BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain dan Prosedur ...

7 downloads 157 Views 90KB Size Report
Menurut Suroso (2009: 30) penelitian tindakan kelas adalah suatu bentuk penelitian ... Menurut Arikunto (2009: 2) penelitian tindakan kelas secara harfiah yaitu ...
BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Desain dan Prosedur Penelitian Desain penelitian dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan bentuk penelitian tindakan kelas. Dari namanya sudah menunjukkan isi yang terkandung didalamnya, yaitu sebuah kegiatan penelitian yang dilakukan di kelas. Menurut Ebbutt (dalam Wiriaatmadja, 2008: 12) menyebutkan bahwa penelitian tindakan kelas adalah kajian sistematika dari upaya perbaikan pelaksanaan praktik pendidikan oleh sekelompok guru dengan melakukan tindakan-tindakan dalm pembelajaran berdasarkan refleksi mereka mengenai hasil tindakan-tindakan tersebut. Menurut Suroso (2009: 30) penelitian tindakan kelas adalah suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat memperbaiki atau meningkatkan praktik-praktik pembelajaran di kelas secara lebih profesional. Menurut Arikunto (2009: 2) penelitian tindakan kelas secara harfiah yaitu penelitian itu sendiri mempunyai arti yaitu suatu kegiatan mencermati suatu objek dengan menggunakan cara dan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti. Tindakan yaitu sesuatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu. Dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus kegiatan untuk siswa. Kelas adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama, menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama pula. Menggabungkan batasan pengertian tiga kata inti yaitu penelitian, tindakan, dan kelas, 33 segera dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan

32

terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan yang sengaja dimunculkan dan terjadi di sebuah kelas secara bersama-sama. Tindakan tersebut diberikan oleh guru atau dengan arahan dari guru yang dilakukan oleh siswa. Menurut Arikunto, (2009: 17) tahap-tahap dalam penelitian tindakan kelas yaitu: 1. Perencanaan ( Planning ) Dalam tahap ini peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, dimana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan. 2. Tindakan ( Acting ) Penelitian tindakan adalah pelaksanaan yang merupakan implementasi atau penerapan isi rancangan yaitu mengenai tindakan di kelas. 3. Pengamatan ( Observasing ) Kegiatan pengamat dilakukan oleh pengamat. Sambil melakukan pengamatan, guru pelaksana mencatat sedikit demi sedikit apa yang terjadi agar memperoleh data yang akurat untuk perbaikan siklus berikutnya.

4. Refleksi ( Reflecting ) Refleksi merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah dilaksanakan. Kegiatan refleksi ini sangat tepat dilakukan ketika guru pelaksana sudah selesai melakukan tindakan, kemudian berhadapan dengan peneliti untuk mendiskusikan implementasi rancangan tindakan. Keempat tahapan tersebut merupakan daur berulang yang berhubungan, keempatnya dapat dilihat pada bagan di bawah ini:

Perencanaan Refleksi

SIKLUS 1

Pelaksanaan

Pengamatan Perencanaan Refleksi

SIKLUS II

Pelaksanaan

Pengamatan ? Gambar 3.1

Model Penelitian Tindakan Kelas Menurut Suharsimi Arikunto

Pelaksanaan penelitian ini akan dilakukan dalam 2 siklus. Siklus I akan dilakukan dalam 3 pertemuan dan siklus II akan dilakukan dalam 3 pertemuan. Perbaikan pembelajaran dilaksanakan dalam proses pengkajian berdaur yang terdiri dari 4 tahap, yaitu: 1. Siklus I a. Perencanaan (Planning)

