A. Landasan Teori. 1. Kemampuan Menulis Karangan Deskripsi a. Menulis.
Menulis dapat diidentifikasikan ... Dengan menulis dapat meningkatkan
kecerdasan,.
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Landasan Teori 1. Kemampuan Menulis Karangan Deskripsi a. Menulis Menulis dapat diidentifikasikan sebagai suatu kegiatan penyampaian pesan dengan menggunakan bahasa tulis sebagai alat atau mediumnya. Pesan adalah isi atau muatan yang terkandung dalam suatu tulisan. Tulisan merupakan sebuah simbol atau lambang bahasa yang dapat dilihat dan disepakati pemakaiannya. Dalam komunikasi tulis terdapat empat unsur yang terlibat penulis sebagai penyampaian pesan, pesan atau tulisan, saluran atau medium berupa tulisan, dan pembaca sebagai penerima pesan. Menurut Hasani (2005:2) “Menulis merupakan ketrampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara langsung”. Komunikasi adalah pengiriman dan penerimaan pesan-pesan yang pasti terjadi sewaktu-waktu bila manusia atau binatang ingin berkenan dan berhubungan satu sama lain. Sementara itu, pengertian menulis menurut Tarigan (Hasani, 2005:1) menyatakan behwa “Menulis adalah melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang, sehingga orang lain dapat membaca dan memahami bahasa dan grafik tersebut”. Pengertian
10
11
menulis
secara
umum
menurut
Syamsudin
(Hasani,2005:1)
menyatakan bahwa “Menulis merupakan aktivitas seseorang dalam menuangkan ide-ide, pikiran, dan perasaan secara logis dan sistematis dalam bentuk tertulis sehingga pesan tersebut dapat dipahami oleh para pembaca”. Menurut Farris (1993) pada Tarigan mengemukakan “Bahwa dalam konteks kiat berbahasa (language art) menulis merupakan kegiatan yang paling kompleks untuk dipelajari siswa. Menulis merupakan kegiatan yang produktif dan ekspresif, sehingga penulis harus mampu memanfaatkan kemampuan dalam menggunakan tata tulis, struktur bahasa, dan kosakata”. Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa menulis merupakan ungkapan kreativitas yang tidak hanya menekankan pada keterampilan mekanisme tetapi lebih pada prosesnya. 1) Fungsi menulis Pada prinsipnya fungsi utama dari tulisan adalah sebagai komunikasi pendidikan karena mempermudah para pelajar berfikir secara kritis, membantu menjelaskan pikiran-pikiran apa yang sebenarnya kita pikirkan dan rasakan mengenai orang-orang, gagasan-gagasan, masalah-masalah, dan kejadian-kejadian hanya dalam proses menulis yang aktual. Menulis dapat memudahkan kita merasakan dan menikmati hubungan-hubungan, memperdalam daya tanggap atau persepsi kita, memecahkan masalah-masalah yang kita hadapi, menyusun urutan bagi pengalaman.
12
Dengan
menulis
dapat
meningkatkan
kecerdasan,
mengembangkan daya inisiatif dan kreativitas, penumbuhan keberanian,
dan
pendorong
kemauan
serta
kemampuan
mengumpulkan informasi. 2) Tujuan menulis Setiap jenis tulisan mengandung beberapa tujuan, yang dimaksud dengan tujuan penulis adalah responsi atau jawaban yang diharapkan oleh penulis akan diperolehnya dari pembaca. Sehubungan dengan tujuan penulisan suatu tulisan, Hugo Hartig merangkumnya sebagai berikut: a) Assignment purpose (tujuan penugasan) Tujuan penugasan ini tidak mempunyai tujuan sama sekali. Penulis menulis sesuatu karena ditugaskan, bukan atas kemauan sendiri (misalnya, para siswa yang diberi tugas merangkum buku). b) Alturistic purpose (tujuan altruistik) Penulis bertujuan untuk menyenangkan pembaca, dengan menghindarkan kedukaan pembaca, ingin menolong para pembaca memahami, menghargai perasaan, dan penalarannya, ingin membuat hidup pembaca lebih mudah dan lebih menyenangkan dengan karyanya. Seseorang tidak akan dapat menulis secara tepat apabila penulis sendiri tidak percaya, baik secara sadar maupun secara tidak sadar bahwa pembaca atau
13
penikmat karyanya adalah “lawan” atau “musuh”. Tujuan altruistik adalah kunci keterbacaan suatu tulisan. c) Persuasive purpose (tujuan persuasif) Tulisan yang bertujuan meyakinkan pembaca akan kebenaran gagasan yang diutarakan. d) Informational purpose (tujuan informasiona) Tulisan yang bertujuan memberi informasi atau keterangan penerangan kepada para pembaca. e) Self-expressive purpose (tujuan pernyataan) Tulisan yang bertujuan memperkenalkan atau menyatakan pengarang kepada para pembaca. f)
Creative purpose (tujuan kreatif) Tujuan ini erat berhubungan dengan tujuan pernyataan diri. Tetapi “keinginan kreatifnya melebihi pernyataan diri, dan melibatkan dirinya dengan keinginan mencapai norma artistik atau seni yang ideal, atau seni idaman. Tulisan bertujuan mencapai nilai-nilai artistik, dan nilai-nilai kesenian”.
g) Problem-solvin purpose (tujuan pemecahan masalah) Dalam tulisan, penulis ingin memecahkan masalah yang dihadapi.
