Download Full - STKIP Siliwangi Bandung

20 downloads 169 Views 139KB Size Report
MODEL KOOPERATIF TIPE NHT DENGAN TIPE TALKING STIK oleh: ... model pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyimak, ...
PERBANDINGAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIK SISWA SMP ANTARA YANG PEMBELAJARANNYA MENGGUNAKAN METODE MODEL KOOPERATIF TIPE NHT DENGAN TIPE TALKING STIK oleh: Budi Permana Program Studi Matematika STKIP Siliwangi Bandung Tahun 2012 E-mail : [email protected]

ABSTRAK Matematika memegang peranan penting dalam menyelesaikan persoalan sehari-hari, maka pembelajaran perlu ditingkatkan. Adapun salah satu cara untuk masalah tersebut dengan menggunakan model pembelajaran yang tepat. Kemampuan pemahaman matematik adalah salah satu tujuan penting dalam pembelajaran, memberikan pengertian bahwa materi – materi yang diajarkan kepada siswa bukan hanya sebagai hafalan, namun lebih dari itu dengan pemahaman siswa dapat lebih mengerti akan konsep materi pelajaran itu sendiri. Pemahaman matematis juga merupakan salah satu tujuan dari setiap materi yang disampaikan oleh guru, sebab guru merupakan pembimbing siswa untuk mencapai konsep yang diharapkan. Hal ini sesuai dengan Hudoyo yang menyatakan “ Tujuan mengajar adalah agar pengetahuan yang di sampaikan dapat dipahami peserta didik”. Tipe NHT adalah tipe pembelajaran yang mengarah kepada kegiatan siswa untuk bekerja sama dalam kelompok, tipe talking stik adalah model pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyimak, membaca, dan memahami materi pelajaran. Kata Kunci : Kemampuan pemahaman matematik, Model kooperatif tipe NHT dan Talking Stik.

1. PENDAHULUAN A. Masalah dan Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu kegiatan yang sangat universal dalam kehidupan manusia. Setiap aspek kehidupan manusia didasari oleh hasil pendidikan. Melalui pendidikan, berbagai hal dapat dilaksanakan dengan baik bahkan perkembangan suatu bangsa bergantung kepada perkembangan pendidikan bangsa itu. Oleh karena itu, kontribusi pendidikan sangat penting bagi kegiatan manusia dalam menjalankan kehidupan. Tujuan pendidikaan nasional adalah tujuan akhir yang akan dicapai oleh semua lembaga pendidikan, baik formal (sekolah), informal (keluarga), maupum nonformal (masyarakat). Adapun untuk mencapai tujuan pendidikan nasional tersebut sangat bergantung kepada pelaksanaan pendidikan di sekolah. Sekolah merupakan pusat pelaksanaan pendidikan

sehingga autput dari sekolah merupakan cerminan dari hasil pendidikan yang dilaksanakan. Salah satu ilmu pengetahuan yang menjadi bagian dari peningkatan pendidikan adalah matematika. Kehadiran matematika sebagai ilmu pengetahuan sangat mendukung dalam menyelesaikan berbagai persoalan sehari – hari. Tidak sedikit persoalan sehari-hari memerlukan kemampuan matematika seperti kemampuan menjumlahkan, mengurangi, mengalikan, dan membagi. Sehubungan matematika memegang peranan penting dalam menyelesaikan persoalan sehari-hari, maka pembelajaran matematika perlu ditingkatkan. Lebih – lebih sebagian siswa dalam memahami materi pelajaran matematika dirasakan masih kurang. Hal tersebut diketahui dari hasil studi lapangan di kelas VII Sekolah Menengah Pertama (SMP), Bahwa kemampuan sebagian siswa dalam mengerjakan soal-

soal matematika yang berhubungan dengan permasalahan sehari-hari kurang dari standar minimal yang ditentukan. Hal tersebut merupakan masalah yang perlu dipecahkan. Adapun salah satu cara untuk memecahkan masalah tersebut dengan cara memilih dan menggunakan model pembelajaran yang tepat. Hasil pengkajian penulis terhadap berbagai model pembelajaran matematika, model pembelajaran kooperatif dapat dijadikan alternatif pembelajaran yang memiliki konsep memberdayakan peserta didik untuk aktif dalam belajar. Model kooperatif berupaya untuk meningkatkan gairah siswa untuk bekerja sama satu sama lain sehingga dengan bekerja sama yang baik, maka akan timbul minat dan motivasi yang tinggi dalam belajar matematika. Banyak tipe model kooperatif yang dapat diterapkan dalam pembelajaran matematika, diantaranya tipe NHT dan tipe Talking Stik. Model kooperatif tipe NHT yaitu model pembelajaran kelompok aantara 3 sampai 5 orang, setiap siswa dalam kelompok mendapat nomor. Dalam kegiatannya guru memberikan tugas untuk dikerjakan oleh kelompok. Kelompok mendiskusikan jawabannya dengan benar dan memastikan setiap anggota kelompok dapat mengerjakan dan mengetahui jawabannya. Setelah itu, guru memanggil salah satu nomor dan nomor yang dipanggila melaporkan hasil diskusi kelompoknya. Model ini diciptakan untuk memberikan manfaat terhadap potensi sosialisasi dalam belajar kooperatif. Dengan model tipe NHT diharapkan siswa dapat belajar sesuai dengan kemampuan masingmasing dalam meningkatkan motivasi, keaktifan, dan hasil belajarnya. Adapun kelebihannya yaitu : 1. Memberi kesempatan kepada siswa untuk saling membagikan ide-ide dan mempertimbangkan jawaban yang paling tepat. 2.