Sebelum melakukan penelitian tindakan kelas, peneliti terlebih dahulu menyusun rencana kegiatan harian (RKH), membuat media pembelajaran yang akan digunakan dalam kegiatan pembelajaran, menyiapkan lembar observasi, peneliti juga membuat kesepakatan dengan observer untuk menentukan fokus observasi dan kriteria yang akan digunakan, peneliti juga menyiapkan lembar observasi yang akan digunakan oleh observer. b. Melakukan Tindakan (Acting) Pelaksanaan yang merupakan implementasi atau penerapan isi rancangan yaitu mengenai tindakan di kelas. Hal yang perlu diingat adalah bahwa dalam tahap kedua ini pelaksana guru harus ingat dan mentaati apa yang sudah dirumuskan dalam rancangan, tetapi harus pula berlaku wajar, tidaak dibuat-buat. Dalam refleksi, keterkaitan antara pelaksanaan dengan perencanaan perlu diperhatikan secara seksama agar sinkron dengan maksud semula. Pada tahap pelaksanaan tindakan ini, penelitian kegiatan pembelajaran sesuai dengan rencana yang telah direncanakan. Kegiatan pembelajaran dilaksanakan dalam dua siklus yaitu siklus I dan siklus II. Setiap siklus terdiri dari tiga pertemuan, setiap pertemuan terdiri dari 5 jam pelajaran yaitu 5 x 30 menit. Waktu tersebut terbagi dalam empat bagian kegiatan, meliputi kegiatan awal (30 menit), kegiatan inti (60 menit), istirahat (30 menit), dan kegiatan akhir (30 menit). Adapun pelaksanaan tindakan secara lengkap sebagai berikut: Tabel 3.1 Rencana Kegiatan Harian Siklus I Pertemuan ke-1 No Waktu Kegiatan Kegiatan 1. Kegiatan Awal (±30 1. Guru mengkondisikan anak menit) sebelum kegiatan pembelajaran 2. Apersepsipenyampaian sarana belajar

2.

Kegiatan menit)

Inti

(±60

3.

Istirahat (±30 menit)

4.

Kegiatan akhir (±30 menit)

1. Guru mengenalkan media kartu angka kepada anak yang dipajang di papan tulis. 2. Guru memperlihatkan gambar bintang yang terdapat pada kartu angka. 3. Guru memberi contoh mengucapkan lambang bilangan dengan kartu angka yang bergambar bintang sesuai dengan jumlah bilangan. 4. Pemberian tugas menghubungkan atau memasangkan lambang bilangan dengan gambar bintang. 5. Pemberian tugas membedakan 2 kumpulan benda yang sama jumlahnya, yang tidak sama, lebih banyak, dan lebih sedikit. 6. Pemberian tugas menyebutkan hasil penjumlahan. Anak mencuci tangan, berdoa sebelum dan sesudah makan, makan, dan bermain. 1. Guru mengulas dan menyimpulkan kegiatan yang telah dilakukan. 2. Evaluasi hasil kegiatan yang telah dilakukan

Tabel 3.2 Rencana Kegiatan Harian Siklus I Pertemuan ke-2 No Waktu Kegiatan Kegiatan 1. Kegiatan Awal (±30 1. Guru mengkondisikan anak menit) sebelum kegiatan pembelajaran 2. Apersepsi penyampaian sarana belajar 2. Kegiatan Inti (±60 1. Gurumenunjukkan media kartu menit) angka yang bergambarkan bulan. 2. Guru memberi contoh mengucapkan lambang bilangan dengan kartu angka yang bergambar bulan sesuai dengan jumlah bilangan. 3. Pemberian tugas menghubungkan atau memasangkan lambang bilangan dengan gambar bulan. 4. Pemberian tugas membedakan 2 kumpulan benda yang sama jumlahnya, yang tidak sama, lebih banyak, dan lebih sedikit. 5. Pemberian tugas menyebutkan hasil penjumlahan 3. Istirahat (±30 menit) Anak mencuci tangan, berdoa sebelum dan sesudah makan, dan bermain. 4. Kegiatan akhir (±30 1. Guru mengulas dan menyimpulkan menit) kegiatan yang telah dilakukan. 2. Evaluasi hasil kegiatan yang telah dilakukan

