1. Jurusan Pendidikan Biologi. Ketua Jurusan : Deni Asballah, Cs S.PPd, M.PSi. 2. Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahrag
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Aktivitas olahraga adalah rutinitas yang harus dilakukan setiap hari sebagai bagian dari upaya menjaga kesehatan. Karena begitu pentingnya olahraga bagi kehidupan manusia, dalam dunia pendidikan olahraga dimasukkan menjadi mata pelajaran wajib yang harus diikuti oleh seluruh siswa. Tentunya dengan harapan agar siswa tetap memiliki waktu dalam seminggu untuk menggerakkan tubuhnya. Olahraga berasal dari bahasa Inggris “sport”. UNESCO mengartikan sport sebagai setiap aktivitas tubuh berupa permainan yang berisi perjuangan melawan unsur-unsur alam, orang lain, ataupun diri sendiri. Olahraga bisa dilakukan secara individu, berlawanan dengan oeang lain, dan juga berkelompok. Ada banyak jenis olahraga yang bisa dijalani, ada yang berupa permainan, pertandingan, olahraga rohani, dan sebagainya. setiap jenis olahraga memiliki fungsi dan manfaat masing-masing bagi tubuh manusia. Rutin berolahraga juga harus diimbangi dengan rutin mengonsumsi makanan sehat agar kesehatan tubuh terus terjaga.
1.
Pengertian Olahraga Menurut Cholik Mutohir, olahraga adalah proses sistematik yang berupa segala kegiatan atau usaha yang dapat mendorong mengembangkan, dan membina potensi-potensi jasmaniah dan rohaniah seseorang sebagai perorangan atau anggota masyarakat berupa permainan, petandingan, dan prestasi puncak dalam pembentukan manusia yang memiliki Ideologi yang seutuhnya dan berkualitas berdasarkan Dasar Negara atau Pancasila. Menurut Ensiklopedia Indonesia, olahraga adalah gerak badan yang dilakukan oleh satu orang atau lebih yang merupakan regu atau rombongan. Menurut Menpora malady, olahraga adalah segala kegiatan manusia untuk melaksanakan misi hidup dan cita-citanya, cita-cita nasional politik,
1
2
sosial, ekonomi, kultural, dan sebagainya. Berdasarkan pengertian olahraga menurut para ahli di atas, penulis pengertian olahraga sebagai aktivitas yang dilakukan untuk melatih tubuh seseorang, yang tidak hanya berupa olahraga jasmani tetapi juga olahraga rohani. Baik olahraga jasmani maupun olahraga rohani sama-sama memberikan dampak positif bagi kesehatan tubuh kita. Oleh karena itu, tidak ada alasan untuk tidak melakukan aktivitas olahraga karena bisa memberikan hal positif di masa mendatang. 1
2. Universitas Gunung Leuser Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Olahraga Universitas Gunung Leuser Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan berdiri pada tanggal 2 Agustus 2001 dengan Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 91/D/O/2001 tentang pemberian ijin penyelenggaraan program-program studi. Universitas Gunung Leuser FKIP dengan tujuan mampu mewujudkan tujuan pembangunan nasional sebagai lembaga pendidik tinggi, FKIP-UGL telah membuktikan peran, fungsi dan pengabdiannya dalam rangka pembangunan bangsa. Universitas Gunung Leuser Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan terdiri dari dua jurusan yakni : 1. Jurusan Pendidikan Biologi Ketua Jurusan
: Deni Asballah, Cs S.PPd, M.PSi
2. Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga Ketua Jurusan
: Zulham Iskandar Muda, S.Pd, M.Pd
Dengan adanya jurusan pendidikan kepalatihan olahraga di harapkan mahasiswa yang menuntut ilmu di dalamnya juga memiliki kebugaran jasmani yang baik pula.
1
http://dilihatya.com/1529/pengertian-olahraga-menurut-para-ahli diakses minggu 25 Januari 2015 jam 13.27 wib
3
B. Pembatasan Masalah Dalam penelitian ini, masalah yang akan dibahas adalah tentang seberapa tinggi tingkat kesegaran jasmani mahasiswa Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Kepelatihan Olahraga stambuk 2014.
C. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka timbul masalah. Masalah tersebut dapat dirumuskan dalam penelitian ini sebagai berikut : seberapa tinggi tingkat kesegaran jasmani mahasiswa Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Kepelatihan Olahraga stambuk 2014.
