... adalah masalah. Bank Century yang dinyatakan sebagai bank gagal,
sehingga Bank Century tidak ... dikejutkan dengan kasus pembobolan rekening
nasabah melalui ATM (Automatic ... pihak manajemen dalam pengambilan
keputusan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Banyaknya permasalahan yang belakangan ini dihadapi oleh beberapa perusahaan perbankan di Indonesia menyebabkan keresahan masyarakat atas keamanan uang mereka yang tersimpan di bank. Salah satunya adalah masalah Bank Century yang dinyatakan sebagai bank gagal, sehingga Bank Century tidak mampu mengembalikan dana dari para nasabah yang tersimpan di bank tersebut, walaupun pemerintah telah mengeluarkan kebijakan bill out sebesar 6,7 triliun rupiah terhadap bank tersebut. Selain kasus tersebut, industri perbankan juga dikejutkan dengan kasus pembobolan rekening nasabah melalui ATM (Automatic Teller Machine) yang dialami oleh bank-bank besar di Indonesia. Kejadian tersebut menyebabkan menurunnya kepercayaan masyarakat terhadap kinerja perbankan. Dengan adanya masalah tersebut, maka kinerja yang optimal dari para manajer sangat diperlukan untuk mengembalikan kepercayaan masyarakat. Untuk meningkatkan kinerja manajer tentunya sangat diperlukan informasi yang dapat memberikan kejelasan bagi penggunanya, dalam hal ini terutama bagi pihak manajemen dalam pengambilan keputusan. Dikaitkan dengan kondisi yang tidak menentu seperti saat ini, kejadian di masa mendatang sulit diprediksi sehingga proses perencanaan untuk mencapai tujuan organisasi menjadi lebih berat.
Para manajer
membutuhkan
alat
1
untuk
mengkoordinasikan
dan
2
merencanakan sumber daya yang terbatas agar mampu bersaing dalam kondisi lingkungan yang selalu berubah. Untuk membantu aktivitasnya, para manajer membutuhkan dukungan informasi. Sistem Akuntansi Manajemen merupakan sistem formal yang dirancang untuk menyediakan informasi bagi manajer. Perencanaan sistem akuntansi manajemen perlu mendapat perhatian, sehingga dapat diharapkan akan memberikan kontribusi positif dalam mendukung keberhasilan manajer dalam menghasilkan keputusan yang tepat. Informasi akuntansi manajemen merupakan produk dari sistem informasi akuntansi manajemen. Informasi mempunyai nilai potensial karena informasi memberikan kontribusi langsung dalam menentukan berbagai alternatif tindakan yang bisa dijadikan pertimbangan dalam perencanaan, pengendalian dan pengambilan keputusan. Adanya informasi juga akan meningkatkan kemampuan manajer untuk memahami keadaan lingkungan sebenarnya. Informasi yang tersedia dalam organisasi akan efektif apabila mendukung kebutuhan pengguna informasi atau pengambilan keputusan. Hal ini sejalan dengan pendekatan kontinjensi (Otley, 1980), bahwa tingkat ketersediaan dari masing-masing karakteristik informasi sistem akuntansi itu mungkin tidak selalu sama untuk setiap organisasi tetapi ada faktor tertentu lainnya yang akan mempengaruhi tingkat kebutuhan akan informasi sistem akuntansi manajemen. Salah satunya adalah faktor organisasional yaitu tingkat desentralisasi, dimana dengan adanya perbedaan tingkat desentralisasi akan menyebabkan perbedaan terhadap tingkat kebutuhan informasi.
3
Dalam kondisi terdesentralisasi, para manajer memiliki peran yang lebih besar dalam pembuatan keputusan dan pengimplementasiannya, serta menjadikan manajemen lebih bertanggung jawab terhadap aktivitas unit kerja yang dipimpin. Adanya desentralisasi ini akan menyebabkan para manajer yang dikenai limpahan wewenang membutuhkan informasi yang berkualitas serta relevan untuk mendukung
kualitas
keputusannya.
Sedangkan
dalam
organisasi
yang
tersentralisasi, para manajer tidak membutuhkan informasi yang banyak karena para manajer hanya menjalankan keputusan yang telah dibuat top management. Menurut Chenhall dan Morris (1986) karakteristik informasi yang bermanfaat berdasarkan persepsi para manajer untuk pembuatan keputusan adalah informasi yang bersifat broad scope, aggregation, integration, dan timeliness. Pada organisasi terdesentralisasi, manajer membutuhkan informasi broad scope sebagai salah satu implikasi dari meningkatnya otoritas, tanggung jawab, serta fungsi kontrol sehingga kebutuhan para manajer terhadap informasi dapat terpenuhi.
