download - eJournal Unesa

43 downloads 10326 Views 426KB Size Report
from the Association of Indonesian Food and Beverages (Gapmmi) targeting the ..... beverage menurut Soekresno (2008:8) dibagi ..... Marketing Management.
PENGARUH STORE ATMOSPHERE TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN COFFE TOFFE JATIM EXPO SURABAYA

Achirul Octaviani Fakultas Ekonomi, Unesa, Kampus Ketintang, Surabaya

ABSTRACT Coffee shop business in Indonesia since the 2000s, which is where it presence is not only to satisfy functional requirements but it leads to emotional needs. People tend to relax and enjoy a coffee with because it requires not just a coffee. This is the impact of changes in people's lifestyles are influenced by the culture of western society. It is also supported by a statement from the Association of Indonesian Food and Beverages (Gapmmi) targeting the food and beverage industry grew 8% to 10% in 2012. Owner of Coffe Toffe, that people in Surabaya have started requiring coffee not only to the need for coffee, but also the need to socialize while at the coffee shop. For this reason in 2006 Coffe Toffe began to open its first outlet in Surabaya. T test results obtained at 6,895 with a significance level less than 0.05, we conclude there is an influence of the Atmosphere Store Purchase Decision in Coffe Toffe Expo Surabaya East Java. Keyword: Store Atmosphere, Purchase Decision, cofffe shop ABSTRAK Bisnis kedai kopi masuk ke Indonesia sejak tahun 2000-an, yang dimana kehadirannya tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan fungsional tetapi sudah mengarah ke kebutuhan emosional. Masyarakat cenderung untuk menikmati kopi dengan bersantai dan bukan hanya sekedar karena membutuhkan kopi. Hal ini merupakan dampak dari perubahan gaya hidup masyarakat yang dipengaruhi oleh kebudayaan masyarakat barat. Hal ini juga di dukung oleh pernyataan dari Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (Gapmmi) menargetkan industri makanan dan minuman tumbuh 8% sampai 10% pada 2012. Owner dari Coffe Toffe , bahwa orang di Surabaya sudah mulai membutuhkan kopi tidak hanya untuk kebutuhan akan kopi, akan tetapi juga kebutuhan bersosialisasi ketika berada di kedai kopi. Utuk itulah pada tahun 2006 Coffe Toffe mulai membuka gerai pertamanya di Surabaya. Hasil pengujian di peroleh thitung sebesar 6,895 dengan taraf signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka disimpulkan ada pengaruh Store Atmosphere terhadap Keputusan Pembelian di Coffe Toffe Jatim Expo Surabaya. Kata Kunci : store atmosphere, keputusan pembelian,coffe shop

1

Tidak harus menjadi penggemar berat

Starbucks Experience, p.2). “budaya itu adalah

kopi untuk bisa mengunjungi coffee shop, sebab

bahwa kebiasaan minum kopi yang telah

yang satu ini sudah menjadi bagian dari gaya

menjadi

hidup perkotaan. Walaupun menyeduh kopi

metropolitan,dimana masyarakat menghabiskan

dapat dilakukan sendiri di rumah, akan tetapi

waktu cukup banyak untuk duduk dan minum

duduk di coffee shop memang memberikan

kopi di kedai kopi dengan tujuan pertemuan

suasana berbeda. Selain dari variasi menu,

bisnis. Maka jadilah kedai kopi sebagai tempat

kebutuhan untuk bersosialisasi menjadi alasan

yang cukup potensial dari sisi bisnis untuk

yang kuat mengapa begitu banyak orang

menjalin klien atau bahkan sebagai tempat

menyukai tempat nongkrong yang satu ini. Maka

minum dan makan seperti halnya restoran, atau

tak heran, puluhan bahkan ratusan kedai kopi

resto-café”. (Ide Bisnis, hal.24 edisi 17 Oktober

membanjiri Surabaya sejak beberapa tahun

2011).

belakangan.

bagian

dari

gaya

hidup

khas

Hal ini juga di dukung oleh pernyataan

Coffe shop raksasa yang notabene

dari

Gabungan Pengusaha Makanan dan

adalah berasal dari negeri Paman Sam juga

Minuman Indonesia (Gapmmi) menargetkan

mulai menjamur di Indonesia. Hal ini memang

industri makanan dan minuman tumbuh 8%

terjadi karena kebiasan meminum kopi tidak

sampai 10% pada 2012. kata Ketua Umum

hanya kebutuhan untuk minum kopi saja. Akan

Gapmmi Adhi Siswaja Lukman menyatakan

tetapi untuk keperluan sosialisasi seperti halnya

bahwa target tersebut naik disbanding tahun

meeting kantor ataupun berbisnis yang mulai

2011 yang pertumbuhannya sebesar 7% sampai

banyak dilakukan di café ataupun coffe shop

8%, target pertumbuhan industri makanan dan

atau memang mereka hanya mengunjungi coffe

minuman (mamin) itu didorong beberapa faktor.

shop untuk keperluan berkumpul bersama rekan

Pertama,

ataupun saudara. (www.urbanesia.com).

Indonesia yang terus membaik bahkan mendapat

Bisnis kedai kopi masuk ke Indonesia

peringkat

pertumbuhan

investasi

layak

makro

ekonomi

beberapa

waktu

sejak tahun 2000-an, yang dimana kehadirannya

lalu. Faktor kedua, hingga triwulan ketiga 2011

tidak

kebutuhan

pertumbuhan industri mamin telah mencapai

fungsional tetapi sudah mengarah ke kebutuhan

7,29% lebih tinggi dibanding pertumbuhan

emosional.

industri

hanya

untuk

memenuhi

Masyarakat

cenderung

untuk

menikmati kopi dengan bersantai dan bukan

ini merupakan dampak dari perubahan gaya masyarakat

yang

dipengaruhi

yang

6,49%. (www.kemenperin.go.id).

hanya sekedar karena membutuhkan kopi. Hal

hidup

nonmigas

oleh

kebudayaan masyarakat barat (Michelli, The 2

besarnya

Dan oleh karena itu semakin banyak

pengaruh emosional khusus kepada pembeli

pengusaha yang berlomba- lomba untuk masuk

untuk meningkatkan pembeliannya.

ke dalam Industri makanan dan minuman. Untuk

Utami (2008: 217) memaparkan bahwa

menghadapi persaingan ini, para pelaku industri

Atmosphere

makanan

karakteristik fisik, seperti arsitektur, tata letak

dan

minuman

semakin

bersaing

merupakan

(display),

berkesinambungan. Hal ini dilakukan agar

musik, serta aroma yang bertujuan untuk

perusahaan dapat bertahan dan berkembang

merancang respon emosional dan persepsi

dimasa

pelanggan dan untuk mempengaruhi pelanggan

akan

datang.

Untuk

dapat

mendukung usaha tersebut dibutuhkan strategi-

dalam membeli produk.

strategi yang terpadu, agar di dalam mengambil

Adanya

warna,

dari

dengan menciptakan keuggulan kompetitif yang

yang

pencahayaan,

kombinasi

perubahan

temperatur,

gaya

hidup

suatu keputusan tidak menyebabkan kerugian

masyarakat ini dimanfaatkan oleh para produsen

bagi perusahaan. Dengan ini diperkuat oleh

untuk meraup keuntungan yang semakin besar,

Henry Assael dalam Sutisna (2002:7) dimana

seperti yang diungkapkan oleh Obi Anindito

seorang

selaku owner dari Coffe Toffe , bahwa orang di

pemasar

pengunjung

berusaha

dengan

mempengarhi

menggunakan

stimuli-

Surabaya sudah mulai membutuhkan kopi tidak

stimuli pemasaran agar pengunjung bersedia

hanya untuk kebutuhan akan kopi, akan tetapi

memilih atau membeli produk yang ditawarkan.

juga kebutuhan bersosialisasi ketika berada di

Hasil penelitian dari Turley dan Ronald

kedai kopi (www.okezone.com).