D. Tujuan dan Kegunaan 1. Tujuan Penelitian Untuk mengetahui seberapa tinggi tingkat kesegaran jasmani mahasiswa Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Kepelatihan Olahraga stambuk 2014. 2. Kegunaan Penelitian a. Kegunaan secara teori Penelitian ini dapat dijadikan bahan kajian dan pertimbangan pada penelitian selanjutnya, sehingga hasil yang didapat bisa jauh lebih baik dan memberikan sumbangan ilmu pengetahuan bagi orang lain. b. Kegunaan Secara Praktis Memberikan gambaran kepada mahasiswa tentang seberapa tinggi tingkat kesegaran jasmaninya, sehingga diharapkan mereka dapat meningkatkan tingkat kesegaran jasmaninya sebagai untuk menjaga dan meningkatkan kesehatan mereka.
E. Sistematika Penulisan Bab I. Pendahuluan terdiri dari : latar belakang masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan. Bab II. Landasan Teori terdiri dari : hakikat kesegaran jasmani, Komponen –
4
Komponen Kesegaran Jasmani, Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesegaran Jasmani, Kerangka Berpikir. Bab III. Metode Penelitian terdiri dari : Lokasi dan Waktu penelitian, populasi dan sampel, variable penelitian, teknik pengumpulan data, pengolahan data.
BAB II LANDASAN TEORI
A. Hakikat Kesegaran Jasmani Di Indonesia istilah kesegaran jasmani sudah umum digunakan di masyarakat dalam kehidupan sehari-hari. Memberikan pengertian tentang kesegaran jasmani yang tepat adalah sulit, karena kesegaran jasmani merupakan masalah yang komplek. Pengertian kesegaran jasmani yang disampaikan para ahli bermacam-macam, antara ahli yang satu dengan ahli yang lain tidak sama, hal ini dapat kita lihat pendapat masing-masing ahli antara lain : Menurut Kockey dalam Sumarjo ( 2002 : 43 ) kesegaran jasmani adalah kemampuan untuk menyelesaikan tugas sehari-hari dengan mudah, tanpa kelelahan yang berarti dan masih dapat menikmati waktu senggangnya serta dalam keadaan darurat masih mampu melakukan pekerjaan yang tak terduga. Menurut Sadoso Sumosardjuno ( 1998 : 19 ) kesegaran jasmani adalah kemampuan seseorang untuk menunaikan tugasnya sehari-hari dengan gampang, tanpa merasa lelah yang berlebihan, dan masih mempunyai sisa atau cadangan tenaga untuk menikmati waktu senggangnya dan keperluankeperluan yang mendadak. Dapat pula ditambahkan, kesegaran jasmani merupakan kemampuan untuk menunaikan tugas dengan baik walaupun dalam keadaan sukar, dimana orang yang kesegarannya kurang, tidak akan dapat melakukannya. Menurut Engkos Kosasih dalam Sumarjo (2002 : 43) kesegaran jasmani adalah kemampuan fungsional dari seseorang untuk menghadapi pekerjaannya, sehingga orang yang memiliki kesegaran jasmani akan mampu melaksanakan pekerjaannya berulang kali tanpa menimbulkan kelelahan yang berarti, dan masih dapat menghadapi kesukaran yang tidak terduga sebelumnya.
5
6
Menurut Muhajir (2004 : 2) kebugaran jasmani adalah kesanggupan dan
kemampuan tubuh
melakukan penyesuaian (adaptasi) terhadap
pembebasan fisik yang diberikan kepadanya (dari kerja yang dilakukan sehari-hari) tanpa menimbulkan kelelahan yang berlebihan. Setiap orang membutuhkan kesegaran jasmani yang baik agar ia dapat melaksanakan pekerjaannya dengan efektif dan efisien tanpa mengalami kelelahan yang berarti. Menurut Joko Pekik Irianto (2004 : 42) yang dimaksud kebugaran adalah kebugaran fisik (Fhysical Fitness) yakni “Kemampuan seseorang melakukan pekerjaan sehari-hari secara efisien tanpa timbul kelelahan yang berlebihan sehingga masih dapat menikmati waktu luangnya”. Kesegaran jasmani adalah : suatu keadaan saat tubuh mampu menentukan tugas hariannya dengan baik dan efisien, tanpa kelelehan yang berarti, dan tubuh masih memiliki tenaga cadangan, baik untuk mengatasi keadaan darurat yang mendadak maupun untuk menikmati waktu senggang dengan rekreasi yang aktif (Morehouse dan Miller dalam Sudarno, 1992 : 9) pengertian kesegaran jasmani yang lebih luas yang meliputi dasar fisiologi yang dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari, Kuntzieman Charles T, dalam Yusunul Hairy (2005 : 1.17) menyebutkan kesegaran jasmni adalah kemampuan untuk melaksanakan tugas sehari-hari dengan giat dan dengan penuh kewaspadaan, tanpa mengalami kelelahan yang berarti dan dengan energi yang cukup untuk menikmati waktu senggangnya dan menghadapi halhal yang darurat yang tak terduga sebelumnya. Depdikbud (1996 : 4) kesegaran jasmani adalah kemampuan atau kesanggupan fisik seseorang untuk melaksanakan tugasnya sehari-hari secara efisien dan efektif dalam waktu yang relatif lama tanpa kelelahan yang berarti. Dari pendapat beberapa ahli tentang kesegaran jasmani dapat disimpulkan bahwa, kesegaran jasmani adalah kemampuan tubuh seseorang untuk melakukan aktifitas.
