Dengan adanya format buku Pop Up yang sifatnya interaktif sebagai ...

7 downloads 1844 Views 53KB Size Report
Banyaknya toko-toko buku sekarang ini yang menjual buku Pop Up anak-anak .... Penerbit Erlangga hadir pada tahun 1952, di tengah keprihatinan kondisi ...
19 Opportunity -

Dengan adanya format buku Pop Up yang sifatnya interaktif sebagai solusi dalam menyebarluaskan budaya wayang.

-

Banyaknya toko-toko buku sekarang ini yang menjual buku Pop Up anak-anak memudahkan mereka mendapatkan buku tentang wayang ini.

-

Sudah ada beberapa sekolah yang telah memasukkan wayang sebagai salah satu kurikulum pelajaran.

Threat -

Dari hasil kuesioner di beberapa sekolah didapati bahwa anak-anak lebih menyukai karakter-karakter asal Jepang (seperti Naruto) dan Amerika Serikat (seperti Spiderman) karena adanya lingkungan serta media yang mendukung, sehingga menjadi salah satu faktor penghambat anak-anak untuk menyukai karakter wayang (seperti Gatot Kaca).

-

Lebih banyaknya buku-buku ataupun produk yang memakai karakter luar daripada milik lokal.

-

Para orangtua masih menggangap buku import isinya lebih baik bagi edukasi anak-anaknya daripada buku dalam negeri.

2.4 DATA KARAKTERISTIK BUKU

Buku Pop Up adalah buku bernuansa 3 dimensi yang dapat digerakkan. Desain buku Pop Up dikenal dengan paper engineering. Seperti melipat origami, dimana melipat

20 origami berfokus pada lipatan kertas dan menciptakan suatu objek, sedangkan Pop Up cenderung berfokus pada gambar dan mekanikal bentuk alaminya. Adapun contohnya :

1. Transformasi

Transformasi membuat kertas berdiri vertikal. Dengan menarik carikan kertas di satu sisi, ke sisi bawah dan sisi lainnya sehingga transform atau berubah menjadi bentuk yang berbeda sama sekali. Ernset Nister, salah seorang pengarang buku anak-anak, sering menghasilkan buku-buku yang bisa transformasi. Beberapa telah diproduksi kembali oleh Metropolitan Museum of Art.

2. Volvelles

Volvelles adalah kontruksi kertas yang bisa diputar bagian-bagiannya. Contoh bukunya adalah the Astronomicum Caesareum oleh Petrus Apianus, yang dibuat untuk Kaisar Roma Charles pada 1540. buku ini penuh dengan kumpulan kertas yang berputar melingkar-lingkar.

3. Buku Terowongan

Tunnel books atau biasa disebut buku yang bisa diintip terbuat dari dua kertas tebal yang rata, mempunyai satu lubang di tengah, dan disatukan oleh lipatan kertas. Visual digambar pada kertas tebal itu, di dalam terowongan kertas dan kadang item-itemnya ditempatkan pada ujung kertas. Pembaca menaikkan kertas, dan

melihat

melalui

(www.wikipedia.org).

lubang

tersebut

gambar-gambar

tiga

dimensi

21 2.5 HASIL SURVEI DI LAPANGAN Adapun hasil survey yang dilakukan terhadap anak-anak berumur 8-12 tahun : 1. Diantara tokoh-tokoh di bawah ini, pilih yang kamu suka : 13% 3% 3%

Gatot Kaca Naruto

1%

One Piece 47%

Arjuna Superman

33%

Spiderman

2. Kamu tahu tokoh yang kamu pilih itu dari mana? TV Radio 32% Majalah 47% Komik 2% 14%

Buku Pelajaran

0% 5%

Film/Anime

3. Kamu tahu wayang nggak? 13%

ya tidak

87%

22 4. Kalau tahu, kamu tahunya dari mana? TV 6% Radio

14%

Majalah

3% 5%

Komik

4%

68% Buku Pelajaran Film/Anime

5. Kamu suka dengan wayang? 22%

ya tidak

78%

Dari hasil survei dapat disimpulkan bahwa anak-anak lebih di pengaruhi mediamedia elektronik dan cetak, dimana media-media ini sering menampilkan berbagai hiburan dan acara yang memuat tentang budaya-budaya asing yang mana tokoh-tokoh dan karakter-karakternya menjadi idola anak-anak sekarang. Sedangkan budaya sendiri mereka sekedar tahu tetapi kurang meminatinya.

2.6 TARGET AUDIENCE Target ditujukan untuk anak-anak berumur 9-13 tahun yang sudah bisa membaca dan mulai memahami hal-hal yang diajarkan serta masih antusias dengan hal-hal yang baru. Merupakan anak-anak golongan A-B yang lebih banyak mengkomsumsi produk dari luar dan punya daya beli yang tinggi.

