BAB II Tinjauan Umum - USU Institutional Repository - Universitas ...

43 downloads 1659 Views 1MB Size Report
Sumber: Batam dalam angka 2010. 2 Data pada bulan Desember tahun 2009. Gambar 2.1 Peta Kepulauan Batam. Sumber: www.indonesiatravelling.com, ...
BAB II Tinjauan Umum 2.1 Tinjauan Umum Kota Batam Kota batam adalah salah satu kotamadya yang berada di provinsi Kepulauan riau yang terletak pada 0º, 25‟29‟‟ - 1º,15‟00‟‟ Lintang Uatar dan 103º,34‟35‟‟ 104º,26‟04‟‟ Bujur Timur. Kota batam memiliki luas wilayah perairan mencapai 1.570 km². Luas wilayah daratan tersebut dihuni oleh 988.55 penduduk 2, sehingga kepadatan penduduk di kota tersebut sebanyak 38.661 jiwa/km². Populasi ini merupakan populasi ketiga terpadat di Pulau Sumatera setelah kota Medan dan Kota Padang.

Kota Batam terdiri dari 12 kecamatan, diantaranya adalah Batu Ampar, Belakang Padang, Bulang, Galang, Lubuk Baja, Sei Beduk, Batu Aji, Segulung, Bengkong, Batam Kota dan Sekupang. Kota Batam merupakan sebuah pulau yang terletak sangat strategis karena terletak di jalur pelayaran internasional dengan batas-batas wilayah sebagai berikut:

Tabel 2.1 Batas Wilayah Kota Batam

Utara

Singapura dan Malaysia

Selatan Kabupaten Lingga Barat

Kabupaten Karimun

Timur

Pulau Bintan dan Tanjung Pinang

Sumber: Batam dalam angka 2010

Gambar 2.1 Peta Kepulauan Batam Sumber: www.indonesiatravelling.com, diumduh 5 Januari 2011 2

Data pada bulan Desember tahun 2009 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Kota Batam Tidak memiliki sumber daya alam yang berlimpah, oleh karena itu kegiatan ekonomi Kota Batam mayoritas tergantung pada sektor sekunder dan tersier. Hal ini tercermin dari target pertumbuhan ekonomi pemerintah kota Batam yang didorong oleh pertumbuhan di sector industry dan pariwisata3.

Batam yang dianggap sebagai daerah tropis, dengan suhu rata-rata berkisar dari 24 hingga 35 derajat Celcius (77 ke 95 derajat Fahrenheit). Kelembaban di wilayah ini berkisar dari 73% menjadi 96%. Secara umum musim hujan dimulai dari November hingga April dan musim kering dari Mei hingga Oktober. Rata-rata curah hujan tahunan sekitar 2600 mm.

Transportasi merupakan sarana penunjang mobilitas, dimana masyarakat Batam dapat menggunakan fasilitas kendaraan umum seperti taksi, bis, ojek, pancung. Selain transportasi darat, Batam yang merupakan daerah kepulauan, transportasi laut merupakan salah satu sarana yang penting. Penggunaan jalur laut yang menghubungkan Batam dengan pulau-pulau disekitar maupun dengan negara tetangga seperti Singapura dan Malaysia, membuat pembangunan dan sarana transportasi laut cukup lengkap, seperti kapal ferry (kapal penyebrangan).

2.2 Tinjauan Umum Tentang Pelabuhan

2.2.1 Pengertian Pelabuhan

Pelabuhan adalah tempat yang terdiri dari daratan dan perairan disekitarnya dengan batas tertentu sebagai tempat kegiatan pemerintahan dan kegiatan ekonomi yang dipergunakan sebagai tempat kapal bersandar, berlabuh, naik turun penumpang atau bongkar muat barang yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan pelayaran dan kegiatan penunjang pelabuhan serta sebgai tempat perpindahan intra dan antar moda transportasi. 4

3 4

Sesuai dengan strategi dasar pembangunan Kota Batam 2006 -2011 PP RI No. 70 tahun 1996 tentang kepelabuhan, Dephub RI, hal 2 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Menurut Bambang Triatmodjo, pelabuhan adalah Bandar yang dilengkapi dengan bangunan-bangunan untuk pelayanan penumpang dan muatan seperti dermaga, tambatan dan segala perlengkapannya. 5

2.2.2 Klasifikasi Pelabuhan

Pelabuhan mempunyai beberapa cara pengkalsifikasian, yaitu: 1. Klasifikasi dari segi teknis 

Pelabuhan alam

Pelabuhan yang terjadi dari kondisi geografis yaitu daerah yang menjorok ke dalam (berupa teluk). 

