Belajar Ditinjau dari Sikap Kewirausahaan pada Siswa SMK PGRI 3 dan SMK .....
media pembelajaran adalah sarana fisik untuk menyampaikan isi/materi .... yang
disajikan dalam power point, dibuat guru dalam plastik/mika transparansi,.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA LCD DAN OHP TERHADAP HASIL BELAJAR DITINJAU DARI SIKAP KEWIRAUSAHAAN PADA SISWA SMK PGRI 3 DAN SMK PAWYATAN DAHA KOTA KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2010/2011
Tesis Dajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Magister Pendidikan Program Studi Teknologi Pendidikan
Disusun oleh :
SRI WIDORINI NIM. S.810809121
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS NEGERI SEBELAS MARET SURAKARTA 2010 commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA LCD DAN OHP TERHADAP HASIL BELAJAR DITINJAU DARI SIKAP KEWIRAUSAHAAN PADA SISWA SMK PGRI 3 DAN SMK PAWYATAN DAHA KOTA KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2010/2011
Tesis Disusun oleh : SRI WIDORINI NIM. S.810809121
Telah Disetujui untuk Diajukan Pada Sidang Dewan Penguji Ujian Tesis Program Pasca Sarjana Pada Tanggal: _______________
Dosen Pembimbing I
Prof. Dr. Mulyoto, M.Pd. NIP. 194307121973011001 Dosen pembimbing II
Prof. Dr. Sri Anitah Wiryawan, M.Pd. NIP. 130345741
Mengetahui Ketua Program Studi Teknologi Pendidikan
Prof. Dr. Mulyoto, M.Pd. NIP. 194307121973011001 commit to user
ii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Motto: hidup dengan ilmu menjadi mudah, dengan seni menjadi indah, dengan agama menjadi bermakna.
tesis ini saya persembahkan untuk keluargaku yang kusayangi.
commit to user
iii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRAK Sri Widorini: Pengaruh Penggunaan Media LCD dan OHP terhadap Hasil Belajar Ditinjau dari Sikap Kewirausahaan pada Siswa SMK PGRI 3 dan SMK Pawyatan Daha Kota Kediri Tahun Pelajaran 2010/2011, Tesis, Program Pasca Sarjana UNS Surakarta, 2010. Kata kunci: LCD, OHP, sikap kewirausahaan Tujuan penelitian ini adalah (1) Membuktikan ada tidaknya perbedaan pengaruh pada prestasi belajar siswa antara yang menggunakan media LCD, dan OHP. (2) Membuktikan ada tidaknya perbedaan pengaruh pada prestasi belajar siswa antara yang memiliki sikap kewirausahaan tinggi dengan yang rendah. (3) Membuktikan ada tidaknya interaksi pengaruh penggunaan media dan sikap kewirausahaan terhadap prestasi belajar siswa. Rumusan permasalahan yang diteliti adalah (1) Apakah terdapat perbedaan pengaruh pada prestasi belajar siswa antara yang menggunakan media LCD dan OHP? (2) Apakah terdapat perbedaan pengaruh pada prestasi belajar siswa antara yang memiliki sikap kewirausahaan tinggi dengan yang rendah? Dan (3) Adakah interaksi pengaruh penggunaan media dan sikap kewirausahaan terhadap prestasi belajar siswa?. Penelitian ini menggunakan desain eksperimen faktorial 2x2, menggunakan 2 kelas sebagai sampel penelitian yang dipilih secara random dari populasi sebanyak 16 kelas. Variabel bebas penelitian ini adalah penggunaan media dan sikap kewirausahaan, variabel terikatnya prestasi belajar. Instrumen yang digunakan adalah tes dan kuesioner. Sedangkan analisis datanya menggunakan anava 2-jalur. Hasil analisis data untuk pengujian hipotesis pertama diperoleh nilai F-hitung antar penggunaan media LCD dan OHP sebesar: 5,198, dengan signifikansi (sig.) = 0,025. Hasil analisis untuk pengujian hipotesis kedua, diperoleh nilai F-hitung antar sikap kewirausahaan tinggi dan rendah sebesar: 76,166, dengan signifikansi (sig.) = 0,000. Hasil analisis untuk pengujian hipotesis ketiga, interaksi antara penggunaan media dan sikap kewirausahaan sebesar: 11,690, dengan signifikansi (sig.) = 0,001. Sedangkan koefisien determinasi (R squared) sebesar0,550. Simpulan hasil penelitian ini adalah: (1) Terdapat perbedaan pengaruh yang signifikan pada prestasi belajar siswa antara yang menggunakan media LCD dan OHP. (2) Terdapat perbedaan pengaruh yang signifikan pada prestasi belajar siswa antara yang memiliki sikap kewirausahaan tinggi dengan yang rendah. (3) Terdapat interaksi pengaruh yang signifikan antara penggunaan media dan sikap kewirausahaan terhadap prestasi belajar siswa.
commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRACT
Sri Widorini: Effect of Media LCD and OHP to Learning Outcome from the Attitude Entrepreneurship Judging of students SMK PGRI 3 and SMK Pawyatan Daha Kediri, 2010/2011, Thesis, Postgraduate Program, UNS Surakarta, 2010. Keywords: LCD, OHP, entrepreneurial attitude The purpose of this study were (1) Proving the existence of differences in the effect on student achievement between the using the media, LCD and OHP. (2) Proving the existence of differences in the effect on student achievement between who has the entrepreneurial attitude with a low height. (3) Proving the existence of interaction effect of media and entrepreneurial attitude toward learning achievement. The formulation of the problem study is (1) Are there differences in the effect on student achievement between using the LCD and OHP media? (2) Are there differences in the effect on student achievement between having high entrepreneurial attitude with a low? And (3) Is there any interaction effect of media use and attitudes towards entrepreneurship student achievement?. This study used a 2x2 factorial design experiment, using 2 class as a sample study of randomly selected from a population of 16 classes. The independent variable of this study is the use of media and entrepreneurial attitude, the dependent variable academic achievement. Instruments used were of tests and questionnaires. While analyzing the data using Univariate-Anova. Results of data analysis to test the first hypothesis of the F-count values obtained between media use LCD and OHP for: 5.198, with significance (sig.) = 0.025. Results of analysis to test the second hypothesis, the F-count values obtained between high and low entrepreneurial attitude of: 76.166, with significance (sig.) = 0,000. Results of analysis for testing the third hypothesis, the interaction between media use and attitudes of entrepreneurship: 11.690, with significance (sig.) = 0,001. While the coefficient of determination (R squared) is: 0, 550. Conclusion of this research are: (1) There is a significant difference in student achievement between the using the media LCD and OHP. (2) There is a significant difference in student achievement between who has the entrepreneurial attitude with a low height. (3) There is a significant interaction between media use and attitudes towards entrepreneurship student achievement.
commit to user
v
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah S.W.T, Tuhan Yang Maha Kuasa, atas segala limpahan rahmad-Nya, sehingga penyusunan tesis ini dapat saya selesaikan. Penelitian ini dilakukan guna penyusunan tesis untuk penyelesaian studi meraih gelar Magister Pendidikan program studi Teknologi Pembelajaran pada Program Pasca Sarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta. Pada kesempatan ini ucapan terimakasih dan penghargaan yang setulustulusnya tidak lupa saya sampaikan kepada: 1. Direktur Program Pasca Sarjana UNS Surakarta, yang banyak memberikan motivasi. 2. Ketua Program Studi Teknologi Pendidikan
yang senantiasa
memberikan arahan dan bimbingan. 3. Bapak Prof. Dr. Mulyoto, M.Pd. selaku dosen pembimbing I, yang dengan sabar dan telaten telah memberikan bimbingan dan petunjuk untuk penulisan tesis ini. 4. Ibu Prof. Dr. Sri Anitah Wiryawan, M.Pd. selaku dosen pembimbing II, yang juga dengan sangat penuh perhatian dan sabar memberikan bimbingan. 5. Kepala Sekolah dan Rekan-reka guru SMK PGRI 3 dan SMK Pawyatan Daha Kediri yang memberikan ijin dan membantu untuk melakukan penelitian di sekolah tersebut. commit to user
vi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
6. Rekan-rekan mahasiswa TEP UNS yang banyak membantu baik berupa moril maupun materiil. 7. Keluarga, dan pihak-pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu persatu disini, yang juga telah memberikan bantuan guna penyelesaian tesis ini. Saya menyadari masih banyak kekurangan pada tesis ini, oleh karena itu diharapkan kritik, saran, dan tegur sapa dari semua pihak demi perbaikan dan kesempurnaan tesis ini.
Kediri, Nopember 2010 Sri Widorini
commit to user
vii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
Halaman Halaman judul Halaman persetujuan Halaman persembahan Abstrak Kata pengantar Daftar isi Daftar tabel Daftar gambar Daftar lampiran BAB I:
BAB II:
..............……………………………………………. i ..............……………………………………………. ii ................................................................................... iii ..............……………………………………………. iv ...............…………………………………………… v ...............…………………………………………… vii ...............…………………………………………… ix ...............……………………………………………. x ................……………………………………………. xi
PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah
………………………………
1
B. Pembatasan masalah
...……………………………
7
C. Rumusan masalah
………………………………
9
D. Tujuan Penelitian
………………………………
9
E. Kegunaan Penelitian
………………………………
9
KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Media Pembelajaran
Pengertian Media Pembelajaran .....………………
11
Kriteria Pemilihan Media Pembelajaran ................
14
Jenis-jenis Media Pembelajaran
.........................
17
Media LCD-Power Point ………….......................
18
Media OHP/OHT ……………………………….
20
2. Sikap Kewirausahaan Pengertian Sikap
................................................
Konsep Daar Kewirausahaan
22
.............................
23
Jiwa dan Sikap Kewieausahaan ...........................
26
Kompetensi Kewirausahaan commit .............................. to user
28
viii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3. Prestasi Belajar Pengertian Prestasi Belajar
...............................
30
Faktor Yang Mempengarhi Prestasi Belajar .........
31
4. Deskripsi Matapelajaran Kewirausahaan SMK .......... 33 B. Hasil Penelitian yang Relevan C. Kerangka Berpikir
…………………………………....
D. Hipotesis Penelitian
BAB III:
.......................................
METODE PENELITIAN …………………………..……
B. Tempat dan Waktu Penelitian C. Populasi dan Sampel Penelitian
44
……………….………
46
…………….….……
47
D. Variabel dan Definisi Operasional Variabel
..….……
49
E. Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian
………..
51
………………………………...
57
F. Teknik Analisis Data
HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Penelitian
…………………………
60
………………………
65
C. Pembahasan Hasil Penelitian
………………………..
73
D. Keterbatasan Penelitian
.......................................
82
B. Pengujian Hipotesis
BAB VI:
37
………………………………….... 42
A. Rancangan penelitian
BAB IV:
35
SIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN A. Simpulan
………………………………………
85
B. Implikasi
………………………………………
85
C. Saran-saran
………………………………………
86
Daftar Pustaka
………………………………………………………
89
Lampiran-lampiran
………………………………………………………
91
commit to user
ix
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL
Tabel
Halaman
3.1 : Rancangan Eksperimen
……………………………………………
45
…………………………………………
46
3.3 : Perlakuan pada Sampel Penelitian …………………………………….
48
3.4 : Kisi-kisi Instrumen Penelitian ………..……………………………….
51
3.5 : Rangkuman Hasil Analisis Validitas Tes
54
3.2 : Jadwal Kegiatan Penelitian
……………….…………
3.6 : Rangkuman Hasil Analisis Validitas Kuesioner
……………….…
4.1 : Hasil Analisis Statistik Deskriptif Data Sikap Kewirausahaan
54
……
62
4.2 : Hasil Analisis Statistik Deskriptif Prestasi Belajar Kewirausahaan …..
64
4.3 : Hasil uji Normalitas
66
.............................................................................
4.4 : Hasil analisis Homogenitas Varians 4.5 : Hasil analisis Varians 2 jalur
......................................................
67
..............................................................
68
4.6 : Rangkuman Pengujian Hipotesis
.........................................................
70
4.7 : Rangkuman Hasil Uji Scheefe
.........................................................
72
commit to user
x
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR
Gambar
halaman
2.1 : Skema Kedudukan Media dalam Pembelajaran ...................................
13
4.1 : Histogram Sikap Kewirausahaan .........................................................
63
4.2 : Histogram Prestasi Belajar Kewirausahaan
65
commit to user
xi
....................................
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
: Kisi-kisi Kuesioner Sikap Kewirausahaan ...........................................
91
2
: Kuesioner Sikap Kewirausahaan
......................................................
93
3
: Tes Hasil Belajar
..................................................................
96
4
: Tabulasi hasil try out angket Sikap Kewirausahaan
5
: Tabulasi hasil try out tes
…………………
103
…………………………..…………………
104
6
: Hasil analisis statistika deskriptif kelas eksperimen …………………
106
7
: Hasil analisis statistika deskriptif kelas kontrol
…………………
108
8
: Hasil analsisis varians (2 jalur)
......................................................
110
9
: Hasil uji Scheefe (uji beda Mean)
......................................................
114
10 : Tabulasi hasil post-tes kelas eksperimen ..............................................
119
11 : Tabulasi hasil post-tes kelas kontrol
..............................................
121
...........................................................................
123
12 : Surat-surat penelitian
commit to user
xii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah. Sebagai
negara
sedang
berkembang,
Indonesia
termasuk
masih
kekurangan wirausahawan. Hal ini dapat dipahami, kerena kondisi pendidikan di Indonesia masih belum menunjang kebutuhan pembangunan sektor ekonomi. Perhatikan, hampir seluruh sekolah masih didominasi oleh pelaksanaan pendidikan dan pembelajaran yang konvensional. Mengapa hal itu dapat terjadi? Di satu sisi institusi pendidikan dan masyarakat kurang mendukung pertumbuhan wirausahawan. Di sisi lain, banyak kebijakan pemerintah yang tidak dapat mendorong semangat kerja masyarakat, misalkan kebijakan harga maksimum beras, maupun subsidi yang berlebihan yang tidak mendidik perilaku ekonomi masyarakat. Kenyataan menunjukkan, bahwa kehidupan saat ini telah diwarnai oleh inovasi-inovasi di berbagai bidang. Inovasi sebagai proses kreatif, tidak akan sukses ketika inovator belum memiliki semangat kewirausahaan. Pemahaman kesadaran ini menuntut penyajian matapelajaran Kewirausahaan khususnya di SMK dan Inovasi tidak bertumpu pada ranah kognitif, tetapi juga afektif, dan psikomotorik. Dengan kata lain, melalui pendidikan kejuruan, selain semakin memahami konsep enterpreneurship juga diharapkan meningkatkan semangat enterpreneurship siswa. Wirausahawan (Entrepreneur) adalah orang yang menjalankan perusahaan atau usaha rintisan sendiri dan mempunyai tanggung jawab atas risiko yang commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
dihadapi kegiatannya tersebut. Usaha tersebut umumnya disebut sebagai wirausaha. (Wikipedia Bahasa Indonesia). Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesi (KBBI) mendefinisikan wirausahawan sebagai "orang yang pandai atau berbakat mengenali produk baru, menyusun cara baru dalam berproduksi, menyusun operasi untuk pengadaan produk baru, mengatur permodalan operasinya, serta memasarkannya. Sedangkan, Louis Jacques Filion menggambarkan wirausahawan sebagai orang yang imajinatif, yang ditandai dengan kemampuannya dalam menetapkan sasaran serta dapat mencapai sasaran-sasaran itu. Ia juga memiliki kesadaran tinggi
untuk
menemukan
peluang-peluang
dan
membuat
keputusan.
