BAB 5 KESIMPULAN - Digilib ITS

31 downloads 2885 Views 381KB Size Report
Belum adanya keterkaitan perencanaan, pembangunan dan pemaliharaan potensi kawasan. 4. Konsep pengembangan kawasan pariwisata berbasis ...
BAB 5 KESIMPULAN

5.1. Kesimpulan Penalitian ini dilakukan dengan tujuan untuk merumuskan konsep pengembangan kawasan pariwisata berbasis masyarakat di Rawa Jombor Desa Krakitan. Setelah melalui serangkaian pengumpulan data dan analisa mendalam, dapat dirumuskan konsep yang sesuai yaitu, “Konsep Pengembangan Kawasan Pariwisaa Berdasarkan Partisipasi Masyarakat dengan Mengoptimalkan Potensi Sumberdaya Lokal secara Berkelanjutan. Dengan konsep tersebut diharapkan pengembangan kawasan parwisata Rawa Jombor akan lebih terarah dan memberikan manfaat/benefit yang lebih besar. Berdasarkan serangkaian tahapan penelitian yang telah dilakukan dalam penelitian ini dapar dirumuskan beberapa kesimpulan yaitu: 1. Dalam pengembangan kawasan pariwisata Rawa Jombor terdapat 4 kluster pengembangan yang didasarkan pada potensi pariwisata dan tingkat partisipasi masyarakat. Kluster yang terbentuk tersebut yaitu kluster I dengan potensi pengembangan tinggi, kluster III dengan potensi pengembangan sedang, kluster II dengan potensi pengembangan rendah dan kuster IV dengan potensi pengembangan sangat rendah. 2. Kluster-kluster yang terbentuk tesebut membentuk sebuah heirarki pengembangan, dimana setiap kluster memiliki keterkaitan satu sama lain. Dalam hal ini dibentuk 4 heirarki pengembangan sesuai dengan karakteristik masing-masing kluster yaitu kluster pusat pengembangan, prioritas pengembangan, kawasan pendukung pengembangan dan kawasan penyangga pengembangan pariwisata. 3. Faktor-faktor yang menghambat pengembangan kawasan pariwisata berbasis masyarakat adalah: a. Belum adanya peluang untuk mengembangan potensi wilayah sebagai bagian pengembangan atraksi pariwisata.

171   

b. Keterkaitan pengembangan potensi pariwisata dengan potensi wilayah belum sepenuhnya dioptimalkan bagi peningkatan kualitas hidup masyarakat. c. Partisipasi

masyarakat

masih

rendah

dalam

setiap

tahap

pengambangan (perencanaan, pembangunan dan pemeliharaan). d. Belum efektifnya upaya menciptakan link dengan pasar yang lebih luas dalam pengembangan kawasan pariwisata. e. Belum adanya kelembagaan yang menangani pengembangan kawasan pariwisata Rawa Jombor secara profesional. f. Kualitas

sumberdaya

manusia

yang

profesional

dalam

pengembangan kawasan pariwisata masih minim.. g. Belum adanya mekanisme pembagian keuntungan yang proporsif. h. Belum adanya keterkaitan perencanaan, pembangunan dan pemaliharaan potensi kawasan. 4. Konsep pengembangan kawasan pariwisata berbasis masyarakat di Rawa Jombor Desa Krakitan pada Kluster Kawasan Pusat Pengembangan: a. Deversifikasi kreasi sumberdaya yang dimiliki dengan menambah atraksi yang menarik di Bukit Sidoguro, warung apung, dan Rawa Jombor. Menjalin kerjasama dengan dukuh lain yang telah memiliki potensi menonjol (mengembangkan kegiatan membatik sebagai salah satu atraksi) . Pembatasan pemenfaatan dan penataan rawa sebagai lokasi pembangunan warung apung dab keramba, sebagai upaya menjaga kelestarian lingkungan rawa yang memilki fungsi kompleks dan agar dapat dikembangkan menjadi lokasi olahraga air. b. Membuat program kegiatan rutin yang melibatkan seluruh masyarakat desa untuk meningkatkan partisipasi dalam pengembangan pariwisata dengan memberikan insentif yang sesuai. c. Memberikan peluang bagi masyarakat lokal untuk dapat mejadi bagian pengembangan kawasan pariwisata sehingga memacu peningkatan perekonomian (mempekerjakan masyarakat desa untuk mengelola warung apung dan bukit Sidoguro). Memberikan peluang agar dapat

