Download - Ditjen Cipta Karya - Kementerian Pekerjaan Umum

26 downloads 2760 Views 4MB Size Report
lensa ck • Kunjungan Menteri PU ke Desa Pulau Mandangin,. Kabupaten ... Kirti Istana Bogor Ditentukan ..... bagi kapal kapal ikan, pabrik es, dan lainnya.
Bang Unan, Ikon Kampanye Sosialisasi UUBG

Menelisik Sistem Air Limbah Pondok Pesantren

21

12

Lima Kabupaten/Kota Terima Hibah 100 Juta USD Bangun TPA Terpadu

26

Edisi 8/Tahun X/Agustus 2012

kementerian pekerjaan umum

Karya Cipta Infrastruktur Permukiman

Reverse Osmosis

Hapus Dahaga Desa Nelayan Pulau Mandangin

Galeri • BIORITY Instalasi Pengolahan Limbah Bermedia Kontak PLUS! lensa ck • Kunjungan Menteri PU ke Desa Pulau Mandangin,

Kabupaten Sampang - Madura

daftar isi

Edisi 84Tahun X4Agustus 2012

Berita Utama Osmosis 4 Reverse Hapus Dahaga Desa

Nelayan Pulau Mandangin

Dahaga 7 Menghapus dengan Air Laut Pulau Mandangin

liputan khusus Sistem Air Limbah 12 Menelisik Pondok Pesantren

4

info baru

16

ASI Gedung Kementerian PU 16 Ruang untuk Masa Depan Anak Indonesia PU Undang Partisipasi 19 Kemen Swasta dalam Proyek Air Minum Unan, Ikon Kampanye 21 Bang Sosialisasi UUBG Asrama ITB 22 Rusun Jatinangor Megah, Murah, dan Ramah Lingkungan

inovasi Pra-Disain Balai 24 Pemenang Kirti Istana Bogor Ditentukan

21 22

Presiden RI

Kabupaten/Kota 26 Lima Terima Hibah 100 Juta USD Bangun TPA Terpadu

Kerjasama B to B PDAM, 29 Percepat Pencapaian Target MDGs Air Minum

PLUS! Galeri • BIORITY Instalasi Pengolahan Limbah Rumah Tangga Tangki Septic Bermedia Kontak (Biority) lensa ck • Kunjungan Menteri PU ke Desa Pulau Mandangin, Kabupaten Sampang - Madura

2

24 26

editorial Pelindung Pelindung Budi Yuwono P Budi Yuwono P Penanggung Jawab Penanggung Jawab Antonius Budiono Antonius Budiono Dewan Redaksi Dewan Redaksi Susmono, Danny Sutjiono, Dadan Krisnandar, Danny Sutjiono, M. Sjukrul M. Sjukrul Amin, Amwazi Idrus, Amin, Amwazi Idrus, Guratno Hartono, Guratno Hartono, Tamin MZ. Tamin MZ. Amin, Nugroho TriAmin, Utomo Nugroho Tri Utomo Pemimpin Redaksi Pemimpin Redaksi Sri Murni Edi K, Sudarwanto Dian Irawati, Sudarwanto Penyunting dan Penyelaras Naskah Penyunting dan Penyelaras Naskah T.M. Hasan, Bukhori T.M. Hasan, Bukhori Bagian Produksi BagianA.Produksi Erwin Setyadhi, Djoko Karsono, Erwin A. Setyadhi, Djoko Karsono, Diana Kusumastuti, Bernardi Heryawan, Diana Kusumastuti, Bernardi Heryawan, M. Sundoro, Chandra RP. Situmorang, M. Sundoro, Chandra RP. Situmorang, Fajar Santoso, Ilham Muhargiady, Dian Irawati, Fajar Santoso, IlhamSuryaningrum, Muhargiady, R. Julianto, Desrah, Wardhiana Bhima Dhananjaya, Djati Waluyo Widodo, Sri Murni Edi K, Desrah, Indah Raftiarty, Danang Pidekso Wardhiana Suryaningrum, R. Julianto, Bhima Dhananjaya, Waluyo Widodo, Bagian AdministrasiDjati & Distribusi Indah Raftiarty, Danang Pidekso Luargo, Joni Santoso, Nurfathiah Bagian Administrasi & Distribusi Kontributor Luargo, A. Joni Santoso,Hadi Nurfathiah Dwityo Soeranto, Sucahyono, Nieke Nindyaputri, R. Mulana MP. Sibuea, Kontributor Adjar Prajudi, Rina Farida, Didiet A. Akhdiat, Dwityo A. Soeranto, Hadi Sucahyono, RG. Eko Djuli S, Dedy Nieke Nindyaputri, R. Permadi, Mulana MP. Sibuea, Th Srimulyatini Respati, Joerni Makmoerniati, Adjar Prajudi, Rina Farida, Didiet A. Akhdiat, Syamsul Hadi, Hendarko Rudi S, Iwan Dharma S, RG. Eko Djuli S, Dedy Permadi, Th Srimulyatini Rina Agustin, Handy B. Legowo, Respati, Joerni Makmoerniati, Syamsul Hadi, Dodi Krispatmadi, Rudi A. Arifin, Hendarko Rudi S, Iwan Dharma S, Rina Agustin, Endang Setyaningrum, Alex A. Chalik, HandyMursito, B. Legowo, Dodi Krispatmadi, Djoko N. Sardjiono, Rudi A.M. Arifin, Endang Setyaningrum, Oloan Simatupang, Hilwan, Kun Hidayat S, Alex A. Sumantri, Chalik, Djoko Mursito, N. Sardjiono, Deddy Halasan Sitompul, Oloan M. Simatupang, Hilwan, Kun Hidayat S, Sitti Bellafolijani, M. Aulawi Dzin Nun, Deddy Sumantri, Halasan Sitompul, Ade Syaiful Rahman, Aryananda Sihombing, Sitti Bellafolijani, M. Anggraini, Aulawi Dzin Nun, Agus Achyar, Ratria Dian Suci Hastuti, Emah Sudjimah, Ade Syaiful Rahman, Aryananda Sihombing, Susi Simanjuntak, Didik S.Dian Fuadi, AgusMDS Achyar, Ratria Anggraini, Suci Hastuti, Kusumawardhani, Airyn Saputri, Emah Sudjimah, Susi MDS Simanjuntak, Budi Aswin G. Sukahar,Airyn Saputri, DidikPrastowo, S. Fuadi, Kusumawardhani, Wahyu K. Susanto, Putri Suri, Budi Prastowo, Aswin G.Intan Sukahar, Siti Aliyah Junaedi Putri Intan Suri, Wahyu K. Susanto, Siti Aliyah Junaedi Alamat Redaksi Jl. Patimura No. 20, Kebayoran Baru 12110 Alamat Redaksi Telp/Fax. 021-72796578 Jl. Patimura No. 20, Kebayoran Baru 12110 Email Telp/Fax. 021-72796578 [email protected] Email [email protected] website http://ciptakarya.pu.go.id

Teknologi Tepat Guna Air Minum akan Hidup dengan Komitmen Tercukupinya layanan air minum untuk kebutuhan rumah tangga adalah hal yang esensial dan mutlak karena langsung berhubungan dengan tingkat kesejahteraan masyarakat lahir dan batin. Tak jarang, air sangat sulit didapatkan. Untuk yang ada namun jauh, harus didekatkan. Tapi jika air tak bisa dikonsumsi karena tak layak perlu diolah. Untuk mengolahnya diperlukan ilmu dan teknologi. Namun ternyata teknologi saja tidak bisa menyelesaikan masalah. Tak sedikit teknologi yang sudah dikenalkan untuk mengolah air baku menjadi air minum (air bersih yang tak berbau, tak berwarna, dan aman dikonsumsi). Dari yang sederhana dan murah hingga teknologi tinggi nan mahal. Sebutlah Reverse Osmosis untuk menyuling air laut menjadi air minum. Di masa sekarang, tak sulit mengubah air laut dari kadar keasinan air laut menjadi air tawar. Namun ternyata masalahnya bukan hanya urusan mengubah fisik air, tapi ada banyak hal seperti efektivitas sistem Sea Water Reverse Osmosis (SWRO) yang dihasilkan, tarif yang diberlakukan, kesediaan pemerintah untuk merawat, dan seterusnya. Masyarakat Desa Pulau Mandangin Kabupaten Sampang beruntung mempunyai Bupati seperti Noer Tjahja. Hanya menggenggam satu kata bernama komitmen, Noer Tjahja mengajukan minat kepada Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum agar dibangun SWRO di Pulau Kambing, sebutan Pulau Mandangin Madura sebesar 5 liter per detik untuk melayani sekitar 20 ribu jiwa penduduk pulau itu. Gayung bersambut, Ditjen Cipta Karya yang memang memiliki prioritas membangun air minum di daerah rawan air juga memiliki target MDGs yang terus dikejar hingga mencapai pelayanan nasional 68,87% sampai tahun 2015, segera memenuhi keinginan Bupati tersebut. Hebatnya lagi, Noer Tjahja dan masyarakat Pulau Mandangin tanpa ragu bersedia membayar hingga Rp 10 ribu untuk tiap kubiknya. Dibandingkan keharusan membeli air mineral galon, masyarakat dari sudut pandang manapun alasan masyarakat Pulau Mandangin sangat logis menerima bantuan Cipta Karya tersebut. Untuk urusan pemeliharaan alat, Bupati dan masyarakat sanggup merogoh kocek jika ada kerusakan dalam sistem. Jika peran PLN sudah maksimal, tarif air minum per meter kubiknya bisa lebih ditekan. Maka, dengan komitmen, tak ada masalah yang sulit diatasi. Selamat membaca dan berkarya!

twitter @ditjenck Cover : Instalasi Pengolahan Air Laut kapasitas 5 liter/ detik di Desa Pulau Mandangin, Sampang, Madura (Foto: M. Hasan)

Redaksi menerima saran maupun tanggapan terkait bidang Cipta Karya ke email [email protected] atau saran dan pengaduan di www.pu.go.id

Edisi 8 4Tahun X4Agustus 2012

3

Foto : Buchori

berita utama

Foto Atas

: Menteri PU didampingi Bupati dan Kapolres Sampang membuka keran air hasil pengolahan Sea Water Reverse Osmosis (SWRO) di Transfer Depo Air Minum. Foto Bawah : Menteri PU didampingi Dirjen Cipta Karya dan Gubernur Jawa Timur menandatangani prasasti peresmian 11 SPAM se Jawa Timur.

Reverse Osmosis Masyarakat Pulau Mandangin kini sudah dapat menikmati air minum dan dapat mengkonsumsi langsung dari sambungan pipa rumah. Kementerian Pekerjaan Umum melalui Ditjen Cipta Karya telah membangun Instalasi Pengolahan Air Laut menjadi air minum di Desa Pulau Mandangin, Sampang, Jawa Timur.

Foto : Danang Pidekso

Hapus Dahaga Desa Nelayan Pulau Mandangin

berita utama

S

elama ini, masyarakat mengkonsumsi air hujan, air laut, dan air galon yang dibeli dengan harga tinggi untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Air merupakan salah satu kebutuhan yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Khususnya air bersih yang dapat memberikan rasa nyaman. Hal itu ditegaskan Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto saat meresmikan Instalasi Pengolahan Air laut, 10 Agustus 2012 lalu didampingi oleh Gubernur Jawa Timur Soekarwo, Dirjen Cipta Karya Budi Yuwono, Direktur Pengembangan Air Minum Ditjen Cipta Karya Danny Sutjiono, dan Bupati Sampang Noer Tjahja. Program penyulingan air laut atau sea water reserve osmosis (SWRO) merupakan salah satu program percontohan nasional yang dicanangkan oleh kementerian PU. Program tersebut salah satu upaya pemerintah untuk mengatasi kelangkaan air baku untuk penyediaan air minum, khususnya di daerah terpencil atau rawan sumber air baku. “Program ini sebagai upaya untuk mengatasi kelangkaan ke­ tersediaan air minum di daerah terpencil. Selama ini masyarakat di pulau keci termasuk masyarakat Pulau Mandangin bersusah payah mendapatkan pasokan air tawar dari daratan,” tambah Djoko Kirmanto. Penyulingan air laut menjadi air tawar ini merupakan teknologi baru. Kini, sekitar 18.000 jiwa di Pulau Mandangin dapat menikmati

air minum dengan tarif Rp 9.000 per kubik. Tarif tersebut jauh lebih murah dan mudah. Sebelumnya, masyarakat Pulau Kambing tersebut membeli air minum mencapai Rp 75.000 per kubik. Instalasi pengolahan air dengan teknologi SWRO di Pulau Mandangin baru memproduksi air dengan kapasitas lima liter per detik dan bisa ditingkatkan menjadi 10 liter per detik, bergantung dari kebutuhan yang nantinya berkembang. Teknologi penyu­ lingan air laut menjadi air minum di pulau seluas 4 km2 ini baru bisa dilaksanakan, setelah PLN mengoperasikan aliran listrik selama 24 jam pada 29 Mei 2012 lalu. Proses teknologi pengelolaan air laut menjadi air minum sesuai dengan standar kualitas. Proses tersebut sangat sederhana de­ ngan tahap penyulingan untuk menghilangkan kadar ga­ram atau keasinan air laut melewati substansi membran. Pada prin­sipnya, proses penjernihan air dari sumber air termasuk air laut yakni Biochemical, aktivasi micro organisme, adsorption, sedimentasi dan straining. Proses akhir yakni melewatkan air laut murni melewati unit tapis halus yang disebut proses Sea Water Reverse Osmosis (SWRO).

Solusi Kelangkaan Air Baku Daerah Kepulauan

Teknologi Sea Water Reverse Osmosis ini juga menjadi solusi ke­ langkaan air baku masyarakat kepulauan. Dengan rekayasa tek­

Foto : Istimewa Danang Pidekso

Menteri PU mengukur tingkat kesadahan dan didapat Total Dissolved Solids (TDS) di angka 140, hampir sama dengan kualitas air kemasan merek terkenal.

Edisi 8 4Tahun X4Agustus 2012

5

Foto : Buchori

berita utama

Suasana fajar di Dermaga Desa Pulau Mandangin diramaikan dengan aktivitas masyarakat mengangkut barang dagangan untuk dijual maupun hendak belanja di Sampang dan sekitarnya.

nologi yang sudah dibuktikan mampu dilakukan oleh kon­traktor lokal, SWRO dengan porositas membran tahap nano filtrasi mau­ pun reverse osmosis menghasilkan kualitas air siap minum. “Total Dissolved Solids (TDS) atau kandungan mineral an­organik menunjukkan angka 140 mg/lt dimana angka ini menyamai pro­ duk air minum kemasan merek terkenal”, ungkapnya di depan war­ tawan. Sementara itu Direktur Jenderal Cipta Karya Budi Yuwono me­ nambahkan, saat ini terjadi kelangkaan air baku di kota-kota besar maupun di kawasan khusus. “Air baku semakin langka di kepulauan Indonesia, yang ada pun tidak tawar. Apalagi kita memiliki ribuan pulau. Maka sudah saatnya memberanikan diri meng­gunakan teknologi pengolah air laut menjadi air minum se­perti di Pulau Mandangin ini”, tegas Budi. Kepala PMU Satuan Kerja Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Kawasan Khusus, Irman Jaya, menerangkan bahwa nano filtrasi adalah teknologi penyaringan dengan meng­ gunakan air bertekanan dan membrane semipermiabel berukuran 0,001 mikron (1 mikron = 1/1.000 milimeter) sehingga mampu menyaring partikel-partikel ikutan, termasuk virus, bakteri, bahan kimia dan logam berat. “Untuk air baku berupa sungai cukup sampai tahap ultra filtrasi, namun untuk mengolah air laut yang mengandung garam harus dengan nano filtrasi hingga reverse osmosis yang memiliki kepadatan membrane hingga 0,0001 mik­ ron”, jelas Irman.

11 SPAM Jatim

Peresmian SWRO Desa Pulau Mandangin menjadi bagian dari rangkaian kunjungan Menteri Pekerjaan Umum (PU) Djoko Kir­ manto dalam meresmikan 11 SPAM senilai Rp 121 miliar di delapan kabupaten di Jawa Timur (Jatim). Peresmian dipusatkan di Instalasi Air Minum (IPA) Driyorejo, Gresik, Jatim pada Jumat (10/8) sore. SPAM yang diresmikan berlokasi di Driyorejo Gresik, Pulau Mandangin Sampang, Sekaran Lamongan, Tegal Gede Jember,

6

Puger Jember, Sawahan Madiun, Grogol Kediri, Donorejo dan Kebonagung Pacitan, Doko Blitar serta Pagerwojo Tulungagung. Djoko Kirmanto mengatakan, total seluruh SPAM tersebut memiliki kapasitas aliran air 375 liter per detik sehingga dapat melayani 30 ribu Sambungan Rumah (SR) baru atau setara 150 ribu jiwa. Penambahan layanan baru 150 ribu jiwa tersebut penting dalam upaya pemenuhan penambahan target pelayanan 4 juta jiwa dalam 2,5 tahun kedepan di Jatim. “Di Jawa Timur, dari 37,6 juta penduduknya, masih ada 14 juta jiwa yang belum memiliki akses air minum aman,” ungkap Menteri PU. Berdasarkan target pembangunan millennium (MDGs) bidang air minum, pada 2015, cakupan layanan di Jatim harus 73 persen. Hingga akhir 2011, layanan baru mencapai 62,6 persen, sehingga butuh tambahan pelayanan terhadap 4 juta jiwa dalam waktu yang tersisa. “Tambahan layanan baru ini, masih jauh dari sasaran yang kita inginkan, untuk itu perlu upaya lebih serius dari kita semua untuk kedepannya,” ucap Djoko Kirmanto. Selain meresmikan 11 SPAM, dalam kesempatan yang sama, Menteri PU juga meresmikan penggunaan dua instalasi pompa banjir yaitu Kalitutup Barat dan Kalitutup Timur di Gresik serta penandatangangan nota kesepahaman SPAM regional antara Direktur Jenderal (Dirjen) Cipta Karya dengan delapan bupati/ wali­kota. Dirjen Cipta Karya juga menyerahkan satu arm roll truck dan dua container kepada Pemerintah Kota Probolinggo sebagai peng­hargaan kepada kota tersebut sebagai pemenang II Kategori Kota Sedang/Kecil Penilaian Kinerja Pemerintah Daerah Pekerjaan Umum tahun lalu bidang Cipta Karya. Turut hadir dalam acara tersebut, Gubernur Jatim Soekarwo, Dirjen Cipta Karya Budi Yuwono, Dirjen Sumber Daya Air Mo­ hammad Hasan, Direktur Pengembangan Air Minum Ditjen Cip­ ta Karya Danny Sutjiono, Direktur Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman Ditjen Cipta Karya Sjukrul Amin dan Bu­ pati Gresik Sambari Halin. (bcr/dvt/puskom)

berita utama

Menghapus Dahaga dengan Air Laut Pulau Mandangin Penerapan teknologi Sea Water Reverse Osmosis (SWRO) di Desa Pulau Mandangin, Kabupaten Sampang adalah lompatan sejarah. Menteri Pekerjaan Umum menyebutnya layak dijadikan momentum dimulainya era baru pemikiran pemanfaatan laut sebagai sumber air baku penyediaan air minum.

K

Foto : M. Hasan

etahanan pangan, ketahanan energi dan ketahanan air minum, merupakan tiga pilar pembangunan nasional. Ketiganya perlu mendapat perhatian sek­ sama untuk diupayakan keberhasilannya. Tiga pi­ lar tersebut disampaikan Bapak Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto dalam kata sambutannya saat peninjauan Instalasi Pengolahan Air Laut (Sea Water Reverse Osmosis) di Desa Pulau Mandangin, Kabupaten Sampang, Jawa Timur, 10 Agustus 2012. Ketahanan air menjadi pesan kunci Menteri PU terkait ke­ langkaan air yang dialami masyarakat Pulau Mandangin yang kini sudah terjawab dengan dibangunnya Instalasi Pengolahan Air Laut di pulau yang dikenal dengan Pulau Kambing ini. Menteri PU juga didaulat meresmikan instalasi tersebut di hadapan ribuan

Foto : : Buchori

Irman Jaya *)

Foto Atas

: Irman Jaya menjelaskan kepada wartawan tentang SWRO Desa Pulau Mandangin. Foto Bawah : masyarakat mengambil air dari Trasfer Depo dengan menggunakan galon.

warga, alim ulama, tokoh masyarakat Pulau Mandangin, Bupati Sampang dan Camat Sampang beserta jajaran masing masing. Selain mereka, tak luput menyaksikan antara lain Gu­bernur Jawa Timur, Dirjen Cipta Karya, Direktur Pengembangan Air Minum, serta undangan lainnya, baik dari dalam maupun luar negeri. Ketahanan air minum kembali ditegaskan Bapak Menteri PU saat bicara di hadapan jamaah sholat Jumat di Masjid At Taqwa, Dusun Tengah, Desa Pulau Mandangin. “Tercukupinya air minum kebutuhan rumah tangga adalah hal yang esensial dan mutlak karena langsung berhubungan dengan tingkat kesejahteraan masyarakat lahir dan bathin. Pulau Mandangin berada di dalam daerah administratif Kabupaten Sampang Provinsi Jawa Timur, pada koordinat Garis Lintang 7o 8’ 49.60” S dan Garis Bujur 113o 13’ 7.87” T sebelah selatan pulau Madura. Untuk mencapainya diperlukan waktu tempuh lebih kurang dua jam menggunakan kapal kayu reguler milik masyarakat pulau yang sandar di dermaga Tanglog kota Sampang Madura. Luas Pulau Mandangin sekitar 1.650 Km2 berbentuk penam­ pang elips dengan garis tengah panjang sekitar 1.800 m dan lebar 800 m dihuni oleh 4.150 KK (2009) atau kepadatan penduduk 11.850 Jiwa/Km2. Kepala Desa Mandangin memperkirakan saat ini terdapat lebih kurang 20.000 jiwa penduduk beraktivitas di pulau. Selain air hujan, pulau ini tidak terdapat sumber air tawar lain, air tanah dalam keadaan asin/brackish akibat over eksploitasi di masa lalu yang melewati ambang batas water body yang tersimpan di aquifer pulau. Hal ini mengakibatkan interupsi air laut ke daratan. Sampai sejauh ini penduduk, yang mayoritas nelayan tradisional dan menghandalkan laut sebagai sumber pendapatan utama, memperoleh air tawar dengan cara membeli dari vendor yang

Edisi 8 4Tahun X4Agustus 2012

7

Foto : Asido

berita utama

Menteri PU membuka tirai papan nama Instalasi Pengolahan Air Laut di Desa Pulau Mandangin

mendatangkannya dari luar pulau, seperti dari Sampang di pulau Madura, Situbondo di Pulau Jawa dengan harga jual yang cukup tinggi. Sebagai contoh air tawar (setara kualitas air sungai yang agak jernih) diperjualbelikan dengan harga Rp. 2.500 per jerigen (25 Liter), air minum dalam galon (setara kualitas air kemasan isi ulang) didatangkan dari kota Sampang dihargai Rp. 5.000 per Gallon (20 Liter). Sedangkan air kemasan merk tertentu tersedia di warung/ kios dengan harga Rp. 4.000 per-botol 1,5 Liter. Fluktuasi harga jual air di pulau Mandangin sangat tidak menentu, tergantung tiga kondisi, yaitu musim, kelangkaan dan keterpaksaan. Selama musim badai harga jual air tersebut cenderung meningkat.

Air Minum Sumber Kehidupan Manusia

Di samping pangan sebagai unsur mutlak penunjang utama hidup manusia, selayaknya terpenuhinya kebutuhan sandang, perumahan, energi dan air minum juga menjadi ukuran dikaitkan dengan tingkat kesejahteraan sosial masyarakat. Jika diurut tingkat kemutlakan, maka tidak salah jika menempatkan air minum pada urutan pertama mengingat keberadaannya belum dapat digantikan dengan cara apapun. Sering kita jumpai, pada aktivitas pembangunan perumahan, misalnya resettlement yang dibangun untuk memenuhi kebu­ tuhan hunian pasca kejadian bencana alam. Meskipun sarana pe­nerangan listrik belum terpasang, ada kalanya rumah sudah dihuni. Fungsi listrik dengan mudah dapat digantikan oleh se­ batang lilin atau lampu teplok. Namun bagaimana jika air yang

8

tidak tersedia? Ternyata pemasangan yang dihadapi tidak menjadi sederhana, fungsi air tidak bisa digantikan, paling lama tiga hari bertahan sumringah mendiami rumah baru. Selanjutnya berubah uring uringan disebabkan bau tidak sedap terpancar dari arah kamar mandi/toilet. Ketiadaan air, khususnya air pembilas ternyata ber­dampak fatal untuk fungsi sebuah rumah. Pernyataan Menteri PU menempatkan air minum ke dalam tiga prioritas kekuatan nasional, di samping kekuatan pa­ngan dan energi, adalah pembenaran dan pantas disikapi se­bagai sebuah tantangan dan sekaligus amanah yang harus kita sukseskan bersama karena ini masuk ke dalam ranah tugas Ke­menterian Pekerjaan Umum. Terinspirasi dimulainya pelayanan air minum dari sumber air laut di Pulau Mandangin, Menteri PU menghimbau untuk terus mengupayakan pengembangannya secara serius agar lebih ba­ nyak masyarakat mendapat akses kepada pelayanan air minum sehat. Akses kepada air minum ini akan berdampak pada me­ ningkatnya taraf hidup dan taraf kesehatan yang pada akhirnya ber­muara kepada kesejahteraan sosial masyarakat Indonesia. Pada Tahun Anggaran 2011 DJCK Kementerian Pekerjaan Umum dengan segala pertimbangan telah mencantumkan ke­gia­ tan pembangunan Instalasi Pengolahan Air Laut menjadi air mi­ num berbasis rekayasa teknologi membran dengan tujuan kadar salinitas air laut yang diukur dengan parameter TDS (Total Disolved Solid) rata rata sekitar 35.000 mg/lt bisa diturunkan sehingga layak dikonsumsi oleh manusia, standar maksimum TDS air minum yang diperbolehkan adalah 500 mg/lt (sebagai pembanding : kadar TDS

Foto : Asido

berita utama air sebagai pelanggan, ia mengatakan belum tahu karena baru satu minggu menikmati kucuran air langsung dirumahnya. Namun dia optimis menyatakan terhadap SPAM yang nantinya akan dikelola oleh PDAM Trunojoyo Sampang ini akan bisa menjadi pelanggan yang baik karena harga air yang dibayarkan menurut informasi yang ia peroleh masih terjangkau hanya sekitar Rp. 10.000 per 1.000 Liter air minum.

Foto : M. Hasan

Rencana Kapasitas IPA SWRO Pulau Mandangin

Foto Atas

: Menteri PU mendapat penjelasan dari Irman Jaya tentang Instalasi Pengolahan Air Laut Desa Pulau Mandangin . Foto Bawah : Masyarakat Desa Pulau Mandangin mengambil air dari Trasfer Depo dengan menggunakan galon

air minum dalam kemasan berbagai merk bervariasi antara 120400 mg/lt).

Manfaat Pembangunan SPAM Pulau Mandangin

Chusnul adalah salah seorang penduduk pulau yang sehari hari bekerja sebagai juru mudi kapal kayu Darmaga Baru dari Pulau Mandangin ke Pulau Madura (pp). Ia menyatakan sangat senang kini mempunyai sumber air minum langsung di pulau mereka. Ketergantungan dengan air tawar yang didatangkan dari luar, kini tidak perlu lagi terjadi dan bisa memperoleh air sewaktu-waktu dengan harga terjangkau. Sekarang masyarakat bisa memperoleh air minum di Transfer Depo Air Minum yang baru dibangun dengan mengganti biaya pengelolaan atau perawatan sistem sesuai yang disepakati warga Rp. 500 per-galon isi 20 Liter dengan kualitas air siap minum tanpa dimasak. Harga ini jauh lebih murah dibandingkan harga sebelum kehadiran SPAM SWRO di Pulau Mandangin. Dengan menekankan sebelumnya mereka harus mengeluarkan uang Rp. 5.000 dengan ukuran wadah air yang sama atau setara Rp. 250.000/m3. Chusnul menambahkan demi pertimbangan mendapatkan kenikmatan lebih pelayanan air, ia merasa beruntung di rumahnya kini sudah terpasang kran air Sambungan Langsung (SR), salah satu dari 400 SR yang rencananya dipasang tahun 2012. Ketika ditanya berapa biaya perbulan yang harus ia keluarkan untuk membayar

Memorandum of Understanding (MoU) Pembangunan IPA SWRO Pulau Mandangin ditandatangani pada 1 April 2011 oleh 3 pihak, yaitu Bupati Sampang, Direktur Pengembangan Air Minum Ditjen Cipta Karya, dan Kepala Dinas PU Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi Jawa Timur. Sesuai MoU, tahap pertama dilakukan pembangunan kapasitas IPA 5 lt/det (atau setara 432.000 liter/ hari). Kapasitas ini disadari masih jauh dari cukup. Jika angka 432.000 dibagi rata kepada 20.000 Jiwa penduduk, maka angka pelayanan masih sangat kecil 21,6 liter/orang/hari. Selayaknya adalah 80100 liter/orang/hari, dengan pertimbangan Basic Need Aproach, domestic, non domestic, kehilangan air, keperluan air untuk melaut bagi kapal kapal ikan, pabrik es, dan lainnya. Namun demikian, pada klausul MoU telah dicantumkan bahwa jika kapasitas 432.000 liter/hari ini sudah dimanfaatkan akan ditingkatkan sesuai keperluannya. Sebagai pendekatan, dengan asumsi angka pelayanan 80- 100 liter/orang/hari, maka kapasitas 5 liter/detik mampu melayani 5.000 jiwa melalui kombinasi pelayanan SR dan Transfer Depo air minum. Dengan demikian sesuai penyampaian Kepala Desa Pulau Mandangin, jika saat ini terdapat kira kira 20.000 jiwa penduduk dan dengan asumsi cakupan pelayanan 100 %, maka diperlukan kapasitas 20 liter/ detik. Artinya, masih perlu tambahan 15 liter/detik berikutnya. Terhadap peluang perluasan kapasitas ini telah diantisipasi pada perencanaan pembangunan tahap I. Dengan ini, tata ruang dan tata letak, galleries penangkap air laut, rumah operasi dan pompa, dan lainnya sudah diantisipasi. Sukses pengelolaan adalah kunci berhasil pembangunan, karena langsung berhubungan dengan kesinambungan ope­ rasional. Khusus pelayanan SPAM Pulau Mandangin dengan berbasis teknologi membran yang masih terbilang baru, yakni mengubah air laut menjadi air minum, telah dipertimbangkan sedemikian rupa sehingga pengelolaan yang ada di bawah PDAM Trunojoyo Sampang dibuka peluang untuk bekerja sama operasi dengan pihak ketiga dengan beberapa manfaat yang akan didapat. Dalam hal ini adalah kontraktor pemenang pelelangan itu sendiri, PT. Juhdi Sakti Engineering. Di samping masalah transfer know how, adalah pertanggungjawaban kualitas barang/ komponen yang diadakan minimal akan aman sesuai spesifikasi teknis yang ditawarkan dan akan terjadi sambil berjalan.

Manfaat Lain Kehadiran SPAM di Pulau Mandangin

Manfaat lain kehadiran Instalasi Pengolahan Air Laut di Pulau Mandangin, telah dikomentari beragam oleh penduduk pulau. Beberapa komentar yang telah dirangkum mengarah pada beberapa kecenderungan. Pertama, di samping terjadi penghematan income keluarga dari selisih harga beli air sebelumnya yang cukup besar, juga peredaan kekhawatiran dan kepastian hidup. Kini mereka tidak lagi takut kekurangan air tawar, terutama saat menghadapi musim badai panjang yang

Edisi 8 4Tahun X4Agustus 2012

9

berita utama menghentikan semua kegiatan pelayaran di laut, baik dari pulau maupun menuju pulau. Belum lagi dalam merencanakan waktu berlayar nelayan untuk mencari ikan ke tengah laut yang ada kalanya terhambat hanya karena ketiadaan air tawar. Kedua, sekecil apapun itu, akan terjadi sumbangan dari pendistribusian air siap minum kepada kelestarian lingkungan. Minimal jumlah pohon yang harus ditebang di setiap harinya akan diminimalkan. Sejumlah ranting yang harus merana ditebas parang berpisah dengan batangnya akibat dijarah menjadi kayu bakar untuk menanak air minum akan berkurang. Belum lagi jika dihitung berapa liter gas atau minyak bakar yang tidak perlu lagi dikorbankan di Pulau Mandangin untuk memasak air. Bukankah lebih baik bahan bakar yang tidak dapat terbarukan tersebut digunakan saja untuk pemenuhan energi kebutuhan lain, misalnya keperluan industri. Belum lagi dilihat dari peluang munculnya usaha-usaha yang berbasis kreatifitas masyarakat, seperti industri makanan dari bahan laut, pengolahan ikan pindang, budi daya rajungan yang menjadi primadona tangkapan. Usaha tersebut mempunyai nilai tambah lebih yang dapat diharapkan mampu meningkatkan pendapatan penduduk pulau dan atau membina koperasi mengupayakan usaha sektor ekonomi dan kepariwisataan seperti home industry, home stay, paket sentra pemancingan ikan bagi penggemar fishing, pabrik es balok untuk nelayan melaut, jasa cold storage pengawetan hasil tangkapan, industri garam berkualitas prima, dan lainnya. Kini segenap masyarakat pulau sudah tidak tabu mengatakan “Mari Menghapus Dahaga Dengan Air Laut Pulau Mandangin”.

Pelajaran SPAM SWRO Pulau Mandangin

Selain manfaat tak langsung yang dapat dikembangkan masya­ rakat, ada banyak pelajaran dari SPAM SWRO yang bersinggungan langsung dengan masa depan pengolahan air di Pulau Mandangin dan daerah lain. Pertama, sebagai proses pembelajaran dalam rangka rekayasa teknologi pemisahan kadar salinitas dari air laut melalui Sea Water Riverse Osmosis (SWRO). Saat berada di lokasi SWRO Pulau Mandangin, Bapak Menteri PU menyatakan “Jadikan plan SWRO ini sebagai laboratorium Research and Development (R&D) pengolahan air laut menjadi air minum. Kita sangat me­merlukannya terutama dalam menjawab permasalahan keter­ batasan air baku untuk penyediaan air minum. Sementara laut kita sangat luas dengan kapasitas tidak terbatas. Kedua, masalah ketersediaan air baku untuk diolah menjadi air minum telah menjadi kendala utama di banyak kota di Indonesia. Sebagai contoh DKI Jakarta, kapasitas air minum yang ada 18,5 m3/detik baru mampu melayani sekitar 30-40 % penduduk DKI. Bagaimana nasib pelayanan air minum masyarakat lainnya yang belum kebagian? Mau ditingkatkan? Terkendala pasokan air baku dari Waduk Jatiluhur yang sudah tidak memadai. Kapasitas musim kemaraunya sudah tidak mendukung. Sementara Jakarta tercinta, siapapun tahu, dikepung sumber air yang melimpah ruah, bahkan kekal abadi sepanjang masa. Seolah-olah terlupakan? Mari, su­ dah waktunya kita melirik keberadaan sumber air laut untuk air minuim. Ketiga, Instalasi Pegolahan Air Laut menjadi air minum di Pulau Mandangin sudah dioperasikan 5 bulan berjalan sejak April 2012. Dalam rentang waktu itu, banyak sudah pengalaman yang ditoreh dan layak menjadi catatan.

10

1. Total Disolved Solid (TDS) yang dihasilkan adalah 140 mg/ liter dari karakteristik air laut rata rata 35.000 mg/lt. Sesuai Permenkes RI, standar TDS maksimum yang diperbolehkan untuk air minum adalah 500 mg/lt. Untuk menghasilkan angka itu memerlukan Energy Consumption 3,57 KWH/m3. Artinya untuk menghasilkan air minum 1000 Liter (1 M3) diperlukan biaya energi kurang dari Rp. 3.000. Biaya Energy Consumption ini akan terkoreksi sebanding dengan besaran kapasitas instalasi. Dengan kata lain, makin besar kapasitas SWRO yang dioperasikan maka biaya per meter kubik air olahan akan menjadi lebih murah. 2. Membangun instalasi SWRO bukan hanya bicara soal bisa atau tidak bisa menurunkan kadar keasinan air laut menjadi air tawar, akan tetapi lebih kepada nilai efektivitas sistim SWRO yang dihasilkan : a. Proses Teknologi, SWRO harus mampu dioperasikan terus menerus secara berkesinambungan menghasilkan air mi­ num sesuai standar kualitas Permenkes RI. b. Biaya produksi air laut menjadi air minum dengan harga minimal dalam batasan terjangkau. 3. Batasan berapa tarif air minum yang sesuai (optimum), masih perlu menjadi bahan konsinyasi, sehingga tidak menjadi belenggu dan dimanfaatkan pihak tertentu untuk maksudmaksud tertentu. Pada dasarnya konsumen tidak terlalu merisaukan harga jual air minum, karena sebagian besar mereka lebih menginginkan pelayanan yang baik. Chusnul dan warga masyarakat yang lain di Pulau tidak keberatan membayar Rp. 10.000 untuk 1.000 Liter air minum selama sesuai pelayanan yang ia inginkan, yaitu kualitas, kuantitas maupun kontinuitas. 4. Perencanaan SPAM bersifat empiris, harus dikaji situasional berdasarkan kondisi setempat. Terlebih lagi menyangkut pemilihan teknologi prosesing. Dengan kata lain, karakteristik air baku di mana instalasi akan di bangun harus menjadi dasar pemilihan Schematic Diagram Prosess. Bukan dengan pendekatan baku atau yang dibakukan. Dengan kata lain, IPA paket yang didesign untuk mengolah air permukaan dengan karakteristik kekeruhan, tidak akan sesuai diterapkan dilokasi air permukaan dengan kandungan air berwarna (gambut). Bagaimanapun TD flokulasi dan pengendap di antara keduanya berbeda. Begitu juga karakteristik air laut di Pulau Mandangin, belum tentu sama dengan air laut di jazirah Arab sana atau di tempat lainnya di dunia. Sehingga skematik diagram proses juga belum tentu sama, walaupun air laut sama-sama terasa asin. 5. Kunci keberhasilan operasional IPA SWRO harus bernilai efektif. Hal ini akan dicapai dengan berpegang teguh kepada nilai Silt Density Index (SDI). Artinya peran preliminary treatment sangat dominan mengawal kelaikan satuan waktu operasi Reverse Osmosis sebagai proses final. SDI identik dengan LDL (Low Density Lippo-protein) pada gugus kolestrol di dalam darah manusia. Dokter Jantung meyakini, jika nilai LDL < 1,80 mmol/L atau setara 72 mg/dl maka faktor koroner (penyempitan pembuluh darah) akan berkurang secara sistematis. Demikian halnya jika SDI < 1 maka faktor terjadinya fouling pada membran RO terkendali sehingga usia teknis operasi diyakini menjadi lebih panjang, sebagai berikut : 1) SDI < 1 : beberapa tahun tanpa colloidal fouling

Foto : Asido

berita utama

Anak-anak Desa Pulau Mandangin membantu ibunya mencuci piring di keran di depan rumahnya setelah mendapatkan air minum perpipaan

2) 1