Persamaannya dari pengertian - pengertian tersebut yaitu wirausahawan memiliki dan mampu berpikir kreatif-imajinatif, melihat peluang dan membuat bisnis baru. Seorang wirausahawan adalah seorang manajer, tetapi melakukan kegiatan tambahan yang tidak dilakukan semua manajer. Manajer bekerja dalam hierarki manajemen yang lebih formal, dengan kewenangan dan tanggung jawab yang didefinisikan secara jelas sedangkan pengusaha menggunakan jaringan daripada dari kewenangan formal. (Wikipedia Bahasa Indonesia). Matapalajaran Kewirausahaan di SMK dilaksanakan untuk menumbuh kembangkan jiwa kewirausahaan pada para siswa dan juga guru, serta diharapkan menjadi wahana pengintegrasian secara sinergi antara penguasaan sains dan teknologi dengan jiwa kewirausahaan. Selain itu diharapkan pula hasil-hasil penelitian dan pengembangan tidak hanya bernilai akademis saja, namum mempunyai nilai tambah bagi kemandirian perekonomian bangsa. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Kewirausahaan, dapat didefinisikan sebagai kemampuan melihat & menilai kesempatan-kesempatan (peluang) bisnis serta kemampuan mengoptimalisasikan sumberdaya dan mengambil tindakan serta bermotivasi tinggi dalam mengambil resiko dalam rangka mensukseskan bisnisnya. Jadi kewirausahaan merupakan upaya mengoptimalkan potensi-poitensi individu dalam menjalankan bisnis atau mengelola usaha. Peranan sekolah kejuruan, khususnya SMK rumpun bisnis dan manajemen dalam memotivasi lulusannya menjadi seorang wirausahawan muda sangat penting dalam menumbuhkan jumlah wirausahawan. Dengan meningkatnya wirausahawan dari kalangan muda akan mengurangi pertambahan jumlah pengangguran bahkan menambah jumlah lapangan pekerjaan. Pertanyaannya adalah bagaimana pihak sekolah dapat mencetak wirausahawan muda yang tangguh?. Pendidikan kewirausahaan di Indonesia masih kurang memperoleh perhatian yang cukup memadai, baik oleh dunia pendidikan maupun masyarakat. Banyak pendidik yang kurang memperhatikan penumbuhan sikap dan perilaku kewirausahaan peserta didik, baik di sekolah-sekolah kejuruan, maupun di pendidikan profesional. Orientasi mereka, pada umumnya hanya pada menyiapkan tenaga kerja. Salahsatu upaya meningkatkan kualitas pembelajaran matapelajaran Kewirausahaan adalah dengan meningkatkan proses kegiatan belajar mengajar. Strategi dan pendekatan pembelajaran perlu disesuaikan dengan konteks kekinian yang tengah terjadi di masyarakat. Selain itu, pemilihan materi atau bahan ajar commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
juga perlu disesuaikan dengan kebutuhan siswa dan dinamika perkembangan masyarakat. Diantara bentuk upaya meningkatkan proses kegiatan pembelajaran adalah melalui inovasi penggunaan media pembelajaran. Guru harus mempertimbangkan pentingnya penggunaan media pembelajaran. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi,
khususnya
teknologi
informasi
sangat
berpengaruh
terhadap
perencanaan dan implementasi strategi pembelajaran. Oleh sebab itu guru perlu harus menggunakan berbagai media sesuai dengan kebutuhan dan tujuan pembelajaran. Dengan menggunakan media komunikasi, bukan saja dapat mempermudah dan mengefektifkan proses pembelajaran, akan tetapi juga bisa membuat proses pembelajaran lebih menarik. Media berasal dari bahasa latin merupakan bentuk jamak dari “Medium” yang secara harfiah berarti “Perantara” atau “Pengantar” yaitu perantara atau pengantar sumber pesan dengan penerima pesan. Beberapa ahli memberikan definisi tentang media pembelajaran. Schramm (1977:114) mengemukakan bahwa media pembelajaran adalah teknologi pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran. Sementara itu, Briggs (1977:5) berpendapat bahwa media pembelajaran adalah sarana fisik untuk menyampaikan isi/materi pembelajaran seperti: buku, film, video dan sebagainya. Sedangkan, National Education Associaton (1969:67) mengungkapkan bahwa media pembelajaran adalah sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun pandang-dengar, termasuk teknologi perangkat keras. Dari ketiga pendapat di atas disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan, dapat commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
merangsang pikiran, perasaan, dan kemauan peserta didik sehingga dapat mendorong terciptanya proses belajar pada diri peserta didik. Media pembelajaran mencakup semua sumber yang diperlukan untuk melakukan komunikasi dengan si-belajar (Martin & Briggs, dalam Degeng, 1990:216). Media sebagai alat bantu dalam pembelajaran adalah suatu kenyataan yang tidak dapat dihindari, karena memang gurulah yang menghendakinya. Media sebagai alat bantu berfungsi membantu tugas guru dalam menyampaikan pesanpesan atau bahan pelajaran. Menurut Harjanto (1997:238) dalam menggunakan media sebagai alat bantu komunikasi dalam pembelajaran, kiranya harus didasarkan pada kriteria pemilihan yang obyektif. Sebab penggunaan media pendidikan tidak sekedar menampilkan program pengajaran kedalam kelas, melainkan juga harus dikaitkan dengan tujuan pembelajaran, strategi dan bahan ajar. Penggunaan media dalam pembelajaran juga dimaksudkan untuk mencegah terjadinya kegagalan komunikasi. Artinya, materi pelajaran atau pesan yang disampaikan guru tidak dapat diterima siswa secara optimal, tidak seluruh materi dapat dipahami, bahkan salah dalam menafsirkan isi pesan tersebut. Seringkali pengertian media pembelajaran disalahtafsirkan dengan berbagai jenis peralatan atau sarana yang ada di kelas. Memang media pembelajaran memerlukan peralatan atau sarana untuk menyampaikannya, namun yang terpenting bukanlah peralatan itu tetapi pesan atau informasi belajar yang dibawakan oleh media itu (Winatapura, 2002:5.6). Sedangkan Oemar Hamalik (2003:200) menyatakan bahwa sering terjadi salah tafsir bahwa penggunaan alat bantu pengajaran menjadikan pekerjaan guru lebih efisien dan mudah, padahal commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
yang seharusnya adalah bagaimana siswa belajar dengan lebih mudah. Jadi kehadiran media pembelajaran lebih berarti untuk memudahkan siswa dalam belajar, daripada membantu guru memudahkan pekerjaannya mengajar. Media pembelajaran merupakan salah satu komponen pembelajaran yang mempunyai peranan penting dalam Kegiatan Belajar Mengajar. Pemanfaatan media seharusnya merupakan bagian yang harus mendapat perhatian guru dalam setiap kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu guru perlu mempelajari bagaimana menetapkan media pembelajaran agar dapat mengefektifkan pencapaian tujuan pembelajaran dalam proses belajar mengajar. Pada kenyataannya media pembelajaran masih sering terabaikan dengan berbagai alasan, antara lain: terbatasnya waktu untuk membuat persiapan mengajar, sulit mencari media yang tepat, tidak tersedianya biaya, dan lain-lain. Hal ini sebenarnya tidak perlu terjadi jika setiap guru telah mempunyai pengetahuan dan ketrampilan mengenai media pembelajaran. Dengan demikian sesungguhnya kuncinya ada pada kemauan guru untuk membuat dan mengembangkan media pembelajaran. Selain
permasalahan
media
dalam
pembelajaran
matapelajaran
Kewirausahaan sebagaimana diuraikan sebelumnya, ada satu hal lagi yang penting untuk diperhatikan dalam upaya meningkatkan jiwa kewirausahaan siswa, yaitu masalah sikap kewirausahaan. Kita harus mengakui bahwa sikap kewirausahaan pada masyarakat kita memang masinh rendah. Secara historis masyarakat kita memiliki sikap feodal yang diwarisi dari penjajah Belanda, ikut mewarnai orientasi pendidikan kita. Sebagian besar anggota masyarakat mengaharapkan output pendidikan sebagai pekerja, sebab dalam pandangan mereka bahwa pekerja commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
(terutama pegawai negeri) adalah priyayi yang memiliki status sosial cukup tinggi dan disegani oleh warga masyarakat. Lengkaplah sudah, baik pendidik, institusi pendidikan, maupun masyarakat, memiliki persepsi yang sama terhadap harapan ouput pendidikan. Berdasarkan masalah-masalah yang diidentifikasi di atas, sudah cukup jelas menggambarkan permasalahan yang akan menjadi fokus penelitian ini, yaitu penggunaan media pembelajaran dan sikap kewirausahaan siswa, serta bagaimana pengaruhnya terhadap prestasi belajar matapelajaran Kewirausahaan siswa.
B. Pembatasan Masalah Penggunaan media pembelajaran pada penelitian ini perlu dibatasi. Penelitian ini akan membandingkan pengaruh penggunaan media visual, yang dalam penelitian ini dibatasi, yaitu LCD dan OHP. Sejalan dengan perkembangan IPTEK penggunaan media, baik yang bersifat visual, audial, projected still media maupun projected motion media bisa dilakukan secara bersama dan serempak melalui satu alat saja yang disebut Multi Media. Contoh: dewasa ini penggunaan komputer tidak hanya bersifat projected motion media, namun dapat meramu semua jenis media yang bersifat interaktif. LCD (Liquid Crystal Display) sebagai media yang dimaksud adalah LCD yang dimanfaatkan sebagai proyektor yang memancarkan hasil olahan perangkat lunak (software), yaitu power point. Materi yang akan ditayangkan berupa materi matapelajaran Kewirausahaan yang telah dipilih guru untuk disajikan dalam pembelajaran. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
OHP (Overhaed Projector) sebagaimana LCD hanyaalah sebuah perangkat keras (hardware) yang akan berfungsi memancarkan slide transparansi atau Overhead Transparency (OHT) yang dibuat guru. OHT sebagaimana materi yang disajikan dalam power point, dibuat guru dalam plastik/mika transparansi, berisi materi matapelajaran Kewirausahaan. Sebagaimana pada power point, OHT dapat dibuat berwarna-warni, dilengkapi dengan gambar, dan saat ini dapat pula dibuat dengan bantuan komputer dan di cetak dengan printer pada plastik transparan. Sikap kewirausahaan adalah sikap berani mengambil resiko untuk membuka usaha dalam berbagai kesempatan. Berani mengambil resiko artinya bermental mandiri dan berani memulai usaha, tanpa diliputi rasa takut atau cemas sekalipun dalam kondisi tidak pasti. Prestasi belajar dalam hal ini sebagai faktor yang terpengaruh oleh manipulasi penerapan atau penggunaan media, pada penelitian ini juga dibatasi, yaitu skor atau nilai tes hasil belajar matapelajaran Kewirausahaan, yang sengaja dilakukan peneliti pada akhir pelaksanaan eksperimen berkaitan dengan penelitian ini. Hasil belajar ini diasumsikan telah mencerminkan secara komprehensif penguasaan siswa terhadap materi pembelajaran sebagai dampak perlakuan yang diberikan. Luas sasaran penelitian ini juga terbatas hanya dilakukan pada siswa kelas XI, SMK PGRI 3 dan SMK Pawyatan Daha Kota Kediri. Dengan sasaran eksperimen 2 kelas, yaitu 1 kelas dari masing-masing sekolah tersebut yang akan dikenai perlakuan (treatment) berbeda dalam eksperimen penggunaan media pembelajaran, yaitu media LCD dan media OHP. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
C. Rumusan Masalah. Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas, permasalahan yang diteliti dirumuskan sebagai berikut: 1. Apakah terdapat perbedaan pengaruh pada prestasi belajar siswa antara yang menggunakan media LCD, dan OHP? 2. Apakah terdapat perbedaan pengaruh pada prestasi belajar siswa antara yang memiliki sikap kewirausahaan tinggi dengan yang rendah? 3. Adakah
interaksi
pengaruh
penggunaan
media
dan
sikap
kewirausahaan terhadap prestasi belajar siswa?.
D. Tujuan Penelitian. Sesuai dengan rumusan masalah sebagaimana dikemukakan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Membuktikan ada tidaknya perbedaan pengaruh pada prestasi belajar siswa antara yang menggunakan media LCD, dan OHP. 2. Membuktikan ada tidaknya perbedaan pengaruh pada prestasi belajar siswa antara yang memiliki sikap kewirausahaan tinggi dengan yang rendah. 3. Membuktikan ada tidaknya interaksi pengaruh penggunaan media dan sikap kewirausahaan terhadap prestasi belajar siswa.
E. Kegunaan Penelitian. Kegunaan atau manfaat yang diharapkan dapat diperoleh dari hasil penelitian ini adalah:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
1.
digilib.uns.ac.id
Manfaat teoritis; dapat digunakan untuk menambah referensi khasanah ilmu pengetahuan, khususnya dalam melakukan penelitianpenelitian lanjutan yang berkaitan dengan teknologi pembelajaran.
2.
Manfaat praktis: a) Digunakan
sebagai
dasar
dalam
melakukan
pembinaan
kemampuan guru, khususnya dalam pemilihan dan penerapan pendekatan atau strategi pembelajaran. b) Dijadikan salah satu sumber acuan dan informasi bagi para guru SMK agar dalam pembelajaran mau memulai melakukan inovasiinovasi, khususnya dalam menggunakan strategi atau pendekatan yang memudahkan siswa dalam belajar.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Deskripsi Teori. 1. Media Pembelajaran 1.1 Pengertian Media Pembelajaran Kata media berasal dari bahasa Latin, yang merupakan bentuk jamak dari kata medium, yang berarti sesuatu yang terletak di tengah (antara dua pihak atau kutub) atau suatu alat (Anitah, 2008;1). Media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk merangsang pikiran, perhatian dan kemauan siswa sehingga dapat mendorong proses belajar pada siswa. Media pembelajaran diharapkan tidak sekedar menjadi pelengkap dalam pembelajaran, akan tetapi diharapkan dapat menjadi sumber pembelajaran yang memiliki arti sangat erat dengan tujuan pembelajaran. Menurut Oemar Hamalik (2003:202-203) Media dalam pembelajaran adalah media belajar siswa yang memiliki kemampuan: a) Mengetengahkan bagian tertentu yang dianggap penting dari suatu kesatuan atau benda. b) Memberikan pengganti pengalaman langsung c) Mendekatkan obyek yang sulit atau berbahaya d) Memberikan keseragaman segi pengamatan siswa e) Menyajikan pembedaan (misalnya warna) secara visual f) Menyajikan informasi yang berupa gerakan, suatu proses atau kegiatan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 12
Sementara itu manfaat atau faedah media pembelajaran dalam penggunaan media pembelajaran diantaranya adalah membantu guru dalam: a) b) c) d) e) f)
Memberikan penjelasan konsep Merumuskan atau membentuk konsep Memberikan penguatan konsep pada siswa (reinforcement) Melatih siswa dalam pemecahan masalah Mendorong siswa untuk berpikir kritis dan analitik Mendorong siswa untuk melakukan pengamatan terhadap suatu obyek secara sendiri. g) Melatih siswa untuk belajar menemukan suatu ide-ide baru dan relasinya dengan konsep-konsep yang telah diketahui. h) Melatih siswa dalam melakukan pengukuran (Suherman, Erman, dan Winataputra, 1992:274) Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan atau ketrampilan peserta sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar pada diri peserta pembelajaran. Batasan ini cukup luas dan mendalam mencakup pengertian sumber, lingkungan, manusia dan metoda yang dimanfaatkan untuk tujuan pembelajaran. Jadi media dalam pembelajaran tidak boleh sekedar diartikan sebagai alat yang tidak penting kehadirannya dalam pembelajaran. Media pembelajaran pada dasarnya merupakan sarana lain pada proses pembelajaran, baik sebagai penjelas dari bahan ajar maupun dibuat secara mandiri untuk keperluan siswa. Dalam pembelajaran, media ajar dapat berupa rekaman audio, audio-visual, foto, dll. Media ini memiliki tujuan agar siswa lebih jelas dan mudah menangkap materi yang diajarkan serta dapat dipergunakan untuk belajar secara mandiri di luar jam belajar. Manfaat media dalam pembelajaran menurut Harjanto (1997:243) adalah:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 13
a) Bahan pelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh para siswa, dan memungkinkan siswa menguasai tujuan pengejaran lebih baik. b) Metode mengajar akan lebih bervariasi tidak semata-mata hanya komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga. c) Siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktifitas lain seperti mengamati, mendemonstrasikan, dan lain-lain. d) Pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa, sehingga akan menumbuhkan motivasi belajarnya. Berdasarkan
uraian
diatas
dapat
disimpulkan
bahwa:
1) media
pembelajaran merupakan wahana dari pesan/informasi yang oleh sumber pesan/guru ingin diteruskan kepada penerima pesan/siswa. 2) Pesan yang disampaikan adalah pesan/materi pembelajaran. 3) Tujuan yang ingin dicapai adalah terjadinya proses belajar pada diri siswa. Proses yang menggambarkan hubungan antara guru, bahan ajar, siswa, serta media digambarkan sebagai berikut:
Komunikator GURU
Massage BAHAN AJAR
MEDIA
Gambar 2.1: Skema kedudukan media dalam pembelajaran.
