BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keberhasilan ...

11 downloads 181 Views 31KB Size Report
Keberhasilan pendidikan pada semua tingkat pendidikan terutama ... Hal ini terjadi karena orang tua peserta didik berasumsi bahwa pendidikan anak.
BAB I  PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah Keberhasilan pendidikan pada semua tingkat pendidikan terutama pendidikan dasar, menjadi tanggung jawab bersama antara orang tua peserta didik, masyarakat, dan sekolah untuk saat ini maupun kurun waktu yang akan datang. Hubungan kerja sama orang tua dengan sekolah terhadap prestasi belajar peserta didik pada semua mata pelajaran merupakan faktor psikologis yang dapat mempengaruhi proses dan hasil belajar. Kerjasama orang tua dengan sekolah yang tidak harmonis, bimbingan dan dorongan belajar orang tua atau guru yang tidak relevan merupakan masalah yang sering ditemui pada peserta didik. Hal ini terjadi karena orang tua peserta didik berasumsi bahwa pendidikan anak atau peserta didik adalah tanggung jawab guru sepenuhnya. Keadaan ini tentunya berkaitan dengan kesadaran orang tua terhadap pendidikan anak – anaknya. Akan tetapi sebagai salah satu komponen yang mendukung keberhasilan pendidikan, maka peran dan kualitas guru sebagai pengelola dan pelaksana kegiatan belajar mengajar (KBM) sangat menentukan. Untuk itu usaha peningkatan prestasi belajar perlu difokuskan pada kemampuan dan kemauan guru untuk berbenah diri, baik dalam menggunakan metode pengajaran yang bervariasi maupun dalam penggunaan media pembelajaran. Untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional perlu ditingkatkan pendidikan secara menyeluruh, yaitu mutu pendidikan sekolah, keluarga, dan masyarakat. Setiap peserta didik dapat meningkatkan prestasi belajarnya sesuai dengan kemampuan mereka masing – masing, bila terdapat kerja sama yang harmonis antara sekolah, orang tua dan peserta didik karena hal tersebut dapat

memotivasi peserta didik dalam belajar. Setiap kegiatan proses pendidikan diarahkan kepada tercapainya pribadi-pribadi yang berkembang secara optimal sesuai dengan potensi masingmasing. Untuk dapat mencapai hal tersebut maka kegiatan pendidikan hendaknya bersifat menyeluruh dan tidak hanya berupa kegiatan intruksional (pengajaran). Akan tetapi meliputi kegiatan yang menjamin bahwa setiap peserta didik secara pribadi mendapat layanan sehingga dapat menjadi pribadi yang optimal. Keberhasilan pembelajaran merupakan dambaan dari seorang guru. Pembelajaran dikatakan berhasil apabila tujuan pembelajaran dapat tercapai. Namun tidaklah mudah seorang guru untuk selalu mencapai tujuan pembelajaran tanpa diimbangi dengan inovasiinovasi dalam pembelajaran. Dengan pembelajaran yang menggunakan pendekatan yang inovatif tersebut diharapkan peserta didik tidak menjadi bosan, peserta didik aktif dan kreatif serta tujuan pembelajaranpun tercapai. Selain itu peranan orang tua peserta didik juga mendukung kelancaran proses pengajaran. Dengan motivasi yang diberikan kepada peserta didik oleh orang tua mereka, peserta didik akan lebih bertanggung jawab dalam belajar. Jadi diperlukan kerja sama antara guru, sekolah dan orang tua peserta didik untuk mendukung kelancaran proses pengajaran. Ada beberapa faktor yang memungkinkan menjadi penyebab rendahnya prestasi belajar di sekolah dasar, khususnya SD Negeri 04 Belik kecamatan Belik, kabupaten Pemalang, diantaranya : 1.

Faktor intern Faktor intern yaitu faktor yang berasal dari dalam individu itu sendiri. Diantaranya faktor minat dan kemauan pada diri peserta didik untuk belajar masih kurang sehingga berpengaruh pada prestasi belajar.

2.

Faktor ekstern

Faktor ektern meliputi faktor keadaan keluarga yang rata – rata belum sadar akan pentingnya pendidikan anak, kurangnya motivasi yang diberikan kepada peserta didik, faktor sekolah yang kekurangan sarana prasarana dan kualitas maupun sikap profesionalisme guru. Mengingat pentingnya peranan IPA dalam kehidupan sehari-hari, terutama berkaitan dengan perkembangan IPTEK dan perkembangan industri, peran IPA tak dapat disangkal lagi setiap peserta didik dituntut harus mampu menguasai IPA. Media mengajar merupakan faktor ektern yang berpengaruh terhadap prestasi belajar peserta didik. Contohnya, karena guru kurang persiapan, tidak jarang guru menggunakan alat peraga seadanya, akhirnya dalam penyajian materi peserta didik kurang memahami pelajaran. Akibatnya peserta didik tidak suka dengan pelajaran, atau bisa terjadi tidak senang dengan gurunya, yang kemudian peserta didik menjadi malas belajar dan akibatnya prestasi belajar yang diperoleh sangat tidak maksimal. Berdasarkan hasil observasi, guru kelas V di SD Negeri 04 Belik dalam mengajar cenderung bersifat informatif, sehingga peserta didik belum terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran. Selain itu, guru tidak selalu menggunakan alat peraga dalam pembelajaran IPA. Berbagai metode tidak diterapkan dalam pembelajaran, sehingga peserta didik tidak mempunyai minat untuk belajar. Berdasarkan observasi yang telah dilakukan oleh peneliti, ternyata guru dalam pembelajaran hanya membantu peserta didik untuk memenuhi KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal). Ada yang sudah mampu memenuhi KKM, ada pula yang belum memenuhi KKM walaupun sudah berulang–ulang diadakan remidi Untuk mengatasi masalah di atas guru hendaknya menggunakan model pembelajaran yang sesuai dengan pembelajaran IPA. Dengan demikian guru akan menggunakan model pembelajaran kontekstual. Untuk memperkuat dimilikinya pengalaman belajar yang aplikatif

