BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Televisi - USU ...

16 downloads 26 Views 253KB Size Report
Latar Belakang Masalah. Televisi atau yang sering disebut TV merupakan salah satu media massa yang sangat berpengaruh terhadap masyarakat. Menurut ...
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Televisi atau yang sering disebut TV merupakan salah satu media massa yang sangat berpengaruh terhadap masyarakat. Menurut kamus besar bahasa Indonesia, televisi adalah sebuah alat penangkap siaran bergambar. Televisi berasal dari kata tele (jauh) dan vision (tampak), jadi televisi berarti tampak atau dapat dilihat dari jauh. Secara sederhana kita dapat mendefinisikan televisi sebagai media massa yang menampilkan siaran berupa gambar dan suara dari jarak jauh. Munculnya media televisi sebagai media elektronik memberi pengaruh yang sangat besar bagi kehidupan masyarakat saat ini. Televisi adalah bagian yang menyatu dengan kehidupan sehari-hari dan menjadi sumber umum utama dari sosialisasi dan informasi bagi masyarakat. Bagi Gerbner, dibandingkan media massa yang lain, televisi mendapat tempat tersendiri. Demikian signifikan dalam kehidupan sehari-hari sehingga mendominasi “lingkungan simbolik” kita, dengan cara menggantikan pesannya tentang realitas pengalaman pribadi dan sarana mengetahui dunia lainnya (McQuail, 1996:254). Televisi (TV) memiliki kelebihan tersendiri dengan gambar bergeraknya, karena khalayak cenderung menggunakan media TV sebagai sarana hiburan, informasi maupun pengetahuan sehingga membuat informasi dan pesan yang disampaikan lebih menarik dan menyenangkan pemirsanya dibanding media lainnya. Berbicara mengenai isi acara televisi, beragam acara pun telah dihadirkan oleh televisi kepada khalayaknya. Mulai dari tayangan film, sinetron, reality show, komedi situasi, talk show, berita, iklan maupun beragam tayangan internasional.

Universitas Sumatera Utara

Saat ini terdapat sepuluh stasiun televisi swasta selain TVRI sebagia stasiun Televisi nasional. Kesepuluh stasiun televisi swasta tersebut antara lain RCTI, TPI, SCTV, Indosiar, ANTV, Global TV, Tv One, Metro TV, Trans TV dan Trans 7. Televisi swasta berlomba-lomba menghadirkan tayangan hiburan dan informasi yang lebih menarik, aktual, inovatif, baru dan segar. Seluruhnya berusaha memberikan kepuasan bagi pemirsanya dengan menayangkan acara yang menjadi ungggulan masing-masing.

Untuk memenuhi keinginan masyarakat terhadap penayangan program yang berbeda, inovatif dan fresh, RCTI sebagai salah satu stasiun televisi swasta yang terkemuka dan sebagai televisi swasta pertama di Indonesia kini menghadirkan acara The Master sebagai salah satu program andalannya. Acara yang bergenre reality show ini merupakan suatu event pencarian bakat di bidang magic dimana dalam ajang ini akan ditentukan siapa yang akan dijadikan The Master yang dapat disejajarkan dengan pesulap yang lebih dahulu eksis di televisi (www.rcti.com). Sebagai satu ilusionis terbaik Deddy Corbuzier, mengaku sangat antusias dengan program The Master. Ia berharap dengan program ini akan melahirkan pesulap–pesulap handal lebih besar dari dirinya. Ia merasa dibesarkan oleh RCTI sejak pertama kali tampil tahun 1999 melalui Impresario 008 tapi setelah tahun 2003 acara tersebut vakum. Walaupun acara Impresario 008 telah lama vakum, Deddy tetap bisa membuktikan bahwa ia tetap punya penggemar dan bertahan selama 10 tahun. Melalui acara ini, Deddy berserta para juri acara berusaha mencari master berikutnya.

Acara yang ditayangkan setiap hari jumat pukul 21.00 WIB ini cukup banyak menarik perhatian pemirsa RCTI. Format acara yang menarik didukung oleh para juri yang berasal dari magician terkemuka menghadirkan nuansa tersendiri dalam acara tersebut. Acara The Master

Universitas Sumatera Utara

dipandu oleh Nico Siahaan, Deddy Corbuzier dan Romi Rafael menjadi juri tetap dalam tayangan tersebut mewakili sisi magician dan illusionist sedangkan Mellisa Karim menjadi juri tetap yang mewakili sisi artis. Saat ini acara The Master sedang mencari orang yang nantinya menjadi master pada season dua The Master, setelah sebelumnya Joe Sandi menjadi pemenang The Master I mengalahkan pesaingnya Limbad.