7
B. Komponen –Komponen Kesegaran Jasmani Kesegaran jasmani (Physical Fitness) merupakan satu aspek fisik dari kesegaran menyeluruh (Total Fitness) Kesegaran jasmani memberikan kesanggupan kepada seseorang untuk melakukan pekerjaan produktif seharihari tanpa adanya kelelahan dan masih mempunyai cadangan tenaga untuk menikmati waktu senggangnya dengan baik maupun melakukan pekerjaan yang mendadak . Sedangkan komponen-komponen kesegaran jasmani menurut Roji (2002 :97) meliputi beberapa hal berikut ini : a. Daya tahan jantung/peredarn darah dan paru-paru b. Kemampuan adaptasi biokimia seperti enzim-enzim dalam darah dan konsentrasi asam laktat dalam plasma darah. c. Bentuk tubuh d. Kekuatan otot e. Tenaga ledak otot f. Daya tahan otot g. Kecepatan h. Kelincahan i. Kelentukan j. Kecepatan reaksi k. Koordinasi
Menurut Morehouse dan Miller dalam Nurhasan, (2006 : 6.22) kesegaran jasmani merupakan bagian dari total fitnes. Dalam total fitnes terdapat beberapa komponen yaitu : a. Anatomi fitnes Adalah hal yang sukar dapat dikembangkan oleh karena untuk pengembangannya harus dimulai sejak masa pertumbuhan anak-anak, sehingga akan memerlukan waktu yang sangat banyak dan hasilnyapun sangat minim sekali, karena kita akan terbentur pada faktor heriditer yang tidak banyak dapat dipengaruhi.
8
b. Physiological fitnes (kesegaran jasmani) Kemampuan tubuh untuk menyesuaikan fungsi fisiologisnya terhadap keadaan lingkungan dan atau terhadap tugas fisik yang memerlukan kerja otot secara : efisien, tak mengalami kelelahan yang berlebihan, telah memperoleh yang sempurna sebelum datangnya tugastugas pada hari berikutnya. Psychological fitness adalah suatu kemampuan untuk melakukan tugas tertentu yang memerlukan usaha otot. Sistem otot dan persyarafan merupakan hal yang lebih primer, karena untuk kerja dapat ditampilkan melalui perkembangannya kerja kelompok otot-otot besar yang didukung oleh syaraf. Sedang sistem jantung, paru-paru dan peredaran darah merupakan kelompok sistim yang mendukung dari kerja sistim primer (otototot dan persyarafan). Sedangkan komponen-komponen kesegaran jasmani dalam M.Sajoto (1995 :8) terdiri dari : a. Kekuatan (Strenght) Komponen kondisi fisik seseorang tentang kemampuannya dalam mempergunakan otot untuk menerima beban sewaktu bekerja. b. Daya tahan (Endurance) Dalam hal ini dikenal dengan dua daya tahan, yakni : 1) Daya tahan umum (general endurance) kemampuan seseorang dalam mempergunakan sistem jantung paru-paru dan peredaran darahnya secara efektif dan efisien untuk menjalankan kerja terus menerus yang melibatkan kontraksi otot-otot dengan entensitas tinggi dalam waktu yang cukup lama. 2) Daya tahan otot (local endurance) adalah kemampuan seseorang dalam menggunakan ototnya untuk berkontraksi terus menerus dalam waktu relaitif lama dengan beban tertentu. c. Daya otot (Masculer power) Kemampuan
seseorang
untuk
mempergunakan
kekuatan
maksimum yang dikerahkan dalam waktu yang sependek-pendeknya.
