logam-logam yang mempunyai sifat reaktif yang spesifik terhadap ...... Timah. 5,0.
D009. Merkuri. 0,2. D010. Selenium. 1,0. D011. Perak. 5,0. D012. Endrin. 0,02.
Diktat Pengeloaan B3 – Versi 2008
Bagian 4/8
BAGIAN IV SIFAT DAN KARAKTERISTIK BAHAN KIMIA BERBAHAYA
1 U MUM Penggunaan kimia dalam kebudayaan manusia b. sudah dimulai sejak zaman dahulu. Kimia merupakan salah satu ilmu pengetahuan alam, yang berkaitan dengan komposisi materi, termasuk juga perubahan yang terjadi di dalamnya, baik secara alamiah maupun sintetis. Senyawa-senyawa kimia sintetis inilah yang banyak dihasilkan oleh peradaban modern, namun materi ini pulalah yang dapat c. menimbulkan pencemaran lingkungan yang berbahaya. Dengan mengetahui komposisi dan memahami bagaimana perubahan terjadi, manusia dapat mengontrol dan memanfaatkannya untuk kesejahteraan d. manusia. Penggunaan bahan-bahan kimia di dunia telah berkembang pesat, yang sebagian besar merupakan bahan berbahaya. Ini ditunjukkan oleh hampir 11 juta jenis bahan kimia telah diidentifikasi pada tahun 1995, baik yang terdapat di alam maupun yang dibuat oleh manusia, dan hampir setiap tahun 1.000 jenis bahan kimia baru masuk ke perdagangan. Bahan kimia yang telah digunakan dan diperdagangkan secara umum sekitar 63.000 jenis, 50.000 jenis diantaranya digunakan sehari-hari, 1.500 jenis merupakan bahan aktif pestisida, sekitar 4.000 jenis sebagai bahan aktif obat-obatan, dan 2.500 jenis digunakan sebagai bahan tambahan makanan. Dari sekian banyak bahan kimia tersebut, baru beberapa ratus jenis saja yang telah dievaluasi dampaknya tehadap kesehatan dan lingkungan. Perdagangan bahan kimia dunia pada tahun 1991 mencapai nilai 1,2 M US$, 40% berkaitan dengan petrokimia. Pemakaian bahan kimia di Indonesia (1991) sekitar 0,46% dari nilai perdagangan dunia. Proses penggunaan bahan yang berbahaya dalam kegiatan sehari-hari, terutama dari kegiatan industi khususnya penggunaan bahan kimia, akan menghasilkan limbah berbahaya. Secara konvensional, terdapat 7 kelas bahan berbahaya, yaitu : a. Materi mudah terbakar (flammable material) : padat, cair, uap,atau gas yang menyala dengan mudah dan terbakar secara cepat bila dipaparkan pada sumber nyala, misalnya pelarut (solvent) seperti benzene, Enri Damanhuri - FTSL ITB
e.
f.
g.
ethanol, debu aluminum, gas hidrogen dan metan. Materi yang spontan terbakar (spontaneously ignitable material) : padat atau cair yang dapat menyala secara spontan tanpa sumber nyala, misalnya karena perubahan panas, tekanan atau kegiatan oksidasi atau kegiatan lain seperti aktivitas mikrobiologis. Contoh materi ini misalnya fosfor putih. Peledak (explosive) : materi kimia ini dapat meledak, biasanya karena adanya kejutan (shock), panas, atau mekanisme lainnya. Contoh materi ini misalnya dinamit dan trinitrotoluene (TNT). Pengoksidasi (oxidizer) : Materi yang menghasilkan oksigen, baik dalam kondisi biasa atau bila terpapar dengan panas. Contoh materi ini adalah amonium nitrat dan benzoyl peroksida. Materi korosif : padat atau cair seperti asam kuat atau basa kuat, yang dapat membakar dan merusak jaringan kulit bila berkontak dengannya. Materi toksik : racun yang dalam dosis kecil dapat membunuh atau mengganggu kesehatan, seperti karbon monoksida dan hidrogen sianida. Materi radioaktif : dicirikan dengan transformasi yang berlangsung dalam inti atom, misalnya uranium heksafluorida.
Materi tersebut kadangkala menjadi lebih berbahaya bila berada dalam kondisi tercampur dengan bahan lain. Kadangkala secara tidak sengaja terjadi pencampuran antara 2 materi yang asalnya tidak berbahaya. Pencampuran bahan berbahaya dapat menyebabkan: o Timbulnya bahan toksik o Timbulnya gas bakar yang dapat menimbulkan kebakaran atau ledakan, atau o Panas akibat reaksi kimia yang terjadi akan dapat membakar bahan mudajh terbakar di sekitarnya. Beberapa ilustrasi di bawah ini akan menggambarkan hal tersebut: Interaksi bahan membentuk bahan toksik: Bila kita mencampur larutan asam yang banyak digunakan secara komersial untuk menghilangkan karat atau untuk membersihkan wastavel atau WC dengan pemutih cucian atau disinfektan yang digunakan dalam kolam Halaman 4.1
Diktat Pengeloaan B3 – Versi 2008
renang. Reaksi yang terjadi akan berlangsung secara spontan, menghasilkan gas klorin yang sangat toksik melalui pernafasan. Tubuh manusia mentolerir konsentrasi bahan ini dengan konsentrasi tidak lebih dari 1 ppm di udara. Interaksi bahan membentuk nyala atau bahan eksplosif: Bahan logam natrium akan dapat terbakar dengan sendirinya bila terdapat uap air yang berkontak dengannya, karena reaksi yang terjadi akan menghasilkan gas hidrogen yang dapat terbakar tanpa adanya pemantik api. Misalnya gudang penyimpan logam natrium terbakar. Bila api yang dipadamkan dilakukan dengan air, maka kebakaran akan tambah besar, karena dihasilkan gas hidrogen. Interaksi bahan membentuk panas: Bahan-bahan pengoksidasi adalah contoh bahan berbahaya yang siap bereaksi dengan bahan mudah terbakar, menyebabkan terjadinya swa-kebakaran. Bila larutan asam nitrat (oksidator) tercampur dengan tepung beras, akan memungkinkan bahan tepung tersebut secara spontan akan terbakar. 2 K ELAS KEBAKARAN Kebakaran biasanya dikaitkan dengan kecelakaan yang dipicu dari adanya bahan berbahaya, dan dapat dibagi menjadi 4 kelas, yaitu: o
o
o
Kebakaran kelas A: berasal dari bakaran berbahan dasar sellulosa, seperti kayu, karton dan kertas, bahan-bahan sejenis baik alamiah maupun sintetis lainnya termasuk plastik dan karet. Kebakaran bahan ini akan meninggalkan bara api dan abu. Air dapat digunakan untuk memadamkan jenis kebakaran ini Kebakaran kelas B: berasal dari bakaran gas bakar (flammable gases) atau cairan yang mudah terbakar (flammable and combustible liquids), seperti LPG, hidrogen, propane, kerosen, methanol, ethyl ether. Karbon dioksida, dry chemical extinguisher, atau busa merupakan bahan yang cocok untuk memadamkannya. Jangan dipadamkan dengan air. Kebakaran kelas C: berasal dari bakaran bahan yang terjadi karena sirkuit tenaga listrik, seperti dari stop-kontak, sikring, kabel listrik, motor dan generator. Karbon dioksida atau dry chemical extinguisher, biasanya direkomendasikan untuk memadamkannya.
Enri Damanhuri - FTSL ITB
Bagian 4/8
o
Kebakaran kelas D: berasal dari bakaran logam-logam yang mempunyai sifat reaktif yang spesifik terhadap air atau uap air, seperti logam titanium, magnesium, zirconium, aluminum, dan natrium. Kebakaran jenis ini mudah dipadamkan oleh baham spesifik sejenis graphite atau natrium klorida (garam dapur). Sangat berbahaya bila dipadamkan dengan menggunakan air.
3 INFORMASI TINGKAT BAHAYA Tingkat bahaya suatu bahan berbahaya harus diinformasikan secara jelas kepada pemakai, khususnya dalam lingkungan kerja dimana bahan tersebut digunakan, melalui 2 jalan: o Penggunaan label dan bentuk peringatan lainnya: setiap produsen atau importir bahan kimia harus memastikan bahwa setiap kontainer atau pengemas produk B3nya telah diberi label, papan-nama, atau tanda-tanda peringatan lain yang sesuai dengan jenis bahaya yang dikandung bahan tersebut, nama dan alamat produsen, importir atau penanggung jawab lainnya. Label dapat menggunakan simbol, gambar atau kata-kata lainnya. Lihat contoh dalam Gambar 4.1 o Informasi tentang Material Safety Data Sheets (MSDS): merupakan bulletin yang bersifat teknis yang mengandung informasi mendetail tentang bahaya dari bahan tersebut. Di Amerika Serikat, melalui OSHA, mewajibkan setiap produsen untuk menyiapkan MSDS ini bagi setiap produknya. MSDS ini harus disertakan pada setiap sampel atau pengiriman ke sebuah tujuan untuk pertama kalinya. Bila mengacu kepada Occupational Safety and Health Act (OSHA) yang berlaku di Amerika Serikat, maka: a. MSDS harus dirancang sangat komprehensif dalam bentuk informasi tertulis untuk seluruh karyawan. b. Informasi minimum yang dibutuhkan adalah: o Identitas produk seperti tercantum dalam container atau pengemasnya o Nama umum dan nama kimia seluruh komponen yang mempunyai konsentrasi >1%, yang diketahui berbahaya bagi kesehatan dan keselamatan, dan mempunyai konsentrasi ≥ 0,1% bagi bahan yang diketahui sebgai penyebab kanker Halaman 4.2
Diktat Pengeloaan B3 – Versi 2008
Bagian 4/8
Gambar 4.1: Contoh label untuk HCl
c.
Informasi minimum yang dibutuhkan adalah: o Identitas produk seperti tercantum dalam container atau pengemasnya o Nama umum dan nama kimia seluruh komponen yang mempunyai konsentrasi >1%, yang diketahui berbahaya bagi kesehatan dan keselamatan, dan mempunyai konsentrasi ≥ 0,1% bagi bahan yang diketahui sebgai penyebab kanker o Bahaya fisik dan kesehatan, termasuk tanda-tanda dan simptom-nya bila terpapar o Alur masuk ke tubuh manusia, kulit, pernafasan, makanan atau minuman o Batasan paparan yang diketahui o Apakah termasuk penyebab kanker atau berpotensi-kanker o Prosedur penanganan dan penggunaan yang aman, penanggulangan tumpahan atau kebocoran
Enri Damanhuri - FTSL ITB
Prosedur pertolongan pertama bila terjadi kecelakaan o Tanggal penyiapan bahan o Nama, alamat dan nomor telepon perusahaan, atau yang bertanggung jawab yang mendistribusikan MSDS Training yang bersifat regular adalah kegiatan yang dianggap penting, berbentuk program komunikasi, yang menginformasikan apa yang tercantum dalam label maupun dalam MSDS suatu bahan berbahaya. Penanggung jawab kegiatan harus melatih pekerjanya dalam hal bagaimana mengenali bahan-bahan berbahaya yang dapat teremisi atau terpapar dalam ruangan dimana mereka bekerja, misalnya dalam bentuk timbulnya bau yang spesifik, dan sekaligus melatih bagaimana memproteksi dirinya akibat bahan berbahaya tersebut. o
c.