Penulis
ingin
menjelaskan,
menjernihkan,
menjelajahi serta meneliti secara cermat pikiran-pikiran dan gagasan-gagasannya sendiri agar dapat dimengerti dan diterima oleh para pembaca.
14
b. Kemampuan menulis Kemampuan menulis merupakan kemampuan yang kompleks, menurut sejumlah pengetahuan dan ketrampilan. Untuk menulis sebuah karangan sederhana secara teknik dituntut untuk memenuhi persyaratan atau dasar menulis karangan yang rumit. Sebelum menulis karangan harus memilih topik, membatasinya, mengembangkan gagasan, menyajikanya dalam bentuk kalimat dan paragraf yang tersusun secara logis dan sebagainya. Menurut Suparno dan Mohammad Yunus, (2002:13) “Kemampuan menulis adalah suatu kemampuan dimana di dalamnya terdapat serangkaian aktivitas yang terjadi dan melibatkan beberapa fase, yaitu pra penulisan (persiapan), fase penulisan (pengembangan isi karangan, pasta penulisan (penyempurnaan tulisan)”. Berdasarkan pengertian kemampuan menulis di atas yang menyatakan adanya beberapa fase yang dilibatkan dalam kemampuan tersebut bukan semata-mata dimiliki oleh golongan yang berbakat menulis. Dengan latihan yang sungguh-sungguh, maka kemampuan tersebut dapat dimiliki oleh siapa saja. Kemampuan yang dimaksud adalah kemampuan formal. c. Karangan “Karangan merupakan pengutaraan sesuatu secara tersusun dengan
mempergunakan
bahasa”
(Hasani,
2005:1).
Karangan
merupakan suatu hasil proses berfikir. Karangan merupakan hasil ungkapan ide, gagasan, dan perasaan yang diperoleh melalui kegiatan berpikir kritis dan kreatif.
15
Karangan dapat disajikan dalam lima bentuk atau ragam wacana. Lima macam ragam wacana karangan sebagai berikut: 1) Deskripsi (pemerian) Deskripsi adalah ragam wacana yang melukiskan atau menggambarkan sesuatu berdasarkan kesan-kesan yang diperoleh dari pengamatan, pengalaman, dan perasaan penulis. Sasarannya adalah menciptakan atau memungkinkan adanya imajinasi (daya khayal) sehingga pembaca seolah-olah melihat, mengalami, dan merasakan sendiri yang dialami penulisnya. 2) Narasi (penceritaan atau pengisahan) Narasi adalah ragam wacana yang menceritakan proses kejadian suatu peristiwa. Sasarannya adalah memberikan gambaran yang sejelas-jelasnya kepada pembaca mengenai fase, langkah, urutan, atau rangkaian terjadinya sesuatu hal. Bentuk karangan ini dapat ditemukan pada karya prosa atau drama, biografi atau autobiografi, laporan peristiwa, serta resep atau cara membuat dan melakukan suatu hal. 3) Eksposisi (paparan) Eksposisi adalah ragam wacana yang dimaksudkan untuk menerangkan, menyampaikan, atau menguraikan sesuatu hal yang dapat memperluas atau menambah pengetahuan dan pandangan pembaca. Sasarannya adalah menginformasikan sesuatu tanpa ada maksud mempengaruhi pikiran, perasaan, dan sikap pembaca.
16
Fakta dan ilustrasi yang disampaikan penulis sekedar untuk memperjelas yang akan disampaikannya. 4) Argumentasi (pembahasan dan pembuktian) Argumentasi adalah ragam wacana yang dimaksudkan untuk
meyakinkan
pembaca
mengenai
kebenaran
yang
disampaikan oleh penulis. Karena bertujuan untuk meyakinkan pendapat atau pikiran pembaca, maka penulis menyajikan secara logis, kritis, sistematis bukti yang dapat memperkuat keobjektifan dan kebenaran yang disampaikan sehingga dapat menghapus konflik dan keraguan pembaca terhadap pendapat penulis. 5) Persuasi Persuasi adalah ragam wacana yang dimaksudkan untuk mempengaruhi sikap dan pendapat pembaca mengenai suatu hal yang disampaikan penulis. Berbeda dengan argumentasi yang pendekatannya bersifat rasional dan diarahkan untuk mencapai suatu
kebenaran,
persuasi
lebih
menggunakan
pendekatan
emosional. Seperti argumentasi, persuasi menggunakan bukti atau fakta yang digunakan seperlunya atau terkadang dimanipulasi untuk menimbulkan kepercayaan pada pembaca bahwa yang disampaikan penulis benar.
