Cerita di Balik Mata Kuliah Vektor Penyakit dan Kesehatan

129 downloads 200 Views 3MB Size Report
Cerita ini bukan merupakan fiktif belaka, tapi benar-benar terjadi. Cerita ini ... kebetulan sekali di Departemen Kesehatan Lingkungan ada beberapa mata kuliah.
Cerita di Balik Mata Kuliah Vektor Penyakit dan Kesehatan

Oleh Noviaji Joko Priono

Cerita ini bukan merupakan fiktif belaka, tapi benar-benar terjadi. Cerita ini diambil pada saat Praktikum Mata Kuliah Vektor Penyakit dan Kesehatan di Desa Kertajaya Kecamatan Simpenenan Kabupaten Sukabumi Provinsi Jawa Barat pada tanggal 9-10 Juni 2012

Amanah Setelah Amanah ~Noviaji Joko Priono~ …Belum lagi kekecewaan saat mengambil obat di P2PL subdit Malaria. Padahal pagi hari bersama si Muhyi sudah berangkat menuju tempat yang dimaksudkan namun ternyata kami salah tempat. Ya, iyalah salah tempat seharusnya ke kantor P2PL dan kami malah Kemenkes…

Jenuh sekali, ya jenuh sekali dengan keadaan kampus ataupun suasana perkotaan yang begitu ramai dan sumpek dengan segala kehidupan yang dirasakan sebagai mahasiswa di kampus perjuangan. Ujian akhir semester (UAS) yang entah akan kapan selesai pada semester 4 ini. Maklum saja Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI) dikenal sebagai fakultas yang ketika masuk kuliah barengan dengan fakultas lain di UI tapi selesainya paling terakhir. Belum lagi tumpukan amanah dari sejumlah organisasi dan kepanitian yang ada di FKM UI. Di antara keadaan yang sedemikian parahnya sudah sepantasnya ada kegiatan yang dapat menghilangkan segala kepenatan yang ada. Baiklah, sekarang sudah saatnya melepaskan kepenatan itu dengan berkunjungan ke sebuah tempat yang dapat menghilangkan ke penatan itu. Dan kebetulan sekali di Departemen Kesehatan Lingkungan ada beberapa mata kuliah yang memberikan peluang untuk mendapatkan hal itu.

Untuk tahun 2012 ini

kebetulan sekali mahasiswa Kesehatan Lingkungan 2012 diwajibkan untuk mengambil mata kuliah Vektor Penyakit dan Kesehatan. Nah, di mata kuliah ini untuk UAS nya berupa Praktikum terkait melakukan identifikasi nyamuk dan lain sebagainya. *** Singkat cerita dimulailah perjalanan cerita mata kuliah vektor penyakit dan kesehatan hingga ke Desa Kertajaya Kecamatan Simpenan Kabupaten Sukabumi Provinsi Jawa Barat. Oh iya, Dosen mata kuliah Vektor Penyakit dan Kesehatan adalah Bu Dewi Susana dan Bu Ema. Sementara ketua kelas/ PJ Kelas adalah Nia Ratna Sari dan untuk penanggung jawab pelaksanaan praktikum di amanahkan kepada saya ( Noviaji Joko Priono). Padahal sebenarnya “gak mau” dapat amanah ini karena kebetulan sedang ada amanah lain juga. Namun pada akhirnya amanah untuk mengurusi praktikum ini saya ambil juga walaupun jujur baru ke pegang banget di H7 keberangkatan. Baiklah cerita ini di awali dari pembagian tugas. Nia dan Afni lebih fokus mengurus masalah konsumsi dan penginapan.

Dalam hal ini mereka sering

berkomunikasi dengan bu Ade (Kepala Puskesmas Simpenan). Kemudian Syarif

lebih fokus dalam hal transportasi dan saya sendiri lebih fokus dalam persiapan alat lab, kelompok dan teknis pelaksanaan disana.

DOK Pribadi. Ini bawang baraan saya. Jangan heran ada koper, karena didalanya juga banyak terdapat alat-alat untuk Praktikum

Tentunya dalam pelaksanaanya begitu banyak hambatannya. Misalnya saja untuk masalah bus yang mengalami berbagai masalah terkait dengan menggunakkan Ac atau Tidak, jumlah kursi yang 60 atau yang 37 atau naik yang MGI dll. Kemudian belum lagi bagaimana masalah transportasi ketika berada di des asana, apakah aka nada angkot dan bagiamana mobilisasinya. Selain itu, Nia juga masih berkutat terkait menyewa sebuah rumah atau di hotel. Untuk rumah memang lebih murah namun hanya ada dua kamar mandi saja. Ya, bisa dibayangkan saja ketika pada jam-jam yang biasanya manusia mengeluarkan segala isi perutnya. Biasanya sih berada pada jam-jam yang sama kan. Kemudian sulitnya komunikasi dengan Bu Dewi karena kebetulan Bu Dewi sedang berada di luar negeri. Beberapa pekan sebelumnya sudah sempat menanykan

terkait praktikum kepada Pak Apit, Pak Nasir dan juga Bu Ema. H-7 mulai terasa kesibukan untuk mengurusi hal itu. (benarkan Nia!) Bahkan saat UAS pencemaran udara saya pun belum sempat mempelajari buku yang Ibu Ani minta untuk dipelajari sebagai bahan UAS.