Mendorong siswa untuk meningkatkan semangat kerja sama. Kelemahan model ini yaitu : 1. Siswa yang kurang mampu memahami materi, akan cenderung pasif dalam belajar dan mempunyai ketergantungan terhadap pendapat teman satu kelompoknya. Selanjutnya model kooperatif tipe Talking Stik merupakan model pembelajaran yang mengarahkan siswa untuk memahami materi pelajaran dalam waktu yang ditentukan. Materi pelajaran yang telah dibaca dan dipahami kemudian ditutup. Setelah itu, guru memberikan tongkat kepada siswa dan siswa yang memegang tongkat diberi pertanyaan dan harus menjawabnya. Kelebihan metode ini yaitu : 1. Siswa dituntut belajar dengan mandiri. 2. Siswa diberikan kebebasan untuk mengekspresikan diri 3. Memberikan motivasi kepada siswa untuk mengeluarkan keberanian untuk menjawab pertanyaan.

Kelemahan metode ini yaitu : Monoton, guru memegang kendali proses pembelajaran untuk memindah-mindah tongkat. Sehubungan dengan hal tersebut, untuk mengetahui efektif tidaknya tipe-tipe tersebut dalam pelajaran matematika, perlu dilakukan penelitian. Hasilnya akan memberikan keterangan model mana yang paling efektif untuk mata pelajaran tertentu. Adapun judul penelitian ini adalah “ Perbandingan Kemampuan Pemahaman Matematik Siswa SMP antara yang pembelajarannya menggunakan model Kooperatif Tipe NHT dengan Tipe Talking Stik”. 1.

2. HIPOTESIS PENELITIAN Berdasarkan studi literatur dan rumusun masalah maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. “ Kemampuan pemahaman matematik siswa yang menggunakan model kooperatif tipe NHT lebih baik dibandingkan dengan yang menggunakan tipe Talking Stik.”

3. METODE PENELITIAN Subjek yang digunakan sebagai penelitian ini adalah siwa kelas VII SMP se-kecamatan Tegalwaru Kabupaten Purwakarta. Sehubungan jumlah SMP yang ada di Kecamatan Tegalwaru cukup banyak, maka diambil sampelnya satu sekolah yakni SMP Negeri 3 Tegalwaru. Adapun jumlah kelas yang digunakan yaitu sebanyak dua kelas yakni kelas VIIA dan VIIB. Karakteristik siswa tersebut terdiri atas laki-laki dan perempuan, memperoleh kesempatan belajar yang sama sehingga prestasi setiap kelas pada umumnya seimbang. Namun, sebaran siswa yang pandai, sedang, dan kurang, setiap kelas pada umumnya sama. Penelitian ini adalah kuasi eksperimen, karena pemilihan sampel acaknya diabaikan, dimana kelas yang pertama menjadi kelas yang mendapat pembelajaran dengan menggunakan model kooperatif tipe NHT dan kelas kedua mendapat pembelajaran dengan menggunakan tipe Talking Stik. Dengan desain penelitiannya sebagai berikut : X1

O

X2

O

Keterangan : O : Post tes kemampuan pemahaman X1 : Pembelajaran dengan Tipe NHT X2 : Pembelajaran dengan Tipe Talking Stik

4. KESIMPULAN Kemampuan pemahaman matematik siswa yang menggunakan model kooperatif tipe NHT lebih baik dibandingkan dengan yang menggunakan tipe Talking Stik.

5. SARAN Sebagai tenaga pendidik dizaman modern seperti ini, sudah sepatutnya seorang pendidik memahami, menguasai, serta mampu mengaplikasikan metode, pendekatan, strategi pembelajran dalam setiap pembelajaran dikelas. Karena dengan demikian pembelajaran tidak monoton, serta siswa pun lebih semangat untuk belajar.

6. Daftar Pustaka Hudoyo, H. (1985). Teori Belajar Dalam Proses Belajar-Mengajar Matematika. Jakarta: Depdikbud. Hudoyo, H. (2003). Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Matematika. JICA: Universitas Negeri Malang. Lie, (2005). Cooperative Learning Mempraktekan Cooperative Learning di Ruang-ruang Kelas. Jakarta: Gramedia. Ruseffendi, (2005). Dasar-dasar Penelitian dan Bidang Non Eksakta lainnya. Bandung: Tarsito.