PENGUATAN PENDIDIKAN AKHLAKUL KARIMAH. DALAM SISTEM
PENDIDIKAN NASIONAL. 1. Puji syukur kami panjatkan kepada Allah Swt, atas
berkatĀ ...
BUTIR-BUTIR SAMBUTAN MENTERI AGAMA: PENGUATAN PENDIDIKAN AKHLAKUL KARIMAH DALAM SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL 1. Puji syukur kami panjatkan kepada Allah Swt, atas berkat rahmat dan hidayahNya kita dapat menghadiri halaqah nasional bersama para ulama, pengasuh pondok pesantren, dan tokoh-tokoh pendidikan. Halaqah nasional ini memiliki arti penting bagi kita semua dalam rangka memperingati hari Pendidikan Nasional pada tanggal 2 mei yang lalu, dan dalam rangka menyambut peringatan hari Kebangkitan Nasional yang jatuh pada tanggal 20 mei besok. Moment ini mari kita manfaatkan untuk melakukan refleksi dan proyeksi. Refleksi terhadap apa yang telah kita lakukan selama ini untuk menetapkan proyeksi menuju masa depan bangsa yang maju dan bermartabat yang ditopang dengan Sistem Pendidikan Nasional yang kuat berbasis akhlakul karimah. 2. Fungsi dan tujuan Pendidikan Nasional sebagaimana tertuang dalam UndangUndang Sisdiknas adalah mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang maha esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. 3. Dalam setiap moment peringatan hari Pendidikan Nasional kita selalu diajak untuk melakukan evaluasi, sudah sejauh mana kemajuan pendidikan di negeri ini. Evaluasi untuk peningkatan kualitas pendidikan semakin penting, sebab melalui pendidikan, harkat, martabat dan masa depan bangsa dipertaruhkan. Terlebih situasi global diakui menuntut peningkatan kualitas pendidikan, sehingga negeri dan bangsa ini tidak jadi penonton dan tertinggal jauh dari negara lain. 4. Pendidikan berpengaruh membentuk pola pikir seseorang. Karena itu tak berlebihan kiranya apabila dikatakan, untuk membuat suatu perubahan besar di negeri ini, maka harus dimulai dengan memperbaiki sistem pendidikan. Karena pendidikan berperan sangat penting dalam mencetak generasi-generasi visioner. Munculnya semangat kebangkitan nasional 100 tahun yang lalu adalah hasil gagasan para intelegensia yang sadar akan arti penting pendidikan. Pendidikan memiliki peranan sangat penting dalam membentuk moral dan karakter membangun (character building) anak bangsa. Pendidikan di sini berarti tidak hanya tertumpu pada teknologi dan ilmu pengetahuan semata-mata, tapi harus tercakup luas termasuk pendidikan agama, moral dan disiplin.
5. Pendidikan moral dan agama semakin penting mengingat dampak globalisasi yang berandil besar terhadap dekadensi moral yang melanda hampir di seluruh belahan dunia sudah sangat mengkhawatirkan. Saat ini kita berada di tengah pusaran hegemoni media. Revolusi iptek tidak hanya mampu menghadirkan sejumlah kemudahan dan kenyamanan hidup bagi manusia modern, melainkan juga mengundang serentetan permasalahan. Teknologi multimedia misalnya, yang berubah begitu cepat sehingga mampu membuat informasi cepat didapat, kaya isi, tak terbatas ragamnya, serta lebih mudah dan enak untuk dinikmati. Namun, di balik semua itu, sangat potensial untuk mengubah cara hidup seseorang, bahkan dengan mudah dapat merambah ke bilik-bilik keluarga yang semula sarat dengan norma susila. 6. Dampak negative globalisasi itu tidak dapat dibendung, kecuali dengan ajaran agama dan pendidikan moral yang tinggi oleh masing-masing individu. Oleh karena itu kebutuhan pendidikan agama dan moral itu sudah saatnya lebih gencar diberikan tidak saja saat mereka menimba ilmu di bangku sekolah, tapi juga diberbagai tingkatan dan kesempatan. Sehingga pelajaran agama dan moral anak didik khususnya dan masyarakat umumnya dapat lebih terjaga agar terhindar dari serangan budaya yang tidak sesuai dengan norma-norma agama dan moral bangsa Indonesia. Pendidikan agama dan moral, hendaknya tidak sekedar hanya sambil lalu dan sebagai pelajaran pelengkap semata. Melihat arti penting pendidikan akhlakul karimah ini Ki Hadjar Dewantara, tokoh pendidikan kita, mengatakan, "pendidikan tidak hanya mementingkan dimensi pemberdayaan intelektual, tetapi juga dimensi hati dan budi (moral) untuk membentuk manusia Indonesia yang utuh." 7. Disinilah arti penting pendidikan akhlakul karimah, karena dengan otoritas yang ada pada akhlakul karimah, seorang muslim akan berpegang kuat pada komitmen nilai. Komitmen nilai inilah yang dijadikan modal dasar pengembangan akhlak, sedangkan fondasi utama sejumlah komitmen nilai adalah akidah yang kokoh. Akhlak pada hakekatnya merupakan manifestasi akidah karena akidah yang kokoh berkorelasi positif dengan akhlakul karimah. Pendidikan akhlak menempati posisi kunci dalam kehidupan umat manusia, sehingga substansi dari misi Rasulullah itu sendiri adalah untuk menyempurnakan akhlak seluruh umat manusia, innama buitstu liutammima makarimal akhlaq. 8. Di dunia Barat sendiri saat ini sudah menyadari betapa ilmu pengetahuan tanpa agama dan moral menjadi tidak berarti. Para teknorat sudah sadar bahwa betapa pun sebuah kemajuan, bakal menjadi perusak manakala tidak dibekali dengan pertimbangan moral dan agama. Nilai suatu bangsa sangat tergantung dari kualitas akhlak-nya, seperti dikemukakan penyair mesir Syauki Bik "suatu bangsa sangat ditentukan kualitas akhlak-nya, jika akhlak sudah rusak hancurlah bangsa tersebut." 9. Dalam kontkes penguatan akhlak bangsa ini pondok pesantren memiliki andil tersendiri. Peran tafaqquh fiddin yang dikedepankan oleh pendidikan pesantren
menempatkannya sebagai garda terdepan penjaga moralitas bangsa. Hal ini menjadi peluang sekaligus tantangan bagi kalangan pesantren. Isu pendidikan akhlak dan budi pekerti memperkuat andil dan peran pondok pesantren dalam pembangunan karakter bangsa. Transformasi nilai-nilai pesantren yang berpijak pada jiwa keikhlasan, kemandirian, kesederhanaan dan ukhuwwah terbukti memberikan andil dalam pembentukan karakter bangsa. Kini, pesantren telah masuk sebagai bagian dari Sistem Pendidikan Nasional. Oleh karenanya pesantren hendaknya lebih mampu memberikan warna terhadap pendidikan nasional yang maju, kuat, berwibawa dan berbasis akhlakul karimah. 10. Melalui Halaqah ini saya berharap diperoleh ide-ide dan gagasan penting yang dapat ditindaklanjuti untuk memperkuat komitmen terwujudnya sistem pendidikan nasional yang maju, berwibawa dan berbasis akhlakul karimah. Malang, 17 Mei 2009 Menteri Agama RI ttd Muhammad M. Basyuni