(2000) membuktikan bahwa suasana dapat

Dalam menghadapi persaingan ini maka

mempengaruhi ketika konsumen berada di

pengusaha yang bergerak di bidang makanan

dalam ruangan dan mempengaruhi mereka untuk

dan minuman atau food and beverage (F & B)

melakukan pembelian.

berlomba-

lomba

menciptakan

keunggulan

Mowen (2002 : 139) menjelaskan bahwa

untuk mendorong produknya tetap bertahan di

Atmosphere berhubungan dengan para manajer

dalam persaingan yang semakin kompetitif ini.

melalui rancangan desain bangunan, ruang

Tidak hanya dilakukan utuk bertahan dari

interior, tata ruang, lorong- lorong, tekstur

persaingan yang kompetitif tersebut, akan tetapi

karpet dan dinding, bau, warna, bentuk dan

juga dilakukan untuk agar perusahaan dapat

suara

persepsi

berkembang di masa yang akan datang. Untuk

konsumen. Dimana menurut Kotler dalam

itu diperlukan strategi yang lebih baik lagi untuk

Mowen

dapat bersaing dengan competitor yang lain .

yang

(2002:

atmospheric lingkungan

dapat

mempengaruhi

139)

sebagai membeli

menggambarkan usaha

untuk

merancang

Utuk

menghasilkan

itulah

Obi

Anindito

mulai

membuka gerai kecil Coffe Toffe dengan masih berbentuk booth, yang bermula dari mendirikan 3

kedai kopi yang pertamanya hanya mengusung

peningkatan daya saing diantara sekian banyak

konsep take away, akan tetapi seiring dengan

kedai kopi sejenis yang berusaha mendapatkan

perubahan gaya hidup konsumen maka konsep

konsumen sebanyak mungkin meskipun pasar

yang diusungpun mulai berubah yaitu konsep

bisnis dalam bidang makanan dan minuman

dine in coffe shop.

dirasa

Kegunaan lain dari coffe shop adalah

pesaing

dapat juga digunakan sebagai : 1. Tempat

untuk

yang

sempit

karena

bergerak

banyaknya

dibidang

yang

sama.Coffee Toffe Jatim Expo mempunyai rekreasi

atau

tatanan ruang yang baik serta luas bangunan

bersantai.

yang memadai untuk menciptakan suasana kedai

2. Tempat meghilangkan stress akibat

yang

beban aktifitas sehari- hari.

mampu

menraik

minat

beli

konsumen.Coffee Toffe Jatim Expo melakukan

3. Tempat untuk meeting dengan rekan

penataan

bisnis.

ruang

sebaik

mungkin

untuk

menciptakan suasana kedai yang nyaman saat

4. Tempat berkumpul dengan teman

konsumen menikmati hidangan yang dipesan.

dikarenakan masyarakat Indonesia senang

semakin

bersosialisasi

Coffe Toffe memahami betul perilaku

(Ghozali,

masyarakat Indonesia , seperti yang telah

2008).

dipaparkan di atas bahwa masyarakat di

Hal inilah yang menyebabkan mengapa

Indonesia tidak hanya mencari tempat untuk

seperti

hanya

meminum kopi tetapi juga mencari kenyamanan

menyediakan kopi atau kudapan saja, akan tetapi

karena restoran juga sebagai tempat rekreasi,

juga menampilkan nilai lebih yang lain yang di

penghilang stress atau berkumpul dengan teman.

sajikan kepada pengunjung coffe shop, misalnya

Oleh karena itu Coffe Toffe merancang berbagai

penataan

strategi, selain melakukan inovasi produk dan

kedai

coffe

ruangan

shop

(interior

tidak

design),hiasan

ruangan dan penataan lampu (lighting). Ada pula

pelayanan,

Coffe

Toffe

juga

turut

yang menampilkan hiburan seperti live music

mengembangkan infrastruktur. Melalui cabang

taupun acara nonton bareng pertandingan sepak

baru Coffe Toffe yang ada di jalan Ahmad Yani

bola untuk menarik minat konsumen untuk

99 Surabaya, yang merupakan cabang ke- 3

mengunjungi coffe shop.

Coffe Toffe yang ada di Surabaya.

Menurut

Penataan suasana dalam dan luar kedai

salah satu Owner Coffe Toffe Jatim Expo Bagus

kopi dengan baik tidak dapat dilupakan untuk

Teddy mengatakan bahwa cabang Coffe Toffe di

menciptakan

benak

Jatim Expo ini memiliki nilai lebih, karena

konsumen. Pengkondisian lingkungan kedai

letaknya yg strategis dimana berada di jalan

kopi yang memadai, disatu sisi juga akan

utama atau gerbang menuju kota Surabaya yaitu

memberikan peluang yang positif terhadap

daerah jalan A.Yani yg merupakan salah satu

nilai

positif

dalam

4

jalan Protokol di Surabaya, jadi sudah di

“The term consumer behavior refers to the

pastikan

mengetahui

behavior that consumers display in searching

keberadaan Coffe Toffe Jatim Expo dan karena

for purchasing, using, evaluating, and diposing

itulah Coffe Toffe Jatim Expo memiliki jumlah

of products and services that they expect will

pengunjung yang lebih banyak dari cabang Coffe

satisfy their needs”. Dari pengertian diatas dapat

Toffe lainnya semenjak dibuka pada tanggal 28

disimpulkan bahwa perilaku konsumen diartikan

Desember 2011.

sebagai perilaku yang diperlihatkan konsumen

banyak

orang

yang

Berdasar uraian yang telah penulis

dalam

mencari,

membeli,

mengunakan,

sebutkan, maka penulis merasa tertarik untuk

mengevaluasi, dan menghabiskan produk dan

mengetahui lebih rinci mengenai pengaruh

jasa

susasana

memuaskan kebutuhan mereka.

kedai

kopi

terhadap

keputusan

yang

mereka

harapkan

dan

akan

pembelian kosumen. Penulis memilih Coffee

Sedangkan Engel, Blackwell and Miniard

Toffe Jatim Expo sebagai tempat penelitian,

dalam Sumarwan(2005:25) mengartikan sebagai

karena Coffee Toffe difungsikan sebagai coffee

“we define consumer behavior at those activities

shop atau kedai kopi yang menjual aneka jenis

directly involved in obtaining, consuming, and

kopi dan makanan dengan varian yang beraneka

disposing of product and service the decision

ragam, serta memiliki kemampuan menciptakan

processes that precede and follow these action”

suasana yang nyaman dengan melakukan desain

Dimana perilaku konsumen sebagai tindakan

internal maupun eksternal coffeeshop sehingga

yang langsung terlibat dalam mendapatkan,

memberikan daya tarik pada konsumen. Maka

mengkonsumsi,dan menghabiskan produk dan

peneliti tertarik untuk membuat penelitian

jasa,

dengan judul:

mendahului dan mengikuti tindakan ini.

