bab 6. alokasi biaya berbasis volume - Fakultas Ekonomi UK Petra

265 downloads 6761 Views 3MB Size Report
Activity based costing adalah metode untuk mengalokasikan biaya atau sumber daya ke cost object berdasarkan aktivitas. Biaya overhead tidak dapat ditelusur.
BAB 7. ALOKASI BIAYA BERBASIS AKTIVITAS

Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi-Universitas Kristen Petra 2011

TUJUAN PEMBELAJARAN Menjelaskan pengertian metode alokasi berbasis aktivitas (ABC)  Mengalokasikan biaya berbasis aktivitas (ABC)  Menghitung harga pokok produk bebasis aktivitas (ABC)  Membandingkan perhitungan harga pokok produk berbasis aktivitas (ABC) dengan VBC  Menjelaskan keunggulan dan kelemahan ABC 



Metode Alokasi Biaya Berbasis volume (Volume Based Costing) VBC  Berbasis aktivitas (Activity Based Costing) ABC 

Kelemahan VBC 

Tidak menggambarkan keadaan yang sesungguhnya, karena : ◦ tidak semua biaya akan berubah secara proporsional terhadap perubahan volume produk atau jasa ◦ Produk dengan kualitas premium membutuhkan lebih banyak sumberdaya untuk menghasilkan kualitas premium dibandingkan dengan produk dengan kualitas standa

Activity based costing adalah metode untuk mengalokasikan biaya atau sumber daya ke cost object berdasarkan aktivitas Biaya overhead tidak dapat ditelusur langsung ke cost object Driver tracing Biaya BB dan TKL (direct cost) dapat ditelusur langsung ke cost object (direct tracing)

Proses alokasi biaya menggunakan ABC

Langkah-langkah dalam melakukan alokasi biaya-ABC Langkah 1.

Mengidentifikasi aktivitas-aktivitas utama dan membebankan sumberdaya ke aktivitas berdasarkan resources driver. Langkah 2 Mengalokasikan aktivitas-aktivitas ke cost object berdasarkan activity cost driver.

Konsep membebankan Sumber daya ke Aktivitas Berdasarkan Resources driver

Sebagai contoh, PT. Karya Sejati telah menerapkan metode alokasi biaya menggunakan ABC. 1. Mengidentifikasi Aktivitas-aktivitas yang terjadi : Activity cost pool  Perakitan (assembling)  Pemrosesan permintaan pelanggan (customer order process)  Pemeriksaan kualitas produk jadi (goods inspection)  Dukungan pelanggan (customer supports)

Biaya overhead pabrik pabrik Rp 228,000,000 Biaya overhead pabrik administrasi dan penjualan Rp 142,000,000 Total overhead Rp 370,000,000

2. Membebankan sumber daya ke aktivitas

3. Perhitungan Biaya per aktivitas

4. Mengelompokkan Aktivitas sesuai level sumber daya dikonsumsi Level aktivitas secara umum dibagi menjadi : 1. Unit-level activity yaitu aktivitas yang dilakukan per unit produk atau jasa

2. Batch-level activity, yaitu aktivitas yang dilakukan setiap gugus (batch) produk atau jasa tanpa mempertimbangkan berapa jumlah unit untuk setiap batch.

4. Mengelompokkan Aktivitas sesuai level sumber daya dikonsumsi-Cont’d

3. Product-level activity atau seringkali disebut sebagai product/service-sustaining activity adalah aktivitas yang dilakukan untuk mendukung produk atau jasa tertentu tanpa mempertimbangkan berapa jumlah batch yang dijalankan atau berapa banyak item yang dihasilkan.