Acara ini cukup spektakuler dan mampu menarik perhatian dan simpati masyarakat banyak. Dengan adanya acara ini maka terbuka peluang besar bagi para magician muda maupun magician yang telah lama bergelut di bidang sulap maupun hipnotis untuk tampil di televisi dan menjadi terkenal. Acara The Master ini juga menjadi wadah untuk mengekspresikan kemampuan dan bakat para pesulap dan ilusionist yang ada di Indonesia (www.rcti.com).

Acara the master bertujuan untuk mengeksklusifkan kembali seni magic yang sempat dianggap sebagai seni murahan, dan anggapan bahwa pesulap mengikuti sebuah aliran yang menyimpang (penganut setan dan sihir). Profesi pesulap dahulu hanya dipandang sebelah mata, pesulap dianggap tidak lebih dari bagian sebuah orkes badut, sirkus, dan serangkaian acara hiburan semata. Namun, kesuksesan David Copperfield mampu menunjukan dan menyajikan sebuah seni dan estetika bermain trik sulap dalam kemasan yang elegan dan glamour, tanpa menghilangkan sisi misterius dan seni hiburannya. Hal inilah yang membuat sejumlah pesulap di tanah air berbondong-bondong untuk memperkaya dan memperdalam trik sulapnya, untuk kemudian ditampilkan secara berkelas dan memiliki nilai jual tersendiri. Dari sinilah timbul nama-nama seperti Deddy Corbuzier, Adri Manan, Rommy Rafael, hingga Demian. Aneka trik dan permainan sulap yang mereka tampilkan pun tidak sesederhana dulu lagi.

Universitas Sumatera Utara

Sejak tahun 2004, RCTI sebagai televisi swasta mempunyai komitmen untuk tidak menayangkan segala hal yang berbau mistik ataupun acara yang menonjolkan pornografi. Dan untuk menawarkan acara yang lebih menghibur RCTI kemudian mengeluarkan acara The Master sebagai salah satu acara unggulannya. Sebelumnya pada awal Juli 2009, sejumlah ulama dari berbagai Pondok Pesantren di Jawa Timur berkumpul pada Bahtsul Masail Wustho yang berlangsung di Pondok Pesantren Abu Dzarrin di Kendal, Kecamatan Dander, Bojonegoro, Jawa Timur untuk mengeluarkan fatwa haram bagi tayangan The Master. Ulama di Bojonegoro menilai, tayangan yang dipertontonkan tersebut tidak masuk akal dan di luar batas kemampuan manusia sehingga mereka menilai tayangan tersebut haram lantaran memercayai kekuatan lain selain Allah. Sementara itu, mantan anggota Komisi Fatwa MUI yang juga Ketua MUI Samarinda, KH. Zaini Naim, melihat tayangan `The Master` tidak mengandung unsur edukasi (mendidik). "Tayangan itu hanya bersifat entertain (hiburan) belaka dan bukan sebagai hiburan yang mendidik. Jadi, saya menilai acara itu sangat berbahaya jika ditonton," ujar Ketua MUI Samarinda

tersebut

(http://nasional.kompas.com/read/xml/2009/08/14/02220264/

rcti.the.master.tidak.ada.unsur.sihir).

Dengan adanya penolakan dari masyarakat dan tokoh agama, RCTI kemudian memberi penjelasan pada masyarakat bahwa acara The Master bukanlah acara yang menyesatkan masyarakat. Seni sulap yang dianggap tabu dan berbau sihir coba dirubah para magician melalui acara The Master tersebut. Stasiun televisi swasta RCTI menegaskan tidak ada unsur sihir, setan, dan jin pada tayangan The Master. “Adegan-adegan dalam The master itu murni trik, bukan sihir. Para penyelenggara bersedia menjelaskan bahwa adegan dalam acara The Master tidak ada unsur jin dan setan," kata Direktur Program RCTI, Harsiwi Achmad di sela-sela jumpa pers program tayangan ulang tahun ke-20 RCTI di Jakarta. Bahkan

Universitas Sumatera Utara

RCTI bersama dengan Deddy Corbuzier dan Rommy Rafael telah mendatangi Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) dan Majelis Ulama Indonesia (MUI) untuk menjelaskan tentang tayangan "the master"

yang

tidak

menganut

“klenik”(http://nasional.kompas.com/read/xml/2009/08/14/02220

mistik 264

ataupun

/rcti.the.master.tidak

adaunsur.sihir).