“Pengaruh

termasuk

proses

keputusan

yang

Sedangkan menurut Sumarwan (2004:26) Store

Atmosphere

Terhadap

mengatakan bahwa perilaku konsumen adalah

Keputusan Pembelian Konsumen di Coffee

semua

Toffe Jatim Expo Surabaya”.

kegiatan,

tindakan,

serta

proses

psikologis yang mendorong tersebut pada saat sebelum

membeli,

ketika

membeli,

KAJIAN PUSTAKA

menggunakan, menghabiskan produk dan jasa

Ada beberapa definisi yang dikemukakan oleh

setelah melakukan hal- hal di atas yaitu

para

mengevaluasi.

ahli

mengenai

perilaku

konsumen,

Manfaat

diantaranya adalah : Menurut

Schiffman

dan

Kanuk

dari

mempelajari

perilaku

konsumen agar dapat memahami keragaman dan

dalam

Sumarwan (2004:2005) mendefinisikan perilaku

kesamaan

konsumen sebagai berikut.

bagaimana konsumen mengambil keputusan 5

konsumen

dari

mengapa

dan

konsumsi sehingga pemasar dapat merancang

atau perilaku orang tersebut (Kotler dan Keller,

strategi

2007:217).

pemasaran

dengan

lebih

baik

(Sumarwan, 2004:27).

sekelompok

oleh beberapa faktor, sebagai berikut :

(2004:250)

orang

yang

secara

nyata

mempengaruhi perilaku seseorang. Kelompok

1. Faktor Budaya

acuan digunakan oleh seseorang sebagai dasar

Budaya, sub-budaya, dan kelas sosial penting

Sumarwan

klompok acuan adalah seorang individu atau

Perilaku pesmbelian konsumen dipengaruhi

sangat

Menurut

bagi

perilaku

dasar

untuk perbandingan atau sebuah referensi dalam

dari

membentuk

Schiffman dan Kanuk dalam Kotler dan Keller

respons

afektif,

kognitif

dan

perilaku.

(2007:214). Menurut Sumarwan (2004:170)

b. Keluarga,

merupakan

organisasi

budaya adalah segala nilai, pemikiran,simbol

pembelian konsumen yang paling penting dalam

yang

masyarakat dan para anggota keluarga menjadi

mempengaruhi

perilaku,

sikap,

kepercayaan dan kebiasaan seseorang dan

kelompok

masyarakat.

berpengaruh

Sub

budaya

mencakup

kebangsaan,

acuan

primer

menurut

yang

Kotler

dan

paling Keller

(2007:219)

agama, kelompok ras dan wilayah geografis

c. Peran dan status, peran meliputi kegiatan

(Kotler dan Keller, 2007:2014). Sedangkan kelas

yang diharapkan akan dilakukan oleh seseorang.

sosial adalah bentuk lain dari pengelompokan

Masing- masing peran menghasilkan status

masyarakat ke dalam kelas atau kelompok yang

(Kotler dan Keller, 2007:219)

berbeda. Kelas sosial akan mempengaruhi jenis

3. Faktor Pribadi

produk, jenis jasa dan merek yang merek yang di konsumsi

konsumen.

mempengaruhi

Kelas

pemilihan

sosial toko,

Keputusan

juga

dipengaruhi

tempat

oleh

pembeli

karakteristik

juga pribadi,

karakteristik tersebut meliputi usia dan tahap

pendidikan dan tempat berlibur dari seorang

dalam

konsumen (Sumarwan, 2004:218)

ekonomi, epribadian dan konsep diri, nilai dan

Menurut Kotler dan Keller (2007:216)

siklus

hidup,

pekerjaan,

keadaan

gaya hidup.

kelas sosial menunjukkan preferensi atas produk

a. Usia dan tahap siklus hidup

dan merek yang berbeda- beda di sejumlah

Orang membeli barang dan jasa yang

bidang yang mencakup pakaian, perabot rumah

berbeda- beda sepanjang hidupnya. Selera orang

tangga, kegiatan waktu luang dan mobil.

terhadap pakaian, perabot dan rekreasi juga

2. Faktor Sosial

berhubungan

a. Kelompok Acuan, terdiri dari semua

mengalami perjalanan dan perubahan dari

kelompok yang memiliki pengaruh langsung

menikah, kelahiran bayi, sakit, bercerai, beralih

(tatap muka) atau tidak langsung terhadap sikap 6

dengan

usia.

Orang

dewasa

kerja. Peristiwa tersebut memunculkan kebutuha

melakukan kegiatan- kegiatan tertentu guna

baru. (Kotler dan Keller, 2007:222).

mencapai suatu tujuan.

b. Pekerjaan dan lingkungan ekonomi

1.

Pekerjaan seseorang juga mempengaruhi pola

konsumsinya.

Pilihan

produk

yang didasarkan pada kenyataan seperti yang

sangat

ditunjukkan oleh suatu produk kepada konsumen

dipengaruhi oleh keadaan ekonomi seseorang misalnya pendapatan yang dapat dibelanjakan,

Motif rasional adalah motif

yang meliputi harga, kualitas dan pelayanan. 2.

Motif

emosional

adalah

tabungan dan aktiva, utang, kemampuan untuk

motif pembelian yang berkaitan dengan perasaan

meminjam

kegiatan

atau emosi individu yang meliputi kenyamanan,

berbelanja atau menabung (Kotler dan Keller

desain, kesehatan, tata ruang, kemanan, tata

,2007:223).

lampu, kepraktisan, warna.

dan

sikap

terhadap

c. Keprbadian dan konsep diri Schiffman

Kepribadian adalah cirri bawaan psikologis manusia

yang

khas,

yang

(2004:289)

menghasilkan

terhadap

Kepribadian

dapat

rangsangan

pilihan

(2004:56)

gaya

menurut

serta

Kotler

tertentu pada konsumen, pola perilaku tersebut

waktunya.

dan

terbagi dalam tujuh kategori. Pada dasarnya

Keller

setiap

berbeda,

perilakunya

pun

Dari beberapa definisi diatas dpat

Gaya hidup menggambarkan keseluruhan diri berinteraksi

manusia

berbeda walaupun perilaku tersebut relatif sama.

seseorang meliputi aktivitas, minat dan opini.

yang

akhirnya

dalam hal pembelian ritel terdapat pola perilaku

(2007:224) gaya hidup adalah pola hidup

seseorang

pada

Sopiah dan Syihabudhin (2008:12) khusus

hidup

didefinisikan sebagai pola dimana orang hidup

Sedangkan

yang

Menurut Peter dan Olson dalam

Menurut Engel, Blackwell, dan Miniard

uang

alternatif

(Sumarwan, 2004:307).

d. Gaya hidup dan nilai

menggunakan

suatu

menentukan pilihan dan melakukan pembelian

(Kotler dan Keller, 2007:223).

dan

bahwa

pemilihan suatu tindakan dari dua atau lebih

diri, dominasi, kehormatan, sosialisasis adaptasi

Sumarwan

mendefinisikan

Sumarwan

Keputusan pembelian adalah sebagai

dengan

menggunakan cirri bawaan seperti kepercayaan

dalam

dalam

tindakan dari dua atau lebih pilihan alternatif.

lingkungan.

digambarkan

Kanuk

keputusan pembelian sebagai pemilihan suatu

tanggapan yang relatif konsisten dan bertahan lama

dan

disimpulkan bahwa keputusan pembelian adalah

dengan

suatu kegitan atau tindakan yang mengevaluasi

lingkungannya.

dua atau lebih dan memilih salah satu sebagai

Menurut shopiah dan Syihabudin (2008:253)

pilihan alternatif yang ada yang selanjutnya

motif yaitu keadaan dalam pribadi seseorang

melakukan pembelian.

yang mendorong keinginan individu untuk 7

menurut Assael dalam Sutisna (2002:15)

alternatif, menentukan pilihan diantara toko-

Penjelasan proses pengambilan keputusan ada

toko.

lima tahap yaitu:

5.