172   

menciptakan usaha yang mendukung pariwisata (toko sovenir, penginapan) d. Memberikan dukungan pengembangan dengan merumuskan program rencana pengembangan secara bertahap dengan implementasi yang terus menerus. e. Penguatan kelembagaan lokal yang menangani pengembangan pariwisata

yang

mampu

mengatur

pemanfaatan

sumeberdaya,

masyarakat dan pengunjung secara efektif tanpa menimbulkan konflik internal

maupun

eksternal.

Memberikan

pelatihan

manajemen

periwisata dan pengelolaan warung apung. f. Menciptakan sinergi keterkaitan pengembangan kawasan pariwisata dengan sektor lain (perikanan, kerajinan) untuk menjadi bagian (sektor pensuply)

bagi

kebutuhan

pengembangan,

sehingga

memacu

perkembangan sektor lain.

5. Konsep pengembangan kawasan pariwisata berbasis masyarakat di Rawa Jombor pada Kawasan Prioritas Pengembangan (Kluster III): a. Mengembangkan potensi kerajinan(batik, kayu, dll), pegunungan dan pembibitan sebagai atraksi wisata dengan menerapkan konsep ekowisata.

Membatasi

pemanfaatan

sumberdaya

(pegunungan,

pembibitan) berdasarkan ketentuan yang memperhatikan keberlanjutan lingkungan dan tidak mengganggu kegiatan pengembangan yang lain (budidaya hutan). b. Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam mengelola sumberdaya (menjaga hutan, mengelola pembibitan, melestarikan budaya), dengan membuka peluang untuk pengembangan pariwisata. c. Meningkatkan pembangunan desa yang mempelancar kegiatan ekonomi masyarakat sebagai benefit dari pengembangan pariwisata. Melibatkan masyarakat dalam kegiatan ekonomis yang memberikan dampak peningkatan kesejahteraan. d. Menjalin kerjasama dengan berbagai pihak (Perhutani, Dinas Pertanian, dll) untuk dapat memperoleh dukungan fisik dan non fisik. 173   

e. Menjadi

bagian

kelembagaan

pariwisata

lokal

untuk

dapat

mengutarakan aspirasi dan rencana pengembangan pariwisata agar dapat

disinergikan

dengan

pengembangan

di

wilayah

lain.

Meningkatkan kemampuan masyarakat melalui berbagai pelatihan yang dibutuhkan (pengelolaan pariwisata, pemasaran, pengemasan produk, dll) f. Mensinergikan kegiatan pengembangan dengan wilayah lain dalam hal pemasaran produk, promosi produk unggulan.

6. Konsep pengembangan kawasan pariwisata berbasis masyarakat di Rawa Jombor pada Kawasan Pendukung Pengembangan (Kluster II): a. Mengoptimalkan sumberdaya yang dimiliki (kerajinan, pertanian) agar dapat dikembangkan sebagai atraksi pendukung melalui berbagai kreasi kegiatan(wisata pertanian, workshop kerajinan) b. Meningkatkan kepedulian masyarakat untuk mendukung kegiatan pelestarian lingkungan, guna menciptakan pengembangan wilayah yang berkelanjutan.