commit to user
Komunikan SISWA
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 14
1.2 Kriteria Pemilihan Media Pembelajaran Perlu
kemahiran
yang
terlatih
dalam
hal
menggunakan
media
pembelajaran. Guru harus pandai menentukan media pembelajaran apa yang tepat untuk sebuah topik, tertentu, karena tidak semua topik dapat dijelaskan dengan media pembelajaran, dan tidak semua media pembelajaran mampu memperjelas sebuah konsep. Jika media pembelajaran digunakan tanpa memperhatikan karakteristik media pembelajaran itu sendiri, maka hasil pembelajaran akan jauh dari sasaran. Apabila hal ini sampai terjadi, berarti penggunaan media pembelajaran mengalami kegagalan. Menurut Oemar Hamalik (2003:202) ada dua pendekatan dalam memilih media pembelajaran, yaitu: a) Dengan cara membeli media yang telah tersedia di pasaran yang dapat dibeli guru dan langsung dapat digunakan dalam proses belajar mengajar. Pendekatan ini membutuhkan biaya besar, lagi pula belum tentu media itu cocok dengan kegiatan belajar atau materi yang disampaikan. b) Memilih berdasarkan kebutuhan nyata,
yaitu berdasarkan tujuan
pembelajaran yang dirumuskan secara khusus dan bahan pelajaran. Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam memilih dan menentukan jenis media pembelajaran adalah; a. Tujuan Setiap media pembelajaran yang digunakan oleh guru
dalam proses
belajar mengajarnya harus berdasarkan tujuan instruksional yang telah disusun. b. Materi pembelajaran
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 15
Tidak semua konsep atau topik dalam memerlukan media pembelajaran. c. Metode dan pendekatan Dalam kegiatan belajar mengajar
guru dapat memilih metode
pembelajaran dan pendekatan yang sesuai dengan topik yang diajarkan. Jadi media pembelajaran yang dipergunakan dalam kegiatan belajar mengajar harus sesuai dengan metode pembelajaran dan pendekatan yang digunakan. d. Kondisi kelas Keadaan atau kondisi kelas juga harus menjadi perhatian guru di saat akan menentukan media pembelajaran yang akan digunakan diantaranya adalah ruangan, tempat duduk, banyak murid dan waktu yang tersedia. e. Tahap berpikir siswa Media pembelajaran harus dapat digunakan untuk menstimulasi siswa dalam belajar. Dengan demikian media pembelajaran yang ditampilkan harus menarik perhatian siswa, sehingga siswa senang mengutak-atik dan ingin menelaah konsep lebih jauh pesan dalam media pembelajaran tersebut (Djamarah, 2002:143). Pemilihan media pembelajaran juga harus didasarkan pada kemampuan media tersebut dalam mencapai tujuan pembelajaran khusus (TPK) yang telah ditetapkan. Selain kesesuaian dengan TPK, juga harus disesuaikan dengan jenis materi pelajaran dan karakteristik siswa. Prinsip-prinsip
dalam
pemilihan
media
I.G.K.Wardani (2001:2.32) adalah: a) Kesesuaian/kecocokan dengan materi commit to user
pembelajaran
menurut
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 16
b) Kesesuaian dengan tingkat kesulitan, tingkat kemampuan belajar dan pola belajar siswa. c) Ketersediaan, keadaan sekolah d) Kemampuan mengadakan media pengganti yang relatif sama maknanya, sebagai pengganti media yang relatif mahal. e) Ketersediaan dana sebagai pendukung pengginaan media f) Pertimbangan keberhasilan belajar siswa harus merupakan hal yang utama. Sedangkan faktor-faktor yang harus diperhatikan guru dalam memilih media pembelajaran lebih lanjut menurut I.G.K.Wardani (2001:2.37) adalah sebagai berikut : a) Tujuan yang ingin dicapai Sudah kita ketahui bahwa tujuan adalah rumusan kemampuan yang diharapkan dimiliki siswa setelah mengikuti proses pembelajaran. Tujuan tersebut dapat berupa kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotor. Setiap jenis tujuan tersebut menuntut media pembelajaran yang berbeda. Oleh karena itu, agar tujuan yang dirumuskan dapat tercapai, guru hendaknya mempertimbangkan tujuan dalam memilih media pembelajaran. b) Kegunaan Media Seperti yang telah disampaikan sebelumnya bahwa, setiap jenis media mempunyai kegunaan dan potensi yang berbeda-beda. Media yang dipilih akan efektif apabila media tersebut dimanfaatkan sesuai dengan nilai kegunaan yang dimilikinya. c) Kemampuan Guru Kemampuan guru dalam menggunakan suatu media pembelajaran perlu dipertimbangkan dalam memilih media pembelajaran. Betatapun tingginya nilai kegunaan suatu
media pembelajaran tidak akan bermanfaat
sedikitpun apabila guru tidak mampu menggunakannya. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 17
d) Fleksibilitas, tahan lama, dan kenyamanan. Media pembelajaran yang kita pilih harus dapat digunakan da;am berbagai situasi (fleksibel), tidak rusak dalam beberapa kali pakai (tahan lama) dan nyaman dalam menggunakannya. Itulah empat faktor yang harus diperhatikan guru dalam memilih media pembelajaran.
1.3 Jenis-jenis media Pembelajaran. Syaiful B Djamarah (2002:140-142) membuat klasifikasi jenis-jenis media sebagai berikut: a. Dilihat dari jenisnya, terdiri dari: media auditif, media visual, dan audiovisual. b. Dilihat dari daya liputnya, terdiri dari: media dengan daya liput luas & serentak, media dengan daya liput terbatas ruang dan tempat, dan media untuk pembelajaran individual. c. Dilihat dari bahan pembuatannya, terdiri dari: media sederhana, dan media kompleks. Pada dasarnya media pembelajaran dapat digolongkan dalam dua kriteria: a. Media sederhana: foto, bagan/chart, bagan/chart, guntingan koran, dll. b. Media Modern: radio, TV, video, film, dll. (Gafur, 1987:37). Secara umum media pembelajaran dapat dikategorikan sebagai berikut di bawah ini:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
a)
digilib.uns.ac.id 18
Media Visual Dua Dimensi Tidak Transparan, yang termasuk dalam jenis media ini adalah: gambar, foto, poster, peta, grafik, sketsa, papan tulis, flipchart, dan sebagainya.
b)
Media Visual Dua Dimensi yang Transparan. Media jenis ini mempunyai sifat tembus cahaya karena terbuat dari bahan-bahan plastik atau dari film. yang termasuk jenis media ini adalah: film slide, film strip, movie film, dan sebagainya.
c)
Media Visual Tiga Dimensi. Media ini mempunyai isi atau volume seperti benda sesungguhnya. yang termasuk jenis media ini adalah: benda sesungguhnya, model, diorama, speciment, pameran, dan sebagainya.
d)
Media Audio. Media audio berkaitan dengan alat pendengaran seperti misalnya: Radio, Kaset, Laboratorium bahasa, telepon dan sebagainya.
e)
Media Audio Visual. Media yang dapat menampilkan gambar dan suara dalam waktu yang bersamaan, seperti: Film, Compact Disc, TV, Video, dan lain sebagainya (Hamalik, 2003:203).
Aziz Wahab (2002:613) membuat klasifikasi media pembelajaran yang dapat dipilih guru, menjadi 3 kategori, yaitu: a. Media visual, yang terdiri dari: media visual yang tidak diproyeksikan, dan media visual yang diproyeksikan. b. Media audio c. Media audio-visual
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 19
1.4 Media LCD – Power Point. LCD (Liquid Crystal Display) adalah media pembelajaran yang berupa peralatan elektronik yang dapat memproyeksikan program-program dari komputer, VCD, maupun DVD pada layar. a. Petunjuk Pengoperasian §
Hubungkan proyektor dengan listrik menggunakan kabel power, apabila lampu indikator power menyala orange, berarti proyektor siap digunakan.
§
Buka tutup lensa.
§
Tekan tombol power sekitar 2 detik, tunggu sampai lampu indikator berwarna hijau dan display tampil penuh.
§
Nyalakan
semua
peralatan
yang
menjadi
input
(komponen
video/komputer). §
Tekan source (input) untuk memilih input yang akan diproyeksikan atau apabila automatic source dalam kondisi ‘on’ tunggu sampai 5-10 detik untuk pencarian otomatis input terdekat. Mengatur gambar proyeksi
§
Letakkan proyektor pada tempat yang stabil kemudian tekan adjuster sesuai kebutuhan.
§
Gunakan focus dan zoom untuk memperoleh hasil tampilan terbaik. Mematikan proyektor
·
Tekan tombol power dengan jeda maksimum 5 detik untuk mematikan.
·
Apabila anda menekan hanya satu kali, maka di layar akan menanyakan apakah anda yakin akan mematikan proyektor? Pilih tekan satu kali lagi untuk mematikan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 20
b. Microsoft Power Point. Microsoft Powerpoint adalah program aplikasi presentasi yang merupakan salah satu program aplikasi di bawah Microsoft Office. Keuntungan terbesar dari program ini adalah tidak perlunya pembelian piranti lunak karena sudah berada di dalam Microsoft Office. Jadi pada waktu penginstalan program Microsoft Office dengan sendirinya program ini akan terinstal. Hal ini akan mengurangi beban hambatan pengembangan pembelajaran dengan komputer seperti dikemukakan oleh Lee. Keuntungan lain dari program ini adalah sederhananya tampilan ikon-ikon. Ikon-ikon pembuatan presentasi kurang lebih sama dengan ikon-ikon Microsoft Word yang sudah dikenal oleh kebanyakan pemakai komputer. Pemakai tidak harus mempelajari bahasa pemrograman. Dengan ikon yang dikenal dan pengoprasian tanpa bahasa program maka hambatan lain dari pembelajaran dengan komputer dapat dikurangi yaitu hanbatan pengetahuan tehnis dan teori. Pengajar atau ahli bahasa dapat membuat sebuah program pembelajaran bahasa tanpa harus belajar bahasa komputer terlebih dahulu. Meskipun program aplikasi ini sebenarnya merupakan program untuk membuat presentasi, namun fasilitas yang ada dapat dipergunakan untuk membuat program pembelajaran. Program yang dihasilkanpun akan cukup menarik. Keuntungan lainnya adalah bahwa program ini bisa disambungkan ke jaringan internet. Dengan demikian kemampuan atau kapasitas baik isi maupun kualita visualnya akan sangat luas dan bagus, karena sebagaimana kita ketahui internet merupakan sumber informasi yang dapat dikatakan tidak terbatas. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 21
1.5 Media Overhead Projector/Overhaed Transparancy (OHP/OHT). Overhead Projector (OHP) adalah alat audio visual yang dipergunakan untuk paparan transparansi. Media transparansi adalah media visual proyeksi, yang dibuat diatas bahan transparan, biasanya film acetate atau plastik berukuran 8,5” x 11” (Sadiman dkk, AS, 1996:63). Sedangkan menurut Aziz Wahab (2002:6.17) OHP termasuk kategori media visual yang diproyeksikan, karena bahan yang dipakai tembus cahaya (transparan). Overhead Projector (OHP) atau Overhaed Tranparancy (OHT) dapat digunakan untuk menunjukkan kepada siswa tentang materi pelajaran yang dianggap penting dan dapt diperjelas dengan menggunakan warna yang berbeda dan memberi kesempatan kepada penerima pesan untuk mencatatnya. Overhead projector (OHP) dan Overhaed Tranparancy (OHT) dapat dipergunakan kembali secara berulang-ulang dan dapat diberhentikan setiap waktu sesuai dengan yang dikehendaki karena pacing kontrol sepenuhnya ada di tangan komunikator, sehingga tidak perlu adanya operator pembantu Sebagai media pendidikan, media transparansi (OHT) memiliki kelebihan dan keterbatasan. Kelebihannya antara lain: 1) Dapat digunakan dengan cara yang sederhana, mudah dan bervariasi. 2) dapat digunakan untuk kelompok kecil, kelompok sedang, ataupun kelompok besar. 3) Waktu penyajian memberi kemungkinan tatap dan mengamati respon siswa. 4) Dapat berhenti pada sekuen belajar yang dikehendaki karena kecepatan penyajiannya dapat disesuaikan dengan kebutuhan, sebab kontrol sepenuhnya ada pada guru. 5) Dapat disajikan dalam berbagai variasi teknik penyajian yang menarik terutama untuk proses yang kompleks dan bertahap dengan bentuk tutup buka (reverlation technique). 6) Dapat disajikan dengan ilustrasi berbagai warna. 7) Dapat menstimulasi efek gerak dan warna pada saat diproyeksikan dengan commit to user menambah alat polarisasi tertentu.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 22
8) Memungkinkan siswa untuk mencatat . 9) Dapat digandakan (di foto copy) dan dibagikan kepada siswa. 10) Dapat digunakan berulang-ulang 11) Dapat disusun kembali untuk sekuen belajar yang lain. 12) Guru tidak memerlukan operator proyektor, karena dia sendiri dapat mengoperasikannya. 13) Tidak memerlukan penggelapan ruang penyajian (IGK Wardani, 2001:2.52) Adapun keterbatasannya adalah 1) Memerlukan persiapan yang baik, terutama, terutama bial mempergunakan teknik-teknik penyajian yang lebih kompleks. 2) Menuntut perhatian dan penataan letak (layout) proyektor dan layar, agar tidak terjadi distorsi proyeksi. Sedangkan teknik penggunaan OHP adalah: 1) Guru tetap menghadap ke kelas (menghadap pebelajar) 2) Tulisan pada transparan tidak perlu dipasang terbalik 3) Untuk menunjuk suatu gambar, guru cukup menunjuk dengan pensil pada transparan, tak perlu menunjuk langsung pada layar 4) Sewaktu guru berbicara tanpa menunjuk OHP, pesawat harap dimatikan, kemudian dapat dihidupkan kembali bila diperlukan. Hal ini dilakukan untuk menghemat lampu yang jumlah jam penggunaanya terbatas (Anitah, 2008:30) Berdasarkan uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa dalam penggunaan media sebagi sumber pembelajaran, hendaknya guru memperhatikan prinsip bahwa tidak ada satupun media yang cocok untuk semua jenis materi dan tujuan pembelajaran, media tertentu hanya sesuai dengan materi/tujuan pembelajaran tertentu. Karakteristik peserta didik harus menjadi pertimbangan commit media to user yang tidak sesuai justru akan dalam pemilihan media. Penggunaan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 23
memberikan akibat yang kurang baik pada siswa. Tujuan penggunaan media hanyalah sekedar untuk membantu guru, agar siswa lebih mudah menghayati materi yang disampaikan. Kehadiran guru tetap diperlukan, karena tidak ada satupun media yang dapat menggantikan guru di kelas.
2. Sikap Kewirausahaan 2.1 Pengertian Sikap Banyak sosiolog dan psikolog memberi batasan bahwa sikap merupakan kecenderungan individu untuk merespon dengan cara yang khusus terhadap stimulus
yang
ada
dalam
lingkungan
sosial.
Sikap
merupakan
suatu
kecenderungan untuk mendekat atau menghindar, posotitif atau negative t0erhadap berbagai keadaan sosial, apakah itu institusi, pribadi, situasi, ide, konsep dan sebagainya (Howard dan Kendler, 1974; Gerungan, 2000). Gagne (1974) mengatakan bahwa sikap merupakan suatu keadaan internal (internal state) yang mempengaruhi pilihan tidakan individu terhadap beberapa obyek, pribadi, dan peristiwa. Masih banyak lagi definisi sikap yang lain, sebenarnya agak berlainan, akan tetapi keragaman pengertian tersebut disebabkan oleh sudut pandang dari penulis yang berbeda. Namun demikian, jika dicermati hampir semua batasan sikap memiliki kesamaan padang, bahwa sikap merupakan suatu keadaan internal atau keadaan yang masih ada dalam dari manusia. Keadaan internal tersebut berupa keyakinan yang diperoleh dari proses akomodasi dan asimilasi pengetahuan yang mereka dapatkan, sebagaimana pendapat Piaget’s tentang proses perkembangan kognitif manusia (Wadworth, 1971). commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 24
Sejalan dengan pengertian sikap yang dijelaskan di atas, dapat dipahami bahwa: a) sikap ditumbuhkan dan dipelajari sepanjang perkembangan orang yang bersangkutan dalam keterkaitannya dengan obyek tertentu, b) sikap merupakan hasil belajar manusia, sehingga sikap dapat ditumbuhkan dan dikembangkan melalui proses belajar, c) sikap selalu berhubungan dengan obyek, sehingga tidak berdiri sendiri, d) sikap dapat berhubungan dengan satu obyek, tetapi dapat pula berhubungan dengan sederet obyek sejenis, e) sikap memiliki hubungan dengan aspek motivasi dan perasaan atau emosi (Gerungan, 2000).
