4 Nov 2010 ... Meratus Orchid Show 2010 di Banjarmasin ... neliti ekspedisi Laut Natuna ke-
marin dan menyusul ... kapal riset Baruna Jaya VIII sejak kemarin ...
12 | Humaniora
KAMIS, 4 NOVEMBER 2010 | MEDIA INDONESIA
Calon Haji Indonesia Melahirkan di Madinah SEORANG jemaah calon haji melahirkan di Madinah. Panitia Haji Indonesia merasa kecolongan dengan adanya insiden tersebut. Fitri Priharti ni Tohri, 28, jemaah haji asal Mataram, melahirkan bayi laki-laki di RS Safa, Madinah, Senin (1/11) pukul 15.30 waktu setempat. Setelah menginap satu malam di RS Safa, Fitri dan bayinya dipindahkan ke Balai Pengobatan Haji Indonesia di Madinah. Mereka didampingi kakak lelakinya, Kepala Seksi Pendataan dan Penelitian Daerah Kerja Madinah Zainal Ilyas, dan sejumlah tenaga medis. Kepala Daerah Kerja Madinah Subakin Abdul Muthalib membenarkan ada anggota jemaah haji Indonesia yang melahirkan di Madinah. ‘’Ibu dan anaknya dalam kondisi sehat. Sementara ini, bayi dan ibunya kini dirawat di BPHI Madinah,’’ terang Subakin di Madinah, kemarin. Subakin enggan menjelaskan lolosnya seorang jemaah haji dalam kondisi hamil. Berdasarkan keterangan ketua kloter 42 Surabaya Minggrehami Yusuf,
Fitri berangkat haji sendirian. Dia ikut bersama rombongan kloter 42 Surabaya. Di sisi lain, Menteri Agama Suryadharma Ali mengadakan sidak pelaksanaan haji di Jeddah, Madinah, dan Mekah, kemarin. Dia menegaskan akan memberikan sanksi tegas terhadap kelompok bimbingan ibadah haji yang tidak memberangkatkan calon haji, tetapi bisa mengurus visa bagi jemaah nonkuota atau biasa disebut jemaah ‘sandal jepit’. ‘’Jelas itu mengganggu pelayanan dan membuat citra Indonesia buruk. Kami akan beri sanksi yang terberat, berupa pencabutan izin membimbing ibadah calon haji,’’ kata Menteri Agama setibanya di Bandara King Abdul Aziz Jeddah, Selasa (2/11). Tahun lalu jemaah haji nonkuota mencapai 3.000 orang. Kini berdasarkan data Kementerian Agama berjumlah 350 orang. Biasanya jemaah itu ditelantarkan agen yang memberangkatkan saat tiba di Arab Saudi. (Ant/H-2)
ANTARA/SAPTONO
KOORDINASI HAJI: Menteri Agama Suryadharma Ali sebagai amirul hajj bersama Naib Amirul Hajj Hasyim Muzadi (kanan) melihat peta lokasi pemondokan jemaah haji Indonesia di Mekah, Arab Saudi, kemarin. Menteri Agama langsung berkoordinasi dengan Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Indonesia untuk memaksimalkan pelayanan.
Bakteri pada Air Kemasan di Bawah Ambang Batas Perbedaan cara membaca ukuran bakteri menjadi persoalan dalam mengklaim jumlah bakteri dalam air mineral kemasan. Cornelius Eko
B
ADAN Pengawas Obat dan Makanan (POM) menyebutkan temuan Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) tentang adanya bakteri di dalam 11 merek air minum dalam kemasan memang benar, tapi masih di bawah ambang batas. Pernyataan itu ditegaskan De puti Keamanan Pangan Badan POM Roy Sparringa di Jakarta, kemarin. Dia merujuk pada dua hasil uji laboratorium yang dilakukan YLKI di laboratorium MIPA Universitas Indonesia dan hasil uji Asosiasi Perusahaan Air Minum dalam Kemasan (Aspadin) yang dilakukan di laboratorium yang terakreditasi Komite Akreditasi Nasional, sesuai dengan aturan air minum dalam kemasan dan SNI. Hasilnya memang berbeda. ‘’Perbedaan itu karena patokan
membaca hasilnya berbeda. YLKI berpatokan pada bakteri yang ada di air minum kemasan. Seharusnya berdasarkan SNI,’’ ujar Roy seraya menyebutkan maksimum angka lempeng bakteri total 100 ribu koloni/ml. Artinya, bila suatu sampel dalam pengujian laboratorium masih di bawah angka tersebut, menurut Roy, produk yang bersangkutan aman dikonsumsi. Parameter angka lempeng total adalah indikator untuk kehigienisan air minum kemasan, dan bukan sebagai ukuran un tuk menentukan bakteri patogen yang membahayakan kesehatan. Lagi pula, tambah Roy, jumlah sampel yang diambil YLKI kurang banyak untuk mewakili total produk yang ada. Dia menambahkan, ada beberapa faktor yang bisa membuat mikroba dalam air kemasan bertambah, terutama ketika air kemasan itu sudah ada di pasaran. ‘’Paparan ma-
DOK: KEMENRISTEK
Roy Sparringa
Deputi Keamanan Pangan Badan POM tahari langsung bisa menambah jumlah bakteri. Demikian juga pengiriman dengan cara dilempar akan menyebabkan kebocoran kemasan yang bisa menjadi alur masuk bakteri,’’ tambahnya. Ada pula produk air kemasan yang disandingkan dengan makanan yang baunya sangat menyengat juga berpengaruh pada kualitas airnya. Produk ilegal Sebelumnya YLKI menyebutkan ada 11 produk air kemasan yang diuji mengandung
bakteri. Adapun 11 produk itu adalah Prestige, Top Qua, Sega, Airmax, Ron88, Caspian, Club, Pasti Air, Vit, Prim-A, dan De As. Meski demikian, Badan POM tetap mengingatkan agar kualitas produk air kemasan harus ditingkatkan. Roy menyebutkan ada satu produk dari 11 produk itu yang sampai sekarang tidak mendaftarkan merek ke Badan POM sejak 1992. ‘’Ya, bisa dibilang produk itu ilegal. Saya beri waktu satu bulan, kalau tidak dilakukan, izin akan dicabut,’’ tegas Roy. Selain itu, ada enam produk lainnya perlu memperbaiki standar operasinya terkait pelatihan SDM dan penerapan good manufacturing practice. Pada kesempatan sama Ketua Umum DPP Aspadin Hendro Baroeno meminta masyarakat tidak perlu khawatir mengonsumsi air minum kemasan yang diproduksi perusahaan di bawah naungan Aspadin. ‘’Sepanjang ada SNI air minum
atau izin edar (MD), serta belum kedaluwarsa,’’ ujar Hendro. Dia menambahkan, anggota Aspadin disyaratkan harus memiliki SNI 01-3553-2006 dan MD yang dikeluarkan Badan POM. Industri air minum dalam kemasan, lanjut dia, merupakan satu-satunya industri yang menghasilkan produk SNI yang diberlakukan wajib lantaran terkait kese hat an dan keamanan. ‘’Untuk pengecekan, pengambilan sampel produk pun dilakukan oleh lembaga sertifikasi produk yang telah terakreditasi sesuai SNI.’’ Dari 11 merek air minum yang dipersoalkan, menurut Hendro, hanya 7 perusahaan yang menjadi anggota Aspadin. ‘’Dari 500 produsen air minum dalam kemasan, hanya 183 yang menjadi anggota Aspadin,’’ jelasnya. (H-2) cornel @mediaindonesia.com
Anggrek Indonesia Rawan Diselundupkan
I
NDONESIA memang surganya flora dan fauna. Tidak sedikit flora dan fauna yang telah diselundupkan ke luar negeri dengan harga yang tidak murah. Salah satu flora Indonesia yang sasaran empuk para penyelundup ialah anggrek hutan dari Kalimantan. Anggrek khas Indonesia itu justru banyak ditangkarkan di luar negeri. Hal itu seperti dikemukakan Ketua Perhimpunan Anggrek Indonesia (PAI) Mufidah Jusuf Kalla saat membuka Meratus Orchid Show 2010 di Banjarmasin, Kalimantan Selatan, kemarin. Penangkaran dan pembiakan anggrek hutan asli Indonesia banyak dilakukan di Singapura. ‘’Banyak orang asing yang datang dan langsung membeli dari warga lokal dengan harga murah. Warga terpengaruh kebutuhan ekonomi, akhirnya melakukan perburuan anggrek secara besar-besaran,’’ jelas Mufidah. Lewat PAI yang
dipimpinnya, Mufidah mendesak pemerintah untuk segera membuat kebijakan terkait dengan perburuan anggrek alam dan upaya melindunginya dari kepunahan. Masalah kepunahan juga
menjadi problema yang dihadapi flora dan fauna di Indonesia. Penebangan hutan, alih fungsi hutan menjadi perkebunan, sampai kebakaran hutan menyebabkan banyak spesies tanaman di hutan hilang atau
punah. Secara keseluruhan, diperkirakan ada 5.000 jenis spesies anggrek alam di Indonesia. Jumlah itu merupakan 30% dari total spesies anggrek alam di dunia. Di seluruh Kalimantan
MI/DENNY SUSANTO
PAMERAN ANGGREK: Ketua Umum Perhimpunan Anggrek Indonesia Mufidah Jusuf Kalla (kiri), mengamati anggrek saat membuka pameran anggrek bertajuk Meratus Orcid Show 2010 di Banjarmasin, Kalsel, kemarin.