Berperan

sebagai

monitoring

terhadap

kegiatan

pengembangan pariwisata dan pelestarian lingkungan. c. Memberdayakan masyarakat untuk menciptakan kreasi hasil budidaya utama

agar

dapat

dikembangkan

sebagai

pendukung

sektor

perekonomian lain. Pembagian keuntungan dari program pembangunan hasil pengembangan pariwisata. d. Dukungan pemerintah dalam memfasilitasi peningkatan keterampilan masyarakat agar lebih kreatif menciptakan peluang pemanfaatan sumberdaya. e. Melakukan kegiatan peningkatan kualitas sumberdaya manusia, agar lebih

kretif

dan

cermat

dalam

menangkap

setiap

peluang

pengembangan.Mengelola kelembagaan yang telah ada dan menjalin hubungan

dengan

lembaga

keperiwisataan

desa

untuk

dapat

menyalurkan aspirasi dan gagasan bagi pengembangan kepariwisataan. f. Menjalin kerjasama dengan wilayah klaster lain dalam pemanfaatan sumberdaya agar lebih optimal dan dirasakan manfaatnya. 174   

7. Konsep pengembangan kawasan pariwisata berbasis masyarakat di Rawa Jombor pada Kawasan Penyangga Pengembangan (Kluster IV): a. Meningkatkan kualitas produk-produk home industry agar dapat dikembangkan sebagai daya tarik wisata. Mencermati peluang kemungkinan pengembangan pasar yang lebih luas akibat adanya pengembangan pariwisata. b. Mensosialisasikan berbagai kegiatan pengembangan pariwisata dan mengajak masyarakat ikut terlibat agar merasa ikut memiliki dan merasakan dampaknya. c. Dengan berkembangnya kunjungan wisata yang berasal dari berbagai wilayah akan semakin membuka peluang pasar untuk produk-produk home industri dan pertanian masyarakat. d. Dukungan pemerintah dibutuhkan dalam membina pemilik home industri untuk meningkatkan kualitas dan mempromosikan produk agar pemasaran lebih mudah. e. Mengembangkan kelembagaan yang ada untuk dapat berperan sesuai tanggungjawab dan fungsinya. Melakukan koordinasi dengan lembaga lain agar hasil pengembangan wilayah yang dilakukan lebih optimal. f. Berperan dalam menjaga kelestarian lingkungan sebagai kawasan panyangga, yang berfungsi memonitoring kondisi lingkungan baik akibat

pengembangan

kawasan

pariwisata

maupun

akibat

pengembangan sektor budidaya lainnya.

5.2. Rekomendasi Penelitian ini merupakan penelitian lapangan yang mengobservasi kondisi pengembangan pariwisata kawasan Rawa Jombor Desa Krakitan yang diharapkan dapat memberikan kontribusi positif. Hasil dari penelitian ini berupa konsep umum yang dijabarkan pada setiap klaster pengembangan pariwisata. Beberapa rekomendasi yang dapat menjadi masukan:

175   

a.

Karakteristik klaster pengembangan yang unik membutuhkan arahan pengembangan yang lebih rinci, sehingga diperlukan kajian yang lebih mendalam pada masing-masing klaster.

b.

Perlu dilakukan kajian terhadap prioritas pengembangan potensi desa.

c.

Perlu melakukan kegiatan sosialisasi terhadap perencanaan kegiatan pariwisata Rawa Jombor.

d.

Perlu melakukan kajian keseimbangan antara pengembangan wilayah dan daya dukung ligkungan.

e.

Perlu melakukan perencanaan lebih mendetail tentang mekanisme pembangunan dan pembagian keuntungan kawasan pariwisata.

f.

Karakteristik masyarakat yang beragam sangat mempengaruhi tingkat partisipasi masyarakat dalam pengembangan kawasan pariwisata. Diperlukan kajian lebih mendalam dari aspek sosiologi terkait partisipasi masyarakat.

g.