Informasi
aggregation
juga
diperlukan
dalam
organisasi
terdesentralisasi karena dapat mencegah kemungkinan terjadinya overload informasi. Informasi yang teragregasi dengan tepat akan memberikan masukan penting dalam proses pengambilan keputusan, karena waktu yang dibutuhkan untuk mengevaluasi lebih sedikit. Sedangkan informasi integration bermanfaat bagi manajer ketika dihadapkan untuk melakukan decision making yang mungkin akan berpengaruh pada sub-unit lainnya. Selain hal tersebut, ketepatan waktu penyajian dari sebuah informasi merupakan informasi yang berkualitas untuk pemakainya. Informasi timeliness akan mempengaruhi kemampuan manajer untuk
4
merespon secara cepat suatu kejadian atau keadaan yang memerlukan pengambilan keputusan secara cepat. Argyris (1952) dalam Fasli (2001) menyebutkan pengembangan informasi akuntansi sebagai alat untuk menilai prestasi seorang manajer. Hasil penelitiannya menyimpulkan bahwa penggunaan informasi akuntansi dalam hal ini informasi akuntansi diwakili oleh anggaran untuk menilai kinerja berdampak negatif terhadap perilaku pada individu yang diukur. Hopwood (1972) menekankan pada budget sebagai informasi akuntansi dan menyimpulkan bahwa penggunaan informasi akuntansi yang kaku dalam budget constraint style akan menimbulkan ketegangan dan ada upaya manipulasi angka. Otley (1978) mereplikasi penelitian Hopwood (1972) dan simpulan dari Otley (1978) kontradiktif atas simpulan Hopwood (1972). Otley (1978) menemukan tidak signifikannya hubungan antara pencapaian budget dan ketegangan pekerjaan. Selanjutnya Otley (1978) menemukan hubungan positif antara pencapaian budget dan kinerja manajer yang berkaitan dengan anggaran. Perbedaan temuan penelitian antara Hopwood (1972) dan Otley (1978) tersebut mendorong penelitian-penelitian lain untuk mengembangkan variabelvariabel lain. Pengembangan tersebut didasarkan pada teori kontinjensi. Gul dan Chia (1994), Chia (1995), memberikan bukti empiris bahwa karakteristik informasi akuntansi manajemen tergantung pada variabel kontekstual organisasi yaitu desentralisasi. Kedua sub-sistem kontrol tersebut akan berpengaruh positif terhadap kinerja manajerial. Dampak interaksi antara karakteristik dari masingmasing informasi sistem akuntansi manajemen dengan desentralisasi akan
5
semakin positif terhadap kinerja manajerial apabila dalam kondisi tingkat desentralisasi yang tinggi, para manajer didukung dengan tingkat ketersediaan informasi sistem akuntansi manajemen yang semakin tinggi. Hal ini sejalan dengan penelitian Nazaruddin (1998) yang menyatakan pada tingkat desentralisasi tinggi dibutuhkan karakteristik informasi sistem akuntansi manajemen yang semakin tinggi agar dapat meningkatkan kinerja manajerial. Berbeda dengan hasil penelitian Gul dan Chia (1994), Chia (1995) dan Nazaruddin (1998), penelitian yang dilakukan Wahyudin (2007) dengan memasukkan tingkat desentralisasi dan gaya kepemimpinan sebagai variabel moderasi terhadap hubungan antara karakteristik sistem informasi manajemen dan kinerja manajerial, tidak menemukan hasil yang signifikan. Juga penelitian yang dilakukan
Solechan
dan
Setiawati
(2009)
yang
menggunakan
tingkat
desentralisasi sebagai variabel moderasi hubungan antara karakteristik informasi sistem akuntansi manajemen dan kinerja manajerial menemukan bahwa tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara karakteristik sistem akuntansi manajemen dan desentralisasi sebagai variabel moderasi
terhadap kinerja
manajerial. Berdasarkan hasil yang tidak konsisten tersebut maka penelitian ini dilakukan untuk merekonsiliasi perbedaan temuan penelitian terdahulu, sehingga penelitian dilakukan pada jenis usaha yang berbeda. Penelitian ini menggunakan variabel desentralisasi sebagai variabel pemoderasi yang merupakan variabel kontekstual yang diidentifikasi akan mempengaruhi hubungan antara karakteristik informasi sistem akuntansi manajemen dengan kinerja manajerial.
6
1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan dalam latar belakang masalah, maka dapat dirumuskan pokok masalah penelitian adalah “Apakah tingkat desentralisasi berpengaruh pada hubungan karakteristik informasi sistem akuntansi manajemen dengan kinerja manajerial?” 1.3. Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh bukti empiris mengenai pengaruh desentralisasi pada hubungan karakteristik informasi sistem akuntansi manajemen dengan kinerja manajerial. 1.4. Kegunaan Penelitian
Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah dan tujuan penelitian diatas maka penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1) Secara teoritis penelitian ini dapat memberikan bukti empiris mengenai
pengaruh desentralisasi pada hubungan karakteristik informasi sistem akuntansi manajemen dengan kinerja manajerial. 2) Secara praktis penelitian ini dapat dijadikan sebagai masukan bagi para
praktisi dalam mempertimbangkan desain sistem akuntansi manajemen perusahaan, khususnya terhadap karakteristik informasi yang sesuai dengan kondisi perusahaan.