1. Pengenalan

masalah

(problem

Hasil (Outcomes)

Proses evaluasi ini akan menentukan

recognition)

apakah konsumen merasa puas atau tidak atas

Pada tahap ini konsumen mempunyai

keputusan pembeliannya. Seandainya konsumen

kesadaran atas pemenuhan kebutuhan dan

merasa puas, maka untuk melakukan pembelian

keinginan (need arousal). Pengenalan masalah

kembali

terjadi bila suatu kebutuhan dirasakan oleh

sementara itu jika konsumen tidak puas atas

keadaan

keputusan

konsumen.

Keadaan

konsumen

pada

masa

depan

pembeliannya,

akan

konsumen

terjadi,

akan

dipengaruhi oleh stimulasi, persepsi, aspirasi dan

mencari kembali berbagai informasi produk

lingkungan

yang dibutuhkannya.

(seperti

kebudayaan,

kelompok

acuan, dan gaya hidup). 2.

Soekresno

(2009:16)

mendefinisikan

“Kedai Kopi adalah suatu tempat yang identik

Penelusuran informasi (information

search)

dengan meja-meja dan kursi yang tertata rapi

Pada tahap ini konsumen akan mencari

dan juga sofa yang nyaman, menjual aneka

informasi mengenai keberadaan produk yang

varian

diinginkannya. Proses pencarian informasi ini

penunjang disertai alunan musik dan suasana

akan dilakukan dengan mengumpulkan semua

nyaman yang dapat dirasakan oleh konsumen”.

informasi yang berhubungan dengan produk

alternatif

(alternative

1.

Pada tahap evaluasi alternatif dari proses atau

akuisisi,

kosumen

yang

potensial

Produk berwujud

dirasa, dan diraba yang disebut tangible product, meliputi: makanan, minuman,fasilitas.

mampu

2.

memecahkan masalah yang mengawali proses

Produk tak berwujud Yaitu sesuatu yang tidaka tampak,

keputusan. 4.

sebagai

Yaitu produk yang dapat dilihat,

membandingkan pilihan yang diindentifikasikan cara

kecil

menjadi dua :

evaluation)

sebagai

makanan

beverage menurut Soekresno (2008:8) dibagi

Evaluasi

pemilihan

dan

Produk yang dihasilkan dari usaha food and

yang diinginkan. 3.

kopi

tidak dapat diraba, tetapi dibutuhkan untuk Pilihan (choice)

dirasakan, disebut dengan intangible product,

Setelah mengevaluasi semua alternatif,

meliputi:

jasa

pelayanan,

rasa

langkah konsumen berikutnya dalam proses

kenyamanan,

pengambilan keputusan adalah membuat pilihan.

kebersihan, reputasi, hygienis dan sanitasi

Para konsumen memilih merek atau jasa

(bergizi), rasa dan aroma makanan. 8

keramah-tamahan,

aman,

keindahan,

Sopiah dan Syihabudin (2008:149) menjelaskan

dapat menampilkan physical evidence dengan

bahwa

pihak

manajemen

memiliki

tujuan

menyajikan ruangan yang nyaman, familiar,

menarik,

memikat

atau

dekorasi yang baik dan indah, alunan musik,

mendorong konsumen untuk datang berkunjung

karyawan yang ramah yang dapat membuat

dan membeli produk yang ditawarkan. Kotler

sebuah

(2003:223) memaparkan atmosphere sebagai

konsumen.

memberitahu,

restoran

usaha merancang lingkungan membeli untuk menghasilkan kepada

pengaruh

pembeli

emosional

yang

(2008:61)

utama

khusus

diatas, maka disimpulkan bahwa atmosphere

kemungkinan

adalah penataan baik secara interior maupun eksterior untuk menstimuli pengunjung melalui

Gilbert

menjelaskan

pilihn

Dari beberapa definisi atmosphere

meningkatkan pembeliannya. Menurut

menempati

dalam

bahwa

Foster

emosional pengunjung melakukan pembelian.

Atmosphere

merupakan pesan fisik yang dapat digambarkan

Peneiltian ini beracuan pada teori dari Mowen

sebagai

perancangan

(2002:140)

dikarenakan

lingkungan pembelian yang meghasilkan efek

atmosphere

dapat

emosional khusus yang dapat menyebabkan

restoran sebagai obyek dalam penelitian ini.

konsumen melakukan tindakan.

Mowen menyebutkan elemen atmosphere terdiri

perubahan

Sedagkan (2007:117) kombinasi

bahwa dari

terhadap

menurut atmosphere

karakteristik

Utami

fisik

a.

seperti

mempengaruhi

pelanggan

layout

dan dalam

dan

Syihabudin

merupakan

penempatan

memeparkan

pengaturan

produk,

serta

fisik,

penataan

perlengkapan tetap, sehingga pengunjung

untuk

dapat bergerak dengan leluasa.

membeli

Sedangkan menurut Foster (2008:62) tata

barang.

letak merupakan pengaturan secara fisik

Istilah lain dari atmosphere adalah physical

dan

evidence menurut Ekawatiningsih (2008:473) yaitu

pada

Layout Shopiah

bertujuan untuk merancang respons emosional pelanggan

dioperasionalkan

merupakan

warna, temperatur, music, serta aroma yang

persepsi

elemne

dari:

arsiterktur, tata letak (display), pencahayaan,

dan

elemen-

tampilan

fisik

perusahaan

di

mata

konsumen. Kebenaran di mata konsumen terjadi

penempatan

barang

dagangan,

perlengkapan

tetap.

Bertujuan

memberikan

gerak

pada

untuk

konsumen,

memperlihatkan barang dagangan atau jasa,

saat konsumen melihat property perusahaan

yang mampu menarik dan memaksimalkan

seperti gedung, fasilitas, peralatan, kenyamanan

penjualan.

ruangan, dekorasi ruangan, dan resepsionis perusahaan. Misalnya suatu restoran atau café 9

Sebuah layout dapat bekerja dan mencapai

bahwa music adalah bagian penting untuk

tujuan yang dimaksud apabila pesan- pesan

melengkapi kenyamanan pengunjung.

yang akan disampaikan dapat dipahami

Adapun suara yang dapat dioperasionalkan

oleh pengunjung. Maka dari itu layout

dalam penelitian ini meliputi pemutaran

harus ditata secara baik supaya pengunjung

musik dari sound system dan live music.

dapat berpindah dari satu bagian ke bagian

c.

Bau

yang lain dengan mudah dan cepat. Maka

Banyak

dari itu, sebuah layout harus sesuai dan

didasarkan pada emosi, dan bau memiliki

menarik untuk mendapatkan perhatian yang

dampak besar pada emosi, dan bau

cukup dari pengunjung (Kristianto,2002).

memiliki

Adapun

konsumen. Bau lebih dari indera lainnya

layout

dioperasionalkan meliputi

yang

dalam

penataan

dapat

penelitian

jarak

meja

ini

sebagai

kursi,

keputusan

pembelian

dampak

besar

penentu

pada

perasaan

yang

emosi

gembira,

kelaparan, jijik, dan nostalgia. Penelitian

penataan meja kasir, penataan lampu,

menunjukkan

penataan

memiliki dampak positif pada pembelian

pendingin ruangan,

penataan

bahwa

wangi-

wangian

parker kendaraan, penataan papan nama,

dan kepuasan pelanggan.

penempatan pintu, dan penataan poster.

