BAB V KESIMPULAN 5.1 Kesimpulan Komunitas ... - Digilib ITS

86 downloads 414 Views 46KB Size Report
BAB V. KESIMPULAN. 5.1. Kesimpulan. Komunitas mangrove di Kabupaten Bangkalan tersusun dari 9 famili yang meliputi 14 spesies. Mangrove di kecamatan.
BAB V KESIMPULAN 5.1

Kesimpulan Komunitas mangrove di Kabupaten Bangkalan tersusun dari 9 famili yang meliputi 14 spesies. Mangrove di kecamatan Socah memiliki pola zonasi dari laut ke darat: Sonneratia, Rhizophora dan Avicennia spp. dengan indeks keanekaragaman 1,469. A. marina mendominasi kawasan pada kategori pohon dengan nilai dominasi relatif sebesar 58,85 %. Sedangkan pada kategori anakan jenis Ceriops decandra mendominasi dengan nilai 58,14%. Di desa Sabiyan kecamatan Bangkalan, kawasan mangrove membentuk zona campuran antara Nypha fruticans dan Rhizophora mucronata dan berasosiasi dengan jenis lainnya dengan indeks keanekaragaman 1,371. Komunitas di kawasan ini didominasi oleh Rhizophora mucronata (66,67 % kategori pohon dan 57,68 % anakan). Di Kecamatan Klampis komunitas mangrove terdiri dari zona Rhizophora spp., yang berasosiasi dengan jenis lainnya dengan indeks keanekaragaman paling rendah, yaitu 0,579. Tegakan dominan adalah R. stylosa (80,94% kategori pohon dan 74,16 % anakan). 5.2

Saran Mengingat kawasan mangrove di Kabupaten Bangkalan masih cukup bagus dan akses Surabaya-Madura, terutama Kabupaten Bangkalan akan semakin terbuka bersamaan dengan perkembangan kota akibat jembatan Suramadu, maka perlu dilakukan tindakan perlindungan dan konservasi kawasan mangrove oleh segenap anggota masyarakat agar tidak rusak, sehingga keanekaragaman dan kelestariannya terjaga.

39

DAFTAR PUSTAKA Anonimus. 2005. Data Bapedal Jatim 2005. www. bapedal.co.id. Diakses tanggal 20 Desember 2005 Arief, A. 2003. Hutan Mangrove Fungsi dan Manfaatnya. Kanisius: Yogyakarta. Arisandi, P. 2001. Burung-Burung Hutan Pamurbaya. www. ecoton.go.id. Diakses tanggal 25 Desember 2005.

Mangrove

di

Barnes, B.V., Donald, R.Z., Shirlay, R.D., dan Stephen, H.S. 1998. Forrest Ecology. Edisi keempat. John Wiley and Sons: New York. Bengen, D.G. 1999. Pedoman Teknis Pengenalan dan Pengelolaan Ekosistem Mangrove. PKSDL-IPB:Bogor. Bengen, D.G. 2000. Sinopsis Ekosistem dan Sumberdaya Alam Pesisir. PKSDL–IPB: Bogor. Dahuri, R. 2003. Keanekaragaman Hayati Laut Aset Pembangunan Berkelanjutan Indonesia. Gramedia: Jakarta Dawes, J.C. 1981. Marine Biology. John Wiley and Sons: New York. Ewuisine, J.Y. 1980. Pengantar Ekologi Tropika. English, S., Wilkinson, C., dan Baker, V., 1994. Survey Manual For Tropical Marine Resources. Australian Institute of Marine Science: Townsville

41

42 Kitamura, S., Chairil A., Amalyos C., Shigeyuki B. 1997. Buku Panduan Mangrove di Indonesia- Bali dan Lombok. JICA. Okinawa: Jepang. Marsono, D. dan Setyono. 1993. Pendekatan Ekologis Rehabilitasi Kawasan Mangrove. Studi kasus di Pantai Pemalang. Bulletin Instiper. McKee, K. 2002. Mangrove Ecology Workshop Manual: A Manual for a Field Course. Edited by: Feller, I.C. and Marsha S. Smithsonian Institution: Washington DC. Michael, P. 1994. Metode Ekologi Untuk Penyelidikan Lapangan dan Laboratorium. UI Press: Jakarta. Monk, K.A., Yance de Frates, Gayatri, R. 2000. Ekologi Nusa Ternggara dan Maluku -Seri Ekologi Indonesia. Prenhallindo : Jakarta. Nirarita, E., Wibowo, P., Susanti, S., Padmawinata, D., Kusmarini., Syarif, M., Hendriani,. Kusniangsih dan Sinulingga, L. 1996. Ekosistem Lahan Basah IndonesiaBuku Panduan untuk Guru dan Praktisi Pendidikan. Wetlands International: Bogor. Noor, M. 2004. Lahan Rawa: Sifat dan Pengelolaan Tanah Bermasalah Sulfat Masam. Rajawali pers: Jakarta. Notohadiprawiro, T. 1986. Tanah Estuarin, Watak, Sifat, Kelakuan, dan Kesuburannya.. Nybakken, J.W. 1988. Biologi Laut Suatu Pendekatan Ekologis. PT. Gramedia: Jakarta. Odum, E.P. 1993. Dasar-Dasar ekologi. UGM Press: Jogjakarta

43 Poedjirahajoe. 1996. Peran Perakaran Rhizophora mucronata dalam Perbaikan Habitat Mangrove di Kawasan Rehabilitasi Mangrove Pantai Pemalang. dalam: buletin kehutanan. UGM: Yogyakarta. Purnobasuki, H. 2005. Tinjauan Perspektif Hutan Mangrove. Arilangga University Press: Surabaya. Purnobasuki, H. 2005. Potensi mangrove sebagai tanaman obat. Universitas airlangga: Surabaya Rahawarin, Y.T. 2005. Komposisi Vegetasi Mangrove di Muara Sungai Siganoi Sorong Selatan-Papua. Biota Bol. X (3). Oktober 2005. Roesosoedarmo, S.R., Kartawinata,K., Soegianto, A. 1986. Pengantar Ekologi. Remadja Karya: Bandung Soeroyo. 1993. Kondisi Mangrove Bekas Tebangan di Teluk Bintuni Irian Jaya. dalam: Seminar Nasional Rehabilitasi Kawasan Mangrove. Instiper: Yogyakarta. Sugianto.1983. Kenalilah Flora Pantai Kita. Widjaya Jakarta: Jakarta. Sumberartha, I. W. 2005. Pengaruh Salinitas, Turbulensi dan Kedalaman Air terhadap kesintasan Semai Mangrove Suku Rhizophoraceae di TAHURA Ngurah Rai – Bali. Jurnal Chimera tahun 8. nomor II. Juli, 2003 Tomlinson, P.B.1986. The Botany of Mangroves. Cambridge University Press: Cambridge Van der pijl, L. 1990. Asas- Asas Pemencaran Pada Tumbuhan Tinggi. UGM Press: Jogjakarta.

44 Wirakusumah, S. 2003. Dasar-Dasar Ekologi Menopang Pengetahuan Ilmu –Ilmu Lingkungan. IU Press: Jakarta Whitten, T., Emon Soeriaatmadja, R., Afif, S.A. 2000. The Ecology of Java and Bali. Periplus: New York.