Dengan adanya penjelasan dari pihak RCTI dan tim The Master diharapkan acara tersebut mendapatkan tempat yang lebih baik di hati masyarakat. Semoga pada akhirnya acara the master mendapatkan apresiasi yang baik dan positif, diharapkan acara The Master menjadi alat untuk menyalurkan bakat dan keterampilan di bidang sulap serta untuk memperbaiki cara pandang masyarakat pada sulap. Pesona sulap telah menyebar di kalangan masyarakat dan untuk lebih mengenalkan sulap kepada masyarakat, para ahli sulap ataupun orang-orang yang tertarik pada sulap kini menyediakan media untuk belajar sulap. Salah satu media tersebut kini dikenal dengan nama Magic Counter. Magic Counter kini mulai tersebar di berbagai wilayah strategis di Indonesia. Salah satu cabang dari Magic Counter berada di Sun Plaza Medan lantai empat, alasan dipilihnya tempat tersebut menjadi tempat yang diteliti dikarenakan Magic Counter di Sun Plaza Medan lantai empat memiliki pengunjung yang paling berpotensional dan merupakan cabang Magic Counter pertama di Medan. Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti merasa tertarik untuk meneliti bagaimanakah pengaruh tayangan The Master terhadap sikap masyarakat yang diwakili oleh pengunjung Magic Counter di Sun Plaza Medan.

1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas maka dapat dikemukakan perumusan masalah dalam penelitian ini, yaitu:

Universitas Sumatera Utara

“Sejauhmanakah Pengaruh Tayangan The Master Terhadap Sikap Pengunjung Magic Counter Di Sun Plaza Medan“. 1.3 Pembatasan Masalah Untuk menghindari ruang lingkup penelitian yang terlalu luas sehingga dapat mengaburkan penelitian, maka peneliti melakukan pembatasan masalah. Adapun pembatasan masalah yang akan diteliti adalah : 1. Penelitian ini bersifat korelasional, yaitu bersifat mencari atau menjelaskan hubungan dan menguji hipotesis. 2. Objek penelitian ini adalah pengunjung Magic Counter Sun Plaza Medan yang sudah pernah menyaksikan tayangan The Master di RCTI minimal 1 kali. 3. Yang menjadi responden dalam penelitian ini adalah pengunjung yang berusia di atas 15 tahun dan di bawah 50 tahun karena pada umur tersebut argumen yang mereka berikan dapat dipertanggungjawabkan 4. Pengunjung yang dijadikan responden adalah pengunjung yang bertahan selama 10 menit di Magic Counter Sun Plaza Medan. Karena jangka waktu tersebut memudahkan peneliti untuk mengajukan pertanyaan dan kuisioner. 5. Penelitian lapangan dan observasi adalah terhadap tayangan The Master yang disiarkankan setiap hari Jumat pada pukul 21.00–00.00 WIB di RCTI. 1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian Setiap penelitian yang dilakukan terhadap suatu masalah sudah pasti mempunyai tujuan yang ingin dicapai. Dengan adanya tujuan akan mendorong seseorang untuk melakukan usaha sedapat mungkin agar tujuan tersebut dapat dicapai.

Universitas Sumatera Utara

1.4.1 Tujuan Penelitian Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui pengaruh acara The Master di RCTI terhadap Sikap Pengunjung Magic Counter di Sun Plaza medan. 2. Untuk mengetahui tanggapan para pengunjung Magic Counter di Sun Plaza Medan terhadap acara The Master di RCTI . 3. Untuk mengetahui materi-materi acara apa saja yang disampaikan dalam acara The Master di RCTI. 1.4.2 Manfaat Penelitian Adapun manfaat penelitian adalah sebagai berikut: 1. Secara akademik, penelitian ini dapat disumbangkan kepada FISIP USU khususnya Departemen Ilmu Komunikasi dalam rangka memperkaya bahan penelitian dan sumber bacaan. 2. Secara teoritis, sebagai wadah untuk menerapkan ilmu yang diterima penulis selama menjadi mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP USU. 3. Secara praktis, melalui penelitian ini dapat diketahui bagaimana pengaruh acara The Master di RCTI terhadap Sikap Pengunjung Magic Counter di Sun Plaza Medan. 1.5 Karangka Teori Setiap penelitian memerlukan kejelasan titik tolak atau landasan berpikir dalam memecahkan atau menyoroti masalahnya. Untuk itu, perlu disusun kerangka teori yang memuat pokok-pokok pikiran yang menggambarkan dari sudut mana masalah penelitian akan disoroti (Nawawi, 1995:39).