Halaman 4.3
Diktat Pengeloaan B3 – Versi 2008
4 DOKUMEN MATERIAL SAFETY DATA SHEETS (MSDS) Berikut ini adalah contoh MSDS yang dikeluarkan oleh sebuah produsen bahan kimia di Amerika Serikat untuk produk HCl yang dihasilkan: Informasi Umum (muncul di setiap lembar MSDS) o J.T. Baker Chemical Co. 222 Red School Lane, Phillipsburg, N.J. 08865, 24-Hour Emergency Telephone (201)859-2151, Chemtrec # (800) 424-9300, National Response Center # (800) 424-8802 o H3880-02 Hydrochloric Acid o Effective: 08/07/86 Issued: 10/19/87 Seksi I: Identifikasi Produk o Nama produk: Hydrochloric acid
Bagian 4/8
o o o o o o
Formula: HCl Formula Wt: 36, 46 Cas No: 7647-01-0 NIOSH/RTECS No: MW4025000 Sinonim umum: Muriatic Acid; Chlorhydric Acid, Hydrochloride Kode produk: 9543, 9539, 9535, 9534, 9544, 9529, 9542, 4800, 9549, 9530, 9548, 9540, 5537, 9547, 9546, 9537, 5367
Precautionary Labelling: TM Baker SAF-T-DATA System: (dengan label kode gambar) o Kesehatan: Severe o Flammabilitas: None o Reactivitas: Moderate o Kontak: Severe o Laboratory protective equipment: goggles & shield, Lab coat & apron, vent hood, proper gloves o Precautionary label statements:
RACUN! BAHAYA! MENYEBABKAN LUKA BAKAR SERIUS MENJADI FATAL BILA TERTELAN ATAU TERHIRUP Jangan berkontak dengan mata, kulit, dan baju. Jangan terhirup uapnya. Penyebab kerusakan pada sistem pernafasan (paru-paru), mata dan kulit. Simpan dalam container yang tertutup rapat. Buka dengan hati-hati. Gunakan ventilasi yang cukup. Cuci dengan cukup setelah penanganan. Bila terjadi tumpahan, netralisir dengan soda ash atau kapur dan tempatkan pada container kering. Seksi II: Komponen Berbahaya o o Komponen: Hydrochloric Acid (23 Baume) o %: 35-40 o CAS No: 7647-01-0
o o
Media pemadam kebakaran: gunakan media pemadam kebakaran yang cocok untuk area sekitarnya Prosedur khusus pemadaman kebakaran: anggota pemadam kebakaran harus mengenakan perlengkapan perlindungan yang memadai, dengan perlengkapan pernafasan yang dioperasikan pada tekanan positif. Pindahkan kontainer dari lokasi kebakaran bila dapat dilakukan tanpa resiko. Gunakan air. Jangan masukkan air ke dalam kontainer. Bahaya kebakaran dan ledakan yang tidak biasa: dapat meng-emisikan gas hidrogen bila berkontak dengan logam Gas toksik yang dihasilkan: hydrogen chlorida, gas hirogen
Seksi III: Data Fisika o o Titik didih (boiling point): 110 C (230ºF) o Tekanan uap (mmHg): N/A o o o Titik leleh (melting point): -25 C (-13 F) o Densitas uap (udara = 1): 1,3 o Specific gravity H2O = 1): 1,19 o Laju evaporasi (Butyl Acetate = 1): N/A o Kelarutan (H2O): sempurna dalam seluruh o proporsi o % Volatil – volume: 100 o Tampilan dan bau: jernih, tidak berwarna o atau kuning muda, pungent, cairan berasap (fuming liuid) Seksi V: Data Bahaya Kesehatan Seksi IV: Data Bahaya Kebakaran dan o PEL dan TLV dalam daftar menandakan Ledakan berada pada batas 3 o Flash point: N/A o Treshold Limit Value (TLV/TWA): 7 mg/m o NFPA 704M Rating: 3-0-0 (5 ppm) 3 o Flammable limits: Upper – N/A % Lower – o Permissible Exposure Limit (PEL) : 7 mg/m N/A % (5 ppm) o Toksisitas :LD50 (oral-rabbit) (mg/kg) : 900 LD50 (ipr-mouse) (mg/kg) : 40 Enri Damanhuri - FTSL ITB Halaman 4.4
Diktat Pengeloaan B3 – Versi 2008
o
o o o o o
LD50 (inhl-rat-1H) (ppm) : 3124 Carcinogenicity NTP : No IARC : No Z List : No OSHA : No Pengaruh paparan yang berlebihan (overexposure): Target organ: sistem pernafasan, mata, kulit Kondisi medis yang biasanya diperparah bila terpapar: tidak teridentifikasi Alur masuk: pencernaan, pernafasan, kontak kulitm kontak mata Darurat dan pertolongan pertama
Seksi VI: Data Reaktivitas o Stabilitas: stabil o Bahaya polumerisasi: tidak akan terjadi o Kondisi yang dihindari: panas dan kelembaban o Tidak kompatibel: hampir semua logam, air, amine, oksida logam, anhidrid acid, propiolakton, vinil asetat, murkuri sulfat, kalsium fosfida, formaldehid, alkali, karbonat, basa kuat, asam sulfat, asam klorosulfonik o Produk dekomposisi: hidrogen klorida, hidrogen, klorin Seksi VII: Prosedur Penanganan Tumpahan dan Disposal o Gunakan alat masker pernafasan (selfcontained breathing) dan baju pelindung o Hentikan kebocoran bila dapat dilakukan tanpa resiko o Berikan ventilasi pada area tersebut o Netralisir tumpahan dengan abu soda atau kapur o Dengan skop yang bersih, tuang tumpahan dengan hati-hati ke dalam kontainer bersih, kering dan tutup, dan pindahkan dari area tersebut o Bilas area tumpahan dengan air R o J.T. Baker Neutraorb atau Penetralisir R asam Neutrasol “Low Na” disarankan untuk digunakan untuk penanganan tumpahan o Prosedur disposal: kubur atau timbun atau singkirkan sesuai dengan peraturan yang berlaku o EPA Hazardous Waste Number: D002 (Coorosive Waste)
Bagian 4/8
o
o
Perlindungan pernafasan: masker pernafasan dibutuhkan bila konsentrasi di udara kerja melebihi TLV yang disyaratkan. Pada konsentrasi sampai dengan 100 ppm, disarankan menggunakan masker chemical cartridge respirator dengan acid cartridge. Di atas konsentrasi tersebut, alat bantu pernafasan disarankan untuk digunakan Perlindungan mata/kulit: sarung tangan acid-resistant dan perlindungan muka (face shield), seragam, baju pelindung direkomendasi untuk digunakan
Seksi IX: Penyimpanan dan Penanganan TM o SAF-T-DATA Storage Color Code: putih (korosif) o Syarat khusus: Kontainer selalu tertutup rapat. Simpan di area anti korosi. Isolasi dari bahan-bahan yang tidak kompatibel. Dilarang disimpan berdekatan dengan bahan pengoksidasi Seksi X: Data transportasi dan Informasi Tambahan Domestik (DOT): o Nama pengapalan (proper shipping name): Hydrochloric acid o Kelas bahaya: bahan korosif (cair) o UN/NA: UN1789 o Label: Korosif o Kuantitas dilaporkan: 5000 Lbs Internasional (IMO) o Nama pengapalan (proper shipping name): Hydrochloric acid, solution o Kelas bahaya (hazard class): 8 o UN/NA: UN1789 o Labels: Corrosive Info terakhir MSDS contoh di atas: The information publisher in this MSDS has been compiled from our experience and data presented in various technical publications, It is the user’s responsibility to determine the suitability of this information for the adoption of necessary safety precautions. We reserve the right to revise Material Safety Data Sheets periodically as new information becomes available. J.T. Baker makes no warranty or representation about the accuracy or completeness nor fitness for purpose of the information contained herein. COPYRIGHT 1987 J.T. BAKER INC. 5 BAHAN K IMIA KOROSIF
Seksi VIII: Perlengkapan Perlindungan o Ventilasi: gunakan exhaust ventilation umum atau lokal untuk memenuhi standar TLV Enri Damanhuri - FTSL ITB
Biasanya pengertian korosi mengacu pada proses kimia yang mengakibatkan logam atau mineral dikonversi menjadi bahan yang berkarat; proses ini biasanya terjadi karena Halaman 4.5
Diktat Pengeloaan B3 – Versi 2008
adanya oksigen di udara, yang menghasilkan oksida-oksida metalik. Namun korosi sebetulnya tidak terbatas pada aktivitas oksigen terhadap sebuah logam. Korosi dapat pula disebabkan karena perusakan oleh bahan kimia (seperti asam atau basa kuat), baik terhadap logam dan mineral, juga terhadap jaringan kulit. Oleh karenanya US Department of Transportation (USDOT) mendefinisikan bahan korosif sebagai : cairan atau padatan yang dapat menimbulkan kerusakan yang terlihat pada jaringan kulit manusia bila berkontak, atau cairan yang mempunyai laju korosi yang kuat terhadap baja alumunium dengan kriteria : - bila diuji terhadap kelinci albino, maka struktur jaringan di lokasi kontak mengalami kerusakan atau tidak dapat pulih setelah pemaparan 4 jam atau kurang, - bila sebuah cairan mempunyai laju korosi lebih besar dari 6,25 mm per tahun terhadap baja atau alumunium standar pada temperatur pengujian 55 °C.
Bagian 4/8
sangat kuat, sehingga dapat menghancurkan sama sekali kertas dan tekstil. Gula misalnya akan menjadi arang bila bercampur dengan asam ini. Bahaya lain dari bahan ini adalah kemampuannya bereaksi dengan bahan lain, yang disertai akibat samping seperti timbulnya gas toksik, terjadinya bahan lain yang mudah terbakar atau terjadinya ledakan. Bila asam sulfat bercampur dengan NaCl, akan terbentuk uap HCl yang merupakan bahan toksik bagi pernafasan. Bahan ini juga akan menimbulkan ledakan bila bercampur dengan asam lain, seperti HClO4.
Beberapa reaksi di bawah ini akan memperjelas mekanisme yang terjadi: a. Reaksi exotermis dengan gula : C12H22O11(s) ⇒ 12 C(s) + 11 H2O(g) b. Menimbulkan ledakan dengan asam perkhlorit : 2HClO4 (l) ⇒ Cl2O7(g) + H7O(g) c. Menghasilkan gas racun dengan asam oksalit : Beberapa bahan yang termasuk dalam H2C2O4(s) ⇒ H2O(g) + CO(g) + CO2(g) kelompok ini adalah asam sulfat, asam nitrat, d. Menghasilkan produk yang mudah terbakar asam khlorida, asam perkhlorit, asam fluorida, dengan ethyl alkohol : asam fosfat, natrium hidroksida, kalium C2H5OH(l) ⇒ C2H4(g) + H2O(g) hidroksida, yang akan dibahas secara umum di e. Menghasilkan ledakan dan gas toksik bawah ini. dengan NaClO3: NaClO3(s)+H2SO4(l)⇒NaHSO4(s)+HClO3(l) Asam Sulfat (H2SO4): 3 HClO3(l)⇒HClO4+2ClO4+H2O ClO2 bersifat toksik Bahan ini banyak digunakan di industri, f. Menghasilkan gas-gas racun dengan NaBr, sehingga dianggap banyaknya konsumsi bahan NI dan NaCN atau NaSCN : ini di suatu negara dapat menggambarkan 2NaBr(s)+2H2SO4(l)⇒ status ekonomi dari negara tersebut. Asam ini Br2(g)+SO2(g)+Na2SO4(l)+2H2O(l) merupakan cairan yang tidak berwarna, dengan SO2 dan Br2 adalah gas toksik densitas sekitar 2 kali air, dan sangat reaktif, g. Bahan ini juga tergolongkan sebagai dapat menimbulkan sifat toksik, nyala dan oksidator, terutama pada kondisi panas, ledakan. Beberapa sifat asam sulfat pekat misalnya pada reaksi di bawah ini : adalah : Cu(s)+2H2SO4(pekat)⇒CuSO4(l)+SO2(g)+2 H2O(l) - konsentrasinya dalam air: 98,33 % Pb(s)+3H2SO4(pekat)⇒ - gravitasi spesifik: 1,84 Pb(HSO4)2(s)+SO2(g)+2H2O(l) o - titik didih: 338 C o - titik beku: 10 C Di lingkungan kerja, aturan di USA membatasi - sangat larut dalam air pemaparan maksimum terhadap manusia 3 sebesar 1 mg/m . Label bertuliskan 'korosif dan Asam ini akan membebaskan panas bila racun' dibutuhkan pada kontainer dan diencerkan (sekitar 20 kcal per mole), dan kendaraan yang mengangkutnya. dapat menimbulkan ledakan bila dicampur dengan bahan tertentu. Selalu diperhatikan bahwa pengenceran dilakukan dengan penuangan secara perlahan pada air yang teraduk perlahan. Bila ini dilakukan terbalik, akan menyebabkan terjadinya pendidihan lokal disertai percikan yang membahayakan. Bentuk bahaya yang kedua dari bahan ini adalah sifatnya yang dapat mengekstrak air dari bahan yang berkontak dengannya. Reaksi dehidrasi ini Enri Damanhuri - FTSL ITB
Asam Nitrat (HNO3): Asam nitrat merupakan cairan terpenting setelah H2SO4, digunakan misalnya dalam industri pupuk amonium-nitrat, senyawasenyawa organik-bernitrat dan fiber sintetis. Asam ini dibutuhkan untuk menghasilkan bahan peledak nitrogliserin dan trinitrotoluene (TNT). Halaman 4.6
Diktat Pengeloaan B3 – Versi 2008
Bagian 4/8
Asam Khlorida (HCl): Asam nitrat murni merupakan cairan yang tidak berwarna, namun sering dijumpai dengan warna kuning sampai merah-kecoklatan tergantung dari kandungan nitrogen dioksida yang terlarut. Kerapatannya sekitar 1,5 x air dan merupakan oksidator kuat. Beberapa sifat dari bahan ini pada kondisi pekat antara lain adalah : - konsentrasi dalam air : 68 - 70 % - gravitasi spesifik: 1,5 - titik didih: 86 o C - titik beku: - 42 o C - sangat larut dalam air Asam ini dapat merusak logam karena sifatnya sebagai oksidator kuat. Asam nitrat (pekat) direduksi menjadi nitrogen, atau nitrogen monoksida atau nitrogen dioksida atau dinitrogen monoksida atau ion amonium, tergantung pada konsentrasi asam tersebut, seperti reaksi di bawah ini : 5Zn(s)+12HNO3(l)⇒5Zn(NO3)2(l)+6H2O(l)+N2(g) 3Zn(s)+8HNO3(l)⇒3Zn(NO3)2(l)+4 H2O(l)+2NO(g) Zn(s)+4HNO3(l)⇒Zn(NO3)2(l)+2H2O(l)+2NO2 (g) 4Zn(s)+10HNO3(l)⇒4Zn(NO3)2(l)+5H2O(l)+N2O(g) 4 Zn(s)+10HNO3(l)⇒ 4Zn(NO3)2(l)+3H2O(l) +NH4NO3(g) Umumnya hanya satu reaksi yang terjadi. Nitrogen dioksida dapat terbentuk bila asam nitrat pekat yang digunakan, sedang monoksida terbentuk bila asam nitrat encer yang digunakan. Bila logam yang dijumpainya adalah berupa serbuk maka reaksi akan disertai ledakan. Oksidasi logam alumunium pada temperatur kamar tidak dapat terjadi bila konsentrasi asam nitrat lebih tinggi dari 80%, dan korosi pada besi tidak terjadi bila konsentrasi asam nitrat lebih tinggi dari 70%. Sedang logam khromium resistan terhadap asam ini. Asam ini juga dapat merusak bahan non logam, seperti karbon dan sulfur. Asam ini juga mengoksidasi senyawa-senyawa organik seperti aceton, nitrobenzene, ethyl alkohol, dan kadangkala disertai ledakan dan merupakan sumber nyala. Asam ini dapat menimbulkan swa-nyala bagi bahan sellulosa, terutama bila bahan ini dalam bentuk serbuk. Asam ini juga akan mengkorosi jaringan tubuh bereaksi dengan protein membentuk xanthroproteic acid berwarna kuning. Pemaparan maksimum yang diizinkan di Amerika Serikat adalah 2 ppm. Pengangkut dan kontainer yang digunakan mencantumkan label 'korosif, oksidator dan racun'. Enri Damanhuri - FTSL ITB
Asam ini merupakan bahan kimia yang termasuk penting dalam kegiatan industri, misalnya pada industri pelapisan logam, minyak, atau untuk menghasilkan senyawa yang mengandung khlor seperti karet sintetis, atau produk yang banyak digunakan di rumah tangga, misalnya pembersih WC. Bahan ini merupakan cairan yang tidak berwarna, membentuk asap, dan menyengat. Sifat-sifat asam khlorida pekat antara lain adalah : - konsentrasi dalam air: 36 - 38 % - gravitasi spesifik: 1,20 - titik didih: - 85 °C - titik beku: - 115 °C - kelarutan dalam air: 85 g/100 g air. Bahan ini bukan termasuk oksidator, walaupun termasuk dalam kelompok asam kuat. Klasifikasi bahaya dari bahan ini karena bersifat korosif dan toksik. Kerapatan gasnya sekitar 1/5 lebih ringan dari udara. Terhirupnya gas ini melalui pernafasan akan menyebabkan degenerasi total sel bagian pernafasan, bahkan dapat merusaknya. Batas yang diperbolehkan di Amerika Serikat pada lingkungan kerja adalah 5 ppm. Label yang disyaratkat adalah 'korosif dan racun'. Asam Perchlorit (HClO4): Bahan ini termasuk asam mineral yang penting dalam perindustrian, misalnya pada industri kimia dan elektroplating. Asam ini, terutama pada kondisi panas, merupakan oksidator kuat khususnya terhadap senyawa organik. Materi sellulosa (seperti kertas, kayu) akan tebakar dengan sendirinya bila berkontak dengannya. Beberapa sifat (asam pekat) dari bahan ini adalah : - konsentrasi dalam air: 72,4 % - gravitasi spesifik: 1,70 - titik didih: 203 o C - titik beku: - 18 o C - kelarutan dalam air: sangat larut Departemen Transportasi Amerika Serikat menentukan bahwa HClO4 dengan konsentrasi lebih kecil dari 50% sebagai 'korosif', sedang antara 50-72% sebagai 'oksidator' dan pengangkutan dengan konsentrasi >72 % tidak diperkenankan. Label yang dipersyaratkan adalah : 'korosif dan oksidator'. Asam perckhlorit adalah stabil. Bentuk yang anhydrous dikenal sangat tidak stabil. Karena Halaman 4.7
Diktat Pengeloaan B3 – Versi 2008
asam sulfat dapat menghidrasi asam perkhlorit, maka botol kedua jenis asam ini tidak diperbolehkan diletakkan berdampingan.