Pelabuhan Buatan

Suatu daerah perairan yang dibuat oleh manusia sedemikian rupa sehingga terlindung terhadap gangguan alam yang berasal dari laut. 2. Pengklasifikasian dari segi pelayanan jasa 

Pelabuhan yang diusahakan

Pelabuhan yang berada dalam pembinaan pemerintah yang disesuaikan dengan kondisi, potensi, serta kemampuan pengembangannya. 

Pelabuhan Otonom

Pelabuhan yang diberi wewenang untuk mengatur dirinya sendiri sesuai dengan aturan yang ditetapkan. 

Pelabuhan yang tak diusahakan

Merupakan pelabuhan untuk pelayaran rakyat seperti daerah penangkapan ikan dan lain-lain. 3. Klasifikasi menurut jenis perdagangan 

Pelabuhan Laut

Pelabuhan yang terbuka untuk perdagangan luar negeri dan dalam negeri  5

Pelabuhan Pantai

Bambang Triadmodjo, Pelabuhan, beta offset,1996, hal 13 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Pelabuhan yang terbuka untuk perdagangan dalam negeri. 4. Klasifikasi jenis kapal dan muatannya 

Pelabuhan Utama

Merupakan pelabuhan pengirim dan pengumpul yang melayani kapal besar. 

Pelabuhan Caban (feeder)

Merupakan pelabuhan pengumpul bagi pelabuhan utama yang melayani kapal-kapal sedang dan daerah sekitarnya merupakan daerah potensial industri 

Pelabuhan Ferry

Pelabuhan yang sebenarnya merupakan pelabuhan ferry tetapi ada juga aktifitas cargo tradisional. 6

2.2.3 Fasilitas Pelabuhan

Fasilitas pelabuhan terbagi atas dua, yaitu : 1. Fasilitas pokok pelabuhan yang meliputi : 

Perairan tempat labuh



Kolam labuh



Alih muat antar kapal



Dermaga



Terminal penumpang



Pergudangan



Lapangan penumpukan



Terminal peti kemas



Perkantoran untuk kegiatan pemerintahan dan pelayanan jasa



Fasilitas bunker



Instalasi air, listrik, dan telekomunikasi



Jaringan jalan dan rek kereta api



Fasilitas pemadam kebakaran



Tempat tunggu kenderaan bermotor

2. Fasilitas penunjang pelabuhan yang meliputi  6

Kawasan perkantoran untuk pengguna jasa pelabuhan

Kramadibrata, soedjono, Perencanaan Pelabuhan, ITB, Bandung. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA



Sarana umum



Tempat penampungan limbah



Fasilitas pariwisata, pos dan telekomunikasi



Fasilitas perhotelan dan restoran



Areal pengembangan pelabuhan



Kawasan perdagangan



Kawasan industri

2.3 Tinjauan Umum Tentang Terminal Feri

2.3.1 Pengertian Terminal Feri

Terminal ferry terdiri dari dua kata yaitu terminal dan ferry. Terminal merupakan titik dimana penumpang dan barang masuk dan keluar dari system merupakan komponen penting dalam system transportasi. 7 Sedangkan feri merupakan sebuah kapal transportasi jarak dekat.

Jadi, terminal feri yaitu wadah yang dapat menampung aktifitas keluar masuk penumpang dari angkutan kapal jarak dekat atau kapal penyebrangan.

Terminal juga sebagai wadah bagi aktifitas proses perpindahan penumpang dari sub sistem angkutan ke sub sistem angkutan lain yang berbeda karakteristik. Dengan kata lain berarti dari angkutan laut ke sarana angkutan darat.

Dilihat dari sudut sistem lingkup pelabuhan, terminal penumpang feri adalah sebagai suatu komponen sub system pelabuhan yang berfungsi mewadahi kegiatan pelayanan bagi penumpang antar pulau dengan sarana kapal laut.

2.3.2 Komponen Terminal Ferry

7

Morlok,Edward K, Pengantar teknik dan perancangan transportasi, Erlangga, Jakarta 1991, Hal 269 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Komponen terminal penumpang kapal laut antara lain terdiri dari : 1. Area Dermaga Dermaga adalah suatu bangunan yang digunakan untuk merapat dan menambatkan kapal yang melakukan bongkar muat barang dan menaik-turunkan penumpang. Bentuk dermaga tergantung kegunaan pelabuhan dan kedalaman alur pelayaran, yaitu : 

Memanjang : dermaga yang posisinya sejajar atau parallel dengan garis pantai terutama untuk alur pelayaran yang cukup dalam untuk kapal-kapal oleh gerak (maneuvering ship).