bagi peserta didik, tentu saja diperlukan pembelajaran yang lebih banyak memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk melakukan, mencoba, dan mengalami sendiri. Oleh sebab itu, melalui pembelajaran kontekstual, mengajar bukan transformasi pengetahuan dari guru kepada peserta didik dengan menghafal sejumlah konsep – konsep yang sepertinya terlepas dari kehidupan nyata, akan tetapi lebih ditekankan pada upaya memfasilitasi peserta didik untuk mencari kemampuan, untuk bisa hidup (life skil) dari apa yang dipelajarinya. Selain itu, guru perlu mengadakan pendekatan kepada peserta didik sehingga saat peserta didik kurang / tidak paham terhadap pembelajaran tersebut, peserta didik tidak takut untuk bertanya dan berani untuk mencoba. Dengan demikian, kelebihan dari pembelajaran kontekstual yaitu pembelajaran akan lebih bermakna karena peserta didik mengalami langsung, sekolah akan lebih dekat dengan lingkungan masyarakat (bukan dekat dari segi fisik), akan tetapi secara fungsional apa yang dipelajari di sekolah senantiasa bersentuhan dengan situasi dan permasalahan kehidupan yang terjadi dilingkungannya (keluarga dan masyarakat). Banyak hal yang bisa peserta didik dapatkan melalui model pembelajarn kontekstual yang akan menggiring peserta didik lebih aktif dalam proses pembelajaran dan lebih jauhnya dapat mempengaruhi peningkatan prestasi belajar IPA, untuk itu penelitian ini diberi judul “meningkatkan motivasi dan prestasi belajar peserta didik pada konsep benda melalui model pembelajaran kontekstual di kelas V SD Negeri 04 Belik”.

B. Rumusan masalah 1. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, maka rumusan masalah dalam Penelitian Tindakan Kelas ini adalah sebagai berikut : a. Apakah model pembelajarn kontekstual dapat meningkatkan motivasi peserta didik kelas V SD Negeri 04 Belik pada materi pokok perubahan sifat benda mata pelajaran IPA? b. Apakah

model pembelajaran kontekstual dapat meningkatkan prestasi belajar

peserta didik kelas V SD Negeri 04 Belik pada materi pokok perubahan sifat benda mata pelajaran IPA?

C. Tujuan Penelitian 1. Untuk meningkatkan motivasi belajar peserta didik kelas V dalam pembelajaran IPA pada materi pokok perubahan sifat benda dengan mengggunakan pembelajaran kontekstual. 2. Untuk meningkatkan prestasi belajar peserta didik kelas V dalam pembelajaran IPA pada materi pokok perubahan sifat benda dengan mengggunakan pembelajaran kontekstual.

D. Manfaat Hasil Penelitian 1. Manfaat bagi guru : a. Dapat memberikan proses belajar yang bermakna bagi peserta didik. b. Dapat menggunakan model pembelajarn kontekstual dalam pembelajaran IPA. c. Dapat meningkatkan profesionalisme guru.

d. Dapat digunakan untuk berbagi pengalaman dengan guru lain. e. Menambah pengetahuan guru. f. Memotivasi guru agar dalam pembelajaran menggunakan berbagai model pembelajaran yang sesuai.

2. Manfaat bagi peserta didik : a. Dapat meningkatkan pemahaman terhadap perubahan sifat benda. b. Dapat meningkatkan prestasi belajar peserta didik pada mata pelajaran IPA. c.

Dapat meningkatkan motivasi peserta didik dalam pembelajaran IPA.

d.

Untuk menambah minat peserta didik dalam pembelajaran IPA.

3. Manfaat bagi sekolah: a. Untuk meningkatkan prestasi belajar peserta didik pada mata pelajaran IPA di SD Negeri 04 Belik. b. Untuk meningkatkan kualitas pembelajaran IPA di kelas V SD Negeri 04 Belik tahun 2011/2012. c. Untuk memperbaiki dan meningkatkan proses pembelajaran IPA di kelas V SD Negeri 04 Belik tahun 2011/2012.