pengisian Narasi atau Dubbing Tahap ini adalah tahap dimana pengisian narasi berita yang artinya adalah memberikan suara pada hasil editing yang telah selesai supaya video tersebut mempunyai suara yang berfungsi supaya masyarakat menjadi lebih paham akan isi liputan tersebut. Biasanya yang mengisi narasi atau dubbing itu adalah crew – crew dari Warta Malam dan bisa juga dengan produser itu sendiri. Rini Padmirehatta selaku produser berita Warta Malam mengungkapkan akan proses dubbing dan menceritakan jika terjadi kesalahan dalam proses dubbing. “Biasanya setelah hasil liputan telah selesai diedit, saya biasanya membantu untuk melakukan proses dubbing ke hasil liputan yang telah diedit sebelumnya. Crew – crew dari Warta Malam juga membantu untuk proses dubbing ini, jadi bukan saya saja. Kadang proses dubbing tidak selalu berhasil pada take pertama kita ambil, bahkan bisa berkali – kali untuk mendubbing suara supaya menemukan suara yang baik dan sesuai dengan intonasi yang benar”. Sebenarnya proses dubbing ini merupakan proses yang bisa dibilang mudah, karena dalam proses ini hanya melakukan pengisian suara saja untuk di sambungkan ke
video hasil liputan nantinya. Setelah proses dubbing ini selesai, editor akan menyambung suara – suara hasil dubbing yang sebelumnya telah dilakukan. Menurut Bonnie Rachkmat Widibuana selaku editor Warta Malam. “Kalau proses dubbing ini telah selesai, maka tugas saya sebagai editor adalah menyambungkan hasil dubbing tersebut ke video liputan yang telah selesai sebelumnya, dan mencocokan antara durasi liputan dengan durasi dubbing tersebut”.
3. Proses Pembuatan Rundown Beberapa jam menjelang siaran syuting, sekali lagi tim Warta Malam akan mengadakan rapat yang dihadiri oleh eksekutif produser, produser, dan crew – crew lainnya yang bertanggung jawab dalam produksi Warta Malam untuk membuat rundown yang akan dipakai dalam bentuk daftar segment – segment. 4. Proses Syuting Program
Jika semua materi telah selesai dan disiapkan, maka akhirnya akan memasuki proses syuting program berita Warta Malam. Banyak hal – hal yang harus diperhatikan sebelum melakukan syuting program berita Warta Malam. Rini Padmirehatta selaku Produser Berita Warta Malam menjelaskan proses tersebut. “Sebelum kita syuting Warta Malam, biasanya satu jam sebelum para crew – crew yang bertugas termasuk pengarah acara akan bersiap – siap terlebih dahulu untuk menyiapkan peralatan dan settingnya dulu. Lalu dicek terlebih dahulu peralatan tersebut, ada kendala atau tidak, termasuk dengan tata lightningnya.” Crew – crew yang bertugas menjaga dan bertanggung jawab agar proses berlangsungnya syuting dengan baik dalam studio adalah :
1. Produser Seseorang yang bertanggung jawab atas seluruh proses produksi mulai dari pra produksi, produksi hingga proses pasca produksi. Dan di studio dia bertugas mengawasi jalannya proses syuting. 2. Pengarah Acara atau Program Director (PD) Seseorang yang bertanggung jawab terhadap teknis pelaksanaan dan melakukan pemilihan gambar dan suara sesuai rundown. 3. Cameraman Seseorang yang bertanggung jawab merekam video pada saat proses syuting berlangsung. 4. News Anchor Seseorang yang bertanggung jawab membawakan acara dan membacakan berita dari awal hingga akhir. 5. Soundman Seseorang yang bertanggung jawab dalam mengoperasikan tata suara dalam studio, termasuk mic yang dipakai news anchor. 6. Crew – Crew Maksudnya adalah, orang – orang yang berperan dan bertanggung jawab dalam proses syuting, seperti tata lighting, dan tata rias news anchor.