Wharf : dermaga yang posisinya menjorok ke tengah laut atau tegak lurus garis pantai. Hal ini dibuat bilamana kedalaman alur perairan pelabuhan kurang dalam untuk kapal-kapal masuk dan melakukan maneuvering ship.



Pier : antara dermaga dan pantai dihubungkan dengan jembatan penghubung sebagai penerus dari pergerakan barang.

Klasifikasi dermaga menurut jenis sandar kapal yang terbagi menjadi 3 kategori yaitu : 1. Dermaga

plengsengan

adalah

jenis

dermaga

yang

paling

sederhana,menggunakan landasan beton berbentuk parabolik. 2. Dermaga ponton adalah jenis dermaga yang menggunakan pontoon sebagai landasan bagi pintu akses muatan. Ponton tersebut bergerak mengikuti naikturunnya permukaan air laut. 3. Dermaga dengan moveable bridges adalah jenis dermaga yang paling modern. Dermaga ini menggunakan jembatan beton yang digerakkan secara elektronis-hidraulis disesuaikan dengan ketinggian dasar penutup akses muatan yang telah dibuka. Proses loading dan unloading dengan menggunakan moveable bridge dapat dilakukan dengan cepat.

Kriteria pemilihan dermaga : 3. Manuver dari feri 4. Kecepatan dan kenyamanan pelayanan

Persyaratan dermaga :

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

1. Dermaga harus dapat bergerak vertikal sebagai jawaban atas pasang surutnya air laut. 2. Dermaga harus dapat menahan beban horizontal yang diakibatkan oleh tumbukan kapal.

Sehingga untuk mengetahui dimensi dermaga, perlu diketahui : 1. Kedalaman alur pelayaran 2. Tinggi lantai dermaga terhadap laut normal 3. Perbedaan pasang surut permukaan air

2. Area Pelayanan Umum Area pelayanan umum mencakup antara lain : 

Bangunan terminal



Area parkir kenderaan penumpang

3. Dimensi Dermarga 

Panjang dermaga menentukan daya tampung banyaknya kapal yang bersandar dan bertambat.



Lebar dermaga tergantung pada aktifitas pelayanan dermaga terhadap jenis dan ukuran kapal. Secara teknis minimal lebar dermaga adalah 3-25 meter.



Ketebalan dermaga (pavement) tergantung daya dukung yang harus dipikul karena beban konstruksi dan beban hidup yang bergerak di atasnya.

4. Fasilitas Dermaga Terutama untuk kepentingan kelangsungan perjalan kapal antara lain : saluran air minum/air bersih, fuel/bahan baker kapal, dan lain-lain.

5. Bangunan Terminal Merupakan wadah prosessing penumpang dan barang bawaan yang akan embarkasi atau debarkasi dari kapal penumpang. Sebagaimana telah diuraikan bahwa terminal penumpang kapal laut adalah komponen dari sub sistem pelabuhan, maka aktifitas pokoknya disini adalah pelayanan kepada masyarakat pemakai jasa angkutan laut. Fasilitas wadah kegiatan tersebut meliputi :

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA



Pelayanan pra dan pasca perjalanan penumpang.



Pelayanan informasi dan penjualan tiket.



Pelayanan prossesing penumpang dan barang bawaan.



Pelayanan penunjang untuk memenuhi keinginan dan kebutuhan penumpang.

6. Area Parkir Kenderaan Penumpang

Untuk mewadahi kendaraan penumpang sebagai penunjang terminal feri anatara lain: taxi, mobil pribadi, ojek, angkutan umum dan lain-lain. Parker kendaraan dibedakan menjadi: 1. Dari tempat yang dipergunakan 

Parkir lapangan terbuka



Parkir pada bangunan tertutup

2. Dari yang memakai/menggunakan 

Parkir penumpang/ pengantar/ penjemput



Parkir pegawai / petugas terminal penumpang



Parker kendaraan umum

2.3.3 Klasifikasi Terminal Feri

1. Berdasarkan system pengelolaan penumpang Sistem

pengelolaan

penumpang

di

dalam

suatu

dermaga

dapat

dikelompokkan menjadi dua jenis system ,yaitu: 1. Sistem terpusat (centralized system) Seluruh fasilitas penumpang,barang, dan pengelolaannya ditampung dalam suatu bangunan.