Ya, ketika itu

bersama Syarif, Afni dan Nia mengadakan pertemuan mendadak mengenai persiapan ke Sukabumi di Departemen KL.

Akhirnya, setelah berdiskusi waktu uas

pencemaran udara sudah tiba dan kami masih di departemen KL. Entahlah apa yang terjadi dengan UAS kami nantinya? (Pasrah se pasrah pasrahnya). Kemudian kami izin duluan untuk mengikuti UAS Pencemaran Udara dan Kesehatan. Belum lagi kekecewaan saat mengambil obat di P2PL subdit Malaria. Padahal pagi hari bersama si Muhyi sudah berangkat menuju tempat yang dimaksudkan namun ternyata kami salah tempat. Ya, iyalah salah tempat seharusnya ke kantor P2PL dan kami malah Kemenkes. Alhamdulillah, kami sudah sampai di tempat yang dimaksud dan sempat foto-foto. Setelah melakukan pembicaraan dengan orang yang dimaksud ternyata kami pulang tanpa membawa obat yang sebenarnya kami harapkan. Kemudian kami pun pulang kembali ke Depok di iringi dengan guyuran hujan. Sempat berteduh untuk makan bubur ketan hitam kemudian pulang. Sedikit lega pakaian tidak basah, namun ketika berada di dekat Lenteng Agung “Brussss” semprotan air membasahi bagian sebelah kanan kami. Lanjut lagi ketika masuk ke dalam kampus UI, Bikun melengkapi basahnya pakaian kami.

***

H-2 keberangkatan akhirnya diputuskanlah bahwa uang yang dibebankan kepada mahasiswa adalah uang konsumsi saja dan biaya lain-lain (Rp 100.000), harga bus akhirnya bisa jadi Rp 4.300.000 (stay 2 hari), penginapan yang digunakan adalah rumah (2 lantai dgn 6 kamar, 2 ruang besar dan 2 kamar mandi). Bisa kebayang tidak masalah 2 kamar itu. Hahaha yasudah lah. Briefieng dilaksanakan pada Kamis, 7 Juni 2012 di LAB KL dan membahas berbagai hal terkait praktikum, pembagian

kelompok dll. Selain itu, persiapan alat-alat lab yang akan dibawa sudah dikemas tinggal angkut saja. Benar-benar melelahkan perjalanan ini.

H-1 alat-alat lab sudah dimasukkan kedalam Departemen KL, jadi besok pagi tinggal ambil saja. Malamnya atas bantuannya Mas Zani (President of Environmental Health) akhirnya membeli minuman gelas di indomaret sebanyak 7 dus (@48 buah) serta pocari sweat yang 2 liter. Mushala Ikhwan FKM UI pun menjadi tempat tidur tim laki-laki. Aziz menyusul pada malamnya jam 11, Muhyi dan Dwi menyusul jam 1 nya.

DOK Pribadi. Ini ada 7 dus aqua yang sudah di beli malamnya. (makasih mas Zani atas tumpangan motornya)

Jam 3 kami sudah mulai mengangkat barang-barang ke Lobi A FKM UI. Saya mulai sms teman-teman untuk bangun dan juga menghubungi satpam untuk membuakan pintu Departemen KL. Jam 3.30 WIB mulai ada yang berdatangan, ada

Octa, Mala dst. Semakin dekat jam 4 mulai banyak yang datang. Berusaha menelpon satu-satu tapi pulsa sisa Rp1056. Akhirnya beli pulsa dengan Abe, dan siap meneror teman-teman semua. Telpon Nia sang PJ Kelas, Afni sang PJ Materi, ketua-ketua kelompok dan semua yang bisa di telepon. Dan semua pada bilang “Ok, OTW”. Hahaha. Entah OTW mandi atau apa? Wkwkwkwk Kemudian menghubungi Dosen dan ternyata Pak Dodo sang Jendral lapangan tidak datang. Bu Dewi , Pak Tusin, dst pun datang. Kemudian kami shalat shubuh terlebih dahulu. Tepat jam 5 WIB kami pun berangkat. Bismillah…

Bukan Macet Biasa ~Noviaji Joko Priono~ ….Karena pake Styrofoam sih, jadi saya dengan cepat makan di tempat bubur ayam itu dengan mangkok yang ibu penjualnya punya. Insya Allah bersih lah ya mangkoknya. Hahaha belum selesai menyajikan yang di Styrofoam, saya pun sudah selesai makan bubur ayamnya. Begitu cepat, dan tanpa macet. Seandainya bus ini layaknya saya makan….

Perjalanan menuju Sukabumi sungguh mengasyikan. Apalagi bersama rekanrekan KL 2010 pada umumnya. Inilah saatnya Tim Building yang dinantikan. Saat dimana kekompakan dan kebersamaan dibangun. Setelah shalat shubuh suasana masih cukup sepi didalam bus. Ya, karena pada ngantuk kayaknya bangun pagi-pagi terus harus ke kampus. Mungkin bisa ditebak yang mandi siapa saja, dan mayoritas hanya gosok gigi saja, iya kalau sempat. (lirik cowok-cowoknya) hahaha Nah, ketika matahari mulai naik mulailah kecerian-kecerian datang. Bahkan melalui twitternya Astrid Citra Padmita menuliskan ada radio berjalan (red: nunjuk muka Joko). Mulailah kehebohan-kehebohan didalam bus terjadi. Di tambah lagi yang duduk di belakang saya itu adalah Mba Owlie. “Jok mau buang air kecil” kata Jojo “Wah, tunggu POM Bensin selanjutnya” jawabku

Dan wah ternyata Jojo sudah tidak tahan lagi. Alhasil saya pun menemani Jojo turun untuk mencarikan rumah warga sebagai tempat menumpang buang air kecil.

Sambil menunggu Jojo sempat melihat dari pinggiran jalan kemacaetan

menuju Sukabumi dan bus kami berada dalam kemacetan itu. Wah, gila banget pokoknya, macetnya luar biasa banget. Bahkan seandainya saya jalan kaki jauh lebih cepat sampai ke ujung jalannya daripada bus ini. Untuk menempuh waktu 10 meter mungkin perlu waktu 10 menitan lebih.

Wah, saya kelaparan benar tuh. Malamnya sudah gak makan soalnya. Isti pun mengeluarkan wafernya.

Baiklah tanpa basa basi, sikaaaaaaaaaaaaatttt…

Kebetulan saya hanya punya persedian pocari sweat 2 liter. Bahkan parahnya, temanteman mengatakan itu bukan pocari sweat tapi “air sabun”. Siaaalll…

Wah, ternyata perkiraan kami sampai di Sukabumi sudah terpatahkan. Sudah melewati jam 10 WIB bahkan. Entah jam berapa kami akan sampai di Sukabumi, belum lagi ke Desa Simpenannya. #tuing Lagi, semua pada kebelet ingin buang air

kecil dan lain sebagainya. Kali ini kami berhenti di sebuah POM Bensin. Hampir semuanya turun untuk buang air, ada juga yang beli makanan. Saya pun tak kalah ketinggalan.

Pada kesempatan itu saya makan bubur ayam saja. Yang beda, teman-teman dibungkus tapi saya tidak mau dibungkus. Karena pake Styrofoam sih, jadi saya dengan cepat makan di tempat bubur ayam itu dengan mangkok yang ibu penjualnya punya. Insya Allah bersih lah ya mangkoknya. Hahaha belum selesai menyajikan yang di Styrofoam, saya pun sudah selesai makan bubur ayamnya. Begitu cepat, dan tanpa macet.

DOK Pribadi. Lagi makan bubur ayam di salah satu tempat pemberhentian. Hanya saya yang pakai mangkok , yang lain di styroform DOK Pribadi. Seorang ibu sedang menyiapkan Bubur ayam untk teman-teman saya

Dok Pribadi. Ema, Sasa, Jojo, Heny , Nia dan Pak Nasir sedang menunggu bubur ayam

Jalan mulai rusak, bahkan ada salah satu angkot yang kebetulan mengalami kerusakan bagian ban kiri yang belakang dan menghalangi bus kami yang akan lewat. Tapi yang luar biasanya, angkot tersebut dipaksa oleh sang sopirnya untuk menyingkit ke samping dikarenakan ada bus kami yang akan lewat. Sunggu luar biasa apa yang dilakukan oleh sang Sopir angkot, padahal kondisi angkotnya masih rusak tapi rela untuk membagi jalannya kepada kami.

DOK Pribadi. Salah satu angkot yang rela dikendarai untuk memberikan jalan kepada bus kami Padahal kondisi ban angkot salah satunya belum terpasang

Berburu Jentik Nyamuk ~Noviaji Joko Priono~ …Wah, isti sudah ketar-ketir pokoknya. Tapi berusaha untuk santai. Alhasil, anjingnya lewat kesamping kanan isti dan menyusulnya. Sekarang giliran Azkiya Zulfa yang dibuntut oleh sang anjing. Wah, si Izul malah lari dan hasilnya “Cemplung” masuk deh kesawah …

Alhamdulillah Setelah melewati kemacetan yang begitu panjang, kami pun sampai di Sukabumi. Rupanya untuk masuk kedalam desa Simpenan,kami harus menggunakan angkot. Angkot pun sudah di sediakan oleh pihak puskesmas sebanyak 5 angkot. Sebelum masuk ke angkot, teman-teman pada meluapkan hasratnya untuk buang air dan penuhlah tuh wc dan panjangnya antrian. Angkot pun siap menuju tempat penginapan kami. Jalan yang dilalui cukup rusak dan memang sangat sulit untuk dilewati oleh bus yang kami naiki pada awalnya. Berselang beberapa menit akhirnya kami disambut oleh pemandangan yang sangat luar biasa, yaitu pantai yang berada tepat di sebalah kanan kami.