Adapun bau yang dapat dioperasionalkan

b.

Suara

dalam penelitian ini meliputi aroma kopi

Suara merupakan keseluruhan musik yang

dan

dihadirkan, kehadiran music bagi usaha

ruangan.

bakery, restoran dan café sangat penting

kudapan,dan

d.

aroma

pengharum

Tekstur

karena dapat memberikan peningkatan

Tekstur menurut Ramdhan (2008) adalah

peningkatan kualitas pelayanan di bakery,

tampilan fisik permukaan (corak) dari suatu

resto

menyajikan

benda yang dapat dinilai dengan cara

penglaman belanja atau menikmati produk

dilihat, diraba, dan dirasakan. Yang pada

yang menyenangkan bagi para pengunjung

prakteknya, tekstur sering dikategorikan

sehingga mampu mempengaruhi emosi

sebagai corak dari suatu permukaan benda,

pengunjung untuk melakukan pembelian.

misalnya permukaan karpet, baju, kulit

(Bakery Indonesia,2010).

kayu, dan lain sebagainya.

Live

dan

music

café

adalah

dalam

suatu

pertunjukan

Sedangkan

menurut adalah

Wibisono

unsur

rupa

(2008)

langsung dalam bentuk music di depan

Tekstur

yang

penonton (www.wikipedia.org). Menurut

menunjukkan rasa permukaan bahan, yang

penjelasan diatas maka dapat disimpulkan

sengaja dibuat dan dihadirkan dalam susunan untuk untuk mencapai bentuk 10

rupa, sebagai usaha untuk memberikan rasa

gedung sehingga menjadi daya tarik serta

tertentu

bisa membentuk citra terhadap keseluruhan

pada

permukaan

bidang

pda

perwajahan bentuk pada karya seni rupa

tampilan

secara

masyarakat

nyata

atau

semu.

Dengan

bangunan

dan

untuk

mendorong

berkunjung

dan

pengolahan tekstur atau bahan yang baik,

melakukan pembelian.

maka tata ruang luarnya akan menghasilkan

Desain selalu dikaitkan dengan seni atau

kesan dan kualitas ruang yang lebih

keindahan, dimana eksterior adalah cermin

menarik

awal dari pengunjung ataupun penyewa

dan

mampu

mempengaruhi

pengunjung berkunjung dan melakukan

dalam

pembelian.

perbelanjaan. Desain memiliki peran yang

Adapun

tekstur

dioperasionalkan

yang

dalam

dapat

penelitian

beraktivitas

seuah

pusat

sangat penting untuk menimbulkan kesan

ini

nyaman,

baik

meliputi tekstur meja kursi dan tekstur

pengunjung

dinding bangunan.

2010).

e.

di

Desain bangunan

untuk

dalam

penyewa

beraktivitas.

(Aini,

Adapun desain bangunan yang dapat

Saat ini banyak sekali restoran, café, dan

dioperasionalkan

bar yang saling berlomba- lomba untuk

meliputi desain gedung dan ruangan.

menampilkan design

atau

konsep

ruangnya

dalam

Atmosphere

penelitian

selain

ini

dapat

sebagus dan seunik mungkin untuk menarik

mempengaruhi perilaku konsumen dapat

banyak pengunjung. Banyak restoran, café,

juga mempengaruhi perilaku dan psikologi

dan bar yang menggunakan jasa interior

pekerja toko tersebut. Mowen (2002:139)

designer

menjelaskan

dan

arsitek

handal

untuk

bahwa

ketika

membantu mewujudkan sebuah design

(atmosphere)

yang diinginkan.

tanggapan emosi konsumen positif atau

Menurut Lewinson dalam Foster (2008:61)

menyenangkan maka pembeli cenderung

menjelaskan bahwa eksterior atau desain

menghabiskan lebih banyak waktu di dalam

bangunan meliputi keseluruhan bangunan

dan semakin cenderung untuk brafiliasi

fisik

dengan

yang

bangunan,

bisa

dilihat

pintu

masuk,

dari

bentuk

tangga,

dan

arsitekturnya.

Levy

posisi dan

ini

dapat

menyatakan

dan hal

Weitz yang

(2009:509)

serupa

bahwa

Specifically, would like the design to attract

mengkomunikasikan

customers, enable them to easily locate

informasi tentang apa yang ada di dalam

merchandise of interest, keep them in the

dalam

tersebut

situasi

sangat

berperan

Desain

masyarakat,

mempengaruhi

menyebabkan pembelian meningkat.

sebagainya. Pertimbangan utama dalam desain bangunan adalah

dapat

suasana

11

room for a long time, motivate them to

METODE PENELITIAN

make unplanned, impuls purchase, and provide them with a satisfying shopping

Jenis penelitian yang digunakan

experience. Secara khusus, di desain untuk

dalam

menarik pelanggan, memungkinkan mereka

kausal,

untuk dengan mudah menemukan barang

pembelian

yang

pembelian

impuls,

untuk

tidak

(2009:100)

utama untuk mendapatkan bukti hubungan

membuat

sebab akibat. Penelitian ini menggunakan

direncanakan,

dan

Malholtra

riset konsklusif yang mempunyai tujuan

dalam ruangan untuk waktu yang lama, mereka

dalam

penelitian kausal merupakan salah satu jenis

dagangan yang menarik, menjaga mereka

memotivasi

penelitian ini adalah penelitian

pendekatan kuantitatif dimana penelitian

menyediakan

mereka dengan pengalaman belanja yang

kuantitatif lebih menekankan pada pengujian

memuaskan

teori- teori melalui pengukuran variabel-

Dari

pernyataan

diatas

variabel

dapat

penelitian

dengan

angka

dan

diketahui bahwa tujuan dari atmosphere

melakukan analisis dengan prosedur statistik

dan penataan suatu suasana lingkungan

agar diketahui apakah penelitian ini berhasil

toko adalah untuk mempengaruhi perhatian

atau tidak.

dan

keinginan

konsumen

untuk

Penelitian ini menggunakan dua

mengunjungi toko tersebut, sehingga dapat mempengaruhi konsumen.

keputusan

Dimana

macam

pembelian

konsumen

variabel,

variabel

(bebas) yaitu, store atmosphere yang terdiri

yang

dari layout, suara, bau, tekstur, desain

berkunjung merasa mudah untuk mencari barang ang dibutuhkan, mempertahankan

bangunan.

Sedangkan

mereka untuk berlama- lama berada di

dependent

(terikat)

dalam,

pembelian.

memotivasi

perencanaan

untuk

secara

independent

membuat

untuk yaitu

variabel keputusan

Lokasi penelitian ini adalah lokasi yang

mendadak,

mempengaruhi mereka untuk melakukan

digunakan peneliti dalam

pembelian,

memberikan kepuasan

kepada responden. Dan lokasi penelitian ini

dalam berbelanja. Dengan demikian dapat

dilakukan di Coffe Toffe Jatim Expo Surabaya

disimpulkan

dan berlokasi di Jalan Ahmad Yani 99 Surabaya.

dilaksanakan

dan

bahwa

atmosphere

dengan

baik

yang akan

penyebaran angket

Menurut Sugiyono (2008:115) populasi adalah

memberikan pengaruh positif terhadap

wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek /

keputusan pembelian konsumen.

subyek

yang

mempunyai

karakteristik tertentu yang 12

kualitas

dan

ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

Sugiyono

kesimpulannya. Arikunto (2006:130) Populasi

pengambilan sampel dari setiap invidu yang

adalah

penelitian.

dijumpai secara kebetulan oleh peneliti, yaitu

Sedangkan menurut Sutrisno Hadi (2002:70)

siapa saja yang secara keseluruhan / incindental

yang dimaksud dengan populasi adalah Semua

bertemu

individu untuk siapa kenyataan-kenyataan yang

sebagai sampel, bila dipandang orang yang

diperoleh

hendak

kebetulan ditemui cocok sebagai sumber data.

digeneralisasikan. Populasi dalam penelitian ini

Sedangkan menurut Sugiyono (2008 : 64)

bersifat infinite.Populasi sasaran yang akan

Random Sampling adalah teknik penentuan

diteliti adalah konsumen melakukan pembelian

sampel secara acak tanpa memperhatikan strata

dua kali atau lebih ke Coffe Toffe Jatim Expo

yang ada dalam populasi itu. Menurut Aaker,

Surabaya.