Gambar 2.2. Sistem Terpusat Sumber : Olah Data Pribadi

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Kelebihannya : a. Jarak yang ditempuh oleh pejalan kaki dapat dibuat minimum b. Fasilitas pelayanan penumpang berbagai jurusan dapat dibuat seragam c. Dapat diciptakan daerah tunggu, daerah konsesi dan daerah pengawasan terpusat sehingga tidak terlalu banyak mengambil tempat

Kekurangannya : a. Sulit apabila harus mengalami perkembangan atau perubahan b.

Kurangnya kejelasan bagi para penumpang karena semua fasilitas terletak menyatu dan seragam sehingga tidak punya ciri khas atau identitas.

2. Sistem unit (unit system)

Sistem ini adalah sistem dengan pemisahan fasilitas-fasilitas terminal menurut pengelompokkan tertentu. Misalnya menurut perusahaan atau jurusan yang menangani. Masing-masing kelompok diwadahi dalam bangunan yang berbeda.

Gambar 2.3. Sistem Unit Sumber : Olah Data Pribadi

Kelebihannya : a. Mudah untuk dikembangkan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

b. Kejelasan bagi penumpang dan mengurangi resiko salah jurusan atau salah menaiki kapal c. Kompleks bangunan memiliki hirarki d. Suasana ruang lebih variatif

Kekurangannya : 

Jarak yang ditempuh penumpang dengan berjalan kaki menjadi jauh. Dapat diatasi dengan perlengkapan movie side walks



Memerlukan jumlah titik-titik pemeriksaan dan pengawasan yang lebih banyak dan berulang.

2.3.4 Klasifikasi Kapal Ferry

Kapal feri memiliki beberapa jenis dan diklasifikasikan berdasarkan cara pendaratan dan juga cara bongkar muat sebuah kapal feri. 1. Berdasarkan cara pendaratan Cara pendaratan terdiri dari dua macam : 1. Kapal feri yang langsung mendarat di pasir yang dinamakan dengan LCM atau LST (Landing Site Tank). Akses muatan kapal berada di bagian hulu dan buritan serta memiliki kapsitas angkut yang lebihbbesar. 2. Kapal feri yang mendarat di dermaga. Kapal ini memerlukan dermaga untuk sandar. Akses muatan terdapat di lambung,hulu, dan buritan tetapi akses di lambung jarang dipergunakan karena memakan tempat pada saat merapat di dermaga. Akses penumpang berada di samping,langsung menuju deck samping.

2. Berdasarkan cara bongkar muat Secara garis besar teknologi bongkar muat pada kapal feri dapat dibedakan sebagai berikut : 1. Lo/Lo (Lift On/lift off), yaitu kapal dengan pemindahan muatan secara vertikal 2. Ro/Ro (Roll On/Roll Off), yaitu kapal dengan pemindahan muatan secara horisontal

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

3. Hisap (suction), yaitu jenis kapal curah yang penenganan muatannya dengan

cara

menghisap/memompa

melalui

pipa,

biasanya

dikombinasikan dengan peralatan ban berjalan (conveyor belt) 4. Khusus, yaitu jenis kapal yang menangani satu jenis muatan. Untuk kapal Feri, karena jenis muatannya yang berupa orang dan kendaraan sehingga tidak membutuhkan peralatan bongkar muat khusus, type yang cocok adalah Ro/Ro. Yang termasuk dalam kapal jenis Ro/Ro : 1. Short Distance Vessel 2. Intermediate Distance Vessel 3. Long Distance Vessel

2.3.5 Aktifitas dan Sirkulasi

Aktifitas yang terjadi di dalam terminal terutama dipengaruhi oleh: 1. Manusia Manusia dalam hal ini adalah : 

Penumpang

Penumpang dibagi dalam penumpang domestik dan turis yang melakukan kegiatan embarkasi yaitu berangkat dari terminla penumpang dan debarkasi yaitu kedatangan atau menuju ke terminal penumpang. 

Pengantar dan penjemput



Pengelola terminal

Meliputi : 

Karyawan terminal, yaitu yang bertanggung jawab langsung tentang keadaan terminal baik operasional maupun administrasi.



Karyawan perusahaan pelayanan, yaitu yang melakukan kegiatan operasional di dalam terminal penumpang, yaitu penjualan karcis dan pembagasian.



Karyawan dari pemerintah, yaitu dalam divisi kesehatan, bea cukai, hukum (imigrasi dan emigrasi).

2. Barang bawaan Meliputi :

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA



Barang yang biasa dibawa



Barang over bagasi



Barang muatan bukan kargo, yaitu barang bawaan yang langsung dimasukkan bagasi, seperti barang pindahan, barang elektronik berukuran besar, dan barang dagangan jumlah banyak.