2.2 Konsep Dasar Kewirusahaan. Kewirausahaan pertama kali muncul pada abad 18 diawali dengan penemuan-penemuan baru seperti mesin uap, mesin pemintal, dll. Tujuan utama mereka adalah pertumbuhan dan perluasan organisasi melalui inovasi dan kreativitas. Keuntungan dan kekayaan bukan tujuan utama. Secara sederhana arti wirausahawan (entrepreneur) adalah orang yang berjiwa berani mengambil resiko untuk membuka usaha dalam berbagai kesempatan Berjiwa berani mengambil resiko artinya bermental mandiri dan berani memulai usaha, tanpa diliputi rasa takut atau cemas sekalipun dalam kondisi tidak pasti. (Kasmir, 2007: 18). Pengertian kewirausahaan relatif berbeda-beda antar para ahli/sumber acuan dengan titik berat perhatian atau penekanan yang berbeda-beda, diantaranya commit to user 1988), menjalankan kombinasi adalah penciptaan organisasi baru (Gartner,
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 25
(kegiatan) yang baru (Schumpeter, 1934), ekplorasi berbagai peluang (Kirzner, 1973), menghadapi ketidakpastian (Knight, 1921), dan mendapatkan secara bersama faktor-faktor produksi (Say, 1803). Beberapa definisi tentang kewirausahaan tersebut diantaranya adalah sebagai berikut: §
Richard Cantillon (1775) Kewirausahaan didefinisikan sebagai bekerja sendiri (self-employment). Seorang wirausahawan membeli barang saat ini pada harga tertentu dan menjualnya pada masa yang akan datang dengan harga tidak menentu. Jadi definisi ini lebih menekankan pada bagaimana seseorang menghadapi resiko atau ketidakpastian
§
Jean Baptista Say (1816), Seorang wirausahawan adalah agen yang menyatukan berbagai alat-alat produksi dan menemukan nilai dari produksinya.
§
Frank Knight (1921), Wirausahawan mencoba untuk memprediksi dan menyikapi perubahan pasar. Definisi ini menekankan pada peranan wirausahawan dalam menghadapi ketidakpastian pada dinamika pasar. Seorang worausahawan disyaratkan untuk melaksanakan fungsi-fungsi manajerial mendasar seperti pengarahan dan pengawasan.
§
Joseph Schumpeter (1934), Wirausahawan adalah seorang inovator yang mengimplementasikan perubahan-perubahan di dalam pasar melalui kombinasi-kombinasi baru. Kombinasi baru tersebut bisa dalam bentuk (1) memperkenalkan
produk
baru
atau
dengan
kualitas
baru,
(2)
memperkenalkan metoda produksi baru, (3) membuka pasar yang baru (new market), (4) Memperoleh sumber pasokan baru dari bahan atau komponen baru, atau (5) menjalankan organisasi baru pada suatu industri. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 26
Schumpeter mengkaitkan wirausaha dengan konsep inovasi yang diterapkan dalam konteks bisnis serta mengkaitkannya dengan kombinasi sumber daya. §
Penrose (1963), Kegiatan kewirausahaan mencakup indentifikasi peluangpeluang di dalam sistem ekonomi. Kapasitas atau kemampuan manajerial berbeda dengan kapasitas kewirausahaan.
§
Harvey Leibenstein (1968, 1979), Kewirausahaan mencakup kegiatankegiatann yang dibutuhkan untuk menciptakan atau melaksanakan perusahaan pada saat semua pasar belum terbentuk atau belum teridentifikasi dengan jelas, atau komponen fungsi produksinya belum diketahui sepenuhnya.
Kesimpulan lain dari pengertian kewirausahaan adalah proses penciptaan sesuatu yang berbeda nilainya dengan menggunakan usaha dan waktu yang diperlukan, memikul resiko finansial, psikologi dan sosial yang menyertainya, serta menerima balas jasa moneter dan kepuasan pribadi.
2.3 Jiwa dan Sikap Kewirausahaan Meredith et al.. (2002), mengemukakan nilai hakiki penting dari wirausaha adalah: a. Percaya diri (self confidence) Merupakan paduan sikap dan keyakinan seseorang dalam menghadapi tugas atau pekerjaan, yang bersifat internal, sangat relatif dan dinamis dan banyak ditentukan
oleh
kemampuannya
untuk
memulai,
melaksanakan
dan
menyelesaikan suatu pekerjaan. Kepercayaan diri akan mempengaruhi commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 27
gagasan, karsa, inisiatif, kreativitas, keberanian, ketekunan, semangat kerja, kegairahan berkarya. Kunci keberhasilan dalam bisnis adalah untuk memahami diri sendiri. Oleh karena itu wirausaha yang sukses adalah wirausaha yang mandiri dan percaya diri. b. Berorientasi tugas dan hasil Seseorang yang selalu mengutamakan tugas dan hasil, adalah orang yang selalu mengutamakan nilai-nilai motif berprestasi, berorientasi pada laba, ketekunan dan kerja keras. Dalam kewirausahaan peluang hanya diperoleh apabila ada inisiatif. Perilaku inisiatif biasanya diperoleh melalui pelatihan dan pengalaman bertahun-tahun dan pengembangannya diperoleh dengan cara disiplin diri, berpikir kritis, tanggap, bergairah dan semangat berprestasi. c. Keberanian mengambil risiko Wirausaha adalah orang yang lebih menyukai usaha-usaha yang lebih menantang untuk mencapai kesuksesan atau kegagalan daripada usaha yang kurang menantang. Wirausaha menghindari situasi risiko yang rendah karena tidak ada tantangan dan menjauhi situasi risiko yang tinggi karena ingin berhasil. Pada situasi ini ada dua alternatif yang harus dipilih yaitu alternatif yang mengangung risiko dan alternatif yang konservatif. Pilihan terhadap risiko tergantung pada: (1) Daya tarik setiap alternative, (2) Kesediaan untuk rugi, dan (3) Kemungkinan relatif untuk sukses atau gagal. Selanjutnya kemampuan untuk mengambil risiko tergantung dari: Keyakinan pada diri sendiri, Kesediaan untuk menggunakan kemampuan dalam mencari peluang dan kemungkinan untuk memperoleh keuntungan, dan Kemampuan untuk menilai situasi risiko secara realitis commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 28
d. Kepemimpinan Seorang wirausaha harus memiliki sifat kepemimpinan, kepeloporan, keteladanan. Ia selalu menampilkan produk dan jasa-jasa baru dan berbeda sehingga ia menjadi pelopor baik dalam proses produksi maupun pemasaran. Dan selalu memanfaatkan perbedaan sebagai suatu yang menambah nilai. e. Berorientasi ke masa depan Wirausaha harus memiliki perspektif dan pandangan ke masa depan, kuncinya adalah dengan kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda dari yang ada sekarang. f. Keorisinilan: Kreativitas dan Inovasi Wirausaha yang inovatif adalah orang yang memiliki ciri-ciri : ü Tidak pernah puas dengan cara-cara yang dilakukan saat ini, meskipun cara tersebut cukup baik ü Selalu menuangkan imajinasi dalaam pekerjaannya ü Selalu ingin tampil berbeda atau selalu memanfaatkan perbedaan
2.4 Kompetensi Kewirausahaan Kompetensi diartikan sebagai pengetahuan, keterampilan dan kemampuan individu yang langsung berpengaruh pada kinerja, Kinerja bagi wirausaha merupakan tujuan yang ingin dicapai. Wirausaha yang sukses pada umumnya adalah mereka yang memiliki kompetensi yaitu : seseorang yang memiliki ilmu pengetahuan, keterampilan dan kualitas individu yang meliputi sikap, motivasi, nilai serta tingkah laku yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan/kegiatan. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 29
Keterampilan yang harus dimiliki Suryana (2003) : a. Managerial skill b. Conceptual skill c. Human skill (keterampilan memahami, mengerti, berkomunikasi dan berelasi) d. Decision making skill (keterampilan merumuskan masalah dan mengambil keputusan) e. Time managerial skill ( keterampilan mengatur dan menggunakan waktu). Sedangkan ciri-ciri wirausaha yang berhasil (Kasmir, 27 – 28) adalah: a. Memiliki visi dan tujuan yang jelas. Hal ini berfungsi untuk menebak ke mana langkah dan arah yang dituju sehingga dapat diketahui langkah yang harus dilakukan oleh pengusaha tersebut b. Inisiatif dan selalu proaktif. Ini merupakan ciri mendasar di mana pengusaha tidak hanya menunggu sesuatu terjadi, tetapi terlebih dahulu memulai dan mencari peluang sebagai pelopor dalam berbagai kegiatan. c. Berorientasi pada prestasi. Pengusaha yang sukses selalu mengejar prestasi yang lebih baik daripada prestasi sebelumnya. Mutu produk, pelayanan yang diberikan, serta kepuasan pelanggan menjadi perhatian utama. Setiap waktu segala aktifitas usaha yang dijalankan selalu dievaluasi dan harus lebih baik disbanding sebelumnya. d. Berani mengambil risiko. Hal ini merupakan sifat yang harus dimiliki seorang pengusaha kapanpun dan dimanapun, baik dalam bentuk uang maupun waktu. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 30
e. Kerja keras. Jam kerja pengusaha tidak terbatas pada waktu, di mana ada peluang di situ dia datang. Kadang-kadang seorang pengusaha sulit untuk mengatur waktu kerjanya. Benaknya selalu memikirkan kemajuan usahanya. Ide-ide baru selalu mendorongnya untuk bekerja kerjas merealisasikannya. Tidak ada kata sulit dan tidak ada masalah yang tidak dapat diselesaikan. f. Bertanggungjawab terhadap segala aktifitas yang dijalankannya, baik sekarang maupun yang akan datang. Tanggungjawab seorang pengusaha tidak hanya pada segi material, tetapi juga moral kepada berbagai pihak. g. Komitmen pada berbagai pihak merupakan ciri yang harus dipegang teguh dan harus ditepati. Komitmen untuk melakukan sesuatu memang merupakan kewajiban untuk segera ditepati dana direalisasikan. h.
Mengembangkan dan memelihara hubungan baik dengan berbagai pihak, baik yang berhubungan langsung dengan usaha yang dijalankan maupun tidak. Hubungan baik yang perlu dlijalankan, antara lain kepada : para pelanggan, pemerintah, pemasok, serta masyarakat luas.
3. Prestasi Belajar. 3.1 Pengertian Prestasi Belajar. Hadari Nawawi (1991:100) mengemukakan pengertian prestasi belajar adalah keberhasilan murid dalam mempelajari materi pembelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam bentuk nilai/skor dari hasil tes mengenai sejumlah pelajaran tertentu. Sedangkan Hasan Sadly (1997:94) mengemukakan pengertian prestasi adalah "Hasil yang dicapai oleh tenaga atau daya kerja seseorang dalam commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 31
waktu tertentu". Sedangkan AD Marimba (1998:143) mengatakan prestasi adalah kemampuan seseorang atau kelompok yang secara langsung dapat diukur. Moh. Ali menyatakan prestasi adalah hasil yang telah dicapai, dilakukan, dikerjakan dan sebagainya. (Ali, Moh., 1990:323). Seseorang dapat dikatakan berprestasi apabila dapat menyelesaikan tugas dengan hasil yang maksimal, hal ini sejalan dengan pendapat Sumartono (1991:18) yang mengatakan prestasi belajar adalah suatu nilai yang menunjukkan hasil tertinggi yang pernah dicapai dalam belajar menurut kemampuan dalam mengerjakan sesuatu pada suatu saat tertentu. Dengan demikian pengertian prestasi belajar secara keseluruhan adalah keberhasilan yang dicapai seseorang (siswa) yang dilakukan dalam proses belajar, yang diwujudkan dalam angka-angka atau nilai-nilai dalam raport setelah diadakan evaluasi atau penilaian terhadap usaha belajar yang telah dilakukan di sekolah.
3.2 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar. Prestasi belajar yang dicapai peserta didik tergantung pada apa yang dipelajari, bagaimana bahan pelajaran itu dipelajari dan faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar. Perbedaan dalam prestasi belajar yang dicapai peserta didik disebabkan beberapa faktor, diantaranya:
"Kematangan akibat
kemajuan umur, latar belakang pribadi masing-masing, sikap dan bakat terhadap suatu bidang pelajaran, jenis mata pelajaran yang diberikan dan sebagainya (A. Tabrani, 1994:60). Lebih lanjut A Tabrani mengemukakan faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar yaitu:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 32
a) Bahan atau hal yang harus dipelajari yaitu bahan pelajaran, kesulitan dan manfaat bahan pelajaran ikut menentukan prestasi belajar. b) Faktor-faktor lingkungan yaitu faktor lingkungan eksternal dapat berupa; (1) lingkungan alam dan lingkungan fisik, misalnya sungai, danau, tumbuhan, udara, dan sebagainya, (2) lingkungana
sosial, misalnya
keluarga, masyarakat desa dan kota, lembaga dan badan sosial lainnya. Faktor lingkungan sosial yang mempengaruhi prestasi belajar siswa adalah faktor dari dalam dan di luar sekolah; (a) Masukan Instrumental, merupakan proses belajar berikutnya tergantung pada strategi belajar mengajar dan prestasi belajar yang diharapkan, dapat berwujud perangkat keras (sarana dan prasarana) dan perangkat lunak (kurikulum program dan sebagainya, (b) Kondisi individu peserta didik, baik kondisi fisiologis maupun psikologis. (A. Tabrani, 1994:62-64). Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar menurut Nana Sudjana (1991:39), yaitu: a) Faktor dari dalam diri siswa, terutama kemampuan yang dimilikinya. Faktor kemampuan yang dimiliki siswa ini besar sekali pengaruhnya terhadap prestasi belajar yang dicapai. Disamping itu ada faktor lainnya seperti motivasi belajar, minat dan perhatian siswa, sikap dan kebiasaan siswa belajar, ketekunan, sosial Kewirausahaan, faktor fisik dan psikis. b) Faktor yang datang dari luar diri siswa atau lingkungan, yaitu hal-hal yang secara langsung maupun tidak langsung berpengaruh terhadap prestasi belajae siswa, misalnya sarana belajar, lingkungan sekolah, kurikulum, guru , dll.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 33
Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa secara umum adalah faktor dari dalam diri siswa, yaitu kondisi fisiologis dan psikologis seperti motivasi belajar, perhatian siswa, sikap dan kebiasaan belajar, intelegensi dan lain-lain, dan faktor dari luar diri siswa, yaitu meliputi kondisi proses belajar mengajar, lingkungan sekolah dan lingkungan di luar sekolah. Masing-masing faktor tersebut memiliki intensitas pengaruh yang berbeda pada setiap individu. Seringkali faktor dari dalam yang berpengaruh lebih kuat, namun dapat pula sebaliknya faktor dari luar yang lebih kuat pengaruhnya.
4. Deskripsi Karakteristik Matapelajaran Kewirausahaan di SMK. 4.1 Standart Kompetensi Lulusan 1. Mampu mengidentifikasi kegiatan dan peluang usaha dalam kehidupan sehari-hari, terutama yang terjadi di lingkungan masyarakatnya 2. Menerapkan sikap dan perilaku wirausaha dalam kehidupan sehari-hari di lingkungan masyarakatnya 3. Memahami sendi-sendi kepemimpinan dan mampu menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari serta menerapkan perilaku kerja prestatif dalam kehidupannya 4. Mampu merencanakan sekaligus mengelola usaha kecil/mikro dalam bidangnya (Permendiknas No. 22 tahun 2006). 4.2 Latar Belakang Peningkatan mutu dan relevansi pendidikan pada dasarnya mencakup pengembangan aspek-aspek moral, akhlak, budi-pekerti, pengetahuan, keterampilan, kesehatan, seni dan budaya. Adapun pengembangan aspekaspek tersebut, bermuara pada peningkatan dan pengembangan kecakapan commit to user hidup, yang diwujudkan melalui pencapaian kompetensi dasar untuk bertahan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 34
hidup, serta mampu menyesuaikan diri agar berhasil dalam kehidupan bermasyarakat. Standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran Kewirausahaan berfungsi sebagai acuan pengembangan kurikulum. Pengembangan kurikulum pada dasarnya disesuaikan dengan potensi dan karakteristik daerah masingmasing. Mata
pelajaran
Kewirausahaan
bertujuan
agar
peserta
didik
dapat
mengaktualisasikan diri dalam perilaku wirausaha. Isi mata pelajaran Kewirausahaan difokuskan pada perilaku wirausaha sebagai fenomena empiris yang terjadi di lingkungan peserta didik. Berkaitan dengan hal tersebut, peserta didik dituntut lebih aktif untuk mempelajari peristiwa-peristiwa ekonomi yang terjadi di lingkungannya. Pembelajaran kewirausahaan dapat menghasilkan perilaku wirausaha dan jiwa kepemimpinan, yang sangat terkait dengan cara mengelola usaha untuk membekali peserta didik agar dapat berusaha secara mandiri. 4.3 Tujuan Mata pelajaran Kewirausahaan bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut. 1. Memahami dunia usaha dalam kehidupan sehari-hari, terutama yang terjadi di lingkungan masyarakat 2. Berwirausaha dalam bidangnya 3. Menerapkan perilaku kerja prestatif dalam kehidupannya 4. Mengaktualisasikan sikap dan perilaku wirausaha. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 35
4.4 Ruang Lingkup Ruang lingkup mata pelajaran Kewirausahaan di SMK/MAK meliputi aspekaspek sebagai berikut. 1. Sikap dan perilaku wirausaha 2. Kepemimpinan dan perilaku prestatif 3. Solusi masalah 4. Pembuatan keputusan.