Tabel 3.3 Rencana Kegiatan Harian SiklusI Pertemuan ke-3 No Waktu Kegiatan Kegiatan 1. Kegiatan Awal (±30 1. Guru mengkondisikan anak menit) sebelum kegiatan pembelajaran. 2. Apersepsi penyampaian sarana belajar. 2. Kegiatan Inti (±60 1. Gurumenunjukkan media kartu menit) angka yang bergambarkan batu. 2. Guru memberi contoh mengucapkan lambang bilangan dengan kartu angka yang bergambar bulan sesuai dengan jumlah bilangan. 3. Pemberian tugas menghubungkan atau memasangkan lambang

3.

Istirahat (±30 menit)

4.

Kegiatan akhir (±30 menit)

bilangan dengan gambar batu. 4. Pemberian tugas membedakan 2 kumpulan benda yang sama jumlahnya, yang tidak sama, lebih banyak, dan lebih sedikit. 5. Pemberian tugas menyebutkan hasil penjumlahan Anak mencuci tangan, berdoa sebelum dan sesudah makan, dan bermain. 1. Guru mengulas dan menyimpulkan kegiatan yang telah dilakukan. 2. Evaluasi hasil kegiatan yang telah dilakukan

c. Tahap Observasi Selama proses pembelajaran, peneliti meminta bantuan kepada rekan guru atau teman sejawat untuk mengamati kegiatan yangdilakukan anak didik dan mengumpulkan data berdasarkan instrumen lembar observasi yang telah disiapkan d. Tahap Refleksi Berdasarkan masukan dari teman sejawat guru, peneliti melakukan refleksi terhadap kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan, antara lain dengan berusaha mengingat kembali cara pembelajaran yang telah dilaksanakan dan keterlibatan serta ketertarikan anak pada saat kegiatan pembelajaaran yang telah dilakukan, dan guru berusaha melakukan perbaikan untuk dilaksanakan pada siklus berikutnya. Dari kegiatan ini akan diperoleh gambaran tentang keaktifan siswa, suasana pembalajaran, dan peningkatan kemampuan konsep penjumlahan permulaan.

2.Siklus II a. Perencanaan (Planning)

Setelah melihat dari siklus I, dalam siklus II peneliti akan mencoba menyempurnakan tindakan, seperti pembelajaran sebelumnya, peneliti melakukan persiapan yaitu menyusun rencana kegiatan harian (RKH), membuat media pembelajaran yang akan digunakan dalam kegiatan pembelajaran, menyiapkan lembar observasi, peneliti juga membuat kesepakatan dengan observer untuk menentukan fokus observasi dan kriteria yang akan digunakan, peneliti juga menyiapkan lembar observasi yang akan digunakan oleh observer. b. Melakukan Tindakan (Acting) Pada tahap pelaksanaan tindakan ini, penelitian kegiatan pembelajaran sesuai dengan rencana yang telah direncanakan. Adapun pelaksanaan tindakan secara lengkap sebagai berikut: Tabel 3.4 Rencana Kegiatan Harian Siklus II Pertemuan ke-1 No Waktu Kegiatan Kegiatan 1. Kegiatan Awal (±30 1. Guru mengkondisikan anak menit) sebelum kegiatan pembelajaran. 2. Memotivasi anak dalam belajar (memberikan reward). 3. Apersepsi penyampaian sarana belajar 2. Kegiatan Inti (±60 1. Guru membagi siswa menjadi 2 menit) kelompok. 2. Guru melakukan tanya jawab tentang kegiatanyang sudah dipelajari anak-anak pada pertemuan-pertemuan sebelumnya. 3. Guru mengajak anak untuk membilang bersama banyaknya gambar bintang yang ada pada kartu angka. 4. Guru meminta anak untuk membilang sendiri banyaknya gambar bintang yang ada pada kartu angka yang dipasang pada papan tulis.

3.

Istirahat (±30 menit)

4.