diperkirakan ada 2.000-2.500 jenis anggrek alam, dan 1.000-1.500 jenis anggrek di antaranya tumbuh di Kalsel. Dari jumlah ribuan itu, baru 150 spesies anggrek yang teridentifikasi. Kawasan hutan pegunungan Meratus yang membentang di 10 kabupaten dengan luas mencapai 800.000 hektare merupakan habitat utama anggrek alam. Dari ribuan jenis anggrek di Kalsel, tujuh di antaranya merupakan anggrek langka yang dilindungi undangundang sehingga tidak bisa diperjualbelikan. Ketujuh anggrek tersebut Paraphalaenopsis laycocki, Paraphalaenopsis labukensis, dan Paraphalaenopsis serpentilingua. Ketiganya merupakan jenis anggrek tikus yang kini sulit didapat. Selanjutnya Paraphalaenopsis gigantea (anggrek bulan gajah), Coelogyne pandurata (anggrek hitam), Spathoglottis aurea (anggrek tanah kuning), dan Grammatophylium speciosum (anggrek tebu). (Denny Susanto/H-2)
Ekspedisi Peneliti Tingkatkan Gengsi KEBERANGKATAN tim peneliti ekspedisi Laut Natuna kemarin dan menyusul kemudian ekspedisi Perairan Kalimantan Selatan pada jadwal berikutnya diharapkan mampu menghasilkan karya ilmiah yang lebih baik sekaligus meningkatkan gengsi peneliti Indonesia. ‘’Kami berharap ekspedisi Natuna dan Perairan Kalimantan Selatan mampu meningkatkan gengsi peneliti Indonesia pada forum dunia,’’ ungkap Wakil Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Endang Sukara seusai melepas Tim Peneliti Ekspedisi Laut Natuna di Pelabuhan Muara Baru, Jakarta Utara, kemarin. Turut hadir dalam pelepasan itu antara lain, Dirjen Pendidik an Tinggi Kementerian Pen didikan Nasional Djoko Santoso, Deputi Ilmu Pengetahuan Kebumian LIPI Hery Harjono, Kepala Pusat Penelitian Oseanografi LIPI Harsono, dan Direktur Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Pendidikan Tinggi Suryo Hapsoro, serta 60 peneliti peserta ekspedisi. Menurut Endang, kerja sama ekspedisi Kemendiknas dengan LIPI ini sangat strategis lantaran laut merupakan aset aba di yang bermanfaat bagi bangsa. ‘’Ekspedisi ini pun untuk menumbuhkan kecintaan
laut bagi rakyat kita.’’ Tim peneliti ekspedisi Laut Natuna diberangkatkan dengan kapal riset Baruna Jaya VIII sejak kemarin hingga 16 November. Selanjutnya, menyusul ekspedisi Perairan Kalimantan Selatan yang akan berangkat 19 November dan berlangsung hingga 1 Desember 2010. Dirjen Pendidikan Tinggi Djoko Santoso mengemukakan pentingnya potensi laut Indonesia. ‘’Mari kita mengubah pola
Ekspedisi ini untuk menumbuhkan kecintaan laut bagi rakyat kita.” pikir, bahwa laut merupakan andalan kita sebagai bangsa. Melalui ekspedisi ini, kita akan lebih memahami potensi yang tersimpan di dalam laut kita,’’ kata Djoko. Tidak hanya itu, Djoko juga berharap dari kerja sama Ditjen Pendidikan Tinggi dan LIPI yang melibatkan para ahli dari perguruan tinggi negeri dan swasta itu mampu memunculkan disiplin baru ilmu bidang kelautan. (Bay/H-3)
SEKILAS Santunan Rp100 Juta untuk Wawan SIMPATI terhadap almarhum Yuniawan Wahyu Nugroho (Wawan), wartawan Vivanews.com yang gugur saat bertugas meliput letusan Gunung Merapi, terus mengalir. Di antaranya simpati itu datang dari PT Tempo Scan Pasific (Tempo Scan). Perusahaan farmasi ini memberikan bantuan Rp100 juta berupa beasiswa bagi kedua anak almarhum Wawan. ‘’Bantuan ini tentu tidak bisa menghapus kepedihan keluarga. Namun, dengan kerendahan hati saya harap bantuan ini dapat dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya,’’ ujar Presiden Direktur PT Tempo Scan Pacific Handojo Muljadi saat menyerahkan bantuan secara simbolis kepada istri almarhum, Endah Saptaningsih, di Jakarta, kemarin. Menurut Handojo, bantuan itu layak diberikan kepada keluarga jurnalis karena jurnalis adalah profesi mulia yang berperan dalam proses pembangunan bangsa dan masyarakat. (Tlc/H-3)
Konser Paduan Suara Alumni UI LULUS menyandang gelar sarjana tidak berarti berhenti berkarya bagi almamater. Setidaknya itu yang ditunjukkan Paduan Suara Alumni Universitas Indonesia (PSAUI) saat menggelar konser Cinta Negeri II dalam rangka Hari Sumpah Pemuda, di Auditorium PLN, Jakarta, akhir pekan lalu. Sekitar 500 undangan yang hadir terlihat khidmat menikmati 16 lagu yang dibawakan dengan penuh perasaan oleh mantan aktivis paduan suara yang mereka lakoni puluhan tahun silam. Mulai dari lagu nasional hingga lagu-lagu daerah. ‘’Suara emas PSAUI ini akan direkam dalam sebuah CD yang telah dikopi sebanyak 20 ribu keping dan dibagikan kepada generasi muda, khususnya siswa sekolah dasar di 33 provinsi secara cuma-cuma,’’ kata Lucy Pandjaitan, ketua konser dan Wakil Ketua PSAUI. (*/H-3)