merancangan Gedung Pertunjukan Musik Surabaya ini adalah crescendo,
dengan harapan perancangan yang dilakukan dapat terarah, dengan tegas.
JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-3
1
Crescendo: Peran Musik dalam Perancang Gedung Pertunjukan Musik Nathania Devi Karina dan Andy Mappajaya Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 E-mail:
[email protected]
Abstrak — Tema yang akan digunakan dalam merancangan Gedung Pertunjukan Musik Surabaya ini adalah crescendo, dengan harapan perancangan yang dilakukan dapat terarah, dengan tegas membentuk image dan karakter sebuah gedung pertunjukan hingga nantinya rancangan dapat memenuhi tujuannya. crescendo merupakan tanda dalam partitur balok yang memiliki fungsi mengeraskan volume suara secara bertahap dalam satu birama ataupun lebih dari satu birama. Selain itu crescendo digunakan untuk menunjukkan jiwa dari nada tersebut, seperti nada tersebut awalnya menggunakan volume berbisik kemudian secara bertahap keras hingga akhirnya teriak. Melalui pendekatan metafora maka muncul tiga karakteristik tema yaitu increasing strength, fullness dan dinamis. Sehingga dalam perancangan ini terlihat pada siteplan, pola ruang dan sirkulasi dalam bangunan, gubahan bangunan dan detail tampang bangunan yang menunjukan kedinamisan dari tema crescendo itu sendiri.
Gambar 1. Tanda crescendo dalam satu birama.
Kata Kunci — Tema, crescendo, karakter I. PENDAHULUAN usik memiliki banyak tanda yang dapat menunjang performa atau kualitas dari musik itu sendiri. Salah satu tanda dalam musik adalah crescendo. Crescendo merupakan tanda untuk menyatakan keras atau lembutnya nada yang dimainkan serta tanda untuk menyatakan dengan bagaimana lagu tersebut dimainkan (piano.about.com). Kerja crescendo menimbulkan bunyi yang semakin lama semakin keras namun secara bertahap. Aturan pemberian tanda crescendo berada di bawah garis birama nada (gambar 1). Bisa dikatakan crescendo mengisi dinamika nada yang ada dalam musik secara bertahap. Istilah crescendo memiliki beberapa sinonim yang sesuai dengan ciri atau sifat dari crescendo itu sendiri. Persamaan crescendo yaitu increasing strength dan fullness of tone, dalam bahasa indonesia increasing strength yang berarti penongkatan kekuatan, kenaikan dan dalam musik perubahan volume dari lembut ke keras (gambar 2). Fullness of tone dalam kamus bahasa
M
Gambar 2. Diagram sinonim dari crescendo.
JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-3
indonesia berarti kesempurnaan bunyi atau perihal keadaan sempurna. Jika dalam gambaran benda sepertkeadaan sempurna dalam bahasa inggris fullmoon mengartikan bahwa bulan tersebut mencapai keadaan bulat sempurna, hal tersebut terlihat pada kasat mata terjadi bulan yang bulat sempurna dan berwarna kuning terang (www.wol.jw.org). Pada perancangan tugas akhir ini, penulis mengangkat tema crescendo pada objek rancangnyayang berjudul Gedung Pertunjukan Musik Surabaya. Ide untuk mengusung tema ini agar gedung pertujukan musik yang bertemakan musik dapat membawa juwa musik tersebut sehingga dapat memengaruhi feel dari pengguna bangunan yaitu pengunjung dan musisi. II. EKSPLORASI DAN PROSES RANCANGAN Metode perancangan yang dipakai dalam menyalurkan ide, pikiran dan gagasan tertentu dalam karya rancanganya sehingga mampu ditangkap oleh pengamat. Metode perancangan dengan teknik metafora merupakan salah satu pendekatan tema dengan pengkiasanya lebih bersifat abstrak, imajinatif dan fantasi. Penggunaan metafora sebagai pendekatan tema rancangan banyak berpengaruh bagi perancang daripada pengguna atau