Kegiatan akhir (±30 menit)

5. Guru mempersilahkan kelompok 1 untuk menghubungkan atau memasangkan lambang bilangan dengan simbol(gambar bintang 2 dengan lambang bilangan 2, gambar bintang 3 dengan lambang bilangan 3, dan seterusnya), sedangkan kelompok 2 dipersilahkan untuk membedakan 2 kumpulan benda yang sama jumlahnya, yang tidak sama, lebih banyak, dan lebih sedikit. 6. Gurumeminta kepada anak untuk menyebutkan hasil penjumlahan yaitu dengan cara berlomba. Anak mencuci tangan, berdoa sebelum dan sesudah makan, dan bermain. 1. Guru mengulas dan menyimpulkan kegiatan yang telah dilakukan. 2. Evaluasi hasil kegiatan yang telah dilakukan

Tabel 3.5 Rencana Kegiatan Harian Siklus II Pertemuan ke-2 No Waktu Kegiatan Kegiatan 1. Kegiatan Awal (±30 1. Guru mengkondisikan anak menit) sebelum kegiatan pembelajaran. 2. Memotivasi anak dalam belajar (memberikan reward). 3. Apersepsi penyampaian sarana belajar. 2. Kegiatan Inti (±60 1. Guru membagi siswa menjadi 2 menit) kelompok. 2. Guru memperlihatkan gambar bulan yang ada pada kartu angka dan melakukan tanya jawab dengan anak didik tentang bulan. 3. Guru meminta anak untuk maju ke depan membilang sendiri banyaknya gambar bulan yang ada pada kartu angka yang dipasang pada papan tulis. 4. Guru mempersilahkan kelompok 1 untuk menghubungkan atau memasangkan lambang bilangan dengan simbol (gambar bulan 2 dengan lambang bilangan 2, gambar bulan 4 dengan lambang bilangan 4, dan seterusnya), sedangkan kelompok 2 dipersilahkan untuk membedakan 2 kumpulan benda yang sama jumlahnya, yang tidak sama, lebih banyak, dan lebih sedikit. 5. Guru meminta kepada anak untuk menyebutkan hasil penjumlahan yaitu dengan cara berlomba. 3. Istirahat (±30 menit) Anak mencuci tangan, berdoa sebelum dan sesudah makan, dan bermain. 4.

Kegiatan akhir (±30 menit)

Tabel 3.6

1. Guru mengulas dan menyimpulkan kegiatan yang telah dilakukan. 2. Evaluasi hasil kegiatan yang telah dilakukan

Rencana Kegiatan Harian Siklus II Pertemuan ke-3

No 1.

2.

3.

4.

Waktu Kegiatan Kegiatan Kegiatan Awal (±30 1. Guru mengkondisikan anak menit) sebelum kegiatan pembelajaran 2. Memotivasi anak dalam belajar (memberikan reward). 3. Apersepsi penyampaian sarana belajar Kegiatan Inti (±60 1. Guru membagi siswa menjadi 2 menit) kelompok. 2. Guru mengajak anak untuk membilang bersama banyaknya gambar batu yang ada pada kartu angkaSetiap kelompok diberi soal lembar kerja penjumlahan. Dari situ bisa kita lihat kelompok yang aktif dan pasif. 3. Guru meminta anak untuk maju ke depan membilang sendiri banyaknya gambar bulan yang ada pada kartu angka yang dipasang pada papan tulis. 4. Guru mempersilahkan kelompok 1 untuk menghubungkan atau memasangkan lambang bilangan dengan simbol(gambar batu 5 dengan lambang bilangan 5, gambar batu 7dengan lambang bilangan 7, dan seterusnya), sedangkan kelompok 2 dipersilahkan untuk membedakan 2 kumpulan benda yang sama jumlahnya, yang tidak sama, lebih banyak, dan lebih sedikit. 5. Gurumeminta kepada anak untuk menyebutkan hasil penjumlahan yaitu dengan cara berlomba Istirahat (±30 menit) Anak mencuci tangan, berdoa sebelum dan sesudah makan, dan bermain. Kegiatan akhir (±30 menit)