Saat proses syuting sedang berjalan, crew – crew dari Master Control Room (MCR) mempunyai tugas untuk menyiarkan program berita yang akan ditransmisikan melalui satelit dan stasiun relay diseluruh Indonesia. Hal ini dilakukan supaya saat siaran berlangsung, seluruh masyarakat Indonesia dapat menonton dan menikmati acara program berita Warta Malam. Master Control Room (MCR) Televisi atau disebut juga ruang kendali siaran televisi merupakan ruangan yang berisikan perangkat teknis utama penyiaran dalam mengontrol segala proses siaran stasiun televisi. MCR menjadi pusat dari segala kegiatan produksi siaran yang ada di stasiun penyiaran televisi. Crew – crew Master Control Room (MCR) yang bertugas saat proses syuting berlangsung adalah : 1.
Eksekutif Produser Seseorang yang bertanggung jawab pada secara keseluruhan acara baik dari segi format acara, editorial, dan manajemen personil berita Warta Malam. Di dalam MCR tugasnya adalah mengawasi jalannya proses syuting.
2. Switcherman Bertugas untuk mengoperasikan mesin switcher yang berfungsi untuk memindah – mindahkan gambar pada saat proses syuting berlangsung. 3. Audioman Bertugas untuk mengatur tata suara yang akan dimunculkan dalam proses syuting, dan mengatur besar kecilnya volume suara dari mic yang dipakai oleh news anchor.
4. VTRman Bertugas untuk merekam dalam kaset video saat proses syuting berlangsung dari awal hingga akhir. Kerjasama para crew – crew yang bertanggung jawab dalam proses syuting program berita Warta Malam sangat diharapkan terjadi dengan baik, karena akan sangat menentukan keberhasilan suatu program tersebut. 5. Evaluasi Terhadap Hasil Produksi
Melalui perencanaan program, ditentukan perencanaan sebuah program, konsep dan format program tersebut, serta tujuan yang hendak dicapai. Evaluasi disini berarti adalah proses mengamati perkembangan tayangan sebuah program.
Dalam divisi pemberitaan TVRI, biasanya dalam melakukan evaluasi terhadap hasil produksinya biasanya melalui rapat evaluasi yang diadakan setelah proses syuting selesai. Rapat evaluasi ini membahas mengenai performa program, kendala saat syuting atau saat proses peliputan, dan kekurangan program, serta membahas berita apa yang akan ditayangkan besok. Rapat evaluasi ini sangat dibutuhkan karena dengan adanya rapat ini, produser dan eksekutif produser dapat mengetahui apa yang kurang dan apa yang perlu ditambahkan dan dibenahi demi perkembangan program berita Warta Malam.
Dalam mengevaluasi hasil produksi juga dapat dilakukan pada rapat redaksi yang diadakan pada hari selanjutnya pada jam 09.00 pagi. Dalam rapat ini selain membahas
mengenai berita apa yang akan diliput selanjutnya, juga membahas mengenai hasil produksi program berita sebelumnya.
4.3
Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian dengan melakukan oberservasi,
dokumentasi,
penelitian kepustakaan dan wawancara mendalam dengan Endan Syafardan selaku Eksekutif Produser, Rini Padmirehatta selaku Produser, Anggia Situmorang selaku Reporter dan Bonnie Rachkmat Widibuana selaku Editor. Data yang dihasilkan melalui analisa produksi program berita Warta Malam di TVRI menyajikan tayangan berita yang bersifat hard news. Data – data pada penelitian ini akan dibahas berdasarkan ruang lingkup penelitian, sehingga dapat menjawab permasalahan yang ada yaitu bagaimana proses produksi program berita Warta Malam di TVRI dan bagaimanakah proses berita itu diolah agar menjadi isi atau content dari program berita Warta Malam. Dalam memproduksi sebuah program, hampir sama semua stasiun televisi lainnya untuk melakukan proses produksi seperti, pra produksi, produksi hingga pasca produksi untuk mendukung keberhasilan program tersebut. Faktor yang harus dipertimbangkan adalah bagaimana program berita ini dapat diterima oleh masyarakat Indonesia. Program berita Warta Malam merupakan program berita unggulan TVRI dengan content hard news. Program ini memiliki kekuatan dan kelemahan. Kekuatan program ini adalah dapat menyiarkan program beritanya hampir keseluruh pelosok Indonesia karena memiliki adanya 27 stasiun daerah dan 1 stasiun pusat dengan dukungan 376 satuan transmisi yang tersebar diseluruh Indonesia. Sedangkan kelemahan dari program