9
Dapat dinyatakan bahwa daya ledak otot = kekuatan(force) x kecepatan (felocity). Seperti dalam lompat tinggi, tolak peluru serta gerak lain yang bersifat eksplusif d. Kecepatan (Speed) Kecepatan adalah kemampuan seseorang untuk mengerjakan gerakan keseimbangan dalam bentuk yang sama dalam waktu yang sesingkat-singkatnya seperti dalam lari cepat , pukulan dalam tinju, balap sepeda, panahan dan lain-lain.Dalam hal ini ada kecepatan gerak dan kecepatan eksplusif. e. Daya lentur (Fleksibility). Kelenturan adalah aktifitas seseorang dalam menyesuaikan diri untuk segala aktifitas dengan penguluran tubuh yang luas. Hal ini akan mudah ditandai dengan tingkat fleksibilitas pada seluruh tubuh . f. Kelincahan (agility) Kelincahan adalah kemampuan seseorang mengubah posisi diarea tertentu. Seseorang yang mampu mengubah satu posisi yang berbeda dalam
kecepatan
tinggi
dengan
koordinasi
yang
baik,
berarti
kelincahannya cukup baik. g. Koordinasi (coordination) Adalah kemampuan seseorang mengintegrasikan bermacammacam gerakan yang berbeda kedalam pola gerakan tunggal secara efektif. h. Keseimbangan ( balance ) Kemampuan seseorang untuk mengendalikan organ-organ syaraf otot, seperti dalam hand-stand atau dalam mencapai keseimbangan sewaktu seseorang sedang berjalan kemudian terganggu(misalnya tergelincir dan lain-lain). i. Ketepatan ( accuracy ) Ketepatan adalah kemampuan seseorang mengendalikan gerakgerak bebas terhadap suatu sasaran-sasaran, ini dapat merupakan suatu
10
jarak atau mungkin suatu objek yang langsung yang harus dikenai dengan salah satu bagian tubuh. j. Reaksi (reaction) Reaksi adalah kemampuan seseorang untuk segera bertindak secepatnya dalam menghadapi rangsangan yang ditimbulkan lewat indera, syaraf atau feeling lainnya. Seperti dalam mengantisipasi datangnya bola yang harus ditangkap dan lain-lain.
Dari beberapa pendapat para ahli tentang komponen-komponen kesegaran jasmani dapat disimpulkan bahwa komponen-komponen kesegaran jasmani terdiri dari: kekuatan otot, daya tahan otot, kecepatan, kelincahan, koordinasi.
C. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesegaran Jasmani Menurut Djoko Pekik Irianto (2004 : 7) untuk mendapatkan kesegaran jasmani
yang
memadai
diperlukan
perencanaan
sistematik
melalui
pemahaman pola hidup sehat bagi semua lapisan masyarakat, meliputi : makan, istirahat dan olahraga. 1. Makan Untuk dapat mempertahankan hidup secara layak setiap manusia memerlukan makan yang cukup, baik kualitas maupun kuantitas, yakni memenuhi syarat makan sehat berimbang, cukup energi, dan nutrisi meliputi : karbohidrat, lemak, protein, vitamin dan air. 2. Istirahat Tubuh manusia tersusun atas organ, jaringan, dan sel yang memiliki kemampuan kerja terbatas. Seseorang tidak akan mampu melakukan kerja terus menerus tanpa berhenti. Kelelahan adalah salah satu indicator keterbatasan tubuh manusia. Untuk itu istirah sangat diperlukan agar tubuh memiliki kesempatan melakukan pemulihan sehingga dapat melakukan kerja atau aktifitas sehari-hari dengan
11
nyaman. Dalam sehari semalam, umumnya seseorang memerlukan istirahat 7 sampai 8 jam. 3. Berolahraga Belohraga adalah salah satu alternatif paling efektif dan aman utuk memperoleh kebugaran sebab berolahraga mempunyai multi manfaat, antara lain manfaat fisik (meningkatkan komponen kebugaran), manfaat psikis (lebih tahan terhadap stres, lebih mampuberkonsentrasi), dan manfaat social (menambah percaya diri dan sarana berinteraksi).
Menurut Erminawati (2009 : 4) Kesegaran jasmani pada umumnya dipengaruhi oleh dua faktor utama yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah sesuatu yang sudah terdapat dalam tubuh seseorang yang bersifat menetap misalnya genetik, umur, jenis kelamin. a. Genetik Faktor genetik, yaitu sifat-sifat spisifik yang ada dalam tubuh seseorang dari sejak lahir. Pengaruh genetik terhadap kekuatan otot dan daya tahan otot pada umumnya berhubangan dengan komposisi serabut otot yang terdiri dari atas serat merah dan serat putih. Seseorang yang lebih banyak memiliki rangka serat merah lebih tepat untuk melakukan kegiatan yang bersifat aerobik seperti maraton, sedangkan yang lebih banyak memiliki serat otot putih, lebih mampu untuk melakukan kegiatan yang bersifat anaerobik seperti lari jarak pendek, angkat besi, dan sebagainya. b. Umur Umur mempengaruhi hampir semua komponen kebugaran jasmani. Pada daya tahan kardiovaskuler ditemukan, sejak usia anak-anak sampai sekitar umur 20 tahun, daya tahan kardiovaskuler meningkat dan mencapai maksimal diusia 20-30 tahun. Daya tahan tersebut akan semakin menurun sejalan dengan semakin tambahnya usia, namun penurunan ini dapat berkurang, bila seseorang berolaraga teratur sejak dini.
