Memasuki era globalisasi, masyarakat lebih modern ditandai dengan adanya ...
bisa dinikmati lewat suara dan gambar sehingga membuat penonton ...
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Memasuki era globalisasi, masyarakat lebih modern ditandai dengan adanya perkembangan teknologi secara besar-besaran. Komunikasi manusia tidak mengenal jarak dan waktu dengan adanya penemuan telepon dan internet. Manusia bisa saling berhubungan satu sama lain kapan saja dan dimana dengan mudah dan cepat. Salah satu teknologi komunikasi yang banyak digunakan oleh manusia adalah media massa yang meliputi Televisi, Radio, dan Media Cetak. Televisi merupakan media elektronik yang menyajikan informasi dari berbagai belahan dunia secara audio visual. Televisi paling banyak digunakan oleh masyarakat karena penyajiannya yang bisa dinikmati lewat suara dan gambar sehingga membuat penonton merasakan seperti apa yang disiarkan di televisi. Radio sebagai media informasi yang memiliki kekuatan dalam penyampaian informasi dan dekat dengan pendengar karena karakteristik yang dimilikinya. Media cetak sebagai media informasi yang memiliki kekuatan lewat gambar dan kata-kata yang bisa diabadikan sehingga bisa dilihat lagi di lain waktu. Seiring perkembangan jaman, masyarakat dikejutkan oleh hadirnya media komunikasi massa yang baru yaitu Internet. Internet memberikan informasi secara cepat lewat gambar, suara, dan tulisan dimana semua itu bisa diabadikan dan masyarakat merasakan apa yang ada dalam internet. Dengan internet, masyarakat secara global di belahan dunia manapun bisa terhubung kapan saja dan dimana saja dengan mudah dan cepat. Televisi sebagai media massa yang paling berpengaruh membawa masyarakat ke dalam dunia audio visual yang disebut broadcasting atau penyiaran. Dunia penyiaran 1
2 adalah dunia dimana sebuah gambar dapat menjadi pesan yang sangat efisien untuk pemirsanya. Mata manusia lebih senang menerima pesan dalam bentuk gambar yang memiliki sequence atau pergerakan serta dilengkapi oleh audio sebagai penguat tampilan gambar. Karakter lain yang merupakan keunggulan televisi adalah kemampuannya memberi penekanan secara efektif terhadap pesan atau maksud yang dituju dengan meng-close-up objeknya, atau memberi pemusatan pandangan. Televisi memberi banyak kemungkinan ilustrasi visual, kaya akan tata gerak, tata warna, dan berbagai bunyi suara. Hal ini tidak dimiliki media lainnya seperti radio dan media cetak. Tidak mengherankan jika televisi memiliki daya tarik yang luar biasa apabila sajian program nya dapat menyesuaikan dengan karakter televisi dan manusia yang sudah terpengaruh oleh televisi. Televisi menyediakan berbagai sumber pemuas kebutuhan seperti kebutuhan edukasi, entertainment, hingga kebutuhan rileksasi dengan menyajikan informasi yang dikemas dengan menarik melalui program talkshow, drama, film, musik, religi, variety show, sport, dan infotainment atau informasi yang kita kenal sebagai berita. Di tengahtengah persaingan stasiun-stasiun televisi di dunia khususnya di Indonesia, para pekerja televisi berlomba-lomba untuk mengemas program yang menarik untuk memikat hati penonton. Program yang cukup diminati oleh masyarakat Indonesia khususnya remaja adalah tayangan entertainment. Program entertainment di samping memberikan informasi, tetapi juga memberikan hiburan bagi para penonton. Maka dari itu, GLOBAL TV yang bekerja sama dengan majalah ”High & Teen” menayangkan program “Teenlicious”. “Teenlicious” merupakan program magazine yang di setiap episode nya memiliki empat segmen dengan informasi variatif, ringan, dan menghibur khas remaja.