1. Guru mengulas dan menyimpulkan kegiatan yang telah dilakukan. 2. Evaluasi hasil kegiatan yang telah dilakukan

c. Tahap Observasi Selama proses pembelajaran, peneliti meminta bantuan rekan guru untuk mengamati kegiatan yang dilakukan anak didik dan mengumpulkan data berdasarkan instrumen lembar observasi yang telah disiapkan d. Tahap Refleksi Tahap refleksi merupakan tahap akhir dari proses perbaikan pembelajaran, masukan dari teman sejawat, penulis melakukan refleksi kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan. Dari kegiatan ini akan diperoleh gambaran siswa dan guru samasama aktif, suasana kelas hidup, adanya peningkatan kemampuan penjumlahan permulaan menggunakan media kartu angka dibanding dengan kegiatan belajar mengajar pada siklus I.

B. Ruang Lingkup 1. Subyek Penelitian Subyek penelitian dalam PTK ini adalah anak kelompok B TK Wisma Rahayu Tayem Timur Kecamatan Karangpucung Kabupaten Cilacap, dengan jumlah siswa 20 anak, yang terdiri dari 10 anak perempuan dan 10 anak laki-laki. 2. Tempat dan Waktu Penelitian a. Tempat Penelitian Penelitian akan dilakukan peneliti di TK Wisma Rahayu Tayem Timur Kecamatan Karangpucung Kabupaten Cilacap. TK Wisma Rahayu terletak di jalan Mawar nomor 25 kelurahan Tayem Timur, yang terletak di sebelah timur kelurahan Tayem Timur. b. Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan pada semester genap, bulan Maret tahun 2012. Agar penelitian berjalan secara sistematis dan efektif, maka peneliti membuat jadwal waktu penelitian, yaitu sebagai berikut: Siklus I 1) Pertemuan 1. Selasa, 1Mei 2012 2) Pertemuan 2. Kamis, 3 Mei2012 3) Pertemuan 3. Kamis, 10 Mei 2012 Siklus II 1) Pertemuan 1. Kamis, 17 Mei 2012 2) Pertemuan 2. Selasa, 24 Mei 2012 3) Pertemuan 3. Rabu, 30 Mei 2012

C. Sumber Data Menurut Situmorang Helmi Syafrizal (2010: 2) dilihat dari cara memperoleh data, sumber data dibagi menjadi dua, yaitu sumber data primer dan sumber data sekunder. Data primer adalah data yang dikumpulkan sendiri oleh perorangan / suatu organisasi secara langsung dari objek yang diteliti dan untuk kepentingan studi yang bersangkutan yang dapat berupa interview, observasi. Data sekunder yaitu data yang diproleh atau dikumpulkan dan disatukan oleh studi-studi sebelumnya atau yang diterbitkan oleh berbagai instansi lain. Menurut Sugiono (2007: 2) pengumpulan data dapat menggunakan sumber primer dan sumber sekunder. Sumber primer adalah sumber data yang langsung memeberikan data kepada pengumpul data. Sumber sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memeberikan data kepada pengumpul data, misalnya melalui orang lain atau melalui dokumen.

Sumber data menurut Ridwan (2009: 24) adalah pengambilan data yang dihimpun langsung oleh peneliti disebut sumber data primer, sedangkan apabila melalui tangan kedua disebut sumber data sekunder. Dari penelitian ini, peneliti menggunakan dua sumber data yaitu: 1. Data Primer Yaitu anak kelompok B TK Wisma Rahayu Tayem Timur Kecamatan Karangpucung Kabupaten Cilacap. Data primer ini berupa hasil observasi, wawancara, dan evaluasi terhadap peserta didik. 2. Data Sekunder Diperoleh dari dokumentasi pendukung seperti profil TK, biodata anak, riwayat hasil belajar anak, dan lainnya.