Universitas Sumatera Utara

Kerlinger menyebutkan teori adalah himpunan konstruk (konsep), definisi, dan proposisi yang mengemukakan pandangan sistematis tentang gejala dengan menjabarkan relasi di antara variabel, untuk menjelaskan dan meramalkan gejala tersebut (Rakhmat, 2004:6).

Teori AIDDA Onong Uchjana Effendi (202:304) menjelaskan bahwa pendekatan yang disebut sebagai A-A Procedure atau from Attention to Action Procedure, sebenarnya penyederhanaan dari suatu proses yang disingkat AIDDA. Lengkapnya adalah sebagai berikut : 1. Attention (Perhatian) Perhatian, yaitu suatu hal yang dapat menimbulkan keingintahuan, mencari tahu tentang sesuatu yang dilihatnya. 2. Interest (Minat) Minat, yaitu suatu keadaan yang mampu membuat orang lain menyenangi suatu hal. 3. Desire (Hasrat) Hasrat, yaitu suatu keinginan seseorang dalam suatu hal yang dilihatnya dan memiliki keinginan untuk memperolehnya. 4. Decision (Keputusan) Keputusan, yaitu langkah yang diambil seseorang dalam menetapkan suatu hal yang diinginkannya itu. 5. Action (Tindakan) Tindakan, yaitu suatu kegiatan yang dilakukan seseorang dalam mencapai keinginannya dalam mendapatkan suatu hal.

Universitas Sumatera Utara

Proses pentahapan komunikasi ini mengandung maksud bahwa komunikasi hendaknya dimulai dengan membangkitkan perhatian (attention). Dalam hal ini, acara The Master harus mampu menarik perhatian orang lain. Khususnya penonton di rumah. Apabila perhatian komunikan telah terbangkitkan, hendaknya disusul dengan upaya menumbuhkan minat (interest) yang merupakan derajat yang lebih tinggi dari perhatian. Minat adalah kelanjutan dari perhatian yang merupakan titik tolak bagi timbulnya hasrat (desire) untuk melakukan suatu kegiatan yang diharapkan. Dalam hal ini, minat akan menimbulkan hasrat dalam penonton untuk menyaksikan acara The Master. Hasrat, yaitu suatu keinginan yang amat sangat untuk menonton acara The Master. Dengan adanya hasrat, kemudian harus dilanjutkan dengan datangnya keputusan (decision). Keputusan, yaitu segala putusan yang telah ditetapkan, sesudah dipertimbangkan ataupun dipikirkan, dan merupakan sikap terakhir ataupun langkah yang harus dijalankan. Pada akhirnya keputusan tersebut dilanjutkan dengan mengambil suatu tindakan (action). Tindakan, yaitu perbuatan atau sesuatu yang dilaksanakan untuk mengatasi/memenuhi sesuatu. 1.6 Kerangka Konsep Kerangka sebagai hasil pemikiran yang rasional merupakan uraian yang bersifat kritis dan memperkirakan kemungkinan hasil penelitian yang dicapai dan dapat mengantarkan pada perumusan hipotesa (Nawawi, 1995:40). Konsep adalah penggambaran secara tepat fenomena yang hendak diteliti yakni istilah dan definisi yang digunakan untuk menggambarkan secara abstrak kejadian, keadaan, kelompok, atau individu yang menjadi pusat perhatian ilmu sosial (Singarimbun, 1995:57). Jadi kerangka konsep adalah hasil pemikiran yang rasional dalam menguraikan rumusan hipotesis yang merupakan jawaban sementara dari masalah yang diuji kebenarannya. Agar

Universitas Sumatera Utara

konsep-konsep dapat diteliti secara empiris, maka harus dioperasionalkan dengan mengubahnya menjadi variabel. Variabel-variabel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Variabel Bebas (X) Variabel bebas adalah sejumlah gejala atau faktor atau unsur yang menentukan atau mempengaruhi ada atau munculnya gejala atau faktor atau unsur lain (Nawawi, 1995:56). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah acara The Master di RCTI. 2. Variabel Terikat Variabel terikat adalah suatu variabel yang merupakan akibat atau yang dipengaruhi oleh variabel yang mendahuluinya (Rakhmat, 2004:12). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah sikap pengunjung Magic Counter di Sun Plaza Medan. 3. Karakteristik Responden Karakteristik responden merupakan ciri khas yang dimiliki oleh setiap individu yang berbeda

satu

dengan

individu

lain.