4. Facility-level activity atau disebut juga business/organization sustaining activity yaitu aktivitas yang mendukung kegiatan bisnis secara umum dan tidak dapat dilacak secara individu ke unit, batch maupun produk

Pengelompokkan Aktivitas Sesuai Level Aktivitas Aktivitas

Level aktivitas Keterangan

Perakitan Pemrosesan permintaan pelanggan Pemeriksaan kualitas produk jadi Desain dan modifikasi produk Pemeliharaan pabrik

Unit level Batch-level Batch-level Product-level Facility-level

perakitan dilakukan per unit yang diproduksi proses permintaan pelanggan dilakukan per batch pemeriksaan kualitas dilakukan setiap batch, bukan per unit desain dan modifikasi dilakukan per produk untuk mendukung kegiatan perusahaan

Konsep membebankan Aktivitas ke Cost Object Berdasarkan Activity Cost driver

1. Mengidentifikasi Cost Driver

Aktivitas

Level aktivitas Cost driver

Perakitan Pemrosesan permintaan pelanggan Pemeriksaan kualitas produk jadi Desain dan modifikasi produk Pemeliharaan pabrik

Unit level Batch-level Batch-level Product-level Facility-level

jumlah unit yang diproduksi jumlah permintaan pelanggan jumlah pemeriksaan atau waktu pemeriksaan jumlah permintaan desain dan modifikasi produk luas lantai

2. Menghitung Tarif per Aktivitas

Aktivitas

Perakitan Pemrosesan permintaan pelanggan Pemeriksaan kualitas produk jadi Desain dan modifikasi produk Pemeliharaan pabrik

Biaya per aktivitas (Rp 000) 128,200 91,000 52,700 58,300 39,800

Cost driver

Jumlah Tarif per activity aktivitas driver (Rp 000)

jumlah unit yang diproduksi 10,000 jumlah permintaan pelanggan 250 jumlah pemeriksaan 100 jumlah permintaan desain dan modifikasi produk 200 luas lantai 1,000

12.82 364.00 527.00 291.50 39.80

3. Membebankan biaya aktivitas ke cost object Karya Sejati memproduksi dua jenis produk, yaitu mebel kualitas premium dan kualitas standar, masingmasing produk mengkonsumsi aktivitas berikut : Cost driver jumlah unit yang diproduksi jumlah permintaan pelanggan jumlah pemeriksaan jumlah permintaan desain dan modifikasi produk luas lantai

Kualitas premium 3,000 100 80 160 200

Kualitas standar 7,000 150 20 40 800

Pembebanan Biaya Aktivitas ke Produk (cost object) Jumlah aktivitas Kualitas Kualitas Premium Standar a b jumlah unit yang diproduksi 3,000 7,000 jumlah permintaan pelanggan 100 150 jumlah pemeriksaan 80 20 jumlah permintaan desain dan modifikasi produk 160 40 luas lantai 200 800 Total biaya overhead (Rp 000) Jumlah yang diproduksi Biaya overhead per unit (Rp 000)

Tarif per aktivitas (Rp 000) c 12.82 364.00 527.00 291.50 39.80

Total biaya aktivitas yang Kualitas Kualitas Standar Premium d= a X c e= b X c 38,460 89,740 36,400 54,600 42,160 10,540 46,640 11,660 7,960 31,840 171,620 198,380 3,000 7,000 57.21 28.34

Perbandingan metode alokasi dengan menggunakan VBC dan ABC Melanjutkan data PT. Karya Sejati, sebelumnya perusahaan menggunakan alokasi berbasis volume berdasarkan jam kerja mesin. Berdasarkan data tahun sebelumnya, ditetapkan bahwa anggaran jumlah pemakaian jam mesin tahun berjalan adalah 5,000 jam. Dengan menggunakan VBC, maka dapat diketahui tarif overhead yang dianggarkan adalah Rp 74 ribu/jam mesin yang diperoleh dari (Rp370,000 ribu / 5,000 jam mesin ).

Pembebanan Biaya overhead pabrik Dengan Metode VBC

Jumlah unit yang diproduksi Tarif overhead berdasarkan VBC Total biaya overhead (Rp000) Jumlah yang diproduksi Biaya overhead per unit (Rp000)

Kualitas Premium 1,000 74 74,000 3,000 24.67

Kualitas Standar 4,000 74 296,000 7,000 42.29

Perbandingan Harga Pokok Produksi menggunakan Metode VBC dengan Metode ABC (dalam Rp000)

Biaya bahan baku langsung per unit Biaya tenaga kerja langsung per unit Biaya overhead per unit- VBC Biaya Overhead per unit - ABC Total harga pokok produk per unit

Metode VBC Metode ABC Kualitas Kualitas Kualitas Kualitas Premium Standar Premium Standar 6 4 6 4 3 2 3 2 24.67 42.29 57.21 28.34 33.67 48.29 66.21 34.34