D. Variabel Penelitian Menurut Sutrisno Hadi (1982: 437) variabel adalah semua keadaan, faktor, kondisi, perlakuan, atau tindakan yang dapat memepengaruhi hasil eksperimen. Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ), dalam penelitian tindakan kelas ini terdapat dua variabel menurut Hidayat dan Badrujaman (2009 : 33) yaitu variabel tindakan ( menentukan tindakan yang tepat) dan variabel masalah ( untuk mengatasi masalah ). Selanjutnya menurut Suwandi (2011: 53) berdasarkan urutan, kemukakan terlebih dahulu kajian teori yang sesuai dengan variabel masalah kemudian kajian teori yang sesuai dengan variabel tindakan. Menurut Suhargono (2006: 99) dalam penelitian tindakan kelas ada dua variabel yaitu variabel masalah dan variabel tindakan.

Menurut Suharsimi Arikunto (1998: 99) variabel penelitian adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian. Selanjutnya menurut Suharsimi Arikunto (1998: 101) membedakan variabel menjadi dua yaitu: 1. Variabel yang mempengaruhi disebut variabel penyebab, variabel bebas, atau independent variabel (X), dan 2. Variabel akibat yang disebut variabel tak bebas, variabel tergantung, variabel terikat, atau dependent variabel (Y). Di dalam penelitian ini, peneliti hanya akan mengupas dua variabel, yaitu:

1. Variabel Bebas Variabel bebas dalam penelitian ini yaitu media kartu angka. 2. Variabel Terikat Variabel terikat dalam penelitian ini yaitu kemampuan kognitif dalam mengenal penjumlahan permulaan.

E. Metode Pengumpulan Data Menurut Kusuma (2010: 66) teknik pengumpulan data dilakukan dengan berbagai cara, yaitu pengamatan/observasi, wawancara, kuesioner, tes.Menurut Sugiono (2008: 310) mengemukakan bahwa metode pengumpulan data terdiri dari observasi, wawancara, dokumen, dan triangulasi.Arikunto (2006: 178) menyebutkan bahwa alat pengumpulan data ada 5 macam yaitu: tes, angket, interview, observasi, dan dokumentasi. Sesuai dengan kebutuhan, dalam pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan beberapa cara yaitu: 1. Observasi (Pengamatan)

Menurut M. Toha, dkk (2008: 5) observasi merupakan metode yang digunakan untuk mengambil data kegiatan siswa pada saat siswa melaksanakan tugas dari guru dan kemudian memeriksa hasil pekerjaan anak untuk dinilai menggunakan lembar cheklist. Lebih lanjut Anita Yus (2010: 120) menyatakan bahwa observasi merupakan proses pengumpulan data dengan menggunakan alat rekam data. Penilaian yang dilakukan dengan mengamati perilaku dan aktivitas anak dalam suatu waktu / kegiatan. Supardi (2006: 127) menyatakan bahwa observasi merupakaan kegiatan pengamatan (pengambilan data) untuk memotret seberapa jauh efek tindakan telah mencapai sasaran. Pada tahap ini, pengamatan terhadap pelaksanaan tindakan dilakukan dengan mempergunakan instrument panduan observasi. Panduan observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi kemampuan kognitif anak dalam mengenal penjumlahan permulaan. Berikut adalah beberapa instrumen yang dibutuhkan pada saat observasi: Tabel 3.7

No

1.

2.

Lembar Observasi Aspek Tiap Siklus Siklus I Aspek yang diobservasi

Membilang dengan menunjuk benda (mengenal konsep bilangan dengan benda-benda) sampai 10) Menghubungkan atau memasangkan lambang bilangan dengan simbol atau benda sampai 10

Siklus II

Õ Õ Õ Õ Õ Õ Õ Õ Õ Õ Õ Õ Õ Õ Õ Õ

Õ Õ Õ Õ

3.

 

Membedakan 2 kumpulan benda yang sama jumlahnya, yang tidak sama, lebih banyak, dan lebih sedikit  

4.