berita Warta Malam adalah terletak pada keterbatasan peralatan SNG (satellite news gathering), karena pada stasiun daerah belum semuanya memiliki SNG. SNG (satellite news gathering) sangat dibutuhkan di daerah – daerah untuk mengoptimalkan penyiaran program berita. Dan yang kedua adalah sumber daya manusia (SDM), dibutuhkan sekali tenaga – tenaga kerja muda yang mampu untuk berkoordinasi dengan crew – crew pemberitaan dikarenakan sudah berusia lebih, hal ini sangat perlu dilakukan agar membuat efisien waktu dan mendapatkan berita jadi lebih cepat. Tahapan proses produksi sangatlah penting, dengan pra produksi (perencanaan), produksi, hingga pasca produksi dapat mencapai sebuah tujuan, yaitu keberhasilan suatu produksi program berita. Program berita Warta Malam merupakan program berita yang menyajikan berita – berita seputar ekonomi, politik, sosial budaya, dan keamanan dengan sajian yang menarik berbagai rangkuman – rangkuman berita tersebut kepada pemirsanya dengan memberikan informasi. Rapat redaksi yang diadakan setiap harinya dua kali sehari dari jam 09.00 pagi dan jam 14.00 siang merupakan inti dari proses produksi dari program berita Warta Malam. Rapat redaksi ini meneliti terlebih dahulu peristiwa yang sedang terjadi di Indonesia, patut atau tidak dijadikan tema berita. Dalam rapat ini juga membahas ide peliputan, budgeting dan tema atau angle liputan yang akan ditimbang pada berbagai sisi serta siapa narasumber yang akan dimintai keterangan. Disini Eksekutif Produser dan Produser Warta Malam mempunyai kebijakan untuk menentukan berita apa yang layak untuk diliput. Untuk penentuan tema peliputan, tidak semua peristiwa apapun yang terjadi dapat dijadikan bahan untuk produksi berita. Peristiwa – peristiwa yang dapat merugikan masyarakat luas tidak dapat ditampilkan dan ditayangkan dalam Warta Malam. Tim
Warta Malam melakukan tugas bersama – sama dan saling bertanggung jawab atas kewajibannya masing – masing. Peran produser sangat penting dari proses pra produksi (perencanaan), produksi hingga pasca produksi. Tindakan dan keputusan Produser merupakan suatu kepentingan untuk perkembangan program berita Warta Malam. Produser Warta Malam tidak hanya menyaring berita – berita dari reporter yang ada di Jakarta saja, tetapi juga menyaring kiriman berita – berita dari daerah. Apabila berita kiriman dari daerah masi aktual dan gambar yang direkam bagus dan layak ditampilkan, maka berita tersebut dapat ditampilkan dalam beberapa segment Warta Malam. Dalam proses produksi, produser terlibat dengan reporter, anggota redaksi, presenter, dan pengarah acara. Disini peran reporter dan cameraman sangat berpengaruh terhadap proses produksi, karena hal – hal yang sudah disepakati dalam proses perencanaan akan direalisasikan dalam proses ini. Setelah berita itu sudah dapat materinya dan sudah terpenuhi wishlist yang disepakati dalam rapat redaksi, maka dibuatlah naskah berita yang akan diolah untuk proses selanjutnya. Begitu proses naskah berita selesai, dimulailah proses pembuatan rundown sesuai dengan urutan berita yang disepakati dalam rapat redaksi. Proses terakhir selanjutnya adalah pasca produksi, pada tahapan ini membahas mengenai pengisian gambar atau grafis dan narasi atau dubbing pada berita. Disini peran editor sangatlah besar, karena dialah yang mengedit gambar yang akan disajikan untuk masyarakat dan menyambung suara dari hasil dubbing yang nantinya akan disajikan ke penonton. Selanjutnya setelah semua materi dan proses editing selesai, barulah masuk ke tahapan syuting atau on air. Begitu proses syuting ini telah selesai, dilakukanlah rapat evaluasi atau rapat redaksi yang diadkan keesokan harinya untuk membahas ada atau
tidaknya kesalahan dan kendala saat syuting berlangsung. Rapat ini juga akan membahas berita apa yang akan ditayangkan pada esok harinya.