Sirkulasi yang utama dari terminal penumpang adalah sirkulasi penumpang dan barang bagasi yang akan berangkat maupun turun (mencakup domestik maupun luar negeri). Sirkulasi penumpang dan barang bagasi menuju dan dari dapat diuraikan sebagai berikut : 

Sistem perpindahan penumpang

Pada dasarnya terdapat 3 alternatif, yaitu: 

Berjakan kaki Efisien bila jarak kapal dengan terminal dekat, tetapi rentan terhadap cuaca.



Dengan kenderaan darat Efisien bila jarak kapal dengan terminal jauh.



Dengan jembatan Efisien karena dapat digunakannya area bawah dengan atas secara

bersamaan. 

Sistem perpindahan bagasi 1. Cart Bagasi diangkut dengan kereta dan kemudian dipindahkan dengan tangan ke lokasi pengambilan. 2.

Conventer

Perpindahan bagasi dengan ban berjalan. Adapun jenis converter adalah : 

Carousal conveyor

Bagian yang datang melalui conveyor baik dari lantai bawah maupun atas selanjutnya diterima oleh conveyor yang berputar terus. 

Race track

Jika pada carousal bentuk conveyor penerima bundar, maka sistem ini dibentuk conveyor adalah horizontal. 

Amoeba conveyor UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Proses perpindahan bagasi melalui conveyor yang berputar secara tetap dengan

melalui pada dinding. Ruang pengambilan dan ruang

pengumpulan bagasi terpisah.

2.3.6 Fasilitas

Fasilitas yang terdapat di terminal penumpang secara pokok dapat dibagi menjadi 2 kelompok besar, yaitu: 1. Fasilitas pelayanan dan penumpang kapal 

Daerah kedatangan atau keberangkatan untuk menaikkan atau menurunkan penumpang.



Fasilitas parkir untuk mobil, sepeda motor (roda 2), dan pejalan kaki.



Fasilitas untuk menaikkan dan menurunkan penumpang, misal halte dan taxi area



Loket penjualan tiket dan cek bagasi



Loket kesehatan (karantina)



Fasilitas pengambilan bagasi



Ruang untuk pergerakan penumpang



Ruang tunggu dan istirahat



Fasilitas penunjang pelayanan, seperti telepon umum dan restoran.



Fasilitas informasi jadwal dan rute perjalanan



Fasilitas untuk pengantar dan penjemput



Fasilitas penumpang keberangkatan seperti fasilitas penghubung (mobil, ban berjalan).

2. Fasilitas pengelola terminal 

Kantor untuk personil pengelola



Kantor untuk personil imigrasi dan bea cukai



Kantor untuk personil kesehatan dan karantina



Kantor untuk personil keamanan.

2.4 Prinsip – Prinsip Perencanaan Terminal Ferry UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Berdasarkan SNI 10-4838-1998 mengenai Persyaratan Termnal Penumpang di Pelabuhan Laut, Terminal penumpang terdiri dari terminal penumpang domestik. Gedung terminal penumpang harus memenuhi ketentuan sebagai berikut: 1. Tata ruang yang menjamin kelancaran arus naik turun penumpang 2. Sirkulasi udara dan cahaya yang cukup 3. Kemudahan perpindahan penumpang antarmoda 4. Dilengkapi dengan tanda-tanda petunjuk dan tanda-tanda grafis 5. Perbandingan yang digunakan untuk luas gedung terminal ialah 1,2 m2/orang 6. Secara

umum

dengan

mempertimbangkan

efisiensi

perencanaan,

pembangunan dan pengoperasiannya, ukuran luas terminal dibedakan menjadi : a. Terminal besar ukuran 2000 m2 dan 4000 m2 b. Terminal sedang ukuran 500 m2 dan 1000 m2 c. Terminal kecil ukuran 300 m2 7. Luas gedung terminal dan luas lapangan parkir diatur dengan perbandingan 1:2 8. Perbandingan pada fasilitas parkir yang terdiri dari jalan lingkungan, 9. Tempat parkir dan pertamanan diatur sebagai 1:1:0,5 10. Kegiatan angkutan penumpang dengan kendaraan darat sedapat mungkin langsung ke jalan akses yang ada.

Berdasarkan LOS (Level Of Service) , yaitu: 1. Ruang tunggu Tabel 2.2 : Level Of Service LOS A B C D E F

Avarage Pedestrian Area Ft²/p M²/p ≥ 13 ≥ 12 10 -13 0.9 – 1.2 7 - 10 0.7 – 0.9 3 -7 0.3 – 0.7 2-3 0.2 – 0.3