3 “Teenlicious” sendiri merupakan representasi dari ”The Extraordinary Generation” dimana maksudnya adalah generasi muda yang memiliki good looking, smart, lincah, berwawasan luas, asyik, berbakat, dan terasa akrab dengan penontonnya. Segmen pertama merupakan segmen Celeblicious yang menyajikan informasi seputar selebriti Hollywood, gosip, musik, film, lifestyle, dan sebagainya. Segmen kedua merupakan segmen Reportage yang menyajikan liputan berbagai event anak muda paling aktual di Jakarta seperti Launching event, Behind The Scene, Fashion Show, konser musik, dan sebagainya. Segmen ketiga merupakan segmen Teen Zone yang berisi Make Over, Trivia Quiz, dan Video Clip. Segmen keempat merupakan segmen Fashionlicious yang menyajikan informasi, rekomendasi, dan tutorial seputar fashion internasional. Melihat persaingan program televisi yang semakin marak dewasa ini dengan munculnya banyak program yang informatif, inovatif, dan menghibur, maka pelaku media di stasiun televisi harus dapat mempertahankan eksistensi programnya, antara lain dengan memberikan tayangan yang berkualitas sesuai dengan keinginan penonton. Hal ini dilakukan juga oleh Global Tv yang menyajikan program-program menarik, salah satunya adalah program Teenlicious. Dalam hal ini, tim produksi melakukan proses pembuatan program dari mulai pra produksi, produksi, sampai pasca produksi. Dalam
penelitian
yang berjudul
”Strategi
Proses
Produksi
Program
“Teenlicious” di Global TV untuk Meningkatkan Kualitas Program”, peneliti akan membahas mengenai proses produksi program televisi dari mulai pra produksi, produksi, sampai pasca produksi program “Teenlicious” ini sehingga kualitas programnya sesuai dengan harapan penonton. Lalu, bagaimana strategi produksi program “Teenlicious” ini sehingga kualitasnya bisa terus ditingkatkan? Inilah alasan peneliti mengangkat masalah ini menjadi sebuah penelitian, karena dalam proses produksi program televisi pasti
4 mengalami kendala – kendala yang harus dipecahkan solusinya sehingga kualitas isi informasinya tetap terjaga. 1.2 Ruang Lingkup Ruang lingkup yang akan di teliti adalah berdasarkan uraian latar belakang yang telah disampaikan diatas, maka pembatasan masalah serta ruang lingkup penelitian perlu dilakukan. Hal ini agar peneliti tidak keluar dari masalah yang ada. Ruang lingkup penelitian ini dibatasi oleh: 1.
Obyek peneliti: Penelitian ini akan membahas mengenai proses produksi
program televisi dari mulai pra produksi, produksi, sampai pasca produksi program “Teenlicious” di Global Tv sehingga kualitas programnya sesuai dengan harapan penonton. 2.
Lingkup penelitian: Dalam penulisan skripsi ini penulis menganalisis strategi
produksi program Teenlicious di Global Tv dalam meningkatkan kualitas program. Teknik analisis yang digunakan adalah teori SWOT, yang digunakan untuk menentukan kekuatan proses produksi yang akan dijadikan peluang untuk mendapatkan strategi terbaik dalam membuat program yang berkualitas demi persaingannya dengan program lain dan untuk mengidentifikasi kelemahan dimana tahapan proses produksinya mungkin akan mengalami ancaman baik dari eksternal maupun internal. Kepanjangan dari teori SWOT sendiri adalah: •
Strength atau Kekuatan
•
Weakness atau Kelemahan
•
Opportunity atau Peluang
•
Threat atau Ancaman
5
Selain itu, untuk menganalisis strategi produksi pada program “Teenlicious” di Global Tv, digunakan konsep tahapan produksi. Menurut Fred Wibowo (Wibowo, 2009, pp. 3845) tahapan produksi program di televisi yang terdiri dari tiga bagian dan lazim disebut standar operation procedure (SOP), yaitu sebagai berikut: a)
Pra Produksi (ide, perencanaan, dan persiapan)
Tahapan ini sangat penting, sebab jika tahap ini dilaksanakan dengan rinci dan baik, sebagian pekerjaan dari produksi yang direncanakan sudah selesai. Tahap – tahap pra produksi meliputi tiga bagian, sebagai berikut: -
Penemuan Ide, tahap ini dimulai dalam suatu rapat redaksi, ketika seorang
produser menemukan ide atau gagasan, membuat riset dan menuliskan naskah atau meminta penulis naskah mengembangkan gagasan menjadi naskah sesudah riset. -
Perencanaan, tahap ini meliputi penetapan jangka waktu kerja (time schedule),
penyempurnaan naskah, pemilihan crew – crew yang bertugas, lokasi dan peralatan. -
Persiapan, tahap ini meliputi melengkapi peralatan yang diperlukan, perijinan
dan surat – menyurat dalam melakukan proses peliputan nantinya. Semua persiapan ini paling baik diselesaikan menurut jangka waktu kerja (time schedule) yang sudah ditetapkan. b)
Produksi
Setelah proses pra produksi yang meliputi perencanaan dan persiapan telah selesai dilakukan dengan baik dan benar, maka apa dalam tahapan ini adalah merealisasikan apa yang telah direncakana dalam proses pra produksi. Crew – crew yang bertugas akan diarahkan oleh produser yang bertugas untuk mendapatkan hasil yang terbaik dalam peliputan, dan eksekutif produser akan memantau terus kinerja tim peliputan yang
6 mencari materi berita agar sesua dengan wishlist – wishlist yang ditentukan apda proses pra produksi. Reporter akan bekerja sama dengan cameraman untuk mendapatkan hasil peliputan yang baik dan gambar yang layak untuk ditayangkan nantinya. c)
Pasca Produksi
Pasca produksi memiliki tiga langkah utama, yaitu editing offline, editing online, dan mixing. Berikut penjabarannya. - Editing Offline Proses editing ini merupakan proses memadukan antara gambar satu dengan gambar yang lain serta pemotongan dan memperpadukan gambar agar menjadi satu kesatuan gambar yang bercerita, sehingga hasilnya nanti akan dapat dimengerti dan dinikmati oleh pemirsanya. - Editing Online Berdasarkan naskah editing, editor mengedit hasil shooting asli. Sambungansambungan setiap shoot dan adegan (scene) dibuat tepat berdasarkan catatan timecode dalam naskah editing. Demikian pula sound asli dimasukkan dengan level yang seimbang dan sempurna. Setelah editing online ini siap, proses berlanjut dengan mixing. - Mixing Narasi yang sudah direkam dan ilustrasi musik yang juga sudah direkam, dimasukkan ke dalam pita hasil editing online sesuai dengan petunjuk atau ketentuan yang tertulis dalam naskah editing. Keseimbangan antara sound effect, suara asli, suara narasi dan musik harus dibuat sedemikian rupa sehingga tidak saling mengganggu dan terdengar jelas. Sesudah proses mixing ini boleh dikatakan bagian yang penting dalam pasca produksi sudah selesai.
7 3.
Lingkup waktu: penulis membatasi waktu pelaksanaan penelitian yaitu dari bulan
Februari 2012 sampai dengan bulan Juni 2012. 4.
Lingkup lokasi: Penulis membatasi lokasi penelitian yaitu di kantor Global Tv
yang berlokasi di Gedung Ariobimo – Kuningan, Jakarta Selatan 1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian Dari masalah penelitian diatas, dengan demikian penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui strategi produksi program televisi dari mulai pra produksi, produksi, sampai dengan pasca produksi dengan menggunakan analisis SWOT. 1.3.2 Manfaat Penelitian a. Manfaat Akademis: 1. Diharapkan penelitian ini bisa memberikan kontribusi kepada mahasiswa jurusan Marketing Communication dengan peminatan Broadcasting di Binus University untuk menambah
ragam penelitian yang menggunakan teori
komunikasi sebagai landasan penelitian serta memperluas pengetahuan peneliti dan pembacanya, khususnya mengenai proses produksi acara ini. 2. Televisi merupakan media yang mempengaruhi penonton dalam penyampaian informasi. Penelitian ini diharapkan dapat melihat sejauh mana Global Tv membuat informasi yang berkualitas bagi penonton. b. Manfaat Praktis: 1. Dapat memberikan informasi kepada Global Tv sebagai media yang menayangkan program “Teenlicious” guna menjadi bahan evaluasi di masa mendatang.