Kumar & Day (dalam Sugiono,2009 :122)

Sugiyono (2007:62) Sampel adalah bagian dari

menyarankan besarnya sampel yang diambil

jumlah dan karakteristik yang dimiliki

oleh

sebagai berikut: “ That sample should be large

populasi. Teknik pengambilan sampel yang

enough so that when it is divided into group will

digunakan

adalah

have a minimum sample size of 100 or more”

menggunakan metode non probability sampling

yang artinya bahwa jumlah sampel seharusnya

yaitu accidental sampling. Menurut Sugiyono

cukup

(2007:77) Non probability sampling adalah

kelompok- kelompok akan mempunyai ukuran

teknik pengambilan sampel yang tidak memberi

sampel minimal 100 atau lebih.

keseluruhan

dari

dalam

subyek

sampel

penelitian

itu

ini

(2008:122)

dengan

besar

Accidental

peneliti

sehingga

dapat

jika

adalah

digunakan

dibagi

dalam

peluang atau kesempatan yang sama bagi tiapJadi

tiap unsur atau anggota untuk dipilih menjadi

sampel

dalam

penelitian

ini

adalah

konsumen yang terlibat dalam melakukan proses

anggota sampel”.

keputusan pembelian 2 kali atau lebih di Coffe Menurut

Sugiyono

(2007:77)

Accidental

Toffe Jatim Expo Surabaya.

sampling adalah teknik penentuan sampel Berdasarkan teori-teori tersebut diatas, dalam

berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang kebetulan

bertemu

dengan

peneliti

penelitian ini peneliti menggunakan sampel

dapat

sebanyak 110 orang. Alasan menggunankan

digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang

sampel tersebut untuk mengantisipasi adanya

yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai

data outliers.

sumber data.

Metode

Dalam pengambilan sampel dilakukan teknik

pengumpulan

menyebarkan

pengambilan sampel yaitu dengan Accidental

sejumlah

data

dengan

angket

cara kepada

responden. Dalam hal ini sebagai responden

Sampling dan Random Sampling. Menurut 13

yakni

orang-orang

yang

dan

Pengukuran dalam penelitian ini menggunakan

berbelanja di Coffe Toffe Jatim Expo Surabaya

skala Likert 4 tingkatan yang bertujuan untuk

Jalan A.Yani 99 Surabaya. Jenis angket yang

menghilangkan kelemahan pengukuran dengan

diberikan kepada responden bersifat tertutup.

menggunakan skala Likert 5 tingkatan sehingga

Arikunto (2006:152) bersifat tertutup artinya di

tidak muncul bias (Sugiyono,2009: 132). Alasan

mana setiap butir pertanyaan telah disediakan

menghilangkan kategori jawaban tengah antara

jawabannya sehingga responden tinggal memilih

lain:

jawabannya yang telah tersedia. Dasar yang

1.

digunakan dalam menentukan sistem penilaian

ganda yaitu belum dapat memberikan jawaban

kuesioner

dan bisa juga rau-ragu atau netral.

adalah

skala

berkunjung

Likert.

Menurut

Kategori undecided itu mempunyai arti

Sugiyono (2007:86) “Skala likert digunakan

2.

untuk mengukur sikap pendapat dan persepsi

jawaban responden ke arah negatif atau positif.

seseorang atau sekelompok orang tentang

3.

fenomena

menimbulkan kecenderungan menjawab netral

sosial

kesetujuan

dan

atau

menunjukan tidak

tingkat

kesetujuan

Untuk

mengetahui

kecenderungan

Ketersedianya jawaban tengah akan

atau ragu-ragu.

responden.Adapun skor yang diberikan dari

1.

setiap skala menggunakan skala Likert adalah

Uji validitas digunakan untuk mengetahui

sebagai berikut :

kelayakan atau valid tidaknya suatu alat ukur

Uji Validitas

berupa beberapa pertanyaan utuk mengukur

Pilihan Jawaban Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

Bobot Skor 4 3 2 1

suatu variabel secara tepat. Data yang digunakan untuk di uji validitas dalam penelitian ini

adalah hasil skor dari

angket yang disebarkan kepada responden. Uji validitas

adalah

suatu

ukuran

yang

menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahan suatu instrument. Sebuah instrument

Skor total yang diperoleh dari tiap individu dari

dikatakan valid apabila mampu mangukurapa

skala ini menunjukan tinggi rendahnya pengaruh

yang diinginkan. Setelah pengujian validitas

store atmosphere terhadap keputusan pembelian

maka akan diuji validitas butir dari kuesioner.

di Coffe Toffe Jatim Expo Surabaya. Semakin tinggi

nilai

yang

diperoleh

Dalam penelitian ini menggunakan program

menunjukkan

SPSS 17 for Windows

semakin tinggi pengaruh store atmosphere dan begitu juga sebaliknya jika menunjukkan tingkat

Uji validitas dapat dilakukan dengan melihat

yang rendah apabila skor yang diperoleh rendah.

korelasi antara skor masing-masing item

14

dalam angket dengan total skor yang ingin

dengan metode Kolmogorov Smirnov dengan

diukur

ketentuan sebagai berikut:

yaitu

menggunakan

Coefficient

Corelation Pearson dalam SPSS. Jika nilai

1.

Jika nilai Asymp. Sig> taraf signifikasi

signifikansi (P Value)>0,05 maka tidak terjadi

(α), maka Ho ditolak dan H1 diterima, hal ini

hubungan yang signifikan. Sedangkan apabila

berarti bahwa data tersebut berdistribusi secara

nilai signifikansi (P Value) < 0,05 maka

normal.

terjadi hubungan yang signifikan.

2.

Jika

nilai

Asymp.

Sig


dari 0,60”.

sama atau tidak. Uji ini dilakukan sebagai

J. Uji Asumsi Dasar 1.

pada

atau

signifikansi 0,05. Dua variabel dikatakan

masing-masing variabel pada lembar kerja sehingga

korelasi

menggunakan Test for Linearity pada taraf

namun sebaiknya uji reabilitas dilakukan pada

berbeda

analisis

linear.pengujian

pertanyaan untuk lebih dari suatu variabel,

yang

Uji Linearitas

prasyarat dalam analisis Independent Samples

Uji Normalitas

T test dan One Way ANOVA. Asumsi yang

Uji normalitas merupakan suatu alat uji yang

mendasari dalam analisis varian (ANOVA)

digunakan untuk menguji apakah variabel-

adalah bahwa varian dari populasi itu sama.

variabel yang digunakan dalam model regresi

Sebagai

mempunyai distribusi normal atau tidak

criteria

signifikansi

(Santosa,2005:231). Untuk mengetahui apakah

lebih

pengujian,

jika

nilai

dari

atau

lebih

dua

kelompok data maka adalah sama.

data tersebut berdistribusi normal, dapat diuji

K. Teknik Analisis Data

15

Metode analisis data adalah suatu metode

0,60 –

yangdigunakan

hasil

0,799

penelitian guna memperoleh suatu instrumen

0,80 –

Sangat

dan kesimpulan. Adapun metode analisis data

1,000

Kuat

untuk

mengolah

yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Kuat

Sumber : Sugiyono, 2007 :

analisis liner sederhana dan analisis koefisien

231

determinasi.

Koefisien korelasi Pearson dapat kita cari dengan menggunakan rumus sebagai

1.

Regresi Linier Sederhana

Analisis

regresi

linier

berikut :

sederhana

adalah

nΣxy-(Σx)(Σy)

hubungan secara linear antara satu variabel

rxy =

Ѵ{nΣx2-(Σx)2}{nΣy2-(Σy)2}

independen (X) dengan variabel dependen (Y).

Analisis

ini

bertujuan

untuk

Keterangan :

memprediksikan nilai dari variabel dependen

x = variabel pertama

apabila nilai variabel independen mengalami

y = variabel kedua

kenaikan

n = jumlah data

atau

penurunan

dan

untuk

mengetahui arah hubungan antara variabel Koefisien Determinasi (R2)

independen dengan variabel dependen apakah

2.

positif atau negatif.

Algifari

Rumus regresi linier sederhana sebagai berikut

determinasi adalah “salah satu nilai statistik

:

yang dapat digunakan untuk mengetahui

(2000:45)

menyatakan

koefisien

apakah ada pengaruh antara dua variabel”.

Y’ = a + bX

Jadi pada intinya koefisien determinasi (R 2)

Tabel 3.3

mengukur seberapa jauh kemampuan model

Interprestasi Koefisien Korelasi (R)

dalam

menerangkan

variabel-

variabel

dependen. Nilai koefisien determinasi (R2) Interval

Tingkat

adalah 0 ≤ R2 ≤ 1. Semakin dekat nilai R2 ke

Koefisien

Hubungan

nilai 1, maka tepat (cocok) garis regresi yang

0,00 –

Sangat

terbentuk dan semakin tinggi nilai koefisien

0,199

Rendah

determinasi, akan semakin baik kemampuan

0,20 –

Rendah

variabel

0,399 0,40 –

independen

dalam

menjelaskan

perilaku variabel dependen (Santosa dan Ashari 2005:144).

Sedang

L. Uji Hipotesis

0,599 16

Uji hipotesis merupakan alat uji untuk

Sb = Standar error

mengetahui jawaban sementara sebagaimana

4)

dijelaskan dalam bab sebelumnya. Pengujian

Tabel distribusi t dicari pada a = 5% : 2 = 2,5

hipotesis digunakan utuk mengetahui apakah

(uji 2 sisi) dengan derajat kebebasan (df) n-k-1

Menentukan t tabel

terdapat pengaruh yang signifikan terhadap variabel x terhadap variabel y dilakukan

5)

dengan :

H0 diterima dan Ha ditolak, jika – t tabel ≤ t

1.

hitung ≤ t tabel

Uji Koefisien Regresi Sederhana (Uji t

Kriteria pengujian :

)

H0 ditolak dan Ha diterima, jika -t hitung > - t

Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah

tabel atau t hitung > t tabel

variabel independen (X) berpengaruh secara

6)

signifikan terhadap variabel dependen (Y).

Apabila nilai t hitung > t tabel dan signifikansi

signifikasi artinya berarti atau pengaruh yang

< 0,05 maka H0 ditolak dan Ha diterima begitu

terjadi dapat berlaku untuk populasi (dapat

pula sebaliknya apabila nilai t hitung < t tabel

digeneralisasikan).

dan signifikansi < 0,05 maka H0 diterima dan

Kesimpulan

Ha ditolak. Langkah- langkah pengujian sebagai berikut: 1)

PEMBAHASAN

Menentukan hipotesis

Berdasarkan

judul

penelitian

yaitu

H0 = Tidak ada hubungan antara Store

“Pengaruh

Atmosphere dengan Keputusan Pembelian.

Keputusan Pembelian di Coffe Toffe Jatim Expo

Ha = Ada hubungan antara Store Atmosphere

Surabaya,

dengan Keputusan Pembelian.

Atmosphere (X) Terhadap Keputusan Pembelian

2)

(Y). Untuk itu penelitian ini menggunakan

Menentukan tingkat signifikansi

Store

dicari

Atmosphere

pengaruh

variabel

analisis

atau 0.05

berdasarkan variabel terikat yang mempunyai

standar

yang

sering

digunakan dalam penelitian)

hubungan

3)

Menentukan t hitung

mempengaruhi variabel lain.

Rumus mencari t hitung adalah:

Pembahasan

dimana

pada

satu

sederhana

variabel

penelitian

ini

didasarkan dengan melihat hasil pengujian

b t hitung =

kausal

korelasi

Store

Tingkat signifikansi menggunakan a = 5% (ukuran

koefisien

Terhadap

dari uji koefisien regresi sederhana yang

Sb

dianalisis menggunakan model koefisien

keterangan:

korelasi sederhana. Karena hasil pengujian

b = koefisien regresi

dari signifikansi koefisien korelasi sederhana 17

dapat digunakan menarik kesimpulan yang

Store Atmosphere dapat diperhatikan sebagai

diperoleh setelah melakukan penelitian.

suatu

1.

strategi

pemasaran

yang

dapat

Atmosphere

diimplementasikan oleh sebuah badan usaha

Pembelian

bisnis dalam upaya untuk memberika daya tarik

Konsumen di Cofffe Toffe Jatim

atau pendorong bagi para konsumen untuk juga

Expo Surabaya

melakukan tindakan berbelanja.

Pengaruh Terhadap

Hasil

Store Keputusan

penelitian

dan

analisis

Pada akhirnya, Store Atmosphere dapat

membuktkan bahwa terdapat pengaruh yang

mendukung tujuan utama perusahaan yaitu

signifikan dari Store Atmosphere, yang meliputi

meberikan

layout, suara, bau, tekstur, dan desain bangunan

menyenangkan

terhadap keputusan pembelian di Coffe Toffe

mendapatkan kepuasan dalam berbelanja secara

Jatim Expo Surabaya. Hasil pengujian dari uji t

maksimal ataupun menarik emosi konsumen

menunjukkan thitung (6,895) memiliki nilai yang

yang sebelumnya hanya berniat berkunjung

lebih besar dari ttabel (1,982) dan taraf

namun pada kelanjutannya melakukan aktivitas

signifikansi 0,000 yang nilainya lebih kecil dari

pembelian. Hasil penelitian mengidentifikasi

0,05 atau 5%. Sehingga kesimpulan yang dapat

bahwa para kosumen memiliki kesan yang baik

diambil berdasarkan dari hasil uji t adalah Store

atas suatu perusahaan akan menyebabkan

Atmosphere

mereka

mempunyai

pengaruh

yang

pelayanan

yang

sehingga

menyatakan

bahwa

baik

dan

konsumen

menginginkan

signifikan terhadap Keputusan Pembelian di

kembali untuk berkunjung dan melakukan

Coffe Toffe Jatim Expo Surabaya.

aktivitas pembelian. Dengan adanya kesan yang

Hasil

analisis

tersebut

berjalan

baik tersebut, maka konsumen akan bersedia

seiringan dengan teori yang dikemukakan oleh

secara

Utami

bahwa

pengalaman pembelian mereka dalam makna

kombinasi

positif (Words of mouth yang positif) kepada

(2007:117)

“Atmosphere karakteristik

mendefinisikan

merupakan fisik

yang

bertujuan

untuk

secara

sukarela

menceritakan

orang- orang terdekat mereka.

merespons emosional dan persepsi pelanggan SIMPULAN

untuk mempengaruhi keputusan pelanggan dalam

membeli barang”.