Keterbatasan dalam penentuan batas administrasi, sosial dan budaya di wilayah Desa Krakitan merupakan salah satu kelemahan penelitian ini. Sehingga dibutuhkan penelitian yang lebih lanjut untuk menghindari tumpang tindih peran dan tainggung jawab pengembangan yang memicu konflik internal dan eksternal.

176   

DAFTAR PUSTAKA

Ardika, IG. Otonomi dan Pengembangan Pariwisata, www.equatoronline.com 2002. Arnstein, Sherry R.(1969) "A Ladder of Citizen Participation," JAIP, Vol. 35,No. 4, July 1969, pp. 216-224. Dunn, S (2007), Toward Empowerment: Women and Community-Based Tourism In Thailand, Thesis Master Degree of Arts, University of Oregon Gunawan, Myra P.Ir. Perencanaan Pariwisata dalam rangka Pengembangan Ekonomi Kota, Makalah, Forum URDI, 15 April 2002. Gunn, Clare (1972) A Vacationscape; Designing Tourist Regions, Bureau of Business Research The University of Texas at Austin. Gunn, Clare (1994) A Tourism Planning; Basics, Concepts, Cases. Marpaung, Happy, dkk (2002) Pengantar Pariwisata, Penerbit Alfabeta, Bandung. Nampila, T (2005), Assessing Community Participation- The Huidare Infomal Settlement, Thesis Master Degree, University of Stellenbosch. Nurhidayati, SE (2007), Community Based Tourism (CBT) sebagai Pendekatan Pembengunan Pariwisata Berkelanjutan, www.journal.unair.ac.id/filerPDF/Community%20Based%20Tourism% 20_CBT_.pdf , Jurnal Masyarakat Kebudayaan dan Politik Vol.XX No.3July-2007. Richard Sharpley, “Tourism and Sustainable Development: Exploring the Theoretical Divice,”Journal Of Sustainable Tourism, VIII (1), 2000: 1-19. .Rustiningsih (2002) Kajian Konsep Clean Production dalam Pengelolaan Sampah Kota Sidoarjo dengan Peran Serta Masyarakat, Thesis Jurusan Arsitektur ITS Surabaya. Setyawan, B (2005) Hak Masyarakat dalam Proses Penyusunan Dan Implementasi Kebijakan Tata Ruang, Forum Perencanaan Pembangunan Edisi Khusus, Januari 2005

177   

Sitikarn, B (2000) Public Participation: Is It A Means Of Achieving Sustainable Tourism? Mae Fah Luang University, Thailand Spillane, James J, Dr.,SJ (1991) Ekonomi Pariwisata: Sejarah dan Prosepeknya, Kanisius, Yogyakarta Suansri, Potjana,2003, Community Based Tourism Handbook (Thailand: REST Project, 2003). Suwantoro, Gamal, Dasar-dasar Pariwisata, Penerbit ANDI, Yogyakarta, 1997. Timothy, D.J., “Participatory Planning a View of Tourism in Indonesia” dalam Annuals Review of Tourism Research, XXVI (2) 1999. Vredenbregt, J (1978) Metode dan Teknik Penelitian Masyarakat, PT. Gramedia Jakarta. Wahab, S. 1996. Manajemen Kepariwisataan. PT. Pradnya Paramita. Jakarta.

Anonim (2002) Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Kabupaten Klaten, Bappeda Kabupaten Klaten Anonim (2002) Agenda 21 Sektoral Agenda Pariwisata untuk Pengembangan Kualitas Hidup secara Berkelanjuta, Proyek Agenda 21 Sektoral, Kantor Menteri Negara Lingkungan Hidup dan UNDP Jakarta. Anonim (2006). RTRW Kabupaten Klaten 2005-2015, Bappeda Kabupaten Klaten. Anonim (2004). Mengenal Kepariwisataan Kabupaten Klaten , Kantor Pariwisata Kabupaten Klaten. Kabupaten Klaten Dalam Angka Tahun 2007, BPS Kabupaten Klaten.    

178