Catatan : 1. Diasumsikan BBL per unit Kualitas Premium Rp 6,000 dan Kualitas Standar Rp 4,000 2. TKl per unit , Kulitas Premium Rp 3,000 dan Kualitas Standar Rp 2,000

Perbandingan Marjin Laba

Penjualan (per unit) Dikurangi : Harga pokok produk per unit Marjin Laba Persentase Marjin laba

Metode VBC Metode ABC Kualitas Kualitas Kualitas Kualitas Premium Standar Premium Standar 75 90 75 90 33.67 48.29 66.21 34.34 41.33 41.71 8.79 55.66 55% 46% 12% 62%

Keunggulan metode alokasi ABC 1.

2. 3. 4. 5.

menghasilkan perhitungan harga pokok produk dan jasa atau cost object lain, yang lebih akurat cost object menerima alokasi sesuai aktivitas yang dikonsumsi memahami overhead dengan lebih baik meningkatkan obyektifitas dan keadilan dalam penilaian kinerja manajemen membantu manajemen melakukan pengambilan keputusan secara lebih akurat.

Kelemahan Metode ABC metode alokasi berbasis aktivitas tidak mudah untuk diterapkan karena membutuhkan lebih banyak waktu untuk mengumpulkan data.  adanya biaya untuk mengimplementasikan sistem biaya berbasis aktivitas. 



7.1. Berikut adalah daftar aktivitas yang terjadi pada sebuah perusahaan yang sedang memulai untuk menerapkan activity based costing. ◦ ◦ ◦ ◦ ◦ ◦ ◦

Penjadwalan produksi Penerimaan bahan baku Operasi mesin Administrasi personalia dan pelatihan Pengamanan pabrik Pengaturan Mesin Desain produk

Diminta : 1. Klasifikan aktivitas diatas ke dalam level aktivitas yang sesuai (unit level, batch level, product level, facility level). 2. Tentukan activity cost driver yang memungkinkan untuk masingmasing aktivitas di atas, jika obyek biaya (cost object) adalah produk.

7.2 PT. Delta Lima, memproduksi tas kulit merek ‘pretty’ dan ‘elegan’. Saat ini perusahaan menggunakan jam tenaga kerja langsung (TKL) untuk membebankan biaya overhead pabrik ke produk. Tarif overhead ditetapkan sebagai berikut: Biaya Overhead Pabrik Jam Kerja TKL

/ = Rp20,000 /Jam TKL

Diketahui Biaya overhead pabrik pabrik berdasarkan aktivitas adalah sbb: •Pengaturan Mesin (machine setup) Rp 600,000 ribu •Inspeksi kualitas produk Rp 480,000 ribu •Permintaan produksi Rp 35,000 ribu •Penggunaan mesin Rp 495,000 ribu •Penerimaan bahan baku Rp 40,000 ribu

Juga diketahui bahwa bahan baku per unit untuk Pretty dan Elegan, masing-masing Rp 40,000 per unit dan Rp 20,000 per unit, sedangkan tenaga kerja langsung untuk Pretty dan Elegan, masing-masing $Rp 30,000 per unit dan Rp 15,000 per unit Data terkait penggunaan aktivitas untuk masing-masing produk sbb: Pretty Elegan Jumlah pengaturan mesin 4,000 2,000 Jam inspeksi 6,000 2,000 Jumlah permintaan produksi 150 200 Jumlah jam penggunaan mesin 10,000 23,000 Jumlah permintaan pembelian 300 500 Pemakaian jam TKL untuk produk Pretty adalah 60,000 jam TKL. Selama tahun berjalan, Premium diproduksi 2,000 unit dan standard 5,000 unit

Diminta : 1. Hitunglah biaya overhead pabrik per unit yang dibebankan ke masing-masing produk dengan menggunakan ABC 2. Hitunglah total biaya produksi per unit untuk masingmasing produk, dengan menggunakan ABC 3. Hitunglah biaya overhead pabrik per unit yang dibebankan ke masing-masing produk dengan menggunakan VBC (dasar Jam TKL) 4. Hitunglah total biaya produksi per unit untuk masingmasing produk, dengan menggunakan VBC (dasar Jam TKL)