8 1.4 Metodologi Pengertian metode berasal dari kata methodos (Yunani) yang dimaksud adalah cara atau menuju suatu jalan. Metode merupakan kegiatan ilmiah yang berkaitan dengan suatu cara kerja (sistematis) untuk memahami suatu subjek atau objek penelitian sebagai upaya untuk menemukan jawaban yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah dan termasuk keabsahannya. Menurut Soerjono Soekanto, penelitian merupakan kegiatan ilmiah yang berkaitan dengan analisis dan konstruksi yang dilakukan secara metodologis, sistematis, dan konsisten. Menarik kesimpulan dari pembahasan tersebut, bahwa system dan metode yang dipergunakan untuk memperoleh informasi atau bahan materi suatu pengetahuan ilmiah yang disebut dengan ‘metodologi ilmiah’. Pada sisi lain dalam kegiatan untuk mencari informasi tersebut dengan tujuan untuk menemukan halhal yang baru merupakan suatu prinsip-prinsip tertentu atau solusi (pemecahan masalah), 2003: 24) 1.4.1. Pendekatan penelitian Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, dimana metode ini bertujuan untuk menjelaskan fenomena dengan sedalam-dalamnya melalui pengumpulan data sedalam-dalamnya. Dalam penelitian ini yang lebih ditekankan adalah persoalan kedalaman ( kualitas ) data, bukan banyaknya ( kuantitas ) data. (Kriyantono, 2006) 1.4.2. Jenis penelitian Jenis atau tipe penelitian yang digunalan adalah Deskriptif. Jenis riset ini bertujuan membuat deskripsi secara sistematis, faktual, dan akurat tentang fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau objek tertentu. Penelitian ini menggambarkan realitas yang sedang terjadi tanpa menjelaskan hubungan antar variabel. Kriyantono, 2006)
(Rachmat
9 1.4.3. Obyek Penelitian Obyek yang akan diteliti adalah program “Teenlicious” di Global TV yang tayang setiap hari minggu pukul 13.30 – 14.00 WIB. 1.4.4. Informan 1. Produser 2. Tim Kreatif 3. Editor 4. Asisten Produksi / Production Assistant 1.4.5. Teknik Pengumpulan Data A. Wawancara Mendalam (Depth Interview) Menurut Rachmat Kriyantoro dalam bukunya Riset Komunikasi, metode wawancara mendalam adalah metode penelitian dimana peneliti melakukan kegiatan wawancara tatap muka secara mendalam dan terus menerus (lebih dari satu kali) untuk menggali informasi dari responden. Karena itu, responden disebut juga informan. Karena wawancara dilakukan lebih dari sekali, maka disebut juga “intensive-interview”. Metode ini memungkinkan peneliti untuk mendapatkan alasan detail dari jawaban responden yang antara lain mencakup opininya, motivasinya, nilai-nilai ataupun pengalaman-pengalamannya. B. Observasi Metode observasi adalah metode dimana peneliti mengamati langsung objek yang diteliti. Ada dua jenis observasi, yang pertama observasi partisipan, yaitu peneliti ikut berpartisipasi sebagai anggota kelompok yang diteliti. Kedua, observasi non partisipan, yaitu observasi dimana peneliti tidak memposisikan
10 dirinya sebagai anggota kelompok yang diteliti. Dikenal pula observasi partisipanmembership, artinya peneliti adalah anggota dari kelompok yang diteliti. 1.4.6. Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan dengan jenis deskriptif. Jenis penelitian ini bertujuan membuat deskripsi secara sistematis, faktual, dan akurat tentang fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau objek tertentu. Peneliti sudah mempunyai konsep (biasanya satu konsep) dan kerangka konseptual. Melalui kerangka konseptual (landasan teori), peneliti melakukan operasionalisasi konsep yang akan menghasilkan variabel beserta indikatornya. Penelitian ini menggambarkan realitas yang sedang terjadi tanpa menjelaskan hubungan antarvariabel. 1.4.7. Keabsahan Penelitian Untuk menetapkan data, diperlukan teknik pemeriksaan terhadap data. Pelaksanaan teknik pemeriksaan didasarkan atas sejumlah kriteria tertentu. Ada empat kriteria yang digunakan dalam menetapkan penelitian, yaitu: A. Credibility ( Kepercayaan ) Penerapan kriterium derajat kepercayaan (kreadibiltas) pada dasarnya menggantikan konsep validitas internal dari non kualitatif. Kriterium ini berfungsi: Pertama, melaksanakan inkuiri sedemikian rupa sehingga tingkat kepercayaan hasil-hasil penemuan dengan jalan pembuktian oleh peneliti pada kenyataan ganda yang telah diteliti. (Moleong, 2006:324) Melibatkan penetapan bahwa hasil penelitian kualitatif itu kredibel atau dapat dipercaya dari perspektif peserta penelitian. Hal ini karena tujuan dari penelitian kualitatif adalah untuk menggambarkan dan memahami fenomena dari sudut pandang kepentingan peserta penelitian. Hal ini karena tujuan dari penelitian