Bagian 4/8
untuk pengangkutan dan kontainer mencantumkan sebagai 'korosif'. Batas pemaparan yang diizinkan di ruang kerja adalah 1 mg/m3.
Asam Fluorida (HF): NaOH dan KOH: Penggunaan asam fluorida dalam industri adalah penting, baik digunakan secara langsung atau dicampur dengan H2SO4, misalnya dalam pembuatan chip pada industri komputer, atau dalam industri perminyakan untuk menghasilkan bahan bakar beroktan tinggi. Cairan ini tidak berwarna, mampu bereaksi dengan silikon dioksida (pasir) dan gelas membentuk silikon tetrafluorida, dan merupakan satu-satunya asam yang mengkorosi gelas. Reaksi yang terjadi adalah : CaSiO3(s)+6HF(pekat)⇒CaF 2(s)+SiF4(g)+ 3H2O(l) Asam fluorida merupakan asam lemah, dapat mengkorosi bahan tetapi tidak sehebat asamasam sebelumnya. Asam ini dalam kondisi pekat lebih berbahaya bila kontak dengan kulit karena tidak mendatangkan sakit pada saat kontak, namun beberapa jam kemudian terjadilah penetrasi dalam kulit.
NaOH merupakan kelompok alkalin korosif yang paling penting dan dikenal sebagai caustic soda. NaOH merupakan basa kuat, banyak digunakan di industri seperti: petroleum, tekstil, kertas, sabun; produk ini juga digunakan di rumah tangga, misalnya untuk menangani penyumbatan pipa plambing. Pada temperatur kamar, NaOH adalah berbentuk padat-putih, dapat mengkorosi logam seperti alumunium, seng, tembaga dan jaringan kulit dan melarutkan lemak; bila terjadi kontak yang lama, bahan ini dapat mengkorosi gelas, membentuk natrium silikat. Oleh karenanya, wadah yang digunakan sebaiknya bukan bahan gelas. Bahan ini reaktif dengan air dan menghasilkan panas 10 kcal per mole sehingga dapat memicu kebakaran. Beberapa sifat penting dari bahan ini adalah : - gravitasi spesifik: 2,13 - titik didih: 1390 o C - titik leleh: 315 o C - kelarutan dalam air: 42 gr/100 gr H2O. Pengangkutan bahan ini di Amerika Serikat mensyaratkan penulisan label sebagai 'korosif'. Batas pemaparan di ruang kerja adalah 2 3 mg/m .
Beberapa sifatnya (kondisi pekat) adalah : - konsentrasi biasa dijumpai: 48-60% - gravitasi spesifik: 1 - titik didih: 20 o C - titik beku: - 83 o C - sangat larut dalam air. Aturan pengangkutan di Amerika Serikat adalah Kalium Hidroksida merupakan basa yang lebih kuat dibanding NaOH, tetapi dengan bahaya mensyaratkan label 'korosif dan toksik'. yang lebih kecil, dan dikenal dengan nama caustic potash. Bahan ini umumnya digunakan Asam Fosfat (H3PO4): pada industri pupuk, fotografi, farmasi, sabun dan sebagainya. Reaksi yang terjadi umumnya Unsur fosfor paling tidak mempunyai 8 jenis seperti halnya NaOH, dan dikenal sebagai basa asam, namun asam fosfat adalah yang paling umum digunakan dalam industri, seperti industri yang korosif. Sifat-sifat fisiknya antara lain: pupuk. Campuran kalsium dihidrogen fosfat dan - gravitasi spesifik: 2,04 kalsium fosfat dikenal sebagai superfosfat, yang - titik didih: 1320 o C - titik leleh: 360 o C merupakan pupuk sintetis yang penting. - kelarutan dalam air: 107 gr/100 gr air. Asam fosfat tidak berwarna dan tidak berbau. 6 BAHAN KIMIA YANG R EAKTIF PADA AIR Beberapa sifat dari asam ini dalam keadaan pekat adalah : Air dapat bereaksi dengan bahan berbahaya - konsentrasi dalam air: 85 % membentuk suatu produk yang dapat terbakar - gravitasi spesifik: 1,69 dengan sendirinya, menimbulkan ledakan, - titik didih: 260 o C toksik atau bersifat korosif. Proses yang - titik beku: 42 o C menyebabkan air mendekomposisi suatu materi - sangat larut dalam air. dikenal sebagai hidrolisis. Tetapi proses larutan ini bereaksi dengan air secara keras, hidrolisis ini tidak selalu menimbulkan bahaya. dan mengeluarkan panas. Disamping itu, Salah satu karakteristik B3 adalah sifat larutan ini bersifat korosif pada bahan. Label reaktifnya, karena dapat : Enri Damanhuri - FTSL ITB Halaman 4.8
Diktat Pengeloaan B3 – Versi 2008
Bagian 4/8
- bereaksi dengan air secara kuat, - membentuk campuran yang eksplosif bila bercampur air, - menghasilkan gas, uap atau asap toksik. Disamping itu dikenal pula bahan yang higroskopik, yaitu bahan yang mampu untuk menyerap air di udara, seperti H2O4 dan NaOH, sehingga bila bahan tersebut dibiarkan terbuka di udara lembab, maka wadahnya lama kelamaan akan penuh. Beberapa bahan dikenal pula sebagai piroforik, yaitu bahan yang dapat terbakar secara spontan bila berada dalam keadaan udara kering atau lembab atau pada temperatur < 54,5 °C. Dalam uraian berikut ini dijelaskan secara umum kelompok bahan yang termasuk dalam katagori reaktif dalam air.
Logam-logam Alkali: Beberapa jenis logam ini adalah lithium, natrium, kalium, cesium, rubidium dan francium; namun yang paling sering digunakan adalah lithium, natrium dan kalium. Logam-logam alkali ini merupakan kelompok logam yang paling reaktif, terutama dalam kondisi lembab akan menghasilkan gas H 2 dengan resiko kebakaran yang tidak dapat dipadamkan dengan air, tetapi biasanya dengan dry powder yang mengandung grafit. Pengangkutan bahan ini membutuhkan label yang menyatakan sebagai 'berbahaya bila lembab'. Beberapa sifat dari lithium, natrium dan kalim adalah seperti terlihat dalam tabel 4.1.
TABEL 4.1 : Sifat fisika logam-logam alkali Kerapatan pada 20o C (g/ml) Titik leleh (° C) Titik didih (o C) Panas fusi (kcal/kg) Panas penguapan (kcal/kg)
Lithium 0,534 179 1317 103,2 4680
Lithium adalah logam yang lunak, merupakan unsur padat yang paling ringan dan dapat mengapung pada produk minyak bumi. Bahan ini digunakan dalam industri porselen, keramik, agen pemutih, farmasi. Bila bereaksi dengan air akan menghasilkan reaksi : 2 Li(s) + 2 H2O(l) ⇒ 2 LiOH(l) + H2(g) Reaksi berlangsung lambat bila dibandingkan dengan reaksi alkali yang lain, sehingga tidak berbahaya dibandingkan logam alkali lainnya. Oleh karena titik didihnya lebih tinggi dari air, maka bila bereaksi dengan air akan tetap sebagai padatan, sedangkan logam alkali lainnya akan meleleh. Natrium adalah unsur keenam yang paling banyak dijumpai dalam tanah dan lautan. Logam ini juga lunak, dan merupakan logam alkali yang paling umum digunakan. Bahan ini antara lain digunakan dalam produksi logam titanium, sebagai katalis dalam pembuatan karet sintetis, sebagai bahan baku dalam pembuatan senyawa-senyawa yang mengandung natrium yang bersifat reaktif, seperti natrium peroksida. Natrium dapat menyala secara spontan dalam udara bertemperatur kamar, berasap kuning dan membentuk natrium oksida sesuai dengan reaksi: 4 Na(s) + O2(g) ⇒ 2 Na2O(s) Enri Damanhuri - FTSL ITB
Natrium 0,972 97,5 833 27,2 1005
Kalium 0,819 63,7 760 14,6 496
Kalium merupakan unsur ketujuh yang paling banyak dijumpai di dalam tanah dan lautan. Sebagaian besar logam kalium digunakan untuk memproduksi logam campuran natriumkalium sebagai penukar panas pada fluida. Dibandingkan dengan logam alkali yang lain, logam ini adalah yang paling reaktif. Bila terpapar dengan udara pada temperatur kamar, logam ini akan terbakar, berasap ungu dan membentuk kalium oksida. Logam-logam lain: Beberapa jenis logam lain yang mempunyai sifat reaktif terhadap air adalah magnesium, titanium, alumunium dan seng. Kelompok ini bila dalam bentuk bubuk akan secara spontan meledak sehingga dapat menimbulkan resiko kebakaran, karena bersifat piroforik. Kemurnian dari logam kelompok ini akan menentukan resiko tersebut di atas. Bila permukaan logam ini diselimuti oleh oksida, maka resiko tersebut dapat dikurangi. Faktor lain yang mempengaruhinya adalah ukuran partikel, distribusi atau dispersi partikel, kelembaban dan jumlah oksigen yang terserap. Magnesium merupakan unsur ke delapan yang terbanyak dijumpai di dalam tanah dan lautan. Logam ini termasuk logam yang ringan sehingga sering digunakan dalam industri pesawat terbang, mobil, atau untuk pembuatan Halaman 4.9
Diktat Pengeloaan B3 – Versi 2008
bagian-bagian mesin dan sebagainya. Bila logam ini terbakar di udara, hanya sekitar 75% diantaranya yang bereaksi dengan oksigen untuk membentuk magnesium oksida, sedang sisanya akan membentuk magnesium nitrida, seperti reaksi : 2 Mg(s) + O2(g) ⇒ 2 MgO(s) 3 Mg(s) + N2(g) ⇒ Mg3N2(s) Cahaya yang ditimbulkan oleh terbakarnya magnesium adalah putih terang, yang dapat membahayakan retina mata. Asap dari magnesium oksida berbahaya bila terhisap karena bersifat reaktif terhadap lembab yang ada dalam saluran pernafasan dan membentuk magnesium hidroksida, yang dapat menimbulkan luka pada paru-paru. Pengangkutan bahan ini membutuhkan label yang bertuliskan 'berbahaya bila lembab'. Titanium merupakan elemen ke sepuluh yang paling banyak dijumpai di dalam tanah dan lautan. Seperti halnya magnesium, logam ini termasuk yang mempunyai kerapatan kecil dibandingkan logam lainnya. Logam ini sekeras baja tetapi 45% lebih ringan. Oleh karena kombinasi keras dan ringan ini, maka logam ini banyak digunakan dalam industri pesawat terbang. Logam ini tahan terhadap sifat korosi air laut sehingga banyak digunakan dalam pembuatan kapal laut. Namun biaya untuk memproduksi logam ini adalah sangat tinggi sehingga membatasi penggunaannya. Seperti halnya magnesium, logam ini reaktif terhadap air dan berisiko terhadap terjadinya ledakan dan kebakaran. Aluminum (alumunium) merupakan bahan yang paling populer diantara bahan-bahan sebelumnya, dan merupakan unsur ketiga terbanyak di perut bumi dan lautan. Alumunium lebih ringan dibanding titanium. Bahan ini dapat dibentuk sebagai lembaran yang tipis dan banyak digunakan dalam kegiatan industri maupun non- industri. Alumunium murni termasuk salah satu logam yang paling reaktif. Namun dengan terbentuknya alumunium oksida yang berada di permukaan akan melindungi logam ini dari reaksi kimia. Adanya lapisan inilah yang menyebabkan alumunium dianggap sebagai logam yang tidak berbahaya. Seperti halnya yang lain, maka bila serbuk alumunium diangkut maka dibutuhkan label sebagai 'berbahaya bila lembab'. Seng termasuk yang sering digunakan dalam kegiatan non-industri. Campurannya dengan tembaga menghasilkan logam campuran yang Enri Damanhuri - FTSL ITB
Bagian 4/8
dikenal sebagai kuningan. Seng juga digunakan untuk melindungi besi dari korosi (galvanis), atau sebagai pigmen dalam pembuatan cat. Transportasi bubuk seng membutuhkan label 'berbahaya bila lembab'. Senyawa Organometalik: Kelompok senyawa organometalik yang penting dalam industri adalah dalam bentuk atom-atom logam yang terikat secara langsung dengan atom-atom karbon, sehingga dekenal sebagai senyawa-senyawa organometalik. Senyawa ini biasanya digunakan sebagai katalis polimerisasi. Tidak kurang dari 50 jenis senyawa organometalik tersedia secara komersial, umumnya mengandung satu sampai sepuluh atom karbon pada setiap molekulnya, beberapa diantaranya adalah : diethylzinc (C2H5)2Zn, tetraethyllead (C2H5)5Pb, trimethylaluminum Al(CH3)3, tri(isobutyl) aluminum Al(C4H9)3, dimethylcadmium Cd(CH3), tetramethyltin Sn(CH3)4. Diethylzinc adalah organometalik yang biasanya digunakan dalam sintesa beberapa senyawa organik, terutama senyawa organometalik yang lain, dan digunakan pula sebagai katalis dalam polimerisasi ethene. Senyawa ini bersifat piroforik, dapat terbakar secara spontan di udara, membentuk seng oksida, karbon dioksida dan air. Dalam air, senyawa ini akan bereaksi secara keras membentuk ethane, seperti reaksi: (C2H5)2Zn(l)+7O2(g)⇒ZnO(s)+4CO2(g)+ 5H2O(g) (C2H5)2Zn(l)+2H2O(l)⇒Zn(OH)2(s)+C2H6(g) Tata cara pengangkutan di Amerika Serikat mensyaratkan label 'bahan bakar spontan'. Diantara bahan organometalik yang mungkin paling terkenal adalah tetraethyllead yang digunakan dalam mengurangi ketuk (knock), yang ditambahkan pada bahan bakar kendaraan bermotor. Bila terjadi pembakaran, akan dihasilkan cemaran timbal di udara, sehingga sangat tidak dianjurkan untuk digunakan. Berbeda dengan senyawa organometalik yang lain, senyawa ini merupakan satu- satunya yang bukan termasuk piroforik, serta tidak reaktif terhadap air. Satusatunya karakteristik bahaya yang menyertainya adalah sifat toksik dari cairan atau uapnya bila terhirup, terhisap atau kontak melalui kulit. Oleh karenanya, transportasi bahan ini membutuhkan label bertuliskan 'racun'. Maksimum pemaparan di ruang kerja adalah 0,075 mg/m3. Halaman 4.10
Diktat Pengeloaan B3 – Versi 2008
Kelompok organometalik yang juga penting dalam industri adalah senyawa- senyawa yang mengandung atom alumunium yang terikat pada atom karbon, dikenal sebagai senyawa aluminum alkyl, seperti trimethylaluminum dan tri(isobutyl) aluminum, yang digunakan terutama untuk katalis polimerisasi. Seluruh senyawa kelompok ini merupakan senyawa yang piroforik, bereaksi secara keras dengan air dan sangat toksik.
Bagian 4/8
berasap hijau. Dengan sifat panas pembakarannya yang tinggi (527 kcal/mol), disertai dengan berat molekulnya yang rendah, menyebabkan diborane digunakan sebagai bahan bakar roket. Disamping itu, diborane tergolong toksik. Pemaparan maksimum dalam ruangan kerja adalah hanya 0,1 ppm. Transportasi bahan ini membutuhkan label 'gas beracun dan mudah terbakar'. Peroksida, Karbida, Fosfida dan Khlorida Metalik:
Hidrida-hidrida Metalik: Kelompok hidrida-hidrida metalik yang paling banyak digunakan secara komersial adalah yang tersusun dari atom hidrogen, atau logam alkali atau alumunium, atau kadangkala boron. Senyawa ini biasanya digunakan dalam industri sebagai pereduksi. Senyawa ini relatif stabil, namun bila bereaksi dengan air, termasuk kelembaban udara, akan menghasilkan gas H2 dan mudah terbakar. Kelompok ini juga bereaksi secara hebat dengan bahan odsidator. Beberapa jenis hidrida metalik ini antara lain adalah lithium atau natrium hidrida (LiH), lithium atau natrium borohidrida, tetrahidridoaluminate (LiAlH4), lithium aluminium hidrida (LiAlH4), aluminium tetrahidridoborate Al(BH4)3. Departemen Transportasi Amerika Serikat mengatur pengangkutan lithium dan natrium hidrida, serta lithium dan natrium borohidrida sebagai 'berbahaya bila lembab. Borane: Senyawa-senyawa hidrogen dengan satu atau lebih unsur non-metal dikenal sebagai hidridahidrida molekular, karena berada sebagai satuan molekular. Molekular hidrida yang umum adalah air. Contoh lain adalah hidrogen sulfida (H2S), amonia (NH3), methane (CH4), hidrogen khlorida (HCl) dan sebagainya. Molekular hidrida dari boron disebut borane, merupakan senyawa yang reaktif terhadap air, sangat toksik dan bila terbakar akan terbentuk oksida boron. Paling tidak dikenal 14 jenis borane, umumnya tidak stabil pada temperatur kamar. Hidrida-hidrida ini akan terdekomposisi menjadi boron dan hidrogen pada temperatur di atas 300oC.
Senyawa-senyawa yang tersusun antara logam dengan ion peroksida (O2=) dikenal sebagai peroksida metalik, yang umumnya berbahaya karena bersifat sebagai oksidator disamping reaktif terhadap air. Peroksida metalik yang penting dalam industri adalah yang tersusun dari logam alkali dan alkali tanah, terutama natrium peroksida dan barium peroksida. Senyawa ini tidak terbakar, namun dapat menimbulkan api. Barium peroksida disamping membutuhkan label 'oksidator', diperlukan juga label 'racun'. 2 4 4Ion-ion karbon dalam bentuk C2 -, C - atau C3 dikenal sebagai karbida, dan senyawa yang mengandung logam dengan ion-ion karbida dikenal sebagai karbida-karbida metalik, seperti kalsium karbida CaC2 yang digunakan dalam industri sebagai sumber acetylene dan pupuk kalsium cyanamida. Bila kalsium karbida bereaksi dengan air, gas acetylene (C2H2) akan terbentuk sesuai dengan reaksi : CaC2(s)+2H2O(l)⇒Ca(OH)2(s)+C2H2(g)
Gas acetylene inilah yang berfungsi sebagai bahan bakar pada saat digunakan dalam pengelasan. Untuk menghindari bahaya kebakaran atau ledakan, maka kalsium karbida harus dijaga agar tetap kering dan bebas dari lembab udara. Contoh fosfida metalik adalah kalsium fosfida, yang juga reaktif terhadap air. Bila kalsium fosfida bereaksi dengan air, akan terbentuk gas bakar fosfine, yang juga bersifat tosksik, dengani reaksi di bawah ini : Ca3P2(s)+6H2O(l)⇒3Ca(OH)2(s)+2PH3(g)
Senyawa-senyawa yang mengandung khlor dengan metalik dan atau non-metalik Borane (BH3)pada tekanan atmosfer adalah merupakan substansi yang reaktif terhadap air. tidak stabil, dan berubah menjadi diborane Senyawa ini tergolong berbahaya, karena (B2H6). Diborane ini termasuk gas yang mudah bereaksi secara keras dengan air, terbakar. Dengan konsentrasi diborane sebesar menghasilkan hidrogen khlorida. Hidrogen 0,8% (volume) di udara, akan dapat khlorida adalah toksik, gas iritan dan bila menyebabkan pembakaran spontan dan Enri Damanhuri - FTSL ITB Halaman 4.11
Diktat Pengeloaan B3 – Versi 2008
berbentuk larutan akan bersifat korosif. Beberapa jenis senyawa ini adalah : alumunium khlorida (AlCl3) yang bersifat korosif, antimoni pentakhlorida (SbCl5) yang bersifat korosif, boron trikhlorida (BCl3) yang menguap pada 18oC dan bersifat toksik, fosforus oksikhlorida (POCl3) yang bersifat korosif dan toksik. 7 BAHAN-BAHAN KIMIA TOKSIK Terdapat berbagai cara agar sebuah bahan/substansi masuk ke dalam tubuh manusia; yang paling penting adalah melalui : mulut, kulit dan pernafasan. Bila sebuah substansi bersifat toksik, dia dapat merusak jaringan di lokasi kontaknya (efek lokal) atau berpengaruh negatif dengan jalan lain, yang mengakibatkan efek sistemis. Sebagai contoh, bila merkuri terserap oleh kulit maka akan dapat merusak ginjal atau pusat sistem syaraf.
Bagian 4/8
Dalam toksikologi, untuk melihat pengaruh suatu substansi pada manusia, biasanya dilakukan percobaan melalui binatang, kemudian hasilnya di ekstrapolasi pada manusia. Cara ini biasanya cocok untuk toksik yang bersifat akut. Untuk toksik yang bersifat kronis atau laten, percobaan melalui binatang tidak selalu relevan karena faal manusia dan binatang tidak selalu sama. Oleh karenanya bila substansi tersebut menyebabkan kanker pada binatang dan belum terbukti pada manusia, maka bahan tersebut dikenal sebagai suspect human carcinogen, dan akan menjadi human carcinogen bila memang terbukti dapat menyebabkan kanker pada manusia.
Untuk mengkuantifikasi toksisitas akut, maka digunakan penelitian terhadap binatang percobaan, yaitu : - Lethal dose-50 (LD50): konsentrasi bahan, dengan satuan mg bahan per kg berat binatang, yang menyebabkan kematian Pengaruh racun dapat diklasifikasikan binatang penelitian sebanyak 50% . berdasarkan waktu yang dibutuhkan terjadinya - Lethal concentration-50 (LC50): konsentrasi penyakit atau gangguan, yaitu: bahan, dalam satuan ppm (volume), yang - Bersifat akut : kerusakan yang terjadi dapat mematikan 50% binatang percobaan. biasanya akibat sejenis bahan dengan - Threshold limit value (TLV): limit teratas dari pemaparan singkat, seperti terhisapnya gas sebuah konsentrasi toxin yang tidak HCl beberapa detik yang akan menyemenimbulkan pengaruh kesehatan pada babkan kerusakan langsung pada paru-paru; manusia yang terpapar secara rutin, dengan 3 bisa saja keterpaparan ini terjadi secara satuan ppm (gas) atau mg/m ( asap udara). berulang-ulang sampai menimbulkan - Immediately dangerous to life and health kerusakan. (IDLH) : merupakan konsentrasi maksimum - Bersifat kronis: suatu pengaruh atau suatu substansi yang memungkinkan keadaan sakit yang muncul sedikit demi manusia menghindar dalam 30 menit tanpa sedikit dalam waktu yang agak lama setelah masalah pada kesehatannya. pemaparan pertama, misalnya timbulnya - Time weighted average threshold limit value kanker liver angiosarcoma yang muncul (TWA-TLV) : konsentrasi rata- rata di ruang beberapa tahun setelah menghirup vinyl kerja yang dapat diterima oleh sebagian khlorida. besar pekerja selama 40 jam per minggu - Bersifat laten: suatu pengaruh atau keadaan atau 8 jam per hari tanpa menimbulkan sakit yang baru berkembang setelah masa gangguan. inkubasi terlampaui, misalnya benzene akan mengakibatkan aplastic anemia setelah USEPA menggunakan tolak ukur yang bersifat sekitar 10 tahun sejak pertama kali praktis, yaitu dengan EP-toxicity (extractionterjadinya pemaparan. procedure toxicity), yang mengatur beberapa cemaran logam toksik dan pestisida, dengan Sebuah substansi yang masuk ke dalam tubuh memberikan batasan konsentrasi maksimum melalui pernafasan dapat berakibat sebagai : cemaran yang diuji sesuai dengan protokol - Asphyxiant : substansi kimia yang penelitian. Konsentrasi maksimum tersebut menyebabkan kehilangan kesadaran karena seperti terlihat dalam tabel 2.2. kurangnya oksigen dalam darah, misalnya nitrogen, hidrogen, karbon monoksida. Bila cemaran tersebut mengandung unsur - Irritant : substansi kimia yang melukai berkonsentrasi lebih tinggi dari yang tertera jaringan sistem pernafasan dan paru- paru, dalam tabel, maka cemaran tersebut misalnya hidrogen khlorida yang merupakan terkatagorikan sebagai toksik. bahan korosif. Beberapa kelompok bahan kimia yang bersifat toksik antara lain adalah : Enri Damanhuri - FTSL ITB Halaman 4.12
Diktat Pengeloaan B3 – Versi 2008
• • • •
Bagian 4/8
Oksida-oksida karbon: seperti CO,CO2 Hidrogen cyanida: HCN Senyawa sulfur: H2S, SO2 Oksida-oksida nitrogen seperti N2O, NO2, N2O4 – Amonia
Logam-logam berat seperti: arsen, timah (Pb) • Asbestos. Pestisida organik. •
TABEL 2.2 : Konsentrasi maksimum bahan toksik dengan EP-toxicity No.limbah B-3 D004 D005 D006 D007 D008 D009 D010 D011 D012 D013 D014 D015 D016 D017
Cemaran Arsen Barium Kadmium Khromium Timah Merkuri Selenium Perak Endrin Lindane Methoxychlor Toxaphene 2,4-D 2,4,5-TP Silvex
Konsentrasi (mg/l) 5,0 100,0 1,0 5,0 5,0 0,2 1,0 5,0 0,02 0,4 10,0 0,5 10,0 1,0
Catatan : 2,4-D = 2,4-dikchlorophenoxyacetic acid 2,4,5-TP Silvex = 2-(2,4,5-trichlorophenoxy)propionic acid
- densitas gas (pada titik sublim): 2,8 g/L - densitas gas (pada 20oC): 1,98 g/L - densitas uap (udara=1): 1,529 Bila bahan mengandung karbon terbakar, maka - rasio ekspansi cair ke gás: 790 akan terbentuk gas karbon dioksida (CO2). Bila pembakaran tidak sempurna akan dihasilkan Karbonmonoksida merupakan gas toksik, yang gas karbon monoksida (CO), yang tergolong dapat terserap oleh darah melalui pernafasan. gas berbahaya karena dapat menyebabkan Pada saat manusia bernafas, oksigen akan kematian. Reaksi yang umum, misalnya dalam terbawa oleh aliran darah oleh komponen pembakaran gas methane, adalah : dalam darah yang disebut hemoglobin (Hb). Bila Hb ini menyerap oksigen akan terbentuk 2 CH4(g)+3O2(g)⇒ 2CO(g)+4H2O(g) oksihemoglobin (O2Hb), dengan reaksi seperti : CH4(g)+O2(g)⇒ C(s)+2H2O(g) Hb(l)+O2(g)⇒O2Hb(l) Oksihemoglobin ini akan melepaskan oksigen Kedua jenis oksida tersebut adalah tidak berwarna dan tidak berbau. Beberapa sifat gas pada jaringan atau organ lainnya. Bila karbonmonoksida terhirup, akan terbentuk karbon monoksida adalah : karboksihemoglobin (COHb) : - titik didih: - 191,6 o C Hb(l)+CO(g)⇒COHb(l) - densitas cairan (pada titik didih):795 g/L - densitas gas (pada titik didih): 4,3 g/L yang mempunyai afinitas kimia sebesar 300 kali o - densitas gas (pada 20 C):1,25 g/L lebih tinggi daripada pembentukan - densitas uap (udara=1): 0,97 oksihemoglobin. - panas pembakaran: 67,64 kcal/mol - % batas bawah ledakan: 12,5 Oksigen yang terikat dalam oksihemoglobin - % batas atas ledakan: 74 juga dapat dilepaskan sesuai dengan reaksi : - rasio ekspansi cair ke gas: 700 O2Hb(l)+CO(g)⇒COHb(l)+O2 Karboksihemoglobin ini relatif stabil dan Sedang beberapa sifat gas karbon dioksida menghalangi penyerapan oksigen oleh darah adalah : sehingga penderita mengalami anoxia, yaitu - titik beku (oC): - 56,55 oC kekurangan oksigen dalam darah. - titik sublimasi (pada 1 atm): 78,5 oC - panas fusi: 47,5 kcal/kg Pada dasarnya tubuh manusia lebih toleran - panas sublimasi: 36,2 kcal/kg terhadap CO2, walaupun adanya CO2 akan - densitas padat (pada 1 atm): 1,56 g/ml mempertinggi laju pernafasan seseorang, Oksida-oksida Karbon:
Enri Damanhuri - FTSL ITB
Halaman 4.13
Diktat Pengeloaan B3 – Versi 2008
sehingga pekerjaan terasa menjadi lebih berat. TLV di udara untuk karbon monoksida adalah 100 ppm, sedangkan untuk CO2 adalah 5000 ppm (0,5 %); lebih dari konsentrasi tersebut akan menimbulkan gangguan pernafasan. Kontainer atau silinder gas karbon monoksida membutuhkan label 'gas beracun' dan ' gas mudah terbakar', sedang untuk gas karbon dioksida tergolongkan sebagai 'gas tidak terbakar'. Hidrogen Sianida (HCN): Pada temperatur kamar, hidrogen sianida adalah merupakan gas yang tidak berwarna, dengan sifat-sifat antara lain : - titik beku (oC): - 14 oC - titik didih (oC): 26 oC - kerapatan pada 20 oC: 1,2 g/L - kerapatan uap (udara = 1): 0,93 - % batas terendah ledakan: 6 - % batas tertinggi ledakan: 41 - titik nyala cairan: - 18 o C Gas HCN larut dalam air membentuk asam hidrosianik. Hidrogen sianida anhidrous (cair) merupakan bentuk yang secara komersial sering dijumpai, merupakan bahan yang tidak stabil. HCN banyak digunakan dalam pembuatan plastik seperti polyacrylonitrile yang mengandung grup -CN. Bila jenis plastik ini dipanaskan, maka akan terdekomposisi secara termal dan terbentuklah gas racun HCN. Bahan racun ini mempengaruhi transportasi oksigen dalam darah, karena dapat mengganggu aktivitas enzim cyctochrome oxidase yang dibutuhkan untuk respirasi selluler dan pembentukan enersi. Bahan ini masuk ke dalam tubuh melalui pernafasan atau kulit. Beberapa senyawa kimia dengan ion-ion metalik yang bergabung dengan ion- ion sianida, seperti natrium sianida, banyak digunakan dalam industri elektroplating. Seperti halnya gas sianida, bahan ini juga bersifat racun bila terserap oleh manusia. Bahan ini juga akan bereaksi dengan asam membentuk gas HCN : NaCN(s)+HCl(l)⇒NaCl(l)+HCN(g) Beberapa besaran konsentrasi (dalam ppm) yang berkaitan dengan sifat toksikologi dari HCN adalah : - batas bau: 0,2 - 5,0 - TLV: 10 - keluhan sakit kepala: 18-36 - bertahan selama 1/2 jam tanpa kesulitan: - kematian dalam 1 jam Enri Damanhuri - FTSL ITB
Bagian 4/8
Pengaturan pengangkutan dan pewadahan mensyaratkan label : racun' dan 'cairan mudah terbakar'. Senyawa Sulfur: Senyawa yang mengandung unsur sulfur dijumpai pada batu bara, gas alam, minyak mentah, wool, rambut, polimer-polimer sintetis dan sebagainya (lihat sub bab 2.2). Bila bahan ini terpapar dengan panas atau bila terbakar akan membentuk gas hidrogen sulfida (H2S) atau SO2. Hidrogen sulfida secara komersial banyak dijumpai dalam bentuk cairan, biasanya digunakan dalam industri yang memproduksi senyawa-senyawa mengandung sulfur. Bahan ini juga digunakan dalam industri metalurgi. Gas H2S merupakan gas yang tidak berwarna, berbau seperti telur busuk. Secara alami dijumpai akibat proses dekomposisi senyawa organik dalam kondisi anaerob. Sifat-sifat dari gas ini adalah : - titik didih: - 60 oC - titik beku: - 83 oC - densitas pada 20 oC: 1,539 g/L - kerapatan uap (udara = 1): 1,2 - persen batas bawah ledakan: 4,3 - persen batas atas ledakan: 46 - panas fusi: 0,568 kcal/mol - panas penguapan: 4,463 kcal/mol TLV dari gas H2S dibatasi hanya 10 ppm. Bila terus menerus menghirup udara yang mengandung gas ini, akan mengakibatkan pusing dan sakit kepala; bila terhirup dengan konsentrasi 600 ppm selama 30 menit akan berakibat fatal. Tetapi karena gas ini mempunyai bau khas, maka kehadirannya dapat diketahui sejak dini. Pengangkutan dan kontainer bahan ini membutuhkan label bertuliskan 'gan beracun' dan 'gas mudah terbakar'. Sulfur dioksida merupakan gas tidak berwarna, berbau menyengat seperti karet terbakar. Gas ini terbentuk bila senyawa mengandung sulfur terbakar, misalnya pada pembakaran gas H2S akan terjadi reaksi: 2H2S(g)+3O2(g) ⇒ 2H2(g)+2SO2(g) Gas ini akan muncul misalnya karena pembakaran minyak bumi atau batu bara, karena kedua jenis bahan bakar ini mengandung senyawa sulfur. Dalam emisinya di udara, gas ini secara lambat akan teroksidasi menjadi sulfur trioksida (kadangkadang ditulis sebagai SOx) yang larut dalam Halaman 4.14
Diktat Pengeloaan B3 – Versi 2008
lembab udara membentuk asam sulfat sebagai penyebab hujan asam, sesuai dengan reaksi : 2SO2(g)+O2(g)⇒2S O3(g) SO3(g)+ H2O(g)⇒H2SO4 (l) Masalah lingkungan yang ditimbulkan pada zone industri adalah adanya kabut sulfur (sulfurous smog), yang terbentuk akibat kumulasi asam sulfat di udara. Beberapa sifat dari gas ini adalah : - titik didih: - 10 oC - titik beku: - 76 oC - densitas pada 20 oC: 2,93 g/l - Kerapatan uap (udara =1): 2,3 - panas difusi: 1,77 kcal/mol - panas vaporasi: 5,96 kcal/mol Standar emisi yang dikeluarkan oleh USEPA adalah 0,03 ppm selama periode 24 jam, dan 0,14 ppm selama periode 3 jam. Standar kedua adalah konsentrasi tahunan sebesar 0,5 ppm. Dalam ruang kerja, TLV dari SO2 adalah 5 ppm. Pada konsentrasi sebesar 10 ppm (volume) gas ini akan mengakibatkan iritasi pada mata. Konsentrasi melebihi 500 ppm akan menyebabkan kematian seketika. Gas ini dalam pengangkutannya membutuhkan label bertuliskan 'gas racun'. Oksida Nitrogen (NOx): Terdapat enam oksida-oksida nitrogen, yaitu dinitrogen monoksida (N2O), nitrogen monoksida (NO), dinitrogen trioksida (N2O3), nitrogen dioksida (NO2), dinitrogen tetroksida (NO4) dan dinitrogen pentoksida (N2O5) . Diantara keenam oksida tersebut, maka N2O3 dan N2O5 yang tidak penting dalam industri.
Bagian 4/8
sehingga dapat menimbulkan methemoglobinemia dengan terhalangnya transportasi hemoglobin. Oleh karenanya, gas ini tergolong toksik dengan batas TLV 25 ppm. NO2 dan N2O4 merupakan agen pengoksida yang lebih baik dibanding N2O atau NO, sehingga digunakan sebagai agen pengoksida dalam roket; gas-gas ini juga toksik dan menyebabkan methemoglobinemia dengan batas TLV 5 ppm. Pengangkutan gas ini membutuhkan label bertuliskan 'gas beracun' dan 'pengoksidasi'. Amonia (NH3): Amonia merupakan gas yang tak berwarna dan berbau menyengat. Beberapa sifat dari gas ini adalah : - titik didih: - 33 o C - titik beku: - 78 o C - densitas: 0,771 g/L - kerapatan uap (udara = 1): 0,596 - swa-penyalaan: 651 o C - batas bawah ledakan: 16 % - batas atas ledakan: 25 % Gas ini mudah dicairkan dan dikenal sebagai anhydrous ammonia. Dengan sifatnya yang lebih ringan dari udara (densitas uap = 0,569), bila terlepas di udara akan cepat terdispersi apalagi bila terdapat angin. Walaupun tidak berwarna, bila bahan cairan ini tumpah akan terbentuk awan putih akibat kondensasi lembab udara, sehingga memudahkan pelacakan terjadinya kebocoran.
Gas ini berakibat seperti alkali terhadap kulit manusia, yaitu dari iritasi ringan sampai rusaknya jaringan, yang tergantung pada Gas N2O merupakan gas tidak berwarna, banyak digunakan sebagai anestesi oleh dokter lamanya pemaparan. Mata dan paru-paru akan teritasi bila terpapar dengan bahan ini. gigi. Bahan ini merupakan agen pengoksidasi Pemaparan yang berlebihan menyebabkan yang baik, sehingga sulfur, fosfor dan karbon kebutaan dan rusaknya jaringan pernafasan. dapat terbakar dalam atmosfer N2O seperti Karena bahan ini sangat larut dalam air, maka halnya dalam atmosfer yang mengandung oksigen. Dengan adanya hidrogen atau amonia, air merupakan bahan yang efektif untuk penanggulangan masalah yang timbul. Limit dihasilkan campuran eksplosif. Label yang pemaparan di ruang kerja = 50 ppm. dibutuhkan dalam pengangkutannya adalah sebagai 'gas tidak terbakar' dan 'pengoksidasi'. Gas amonia merupakan gas mudah terbakar, dengan rentang yang kecil, serta limit Gas NO merupakan agen pengoksida yang bawahnya yang relatif besar (16%), maka baik, tidak berwarna dan berbau tajam. bahaya kebakaran relatif kecil. Pengangkutan Magnesium dan fosfor dapat terbakar dengan baik dalam atmosfer yang mengandung gas ini amonia cair (anhydrous) membutuhkan label 'gas racun'. Amonia yang dilarutkan dalam air seperti halnya atmosfer yang mengandung merupakan larutan yang sering dijumpai secara oksigen. Gas ini dapat berkombinasi dengan hemoglobin dalam darah, seperti halnya karbon komersial sebagai amonium hidroksida (NH4OH). Pengangkutan cairan ini monoksida, membentuk metheglobin (NOHb), membutuhkan label 'korosif'. Enri Damanhuri - FTSL ITB Halaman 4.15
Diktat Pengeloaan B3 – Versi 2008
Logam-logam Berat Toksik: Yang dimaksud dengan logam berat dalam buku ini adalah setiap logam yang mempunyai berat atom lebih dari 50. Bila terserap dalam tubuh manusia, beberapa logam berat akan merupakan racun, apalagi bila dalam bentuk bubuk atau asap. Logam berat yang digolongkan toksik oleh USEPA adalah : antimon, arsen, berillium, kadmiun, khromium, tembaga, timah, merkuri, nikel, selenium, perak, thallium dan seng. Mekanisme keracunan dari logam berat ini tergantung jenisnya, tetapi umumnya ion-ion logam ini mempunyai affinitas yang sangat besar dengan sulfur. Bila logam ini terbawa darah maka akan bersenyawa dengan sulfur yang berada pada fluida sellular tubuh, dan mempengaruhi kerja enzimatik dalam tubuh. Asbestos: Absestos merupakan terminologi yang digunakan dalam ilmu mineral untuk berbagai fiber silikat yang tersusun dari silicon, oxygen, hidrogen dan ion- ion metalik seperti natrium, magnesium, kalsium dan besi. Bahan ini mempunyai titik leleh yang sangat tinggi, tidak terbakar dan digunakan sebagai penyekat panas. Bila dicampur dengan magnesium oksida, asbestos sangat baik digunakan sebagai bahan tahan api yang banyak digunakan. Namun disamping kegunaannya tersebut, pada kondisi khusus asbestos dapat membahayakan kesehatan manusia termasuk timbulnya karena kanker, terutama bila asbestos hadir dalam bentuk debu asbes sehingga mudah terhisap melalui pernafasan atau mulut. Debu asbes ini sangat ringan dan dapat melayang di udara. Bila terhirup masuk ke dalam paru-paru, bahan ini akan terkumpul menyebabkan asbestosis. Namun bila tidak terkumpul di paru-paru, maka akan masuk pada kerongkongan dan dapat memnyebabkan kanker pada pencernaan. Bahan ini juga menyebabkan mesothelioma pada paru-paru atau saluran pernafasan, yang hanya dijumpai pada orang yang terpapar debu asbes. Debu asbes ini mempunyai efek sinergis, misalnya bila terhisap oleh perokok, akan mengakibatkan kemungkinan terserang kanker 50 kali lebih besar dibanding orang yang tidak merokok.
Enri Damanhuri - FTSL ITB
Bagian 4/8
Kriteria yang diberlakukan di USA pada lingkungan kerja adalah dalam 1 cm3 udara tidak boleh terdapat lebih dari 10 fiber asbes yang lebih panjang dari 5 micrometer. Pestisida Organik : Pestisida adalah bahan kimia yang digunakan untuk membunuh insek, fungi, roden, atau tanaman. Sebagian besar pestisida yang sekarang digunakan adalah merupakan senyawa-senyawa organik. Telah dihasilkan ribuan jenis pestisida, beberapa diantaranya telah dilarang digunakan, karena terbukti berbahaya bagi manusia. Didasarkan atas struktur molekulnya, maka pestisida organik dapat dikelompokkan menjadi beberapa grup, yang terpenting adalah pestisida organochlorine, pestisida organophosphorus, pestisida karbamate dan pestisida urea. Pestisida organochlorine merupakan turunan hidrokarbon kompleks; paling tidak sebuah atom hidrogen dalam molekul hidrokarbon tersebut, digantikan oleh atom khlor. Sebagai contoh adalah Aldrin dengan formula C12H8Cl6, yang berasal dari hidrokarbon dengan formula C12H14. Salah satu jenis kelompok ini yang terkenal adalah DDT, yang banyak digunakan selama perang dunia ke dua, antara lain untuk mengontrol penyakit tifus dan malaria yang ditularkan melalui insek. Namun ternyata bahan ini menimbulkan masalah kesehatan bagi manusia, sehingga pembuatan dan penjualannya dilarang. Mekanisme bagaimana pestisida ini memepengaruhi aktivitas biologi belumlah banyak diketahui. Hanya diketahui bahwa bahan ini merusak keseimbangan natrium dan kalium dalam sel-sel syaraf sehingga mempengaruhi impuls sel tersebut. Jenis organochlorine ini mempunyai efek biokumulasi terutama pada jaringan lemak, dan sangat stabil serta persisten; melalui rantai makananlah bahan ini akan sampai pada manusia. Pestisida organophosphorus merupakan turunan dari asam fosfat, contohnya adalah Parathion dengan formula (C2H5)2PSOC6H4NO2. Kelompok pestisida ini juga bersifat toksik. Pada insek, pestisida ini mempunyai kemampuan untuk menghalangi kerja enzim, dikenal sebagai acetylcholinesterase (ACHE). Enzim ini secara rutin berfungsi mempengaruhi impuls syaraf. Pestisida carbamate merupakan turunan dari asam karbamik. Salah satu jenis pestisida ini Halaman 4.16
Diktat Pengeloaan B3 – Versi 2008
Bagian 4/8
adalah Carbyl yang merupakan insektisida. Fungsinya pada insek atau vertebrata adalah mempengaruhi kerja enzim cholinistrase. Beberapa jenis pestisida carbamate juga berfungsi sebagai fungisida atau herbisida.
Hidrogen peroksida merupakan bahan yang relatif tidak stabil. Larutan dengan konsentrasi 8 % (massa) secara lambat akan terdekomposisi menjadi air dan oksigen setelah 9 bulan. Sinar matahari akan bertindak sebagai katalisator. Bila berada pada konsentrasi yang pekat (lebih Pestisida urea merupakan turunan dari urea, besar dari 30 %), maka larutan ini aka yaitu dengan sebuah atom hidrogen (atau lebih) terdegradasi secara cepat yang disertai pada urea yang digantikan oleh atom-atom lain. timbulnya panas sehingga akan dapat Salah satu pestisida kelompok ini adalah teruapkan. Untuk menghindari bahaya ledakan, Linuron. Umumnya pestisida ini digunakan larutan ini distabilkan dengan sejumlah kecil sebagai herbisida yang dapat menghalangi natrium pirofosfat, yang akan bertindak sebagai proses fotosintesis. katalis guna memperlama proses dekomposisi. Beberapa logam seperti besi, baja, timah, 8 SENYAWA PENGOKSIDASI tembaga, khrom, seng, mangan dapat bertindak sebagai katalis guna terjadinya dekomposisi. Terjadinya reaksi oksidasi-reduksi (redoks) Larutan yang mengandung hidrogen peroksida yang terkontrol sangat bermanfaat bagi lebih dari 50% (volume) dapat menyebabkan manusia, seperti pembakaran bahan bakar, timbulnya api secara spontan dari bahan yang khlorinasi air, peledakan dinamit. Enersi dari dapat terbakar. Hidrogen peroksida selain reaksi ini dapat disimpan, seperti pada batere. dapat bertindak sebagi oksidator kuat, namun Bila reaksi tidak terkontrol, maka enersi yang dapat pula berfungsi sebagai reduktor lemah. terbentuk dapat menyebakan bahaya bagi Pada saat bertindak sebagai reduktor, oksigen manusia, seperti terjadinya kebakaran, ledakan. selalu dibebaskan. Bila misalnya gas alam dibakar, maka enersi yang ada dapat digunakan untuk berbagai Hidrogen peroksida dapat menimbulkan keperluan. Tetapi panas yang ditimbulkan dari masalah kesehatan yang serius; pada reaksi redoks tersebut dapat terserap oleh konsentrasi larutan lebih besar dari 30 % bahan yang dapat terbakar yang berada di (volume) larutan ini korosif terhadap kulit. Di dekatnya, sehingga bahan tersebut dapat lingkungan kerja batas pemaparan maksimum terbakar dengan sendirinya. Kadangkala adalah 1 ppm. Transportasi hidrogen peroiksida walapun agen pengoksidasi dijumpai dalam dengan konsentrasi sampai 20 % diberi label : jumlah yang kecil, tetapi sudah cukup untuk 'oksidator'. Bila di atas konsentrasi tersebut memungkinkan terjadinya swa- pembakaran diberi label : 'oksidator dan korosif'. bahan semacam sulfur dan sebagainya. Hipokhlorit, Khlorit, Khlorat dan Perkhlorat: Kemampuan agen pengoksidasi bervariasi. Ada oksidator yang mempunyai kemampuan lebih Bahan pengoksidasi yang juga banyak tinggi dibanding oksigen, ada yang berada di digunakan adalah natrium dan kalsium bawah kemampuan oksigen. Bahan hipokhlorit, yang merupakan komponen aktif pengoksidasi yang mengandung oksigen dapat sebagai pemutih maupun untuk pembersih dikatakan tidak stabil waktu dipanaskan. Bahan peralatan saniter. Hipokhlorit metal ini, dengan tersebut akan memasok oksigen pada saat konsentrasi sekitar 3 sampai 5 %, biasanya terjadinya kebakaran walaupun udara di digunakan sebagai pemutih pada pencucian sekitarnya kekurangan oksigen. Beberapa agen pakaian karena kemampuannya bereaksi pengoksidasi diuraikan di bawah ini secara dengan karbon di udara akan memproduksi umum. asam hipokhlor dan melepaskan oksigen, seperti reaksi di bawah ini : Hidrogen Peroksida (H2O2): 2 NaClO(l)+H2O(l)+CO2⇒Na 2CO3(l)+2HClO(l) 2 HClO(l)⇒2HCl(l)+O2(g) Hidrogen peroksida merupakan peroksida yang paling sering dijumpai. Hidrogen peroksida Oksigen yang dibebaskan dari dekomposisi murni mempunyai penampilan yang mirip air, fotokimia ini akan memucatkan pakaian. Bahan tetapi mempunyai bau yang sedikit tajam. ini digunakan pula dalam penyediaan air bersih Bahan ini banyak digunakan dalam industri atau pengolahan air limbah sebagai tekstil untuk pengelantang. Dalam industri desinfektan. kimia, bahan ini digunakan untuk memproduksi bahan peroksida metalik dan organik. Enri Damanhuri - FTSL ITB
Halaman 4.17
Diktat Pengeloaan B3 – Versi 2008
Natrium khlorit merupakan agen pemucat/pemutih yang banyak digunakan dalam industri kertas dan tekstil. Secara komersial, bahan ini diperoleh dalam konsentrasi larutan sampai 80 %. Dalam pengangkutannya, bahan ini dianggap sebagai bahan pengoksidasi, sedangkan dalam kondisi sebagai larutan dianggap sebagai korosif. Metal khlorat yang sering digunakan adalah natrium khlorat atau kalium khlorat, digunakan terutama sebagai komponen serbuk mesiu, herbisida dan sebagainya. Natrium khlorat sangat sensitif misalnya bila bergesekan dan dapat menimbulkan terjadinya api dengan mudah. Bahan ini merupakan pengoksidasi yang sangat kuat. Bila bereaksi dengan serbuk logam seperti alumunium, akan menimbulkan ledakan. Beberapa senyawa organik akan terbakar dengan sendirinya bila berkontak dengan bahan ini. Transportsai bahan ini membutuhkan label : 'pengoksidasi'. Seperti halnya metal khlorat, maka metal-metal perkhlorat digunakan untuk kebutuhan yang hampir bersamaan, terutama yang berkaitan dengan penimbulan api dan ledakan. Namun bahan ini relatif lebih stabil dibanding bahanbahan sebelumnya serta tidak menimbulkan reaksi yang prematur. Walaupun demikian, pengangkutan bahan ini pada kontainer pengangkutnya membutuhkan label : 'pengoksidasi'. Senyawa-senyawa Amonium:
Bagian 4/8
amonium yang lain, baik sebagai pupuk maupun sebagai komponen bahan peledak. Amonium nitrat berpotensi menimbulkan resiko ledakan. Pada temperatur 80o ke 93 o amonium nitrat terdekomposisi membentuk amonia dan asan nitrat, yang berlangsung secara endotermis : NH4NO3(s)⇒NH3(g)+HNO3 Pada temperatur sekitar 166 o C, amonium nitrat akan meleleh. Pada saat ini bahaya kebakaran dan ledakan akan besar bila senyawa ini tetap berada pada kondisi temperatur tinggi. Bila temperatur di atas 212 o C, amonium nitrat akan terdekompiosisi membentuk dinitrogen oksida dan uap air yang berlangsung secara eksotermis : NH4NO3(g)⇒N2O(g)+2N2O(g) Bila pada saat pengangkutan bahan ini berada pada kontainer yang tertutup rapat, maka ledakan tidak dapat dihindari, api dapat berkobar yang didukung oleh adanya N2O sebagai pengganti oksigen udara. Beberapa senyawa dikenal mempunyai peranan sebagai katalis dalam menaikkan laju dekopmposisi amonium ini, misalnya senyawa yang mengandung tembaga, sulfur. Pengangkutan dan pewadahan bahan ini membutuhkan label : 'pengoksidasi'. Oksidator Mengandung Khrom:
Khrom pada tingkat oksidasi +6 terdapat dalam bentuk senyawa logam khromat, logam Pada dasarnya semua senyawa yang dikhromat, khrom trioksida dan khromilkhlorida. mengandung ion amonium (NH4+) secara Pada kondisi sebagai ion-ion metalik tidak termal tidaklah stabil. Bila dipanaskan, senyawa berwarna, sebagai khromat akan berwarna ini akan terdekomposisi dengan dua jalan, yaitu kuning dan sebagai dikhromat akan berwarna : oranye. - senyawa-senyawa amonium yang bukan Dikhromat metalik, seperti kalium dikhromat agen-agen pengoksidasi terdekomposisi (K2Cr2O4) merupakan oksidator yang kuat, membentuk amonium, misalnya amonium terutama bila berada dalam larutan asam. khlorida yang secara termal terdekomposisi Oksidator ini banyak digunakan dalam industri pada temperatur kurang dari 167 o C elektropalting khrom, pewarnaan dan membentuk amonia dan hidrogen khlorida, percetakan, komponen bahan peledak dan - senyawa-senyawa amonium yang merupakan sebagainya. agen-agen pengoksidasi dapat juga terdekomposisi membentuk amonia; tetapi lebih Asam-asam yang berkaitan dengan khromat umum akan membentuk nitrogen, oksigen dan dan dikhromat hanya ada pada kondisi larutan. oksida-oksida metalik dan non metalik. Bila air diuapkan darinya, maka yang tersisa adalah oksida khrom (VI) yang dikenal sebagai Senyawa-senyawa amonium merupakan khromium trioksida, atau khromium anhidrid senyawa yang sering dijumpai. Amonium sulfat atau asam khromik dengan formula (CrO3). merupakan pupuk yang paling sering digunakan Asam ini berwarna merah yang digunakan dibanding senyawa amonium yang lain. Namun untuk pembersihan permukaan logam atau secara komersial, amonium nitrat dianggap gelas. Biasanya asam ini dibuat dengan sebagai yang paling penting diantara senyawa Enri Damanhuri - FTSL ITB Halaman 4.18
Diktat Pengeloaan B3 – Versi 2008
penambahan asam sulfat pekat pada larutan kalium dikhromat. Senyawa sejenis adalah khromil khlorida (CrO2Cl2), yang dikenal sebagai khromium oksikhlorida, suatu larutan merah yang terbentuk bila campuran asam khlorida dan asam sulfat ditambahkan pada larutan jenuk kalium dikhromat. Penggunaan dalam industri adalah seperti halnya asam khromik. Seluruh senyawa yang mengandung khrom oleh USEPA dikatagorikan sebagai toksik, walaupun pada kenyataannya yang paling bersifat toksik adalah yang berada pada tingkat oksidasi +6. Senyawa ini bersifat karsinogenik dan dapat merusak ginjal. Transportasinya membutuhkan label sebagai 'oksidator' atau sebagai 'bahan korosif', tergantung pada kondisi oksidasinya. Oksidator Mengandung Permanganat, Nitrit dan Nitrat: Permanganat metalik adalah senyawa yang mengandung mangan pada kondisi oksidasi +7 yang tidak berwarna, namun permanganat itu sendiri berwarna ungu. Permanganat metalik yang paling terkenal adalah natrium dan kalium permanganat. Larutan kalium permanganat digunakan untuk pengobatan dermatitis yang berasal dari bakteri atau fungi. Larutan yang lebih terkonsentrasi kadang digunakan dalam pengolahan limbah, termasuk libah gas sebagai oksidator. Pengaturan pengangkutannya membutuhkan label : 'oksidator'. Nitrit dan nitrat metalik dengan kandungan nitrogen pada tingkat oksidasi masing-masing +3 dan +5 adalah oksidator yang termasuk penting, misalnya dalam bentuk natrium nitrat dan natrium nitrit, yang banyak digunakan dalam industri makanan untuk mempertahankan warna. Namun natrium nitrit dengan kerja enzim tertentu akan membentuk senyawa nitrosamin, yang dianggap berpotensi sebagai senyawa karsinogenik. Demikian juga halnya natrium nitrat, dapat dikonversi oleh bakteri dalam perut untuk membentuk nitrit. Nitrit metalik dapat bertindak sebagai oksidator maupun reduktor. Nitrit metalik dioksidasi menjadi nitrat metalik dan direduksi menjadi nitrogen monoksida. 9 BEBERAPA SENYAWA ORGANIK BERBAHAYA Senyawa-senyawa organik merupakan bahan yang sangat banyak digunakan dalam kehidupan manusia modern, misalnya untuk Enri Damanhuri - FTSL ITB
Bagian 4/8
bahan bakar, pelarut pembersih, adesif, plastik, resin, fiber, cat, vernis, pendingin, aerosol, tekstil dan sebagainya. Dalam kaitannya dengan keselamatan, maka karakteristik yang umumnya dijumpai dari senyawa ini adalah mudah terbakar dan bila terbakar, gas senyawa-senyawa ini dapat meledak di udara. Senyawa organik ini dapat menguap dengan mudah dan uapnya mudah terbakar pada kondisi kamar. Bahaya yang kedua dari kelompok ini adalah karena dapat bersifat toksik pada manusia, antara lain menyebabkan kerusakan pada hati, ginjal, jantung, sistem syaraf dan beberapa diantaranya menjadi penyebab penyakit kanker. Molekul-molekul dari senyawa-senyawa organik mempunyai pola yang sama, yaitu dengan satu atau lebih atom karbon yang terikat dengan atom-atom lain. Senyawa organik yang paling sederhana adalah hidrokarbon, yang dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu hidrokarbon alifatik dan aromatik. Seluruh molekul dari senyawa ini hanya tersusun oleh atom karbon dan hidrogen. Senyawa ini pada temperatur kamar dapat berupa gas, cair atau padat. Pada pembakaran sempurna, akan terbentuk karbon dioksida dan uap air. Sumber utama hidrokarbon yang digunakan manusia adalah minyak bumi (petroleum), yang mempunyai variasi atom karbon antara 3 sampai 60. Bila minyak bumi mentah dipanaskan pada temperatur tertentu, maka campuran komponen-komponen tersebut tervolatilisasi sesuai titik didihnya masingmasing, sehingga dapat dipisahkan satu dengan yang lain. Produk destilasi yang penting adalah : o Petroleum naphtha, yaitu campuran hidrokarbon yang molekul-molekulnya terutama mempunyai lima, enam atau tujuh atom karbon. Produk ini terdistilasi pada 35o-90oC. o Bensin (gasoline), yaitu campuran hidrokarbon yang molekul-molekulnya terutama mempunyai lima sampai sembilan atom karbon. Titih didihnya adalah 38o 204oC. o Kerosene, merupakan campuran hidrokarbon yang lebih berat dari pada minyak bensin. Distilasi fraksi minyak bumi ini lebih lanjut akan menghasilkan produk non- bahan bakar, terutama sebagai bahan baku untuk produkproduk yang banyak digunakan dalam industri petrokimia, misalnya sebagai bahan baku plastik, karet dan aneka ragam fiber sintetis lainnya. Halaman 4.19
Diktat Pengeloaan B3 – Versi 2008
Hidrokarbon Alifatik: Hidrokarbon alifatik dibagi menjadi beberapa sub kelompok, yaitu alkane, alkene dan alkine. Alkane adalah hidrokarbon yang ikatan atom karbonnya tunggal, dengan formula kimia CnH2n+2. Bila jumlah atom karbon satu, maka jumlah atom hidrogennya adalah 4, yaitu CH4 dikenal methane. Selanjutnya, bila n = 2, maka yang dimaksud adalah ethane C2H6 atau ditulis menurut struktur Lewis sebagai CH3CH3. Seterusnya dikenal : C3H8 (propane), C4H10 (butane), C5H12 (pentane), C6H14 (hexane), C7H16 (heptane), C 8H18 (oktane). Menurut struktur Lewis, maka mulai dari C4H10 dikenal dua jenis struktur molekul, yaitu : - atom karbon yang terikat satu sama lain dalam satu rantai yang menerus, - atom karbon yang ikatannya tidak selalu dalam satu rantai yang menerus. Butane dalam struktur pertama dikenal sebagai n-butane, sedang butane dalam struktur yang kedua dikenal sebagai isobutane. Alkane dikenal sebagai hidrokarbon jenuh, karena setiap ikatan elektron dari atom-atom karbon, berpasangan dengan atom-atom yang terikat dengan karbon tersebut. Senyawa ini dikenal pula sebagai sikloalkane karena atom karbon pertama dan terakhir terhubungkan satu sama lain dalam rantai yang menerus. Hidrokarbon dengan molekul-molekul yang mengandung satu atau lebih karbon yang terikat dengan ikatan ganda, dikenal sebagai alkene atau olefin. Karena setiap alkene kekurangan hidrogen relatif terhadap alkane, maka kelompok ini dikenal sebagai hidrokarbon tak jenuh. Formula umum dari kelompok ini adalah CnH2n. Alkene yang paling sederhana dikenal sebagai ethene atau ethylene dengan formula C2H4. Hidrokarbon yang mempunyai satu atau lebih ikatan karbon ke karbon rangkap tiga dikenal sebagai alkine. Seperti halnya alkene, maka alkine adalah termasuk hidrokarbon tak jenuh. Formula umum dari alkine adalah CnH2n-2. Alkine yang paling sederhana adalah C2H2 yaitu ethyne atau acetylene.
Bagian 4/8
bentuk heksagon dengan cincin di dalamnya. Oleh karenanya, yang membedakan antara hidrokarbon alifatis dengan hidrokarbon aromatis adalah struktur molekularnya, yang menyerupai benzene atau yang tidak menyerupai benzene. Benzene adalah senyawa yang tidak larut dalam air, menguap pada temperatur kamar. Campuran uap benzene dan udara akan siap untuk terbakar. Oleh karenanya, kontainer benzene mempunyai label : 'cairan mudah terbakar'. Benzene bersifat karsinogen pada manusia, penyebab leukemia. Pemaparan maksimum di ruang kerja adalah 10 ppm selama 8 jam. Bila salah satu atom hidrogen dari benzene digantikan oleh grup methil (CH3), maka senyawa baru tersebut dikenal sebagai toluene. Dua atom hidrogen dari benzene dapat pula digantikan oleh grup methil, dengan kemungkinan tiga bentuk struktur isometris, yang dikenal sebagai isomer dari xylene. Ketiga bentuk tersebut bernama : ortho-xylene disingkat o-xylene, meta-xylene disingkat mxylene dan para-xylene disingkat p-xylene. Pada temperatur kamar, toluene dan isomerisomer xylene adalah jernih, tidak berwarna, tidak larut dalam air serta mudah menguap. Uap cairan ini bila bercampur dengan udara akan mudah terbakar, oleh karenanya penyimpanan dan pengangkutannya membutuhkan label: cairan mudah terbakar. Disamping mudah terbakar, kelompok ini juga bersifat toksik bagi manusia karena mempengaruhi sistem syaraf pusat, tetapi tidak termasuk karsinogen. Pemaparan maksimum selama 8 jam kerja adalah 200 ppm untuk toluene dan 100 ppm untuk isomer-isomer xylene. Kelompok hidrokarbon aromatis dengan dua atau lebih cincin benzene dikenal sebagai polynuclear aromatic hydrocarbon (PAH). PAH yang penting adalah naftalene yang digunakan antara lain dalam industri fungisida. Disamping bersifat mudah terbakar, PAH ini dianggap bersifat karsinogen.
