BAB II LANDASAN TEORI - Library Binus - BINUS University

67 downloads 172 Views 39KB Size Report
LANDASAN TEORI. 2.1 Dukungan Sosial Orang Tua. Definisi dukungan sosial mengacu pada kenyamanan, perhatian, penghargaan, atau bantuan yang ...
BAB II LANDASAN TEORI

2.1

Dukungan Sosial Orang Tua Definisi dukungan sosial mengacu pada kenyamanan, perhatian, penghargaan,

atau bantuan yang diberikan orang lain atau kelompok kepada individu (Sarafino, 2006). Sementara definisi dukungan sosial menurut Lahey (2007) adalah sebagai peran yang dimainkan oleh teman-teman dan relatif dalam memberikan nasihat, bantuan dan beberapa diantaranya untuk menceritakan perasaan pribadi. Dukungan sosial merupakan salah satu istilah yang digunakan untuk menerangkan bagaimana hubungan sosial menyumbang manfaat bagi kesehatan mental atau kesehatan fisik individu. Rook (dalam Smet, 1994) berpendapat dukungan sosial sebagai satu diantara fungsi pertalian atau ikatan sosial. Ikatanikatan sosial menggambarkan tingkat tingkat dan kualitas umum dari hubungan interpersonal. Senada dengan hal tersebut, Taylor (2003) mendefinisikan dukungan sosial sebagai pertukaran interpersonal dimana salah seorang memberikan bantuan atau pertolongan kepada yang lain. Menurut Cobb (dalam Sarafino, 1997), dukungan sosial diartikan sebagai suatu kenyamanan, perhatian, penghargaan, atau bantuan yang dirasakan individu dari orang-orang atau kelompok-kelompok lain. Cohen dan Wills (dalam Bishop, 1995) mendefinisikan dukungan sosial sebagai pertolongan dan dukungan yang diperoleh seseorang dari interaksinya dengan orang lain. Dukungan sosial timbul oleh adanya persepsi bahwa terdapat orang-orang yang akan membantu apabila terjadi suatu keadaan atau peristiwa yang dipandang akan menimbulkan masalah dan bantuan tersebut dirasakan dapat

menaikkan perasaan positif serta mengangkat harga diri. Kondisi atau keadaan psikologis ini dapat mempengaruhi respon-respon dan perilaku individu sehingga berpengaruh terhadap kesejahteraan individu secara umum. 2.1.1 Bentuk Dukungan Sosial Dukungan sosial dapat dibedakan menurut bentuk dukungan yang diterima individu.

Beberapa

peneliti

Cutrona

&

Russel

(dalam

Sarafino,

2006)

mengemukakan bentuk-bentuk dukungan sosial yang diterima seseorang antara lain: 1. Dukungan emosional dan harga diri (emotional & esteem support). Dukungan

Emosional dapat berupa

ungkapan empati,

perhatian,

kepedulian, dan ungkapan penghargaan yang positif terhadap individu yang bersangkutan. 2. Dukungan instrumental (intangible atau instrumental support). Dukungan ini berupa bantuan langsung atau uang yang dapat membantu dalam pekerjaan dan kondisi stress individu yang menerima. 3. Dukungan informasi (informational support). Dukungan berupa nasehat, pengarahan, umpan balik atau masukan mengenai apa yang dilakukan individu yang bersangkutan 4. Dukungan pertemanan (network companionship). Merupakan bentuk dukungan berupa kesediaan orang lain untuk menghabiskan waktu bersama, memberikan perasaan keanggotaan dalam suatu kelompok yang memiliki hobi atau kegiatan sosial yang sama. 2.1.2 Sumber Dukungan Sosial Menurut Sarafino (2006), dukungan sosial dapat berasal dari berbagai sumber, seperti orang tua, teman, pacar, rekan kerja, dan organisasi komunitas. Dukungan sosial yang diberikan oleh orang tua memainkan peranan penting terhadap

penyesuaian psikologis selama masa transisi yang dihadapi anak dalam bangku kuliah (Mounts dkk, 2005). Individu dewasa awal membangun jaringan sosial yang dapat menyediakan dukungan yang dibutuhkan individu dalam menghadapi tantangan hidupnya. Jaringan sosial ini sedikitnya terbentuk dari keluarga (terutama orang tua), pasangan (jika ada) dan teman (Bee, 1994 ; Boyd & Bee 2006). Hasil penelitian Schunk & Pajares (2001) menyebutkan bahwa orang tua dan teman dapat meningkatkan kemampuan seseorang dalam menghadapi tantangan. Orang tua yang memberikan dorongan dan dukungan pada anak mereka untuk mencoba aktiftas yang baru dapat meningkatkan perasaan mampu (self efficacy) untuk menghadapi tantangan. Berdasarkan definisi, bentuk dan sumber dukungan sosial yang telah disebutkan diatas, peneliti mengambil kesimpulan bahwa dukungan sosial orang tua adalah adanya bantuan atau dukungan yang diterima individu dari orang tua mereka dalam bentuk dukungan emosional dan penghargaan diri, instrumental, informasi dan penerimaan yang membuat individu tersebut merasa bahwa orang tua mereka memperhatikan, menghargai, dan mencintainya. 2.2