12
c. Jenis kelamin Kebugaran jasmani antara pria dan wanita berbeda karena adanya perbedaan tubuh yang terjadi setelah masa pubertas. Daya tahan kordiovaskuler pada usia anak-anak, antara pria dan wanita tidak berbeda, namun setelah masa pubertas terdapat perbedaan, karena wanita memiliki jaringan lemak yan lebih banyak dan hemoglobin lebih rendah dibanding dengan pria. Hal yang sama juga terjadi pada kekuatan otot, karena perbedaan kekuatan antara pria dan wanita disebabkan oleh adanya perbedaan ukuran otot baik besar maupun proporsinya dalam tubuh. Menurut M.Anwar Pasau dalam M.Sajoto.(1995:3) menyebutkan tentang faktor penentu pencapaian prestasi siswa dalam olahraga adalah : a. Faktor Biologis terdiri dari : 1) Potensi/kemampuan dasar tubuh, tenaga, daya tahan otot, daya kerja jantung dan paru-paru, kelentukan, keseimbangan, ketepatan, kesehatan. 2) Fungsi organ tubuh ,meliputi : daya kerja jantung, peredaran darah, daya kerja paru-paru, sistim pernafasan, daya kerja persyarafan dan daya kerja panca indra. 3) Struktur dan postur tubuh, meliputi : ukuran tinggi dan panjang tubuh, ukuran besar, lebar dan berat tubuh serta bentuk tubuh. 4) Gizi sebagai penunjang, meliputi : jumlah makanan yang cukup, makan yang dibutuhkan dan fareasi makan. b. Faktor Psikologis, terdiri dari : 2) Intelektual / kecerdasan 3) Motifasi dari dalam diri, dari luar, kepribadian dan koordinasi kerja otot serta syaraf. c. Faktor Lingkungan terdiri dari : Kehidupan sosial, sarana dan prasarana, cuaca / iklim sekitar, keluarga dan masyarakat.
13
d. Faktor penunjang terdiri dari : Pembina/ pelatih, program, yang tersusun secara sistimatis, penghargaan, dana yang memadai. Berdasarkan pendapat para ahli diatas peneliti menyatakan bahwa faktor yang dominan berpengaruh terhadap kesegaran jasmani, antara lain faktor postur tubuh, kerja faal tubuh, psikologi dan faktor penunjang. Menurut Yunusul Hairy (2005:1.18), menyebutkan bahwa komponen kesegaran jasmani tergantung dua komponen dasar yaitu : a. Kesegaran Organik ( Organic Fitness ) maksudnya sifat-sifat khusus yang bersifat keturunan yang kita miliki, yang diwarisi dari kedua orang tua, tingkat kesegaran jasmani keseluruhan . b. Kesegaran Dinamik (Dynamic Fitness) variabelnya lebih banyak yang digunakan untuk hal-hal yang mengarah kepada kesiapan dan kapasitas tubuh untuk bergerak dan bertindak dalam tingkatan tertentu sesuai dengan situasi yang dihadapi yang keduanya sama. Secara keseluruhan kesegaran organic sulit untuk dikembangkan sedang komponen kesegaran
dinamik
dapat
dikembangkan
/
ditingkatkan
dengan
melakukan kegiatan fisik. Menurut Djoko Pekik Irianto (2004: 16) bahwa keberhasilan untuk mencapai kebugaran ditentukan oleh kualitas latihan meliputi : tujuan latihan, pemilihan model latihan, sarana latihan dan dosis latihan konsep FIT (Frequency, Intensit , and time). Frequency adalah unit latihan persatuan waktu, latihan 3-5 kali per minggu, Intensity adalah berat ringannya kualitas latihan 75-85% detak jantung maksimal (DJM), dihitung dengan cara 220umur (dalam tahun). Time adalah durasi yang diperlukan setiap kali latihan, waktu berlatih 20-60 menit.2
2
http://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=7&cad=rja&uact=8&ved=0 CFIQFjAG&url=http%3A%2F%2Feprints.uny.ac.id%2F7823%2F3%2FBAB%25202%2520%252010601247056.pdf&ei=cWizVPO1KoyXuASUp4CwBA&usg=AFQjCNGYZFcLaveGzYeVRDyIX0y xM_So5g
14
D. Tes Lari 2,4 Km (Cooper Test) a) Pengertian Pengujian dan pengukuran adalah sarana mengumpulkan informasi atas yang selanjutnya evaluasi kinerja dan keputusan dibuat , tetapi dalam analisis kita perlu menanggung dalam pikiran faktor-faktor yang dapat mempengaruhi hasil.3 b) Tujuan Tujuan dari tes (1 ½ mil) lari 2.4km adalah untuk memantau perkembangan
kapasitas
aerobik
atlet
(VO2max).