Hidrokarbon Aromatik: Hidrokarbon Sederhana: Hidrokarbon aromatik adalah senyawasenyawa yang mempunyai satu atau lebih bentuk cincin ikatan atom karbon. Senyawa yang paling sederhana dari kelompok ini adalah benzene dengan formula molekularnya C6H6. Biasanya formula benzene dilambangkan oleh Enri Damanhuri - FTSL ITB
Beberapa hidrokarbon sederhana dijumpai sebagai cemaran melalui cerobong pembakaran sebuah industri atau dari kegiatan komersial lainnya. Umumnya mereka tidak berwarna, tidak berbau dan dijumpai dengan Halaman 4.20
Diktat Pengeloaan B3 – Versi 2008
konsentrasi rendah. Belum dijumpai pengaruh kelompok ini terhadap kesehatan. Namun kelompok ini berkontribusi dalam pembentukan formasi ozone di atmosfer. Salah satu contoh dari kelompok ini adalah methane.
Bagian 4/8
buah atom H, yang dapat digantikan oleh atom khlorida. Terdapat empat kemungkinan penggantian atom hidrogen, yaitu : 1 atom diganti, senyawa baru : methyl khlorida atau khloromethane 2 atom diganti, senyawa baru : methylene Methane merupakan gas alam, yang terbentuk khlorida atau dikhloromethane misalnya dari dekomposisi karbon organik. Gas 3 atom diganti, senyawa baru : khloroform atau ini tidak berwarna, tidak berbau, sedikit larut trikhloromethane dalam air, dan merupakan salah satu 4 atom diganti, senyawa baru : karbon komponen utama dari gas alam, sehingga sifat tetrakhlorida atau tetrakhloromethane. kimia dari gas alam pada prinsipnya adalah Dengan substitusi tersebut, maka terjadilah merupakan sifat kimia dari gas methane. Panas perubahan karakteristik. pembakarannya adalah 213 kcal/mol. Methane digolongkan sebagai gas non toksik, tetapi bila Sebagai contoh, titih nyala methane adalah terhirup akan menyebabkan sesak nafas. 188 oC, sedangkan khloromethane adalah di Penggunaan gas alam sekarang makin banyak bawah 0 oC, dengan rentang keterbakaran 10,7 dijumpai. Gas alam ini dapat pula dicairkan, - 11,4 % volume. Bila seluruh atom karbon dikenal sebagai liquefied natural gas (LNG). digantikan oleh atom-atom halogen, maka senyawa baru tersebut bukan lagi kelompok Bentuk gas yang dicairkan dari propane, butane bahan yang mudah terbakar. Walaupun dan campurannya dikenal sebagai liquefied demikian, bila senyawa ini terpapar dengan petroleum gas (LPG), terbentuk dari panas, akan dihasilkan gas/uap yang pengolahan gas alam. LPG ini mengandung berbahaya yaitu fosgene dan hidrogen khlorida. pula komponen lain dalam jumlah kecil, seperti Beberapa diantara hidrokarbon berhalogen ini ethane, ethene, propene, butene, isobutane, teruapkan pada temperatur kamar. isobutene dan sebagainya. Senyawa kelompok ini banyak digunakan Dari sudut industri, maka kelompok alkine yang dalam industri, tetapi keterpaparannya pada paling sering digunakan adalah acetylene, gas manusia dapat menimbulkan masalah yang tidak berwarna, dan pada kondisi murni kesehatan, misalnya efek racun dari khloroform berbau ether. Gas ini banyak digunakan dalam pada sistem syaraf, kulit, mata, iritasi pada industri metalurgi, terutama untuk gastrointestinal, hati, ginjal dan jantung. Karbon pengelasan/pengecoran, karena mempunyai tetrakhlorida misalnya, disamping dapat panas pembakaran tinggi yaitu 312,4 kcal/mol. mengganggu hati dan ginjal juga dicurigai Temperatur yang dicapai bila terbakar dengan sebagai penyebab kanker pada manusia. udara akan mencapai 3300 o C. Gas ini termasuk yang tidak stabil, dapat meledak pada Kelompok khusus dari senyawa hidrokarbon kondisi ditekan. Oleh karenanya, biasanya gas berhalogen adalah fluorokarbon (CFnCln-x), ini dilarutkan dalam cairan seperti acetone. juga disebut sebagai khlorofluorokarbon atau Satu bagian volume acetone dapat melarutkan khlorofluoromethane. Nama komersial dari 25 bagian acetylene pada tekanan 1 atm, senyawa ini adalah freon, yang digunakan sedang pada tekanan 12 atm akan terlarutkan sebagai pendingin atau aerosol. Senyawa ini acetylene sebanyak 300 bagian volume. bersifat inert, tidak terbakar, tidak bereaksi dengan asam. Bila terlepas akan bereaksi Hidrokarbon Berhalogen: dengan lapisan ozon. Senyawa ini mampu menyerap radiasi ultraviolet matahari, sehingga Senyawa-senyawa organik dapat pula ikatan karbon ke khlor akan rapuh, dan diturunkan dengan mengganti satu atau lebih dilepaskanlah atom khlor. Atom khlor ini akan atom hidrogen dari hidrokarbon dengan sebuah bereaksi dengan molekul ozon, sehingga atom halogen, sehingga senyawa itu dikenal lapisan ozon sebagai pelindung bumi dari sebagai hidrokarbon berhalogen (halogenated radiasi ultra violet matahari akan hydrocarbon). Bila yang menggantikan adalah terganggu/rusak. Reaksi di bawah ini akan khlor, maka senyawa itu dikenal sebagai hidro- memperjelas masalah tersebut : karbon berkhlor (chlorinated hydrocarbon). CFnCln-x(g)⇒CFnCl3-x.(g)+Cl.(g) O3(g)+Cl.(g)⇒ClO.(g)+O2(g) Sebagai contoh penamaan adalah untuk ClO.(g)+O.⇒Cl.(g)+O2 (g) senyawa yang berasal dari methane (CH4), yang terdiri dari sebuah atom C dan empat Enri Damanhuri - FTSL ITB Halaman 4.21
Diktat Pengeloaan B3 – Versi 2008
Masalah limbah yang paling banyak disorot dari kelompok ini adalah polychlorinated biphenyl (PCB), dengan simbol 2 heksagon bercincin. Terdapat berbagai struktur isomer dari PCB, tetapi sifat-sifatnya hampir sama. Sebagian besar PCB adalah merupakan cairan yang encer pada kondisi kamar, resistan terhadap hampir seluruh bahan kimia, stabil bila dipapar pada temperatur tinggi, beberapa diantaranya mempunyai titik didih sampai 267 °C tanpa mengalami dekomposisi. Oleh karenanya, PCB banyak digunakan dalam industri-industri yang membutuhkan sifat-sifat tersebut, misalnya dalam perlengkapan listrik seperti transformator, kapasitor, atau pada sistem pemindah panas dan sistem hidrolis. Sebuah transformator kadang mempunyai sampai 3,7 m3 PCB dengan konsentrasi 50 - 70 % . Di USA produksi PCB sejak tahun 1979 sangat dibatasi yaitu hanya untuk penggunaan yang sangat khusus, dan merupakan bahan yang paling banyak diatur penggunaan dan penanganannya diantara bahan berbahaya yang lain. Ini terjadi karena pada tahun 1960 diketahui bahwa PCB ini ternyata merupakan penyebab berbagai masalah kesehatan yang serius : kanker, kerusakan organ tubuh, impotensi sampai kematian. Insiden yang paling dramatis dalam masalah toksikologi adalah yang terjadi di Jepang pada tahun 1968, menimpa lebih dari 1000 orang yang menkonsumsi beras terkontaminasi PCB akibat kebocoran pipa transfer panas dalam pemerosesan minyak. Bila PCB masuk ke dalam tubuh, senyawa ini langsung tersebar dalam berbagai jaringan reseptor seperti hati, ginjal, otot, otak, dan sebagainya dan tetap tersimpan dalam organ tersebut, sehingga mengakibatkan terganggunya fungsi biologis yang normal dan mengakibatkan perubahan fungsi faal tubuh. Cara pengolahan PCB yang digunakan adalah dengan insinerasi. Namun residu hasil pembakaran akan berbahaya bila pembakarannya tidak sempurna karena membentuk dioxin. Oleh karena itu DRE dari PCB ini disyaratkan 99,9999 %. Konsentrasi maksimum di lingkungan kerja adalah 1,0 µg/m3 dengan TLV 0,5 mg/m3. Alkohol: Alkohol adalah senyawa organik turunan dari hidrokarbon dengan penggantian paling tidak sebuah atom hidrogen oleh grup hidroksil (OH). Dua alkohol yang sering dijumpai di Enri Damanhuri - FTSL ITB
Bagian 4/8
pasaran adalah metanol (methyl alkohol) dan ethanol (ethyl alkohol). Dalam masalah limbah, yang paling sering dipersoalkan adalah fenol. Senyawa yang tergolong alkohol sederhana ini adalah mudah terbakar, dan larut dalam air. Fenol adalah termasuk grup alkohol aromatis, yang dapat dilihat sebagai hidroksil turunan benzene. Senyawa induk dari kelas alkohol ini juga bernama fenol atau hidroksibenzene. Fenol pada kondisi padat adalah tak berwarna sampai putih kristal dan sering juga dijumpai berwarna gelap/merah bila terpapar cahaya. Fenol dikenal cepat menyerap uap air di udara sehingga sering dianggap sebagai cairan. Fenol merupakan produk industri kimia yang penting, misalnya dalam industri farmasi, karena resinresin fenolis dan produk-produk farmasi lainnya terbuat darinya. Dilihat dari sifat keterbakaran, sebetulnya fenol tidak membahayakan, dengan titik nyala 78 o C. Tetapi sifatnya yang racunlah yang mendatangkan masalah, yaitu sangat toksik pada manusia. Mata, hidung dan kerongkongan dapat teriritasi, dan merusak secara sistematis sistem syaraf. Efek iritasi juga dapat terjadi pada mata dan kulit. Oleh karenya, pengangkutan senyawa ini membutuhkan label bertuliskan : 'racun'. Pemaparan fenol di ruang kerja dibatasi 5 ppm (kontak dengan kulit), dan TLV = 19 mg/m3. Salah satu grup fenol adalah kressol yang merupakan disinfektan dan berasal dari resin fenolik. Aplikasi isomerisomer kressol pada tikus menimbulkan tumor. Pemaparan pekerja pada isomer kressol adalah 5 ppm kontak dengan kulit, dengan TLV 22 mg/m3. Ether: Ether adalah senyawa organik yang molekulmolekulnya mempunyai atom oksigen yang menjembatani 2 grup alkyl atau aryl (R-O-R'), misalnya methyl ethyl ether (methoxyethane). Ether sederhana sangat volatil dan berbahaya karena mudah terbakar serta meledak. Tambah tinggi ether maka tambah tinggi titik nyalanya sehingga menjadi bahan bakar cair; tetapi bisa saja tidak termasuk cairan yang berkatagori mudah terbakar. Disamping itu, ether juga berbahaya karena ada yang mengandung peroksida organik sehingga mudah meledak. Pengangkutan senyawa ini membutuhkan label : 'cairan mudah terbakar'. Senyawa organik yang dewasa ini dianggap salah satu substansi yang paling toksik adalah 2,3,7,8 tetrachlorodibenzo-p-dioxin, atau secara Halaman 4.22
Diktat Pengeloaan B3 – Versi 2008
singkat dikenal sebagai Dioxin atau TCDD. Toksisitas (LD50) bahan ini terhadap babi Guinea 3,1 x 10-9. Dioxin merupakan produk samping dari pembuatan senyawa-senyawa fenolik yang diproduksi untuk beragam herbisida seperti asam 2,4dikhlorofenoxyacetik dan 2,4,5-trikhlorofenol. Efek toksikologis antara lain adalah terhadap sistem syaraf, reproduktif dan kanker. Dioxin juga dicurigai dapat menghilangkan pertahanan tubuh terhadap penyakit. Dioxin sangat stabil dan terdekomposisi hanya secara thermal pada temperatur didih sekitar 500 °C. Bila makanan terkontaminasi oleh bahan ini, maka penyebarannya akan melalui rantai makanan, dan berakumulasi (biomagnifikasi) pada jaringan lemak.
Bagian 4/8
asam-asam organik bereaksi dengan alkohol. Salah satu jenis senyawa ini yang banyak digunakan dalam industri adalah ethyl asetat, yang biasanya digunakan sebagai pelarut, merupakan cairan jernih dengan bau spesifik. Titik nyalanya adalah - 5oC, sehingga dikelompokkan sebagai cairan yang mudah terbakar. Bila terpapar dengan manusia, senyawa ini menyebabkan iritasi ringan pada mata, hidung dan kerongkongan. Pemaparan di ruang kerja dibatasi sampai 400 ppm.
Senyawa perokso-organik merupakan turunan dari hidrogen peroksida. Atom- atom hidrogen digantikan oleh satu atau lebih grup alkil atau aril. Bahan ini digunakan untuk mempengaruhi proses polimerisasi pada pembuatan plastik. Seperti halnya perokso-anorganik, maka Senyawa Organik Lain: perokso-organik ini mempunyai kemampuan sebagai oksidator, karena mempunyai oksigen Senyawa organik dengan formula umum R-CO- yang aktif pada strukr molekulnya. OR' dikenal sebagai ester, yang terjadi bila
Seluruh bahan dikutip dari: E. Meyer: Chemistry of Hazardous Materials, Prentice Hall Building, 1989
Enri Damanhuri - FTSL ITB
Halaman 4.23