B. Hasil Penelitian yang Relevan Beberapa
hasil
penelitian
terdahulu
tentang
penggunaan
media
pembelajaran akan dikemukakan berikut ini: Hasil penelitian Eka Putranto Hadi (UNS, Tesis, 2007) adalah (1) Terdapat perbedaan pengaruh yang signifikan antara pembelajaran menggunakan multimedia dan media pembelajaran VCD terhadap prestasi belajar siswa mata pelajaran matematika SMP Negeri Kota Semarang ditunjukkan dengan nilai F sebesar 5,439 dengan nilai signifikan sebesar 0,023 < 0,05. Dengan terbuktinya hipotesis tersebut membuktikan bahwa penggunaan multimedia menghasilkan prestasi belajar yang berbeda dengan media pembelajaran VCD. (2) Terdapat perbedaan pengaruh yang signifikan antara motivasi belajar tinggi dan motivasi belajar rendah terhadap prestasi belajar siswa mata matematika SMP Negeri Kota Semarang ditunjukkan dengan nilai F sebesar 57,661 dengan nilai signifikan sebesar 0,000 < 0,05. Dengan terbuktinya hipotesis tersebut membuktikan bahwa siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi lebih baik prestasi belajarnya dibandingkan siswa yang memiliki motivasi belajar rendah. (3) Terdapat interaksi pengaruh penggunaan media pembelajaran dan motivasi belajar terhadap prestasi commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 36
belajar siswa mata pelajaran matematika SMP Negeri Kota Semarang ditunjukkan dengan nilai F sebesar 8,343 dengan nilai signifikan sebesar 0,005 < 0,05. Hasil penelitian Suka Rahmadi (UNS, Tesis, 2009) menunjukkan bahwa: (1) Ada perbedaan pengaruh antara pemanfaatan media OHP dan komputer (menggunakan program power point) terhadap prestasi belajar fisika. (2) Ada perbedaan pengaruh antara kelompok siswa yang motivasinya tinggi jika dibandingkan dengan kelompok siswa yang motivasinya rendah. (3) Ada pengaruh interaksi pemanfaatan media pembelajaran dan motivasi terhadap prestasi belajar fisika. Dari uji lanjut diperoleh bahwa siswa motivasi tinggi menggunakan komputer sama baiknya dengan siswa motivasi rendah media komputer, motivasi tinggi menggunakan komputer sama baiknya dengan siswa motivasi tinggi media OHP, juga siswa motivasi tinggi dengan menggunakan media OHP sama baiknya dengan siswa motivasi rendah media komputer. Tetapi siswa motivasi tinggi menggunakan komputer lebih baik dengan siswa motivasi rendah media OHP, motivasi rendah menggunakan komputer lebih baik dengan siswa motivasi rendah media OHP, juga siswa motivasi tinggi dengan menggunakan media OHP lebih baik dengan siswa motivasi rendah menggunakan media OHP. Umi Aisyah (UM, Skripsi, 2010), dalam penelitiannya berjudul perbedaan Prestasi Belajar pada Mata Diklat Persamaan Dasar Akuntansi dengan Menggunakan Media Pembelajaran dan tanpa Menggunakan Media Pembelajaran Program Macromedia Flash Professional 8 di Kelas X Siswa Jurusan Akuntansi SMK Muhammaddiyah 5 Kepanjen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran macromedia flash commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 37
professional 8 dapat memberikan kontribusi yang positif terhadap prestasi belajar siswa, hal ini dapat diketahui dari rata-rata prestasi belajar kelompok eksperimen mencapai 80,53 dengan rentangan 77,5-84,5 termasuk dalam kriteria baik; (2) Prestasi belajarsiswa yang tidak menggunakan media pembelajaran macromedia flash professional 8 belum dapat menunjukkan hasil yang maksimal, hal ini dapat diketahui dari rata-rata prestasi belajar kelompok kontrol mencapai 70,53 dengan rentangan 69,5-76,5 termasuk dalam kriteria cukup; dan (3) Ada perbedaan prestasi belajar antara siswa kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, hal ini dapat dilihat dari nilai t hitung > t tabel yaitu 4,542 > 1,997 dan nilai probabilitas yang diperoleh sebesar 0,00 sehingga nilai signifikasi kurang dari 0,05. Umi Laela (Tesis, UNIPA, 2007), hasil penelitiannya mengenai penggunaan media VCD dan OHP/OHT dalam pembelajaran Bahasa Indonesia di SMA, menyimpulkan tidak ada pengaruh pada prestasi belajar siswa antara yang menggunakan media VCD dengan media OHP/OHT. Hasil penelitian ini menunjukkan nilai F-hitung sebesar: 1,132, dengan taraf signifikansi (sign) = 0,289, yang berarti tidak signifikan. Karena hasil analisis varians menunjukkan koefisien yang tidak signifikan, maka dapat disimpulkan bahwa perbedaan prestasi belajar yang dicapai siswa bukan merupakan pengaruh dari penggunaan media (VCD dan OHP/OHT), tetapi oleh karena faktor lain. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa nilai rata-rata (mean) kelas yang dikenai perlakuan dengan media VCD sebesar: 74,00, sedangkan yang dikenai perlakuan dengan media OHP/OHT sebesar: 72,9545. Meskipun nampak ada perbedaan besarnya nilai rata-rata antar kedua kelompok tersebut, namun commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 38
perbedaan tersebut tidak terbukti cukup signifikan, sehingga hasil analisis varian (F-hitung) menunjukkan tidak ada perbedaan yang signifikan.
C. Kerangka Berpikir. Kerangka berpikir menjelaskan logika hubungan antar variabel penelitian, yang telah dikaji berdasarkan sumber-sumber teori atau kajian pustaka. Kerangka berpikir penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Perbedaan
prestasi
belajar
siswa
antara
yang
diajar
dengan
menggunakan media LCD, dan OHP. Dalam pembelajaran, penyampaian materi pelajaran seringkali kurang efektif, karena partisipasi siswa sangat kecil, sementara guru terlalu mendominasi, sehingga berimplikasi pada makna pembelajaran itu sendiri. Peluang untuk memaksimalkan peranan siswa dalam penguasaan materi sesungguhnya sangat besar, yakni dengan cara memperbanyak waktu agar dimanfaatkan oleh siswa. Di samping itu, penajaman kreativitas siswa terhadap materi lebih diutamakan, sehingga keragaman respon terhadap materi yang diajarkan menjadi sangat penting. Masing-masing jenis media pembelajaran memiliki karakteristik berbeda, sehingga kemampuan dan keterbatasan masing-masing juga berbeda. Pada penelitian ini akan dicoba dieksperimenkan penggunaan media LCD, dan OHP. Dua media tersebut memiliki kemampuan dan keterbatasan masing-masing, namun
seluruhnya
Kewirausahaan.
dapat
digunakan
dalam
commit to user
pembelajaran
matapelajaran
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 39
Berdasarkan uraian di atas jelas bahwa dalam penerapan media LCD, dan OHP/OHT, akan berpengaruh berbeda terhadap prestasi belajar siswa, karena media-media tersebut memang memiliki karakteristik yang berbeda. Apalagi jika diimplementasikan bersamaan dengan metode pembelajaran yang berbeda, akan semakin nampak kekuatan dan kekurangan masing-masing media tersebut. Jadi kesimpulannya dengan menggunakan media yang berbeda, siswa akan termotivasi untuk lebih menguasai materi, di samping juga merasa tidak bosan selama mengikuti pelajaran, Siswa lebih banyak terlibat, materi akan menjadi lebih konkrit, materi akan menjadi lebih mudah dicerna dan diingat, sehingga prestasi belajarnya akan optimal. Namun demikian efektifitas masing-masing media tersebut tidaklah sama. Media pembelajaran yang digunakan tanpa memperhatikan karakteristik siswa dan karakteristik media pembelajaran itu sendiri dapat berakibat hasil pembelajaran akan jauh dari sasaran. Sebaliknya, penggunaan media OHP/OHT, justru yang nampak dominan adalah penjelasan guru. Transparansi (OHT) yang ditayangkan hanya menambah atau memperjelas apa yang disampaikan guru. Berdasarkan uraian di atas, nampaknya faktor karakteristik siswa juga sangat besar pengaruhnya dalam hal efektifitas penggunaan media.
2. Perbedaan
prestasi
belajar
siswa
antara
yang
memiliki
sikap
kewirausahaan tinggi dengan yang rendah. Sikap adalah kecenderungan untuk bertindak, berpersepsi, berpikir dan merasa dalam menghadapi objek, ide, situasi, dan nilai. Pertanyaan yang muncul, apakah semua informasi dapat mempengaruhi sikap? Tidak semua informasi dapat commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 40
mempengaruhi sikap. Informasi yang dapat mempengaruhi sikap sangat tergantung pada isi, sumber, dan media informasi yang bersangkutan (Morgan dan King, 1974; Howard, 1975). Dilihat dari segi isi informasi, bahwa informasi yang menumbuhkan dan mengembangkan sikap adalah berisi pesan yang bersifat persuasif. Dalam pengertian, pesan yang disampaikan dalam proses komunikasi haruslah memiliki kemampuan untuk mempengaruhi keyakinan sasaran didik, meskipun sebenarnya keyakinan tersebut akan didapat siswa sendiri melalui proses belajar. Seperti di atas telah disebutkan, bahwa untuk dapat memberikan pesan yang persuasif kepada sasaran didik haruslah dibawa pada obyek telaah melalui proses penganalisaan, pensintesisan, serta penilaian, yang dilakukan sasaran didik untuk memperoleh keyakinan. Langkah ini akan dapat berhasil manakala dilaksanaan secara individual, dan dibawa ke model belajar sambil bekerja yang selaras dengan motivasi, minat dan bakat sasaran didik. Tumbuhnya
sikap
kewirausahaan
pada
siswa
diduga
juga
akan
mempengaruhi pencapaian prestasi belajarnya. Tinggi atau baiknya sikap kewirausahaan siswa akan menggambarkan bagaimana motivasi dan usaha siswa untuk melakukan sesuatu, termasuk perilaku berwirausaha. Motivasi inilah yang akan mendorong siswa untuk menguasai sebanyak mungkin pengetahuan kewirausahaan. Jadi tinggi rendahnya sikap kewirausahaan siswa akan mempengaruhi
pula
tinggi
rendahnya
prestasi
kewirausahaan siswa.
commit to user
belajar
matapelajaran
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 41
3. Interaksi antara penggunaan media dan sikap kewirausahaan terhadap prestasi belajar siswa. Penggunaan media dalam pembelajaran pada dasarnya merupakan sarana lain pada proses pembelajaran, baik sebagai penjelas dari bahan ajar maupun dibuat secara mandiri untuk keperluan siswa. Dengan media pembelajaran, bahan pelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh para siswa, dan memungkinkan siswa menguasai tujuan pembelajaran lebih baik. Berdasarkan uraian sebelumnya nampak jelas bahwa dengan penggunaan media pembelajaran, diasumsikan akan meningkatkan aktivitas, partisipasi dan responsi siswa terhadap proses pembelajaran. Peningkatan partisipasi akan meningkatkan kebermaknaan pembelajaran, sedangkan peningkatan respinsi menunjukkan kepekaan dan perhatian siswa yang meningkat terhadap materi yang sedang dipelajarinya. Penggunaan media LCD, dan OHP dalam pembelajaran diduga akan menumbuhkan minat dan ketertarikan siswa untuk mempelajari materi, yang pada gilirannya akan meningkatkan prestasi belajarnya. Sementara itu ada faktor lain yang juga diduga kuat pengaruhnya terhadap prestasi belajar matapelajaran Kewirausahaan, yaitu sikap kewirausahaan siswa. Sikap kewirausahaan lebih menggambarkan hal-hal yang tidak nampak, sedangkan prestasi belajar kewirausahaan lebih merupakan hasil pengukuran pengetahuan (kognitif) mengenai kewirausahaan. Sumber informasi sangat berpengaruh pada penumbuhan sikap. Di samping informasi dari buku teks, mungkin juga dari fakta empirik, guru atau pendidik
juga
merupakan
sumber
belajar.
Kualitas
sumber
informasi
sangat berpengaruh pada penumbuhan keyakinan siswa. Karena itu kualitas commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 42
informasi sangat menentukan perolehan pengalaman yang memandai, yang dibutuhkan untuk mengembangkan cakrawala pandang. Demikian juga fakta empirik, harus diberikan. Fakta empirik merupakan informasi sekaligus bahan
belajar
yang
sangat
berharga
yang
dapat
dipelajari,
dianalisis
oleh siswa untuk memperoleh pengalaman dan untuk menambah keyakinan mereka. Di samping itu, guru juga memiliki peranan yang kuat dalam menumbuhkan sikap, karena gurulah yang berkomunikasi langsung dan sekaligus merupakan preferensi bagi siswa. Oleh karena itu, kualitas guru,
baik
pengetahuan
dilihat
dari
kemampuan,
teoritis
dan
praktis
keluasan
diperlukan.
Di
wawasan, sinilah
pengusaaan peran
guru
sebagai fasilitator, inovator, motivator, dapat dimainkan. Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa penggunaan media pembelajaran dan tinggi rendahnya sikap kewirausahaan akan berinteraksi mempengaruhi prestasi belajar kewirausahaan siswa. Secara skematik kerangka berpikir penelitian ini digambarkan sebagai berikut:
MEDIA PEMBELAJARAN
LCD
OHP
PROSES BELAJAR MENGAJAR
SIKAP KEWIRAUSAHAAN
Tinggi
Rendah
commit to user
HASIL BELAJAR
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 43
D. Hipotesis. Berdasarkan kerangka berpikir sebagaimana diuraikan di atas, hipotesis kerja (Ha) penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: 1. Terdapat perbedaan pengaruh yang signifikan pada prestasi belajar siswa antara yang menggunakan media LCD, dan OHP. 2. Terdapat perbedaan pengaruh yang signifikan pada prestasi belajar siswa antara yang memiliki sikap kewirausahaan tinggi dengan yang rendah. 3. Terdapat interaksi pengaruh yang signifikan antara penggunaan media dan sikap kewirausahaan terhadap prestasi belajar siswa.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB III METODE PENELITIAN
Metode penelitian perlu ditentukan secara tepat, agar mendapatkan hasil penelitian yang dapat dipertanggungjawabkan, serta tujuan penelitian dapat tercapai secara tepat dan sistematis. Metodologi penelitian dapat diartikan sebagai ilmu yang membicarakan cara-cara mencapai kebenaran secara ilmiah. Metodologi merupakan cara utama yang digunakan untuk menguji serangkaian hipotesis, dengan teknik serta alat tertentu. Berdasarkan pengertian di atas, maka metode jelas merupakan suatu hal yang utama dalam penelitian. Jadi dengan kata lain hasil penelitian akan tergantung pada tepat tidaknya penerapan metode.
A. Rancangan Penelitian. Rancangan penelitian sering disebut desain penelitian. Desain penelitian didalamnya termasuk pula teknik penelitian, yaitu "Cara utama yang dipergunakan untuk mencapai suatu tujuan, misalnya untuk menguji serangkaian hipotesa, dengan menggunakan teknik serta alat-alat tertentu" (Surachmad, 1990:68). Penelitian ini dimaksudkan untuk mencari pengaruh suatu variabel terhadap variabel lain. Maka ketagori atau jenis metode penelitian ini adalah eksperimen. “Eksperimen pada umumnya dianggap sebagai metode penelitian yang paling canggih dan dilakukan untuk menguji hipotesis” (Sudjana, 1999:19). Rancangan eksperimen pada dasarnya menggambarkan prosedur-prosedur commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 45
yang memungkinkan peneliti menguji hipotesis penelitiannya, tentu saja untuk mencapai kesimpulan-kesimpulan yang sevalid mungkin mengenai hubungan sesuatu variabel bebas dengan sesuatu variabel tergantung (Best, John W., dalam Faisal, 1982:99). Lebih lanjut menurut Sudjana, (1989:19), dalam eksperimen ada dua variabel yang menjadi perhatian utama, yakni variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas sengaja dimanipulasi oleh peneliti, sedangkan variabel terikat adalah variabel yang diamati/diukur sebagai akibat dari manipulasi variabel bebas. Penelitian eksperimen memiliki 3 ciri pokok: 1) variabel bebas yang dimanipulasi, 2) pengendalian/kontrol terhadap semua variabel lain kecuali variabel bebas, dan 3) pengamatan/pengukuran terhadap variabel terikat sebagai efek variabel bebas (Ardhana, 1982:34) Sedangkan pendekatan yang dipilih adalah pendekatan kuantitatif, karena lebih sesuai dengan karakteristik data hasil penelitian. Alasan lain penggunaan pendekatan kuantitatif adalah untuk memudahkan dalam menafsirkan atau menganalisa data-data yang diperoleh. Karena itu besaran factor-faktor yang diteliti dinyatakan dalam angka-angka, untuk kemudian dianalisis menggunakan statistika. Dengan mempertimbangkan hipotesis-hipotesis yang telah dirumuskan, maka penelitian ini dipandang tepat menggunakan rancangan eksperimen faktorial sebagaimana digambarkan dalam tabel berikut:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 46
Tabel 3.1: Rancangan eksperimen MEDIA (A) A1 A2
SIKAP KEWIRAUSAHAAN (B) B1 B2 A1B1 A1B2 A2B1
A2B2
A1 = Media LCD A2 = Media OHP B1 = Sikap Kewirausahaan Tinggi B2 = Sikap Kewirausahaan Rendah
Keterangan: A1B1: Prestasi belajar siswa yang dikenai perlakuan pembelajaran dengan media LCD dan memiliki sikap kewirausahaan tinggi. A1B2: Prestasi belajar siswa yang dikenai perlakuan pembelajaran dengan media LCD dan memiliki sikap kewirausahaan rendah. A2B1: Prestasi belajar siswa yang dikenai perlakuan pembelajaran dengan media OHP dan memiliki sikap kewirausahaan tinggi. A2B2: Prestasi belajar siswa yang dikenai perlakuan pembelajaran dengan media OHP dan memiliki sikap kewirausahaan rendah.