17
d. Deskripsi Kata deskripsi berasal dari kata bahasa latin “deskribere” yang berarti menggambarkan atau memberikan suatu hal. Dari segi istilah, deskripsi adalah suatu bentuk karangan yang melukiskan sesuatu sesuai dengan keadaan sebenarnya, sehingga pembaca dapat mencitrai (melihat, mendengar, mencium dan merasakan) sesatu yang dilukiskan sesuai dengan citra penulisannya. Karangan deskripsi bermaksud untuk menyampaikan kesan-kesan tentang sesuatu, dengan sifat dan gerak-geraknya, atau sesuatu yang lain kepada pembaca. Menurut Suparno, (2002:1.11) menyatakan bahwa “Deskripsi adalah ragam wacana yang melukiskan dan menggambarkan sesuatu berdasarkan kesan-kesan dari pengamatan, pengalaman dan peranan penulisannya”. Sasarannya adalah menciptakan atau memungkinkan terciptanya imajinasi (daya khayal) pembaca sehingga, pembaca seolah-olah melihat, mengalami, dan merasakan sendiri suatu obyek yang dialami penulis. Deskripsi adalah semacam bentuk wacana yang berusaha menyajikan suatu obyek sedemikian rupa, sehingga obyek tersebut seolah-olah berada di depan mata pembaca, seaka-akan para pembaca melihat sendiri obyek tersebut. Deskripsi memberi citra mental mengenai suatu obyek yang dialami, misalnya pemandangan, orang, atau sensasi.
18
Deskripsi ialah tulisan yang berusaha memberikan perincian atau melukiskan dan mengemukakan objek yang sedang dibicarakan (seperti orang, tempat, suasana atau hal lain). Deskripsi berisi gambaran mengenai suatu hal atau keadaan sehingga pembaca seolaholah melihat, mendengar, atau merasakan hal tersebut. Berdasarkan pengertian deskripsi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa karangan deskripsi merupakan karangan yang disusun
untuk
melukiskan
sesuatu
dengan
maksud
untuk
menghidupkan kesan dan daya khayal yang mendalam kepada membaca. Karangan deskripsi memiliki ciri-ciri seperti: 1) Menggambarkan atau melukiskan sesuatu. 2) Penggambaran dilakukan sejelas-jelasnya dengan melibatkan kesan indra. 3) Membuat pembaca merasakan, melihat, serta mengalami sendiri obyek yang disampaikan penulis. Secara garis besar deskripsi dapat dibedakan atas dua bagian yaitu deskripsi ekpositori dan deskripsi impresionistik. Deskripsi ekpositori bertujuan memberikan informasi yang menyebabkan pembaca dapat melihat, mendengarkan dan merasakan. Deskripsi impresionistik bertujuan memberikan informasi yang menyebabkan pembaca bereaksi secara emosional. Menulis deskripsi harus mampu menghidupkan objek yang dilukiskan sehidup-hidupnya, sehingga pembaca seolah-olah dapat
19
melihat, mendengar, dan merasakan yang penulis alami. Supaya dapat melukiskan sesuatu sehidup-hidupnya. Langkah pertama adalah melatih diri mengamati sesuatu di lingkungan sekitar. Makin lama mengamati sesuatu, maka makin bertambah banyak hal-hal kecil yang tampak yang dapat dilukiskan. Langkah kedua, melukiskan bagianbagian yang penting sedetail mungkin. Berdasarkan paragraf di atas, dalam menulis deskripsi yang baik dituntut tiga hal. Pertama, kesanggupan berbahasa yang memiliki kekayaan nuansa dan bentuk. Kedua, kecermatan pengamatan dan keluasan pengetahuan tentang sifat, ciri, dan wujud objek yang dideskripsikan. Ketiga, kemampuan memilih detail khusus yang dapat menunjang ketepatan dan keterhidupan deskripsi. Berdasarkan kategori yang lazim, karangan deskripsi dipilih atas dua kategori, yakni karangan deskripsi orang dan karangan deskripsi tempat. 1) Deskripsi orang adalah karangan yang menggambarakan tentang orang dengan tujuan untuk mengenali lebih mendalam deskripsi orang. Contoh: Kirdjomulyo selain dikenal sebagai penyair, juga penulis drama. Karya dramanya antara lain Penggali Intan, Puisi Rumah Bambu, dan Saat Sungai Barito Kering. Perkumpulan drama yang didirikannya bersama Nasjah, Busye, Bagong, Fx Sutopo, Tumb Astiani, Rodang Tobing, dan Nizar bernama Teater Indonesia (TI). Selain di Yogya, tahun 60-an TI Juga pentas di Solo, Malang, Madura, Surabaya dan Bali.
20
........................................................................................................... (cuplikan dari Anekdot Sastrawan Kirdjomulyo.Horizon. No. XXXIX/1/200:28) dikutip oleh Resmini (2007:118). Deskripsi orang terdiri dari beberapa aspek sebagai berikut: a) Deskripsi keadaan fisik, bertujuan memberi gambaran yang sejelas-jelasnya tentang keadaan tubuh seseorang tokoh. Contoh: Lasi selesai mengisis kain basahnya. Ketika hendak masuk ke dalam matanya bersitatap dengan suaminya. Tidak tahu mengapa Lasi terkejut meski ia tidak merasa asing dengan cara Darsa menatap dirinya. Ia pun kadang-kadang mencuri pandang, memperhatikan tubuh suaminya dari belakang; sebentuk tubuh muda dengan perototan yang kuat dan seimbang, khas tubuh seorang penyadap yang setiap hari dua kali naik turun belasan atau bahkan puluhan pohon kelapa. ..................................................................................................... (Ahmad Tohari, Berkisar Merah, 1993) dikutip oleh Resmini (2007:119) b) Deskripi keadaan sekitar, yaitu menggambarkan keadaan yang mengelilingi sang tokoh, misalnya penggambaran tentang aktivitas-aktivitas yang dilakukan, pekerjaan, pakaian, tempat kediaman, dan kendaraan. Contoh: Kuiringkan Rini memasuki halaman luas rumah itu. Pintu pagar besi berderit, dan seketika terdengar salak anjing riuh-rendah. Rini ragu-ragu dan sedikit merasa takut. Seseorang laki-laki keluar dari samping rumah dan menuju pagar. Kelihatannya laki-laki itu sedang membersihkan mobil yang berderet di sebelah kiri halaman dari segala macam merek terbaru. Begitu laki-laki itu mendekati kami, Rini ragu-ragu bertanya, apakah rumah itu milik Bapak Wira Sumanta. ..................................................................................................... (Suparno, Ketrampilan Dasar Menulis, 2008)
21
c) Deskripsi watak atau tingkat perbuatan, yaitu mendeskripsikan watak seseorang. Menampilkan dengan jelas unsur-unsur yang dapat memperhatikan karakter yang digambarkan. Contoh: Nenek meluruskan letak kacamatanya yang berbingkai emas, tetapi segera menatap lagi sampai ke ujung hidungnya. Sehingga memperjelas tentang pipinya yang kisut. Dengan tawakal terpaksa ia merendahkan kepalanya sedikit supaya matanya bisa memandang lewat kaca yang ada dibawaahnya. ..................................................................................................... (Nugroho Notosusanto. “Tayuban” dalam Tiga Kota, 1975) dikutip oleh Resmini (2007:120). d) Deskripsi gagasan-gagasan tokoh,
yaitu
deskripsi
yang
menghubungkan antara perasaan dan unsur fisik yang erat. Pancaran wajah, pandangan mata, gerak bibir, dan gerak tubuh merupakan petunjuk tentang keadaan perasaan seseorang. Contoh: Kamu harus pulang, Yati. Kamu sudah cukup menyakiti hati ibu. Sekali ini saja kamu harus benar-benar mengerti, bahwa kamu sudah besar, sudah tidak pantas lagi untuk setiap kali membantah kata orang yang lebih tua darimu. Kalau dahulu kamu sudah cukup tahu bagaimana ibu karena kelakuanmu dan dia terus mendesaku dengan kata-katanya yang dianggapnya menasihatiku. ....................................................................................................... (N.H. Dini, Pendurhaka) dikutip oleh Resmini (2007:121). 2) Deskripsi tempat adalah karangan yang menggambarkan tempattempat memegang peranan yang sangat penting dalam setiap peristiwa. Jalannya peristiwa akan lebih menarik jika dikaitkan dengan tempat terjadinya peristiwa. Setiap peristiwa tidak terlepas dari lingkungan dan tempat.
22
Contoh : Angin tajam sekali. Kelam menyelubungi teratak doyong itu. Dingin menimpa di tengah kemauan saudara itu ada hidup di dalam teratak yang ada cahanya. Teratak itu hanya mempunyai satu ruangan. Tidak ada sekat-sekatnya. Mejanya persis di tengah dengan sebuah kursi panjang bambu. ........................................................................................................... (Nugoroho Notosusanto, “Gunung Kidul” dalam Tiga Koba, 1975) dikutip oleh Resmini (2007:122).
2. Menulis Terbimbing a. Pengertian bimbingan Aktivitas
menulis terdiri dari tiga kategori utama yaitu
menulis terkontrol, menulis terbimbing, dan menulis bebas. Kategori menulis yang akan dibahas disini yaitu tentang menulis terbimbing. Menurut
Poerwadarminta
(1984:141)
mengemukakan
bahwa
“Bimbing, terbimbing berarti dibimbing atau dituntut”. Menurut Azies (2000:131) “Pada tahap menulis terbimbing peran guru sudah mulai berkurang, guru hanya membimbing semata”. Menurut Supriadi (2004:207) menyatakan bahwa yang dimaksud dengan “Bimbingan adalah proses bantuan yang diberikan oleh pembimbing kepada siswa agar dapat memahami dirinya, mengarahkan dirinya, memecahkan masalah-masalah yang dihadapi, menyesuaikan diri dengan lingkungannya, mengambil manfaat dari peluang-peluang yang dimilikinya dalam ragam mengembangkan diri sesuai dengan potensi-potensinya, sehingga berguna bagi dirinya dan masyarakat”. Selanjutnya dalam
buku yang berjudul Bimbingan dan
Konseling yang disusun oleh Setiawati. Bimbingan pada dasarnya merupakan upaya bantuan untuk membantu individu mencapai perkembangan yang optimal.
23
Salah satu penjabaran Good (Thantowi, 1995:25) “Bimbingan adalah teknik untuk menuntut anak terhadap tujuan yang diinginkan dengan menciptakan kondisi lingkungan yang membuat dirinya sadar akan kebutuhan dasar, mengenal kebutuhan, dan mengambil langkah untuk memuaskan dirinya”. Bimbingan adalah bantuan atau pertolongan yang diberikan kepada individual atau sekumpulan individu dalam menghindari atau mengatasi kesulitan-kesulitan di dalam kehidupannya, agar individu atau sekumpulan individu itu dapat mencapai kesejahteraan hidupnya. (Walgito, 1993:4) Menurut pengertian para ahli di atas tentang pengertian bimbingan dapat disimpulkan bahwa menulis terbimbing adalah pemberian bantuan atau pertolongan tentang menulis yang diberikan oleh pembimbing kepada yang dibimbing dengan cara menuntut dan menciptakan kondisi lingkungan yang membuat dirinya sadar akan kebutuhan dasar, dan mengambil langkah-langkah untuk memuaskan dirinya dalam mencapai tujuan yang diinginkan. Berdasarkan pengertian menulis terbimbing yang disimpulkan di atas, dapat dikemukakan pengertian bimbingan belajar, yaitu proses bantuan yang diberikan kepada siswa agar dapat mengatasi masalahmasalah yang dihadapinya dalam belajar sehingga setelah melalui proses perubahan belajar mereka dapat mencapai hasil belajar yang optimal sesuai dengan kemampuan, bakat dan minat yang dimilikinya.
24
b. Tujuan bimbingan Dalam sekolah dasar bimbingan belajar secara umum bertujuan sebagai berikut: 1) Pengembangan sikap dan kebiasaan yang baik terutama dalam mengerjakan tugas, dalam mengembangkan keterampilan serta dalam bersikap pada guru. 2) Mengembangkan disiplin belajar dan terlatih, baik secara mandiri maupun berkelompok. 3) Mengembangkan pemahaman dan pemanfaatan kondisi fisik, sosial dan budaya di lingkungan sekolah atau alam sekitar untuk pengembangan pengetahuan, ketrampilan dan pengembangan pribadi. Secara khusus bimbingan di sekolah dasar bertujuan untuk membantu siswa agar dapat mencapai tugas-tugas perkembangan yang meliputi aspek pribadi sosial dan pendidikan sesuai dengan tuntutan lingkungan. Dalam aspek perkembangan pribadi sosial layanan bimbingan membantu siswa agar dapat: 1) Memiliki pemahaman diri. 2) Mengembangkan sikap positif. 3) Membuat pilihan kegiatan secara sehat. 4) Mampu menghargai orang lain. 5) Memiliki rasa tanggung jawab.
25
6) Mengembangkan ketrampilan hubungan antar pribadi. 7) Menyelesaikan masalah. 8) Membuat keputusan secara baik. Dalam aspek perkembangan pendidikan, bimbingan menbantu murid agar dapat: 1) Melaksanakan cara-cara belajar yang benar. 2) Menetapkan tujuan dan rencana pendidikan. 3) Mencapai prestasi belajar secara optimal sesuai bakat dan kemampuan. Berdasarkan tujuan bimbingan di atas, dapat disimpulkan bahwa dengan adanya bimbingan yang dilakukan oleh guru terutama dalam kegiatan menulis dapat membuat siswa memiliki pemahaman diri tentang menulis, mengembangkan sikap positif dan ketrampilan dalam hal menulis, serta mencapai prestasi belajar secara optimal. c. Mengajar bernuansa bimbingan Siswa akan berhasil dalam belajar apabila guru menerapkan pinsip-prinsip
bimbingan
waktu
mengajar.
Dalam
kegiatan
pembelajaan guru menjelaskan tujuan dan manfaat materi pelajaran, cara belajar, karakteristik mata pelajaran yang diberikan, dorongan untuk berprestasi, membantu mengatasi kesulitan yang dihadapi siswa, penyelesaian tugas, merencanakan masa depan, memberikan fasilitas belajar, memberi kesempatan untuk berprestasi.
26
Secara umum bimbingan yang dapat diberikan guru sambil mengajar yaitu: 1) Mengenal dan memahami siswa. 2) Memberi perlakuan dengan memperhatikan perbedaan individu. 3) Memperlakukan siswa secara manusiawi. 4) Memberikan kemudahan untuk mengembangkan diri secara optimal. 5) Menciptakan suasana kelas yang menyenangkan. Suasana kelas dan proses belajar-mengajar yang menerapkan prinsip-prinsip bernuansa bimbingan tampak sebagai berikut: 1) Tercipta iklim kelas yang permisif, bebas dari ketegangan. 2) Adanya arahan agar terselenggarakannya belajar yang efektif dan kondusif, baik dalam bidang studi yang diajarkan, maupun dalam keseluruhan proses belajar mengajar. 3) Pelaksanaan kegiatan belajar sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan siswa. 4) Terciptanya hubungan yang dekat antara siswa dan guru. 5) Memberikan bantuan kepada siswa yang mengalami kesulitan dalam menerima materi. 6) Membimbing siswa agar mengembangkan kebiasaan belajar yang baik. 7) Memberikan umpan balik atas hasil evaluasi yang diberikan.
27
3.
Teknik Pembelajaran Menulis Terbimbing Teknik merupakan
macam cara atau taktik dalam menyajikan
suatu pembelajaran dengan maksud untuk mencapai tujuan pembelajaran. Teknik yang dipilih adalah menulis terbimbing. Cara-cara yang digunakan pada teknik ini, untuk mengatasi kesukaran dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia yaitu: a. Belajar secara sistematis dan cukup menyediakan waktu. b. Banyak latihan-latihan mengarang dan bicara mencapai tingkat penguasaan bahasa secara aktif. c. Banyak membaca buku-buku dalam bahasa yang dipelajari. d. Latihan mengeluarkan buah pikirannya dalam bentuk mengarang, yaitu karangan yang sederhana dalam bahasa yang sedang dipelajari. Berdasarkan cara-cara di atas ada beberapa langkah yang dapat dilakukan dalam teknik menulis terbimbing antara lain: a. Dimensi operasi divergen Teknik dimensi operasi divergen ini dikembangkan oleh Utami Munandar, teknik ini bertujuan untuk melatih siswa dalam memilih kata. Dimensi operasi divergen merupakan kemampuan memberikan bermacam-macam
jawaban
informasi
yang
diberikan
dengan
penekanan pada keragaman jumlah dan kesesuaian. 1) Menyusun kata Menyusun kata masuk kedalam komposisi seperti yang tercantum dalam definisi berikut: “composition as writing beyond
28
the sentence level” (Slager dalam Tarigan, 1975). Pada bagian ini, siswa harus menyusun banyak kata dengan menggunakan hurufhuruf dari satu kata yang diberikan sebagian stimulus. Pemberian skor didasarkan pada banyaknya jawaban yang dapat dianggap betul, setiap jawaban benar diberi skor satu. Contoh: atlas -
alas
-
atas
-
talas
-
ala
2) Membuat kalimat tiga kata Pada bagian membuat kalimat, siswa harus menyusun kalimat dengan menggunakan tiga buah kata. Kata-kata yang dibentuk berhuruf awal sesuai dengan huruf-huruf yang ada. Pemberian skor didasarkan pada banyaknya kalimat yang dapat dianggap sesuai dan setiap jawaban benar diberi skor satu. Contoh: U-m-p
-
Universitas Muhammadiyah Purwokerto.
-
ujung Pulau Madura.
-
Untung membawa peti.
-
petani menanam ubi.
-
pergi untuk menjauh.
29
3) Sifat-sifat yang sama Pada bagian ini, siswa harus menyebutkan benda yang mempunyai dua sifat tertentu, sesuai dengan yang ditentukan. penyekoran didasarkan pada banyaknya jawaban benar dan setiap jawaban benar diberi skor satu. Contoh: Memiliki sifat bulat dan keras -
kelereng
-
kelapa
-
gotri
-
mrica
-
peluru
4) Macam-macam penggunaan Pada bagian ini, siswa harus menyebutkan macam-macam penggunaan benda yang sesuai dengan benda yang ditentukan baik pengunaan benda secara umum maupun secara tidak umum. Pemberian skor didasarkan pada banyaknya jawaban benar dan setiap jawaban benar diberi skor satu. Contoh: meja
-
belajar
-
tatakan menulis
-
meletakan buku
-
menyediakan makanan
-
menyediakan minuman
30
b. Mengisi Karangan yang sudah dipersiapkan guru dengan membiarkan secara utuh kalimat awalan dan akhiran. Penanggalan kata baru dapat dilakukan mulai kalimat kedua dan seterusnya. Penggalan kata dilakukan dengan dua cara. Pertama jika pemahaman wacana yang dijadikan sasaran teratur, misalnya pada setiap kata ke-5 dihilangkan. Kedua jika pemahaman wacana yang dijadikan sasaran tidak teratur, misalnya kata yang akan dihilangkan bebas tidak harus pada setiap kata ke-5. Karangan diberikan kepada siswa untuk diperbaiki, perbaikan dengan cara mengisi kata yang rumpang hingga menjadi karangan yang utuh. Contoh: Gunting Benda ini disebut gunting. Gunting ini terbuat dari ...., sehingga ketajamannya lebih ...... lama jika dibandingkan dengan ......yang terbuat dari besi. Gunting ini ...... khusus untuk ..... rambut. Jadi, jika ....... untuk menggunting benda-benda lain, terutama ......keras, maka akan cepat ........ Kelebihan gunting ini adalah ..... dipakai dan ketajamannya tahan lama. Bagian ...... meruncing sehingga sangat mudah untuk memotong rambut ....... telinga. Meskipun begitu, gunting ini ....... sedikit kelemahan. Maka gunting ini ........ dari 90 persen baja, maka gunting ini jika terjauh mudah ......... Selain itu, gunting ini juga ....... karat jika terkena ........ dan tidak ....... dibersihkan. Oleh karena itu, ....... digunakan sebaiknnya gunting ....... dan jangan ada air yang ....... pada sisi gunting. Simpan gunting ini di tempat yang kering dan jauh dari jangkauan anak kecil.
Wacana rumpang di atas ada 10 kata yang dihilangkan, tugas siswa untuk melengkapi kalimat yang rumpang tersebut sehingga menjadi wacana yang utuh seperti pada wacana berikut:
31
Gunting Benda ini disebut gunting. Gunting ini terbuat dari baja, sehingga ketajamannya lebih tahan lama jika dibandingkan dengan gunting yang terbuat dari besi. Gunting ini dirancang khusus untuk menggunting rambut. Jadi, jika digunakan untuk menggunting bendabenda lain, terutama benda keras, maka akan cepat tumpul. Kelebihan gunting ini adalah mudah dipakai dan ketajamannya tahan lama. Bagian ujungnya meruncing sehingga sangat mudah untuk memotong rambut disekitar telinga. Meskipun begitu, gunting ini memiliki sedikit kelemahan. Karena bahan gunting ini lebih dari 90 persen baja, maka gunting ini jika terjauh mudah patah. Selain itu, gunting ini juga terdapat karat jika terkena air dan tidak segera dibersihkan. Oleh karena itu, selesai digunakan, sebaiknya gunting dibersihkan dan jangan sampai ada air yang menempel pada sisi gunting. Simpan gunting ini di tempat yang kering dan jauh dari jangkauan anak kecil.
c.
Membuat karangan Mendeskripsikan secara tertulis salah satu benda atau obyek yang terdapat disekitar (ruang kelas) seperti: meja, kursi, papan tulis, buku, lemari buku, jam, penghapus dan sebagainya dengan diberi waktu terlebih dahulu selama 5 menit supaya mengamati benda-benda tersebut. Untuk mempermudah siswa dalam mendeskripsikan benda maka
dibuat
beberapa
pertanyaan
yang
berkaitan
dengan
pendeskripsian tersebut. Pertanyaan-pertanyaan yang dapat membantu siswa dalam mendeskripsikan benda, sebagai berikut: 1) Bagaimana bentuk dan ciri-ciri benda yang akan dideskripsikan? 2) Apa saja manfaat yang dimiliki benda tersebut? 3) Apa saja kelemahan yang dimiliki benda tersebut? 4) Apa saja kelebihan benda tersebut?