Dan

hebohnya lagi, penginapan kami berada di dekat pantai tersebut. Rumah dengan dua lantai dan didalamnya terdapat 6 kamar tidur pun menerima kedatangan kami. Dinding kayu yang khas, seolah-olah memberikan kekhasan kepada kami. Belum lagi suara ombak yang menghempas ke laut dan desiran angin yang berhembus. Wahh.. sungguh luar biasa. *** Agenda hari pertama adalah makan-makan. Ya setelah datang kami pun ada yang shalat dahulu, ada pula yang makan terlebih dahulu. Akhirnya setelah itu semua beres kami dapat melaksanakan segala instruksi selanjutnya. Agenda hari pertama ada pembekalan yang diberikan oleh Pak Toto terkait dengan penangkapan jentik. Setelah itu kami melakukan uji salah satu tempat, yaitu kolam renang yang cukup kotor berada di wilayah tersebut.

Dok Pribadi. Ini saat makan dimana kami baru datang

Haha, rupanya teman-teman juga masih bingung walaupun sudah dijelaskan. Heran juga saya. Bagaimana bingung, data kasus yang kami minta tidak ada bukan? Belum lagi ditambah pendamping yang entah kemana. Bahkan saya dan Nia ketika hendak praktikum wawancara dan cari jentik harus mengurusi masalah lain yang padahal bisa di selesaikan di akhir praktikum. Sial….

DOK Pribadi. Terlihat Nia dan Bu Ade sedang bertransaksi masalah pembayaran konsumsi di sebuah saung yang berada di pinggi pantai

Akhirnya, saya pun sangat-sangat tidak jelas dalam praktikum ini. Bahkan, ketika itu saya terpelas dengan rekan satu kelompok saya. Jadi anak hilang pada intinya saya. Sial juga… Dikarenakan begitu banyak kebingungan akhirnya kami hanya dapat melakukan wawancara dengan warga sebanyak total rata-rata per kelompok adalah 2 kepala keluarga.

DOK Pribadi. Terlihat tim Dwi dkk tengah berburu jentik di Sawah di temanin Mas Nadir, salah satu staf karyawan KL

Pada saat itu juga kami mencoba untuk mewancarai warga sekitar terkait dengan malaria.

Kurang lebih setiap kelompok mewancari dua warga pada

kesempatan sore itu. Selain itu, ada tim yang mengecek terkait dengan lingkungan yang ada di sekitar rumah narasumber tersebut.

DOK Pribadi. Nur Atika dkk sedang mengecek lingkungan sekitar rumah warga yang di duga dapat menjadi tempat jentik nyamuk bersarang

Selain itu, yang tidak kalah lagi adalah perjalanan sore di sawah mencari jentik. Ingat banget ketika itu Isti dikejar sama anjing. Bukan di kejar sebenarnya tapi di ikuti oleh anjing. Kalau menurut pendamping kami sih, anjingnya juga mau

pulang dan kebetulan saja jalannya lewat sana. Wah, isti sudah ketar-ketir pokoknya. Tapi berusaha untuk santai.

Alhasil, anjingnya lewat kesamping kanan isti dan

menyusulnya. Sekarang giliran Azkiya Zulfa yang dibuntut oleh sang anjing. Wah, si Izul malah lari dan hasilnya “Cemplung”

masuk deh kesawah.

Salah satu

sandalnya bahkan tidak bisa ditarik. Hahaha. Lucu sih… seruuuu Kemudian saya lari duluan ke tempat penginapan, karena kebetulan yang membawa kunci penginapan saya. Wah, beberapa teman sudah tiba di penginapan ternyata. Alhamdulillah, akhirnya tugas sore sudah selesai dilaksanakan. Akhir perjalanan sore itu adalah makan malam. Hehehe

DOK Pribadi. Sempat narsis bersama Dwi saat perjalanan pulang menuju penginapan

Nyamuk, gigitlah Aku! ~Noviaji Joko Priono~ …Selamat kepada kak Sugi yang berhasil menjadi mahasiswa berprestasi yang sukses menangkap nyamuk. Hahaha kata Fitra. Apalagi si Dwi, semuanya di sedot pakai aspirator. Jago banget deh dwi, dapat banyak….

Setelah bersistirahat sejak (red:makan malam), acara selanjtunya adalah menangkap nyamuk. Hayo, gak kebayangkan menangkap nyamuk gimana caranya? Baiklah, pada awalnya jam 20.00 WIB kami melakukan briefing singkat terlebih oleh

Pak Toto dari dinas kesehatan Sukabumi. Pak Toto dan gengnya memberikan contoh bagaimana teknis menangkap nyamuk nantinya. Oke.. siapkan senter, aspirator untuk menangkap nyamuk dan tentunya tumbal. Tumbalnya ya kita-kita ini khususnya yang pria. Setelah diberikan contoh mengenai teknik penangkapan nyamuk, sekarang saatnya kami beraksi. Saya pun mendapatkan tempat diluar rumah. Ya, saya dan teman kelompok memilih tempat di dekat semak belukar yang memang ada tempat duduknya (paying-payungan) dan suasana lebih romantasi ditemani oleh lilin serta lampu senter. Sambil nunggu datang nyamuk, kami pun sedikit ngobrol alias gossip tentang keluarga #KL2010. Oh iya, yang bersama saya saat itu Ayu Lubis dan Indah.

DOK Jeaneria. Aziz yang menjadi tumbal dan Heny yang Cuma nyenterin kaki Aziz. So cuitttt banget…..

Akhirnya, setelah penantian panjang satu nyamuk berhasil kami tangkap. Dan selamat kepada Ayu yang sukses melakukan aksinya. Tempat pertama berada di kaki kanan saya. Kalau tidak salah kelompok lain belum ada yang heboh dapat nyamuk.

Berselang beberapa menit kemudian akhirnya ada lagi nyamuk yang hinggap di kaki saya. Kaki saya menjadi tempat favorit nyamuk karena harum kayaknya. Oke, sekarang giliran Indah dan ternyata Indah gagal. #sial gagal satu kali membuat Indah males melakukannya lagi. Dan akhirnya adalagi yang hinggap dan kali ini Ayu berhasil menuntaskan misinya.

Yesss, waktu habis dan kami mendapatkan dua

nyamuk.

***

Oke , tempat selanjutnya adalah kandang. Sempat sebel karena pendamping tak ada yang mendampingi dan kami benar-benar hebos sendiri. Next, ada deh pendamping yang menemani ke kandang kambing.. Itu juga kalo tidak kita cari dahulu pendampingnya dan dipaksa-paksa. #heran

Busyet, di kandang dapat banyak berooo.. Selamat kepada kak Sugi yang berhasil menjadi mahasiswa berprestasi yang sukses menangkap nyamuk. Hahaha kata Fitra. Apalagi si Dwi, semuanya di sedot pakai aspirator. Jago banget deh dwi, dapat banyak.

Oh iya, ada cerita lucu juga waktu Dwi jadi tumbal. Dia diminta tidur-tiduran saja, eh malah tidur beneran si dianya. #dengkur pula. Kalo Fitra keren lagi, ada nyamuk yang hinggap di bibirnya, untung saja gak di tai lalatnya. Hahaha. Pada intinya malam hari itu, proses penangkapan nyamuk hingga jam 11 malam.

DOK Jeaneria Terlihat Dwi yang dijadikan tumbal tertidur pulas akibat di gigit dua nyamuk kerudung cokelat dan putih #hloh… parah nih Dwi $%^$%$&##@## #dengkur

Bukan Sekedar Obrolan Malam ~Noviaji Joko Priono~

…Ketika mulai menghidupkan, eh lampu mulai menjadi remang-remang. Tapi saya tetap kekeh untuk memanaskan air. Beberapa menit kemudian “Waaaaaaaaaaa” lampu pun mati. Bahkan bukan hanya ditempat penginapan kami, tapi juga satu kampong..

Udara malam ditempat itu tak begitu dingin.

Tapi bunyinya cukup

menakutkan dengan hempasan ombak yang begitu besar menghantam bebatuan hitam yang berada di pinggiran. Padahal tempat penginapan kami tak kurang dari 100

meter jaraknya dari bibir pantai tersebut. Namun, kebersamaan pada malam itu sungguh mengasyikan. Suasana di cairakan oleh Dwi yang mencoba menghibur dengan nyanyian-nyanyiannya. Pada awalnya saya ak berniat bergabung namun pada akhirnya, suara Dwi dan kawan-kawan mengajak saya untuk bergabung. Sedikit kehebohan yang saya buat di jam 12 an pada saat itu adalah, saya sukses membuat satu kampong mati lampu gara-gara menghidupkan heater. Malam itu saya lagi pengen membuat energen yang di beli Dwi waktu di Depok. Ketika mulai menghidupkan, eh lampu mulai menjadi remang-remang. Tapi saya tetap kekeh untuk memanaskan air. Beberapa menit kemudian “Waaaaaaaaaaa” lampu pun mati. Bahkan bukan hanya ditempat penginapan kami, tapi juga satu kampong. Astaga, aku sudah membuat satu kampong listriknya padam. Oke, saya batalkan niat untuk memanaskan air. Eh ternyata di teras ada termos air yang lumayan bisa membuat 3 gelas energen untuk saya, Dwi dan Fitra. Sudah selesai bercerita, nyanyi-nyanyi gak jelas kemudian menonton video si Ftra waktu SMA. Setelah itu, si Dwi dan Fitra mulai terlihat ngantuk dan mereka pun masuk ke kamar yang cowok bergabung dengan cowok yang lain. Aha, masih bertahan di teras saat itu adalah Saya, Nia, Ayu, Putih, Uci, Izul, Sasa dll. Tak lama kemudian para cewek pun terlihat mengantuk dan memutuskan untuk pergi ke atas dan tidur. Tapi ternyata pintu atas sudah di kunci oleh teman cewek lain yang ternyata mereka pun sudah tidur. Alhasil si cewek tadi pun tidur di ruang tamu bawah. Kasihan banget mereka, tidur tanpa alas. T.T. Ayu, dan Afi kalau tidak salah membawa alas tidur dan sisanya kasihan banget deh. Hahaha Ya udah saya berikan sarung ke mereka. (khawatir bau saja sarung saya) hehe. Jendela kemudian kami tutup, pintu kami tutup dan saya di minta untuk menjaga pintu kamar cowok agar tidak ada yang keluar dari kamar. Kalau ada yang keluar kamar segera bangunkan mereka dengan cara misscalllll.. Saya pun tidur dibalik pintu untuk melaksanakan amanah. Tapi sayang, saya kecolongan Mas Yasin ketika jam 4 mas Yasin sudah keburu keluar kamar dan saya baru tahu ketika beliau masuk kamar lagi. Ketika Aziz ingin keluar, langsung deh saya bangungkan Nia dkk. Waduh,, geger pokoknya dan

mereka pun pada bangun. Maafkan saya ya, kurang amanah. Saya yakin tidur mereka tidak tenang sekali.

Ini Baru Namanya Keluarga ~Noviaji Joko Priono~ ….Cowoknya beradul lari, jungkir balik, menerjang ombak. Bahkan, sampai ada yang bokongnya sakit. Hahaha (red:Dwi). Ada juga yang sudah mandi dan akhirnya mandi lagi disana karena waktu berfoto eh tiba-tiba datang ombak….

Pagi hari ditengah kantuk, apalagi saya yang cuma tidur dari jam 3-4 saja wah tentu saja mengharapkan ada suasana baru yang menyenangkan. Alhamdulillah dekat banget dengan pantai, akhirnya kami pun memutuskan untuk ke Pantai.

Pada

awalnya hanya sedikit saja yang bergabung untuk pergi ke pantai. Si Fitra akhirnya sudah berada di bebatuan besar yang dibawahnya ombak-ombak ingin sekali rasanya menarik-narik kami.

DOK Anonim. Aziz, Syarif, Dwi, Fitra dan Joko, ksatria KL calon pemimpin Indonesia. Walau belum mandi aura kerennya kerasa banget

Langkah pertama yang dilakukan adalah dengan berfoto. Saya pun kembali ke penginapan untuk mengambil bendera envihsa. Asyiiikk, akhirnya kami pun berfoto-foto. Di karenakan medan yang cukup terjal dan agak sulit untuk menyentuh air ataupun bersinggungan dengan pasir pantai.

DOK Astrid. Pasukan pertama yang menginjakkan kaki di pasir pantai. Anna, Octa, Ina, Adis, Abe dan Joko

Akhirnya saya mengajak mereka ke sebuah tempat yang berada di sebelah utara. Dimana disana lumayan ada pasir pantainya dan sangat menariklah tempatnya. Oke, lepas jaket dulu dan lepas celana. Uppssss,, masih ada baju dan celana, tenang saja. Teman-teman yang lain pun ikut bergabung. Wah, seru pokoknya. Keseruan itu bisa dilihat dari foto-foto kami.

Cowoknya beradul lari, jungkir balik, menerjang ombak. Bahkan, sampai ada yang bokongnya sakit. Hahaha (red:Dwi). Ada juga yang sudah mandi dan akhirnya mandi lagi disana karena waktu berfoto eh tiba-tiba datang ombak. Hahaha seru pokoknya. Bahkan tak banyak yang muncul skandal karena sedang foto bersama. Hahaha seruuuu.

DOK UCi. Terlihat saya sedang jungkir balik. Hahahaha.. parah ni anak-anak KL

DOK Uci. Wah…. Ksatria KL sedang menerjang OMBAK…. aseeekkkkk

Kegiatan foto pada hari itu diakhiri dengan mandi dan persiapan melakukan identifikasi hasil temuan kemarin (jentik dan nyamuk).

DOK Uci. Ini salah satu foto ketika melakukan identifikasi nyamuk

Bentuk Pengabdian Prof Made ~Noviaji Joko Priono~ ….Oke, kami sudah melewai kali, sawah, naik turun dan lain sebagainya. Wah, cukup jauh ternyata, dan kami belum menemukan tanda-tanda dimana rombongan kami yang sudah duluan tadi….