Rancangan tersebut di atas akan dapat mengungkapkan perbedaan prestasi belajar antara siswa yang memiliki sikap kewirausahaan tinggi dan rendah, dan yang diberi perlakuan pembelajaran bermedia LCD dan OHP. Dengan menggunakan rancangan faktorian seluruh hipotesis yaitu perbandingan prestasi belajar antara yang menggunakan media berbeda, dan sikap kewirausahaan berbeda, serta interaksi antara kedua variabel tersebut akan dapat diuji sekaligus.
B. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilakukan di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) PGRI 3 commit to user Kota Kediri dan SMK Pawyatan Daha Kota Kediri.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 47
Peneliti secara random akan memilih satu kelas di SMK PGRI 3 yang akan dikenai perlakuan pembelajaran dengan media LCD, dan satu kelas di SMK Pawyatan Daha yang akan dikenai perlakuan pembelajaran dengan media OHP. Alasan dipilihnya sekolah-sekolah tersebut karena syarat-syarat yang diperlukan untuk dapat dilaksanakannya penelitian ini dapat dipenuhi. Misalnya ketersediaan media baik perangkat keras (hard ware) maupun perangkat lunak (soft ware). Sedangkan waktu penelitian sejak diajukan proposal penelitian sampai dengan selesainya penyusunan laporan, memerlukan waktu selama 5 (lima) bulan, yaitu mulai bulan Mei – September 2010. Jadwal kegiatan penelitian dirancang sebagaimana tabel berikut:
Tabel 3.2: Jadwal kegiatan Penelitian No
Jenis Kegiatan
Bulan (Th. 2010)
1
Pengajuan judul
Mei
2
Penyusunan proposal dan instrumen
Mei
penelitian 3
Seminar dan perbaikan proposal penelitian
Juni
4
Pelaksanaan pengumpulan data lapangan
Juli, Agustus
5
Tabulasi dan analisis data
Agustus
6
Penyusunan laporan hasil penelitian
Agustus, September
C. Populasi dan Sampel Penelitian. 1. Populasi Di dalam Encyklopedia of Educational Evaluation tertulis: A population is a set (or collection) of all elements processing one or more atributes of interest commit to user (dalam Arikunto, 1987:103). Menurut Sutrisno Hadi (1996:70) pengertian
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 48
populasi atau universe adalah semua individu untuk siapa kenyataan-kenyataan yang diperoleh dari sampel itu hendak digeneralisasikan. Populasi penelitian ini sebagaimana telah dilakukan pembatasan pada bab I, adalah siswa kelas XI SMK PGRI 3 dan SMK Pawyatan Daha Kota Kediri, pada tahun pelajaran 2010/2011. Populasi penelitian terdiri atas 16 kelas, yaitu masing-masing 7 kelas di SMK PGRI 3 dan 6 kelas di SMK Pawyatan Daha. Subyek-subyek yang menjadi populasi penelitian dari kelas-kelas tersebut secara empirik dipandang cukup homogin, memiliki karakteristik yang relatif sama. Namun untuk meyakinkan, sebelum eksperimen dimulai akan dilakukan randomisasi.
2. Sampel. Sampel adalah sebagian dari populasi terjangkau yang memiliki sifat sama dengan populasi (Sudjana, 1998:85). Pengertian sampel menurut Suharsimo Arikunto, adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto, 1996:104). Sampel yang diambil dalam penelitian harus representatif, artinya harus benar-benar mewakili sifat-sifat populasinya. "Tentang besar-kecilnya sampel yang diambil dalam penelitian, tidaklah menjadi persoalan yang baku, yang lebih prinsip adalah cara-cara penarikan sampel tersebut". (Ardhana, 1982:53). Setelah diketahui hasil randomisasi, jika kelas-kelas yang menjadi populasi tersebut memiliki peluang atau kesempatan yang sama untuk menjadi kelas eksperimen dan kelas kontrol, selanjutnya dengan teknik random-sampling dengan cara undian, ditetapkan masing-masing 1 kelas untuk SMK PGRI 3 dan 1 kelas di SMK Pawyatan Daha sebagai sampel. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 49
Berdasarkan hasil sampling diperoleh 2 kelas sebagai berikut:
Tabel 3.3: Perlakuan pada Sampel Penelitian Sekolah
Kelas
SMK PGRI 3 Kediri
XIak-1
Jumlah Siswa 43
SMK Pawyatan Daha
XImb-2
44
Perlakuan (Media) OHP LCD
D. Variabel dan Definisi Operasional Variabel Penelitian. Menurut Sanafiah Faisal (1992:82), menyatakan bahwa variabel ialah kondisi atau karakteristik yang oleh pengeksperimen dimanipulasikan dalam rangka untuk menerangkan hubungan dengan fenomena yang diobservasi. Menurut John W.Best (dalam Faisal, 1992:83) menyatakan bahwa variabel ialah kondisi atau karakteristik yang oleh pengeksperimen dimanipulasikan didalam rangka untuk menerangkan hubungan dengan fenomena yang diobservasi. Dalam penelitian biasanya dikenal adanya dua variabel utama, yaitu variabel bebas (independent variable) dan variabel terikat (dependent variable). Variabel bebas adalah variabel yang menentukan atau mempengaruhi munculnya gejala atau faktor atau variabel lain. Sedangkan variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat adanya faktor atau gejala pada variabel bebas. Sesuai dengan hipotesis yang telah dirumuskan, dalam penelitian ini dapat diidentifikasi variabel-variabel sebagai berikut: 1. Variabel Bebas. Yang berkedudukan sebagai variabel bebas dalam penelitian ini ada 2, yaitu:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
Penggunaan
digilib.uns.ac.id 50
media
dalam
pembelajaran
matapelajaran
Kewirausahaan. Penggunaan media LCD adalah pembelajaran menggunakan media powerpoint untuk membantu siswa mempelajari konsep-konsep materi yang sedang dipelajari. Penggunaan media OHP adalah pembelajaran menggunakan media OHP (Overhead Projector) dengan sajian menggunakan OHT (Overhead Tranparancy) untuk membantu siswa mempelajari konsepkonsep materi yang sedang dipelajari. Sikap Kewirausahaan. Hádala sikap yang menggambarkan seorang “enterpreneur” yang berani mengambil resiko dan bermental mandiri tanpa diliputi rasa takut ataupun cemas sekalipun dalam kondisi tidak pasti. Indikatornya: keterbukaan terhadap perubahan, selalu membaca perubahan social, realistis terhadap falta dan pendapat, berorientasi pada masa kini dan akan datang, dan percata diri. 2. Variabel Terikat. Yang berkedudukan sebagai variabel terikat pada penelitian ini adalah prestasi belajar matapelajaran Kewirausahaan yang dicapai siswa. Definisi operasionalnya adalah: hasil belajar (kognitif) yang diukur dengan tes hasil relajar, dinyatakan dengan angka-angka yang menunjukkan kemampuan siswa dalam menguasai konsep-konsep materi pelajaran kewirausahaan. Indikatornya: skor/nilai tes hasil belajar Kewirausahaan. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 51
E. Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian. 1. Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data penelitian ini menggunakan teknik tes yang dilakukan pada akhir pemberian perlakuan. Tes yang digunakan adalah tes buatan guru, sedangkan jenisnya adalah formatif tes karena dimaksudkan untuk mengukur penguasaan materi pelajaran oleh siswa. Secara rinci langkah-langkah pelaksanaan eksperimen yang akan ditempuh sesuai dengan rancangan penelitian di atas adalah: 1) Melakukan randomisasi kelas-kelas yang akan digunakan sebagai sasaran eksperimen, caranya dengan menganalisis rata-rata hasil ulangan harian sebelum eksperimen dilakukan. 2) Melakukan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) pada kelas eksperimen 1, 2, 3 menggunakan media Internet, LCD dan OHP. 3) Memberikan angket sikap kewirausahaan kepada seluruh siswa, baik kelas eksperimen maupun kelas kontrol. 4) Memberikan tes hasil belajar yang dilaksanakan pada akhir pelaksanaan penelitian/eksperimen.
2.
Instrumen Penelitian Instrumen penelitian adalah alat pada waktu peneliti menggunakan sesuatu
metode. Misalnya instrumen untuk metode tes adalah soal tes, instrumen untuk metode questioner atau angket adalah angket/questioner, untuk metode observasi adalah chek list, dan seterusnya (Arikunto, 1996:121). commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 52
Instrumen yang digunakan dalam mengumpulkan data penelitian ini adalah: 1) Silabus/Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), yaitu instrumen yang digunakan
untuk
pengembangan
perlakuan,
yaitu
penerapan
media
pembelajaran. RPP dibuat sesuai kurikulum yang berlaku untuk kelas XI semester ganjil. 2) Angket sikap kewirausahaan, yaitu instrumen yang digunakan untuk mengukur sikap kewirausahaan siswa. Angket berbentuk daftar pertanyaan dengan jawaban tertutup dengan skala bertingkat (skala Likert). 3) Tes hasil belajar, yaitu instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data variabel terikat prestasi belajar Kewirausahaan.
Tabel 3.2: Kisi-kisi Instrumen Penelitian Variabel
Definisi operasional
Indikator
Instrumen
Bebas (X1): Penggunaan media dalam pembelajaran matapelajaran Kewirausahaan.
Penggunaan media pembelajaran untuk membantu siswa memahami konsepkonsep materi yang sedang dipelajari.
Indikatornya: persiapan dan pelaksanaan pembelajaran menggunakan media LCD dan OHP.
RPP
Bebas (X2): Sikap Kewirausahaan.
Sikap yang
Keterbukaan terhadap perubahan, selalu menggambarkan membaca perubahan seorang sosial, realistis terhadap ”enterpreneur” yang fakta dan pendapat, berani mengambil berorientasi pada masa resiko artinya bermental kini dan yang akan mandiri dan berani datang, dan percaya diri. memulai usaha, tanpa diliputi rasa takut atau cemas sekalipun dalam commit to user kondisi tidak pasti.
Angket Skala Likert 30 item
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 53
Variabel
Definisi operasional
Indikator
Instrumen
Terikat (Y):
Hasil belajar (kognitif)
Skor/nilai tes hasil
Tes
Prestasi belajar
yang diukur dengan tes
belajar matapelajaran
pilihan
matapelajaran
hasil relajar, dinyatakan
Kewirausahaan.
ganda 40
Kewirausahaan.
dengan angka-angka
item
yang menunjukkan kemampuan siswa dalam menguasai konsep-konsep materi pelajaran kewirausahaan.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dibuat sesuai dengan ketentuan yang pada umumnya berlaku, dengan materi, alokasi waktu, metode dan sumber belajar sama, media berbeda. Cara pemberian skor untuk angket menggunakan rentangan 1 sampai 4 sesuai dengan kategori jawaban Selalu = 4, Sering = 3, Kadang-kadang = 2, dan Tidak pernah = 1. Cara pemberian skor untuk tes pilihan ganda dengan memberikan skor 1 untuk jawaban yang benar dan 0 untuk jawaban salah. Untuk menjamin validitas dan reliabilitas instrumen, yaitu tes hasil belajar dan angket motivasi belajar dilakukan analisis melalui prosedur teoritis dan empiris dengan uji coba (try out preleminier). Validitas secara teoritis dipenuhi dengan prinsip validitas wajah (face validity) dan validitas isi (content validity). Validitas wajah yaitu dengan cara menyusun soal dengan format yang sudah dikenal siswa, atau yang biasanya digunakan dalam tes atau ulangan-ulangan. Sedangkan validitas isi dipenuhi dengan cara menyusun soal-soal sesuai dengan materi dan indikator pada pokok bahasan tersebut, sehingga tes benar-benar commit to user mengukur apa yang seharusnya diukur.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 54
Sedangkan untuk pelaksanaan uji coba, dilakukan pada siswa kelas XI SMK PGRI 3 Kediri yang bukan sampel penelitian. Validitas tes hasil belajar akan dilihat berdasarkan koefisien validitas setiap butir, sedangkan koefisien reliabilitasnya dilihat besaran hasil analisis koefisien alpha. Untuk memudahkan proses analisis hasil uji coba instrumen, dan agar lebih meyakinkan hasil analisisnya, dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak SPSS for windows Version 11.00. Simpulan hasil analisis validitas dilakukan dengan membandingkan koefisien korelasi butir soal (corrected item total correlation) dengan tabel nilainilai r (r-tabel) dengan derajat kebebasan (db/df) = n - k. Yaitu jumlah kasus/sampel dikurangi jumlah item soal. Jika hasil analisis menunjukkan lebih besar atau sama dengan nilai r-tabel berarti butir tersebut valid. Sebaliknya jika lebih kecil dari nilai r-tabel berarti tidak valid/gugur. Sedangkan untuk reliabilitas tes dan angket, pengambilan simpulan dilakukan dengan membandingkan besarnya koefisien Alpha dengan nilai r-tabel sebagaimana disebutkan di atas. Jika koefisien Alpha lebih besar atau sama dengan nilai r-tabel berarti reliabel, sebaliknya jika lebih kecil dari nilai r-tabel berarti tidak reliabel.
3. Hasil Validasi Instrumen. Uji coba (try out) dilakukan untuk soal tes maupun questioner sikap kewirausahaan. Try out dimaksudkan untuk mengetahui validitas soal dan reliablilitasnya. Try out dilakukan pada 34 siswa kelas XIMb-2 SMK PGRI 3 Kediri, yaitu siswa yang tidak akan menjadi sampel penelitian. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 55
3.1 Uji Validasi Tes Hasil Belajar Jumlah item soal tes hasil relajar berjumlah 40 soal pilihan ganda, selanjutnya setelah diuji cobakan diperoleh data item yang valid dan augur sebagai berikut:
Tabel 3.1: Rangkuman hasil analisis validitas tes Instrumen Jumlah Butir Tes Hasil 40 Belajar
Jumlah Butir Valid 33 (No.: 1,2,3,4,5,6,7, 8,
Jumlah Butir Gugur 7
Keterangan Nilai r-tabel
(No.: 9,13,18,
(two tailed
10,11,12,14,15,16,17, 21, 25,27, dan
test) dengan
19,20,22,23,24,26,29, 28)
α: 5%, df: 6,
30,31,32,33,34,35,36,
adalah: 0.707.
37,38,39,dan 40.
Sumber: Diolah dari hasil validasi instrumen
Berdasarkan rangkuman hasil analisis sebagaimana tabel di atas, nampak nilai validitas item yang dinyatakan dengan Corrected Total Item Correlations masing-masing butir soal. Selanjutnya dibandingkan dengan nilai r-tabel dengan degree of freedom (df) = n - k, yaitu jumlah responden dikurangi jumlah butir soal (34 - 40 = 6). Nilai r-tabel (two tailed) pada df: 6 sebesar: 0,707.
3.2 Uji Validasi Angket Sikap Kewirausahaan Try out questioner (angket) sikap kewirausahaan dilakukan juga dengan sampel sejumlah 34 siswa, dengan item pertanyaan sebanyak 30 butir. Selanjutnya setelah diuji cobakan diperoleh data item yang valid dan augur sebagai berikut: commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 56
Tabel 3.2: Rangkuman hasil analisis validitas angket Instrumen Angket Sikap Kewirausahaan
Jumlah Butir 30
Jumlah Butir Valid 21 (No.:1,3,4,5,6,
Jumlah Butir Gugur 9
Keterangan Nilai r-tabel
(No.:2,9,12,13, (two tailed
7,8,10,11,14,15, 16,17, 23,24,
test) dengan
18,19,20,21,22,
α: 5%, df: 6,
dan 25,
26,27,28,29 dan
adalah: 0.811
30. Sumber: Diolah dari hasil validasi instrumen
Berdasarkan rangkuman hasil analisis sebagaimana tabel di atas, diketahui nilai validitas item yang dinyatakan dengan Corrected Total Item Correlations masing-masing butir soal, selanjutnya dibandingkan dengan nilai r-tabel dengan degree of freedom (df) = n - k, yaitu jumlah responden dikurangi jumlah butir soal.(34 - 30 = 4). Nilai r-tabel pada df: 4 sebesar: 0,811.