Karakteristik

responden

adalah

variabel

yang

menghubungkan variabel terikat dan variabel bebas.

1.7 Model Teoritis Variabel Bebas (X) Acara The Master di RCTI

Variabel Terikat (Y) Sikap Pengunjung Magic Counter di Sun Plaza Medan

1.8 Operasional Variabel Berdasarkan kerangka teori dan kerangka konsep yang telah diuraikan di atas, maka dibuat operasional variabel yang berfungsi untuk kesamaan dan kesesuaian penelitian ini, yaitu : Variabel Teoritis

Variabel Operasional

Universitas Sumatera Utara

1. Frekuansi Menonton 2. Durasi Menonton 3. Tema/materi acara 4. Waktu penayangan Variabel Bebas (X) AcaraThe Master di RCTI

5. Kejelasan materi acara 6. Penampilan pembawa acara 1. Perhatian 2. Minat 3. Hasrat

Variabel Terikat (Y) Sikap Pengunjung Magic Counter di Sun Plaza Medan

4. Keputusan 5. Tindakan 1. Jenis kelamin 2. Usia

Karakteristik responden

3. Pendidikan Terakhir 4. Pekerjaan

1.9 Definisi Operasional Variabel Definisi operasional merupakan penjabaran lebih lanjut tentang konsep yang telah dikelompokkan dalam kerangka konsep. Definisi operasional adalah suatu petunjuk pelaksanaan menganai cara-cara untuk mengukur variabel-variabel. Definisi operasional juga merupakan suatu informasi alamiah yang amat membantu peneliti lain yang akan menggunakan variabel yang sama (Singarimbun, 1995: 46). Definisi operasional dari variabel-variabel dalam penelitian ini adalah :

Universitas Sumatera Utara

a. Variabel Bebas (Acara The Master di RCTI), meliputi : 1. Frekuensi menonton: intensitas atau sering tidaknya responden menonton acara The Master di RCTI. 2. Durasi menonton: lamanya waktu yang dihabiskan responden menonton tayangan televisi. 3. Tema/materi acara : untuk mengetahui tema atau materi acara apa saja yang ada dalam acara The Master di RCTI. 4. Waktu penayangan : Informasi yang memuat tentang jadwal penayangan suatu acara. Waktu penayangan acara The Master adalah hari Jumat pukul 21.00-00.00. 5. Kejelasan materi acara : untuk mengatahui apakah materi acara yang disampaikan dalam acara The Master di RCTI dapat dipahami dengan baik atau tidak oleh para responden saat menontonnya. 6. Penampilan pembawa acara: untuk mengetahui bagaimana kemampuan si pembawa acara dalam acara The Master di RCTI. Sehingga penampilan mereka dapat membuat acara tersebut menjadi lebih menarik. b. Variabel Terikat (Sikap Pengunjung), meliputi : 1.

Perhatian, yaitu suatu hal yang dapat menimbulkan keingintahuan, mencari tahu tentang sesuatu yang dilihatnya.

2. Minat, yaitu suatu keadaan yang mampu membuat orang lain menyenangi suatu hal. 3.

Hasrat, yaitu suatu keinginan seseorang dalam suatu hal yang dilihatnya dan memiliki keinginan untuk memperolehnya.

4.

Keputusan, yaitu langkah yang diambil seseorang dalam menetapkan suatu hal yang diinginkannya itu.

Universitas Sumatera Utara

5.

Tindakan, yaitu suatu kegiatan yang dilakukan seseorang dalam mencapai keinginannya dalam mendapatkan suatu hal.

c. Karakteristik Responden, meliput i : 1. Jenis kelamin

: Jenis kelamin dari responden (wanita/pria)

2. Usia

: Usia Responden saat mengisi kuesioner

3. Pendidikan Terakhir : Jenjang Pendidikan yang dimiliki responden 4. Pekerjaan

: Mata pencahariaan responden

1.10 Hipotesis Hipotesis adalah sarana penelitian ilmiah yang penting dan tidak bisa ditinggalkan karena ia merupakan instrumen kerja dari teori (Singarimbun, 1995:43). Hipotesis merupakan pernyataan yang bersifat dugaan mengenai hubungan antara 2 variabel atau lebih. Hipotesis dalam penelitian ini adalah: H0 :

Tidak terdapat hubungan antara Acara “The Master” dengan sikap Pengunjung Magic Counter Di Sun Plaza Medan

Ha :

Terdapat hubungan antara Acara “The Master” dengan sikap Pengunjung Magic Counter Di Sun Plaza Medan

Universitas Sumatera Utara