Menyebutkan hasilpenambahan dan pengurangan dengan benda sampai 10 Pemberian penilaian dalam kegiatan di TK lebih condong menggunakan simbol

– simbol yang kemudian dinarasikan secara mendalam.  Dalam penelitian ini peneliti menggunakan tanda satu bintang ( Õ) untuk anak yang belum berkembang (BB) sesuai dengan indikator, tanda bintang dua (ÕÕ) untuk anak yang sudah mulai berkembang (MB) sesuai dengan indikator seperti yang diharapkan dalam RKH, tanda bintang tiga (ÕÕÕ) untuk anak yang sudah berkembang sesuai harapan (BSH) pada indikator dalam RKH, dan tanda bintang empat (ÕÕÕÕ) untuk anak yang berkembang sangat baik (BSB) melebihi indikator seperti yang diharapkan dalam RKH. Tabel 3.8

Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa

Nama

:

Jenis kelamin : Siklus I No.

Aspek yang diobservasi

1.

Anak ikut aktif selama kegiatan pembelajaran

2.

Anak memperhatikan materi yang diajarkan guru

3.

Anak tertarik mengikuti kegiatan pembelajaran

4.

Anak mampu mengikuti perintah guru selama kegiatan

Ya

Tidak

Siklus II Ya

Tidak

pembelajaran Tabel 3.9 Lembar Observasi Terhadap Guru No.

Aspek yang Diamati

A 1

Persiapan Mengajar Menata ruangan dan media sumber belajar Pengorganisasian anak agar dapat berpartisipasi Menyediakan media belajar Kegiatan Pembelajaran Memberikan apresiasi Menggunakan metode yang tepat Menggunakan media pembelajaran yang sesuai Memberikan petunjuk-petunjuk dan penjelasan yang berkaitan dengan isi pembelajaran Melaksanakan pembelajaran secara individu, klasikal, dan kelompok. Melibatkan anak secara aktif dalam kegiatanpembelajaran. Membantu anak yang mengalami kesulitan Menunjukkan sikap yang ramah, luwes, dan terbuka Menangani pertanyaan dan respon anak Mengelola waktu secara efisien Melakukan evaluasi proses Melakukan evaluasi hasil atau portofolio Kegiatan Akhir Memberikan reward atau pujian pada anak yang melakukan kegiatan Penutup

2 3 B 1 2 3 4

5

6 7 8 9 10 11 12 C 1

2

Siklus I Ada Tidak

Siklus II Ada Tidak

2. Wawancara Menurut Syaodih (2005: 91) wawancara merupakan suatu metode yang dilakukan untuk mendapatkan informasi tentang perkembangan dan permasalahan anak dengan percakapan secara langsung dengan subjek. Metode wawancara ini akan digunakan untuk memperoleh informasi secara langsung melalui tanya jawab yang dilaksanakan oleh guru dengan siswa dalam kegiatan pembelajaran yang sedang berlangsung. Sedangkan menurut Margono (2007: 159) wawancara adalah alat pengumpul informasi dengan cara mengajukan sejumlah pertanyaan secara lisan untuk dijawab secara lisan pula. Ciri utama dari wawancara adalah kontak langsung dengan tatap muka antara pencari informasi dengan sumber informasi. Lebih lanjut menurut Denzin (dalam Wiriaatmadja, 2008: 117) wawancara merupakan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan secara verbal kepada orang-orang yang dianggap dapat memberikan informasi atau penjelasan hal-hal yang dipandang perlu. Wawancara dalam penelitian ini dialkukan untuk mendapatkan informasi tentang kemampuan kognitif anak dalam mengenal penjumlahan permulaan selama kegiatan pembelajaran dilakukan. Metode wawancara digunakan untuk mengambil data mengenai kemampuan kognitif anak dalam mengenal penjumlahan melalui pemanfaatan media kartu angka yang dilakukan oleh observer pada anak didik kelompok B TK Wisma Rahayu Tayem Timur Kecamatan Karangpucung Kabupaten Cilacap dengan menggunakan lembar wawancara. Pertanyaan – pertanyaan akan diolah oleh peneliti sebagai hasil jawaban

dari anak. Proses tanya jawab dilakukan secara supportif sesuai dengan kondisi anak yang bersangkutan ketika wawancara dilakukan secara langsung oleh peneliti. Tabel 3.10 Pedoman Wawancara Kemampuan Kognitif Anak dalam Mengenal Penjumlahan Permulaan Nama : No. 1. 2. 3. 4.