3.3 Analisis Reliabilitas Tes dan Angket Sebuah tes/angket dikatakan reliabel (andal) jika jawaban-jawaban yang diberikan responden atar pertanyaan-pertanyaan dalam tes/angket konsisten atau stabil. Sedangkan untuk mengetahui reliabilitas instrumen digunakan pedoman, pengambilan keputusan sebagai berikut: jika koefisien Alpha (hasil analisis) ≥ rtabel
Berarti reliabel. Sebaliknya jika koefisien Alpha (hasil analisis) < r-tabel, maka
instrumen dinyatakan tidak reliabel. Hasil analisis reliabilitas instrumen (angket dan tes) yang dinyatakan commit rangkuman to user dengan koefisien Alpha, berdasarkan hasil analisis sebagaimana
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 57
disajikan pada tabel di atas, diketahui bahwa untuk angket sebesar: 0,9824, dan untuk tes sebesar: 0,9832. Koefisien Alpha tersebut jauh diatas nilai r-tabel, (0,707 dan 0,811), maka instrumen penelitian baik angket maupun tes hasil belajar dinyatakan reliabel.
F. Teknik Analisis Data. Sebagaimana rancangan penelitian yang telah dikemukakan di atas, penelitian ini menggunakan rancangan faktorial 2 x 2, dan dengan memperhatikan hipotesis-hipotesis yang telah dirumuskan, maka teknik analisis data yang digunakan adalah: Analisis Varians (Anava) 2-jalur. Rumus manualnya sebagai berikut:
VA KRA JKA/dbA F = ¾¾¾ = ¾¾¾¾ = ¾¾¾¾ VD KRD JKD/dbD (åXA)2
(åXT)2
JKA = å ¾¾¾ - ¾¾¾ NA N JKD = å
XT2
(åXA)2 - ¾¾¾ nA
Dimana: V = variansi A = antar kelompok (A1, A2, A3, dst.) D = dalam kelompok KR = kuadrat rerata JK = jumlah kuadrat Db. = derajat kebebasan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 58
Sebelum dilakukan analisis untuk pengujian hipotesis, terlebih dahulu akan dilakukan uji asumsi, melalui uji normalitas (normalitas sebaran data) dan homogenitas varians (Sudjana, 1999:132). Pengujian normalitas dan homogenitas varians dilakukan terhadap data tes prestasi belajar yang diperoleh pada akhir eksperimen. Jika hasil uji normalitas menunjukkan taraf signifikansi (sig.) lebih dari atau sama dengan 0,05 (5%) berarti tidak signifikan, berarti skor tes prestasi belajar kelompok subyek yang diberi perlakuan berbeda berdistribusi normal. Sebaliknya jika hasil uji normalitas menunjukkan taraf signifikansi (P) kurang dari 0,05 (5%) berarti signifikan, artinya skor tes prestasi belajar kelompok subyek yang diberi perlakuan berbeda distribusinya tidak normal. Demikian pula halnya dengan hasil uji homogenitas varians. Jika hasil uji homogenitas varians menunjukkan taraf signifikansi (sig.) lebih dari atau sama dengan 0,05 (5%) berarti tidak signifikan, berarti varians kelompok subyek yang diberi perlakuan berbeda adalah homogen. Sebaliknya jika hasil uji homogenitas menunjukkan taraf signifikansi (sig.) kurang dari 0,05 (5%) berarti signifikan, artinya varians kelompok subyek yang diberi perlakuan berbeda adalah tidak homogen. Setelah persyaratan uji asumsi dipenuhi, proses analisis dilanjutkan untuk menguji
hipotesis
penelitian.
Seluruh
analisis
akan
dilakukan
dengan
menggunakan jasa analisis dengan program komputer, dengan perangkat lunak program SPSS (Statistic Programs for Social Science) versi 11,00.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 59
Setelah seluruh data dianalisis dan diketemukan hasilnya, kemudian dikonsultasikan dengan norma keputusan untuk mempermudah penafsiran hasilnya. Norma keputusan yang digunakan untuk pengujian hipotesis adalah: 1. Jika nilai signifikansi (sig.) ≤ 0.05, berarti: Signifikan, artinya hipotesis kerja (Ha) diterima, Hipotesis nihil (Ho) ditolak. 2. Sebaliknya jika nilai signifikansi (sig.) > 0.05, berarti: Tidak signifikan, artinya hipotesis kerja (Ha) ditolak, Hipotesis nihil (Ho) diterima.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) 3 Kota Kediri, dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Pawyatan Daha Kota Kediri. SMK PGRI 3 Kediri berlokasi di Jl. KH. Achmad Dahlan no. 76, Kelurahan Mojoroto, Kecamatan Mojoroto, Kota Kediri. SMK PGRI 3 Kediri berdiri sejak tanggal 23 Juli 1997 dengan Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen yang menyelenggarakan 2 Program Keahlian yaitu Akuntansi dan Pemasaran. SMK PGRI 3 Kediri bernaung dibawah yayasan YPLP PGRI Kota Kediri yang mengelola sekolah-sekolah tingkat SLTP dan SLTA baik umum maupun kejuruan. Status SMK PGRI 3 saat ini Terakreditasi dengan nilai B. Pada tahun pelajaran 2010/2011 memiliki 18 (delapan belas) kelas dengan jumlah siswa 757 untuk jurusan Akuntansi dan Pemasaran pada Tingkat I, II dan III. Sedangkan tenaga guru seluruhnya sebanyak 63 orang, dan karyawan sebanyak 12 orang. SMK Pawyatan Daha Kediri berlokasi di Jl. Balowerti II/30 Kota Kediri. Sedangkan SMK Pawyatan Daha telah berdiri sejak 1987 dengan bidang keahlian Bisnis dan Manajemen, dengan 3 program keahlian, Akuntansi, Pemasaran dan Administrasi Perkantoran. SMK Pawyatan Daha juga berstatus terakreditasi B. Saat ini memiliki 16 (enam belas) kelas dengan jumlah siswa seluruhnya 673. Jumlah guru sebanyak 56 dan karyawan 10. SMK Pawyatan Daha merupakan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 61
salah satu dari sekolah-sekolah yang bernaung di bawah Yayasan Pawyatan Daha Kediri, yang mengelola sekolah mulai dari jenjang TK hingga Perguruan Tinggi.
2. Deskripsi Data Variabel. Data-data yang akan didekripsikan dikumpulkan melalui kuesioner sikap kewirausahaan dan tes prestasi belajar matapelajaran Kewirausahaan dari sampel penelitian, yaitu kelas XI-AK1 SMK Pawyatan Daha Kediri berjumlah 44 siswa yang selanjutnya disebut kelas eksperimen, dan kelas XI-MB2 SMK PGRI 3 Kediri berjumlah 43 siswa yang selanjutnya disebut kelas kontrol.
a. Deskripsi Data Sikap Kewirausahaan Berdasarklan hasil kuesioner sikap kewirausahaan yang diberikan kepada seluruh sampel penelitian baik kelas eksperimen maupun kelas kontrol, setelah ditabulasi diketahui kategori sikap kewirausahaan sebagai berikut: untuk kelas eksperimen dari 44 siswa diperoleh kategori Tinggi sebanyak 32 siswa dan kategori Rendah sebanyak 12 siswa. Untuk kelas kontrol dari 43 siswa diketahui sebanyak 24 siswa dengan kategori Tinggi, dan 19 siswa dengan kategori Rendah. Selanjutnya berdasarkan data-data tersebut dianalisis menggunakan statistika deskriptif distribusi frequensi, hasilnya disajikan sebagai berikut: Tabel 4.1: Distribusi Frekuensi Sikap Kewirausahaan Interval Kelas Eksperimen Kelas Kontrol f % f % 82-90 19 43,2 11 25,6 73-81
16
36,4
19
44,2
64-72
9
20,5
10
23,3
55-63
0
0,0
3
7,0
Jumlah
44
100,0 43 commit to user
100.0
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 62
Sedangkan hasil analisis tendensi sentral sebagai berikut:
Tabel 4.2: Hasil Analisis Statistika Deskriptif Data Sikap Kewirausahaan Statistics
N
Valid Missing
Mean Median Mode Std. Deviation Variance Range Minimum Maximum Sum
Sikap Wirausahaeksp 44 0 78,5607 80,0000 83,33 6,94761 48,26934 23,34 63,33 86,67 3456,67
Sikap Wirausahakont 43 1 75,5821 76,6700 80,00 8,41100 70,74491 30,00 56,67 86,67 3250,03
Tabel tersebut di atas menunjukkan bahwa berdasarkan hasil perhitungan tendensi sentral data sikap kewirausahaan menunjukkan hasil untuk kelas eksperimen seluruhnya diperoleh hasil analisis yang lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol. Selanjutnya berdasarkan hasil analisis distribusi frekuensi, diperoleh gambaran sebaran frekuensi data sikap kewirausahaan sebagaimana disajikan dalam grafik histogram berikut:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 63
20
12
10
8
6
10
Frequency
Frequency
4
Std. Dev = 6,95 Mean = 78,6 N = 44,00
0
2
Std. Dev = 8,41 Mean = 75,6 N = 43,00
0 55,0
65,0
60,0
65,0 70,0 75,0 80,0 85,0
Sikap Wirausaha-eksp
75,0
70,0
85,0
80,0
Sikap Wirausaha-kont
Gambar 4.1: Grafik Histogram Sikap Kewirausahaan
Grafik di atas nampak bahwa data sikap kewirausahaan untuk kelas eksperimen lebih nampak membentuk kurva juling positif, demikian pula untuk kelas kontrol juga berbentuk kurva juling positif. b. Deskripsi Data Prestasi belajar Data prestasi belajar diperoleh dari hasil tes yang dilakukan pada akhir pelaksanaan eksperimen. Data distribusi frekuensi prestasi belajar disajikan pada tabel berikut: Tabel 4.3: Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Interval Kelas Eksperimen Kelas Kontrol f % f % 76-88 7 15,9 5 11,6 63-75
25
56,8
14
32,6
50-62
7
15,9
14
32,6
35-49
5
Jumlah
44
11,4 10 commit to user 100,0 43
23,3 100.0
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 64
Hasil analisis tendensi sentral sebagai berikut:
Tabel 4.4: Hasil Analisis Statistika Deskriptif Data Prestasi belajar Kewirausahaan Statistics
N
Valid Missing
Mean Median Mode Std. Deviation Variance Range Minimum Maximum Sum
Hasil belajar-eksp 44 0 64,7727 62,5000 62,50 15,31470 234,54017 50,00 37,50 87,50 2850,00
Hasil belajar-kont 43 1 54,0698 50,0000 50,00a 12,11334 146,73311 37,50 37,50 75,00 2325,00
a. Multiple modes exist. The smallest value is shown
Tabel tersebut di atas menunjukkan hasil analisis tendensi sentral untuk kelas ekperimen yang hampir seluruhnya lebih tinggi dibandingkan dengan hasil analisis tendensi sentral untuk kelas kontrol. Namun demikian standart deviasi untuk kelas kontrol menunjukkan lebih rendah, dan skor terendah (minimum) baik untuk kelas eksperimen maupun kelas kontrol menunjukkan sama, yaitu 37,50. Selanjutnya berdasarkan hasil analisis distribusi frekuensi, diperoleh gambaran hasil yang disajikan dalam bentuk grafik histogram sebagai berikut:
commit to user
digilib.uns.ac.id 65
16
16
14
14
12
12
10
10
8
8
6
6
4
4 Std. Dev = 15,31
2
Mean = 64,8 N = 44,00
0
Frequency
Frequency
perpustakaan.uns.ac.id
40,0 50,0 60,0 70,0 80,0 90,0
Hasil belajar-eksp
Std. Dev = 12,11
2
Mean = 54,1 N = 43,00
0 40,0 50,0 60,0 70,0 80,0
Hasil belajar-kont
Gambar 4.2: Grafik Histogram Prestasi belajar Kewirausahaan
Grafik di atas nampak bahwa data prestasi belajar kewirausahaan untuk kelas eksperimen menunjukkan hasil grafik berupa kurva normal, sedangkan untuk kelas kontrol berbentuk kurva juling negatif..
B. Pengujian Hipotesis Sesuai dengan hipotesis penelitian yang telah dirumuskan, maka data yang diperoleh akan dianalisis dengan menggunakan analisis varian 2-jalur. Dan untuk menganalisis data tersebut peneliti menggunakan alat bantu komputer program SPSS for windows version 11.00. Analisis varians (Anava) 2-jalur dilakukan untuk menguji pengaruh bersama antara sikap kewirausahaan dan penggunaan media (LCD/OHP) terhadap prestasi belajar matapelajaran Kewirausahaan. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 66
Namun untuk memenuhi prasyarat pengujian dengan anava, sebelumnya akan dilakukan uji asumsi, meliputi uji normalitas dan uji homogenitas varians. Adapun hasil-hasil analisis yang diperoleh adalah sebagai berikut:
1. Hasil uji normalitas. Uji normalitas data dimaksudkan untuk memperlihatkan bahwa data-data sikap kewirausahaan dan data prestasi belajar yang diperoleh dari sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan teknik uji One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test. Data-data hasil uji normalitas yang diperoleh untuk masing-masing kelompok sampel, disajikan dalam tabel berikut:
Tabel 4.5: Hasil Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
N Normal Parameters a,b Most Extreme Differences
Mean Std. Deviation Absolute Positive Negative
Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed)
Sikap Wirausahaeksp 44 78,5607 6,94761 ,186 ,122 -,186
Hasil belajar-eksp 44 64,7727 15,31470 ,168 ,150 -,168
Sikap Wirausahakont 43 75,5821 8,41100 ,142 ,094 -,142
Hasil belajar-kont 43 54,0698 12,11334 ,199 ,190 -,199
1,231
1,116
,932
1,302
,096
,165
,350
,067
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Berdasarkan kesimpulan hasil uji normalitas sebagaimana tabel di atas, nampak bahwa taraf signifikansi (Asymp.sig.) yang dihasilkan untuk data sikap kewirausahaan dan prestasi belajar baik to kelas commit usereksperimen maupun kelas kontrol
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 67
seluruhnya menunjukkan nilai diatas 0,05 (5%). Dengan demikian berarti hipotesis nol (ho) yang menyatakan ”data berdistribusi normal”, diterima. Dan hipotesis kerja (ha) yang menyatakan “data berdistribusi tidak normal”, ditolak.
2. Hasil uji homogenitas varians. Uji homogenitas varians dimaksudkan untuk menguji homogenitas (kesamaaan) varians data sikap kewirausahaan maupun data prestasi belajar yang diperoleh dan dianalisis dari seluruh kelompok sampel penelitian. Uji homogenitas varians, dilakukan dengan teknik uji Lavene (Lavene’s test). Hasil analisis homogenitas varians yang diperoleh sebagai berikut:
Tabel 4.6: Hasil analisis Homogenitas Varians Test of Homogeneity of Variance
Sikap Wirausaha
Hasil belajar
Based on Mean Based on Median Based on Median and with adjusted df Based on trimmed mean Based on Mean Based on Median Based on Median and with adjusted df Based on trimmed mean
Levene Statistic 1,314 1,236
df1 1 1
df2 85 85
Sig. ,255 ,269
1,236
1
82,832
,269
1,237 1,482 1,153
1 1 1
85 85 85
,269 ,227 ,286
1,153
1
81,959
,286
1,601
1
85
,209
Berdasarkan hasil analisis Lavene’s test sebagaimana tebel di atas, diketahui bahwa untuk data sikap kewirausahaan maupun prestasi belajar, taraf signifikansi yang dihasilkan seluruhnya jauh di atas 0,05 (5%). Dengan berdasarkan pada besarnya koefisien atau taraf signifikansi (sig.) yang dihasilkan, yaitu yang lebih besar dari 0,05 (5%) berarti hipotesis nol (ho) yang menyatakan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 68
“varians data adalah homogen”, diterima. Dan hipotesis kerja (ha) yang menyatakan “varians data tidak homogen”,
ditolak. Jadi dapat disimpulkan
bahwa varians data-data sikap kewirausahaan maupun data prestasi belajar dari seluruh kelas adalah homogen.