Anda
dapat
menggunakan hasil tes untuk memprediksi potensi kali seorang atlet di 1500m, 5k dan 10k dan menilai penilaian langkah mereka. Diperlukan Sumber Daya Untuk melakukan tes ini Anda akan memerlukan: •
400 meter track
•
Stopwatch
•
Asisten
c) Cara melakukan tes Tes ini membutuhkan atlet adalah dengan menjalankan 2.4km (6 lap dari trek) secepat mungkin •
Atlet hangat selama 10 menit
•
Asisten memberikan perintah "GO", mulai stopwatch dan atlet dimulai tes
•
Asisten terus atlet diberitahu tentang waktu di akhir putaran masingmasing dan jumlah lap yang tersisa untuk menyelesaikan tes
•
Catatan asisten waktu yang dibutuhkan untuk setiap lap dan waktu yang dibutuhkan untuk atlet untuk menjalankan 2.4km
•
Waktu yang direkam digunakan untuk menganalisis kinerja atlet Waktu lap dapat digunakan untuk menganalisa penilaian kecepatan
atlet. Waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan 2.4 km dapat
3
http://educationandsportcenter.blogspot.com/2012/12/tes-lari-24-km.html
15
digunakan dalam kalkulator online di bawah ini untuk memprediksi kali potensi atlet untuk 1500m. d) Analisa Analisis
hasil
uji
dengan
membandingkan
dengan
hasil
sebelumnya atlet untuk tes ini. Diharapkan, dengan pelatihan yang tepat antara setiap tes, analisis akan menunjukkan peningkatan dalam kapasitas aerobik atlet (VO2max). Burger et al. (1990) diverifikasi tes ini sebagai ukuran yang akurat dari kapasitas aerobik pada populasi laki-laki muda. e) Keandalan Uji reliabilitas mengacu pada sejauh mana tes konsisten dan stabil dalam mengukur apa yang dimaksudkan untuk mengukur. Keandalan akan tergantung pada seberapa ketat tes dilakukan dan tingkat individu motivasi untuk melakukan tes. Link berikut menyediakan berbagai faktor yang dapat mempengaruhi hasil dan oleh karena itu uji reliabilitas. f) Keabsahan Uji validitas mengacu pada sejauh mana tes benar-benar mengukur apa klaim untuk mengukur dan sejauh mana kesimpulan, kesimpulan, dan keputusan dibuat berdasarkan nilai tes yang tepat dan bermakna. Tes ini memberikan panduan untuk kinerja potensial masa depan atlet dan sarana untuk memantau efek dari pelatihan pengembangan fisik atlet. g) Keuntungan •
Minimal peralatan yang dibutuhkan
•
Sederhana untuk mengatur dan melakukan
•
Lebih dari satu atlet dapat melakukan tes pada saat yang sama
•
Tes ini dapat dikelola oleh atlet
h) Kekurangan •
Spesifik fasilitas yang diperlukan - track 400m
16
E. Lapangan dan Perlengkapan Lari a. Lintasan 1) Satu keliling lintasan lari panjangnya 100 meter. Lintasan tersebut dibatasi dengan garis yang dibuat dari semen, kayu atau bahan lain yang lebarnya 5 cm, dan tingginya 5 cm. 2) Untuk perlombaan Internasional sekurang-kurangnya harus terdapat 6 (enam) lintasan dan idealnya terdapat 8 (delapan) lintasan. 3) Lebar setaip lintasan lari minimal 1,22 meter dan maksimal 1,25 meter. 4) Kemiringan lintasan yang diijinkan adalah tidak melebihi 1:100 untuk kemiringan ke samping dan 1:1000 untuk kemiringan pada arah lari.
Lapangan dan Tempat Start Lari Muhajir (2003:96)
2.4 Kerangka Berpikir Untuk mengetahui seberapa tinggi tingkat kebugaran jasmani mahasiswa Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Kepelatihan Olahraga stambuk 2014 maka peniliti menggunakan tes lari 2.4 km.
BAB III METODELOGI PENELITIAN
1. Lokasi dan Waktu 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Lapangan Atletik yang berada di Lapangan Pemuda Kutacane Aceh tenggara 2. Waktu Penelitian Penelitian akan dilaksakan pada bulan maret 2015 selama 1-2 hari.