“Umur sudah seperempat abad juga masih saja tidak tahu” kata Prof Made

Saya rasa, ungkapan itu akan selalu di ingat oleh mahasiswa kesehatan lingkungan FKM UI. Sebuah kata yang kerap kali di ucapkan oleh Prof Made ketika banyak mahasiswa yang tidak mengerti atau tidak mengetahui tentang suatu hal. Nah, pada kesemptan ini juga setelah melakukan identifikasi kamu langsung packing dan siap-siap menuju tempat sebuah karya Prof Made sebagai bentuk pengabdian beliau kepada bangsa Indonesia. Kami akan melihat sebuah sistem perpipaan yang dibuat oleh Prof Made dan tim dalam membantu masalah sanitas di wilayah tersebut. Perjalanan yang cukup jauh ini kami tempuh dengan menggunakan angkot. Alhamdulilah sampai juga di depan tempatnya, tapi tempat yang sebenarnya masih jauh. Kemudian rombongan menuju in take yang dimaksud. Sebenarnya saya males ikut, tapi karena di paksa oleh si Fitra akhirnya saya pun ikut. Namun sayang kami tertinggal dengan rombongan karena saya lagi. Hahaha.. saya sibuk mencari paying si Uci yang hilang entah kemana. Kemudian kita mulai menyusul rombongan, namun lagi-lagi ditengah perjalanan kita foto domba dan lain-lain akhirnya tertinggal. Baiklah, penunjuk jalan kali ini adalah Pak Nasir seorang karyawan di KL yang pernah ketempat yang dimaksud tadi. Saya berada di paling depan rombongan kami. “Jalan terus saja” kata pak Nasir. Oke, kami sudah melewai kali, sawah, naik turun dan lain sebagainya. Wah, cukup jauh ternyata, dan kami belum menemukan tanda-tanda dimana rombongan kami yang sudah duluan tadi. Oya, dalam rombangan saya ada bu Dewi, Bu Ema, Pak Nasir, Fitra, Dwi, Nia, Candra, Ichan, Ema, Susi, dan saya. Entah berapa jarak yang kami tempuh, dan sinyal mulai menghilang. Oke sampai ditempat pertama dan ternyata teman-teman tidak ada. waduuuuhhhh capekkk..

Kami pun melanjutkan perjalanan lagi, dan

DOK Pribadi. Berjibaku melewati sawah. Huppp.. loncattt… hehehehe

Alhamdulillah, kami pun tiba ditempat selanjutnya dan ternyata teman-teman kami masih tidak ada. Ya sudah kami pun berfoto-foto dulu ditempat tersebut. Setelah puas dengan berfoto bersama, kami pun kembali ke tempat semula. Wah, baru turun sedikit dari lokasi sudah banyak sms yang masuk dan telpon dari teman. Hahahha kami ditunggu ternyata. Mereka pada bingung, ya iyalah kan Dosen ada dalam rombongan kami, Pj kelas (nia) dan saya sebagai teknisnya ada di suatu tempat yang jauh. Ahahah

DOK Pribadi. Berfoto bersama di in take terakhir yang sangat jauh. In take tepat berada di belakang posisi kami kurang lebih 10 meteran..

Kamipun meminta mereka untuk melanjutkan perjalanan dan menunggu di kediaman bu Ade (Kepala Puskesmas Simpenan). Di tempat bu Ade lah akhirnya kami berjumpa lagi. Setelah shalat dan makan siang, perjalanan pun dilanjutkan menuju bus dan langsung pulan ke Depok.

DOK Candra. Berfoto bersama tiga sahabat KL 2010 yang maco’-maco’. #aseek

Celana Fitra Bau Tahi ~Noviaji Joko Priono~ ….Dalam perjalanan pulang pun tak habis-habisnya cerita yang sebenarnya mengandung unsure kekompakan kami. Oh iya, masih bingung dengan celana fitra yang bau banget itu. Sudah di semprot denga parfum saya juga masih saja bau. Heheh. Akhirnya Fitra pun memutuskan untuk meminjam sarung saya….

Jam 14.00 WIB kami akhirnya kembali menuju Depok. Sebelumnya saya, Nia dan pak Nasir menghampiri Pak Toto dan Pak Willy. Sekedar memberikan kenangkenangan dan ucapan terima kasih kepada mereka dan segenap masyarakat disana yang sudah membantu kami dalam pelaksanaan praktikum kali ini.

DOK Pribadi. Pemberian kenang-kenangan kepada Pak Willy dan Pak Toto.

Setelah saya memimpin doa, bus pun siap berangkat…. Breeemmm.. Akhirnya kami pulang…. Tak ingin melepaskan kebersamaan ini sebenarnya tapi masih banyak kegiatan yang akan kami lakukan di Depok sana nantinya. Dalam perjalanan pulang pun tak habis-habisnya cerita yang sebenarnya mengandung unsure kekompakan kami. Oh iya, masih bingung dengan celana fitra yang bau banget itu. Kasihan si Kresna yang duduk di sebalahnya yang aduh kasihan deh pokoknya. Bahkan kursi yang kodratnya muat untuk dua orang jadi dipake empat orang untuk dempet-dempetin menjauh dari Fitra. Padahal sudah di semprot dengan parfum saya juga masih saja bau. Heheh. Akhirnya Fitra pun memutuskan untuk meminjam sarung saya. Waduh, rempong banget harus mengurus kakak yang satu itu. Mengambil sarung dalam koper, belum lagi mengurus celananya yang super bau tak sedap itu (red:kena tahi) hahaha. Sudah saya bungkus juga dengan plastik tapi masih saja bau. Belum lagi si Fitra, celananya malah diletakkan di atas (dekat tas) tempat kak Sugi duduk. Hahaha.. Rupanya masih kecium. Oke, akhirnya saya pun mengeluarkan sebuah plastic yang besar dan menggulungkan celana tadi kedalamnya. Kemudian saya masukkan kedalam koper. Insya Allah barang saya

yang didalam koper tidak tercemar kok karena saya sudah menggulung segulung gulungnya celana itu. Hehehe beres.. Jam 20.00 WIB dan kami masih belum sampai di Depok. Sudah mulaih keroncongan pula perut.