32
4. Pembelajaran Bahasa Indonesia menurut KTSP Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional peserta didik serta merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua bidang studi. Pelajaran Bahasa Indonesia di SD/MI diarahkan untuk meningkatkan kemampun peserta didik untuk berkomunikasi dalam Bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tulis, serta menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya sastra manusia Indonesia. Dengan standar kompetensi mata pelajaran Bahasa Indonesia ini diharapkan: a. Peserta didik dapat mengembangkan potensinya sesuai kemampuan, kebutuhan, minatnya, dan dapat menumbuhkan penghargaan terhadap hasil karya kesastraan dan hasil intelektual bangsa sendiri. b. Guru memperhatikan pengembangan kompetensi bahasa peserta didik dengan menyediakan berbagai kegiatan berbahasa dan sumber belajar, serta lebih mandiri dan leluasa dalam menentukan bahan ajar sesuai dengan kondisi lingkungan sekolah dan kemampuan peserta didik. c. Orang tua dan masyarakat secara aktif memberikan masukan dan bantuan terhadap perencanaan, pelaksanaan, maupun penilaian pembelajaran kebahasaan dan kesastraan di sekolah. d. Sekolah mengembangkan program kebahasaan dan kesastraan sesuai dengan keadaan peserta didik dan sumber belajar yang tersedia. e. Daerah dapat menentukan bahan dan sumber belajar kebahasaan dan kesastraan sesuai dengan kondisi dan kekhasan daerahnya.
33
Mata pelajaran Bahasa Indonesia di SD/MI bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut: a. Berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang berlaku, baik secara lisan maupun tulis. b. Menghargai dan bangga menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan bahasa negara. c. Memahami bahasa Indonesia dan menggunakannya dengan tepat dan kreatif untuk berbagai tujuan. d. Menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan intelektual, serta kematangan spiritual, moral, emosional, dan sosial. e. Menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan, memperluas budi pekerti, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa. f. Menghargai dan mengembangkan sastra Indonesia sebagai khazanah budaya dan intelektual manusia Indonesia. Ruang lingkup mata pelajaran Bahasa Indonesia di SD/MI mencangkup komponen kemampuan berbahasa dan kemampuan bersastra yang meliputi aspek-aspek berikut: a. Mendengar b. Berbicara c. Membaca d. Menulis
34
B. Hasil Penelitian yang Relevan Menurut penelitian yang dilakukan oleh Ribut Susanto dengan judul “Peningkatan Kemampuan Menulis Argumentasi Melalui Teknik Menulis Terbimbing pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Nusawungu Kabupaten Cilacap Tahun Pelajaran 2005-2006”. Dalam skripsinya tersebut dikemukakan bahwa teknik menulis terbimbing cukup efektif untuk pembelajaran menulis, suasana kelas menjadi kondusif, dan membuat siswa lebih termotivasi dalam menulis. Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian yang dilakukan oleh Ribut Susanto adalah "Teknik menulis terbimbing cukup efektif untuk pembelajaran menulis, siswa merasa lebih mudah mengemukakan ide, siswa lebih termotivasi dalam kegiatan belajar menulis, beban guru menjadi lebih ringan dan suasana kelas menjadi lebih kondusif. Terjadinya peningkatan pemahaman materi menulis yang diajarkan hal ini terbukti dari hasil evaluasi yang terus meningkat”.
C. Kerangka Berpikir Berdasarkan uraian di atas, untuk memecahkan kekurangterampilan siswa dalam menulis karangan diperlukan strategi pembelajaran yang memberi kesempatan yang banyak dan luas kepada siswa untuk menulis dan guru memberi bimbingan terdapat proses menulis siswa tersebut. Dengan menggunakan teknik menulis terbimbing dalam pembelajaran menulis siswa tidak akan mengalami kesulitan karena adanya arahan dan bimbingan dari guru siswa sangat terbantu dalam memecahkan masalah-
35
masalah yang dihadapinya, membuat siswa memiliki pemahaman diri tentang menulis, mengembangkan sikap positif dan ketrampilan dalam hal menulis, siswa termotivasi dengan adanya motif belajar yang menarik, disamping itu suasana kelas menjadi lebih kondusif sehingga siswa dapat mencapai prestasi belajar secara optimal. Dari uraian di atas menurut asumsi penulis dengan menggunakan teknik menulis terbimbing maka siswa dapat lebih mudah menuangkan idenya secara maksimal. Agar lebih jelas perhatikan bagan kerangka berfikir berikut: KONDISI AWAL
TINDAKAN
Hasil menyusun karangan deskripsi siswa meningkat.
Hasil belajar siswa rendah. Dalam pembelajaran guru menggunakan teknik menulis terbimbing.
Siklus I Dalam pembelajaran siswa melaksanakan teknik menulis terbimbing.
Siklus II Dalam pembelajaran siswa melaksanakan teknik menulis terbimbing
Gambar 1.1 Bagan Kerangka Berpikir Penelitian
D. Hipotesis Tindakan Berdasarkan pada deskripsi teoritis dan kerangka berpikir yang telah dikemukakan maka dapat dirumuskan hipotesis pada penelitian ini yaitu “Apabila pembelajaran menulis deskripsi dilakukan melalui teknik menulis terbimbing maka kemampuan menulis deskripsi siswa kelas IV SD Negeri 3 Kalibagor tahun pelajaran 2010-2011 akan meningkat”.