Definisi Motivasi Motivasi berasal dari bahasa latin motivum, yang artinya alasan sesuatu

terjadi, alasan tentang suatu hal itu bergerak atau berpindah. Kata Bahasa Inggris motivation berasal dari kata motivum (Djiwandono, 2006). Pada dasarnya motivasi terjadi karena adanya keinginan untuk memenuhi faktor-faktor yang belum terpenuhi (Schiffman, 2007). Motivasi adalah salah satu fasilitas atau kecenderungan individu untuk mencapai tujuan. Individu yang memiliki motivasi akan memiliki semangat dan kegigihan untuk melakukan aktifitasnya. (Chernis dan Goleman, 2001). Chernis

dan Goleman (2001) juga menjelaskan bahwa individu yang memiliki 4 aspek seperti adanya dorongan mencapai sesuatu, memiliki komitmen, memiliki inisiatif, dan memiliki sikap optimis terhadap aktifitas yang dilakukan. Menurut Santrock, motivasi adalah proses yang memberi semangat, arah, dan kegigihan perilaku. Artinya, perilaku yang memiliki motivasi adalah perilaku yang penuh energi, terarah, dan bertahan lama (Santrock, 2008). Motivasi menyelesaikan skripsi dapat timbul karena faktor intrinsik, berupa hasrat dan keinginan berhasil dan dorongan kebutuhan untuk mendapatkan gelar sarjana, membanggakan orang tua. Sedangkan faktor ekstrinsiknya adalah adanya penghargaan, lingkungan sekitar yang kondusif. (Uno, 2006). Menurut

pandangan

perspektif

kognitif,

pemikiran

individu

yang

mengarahkan individu dalam bertindak untuk mencapai sasaran yang akan dituju atau dicapai disebut motivasi. Motivasi menyelesaikan skripsi adalah suatu hal yang membuat individu melakukan hal demi menyelesaikan skripsinya dan mendapatkan gelar sarjana. Pandangan perspektif kognitif ini menjelaskan pentingnya penetapan tujuan, perencanaan dan pemantauan kemajuan menuju sasaran (Santrock, 2008). 2.2.1 Hal- hal Yang Mempengaruhi Motivasi 2.2.1.1 Motivasi Intrinsik Motivasi intrinsik adalah dorongan dari dalam diri untuk melakukan sesuatu demi suatu tujuan yang akan dicapai (Santrock, 2008). Motivasi intrinsik menekankan bahwa seseorang melakukan suatu usaha tertentu, karena adanya kemauan dan usaha dari orang itu sendiri. Sebagai contoh, seorang mahasiswa bekerja keras menyelesaikan skripsinya demi mendapatkan gelar sarjana dan membuat orang tua bangga.

Motivasi intrinsik dapat memunculkan kreativitas, pemahaman konsep, pencarian tantangan dan kesenangan dalam dalam mengerjakan skripsi secara lebih cepat dibandingkan motivasi ekstrinsik (Stipek, 2002). Pada dasarnya motivasi yang berasal dari dalam diri individu, akan berkembang lebih baik, apabila diterapkan dengan banyak metode dan variasi. Keterampilan pada individu akan memunculkan dorongan dari dalam diri individu untuk menyelesaikan skripsinya dengan berbagai macam metode yang akan digunakan. (Boekaerts, 2002) 2.2.1.2 Motivasi Ekstrinsik Sesuatu yang terjadi yang disebabkan faktor-faktor eksternal individu bisa disebut juga dengan motivasi ekstrinsik (Ormrod, 2009). Motivasi ini dapat terjadi jika individu mengharapkan sesuatu dari hasil usahanya, misalnya individu dapat lulus sidang skripsi dengan nilai yang baik. Motivasi ekstrinsik adalah motivasi eksternal untuk melakukan sesuatu untuk mendapatkan suatu tujuan. Perspektif behavioral menekankan suatu perilaku yang dilakukan akan diulangi kembali apabila perilaku tersebut diberikan suatu respon (Santrock, 2008). Ketika individu merasa putus asa, merasa sesuatu hal yang telah dilakukan, namun dianggap tidak berarti atau tidak penting oleh orang-orang disekitarnya, seringkali motivasi individu itu akan turun dan ia akan menjadi malas mengerjakan skripsi. 2.2.2. Aspek-aspek Dalam Motivasi Motivasi dalam menyelesaikan skripsi yang baik memiliki aspek-aspek (Chernis & Goleman, 2001), sebagai berikut:

1. Dorongan untuk mencapai sesuatu Suatu kondisi yang mana individu berjuang terhadap sesuatu untuk meningkatkan dan memenuhi standar atau kriteria yang ingin dicapai dalam menyelesaikan skripsi. 2. Komitmen Salah satu aspek yang cukup penting dalam proses menyelesaikan skripsi ini, adanya komitmen dari diri individu. Individu yang memiliki komitmen dalam menyelesaikan skripsinya tentu mampu menyeimbangkan mana yang harus didahulukan terlebih dahulu. Individu yang memiliki komitmen juga merupakan orang yang merasa bahwa ia memiliki tugas dan kewajibannya sebagai seorang mahasiswa. 3. Inisatif Kesiapan untuk bertindak atau melakukan sesuatu atas peluang atau kesempatan yang ada. Inisiatif merupakan salah satu proses individu dapat dilihat dari kemampuanny. Individu yang memiliki inisiatif, merupakan individu yang sudah memiliki pemikiran dan pemahaman sendiri dan melakukan sesuatu berdasarkan kesempatan yang ada. Ketika individu mengerjakan skripsi, maka ia memiliki kesempatan untuk memperluas pengetahuan serta dapat menyelesaikan hal lain yang lebih bermanfaat lagi. 4. Optimis Suatu sikap gigih dalam mengejar tujuan tanpa peduli adanya kegagalan dan kemunduran. Individu yang memiliki sikap optimis, tidak akan menyerah ketika menghadapi kesulitan dalam mengerjakan skripsi, misalnya seperti teori yang digunakan kurang cocok dengan yang diteliti, atau alat ukur yang digunakan tidak valid. Mereka akan terus mencoba

memecahkan masalah yang ada dengan yakin. Optimis merupakan sikap yang seharusnya dimiliki oleh setiap individu, agar individu belajar bahwa kegagalan dalam menyelesaikan skripsi bukan berarti individu dapat menyerah begitu saja. 2.3 Mahasiswa Mahasiswa adalah peserta didik yang terdaftar dan belajar pada Perguruan Tinggi. Individu dalam tahap perkembangannya digolongkan sebagai remaja akhir dan dewasa awal, yaitu usia 18-21 tahun dan 22-24 tahun (Monks dkk., 2002. h. 260262). Dua kriteria yang diajukan untuk menunjukkan akhir masa remaja dan permulaan dari masa dewasa awal adalah kemandirian ekonomi dalam membuat keputusan (Santrock, 2002, h. 73). Menurut teori Neo-Piaget (dalam Papalia dkk, 2007) individu dalam tahap perkembangannya telah memasuki dewasa muda, secara kognitif individu dituntut untuk bisa berpikir secara abstrak, menalar, atau berpikir reflektif. Bukan hanya sekedar berpikir abstrak, individu secara kognitif memiliki pemikiran postformal, yang dapat menggabungkan logika, emosi, dan pengalaman praktis dalam menyelesaikan suatu masalah. William Perry (dalam Papalia dkk, 2007), mengatakan bahwa pemikiran individu berkembang dari pemikiran kaku (rigidity) kepemikiran yang lebih fleksibel dan akhirnya merasa secara bebas dapat memilih. Individu menyelesaikan masa studi di Perguruan Tinggi tidak hanya bergantung pada motivasi, persiapan akademik, kemampuan dan keterampilan untuk bekerja secara mandiri, tetapi juga pada integrasi sosial dan dukungan sosial. Montogomery & Cote (dalam Papalia dkk, 2007).

2.4 Hubungan Dukungan Sosial dengan Motivasi Menyelesaikan Skripsi Dukungan sosial orang tua diyakini memiliki hubungan terhadap motivasi individu untuk menyelesaikan skripsi. Dukungan sosial orang tua secara emosional lebih dibutuhkan daripada jenis dukungan yang lainnya. Karena jika kedua orang tua indvidu sibuk bekerja dan tidak memiliki waktu yang cukup untuk bertukar pikiran ataupun individu itu sendiri bercerita tentang perkembangan skripsinya, maka anak akan merasa kurang diperhatikan secara emosional, padahal, mungkin saja ada kendala yang dihadapi individu tersebut dan ia ingin menceritakan kepada orang tuanya, tetapi mereka tidak memiliki waktu. Terkadang ketika individu bercerita kepada kedua orang tuanya, ia akan merasa lebih lega dan biasanya mendapatkan ide-ide atau masukkan yang dapat menyemangati individu tersebut. 2.5 Kerangka Berpikir Motivasi individu untuk menyelesaikan skripsi sangat beragam, terdapat motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi ekstrinsik yang dibutuhkan individu dalam menyelesaikan skripsi adalah adanya dukungan atau dorongan yang diberikan oleh orang tuanya.

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Berpikir

Dukungan sosial orang tua Mahasiswa Psikologi Semester 9 dan 11 di Binus University yang sedang menyelesaikan skripsi

Kendala yang dihadapi : - kurangnya literatur-literatur yang dibutuhkan - persiapan yang kurang matang - kurang adanya dukungan sosial dari lingkungan sekitar - alat ukur yang digunakan tidak valid

Motivasi untuk menyelesaikan skripsi