23 2.7 WAYANG DI MATA ANAK-ANAK Di dalam sebuah forum wayang di internet di bagian blog Wayang Lintar Johar menyebutkan Kuo Pao Kun (2001), tokoh teater modern Singapura, mengatakan kita cukup beruntung menjadi bangsa Indonesia, bisa meminum begitu banyak sumber mata air tradisi di Indonesia.Ungkapan Pau Kun tersebut cukup releven jika kita menengok bagaimana eksistensi seni tradisi bagi anak-anak di perkotaan, khususnya Kota Solo. Ruang-ruang publik cultural sebagai ruang bermain di perkotaan makin menyempit dan nyaris punah, hanya ruang ekonomi makin dominan. Ruang bermain sebagai ruang kreatif anak dalam proses interaksi sosial dan kultural dalam

kehidupan

nyata

sudah

tidak

natural.

Budaya

televisi

telah

memasuki memori kolektif anak. dan berdampak menyeragamkan kreativitas. Tontonan TV menjadi panutan anak, `idola' dan 'pengganti pengasuh orang tua' dalam pendidikan anak, juga menggantikan ruang bermain yang tidak mendekatkan anak terhadap alam sekitar. Secara psikologis, membuat anak berjarak dengan realitas. Wayang dengan banyak ragamnya, salah satu seni tradisional nusantara, yang sangat populer bagi masyarakat Jawa hingga kini dan juga lokal genius Kota Solo, meski telah diakui sebagai pusaka dunia (world heritage) oleh UNESCO sejak 2003 – sudahkah mencapai esensinya sebagai sumber mata air tradisi dalam kreativitas berkesenian di mata anak-anak? Menurut

Heri

Dono,

perupa

kontemporer

Indonesia,

wayang

adalah kartun atau bentuk sederhana dari film kartun. Walaupun wayang sudah

akrab

masih

banyak

dengan

masyarakat

anak-anak

masa

Jawa kini

melalui mayoritas

radio masih

dan

televisi,

menyukai

tapi tokoh-

tokoh hero impor – superman, batman, spiderman dan kartun Jepang yang

24 menjadi jadi

idola.

idola

Misalnya,

anak-anak

Gatotkoco

Indonesia.

masih

Apakah

kalah kita

dengan terus

mereka,

menunggu

belum bangsa

lain yang terus menggali kekayaan local genius nusantara? KI

Manteb

Soedharsono,

dalang

terkenal

dari

Doplang,

Karangpandan,

Karanganyar, yang memperoleh penghargaan Master of The Oral and Intangible of Humanit, dengan wayang sebagai objek lombanya. Menurut beliau komunitas wayang anak-anak di Indonesia hampir tidak ada. Anak-anak menjadi sangat tidak mengenal wayang. Sebaliknya di Jepang malah ada komunitas wayang. Di Inggris, Sarah Bilby malah bisa memasukkan wayang sebagai salah satu mata pelajaran di sekolah tingkat dasar dan menengah. Setiap ke luar negeri, beliau selalu bertemu dengan pecinta wayang anak-anak. Pak Manteb sangat terharu, karena mereka begitu antusias mempersiapkan generasi penerus untuk mencintai wayang kulit. Menurut beliau pemerintah perlu mengambil andil dalam memberdayakan wayang ke dalam masyarakat dan memberikan toleransi kepada budaya-budaya daerah untuk mengembangkan budayanya masingmasing.

2.8 DATA PSIKOLOGIS ANAK-ANAK Adapun hasil wawancara dengan seorang guru SD Tarsisius II, Ibu Margaretha Min. L, mengungkapkan bahwa anak-anak usia 8-13 tahun sangat antusias dengan hal-hal yang bersifat baru dan menarik. Mereka sangat dipengaruhi lingkungan eksternal. Lingkungan eksternal dapat berupa teman-teman sekolah, keluarga atau rumah, dan tempat-tempat bermain mereka. Mereka kerap meniru apa yang dilihatnya atau apa yang sedang ngetrend diantara teman-temannya. Mereka juga sangat sensitif terhadap hal-hal yang kecil. Anak-anak lebih cepat menangkap hal-hal visual dibandingkan hal-hal yang

25 literatif. Ini juga dikarenakan system pembelajaran negara kita yang masih teacher oriented dan kaku. Kata-kata itu sifatnya abstrak sedangkan visual dan warna memudahkan anak-anak menyerap hal-hal yang diajarkan. Menurut beliau, anak laki-laki dan perempuan berbeda kesukaannya. Anak laki-laki biasanya lebih menyukai gerakan atau visual. Sedangkan anak-anak cewek menyukai jalan cerita. Selain itu anak-anak yang berprestasi berbeda dengan anak-anak yang kurang berprestasi. Anak-anak yang berprestasi biasanya menganalisa suatu jalan cerita. Anak-anak yang kurang berprestasi menyukai visual tanpa mau dipusingkan dengan cerita yang rumit dimengerti olehnya. Beliau berpendapat sekolah dan guru-guru juga tidak boleh ketinggalan zaman, tetapi harus mengikuti dan mengenal apa yang sedang diminati anak-anak muridnya. Menurut beliau anak-anak sekarang kurang menyukai wayang, dikarenakan kurang ditampilkan di media-media bahkan di sekolahpun kurang diajarkan mengenai wayang. Anak-anak sekarang lebih menyukai tokoh-tokoh dari luar seperti Spiderman, Spongebob dan lain-lain sampai-sampai mereka hafal nama semua karakter beserta sifatsifatnya dan kerap kali mengikuti gaya dan perilaku tokoh idolanya itu. Beliau menanggapi baik adanya media-media yang membantu guru dan sekolah untuk mengenalkan wayang dan budaya lokal kepada anak-anak. Jika diadakan pertunjukan wayang secara langsung, anak-anak akan menyukainya, karena mereka senang dengan hal-hal yang dekat dan dapat dilihat langsung. Dari hasil wawancara, didapatkan kesimpulan bahwa media sangat mempengaruhi minat anak-anak. Begitu juga dengan lingkungan baik lingkungan keluarga maupun sekolah. Karena disinilah karakter dan minat anak-anak dibentuk. Adalah kenyataan bahwa generasi sekarang sudah tersaring dengan budaya-budaya dari luar baik secara