11 kualitatif adalah untuk menggambarkan dan memahami fenomena dari sudut pandang kepentingan peserta penelitian, maka peserta penelitian merupakan satusatunya pihak yang bisa mensahkan tingkat krediabilitas dari hasil penelitian ini. (Bryman, 2008, p. 377) B. Transferability ( Keteralihan ) Kriteria keteralihan berbeda dengan validitas eksternal non kualitatif. Konsep validitas tersebut menyatakan bahwa generalisasi suatu penemuan dapat ditetapkan pada semua konteks dalam populasi yang sama atas dasar yang diperoleh pada sampel secara representatif. (Moleong, 2006:324) Transferability juga menjelaskan apakah hasil penelitian ini dapat diterapkan pada situasi yang lain. Konsep validitas menyatakan bahwa generalisasi suatu penemuan dapat berlaku atau diterapkan pada semua konteks dalam populasi yang sama atas dasar penemuan yang diperoleh pada sampel yang secara representative mewakili populasi itu. (Bryman, 2008:377) C. Dependability ( Kebergantungan ) Dalam penelitian kualitatif, uji dependability dengan melakukan audit terhadap keseluruhan proses penelitian. Menekankan kebutuhan peneliti untuk memperkirakan penelitiannya untuk konteks-konteks yang selalu berubah selama penelitian ini berlangsung. Penelitian ini bertanggung jawab untuk menggambarkan perubahan-perubahan yang terjadi dalam setting penelitian dan bagaimana perubahan-perubahan ini mempengaruhi cara penelitian ini mendapatkan hasil penelitian. Dependability adalah parallel keandalan. Sebagai parallel keandalan dala riset kualitatif, peneliti perlu memastikan bahwa arsip-arsip lengkap harus dijaga dari semua tahap yang
12 menyangkut riset itu. Proses perumusan masalah, pemilihan peserta riset, mencatat lingkungan kerja, catatan wawancara, analisis data dan cara lain yang tak kalah diakses. Kemudian peneliti bertindak sebagai auditor, dan pasti pada bagian akhir untuk menetapkan prosedur diberapa banyak dan termasuk yang sudah diikuti. Ini juga meliputi tingkat untuk membuat kesimpulan yang benar. Auditing tidak mempunyai pendekatan popular untuk menambah dependability dari riset kualitatif. Beberapa studi yang menyoroti permasalahan dihubungkan dengan gagasan auditing. Ini sangat menuntut auditor, mengingat riset kualitatif itu menghasilkan frekuensi data yang besar. (Sugiyono, 2007, p. 277) D. Confirmability ( Kepastian ) Hampir sama dengan dependability, yaitu menguiji hasil penelitian dikaitkan dengan proses yang dilakukan. Apabila hasil penelitian merupakan fungsi dari proses penelitian maka proses tersebut telah memenuhi standar confirmability. Confirmability mempunyai kaitan dengan objektivitas yang lengkap di dalamnya riset sosial, peneliti harus berbuat secara jujur, dengan kata lain harus nyata dalam melakukan
riset.
Terdapat
beberapa jenis
strategi
untuk
meningkatkan
confirmability. Peneliti bisa mendokumentasikan prosedur untuk melakukan cek dan ricek data yang didapat dari penelitian. Penelitian bisa juga aktif mencari dan menggambarkan berbagai kelemahan atau hal-hal kontradiktif yang ada dalam observasi sebelumnya. Setelah peneliti melakukan riset, seseorang bisa bertindak sebagai auditor yang menguji teknik pengumpulan data dan menganalisi prosedur serta melakukan penelitian tentang kemungkinan adanya bias atau distorsi. (Bryman, 2008, p. 379).
13 1.5. Sistematika penulisan BAB 1 Pendahuluan Adalah tentang latar belakang masalah dari penelitian ini, ruang lingkup penelitian, menjelaskan tentag tujuan dan manfaat yang akan didapat dari penelitian ini, pengumpulan data-data yang menunjang setiap aspek dari penelitian dan juga penjelasan mengenai metodologi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini. BAB 2 Landasan Teori Mengenai kerangka teori yang digunakan di dalam penelitian ini serta menjelaskan secara detail tentang kerangka pemikiran yang sesuai dengan teori yang digunakan terhadap penelitian yang dilakukan. Dimana “Teenlicious” memberikan informasiinformasi yang berkualitas seputar gaya hidup remaja masa kini. BAB 3 Perumusan Objek Penelitian Merupakan garis besar kerangka analisis objek yang diteliti. Menjelaskan perumusan objek penelitian mulai dari struktur organisasi, prosuder yang berlaku, metode pengumpulan data, permasalahan yang ada, dan alternatif permasalahan. BAB 4 Hasil Penelitian Menguraikan hasil penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, menjelaskan penyajian penelitian yang telah dilakukan, menjelaskan data-data yang sudah terkumpul berupa hasil wawancara dan survey lapangan, serta melakukan pembahasan dari apa yang sudah diteliti sebelumnya. BAB 5 Simpulan dan Saran Menyimpulkan secara garis besar inti penelitian dan hasil yang sudah diperoleh dari penelitian tersebut yang berupa informasi kualitatif. Berisi saran yang merupakan
14 tindakan yang lebih lanjut dalam melakukan pemecahan masalah dengan tujuan agar ke depannya menjadi lebih baik lagi. Saran ini ditujukan kepada pihak yang nantinya dapat memetik manfaat dari penelitian ini.