Ya untungnya sedikit menghibur karena kami Cuma

karakoen didalam bus. Hahaha seruuuu. Mau suara fals atau gimana yang penting rameee.. Perut ternyata cukup sulit untuk diajak kompromi ya. Setelah mencari tempat makan, akhirnya kami memutuskan untuk makan malam disana (lupa namanya). Kemudian semua masuk ketempat itu.

DOK Pribadi. Makan malam bersama di sebuah tempat pemberhentian

“Jok, ini dibayarin kan ya” kata teman-teman “Iya, tenang saja, dibayarin” jawabku “Ini terserah kan mau ambil apa saja” Tanya lagi

Sejenak mencari Nia, yang memegang uang. Tapi setelah dicari-cari juga tidak ketemu. Wah sedikit panic sementara teman-teman sudah pada ngambil makan dan meminum the tawar hangat. “ya sudah,ambil terserah kalian saja” jawabku

Kemudian Nia datang dan saya pun sedikit tenang.. Wah, makan malam yang cukup berkesan. Baru kali ini KL 2010 bisa makan bersama dimalam hari. Seruuuuu. Kemudian kami melanjutkan perjalanan pulan menuju Depok. Uyeeee….. akhirnya sampai kampus jam 23.50 WIB. Pasukan cewek sudah inging memutuskan tidur di kampus saja. Eh ternyata pada pulang.

Akhirnya kami pun pulang, dan pasukan cowok KL bersatu di kost Fitra. Alhamdulillah. Sungguh lelah sekali pokoknya. Sampai di kost Fitra, saya Cuma numpang taruh tas kemudian shalat dan tidur di kamar Binje. Si Syarif dan Aziz di kamar Yose sedangkan Dwi dikamar Fitra. Haha jadi bajak kamar teman yang lain. Bahkan saya sendirian saja dikamar Binje. “Sungguh rasanya kekompakan saat turlap ke Sukabumi sudah berhasil menggantikan segala kelelahan, kepenatan dan segala ke stress-an yang sedang saya alami beberapa pekan ini. Pada dasarnya mengurus kegiatan turlap ini juga sangatsangat membuat kaki di kepala dan kepala di kaki. Namun, ya Alhamdulillah pada akhirnya semua itu dibayar tuntas dengan kecerian yang terlihat di wajah temanteman semua saat turlap”

Ucapan Terima Kasih

Allah SWT, yang selalu melindungi kami mulai dari keberangkatan hingga pulang Orang Tua, kami yang mengijinkan kami untuk mengikuti Turlap ke Sukabumi Dosen KL (Bu Dewi dan Bu Ema) yang sudah memfasilitas kami Karyawan KL, (Pak Nasir, Pak Tusin, Pak Apif, Mas Nadir) yang sudah membantu pelaksanaan turlap Pak Dodo, yang sudah menyusun dan membantu masalah konsep pelaksanaan Turlap khususnya masalah alat-alat Lab Bu Ade, (Kepala Puskesmas) yang sudah membantu mencarikan penginapan, mengurus konsumsi, dan juga angkot Pak Toto dkk, yang sudah mau meluangkan waktunya untuk membantu kami dalam pelaksanaan turlap disana Mas Budi, yang sudah meminjamkan bukunya dan memberikan semangat kepada kami Mas Zani, yang sudah rela malam-malam sebelum berangkat mengantarkan bendera ENVIHSA dan pakai motornya pula mengangkut 7 dus Aqua Afni, yang sudah gesit menariki uang iuran kepada teman-teman semuanya Syarif, yang sudah jago banget mengurusi masalah transportasi (bus) untuk pergi kesana Aziz, yang sudah mau bantu bawakan koper saya yang super duper gede. Isinyakan untuk kita semua Ziz. Tapi ada barang-barang pribadi joko sih Ziz sebenarnya. hahaha Dwi, yang sudah menghebohkan dalam bus karena nyanyi-nyanyi yang sangat menghibur dan sudah mau berbagai cerita saat perjalanan berangkat. Sama mau bantu-bantu angkat-angkat barang.

Fitra, yang sudah mau bantu angkat-angkat peralatan lab dan mencairkan suasana praktikum. Selain itu sudah mau bersama-sama berbasah ria saat mengambil obat di P2PL Nia , PO FPP yang juga PJ Kelas Vektor Penyakit dan Kesehatan yang sudah mau meluangkan segala tenaganya dan materinya untuk persiapan turlap ini hingga pelaksanaan acara. Orang yang sibuk mengurusi konsumsi semuanya dan tentunya keuangan. Bahkan kalau dites untuk membuat laporan akan lebih jago membuat laporan keuangan daripada laporan praktikum. Segenap keluarga KL 2010, yang sudah bersama-sama melancarkan praktikum ini dan gak ribet diatur Segenap keluarga Non KL 2010, kak Sugi, Heny, Rendi dan teman-teman ekstensi yang sudah mau bergabung dengan kami dan mau bersama-sama berbaur dengan kami yang sedikit agak ribuuuuuttt.. hahaha

Noviaji Joko Priono, Mahasiswa Kesehatan Lingkungan 2010 BONUS FOTO