26 visual maupun psikologis. Adalah baik diadakan pelestarian budaya wayang ini supaya jangan sampai hilang dimakan waktu dan budaya asing. Dan pelestarian ini dilakukan sejak dini.

2.9 DATA PENERBIT

Gambar 2.12 Sumber dari http://www.erlangga.co.id/

Penerbit Erlangga hadir pada tahun 1952, di tengah keprihatinan kondisi pendidikan nasional, saat para siswa Indonesia kesulitan memperoleh buku-buku untuk belajar.

Keprihatinan ini melecut Penerbit Erlangga untuk berkarya dengan melahirkan banyak buku. Tujuan PT Erlangga adalah ikut berpartisipasi dalam peningkatan kualitas pendidikan dengan menerbitkan buku-buku bermutu, mulai dari tingkat prasekolah, TK, sekolah dasar, sekolah menengah, perguruan tinggi, dan kalangan profesional. • Pra sekolah: bidang ini baru dimulai dan akan terbit sekitar 100 judul buku. • Sekolah dasar: lebih dari seratus judul buku telah diterbitkan, mencakup buku teks

(materi), soal, dan keterampilan. • Sekolah menengah: lebih dari dua ratus judul buku telah diterbitkan, mencakup buku

teks (materi), soal, dan persiapan masuk ke perguruan tinggi. • Perguruan tinggi: lebih dari seribu judul telah diterbitkan, mencakup semua bidang,

seperti ekonomi, teknik, MIPA, sosial.

27 • Umum: lebih dari empat ratus judul telah diterbitkan, mencakup buku popular, self

help, dan religius.

Komitmen Penerbit Erlangga tampak dari misinya: melayani ilmu pengetahuan. Sebagai "pelayan" Penerbit Erlangga berupaya tetap tanggap terhadap arus reformasi pendidikan. Untuk itulah, revisi, pembaruan, dan penglahiran buku-buku baru terus dilakukan

Visi Visinya adalah menjadi mitra utama bagi semua pihak yang berkepentingan dalam memajukan dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia, agar mampu bersaing dengan bangsa-bangsa maju di dunia, khususnya di dalam penguasaan ilmu pengetahuan, yang akan PT Erlangga capai melalui kepemimpinan di setiap segmen pasar di mana persaingan ada.

Misi

1. PT Erlangga adalah memberi solusi kepada setiap orang yang menghadapi masalah dalam mencari dan mengejar ilmu pengetahuan. 2. PT Erlangga akan menyediakan produk dan layanan yang memenuhi standar tertinggi yang mampu dicapai, jauh di atas para pesaing yang ada dalam industri di mana PT Erlangga bersaing. 3. PT Erlangga ingin memastikan bahwa semua pihak yang berhubungan dengan penerbit dapat merasakan dan menerima manfaat positif dari kehadiran PT Erlangga dalam bisnis ini.

28 4. Misi PT Erlangga adalah menghasilkan tingkat pengembalian yang wajar atas risiko modal dan investasi yang dihadapi oleh para pemegang saham, meningkatkan kekayaan perusahaan, dan menjadi sumber kemakmuran bagi orang-orang yang bekerja pada PT Erlangga. 5. Sumber daya manusia merupakan unsur strategis yang sangat menentukan arah dan masa depan dari bisnis ini. Oleh karena itu, PT Erlangga akan memberdayakan dan memotivasi orang-orang yang bekerja untuk kami agar memberikan potensi produktivitas dan kreativitas terbaik yang mereka miliki secara berkesinambungan.

Komitmen Penerbit Erlangga tampak dari misinya: melayani ilmu pengetahuan. Sebagai "pelayan" Penerbit Erlangga berupaya tetap tanggap terhadap arus reformasi pendidikan. Untuk itulah, revisi, pembaruan, dan penglahiran buku-buku baru terus dilakukan.

PT Erlangga For Kids banyak menerbitkan buku-buku Pop Up untuk anak-anak. Hal ini membuka peluang bagi buku Pop Up jenis wayang untuk dapat diterbitkan (www.erlangga.co.id).