Berdasarkan hasil penelitian dan

Hasil ini juga

pembahasan yang telah dikemukakan pada

diperkuat dengan penelitian terdahulu Sofia Taufik

yang

menyatakan

bahwa

bab sebelumnya, dapat diambil kesimpulan

Store

sebagai berikut:

Atmosphere berpengaruh positif dan signifikan

Ada

terhadap Keputusan Pembelian Konsumen di

pengaruh

antara

Store

Atmosphere terhadap Keputusan Pembelian

Dream of Khayangan Resto. Berdasarkan hasil

Konsumen di Coffe Toffe Jatim Expo

tersebut dapat dinyatakan bahwa pendesainan 18

Surabaya,

hasil

pengujian

dari

uji

t

dimanfaatkan dimasa yang akan datang, yaitu

menunjukkan thitung (6,895) memiliki nilai

sebagai berikut:

yang lebih besar dari ttabel (1,982) dan taraf

1. Mengingat Store Atmosphere (X) mempunyai

signifikansi 0,000 yang nilainya lebih kecil

pengaruh

dari 0,05 atau 5%, hal ini dapat dilihat dari

Keputusan pembelian konsumen (Y) di Coffe

hasil

sederhana

Toffe Jatim Expo Surabaya, maka hendaknya

Sehingga kesimpulan yang dapat diambil

Store Atmosphere yang sudah ada harus tetap

berdasarkan dari hasil uji t adalah Store

dijaga

Atmosphere

perusahaan

analisis

regresi

mempunyai

linier

pengaruh

yang

secara

dan

signifikan

akan

lebih

terhadap

baiknya

terus mengembangkan

Atmosphere

Coffe Toffe Jatim Expo Surabaya.

perusahaan mampu menciptakan Atmosphere yang

lebih

sudah

baik

lagi,

ada

Store

signifikan terhadap Keputusan Pembelian di

1. Penerapan Store Atmosphere di Coffe Toffe

yang

jika

sehingga

dengan

cara

menarik

membangun hubungan komunikasi yang

konsumen ,dan membuat konsumen merasa

lebih baik lagi dengan konsumen melalui

nyaman. Hal tersebut diharapkan tersebut

mendengarkan saran dan masukan dari

diharapkan mempermudah menuju tahap

konsumen sehingga konsumen akan merasa

perhatian, ketertarikan, keinginan, keputusan

diperhatikan dan Coffe Toffe Jatim Expo akan

dan tindakan pembelian.

menjadi pilihan pertama dalam memilih coffe

Jatim

Expo

bertujuan

untuk

2. Penggunaan Store Atmosphere yang tepat

shop dan pada akhirnya dengan Store

diharapkan mampu mendapatkan perhatian

Atmosphere yang baik dan menyenangkan

dari konsumen. Dengan Store Atmosphere

akan

yang dimiliki, penataan layout, pemutaran

perusahaan. 2.

suara (baik musik dari sound system maupun

menjaga

dan

mendorong

citra

Menciptakan pembeda dalam hal Store

live music), adanya bau yang sedap baik dari

Atmosphere sehinnga Coffe Toffe memiliki

ruangan ataupun makanan atau miuman,

cirri tersendiri, dan menambah fasilitas yang

tekstur dari bangunan ataupun furniture yang

belum

dipakai, desain bangunan, dirangkai secara

konsumen dengan memperoleh keunggulan

menarik untuk menarik minat konsumen baik

kompetitif dari perusahaan yang serupa

yg sudah berkunjung maupun yang belum

sehingga

pernah mengunjungi.

keputusan pembelian di Coffe Toffe Jatim

SARAN

Expo Surabaya.

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dikemukakan saran yang kiranya dapat dijadikan

bahan

pertimbangan

atau 19

ada

sehingga

dapat

mampu

lebih

menarik

meningkatkan

Jurnal Bisnis dan Ekonomi.Vol. 17, No. 2. Hal. 97-108.

DAFTAR RUJUKAN Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktik Edisi Revisi VI. Jakarta : Rineka Cipta.

Mowen, Jhon C. dan Minor, Michael. 2002. Perilaku Konsumen. Jilid Pertama. Alihbahasa: Lina Salim. Jakarta: Erlngga.

Berman, Berry dan Evans, Joel R. 2001. Retail Management : a Strategic Approach. 8th Edition. Upper Saddle River : Pretice Hall International, Inc.

Sugiyono.2006. Statistik Untuk Bandung : Alfabeta.

Buchari, Alma. 2004. Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa . Bandung : CV. Alfabeta.

Penelitian.

Sugiyono.2008. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Sugiyono. 2010. Statistik Untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta.

Engel, James F,dkk.1992. Perilaku Konsumen. Edisi keenam. Jilid 1. Terjemahan oleh F.X. Budiyanto.1994. Jakarta : Binarupa Aksara.

Sumarwan, Ujang.2004. Perilaku Konsumen.Bogor : Ghalia Indonesia.

James F,dkk. 1993. Perilaku Konsumen.Edisi keenam. Jilid 2. Terjemahan oleh F.X. Budijanto. 1995. Jakarta : Binarupa Aksara.

Supranto, APU. 2006. Pengukuran Tingkat Kepuasan Pelanggan Untuk Menaikkan Pangsa Pasar. Jakarta : PT. Rineka Cipta.

Fuad, Muhammad. 2009.Store Atmosphere dan Perilaku Pembelian Konsumen di Toko Buku Gramedia Malang . Malang :FE Universitas Gajayana.

Soekresno. 2000. Manajemen food & beverage service hotel. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Engel,

Turley, L.W., Milliman, R.E.2000. atmospheric effects on Shopping Behavior: A Review of the Experimental Evidence.Journal of business research.Vol. 49 pg. 193-211.

_________ . 2007. Manajemen Pemasaran. Edisi Dua Belas. Jilid I. Jakarta : Indeks. _________ . 2000. Marketing Management The Millenium Edition. New Jersey : Prentice- Hall .

Tjiptono,Fandi. Pemasaran Yogyakarta : Andi.

Levy dan Weitz. 2001. Retailing Management. Boston: Mc. Graw Hill. Irwin.

Strategik.2008.

Utami, Christina Widhya.2006. Manajemen Ritel: Strategi dan Implementasi Modern. Edisi Pertama. Jakarta: Salemba Empat.

Lupiyoadi, Rambat dan A. Hamdani. 2008. Manajemen Pemasaran Jasa Edisi 2. Jakarta : Salemba Empat.

Widjaja, Maya; Wijaya, Serli; dan Jokom, Regina.2007. Analisis Penilaian Konsumen Terhadap Ekuitas Merek Coffe Shop Di Surabaya. Jurnal Manajemen Perhotelan Universitas Kristen Petra.Vol. 3, No. 2. Hal. 89101.

Malhotra, Naresh K. 2005. Riset Pemasaran. Jakarta: PT. Indeks Kelompok Gramedia. Meldarianda, Resti dan Lisan, S. henky. 2010.Pengaruh Store Atmosphere Terhadap Minat Beli Konsumen Pada Resort Café Atmosphere Bandung.

20

21