2. Populasi dan Sampel a. Populasi Menurut Arikunto (2006:130), Populasi merupakan keseluruhan objek penelitian. Dalam penelitian yang akan di lakukan yang menjadi populasinya adalah mahasiswa angkatan 2014 yang mengambil program studi Pendidikan Kepelatihan Olahraga FKIP-UGL. Jumlah mahassiswa yang menjadi populasi yaitu sebanyak 40 (empat puluh) orang. b. Sampel Menurut Arikunto (2006:131), sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti. Untuk menentukan jumlahs ampel dalam penelitian dapat ditentukan dari tabel berikut : Tabel 1. “Krejcie Morgan” Untuk menentukan Jumlah Sampel. Tabel jumlah sampel berdasarkan jumlah populasi No
Populasi
Sampel
Populasi
Sampel
Populasi
Sampel
(N)
(n)
(N)
(n)
(N)
(n)
1
10
10
220
140
1200
291
2
15
14
230
144
1300
297
3
20
19
240
148
1400
302
4
25
24
250
152
1500
306
5
30
28
260
155
1600
310
17
6
35
32
270
159
1700
313
7
40
36
280
162
1800
317
8
45
40
290
165
1900
320
9
50
44
300
169
2000
322
10
55
48
320
175
2200
327
11
60
52
340
181
2400
331
12
65
56
360
186
2600
335
13
70
59
380
191
2800
338
14
75
63
400
196
3000
341
15
80
66
420
201
3500
346
16
85
70
440
205
4000
351
17
90
73
460
210
4500
354
18
95
76
480
214
5000
357
19
100
80
500
217
6000
361
20
110
86
550
226
7000
364
21
120
92
600
234
8000
367
22
130
97
650
242
9000
368
23
140
103
700
248
10000
370
24
150
108
750
254
15000
375
25
160
113
800
260
20000
377
26
170
118
850
265
30000
379
27
180
123
900
269
40000
380
28
190
127
950
274
50000
381
29
200
132
1000
278
75000
382
30
210
136
1100
285
1000000
384
Teknik pengambilan sampel penelitian ini menurut table “Krejcie Morgan” di atas, dapat di simpulkan bahwa dari jumlah populasi 40 orang, maka sampelnya berjumlah 36 orang.
18
3. Variable penelitian Dalam penelitian ini yang menjadi variabelnya adalah Kesegaran Jasmani. 4. Perlengkapan dan Peralatan Penelitian Sebelum melaksanakan penelitian atau tes kepada sampel, maka peneliti terlebih dahulu mempersiapkan peralatan dan perlengkapan penelitian yaiatu : 1) Mempersiapkan lapangan lari 2.4 km 2) Mempersiapkan administari peserta tes 3) Mempersiapkan nomor dada peserta 4) Mempersiapkan kertas dan pulpen untuk mencatat hasil waktu peserta 5) Mempersiapkan kamera untuk dokumentasi penelitian sebagai bukti fisik 6) Mempersiapkan stopwatch untuk menghitung waktu 7) Dan lain-lain yang dianggap perlu untuk mendukung terlaksananya penelitian
5. Teknik Pengumpulan Data Pengumulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara Tes Lari 2.4 Km atau yang biasa disebut dengan Tes Cooper. Dengan sistem penilaian sebagai berikut :
Tabel Penilaian Tes Lari 2,4 Km (Menurut Cooper) Laki-laki Katagori
Kelompok Umur dalam Tahun 13 – 19
20 – 29
30 – 39
40 – 49
50 – 59
60 ke atas
kurang
> 15,31
> - 16,01
> - 16,31
> - 17,31
> - 19,01
> - 20,00
Kurang
12,11-
14,01-
14,64-
15,36-
17,01-
19,01-
15,30
16,00
16,30
17,30
19,00
20,00
10,49-
12,01-
12,31-
13,01-15-
14,31-
16,16-
Sangat
Sedang
19
Baik
Baik sekali
Baik sekali dan terlatih
12,10
14,00
14,45
35
17,00
19,00
09,41-
10,46-
11,01-
11,31-
12,31-
14,15-
09,48
12,00
12,30
13,00
14,30
16,15
08,37-
09,45-
10,00-
10,30-
11,00-
11,15-
09,40
10,45
11,00
11,30
12,30
13,59
< - 08,37
< - 09,45
< - 10,00
< - 10,30
< - 11,00
< - 11,15
Perempuan
Kelompok Umur dalam Tahun (waktu dalam Menit-Detik)
Katagori 13 – 19
20 – 29
30 – 39
40 – 49
50 – 59
60 ke atas
kurang
> 18,31
> - 19,01
> - 19,31
> - 20,01
> - 20,31
> - 21,01
Kurang
16,55-
18,31-
19,01-
19,31-
20,01-
20,31-
18,30
19,00
19,30
20,00
20,30
21,00
14,31-
15,55-
16,31-
17,31-
19,01-
19,31-
16,54
18,30
19,00
19,30
20,00
20,30
12,30-
13,31-
14,31-
15,56-
16,31-
17,31-
14,30
15,54
16,30
17,00
19,00
19,30
11,50-
12,30-
13,00-
13,45-
14,30-
16,30-
12,29
13,30
14,30
15,55
16,30
17,30
< -11,50
< - 12,30
< - 13,00
< - 13,45
< - 14,30
< - 16,30
Sangat
Sedang
Baik
Baik sekali
Baik sekali dan terlatih
20
6. Pengolahan Data Untuk memperoleh data yang akurat dan objektif, selanjutnya peneliti mengolah data-data tersebut dengan rumus-rumus statistic, sehingga hasil pengolahan data tersebut nantinya membuktikan tingkat kesegaran jasmani mahasiswa fkip jurusan olahraga angkatan 2014. Tabel-tabel, sesuai dengan maksud dan tujuan penelitian yang telah dikemukakan dan di uraikan di muka, maka tinggal mengolah data tersebut.