Pertanyaan Berapa hasil penjumlahan dari 2 + 2 Berapa hasil penjumlahan dari 2 + 3 Berapa hasil penjumlahan dari 3 + 4 Berapa hasil penjumlahan dari 5 + 5

Jawaban

3. Dokumentasi Menurut Margono (2007: 181), dokumentasi adalah cara pengumpulan data melalui peninggalan tertulis, seperti arsip-arsip, dan termasuk juga buku-bukutetang pendapat, teori, dalil, dan lail-lain yang berhubungan dengan masalah penelitian. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2001: 272) metode dokumentasi adalah cara pengumpulan data, pemilihan pengolahan, dan penyimpanan informasi di bidang pengetahuan. Dokumentasi menurut Goetz dan LeCompte (dalam Wiriaatmaja, 2008: 121) adalah dokumen yang menyangkut para partisipan penelitian dimana peneliti akan menyediakan kerangka bagi data yang mendasar. Dokumentasi ini berupa laporan dan hasil tertulis yang berhubungan dengan variabel. Sebagai bahan dokumentasi, peneliti menggunakan: a. Foto-foto kegiatan pembelajaran b. Absensi anak didik kelompok B c. Portofolio

F. Metode Analisis Data Menurut Nana Sudjana dan Ibrahim (2009: 126) data yang diperoleh dari sampel melalui instrumen yang dipilih akan digunakan untuk menjawab pertanyaan penelitian atau menguji hipotesis. Oleh sebab itu data perlu diolah dan dianalisis agar mempunyai makna guna pemecahan masalah. Ada dua jenis data hasil pengukuran, yakni data kuantitatif dan data kualitatif. Menurut Supardi (2006: 132), analisa merupakan usaha untuk memilih, memilah, membuang, menggolongkan serta menyusun dalam kategorisasi, mengklasifikasi data untuk menjawab pertanyaan pokok. Bogdan dan Taylor (Margono, 1997: 36) menyatakan bahwa penelitian kualitatif dalam proses penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.Menurut Sudjana (2010: 8) proses pembelajaran secara klasikal dinyatakan berhasil jika 75% sampai dengan 80% dari keseluruhan jumlah anak sudah menguasai materi yang diajarkan. Dalam penelitian ini, peneliti mengambil 80% sebagai prosentase ketuntasan, jika kurang dari 80% maka dinyatakan belum berhasil.Prosentase ketuntasan ini dilakukan untuk mempertegas peningkatan kegiatan menggunakan kartu angka pada kondisi awal, siklus I dan siklus II. Selanjutnya ketuntasan atau keberhasilan siswa terhadap siklusnya dideskripsikan melalui kata-kata atau kalimat secara detail dan mendalam pada subyek penelitian.Anak dikatakan tuntas atau berhasil meningkatkan kemampuan kognitif dalam mengenal penjumlahan permulaan apabila dari 4 indikator memenuhi 3 indikator yang mendapat minimal 3 tanda

Õatau 4 tanda Õ.

Data yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah data kualitatif. Peneliti menggunakan data kualitatif karena data kualitatif bisa disusun dan langsung ditafsirkan untuk menyusun kesimpulan penelitian. Caranya melalui kategorisasi data kualitatif berdasarkan masalah dan tujuan penelitian. Dalam hal ini peneliti tidak perlu melakukan pengolahan melalui perhitungan matematis sebab data telah memiliki makna apa adanya.