3. Hasil analisis varians 2-jalur Setelah analisis prasyarat yaitu uji asumsi (normalitas dan homogenitas) terpenuhi, yaitu karena sebaran data seluruhnya dinyatakan normal dan homogen, selanjutnya analisis varians dapat dilanjutkan. Rangkuman hasil analisis varians (anava) 2-jalur (Univariate Analysis of Variance) yang diperoleh, disajikan pada tabel berikut:
Tabel 4.7: Rangkuman Data Hasil Belajar Kewirausahaan Media (A) LCD (A1)
OHP (A2)
Sikap Kewirausahaan (B) Tinggi (B1) Rendah (B2) Total n = 32 n = 12 n = 44 ΣX = 2312,5 ΣX = 537,5 ΣX = 2850 Mean = 72,266 Mean = 44,792 Mean = 64,773 2 ΣX = 170156 ΣX2 = 24531 ΣX2 = 194688 SD = 9,906 SD = 6,437 SD = 15,315 n ΣX
= 24 = 1425
Mean = 59,375 ΣX2 = 87188 SD = 10,587 Total
n ΣX
= 19 = 900
Mean = 47,368 ΣX2 = 44688 SD = 10,687
n = 56 n = 31 ΣX = 3737,5 ΣX = 1437,5 Mean = 66,741 Mean = 46,371 2 ΣX = 257344 ΣX2 = 69219 SD = 11,984 SD = 9,239 commit to user
n ΣX
= 43 = 2325
Mean = 54,07 ΣX2 = 131875 SD = 12,113 n = 87 ΣX = 5175 Mean = 59,483 ΣX2 = 326562,5 SD = 14,761
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 69
Tabel 4.8: Hasil analisis varians 2-jalur Univariate Analysis of Variance Between-Subjects Factors
Sikap Wirausaha
Value Label Rendah Tinggi Eksperimen Kontrol
1,00 2,00 1,00 2,00
Perlakuan
N 31 56 44 43
Descriptive Statistics Dependent Variable: Hasil belajar Sikap Wirausaha Rendah
Perlakuan Eksperimen Kontrol Total Eksperimen Kontrol Total Eksperimen Kontrol Total
Tinggi
Total
Mean 44,7917 47,3684 46,3710 72,2656 59,3750 66,7411 64,7727 54,0698 59,4828
Std. Deviation 6,43661 10,68727 9,23848 9,90600 10,58737 11,98408 15,31470 12,11334 14,76137
Levene's Test of Equality of Error Variances
N 12 19 31 32 24 56 44 43 87
a
Dependent Variable: Hasil belajar F
df1 ,672
df2 3
83
Sig. ,572
Tests the null hypothesis that the error variance of the dependent variable is equal across groups. a. Design: Intercept+A+B+A * B
Tests of Between-Subjects Effects Dependent Variable: Hasil belajar Source Corrected Model Intercept A B A*B Error Total Corrected Total
Type III Sum of Squares 10607,457a 239785,429 7462,184 509,264 1145,337 8131,767 326562,500 18739,224
df 3 1 1 1 1 83 87 86
Mean Square 3535,819 239785,429 7462,184 509,264 1145,337 97,973
F 36,090 2447,462 76,166 5,198 11,690
Sig. ,000 ,000 ,000 ,025 ,001
a. R Squared = ,566 (Adjusted R Squared = ,550)
Berdasarkan output hasil analisis tersebut di atas diketahui bahwa untuk hasil analisis varians antar jalur (A), yaitu antar prestasi belajar yang menggunakan media media LCD dan media OHP, diperoleh hasil F-hitung sebesar: 5,196, dengan taraf signifikansi (sig.) = 0,025. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 70
Sedangkan hasil F-hitung antar jalur (B), yaitu antar sikap kewirausahaan tinggi dan sikap kewirausahaan rendah, menunjukkan nilai sebesar: 76,166, dengan taraf signifikansi (sig.) = 0,000. Hasil analisis varians (F-hitung) antar 2 jalur (A*B) menunjukkan nilai sebesar: 11,690, dengan taraf signifikansi (sig.) = 0,001. Sedangkan koefisien determinasi yaitu perbandingan jumlah ‘sum of square’
antara “Corrected model” dan “corrected total” berupa output R
squared adalah: 0,566 (Adjusted R Squared = 0,550). Berdasarkan hasil-hasil analisis tersebut di atas selanjutnya digunakan untuk dasar pengujian hipotesis penelitian. Untuk keperluan tersebut untuk mempermudah pemahaman, dibuatkan tabel rangkuman pengujian hipotesis sebagai berikut:
No 1
2
Tabel 4.9: Rangkuman Pengujian Hipotesis Hipotesis F-hitung F-tabel Ha: Terdapat perbedaan pengaruh yang signifikan pada prestasi belajar siswa antara yang menggunakan media LCD, dan OHP. Ho: Tidak terdapat perbedaan pengaruh yang signifikan pada prestasi belajar siswa antara yang menggunakan media LCD, dan OHP. Ha: Terdapat perbedaan pengaruh yang signifikan pada prestasi belajar siswa antara yang memiliki sikap kewirausahaan tinggi dengan yang rendah.
Sig.
Keterangan
5,198
(α = 0,05; df: 0.025 Signifikan 3;83/terdekat: Ha diterima Ho ditolak 3;80) = 2,72
76,166
(α = 0,05; df: 0,000 Signifikan 3;83/terdekat: Ha diterima 3;80) = 2,72 Ho ditolak
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 71
Ho: Tidak terdapat perbedaan pengaruh yang signifikan pada prestasi belajar siswa antara yang memiliki sikap kewirausahaan tinggi dengan yang rendah. 3
Ha: Terdapat interaksi pengaruh yang signifikan antara penggunaan media dan sikap kewirausahaan terhadap prestasi belajar siswa.
11,690
(α = 0,05; df: 0.001 Signifikan 3;83/terdekat: Ha diterima 3;80) = 2,72 Ho ditolak
Ho: Tidak terdapat interaksi pengaruh yang signifikan antara penggunaan media dan sikap kewirausahaan terhadap prestasi belajar siswa.
Hasil pengujian hipotesis pertama, sesuai dengan kriteria pengujian hipotesis yang telah ditetapkan pada Bab III, hasil tersebut di atas menunjukkan dengan nilai Sig. (α) ≤ 0.05 (5%), F hitung (5,198) ≥ F-tabel (2,72), berarti nilai Fhitung
adalah signifikan.
Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa
hipotesis kerja (Ha) diterima, hipotesis nihil (Ho) ditolak. Jadi kesimpulannya: Terdapat perbedaan pengaruh yang signifikan pada prestasi belajar siswa antara yang menggunakan media LCD, dan OHP. Hasil pengujian hipotesis kedua, sesuai dengan kriteria pengujian hipotesis yang telah ditetapkan pada Bab III, hasil tersebut di atas menunjukkan nilai Sig. (α) ≤ 0.05 (5%), F hitung (76,166) ≥ F-tabel (2,72), berarti koefisien F-hitung adalah signifikan. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa hipotesis kerja (Ha) diterima, hipotesis nihil (Ho) ditolak. Jadi kesimpulannya: Terdapat perbedaan pengaruh yang signifikan pada prestasi belajar siswa antara yang memiliki sikap kewirausahaan tinggi dengan yang rendah. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 72
Hasil pengujian hipotesis ketiga, sesuai dengan kriteria pengujian hipotesis yang telah ditetapkan pada Bab III, hasil tersebut di atas menunjukkan nilai Sig. (α) ≤ 0.05 (5%), F hitung (11,690) ≥ F-tabel (2,72), berarti koefisien F-hitung adalah signifikan. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa hipotesis kerja (Ha) diterima, hipotesis nihil (Ho) ditolak. Jadi kesimpulannya: Terdapat interaksi pengaruh yang signifikan antara penggunaan media dan sikap kewirausahaan terhadap prestasi belajar siswa.
4. Hasil Uji Lanjut (Uji Scheefe) Uji lanjut atau disebut juga Post-Hoc test dilakukan menggunakan teknik uji Scheefe, untuk membuktikan perbedaan mean antar kelompok/sel. Uji Scheefe dilakukan dengan perhitungan secara manual (terlampir) Berikut disajikan rangkuman hasil uji lanjut (Scheefe): Tabel 4.10: Rangkuman Hasil Uji Scheefe Perbandingan
F-obs.
1. A1B1 x A2B2 (Media LCD, Sikap Kewirausahaan TINGGI, dengan media OHP, Sikap Kewirausahaan RENDAH) 2. A1B1 x A1B2 (Media LCD, Sikap Kewirausahaan TINGGI, dengan media OHP, Sikap Kewirausahaan RENDAH) 3. A1B1 x A2B1 (Media LCD, Sikap Kewirausahaan TINGGI, dengan media OHP, Sikap Kewirausahaan TINGGI) 4. A2B1 x A2B2 (Media OHP, Sikap Kewirausahaan TINGGI dengan media OHP, Sikap Kewirausahaan RENDAH) 5. A2B1 x A1B2 (Media OHP, Sikap Kewirausahaan Tinggi dengan media LCD, Sikap Kewirausahaan RENDAH) 6. A1B2 x A2B2 (Media LCD, Sikap Kewirausahaan RENDAH, media OHP dengan Sikap Kewirausahaan RENDAH)
commit to user
91,848
F-tabel (1:83; α = 0,05) 3,92
Kesimp.
Signifikan
23,262
3,92
Signifikan
67,238
3,92
Signifikan
0,498
3,92
Tidak Signifikan
17,365
3,92
Signifikan
15,605
3,92
Signifikan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 73
Hasil uji Scheefe sebagaimana tabel di atas diketahui bahwa perbandingan antar sel menunjukkan bahwa dari 6 sel yang dibandingkan, 5 sel menunjukkan nilai yang signifikan. Sedangkan 1 sel yaitu sel A2B1 x A2B2 (Media OHP, Sikap Kewirausahaan TINGGI dengan media OHP, Sikap Kewirausahaan RENDAH) menunjukkan nilai yang tidak signifikan. Artinya tidak terdapat perbedaan mean antara siswa yang memiliki sikap kewirausahaan rendah, dan diajar dengan media LCD dengan yang memiliki sikap kewirausahaan rendah, dan diajar dengan media OHP)
5. Hasil Uji Kesetaraan Uji Kesetaraan dimaksudkan untuk mengetahui apakah kelompok eksperimen dan kelompok kontrol berangkat dari kondisi awal yang sama sebelum eksperimen. Uji kesetaraan dilakukan dengan membandingkan mean pretes antara kelompok eksperimen dan kelompok control, menggunakan uji-t. Hasil analisis Uji-t sebagaimana table berikut: Tabel 4.11: Rangkuman hasil uji Kesetaraan Independent Samples Test Levene's Test for Equality of Variances
F Post-tes
Equal variances assumed
2,316
Sig. ,132
Equal variances not assumed Pre-tes
Equal variances assumed Equal variances not assumed
,139
,710
t-test for Equality of Means
t
Sig. (2-tailed)
df
Mean Difference
Std. Error Difference
95% Confidence Interval of the Difference Lower
Upper
5,499
85
,000
16,5610
3,01182
10,573
22,549
5,502
84,96
,000
16,5610
3,01024
10,576
22,546
,860
85
,392
2,7525
3,20068
-3,6113
9,11631
,860
85,00
,392
2,7525
3,19998
-3,6099
9,11491
Tabel di atas menunjukkan hasil uji-t antar pre-tes menunjukkan nilai thitung sebesar: 0,860, sig. 0,392, berarti tidak signifikan. Artinya tidak terdapat perbedaan kemampuan awal siswa kelas ekperimen dan kelas kontrol sebelum eksperimen dilakukan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 74
C. Pembahasan Hasil Penelitian 1. Pengaruh penggunaan media LCD pembelajaran dan media OHP/OHT terhadap prestasi belajar siswa. Prinsip-prinsip
dalam
pemilihan
media
pembelajaran
menurut
I.G.K.Wardani (2001:2.32) diantaranya adalah kesesuaian/kecocokan dengan materi, dan kesesuaian dengan tingkat kesulitan, tingkat kemampuan belajar dan pola belajar siswa. Artinya tidak semua media cocok atau sesuai dengan semua jenis materi dan semua karakteristik siswa. Media LCD dan OHP memiliki karakteristik, keunggulan dan kelemahan masing-masing ketika diaplikasikan dalam proses pembelajaran. LCD (Liquid Crystal Display) adalah media pendidikan yang berupa peralatan elektronik yang dapat memproyeksikan program-program dari komputer, VCD, maupun DVD pada layar. Sebagaimana karakteristiknya sebagai media berteknologi tinggi, LCD memiliki berbagai keunggulan untuk menyampaikan pesan-pesan atau materi pembelajaran. Sedangkan Overhead Projector (OHP) dan Overhaed Tranparancy (OHT)
dapat
dipergunakan
kembali
secara
berulang-ulang
dan
dapat
diberhentikan setiap waktu sesuai dengan yang dikehendaki karena kontrol sepenuhnya ada di tangan komunikator, sehingga tidak perlu adanya operator pembantu. Dengan demikian jelas bahwa dalam penerapan media LCD, dan OHP/OHT, akan berpengaruh berbeda terhadap prestasi belajar siswa, karena media-media tersebut memang memiliki karakteristik yang berbeda. Apalagi jika diimplementasikan bersamaan dengan metode pembelajaran yang berbeda, akan semakin nampak kekuatan dan kekurangan masing-masing media tersebut. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 75
Hasil penelitian ini menunjukkan nilai F-hitung sebesar: 5,198 dengan taraf signifikansi (sig.) = 0,025, yang berarti signifikan. Karena hasil analisis varians menunjukkan nilai yang signifikan, maka dapat disimpulkan bahwa perbedaan prestasi belajar kewirausahaan yang dicapai siswa merupakan pengaruh dari penggunaan media (LCD dan OHP/OHT), bukan oleh karena faktor lain. Dengan kata lain masing-masing media tersebut memberikan pengaruh yang berbeda terhadap prestasi belajar siswa. Nilai rata-rata (mean) yang diperoleh untuk kelas yang dikenai perlakuan dengan media LCD sebesar: 64,77, sedangkan yang dikenai perlakuan dengan media OHP/OHT sebesar: 54,07. Perbedaan nilai rata-rata (mean) tersebut menunjukkan bahwa besarnya pengaruh penggunaan
media LCD dan OHP
berbeda secara signifikan, dengan keunggulan pada penggunaan media LCD. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa gaya belajar siswa dapat disesuaikan dengan media yang digunakan guru. Media LCD yang secara teoritis memiliki keunggulan-keunggulan dibandingkan media OHP/OHT, nampak sesuai dengan kenyataannya. Siswa ternyata dapat menerima pesan-pesan atau materi pembelajaran dengan lebih baik melalui penggunaan media LCD dibandingkan media OHP. Hasil tersebut menunjukkan bahwa suatu media pembelajaran digunakan tanpa memperhatikan karakteristik siswa dan karakteristik media pembelajaran itu sendiri, maka hasil pengajaran akan jauh dari sasaran. Hal tersebut dapat dimengerti, mengingat dalam penggunaan media LCD disamping pesan dapat disampaikan dengan lebih jelas, lengkap, dan penampilan yang menarik, juga guru dan siswa sama-sama memperhatikan tayangan, yang dapat saja guru commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 76
menambahkan narasi berupa penjelasan atau keterangan. Jadi materi tayangan ditambah penjelasan guru menjadi sangat luas dan lengkap. Sebaliknya, penggunaan media OHP/OHT, justru yang nampak dominan adalah penjelasan guru. Transparansi (OHT) yang ditayangkan hanya menambah atau memperjelas apa yang disampaikan guru. Selain pesan atau materi pembelajaran kurang dapat disajikan secara lengkap dan menarik, penggunaan OHP juga dirasakan seperti penjelasan biasa yang dilakukan guru saat tidak menggunakan media. Hasil penelitian ini sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh IGK Wardani
(2001:2.59),
bahwa
media
OHP/OHT
memiliki
beberapa
keterbatasannya. Yaitu memerlukan persiapan yang baik, terutama, terutama bial mempergunakan teknik-teknik penyajian yang lebih kompleks, dan menuntut perhatian dan penataan letak (layout) proyektor dan layar, agar tidak terjadi distorsi proyeksi. Berdasarkan uraian di atas, nampaknya faktor karakteristik siswa sangat besar pengaruhnya dalam hal efektifitas penggunaan media. Semakin guru dapat menyajikan pesan-pesan atau materi pembelajaran dengan menarik melalui kemasan sebuah media, akan semakin tinggi pula minat dan perhatian siswa, dan dampaknya siswa akan semakin memahami materi atau semakin meningkat prestasi belajarnya. Hal tersebut juga akan menjadikan siswa lebih memahami serta memaknai isi pesan didalam media yang digunakan guru. Dengan kata lein media bukan sekedar sebagai alat, melainkan juga menjadi sarana untuk menjadikan pembelajaran semakin bermakna. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 77
2. Perbedaan prestasi belajar siswa antara yang memiliki sikap kewirausahaan tinggi dengan yang rendah. Sikap merupakan suatu kecenderungan untuk mendekat atau menghindar, posotif atau negatif terhadap berbagai keadaan sosial, apakah itu institusi, pribadi, situasi, ide, konsep dan sebagainya (Gerungan, 2000: 54). