BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan jaman ...

9 downloads 51 Views 33KB Size Report
Perkembangan jaman dan era globalisasi yang begitu pesat menjadi suatu tantangan baru bagi para pemeriksa inspektorat atau internal auditor. Profesi.
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan jaman dan era globalisasi yang begitu pesat menjadi suatu tantangan baru bagi para pemeriksa inspektorat atau internal auditor. Profesi internal auditor sangat dituntut akan kemampuannya memberikan jasa yang terbaik, dan sesuai dengan yang dibutuhkan serta diperintahkan oleh pimpinan tertinggi instansi atau badan. Peningkatan pengawasan internal di dalam suatu organisasi, instansi atau badan tentunya menuntut tersedianya internal audit yang baik, agar tercapainya suatu proses pengawasan internal yang baik pula. Menurut Mardiasmo (2005:189), terdapat tiga aspek utama yang mendukung terciptanya pemerintahan yang baik (good governance), yaitu pengawasan, pengendalian,

dan

pemeriksaan.

Salah

satu

unit

yang

melakukan

audit/pemeriksaan terhadap pemerintah daerah adalah inspektorat daerah. Inspektorat daerah mempunyai tugas menyelenggarakan kegiatan pengawasan umum pemerintah daerah, dan tugas lain yang diberikan kepala daerah, sehingga dalam tugasnya inspektorat sama dengan auditor internal. Audit internal adalah audit yang dilakukan oleh unit pemeriksa yang merupakan bagian dari organisasi yang diawasi (Mardiasmo, 2005:103). Auditor pemerintah dalam melaksanakan tugasnya tidak hanya memeriksa dan menilai kewajaran laporan keuangan sektor publik, tetapi juga menilai ketaatan aparatur pemerintah terhadap undang-undang dan peraturan yang berlaku. Di

1

2

samping itu, auditor juga memeriksa dan menilai sifat ekonomis, efisiensi dan keefektifan dari semua pekerjaan dan pelayanan yang dilakukan oleh pemerintah. Pengawasan yang dilakukan oleh auditor pemerintah memiliki peran yang sangat penting dalam menciptakan efisiensi nasional, sehingga auditor pemerintah harus menjaga dan senantiasa meningkatkan profesionalisme dalam melaksanakan tugasnya, salah satu faktor yang dapat mempengaruhi adalah pendidikan di bidang akuntansi, karena dengan pendidikan di bidang akuntansi maka seorang auditor dapat memperoleh pengetahuan dan pemahaman dalam kaitannya untuk melaksanakan tugas audit. Pencapaian sasaran sesuai dengan upaya untuk mewujudkan suatu iklim pengelolaan yang baik (good governance), yaitu pemerintahan yang dapat menjalankan amanah dari rakyat baik dalam melayani maupun menyelenggarakan pemerintahan yang dapat beroperasi secara efisien, efektif

dan

responsif

terhadap

aspirasi

masyarakat,

serta

mempertanggungjawabkan pelaksanaan amanah tersebut kepada rakyat. Hal ini dapat mewujudkan transparansi yang dapat menimbulkan kepercayaan kepada pemerintah, dan masyarakat mau berpartisipasi dalam pelaksanaan pembangunan nasional. Auditor bekerja dengan cara menarik sebuah kesimpulan dari suatu proses auditing, yang merupakan suatu proses sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif mengenai pernyataan-pernyataan tentang kegiatan dan kejadian ekonomi, dengan tujuan untuk menetapkan tingkat kesesuaian antara pernyataan tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan. Auditor menjadi profesi yang diharapkan banyak orang, karena memberikan

3

kontribusi yang relevan dan andal yang dapat dipercaya pada audit dan pendapat yang diberikan. Fenomena di masyarakat yang mengambarkan akuntabilitas keuangan belum berjalan sepenuhnya antara lain; tingkat korupsi yang masih tinggi, adanya kebocoran anggaran, pengukuran kinerja instansi pemerintah lebih menekankan kepada kemampuan instansi pemerintah dalam menyerap anggaran, pengawasan fungsional belum efektif karena belum dilaksanakan secara profesional. Dalam pemerintah daerah terdapat aparat pengawasan fungsional intern pemerintah kabupaten/kota yang membantu pimpinan pemerintah dalam melakukan pengawasan apakah kegiatan yang dilakukan oleh aparatnya sesuai dengan visi, misi, tujuan, sasaran dan program yang telah ditentukan. Pengawasan fungsional dapat dilakukan melalui pemeriksaan, pengujian, penilaian dan pengusutan berbagai aspek penyelenggaraan pemerintahan (PP No 20 tahun 2001). Inspektorat daerah mempunyai tugas menyelenggarakan kegiatan pengawasan umum pemerintah daerah dan tugas lain yang diberikan kepala daerah, sehingga dalam tugasnya inspektorat sama dengan auditor internal. Audit internal adalah audit yang dilakukan oleh unit pemeriksa yang merupakan bagian dari organisasi yang diawasi (Mardiasmo, 2005:193). Dalam menjalankan audit internal diperlukan auditor internal. Fungsi auditor internal adalah melaksanakan fungsi pemeriksaan internal yang merupakan suatu fungsi penilaian yang independen dalam suatu organisasi untuk menguji dan mengevaluasi kegiatan organisasi yang dilakukan. Selain itu, auditor internal diharapkan pula dapat lebih memberikan sumbangan bagi perbaikan efisiensi dan efektivitas dalam rangka

4

peningkatan kinerja organisasi. Dalam menjalankan tugas dan tanggungjawabnya sebagai auditor internal, auditor dituntut untuk memiliki sikap profesionalisme. Hal ini dimaksudkan, sebagai penentuan mutu dan kualitas dalam menjalankan suatu pekerjaan. Sikap profesionalisme seseorang dapat diukur dengan beberapa indikator yaitu: pengabdian pada profesi, kewajiban sosial, kemandirian, keyakinan terhadap profesi, dan hubungan dengan sesama profesi (Hidayat, 2011). Gambaran tentang profesionalisme seorang pemeriksa menurut Hall (1968) dalam Wahyudi dan Aidah (2006) tercermin dalam lima hal yaitu: pengabdian pada profesi, kewajiban sosial, kemandirian, kepercayaan terhadap peraturan profesi, dan hubungan dengan rekan seprofesi. Profesionalisme auditor internal diwujudkan melalui komitmen pemeriksa untuk selalu menjaga perilaku sesuai dengan kode etik yang berlaku, perbaikan kemampuan dan pengetahuannya, serta melaksanakan aktivitas sesuai dengan standar dan aturan yang berlaku. Terkait hal tersebut, profesionalisme tidak lepas hubungannya dengan kualitas auditor, di mana kualitas auditor dapat dipengaruhi oleh profesionalisme yang dimiliki oleh pemeriksa inspektorat dalam menyelesaikan proses audit/ pemeriksaan. Penelitian ini mengacu pada penelitian yang dilakukan Hidayat (2011) untuk menguji hubungan faktor-faktor profesionalisme pemeriksa terhadap kualitas auditor Inspektorat Provinsi Sulawesi Selatan. Peneliti menggunakan lima indikator profesionalisme yaitu; pengabdian pada profesi, kewajiban sosial, kemandirian, hubungan sesama profesi, dan keyakinan pada profesi berdasarkan Hall R. (1968).

5

Penelitian yang dilakukan oleh Hidayat (2011) yang bertujuan untuk menganalisis dan memberikan bukti empiris pengaruh antara faktor-faktor akuntabilitas auditor dan profesionalisme auditor terhadap kualitas auditor. Akuntabilitas meliputi 2 dimensi, yaitu motivasi, dan kewajiban sosial, sedangkan, konsep profesionalisme yang dimaksud dalam penelitiannya ini menggunakan 4 pendekatan yang terdiri dari pengabdian profesi, hubungan sesama profesi, kemandirian, dan keyakinan pada profesi. Hasil penelitian Hidayat menunjukan bahwa faktor-faktor akuntabilitas auditor yaitu; motivasi, dan kewajiban sosial berpengaruh positif dan signifikan secara individu terhadap kualitas auditor. Sedangkan, empat konsep profesionalisme yaitu pengabdian pada profesi, kemandirian, dan keyakinan pada profesi, hanya faktor kemandirian yang berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas auditor. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu terletak pada tempat penelitian, yang mana peneliti sebelumnya mengambil KAP yang berada di Semarang, sedangkan peneliti kali ini mengambil Inspektorat Provinsi Sulawesi Selatan sebagai tempat penelitian. Peneliti memilih Inspektorat Provinsi Sulawesi Selatan sebagai tempat penelitian, karena peneliti ingin melihat bagaimana pengaruh profesionalisme pemeriksa terhadap kualitas auditor pada lingkup organisasi pemerintah. Audit yang dilakukan pada sektor pemerintah berbeda dengan yang dilakukan pada sektor swasta. Perbedaannya terdapat pada latar belakang institusional dan hukum yang berbeda. Audit pada sektor pemerintah mempunyai prosedur dan tanggung jawab yang berbeda serta peran yang lebih luas dibandingkan audit