a) Rata-Rata Mencari rata-rata dari variable yang ada dengan menggunkan rumus (anas sudijono,2005: 196)
X
X
Keterangan: Mx= Mean yang kita cari. ΣX
= Jumlah dari skor-skor (nilai-nilai) yang ada.
N = Number of Cases (Banyaknya skor-skor itu sendiri).
b) Median Median ialah suatu nilai atau suatu angka yang membagi suatu distribusi data ke dalam dua bagian yang sama besar. (anas sudijono,2005: 196)
Mdn 1
12 fk b f1
Mdn
= Median
1
= lower limit (Batas Bawah Nyata dari skor yang mengandung Median)
fkb
= frekuensi kumulatif yang terletak di bawah skor yang mengandung Median.
f1
= frekuensi asli (frekuensi dari skor yang mengandung Median).
N
= Number of Cases
21
U
= upper limit (Batas Atas Nyata dari skor yang mengandung Median).
fka
= frekuensi kumulatif yang terletak di atas skor yang mengandung Median.
c) Modus Modus tidak lain adalah suatu skor atau nilai yang mempunyai frekuensi paling banyak; dengan kata lain, skor atau nilai yang memiliki frekuensi maksimal dalam distribusi data. (anas sudijono,2005: 196)
d) Quartile Quartile ialah : titik atau skor atau nilai yang membagi seluruh distribusi frekuensi ke dalam empat bagian yang sama besar, yaitu masingmasing sebesar ¼ N. n / 4 fk b Qn 1 f i
Qn =
Quartile yang ke-n. Karena titik quartile ada 3 buah, maka n dapat diisi dengan bilangan 1, 2, dan 3.
1
=
lower limit (Batas Bawah Nyata dari interval yang mengandung Modus)
fkb =
frekuensi kumulatif yang terletak di bawah skor atau interval yang mengandung Qn.
fi =
frekuensi aslinya (yaitu frekuensi dari skor atau interval yang mengandung Qn.
e) Decile Decile atau Desil ialah : titik atau skor atau nilai yang membagi seluruh distribusi frekuensi dari data yang kita selidiki ke dalam 10 bagian yang sama besar, yang masing-masing sebesar 1/10 N. n / 10 fk b Dn 1 fi
22
Dn
= Decile yang ke-n (di sini n dapat diisi dengan bilangan 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8 atau 9).
1
= lower limit (Batas Bawah Nyata dari skor atau interval yang mengandung Decile ke-n)
N
= Number of Cases
fkb
= frekuensi kumulatif yang terletak di bawah skor atau interval yang mengandung Decile ke-n.
fi
= frekuensi dari skor atau interval yang mengandung Decile ke-n, atau frekuensi aslinya.
f) Percentile Percentile atau Persentil yang biasa dilambangkan P, adalah titik atau nilai yang membagi suatu distribusi data menjadi seratus bagian yang sama besar. Karena itu Persentil sering disebut “ukuran per-ratus-an”. n / 100 fk b n 1 fi
Pn
= Percentile yang ke-n (di sini n dapat diisi dengan bilangan-bilangan 1, 2, 3, 4, 5, dan seterusnya sampai dengan 99).
1
= lower limit (Batas Bawah Nyata dari skor atau interval yang mengandung Percentile ke-n)
N
= Number of Cases
fkb
= frekuensi kumulatif yang terletak di bawah skor atau interval yang mengandung Percentile ke-n.
fi
= frekuensi dari skor atau interval yang mengandung Percentile ke-n.
23
DAFTAR PUSTAKA
http://dilihatya.com/1529/pengertian-olahraga-menurut-para-ahli diakses minggu 25 Januari 2015 jam 13.27 wib http://educationandsportcenter.blogspot.com/2012/12/tes-lari-24-km.html diakses minggu 25 Januari 2015 jam 14.25 wib http://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=7&cad=rja &uact=8&ved=0CFIQFjAG&url=http%3A%2F%2Feprints.uny.ac.id%2F 7823%2F3%2FBAB%25202%2520%252010601247056.pdf&ei=cWizVPO1KoyXuASUp4CwBA&usg=AFQ jCNGYZFcLaveGzYeVRDyIX0yxM_So5g diakses minggu 25 Januari 2015 jam 14.00 wib Sudijono, Anas.( 2009). Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers
24