kritikus, sehingga metafora merupakan "rahasia kecil" bagi perancang. (Anthoniades, 1990) Metafora memiliki tiga jenis yaitu Intangible methaphores, Tangible Methaphore dan Combined methaphore. Penulis memakai combined methaphore yaitu metafor yang memataforakan suatu konsep, ide, gagasan dan memetaforakan bentuk. (Anthoniades, 1990) Melalui pendekatan tema dengan combined methaphora, tema crescendo memunculkan karakteristik yang dapat dikaitkan dengan objek rancang. Karakteristik tersebut adalah increasing strength, fullness dan dinamis. (gambar 3) Increasing strength atau peningkatan kekuatan dalam bahasa indonesia, terjadi sebuah perubahan yang menguat pada satu titik. Arsitektural yang diwujudkan komposisi bentukan massa atau tatanan massa dan bentuk tampang yang menunjukkan adanya peningkatan.(gambar 4) Fullness atau kesempurnaan terwujud dalam pola sirkulasi dimana mengarahkan pengunjung. Mengarahkan dari titik awal bangunan hingga puncaknya yaitu ruang auditorium. Dinamis memiliki arti yang tidak statis dalam pernacangan pada objek diwujudkan pada bentuk tampak yang asimetris, perwujudan tarikan garis dan folsing-folding menjadi pilihan. III. HASIL PERANCANGAN Konsep tampak, penataan massa dan pola sirkulasi yang terwujud dari karakteristik tema tadi dapat diwujudkan dalam penulis berasitektural. Gubahan massa yang yang meingkat secara berurutan(gambar 5) dengan bentuk yang sedikit melengkung hampir melingkar, menunjukkan dinamis
2
Gambar 3. Diagram karakteristik crescendo
Gambar 4. Seketsa eksplorasi gubahan bangunan
Gambar 5. Bentukan massa terlihat dari siteplan.
Gambar 6. Bentukan massa terlihat dari siteplan
JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-3
bentukkan massa. Amphiteater didepan menjadi pelengkap lengkungan pada massa bangunan.(gambar 6) Peningkatan pada tampak terlihat dari selubung bangunan yang miring dan memiliki puncak.(gambar 7) Folding-folding terbuat dari kaca yang terbentuk dengan susunan modul-modul segitiga menunjukan kedinamisan tampang bangunan ini. Kesempurnaan diwujudkan dengan tarikan dari tampak bangunan hingga puncak runcing tampak dengan sambungan penutup amphiteater sebagai rentetan atau urutan peningkatan kekuatan.(gambar 8) Tampang yang menunjukkan puncak merupaka ruang auditorium. (gambar 9) Pola sirkulasi yang mengarahkan pengunjung dari pintu masuk utama hingga puncaknya yaitu ruang utama, ruang auditorium. Pengunjung diarahkan dari pintu masuk utama melewati komersial seperti cafe dan gerai komersial melalui hall. (gambar 10)
3
Gambar 7. Gambar menunjukan ekspresi crescendo dalam gubahan bangunan.
IV. KESIMPULAN Tema crescendo berusaha diwujudkan dengna metode perancangan combained methaphore sehingga musik dapat berperan dalam perancangan Gedung Pertunjukan Musik Surabaya ini. Karakteristik yang muncul dari tema berdasarkan metode yang dipilih menjadi konsep dalam penataan massa, bentuk massa, bentuk tampak dan pola sirkulasi pengunjung.
Gambar 8. Detail Folding-folding kaca.
UCAPAN TERIMA KASIH Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Ir. Andy Mappajaya, M.T selaku pembimbing, atas semua ilmu dan bimbingannya. Ucapan terima kasih juga ditujukan kepada seluruh pihak yang telah membantu dan mendukung dalam penyelesaian jurnal ini.
Gambar 9. Gambar tampak yang menunjukan foldingfolding kaca dimana bagian yang runcing merupakan ruang auditorium
DAFTAR PUSTAKA [1] Antoniades, Anthony C, Poetics of Architecture. Van Nonstrand Reinhold, New York, 1992 [2] https://www.vocabulary.com
Gambar 10. Gambar menunjukkan pola sirkulasi yang mengarahkan pengunjung.