6

sektor swasta (Jones, 1996; Rubin, 1988) dalam Wilopo (2001). Hal ini dapat diketahui bahwa auditor pemerintah dalam melaksanakan tugasnya tidak hanya memeriksa dan menilai kewajaran laporan keuangan sektor pemerintahan, tetapi juga menilai ketaatan aparatur pemerintah terhadap undang-undang dan peraturan yang berlaku, serta memeriksa dan menilai sifat ekonomis, efisiensi dan keefektifan dari semua pekerjaan dan pelayanan yang dilakukan oleh pemerintah. Bila kualitas auditor sektor pemerintah rendah, maka akan mengakibatkan resiko tuntutan terhadap pejabat pemerintah dan akan muncul kecurangan, korupsi, kolusi serta ketidak beresan seperti yang terjadi di Indonesia sampai dengan saat ini (Wilopo, 2001). Oleh karena itu, peneliti tertarik menjadikan Inspektorat Provinsi Sulawesi Selatan sebagai tempat penelitian. Penelitian ini menjadi penting untuk mengetahui keterkaitan faktor-faktor profesionalisme

pemeriksa

inspektorat

terhadap

kualitas

auditor

dalam

menjalankan tugas dan peran mereka sebagai pemeriksa secara profesional. Agar tercipta akuntabilitas dan transparansi pengelolaan keuangan di daerah. Berdasarkan latar belakang di atas maka peneliti tertarik untuk meneliti tentang”Pengaruh Faktor-Faktor Profesionalisme Pemeriksa Terhadap Kualitas Auditor Inspektorat Provinsi Sulawesi Selatan”.

7

1.2 Rumusan Masalah

Masalah yang diteliti selanjutnya dapat dirumuskan dalam bentuk beberapa pertanyaan penelitian:

a. Apakah pengabdian pada profesi berpengaruh terhadap kualitas auditor pemeriksa inspektorat ? b. Apakah

kewajiban

sosial

berpengaruh

terhadap

kualitas

auditor

inspektorat? c. Apakah kemandirian berpengaruh terhadap kualitas auditor inspektorat? d. Apakah hubungan dengan sesama profesi berpengaruh terhadap kualitas auditor inspektorat? e. Apakah keyakinan pada profesi berpengaruh terhadap kualitas auditor pemeriksa inspektorat? f. Apakah pengabdian pada profesi,kewajiban sosial, kemandirian, hubungan dengan sesama profesi, dan keyakinan terhadap profesi berpengaruh secara simultan terhadap kualitas auditor inspektorat. 1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk menguji pengaruh pengabdian pada profesi terhadap kualitas auditor inspektorat. 2. Untuk menguji pengaruh kewajiban sosial terhadap kualitas auditor inspektorat.

8

3. Untuk menguji

pengaruh

kemandirian

terhadap

kualitas

auditor

inspektorat. 4. Untuk menguji pengaruh hubungan dengan sesama profesi terhadap kualitas auditor inspektorat. 5. Untuk menguji pengaruh keyakinan pada profesi

kualitas auditor

pemeriksa inspektorat. 6. Untuk menguji pengaruh pengabdian pada profesi, kemandirian, hubungan dengan sesama profesi, dan keyakinan pada profesi terhadap kualitas auditor inspektorat. 1.4 Manfaat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dengan harapan memberi manfaat sebagai berikut: 1. Bagi Pengembangan Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pada pengembangan teori, terutama yang berkaitan dengan akuntansi sektor publik.

2. Bagi Pengembangan Praktis Penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan kontribusi praktis untuk Inspektorat

Provinsi

pemeriksa/auditor

Sulawesi

dalam

Selatan,

meningkatkan

khususnya kualitas

kepada

kinerjanya

para sebagai

pemeriksa/auditor.

1.5 Sistematika Penulisan Penelitian ini disusun dengan sistematika penulisan sebagai berikut: BAB I. PENDAHULUAN Bab ini menguraikan latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.

9

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA Bab ini berisi landasan teori, serta hipotesis dan telaah penelitian terdahulu. BAB III. METODE PENELITIAN Bab ini menguraikan berbagai hal, diantaranya: sampel penelitian, desain penelitian, variabel penelitian, metode penelitian, model penelitian dan pengujian hipotesis. BAB IV. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Bab ini berisi deskriptif data, uji instrumen data uji hipotesis dan pembahasan. BAB V. PENUTUP Bab ini berisi simpulan berdasarkan analisis data, keterbatasan penelitian, dan saran bagi peneliti selanjutnya.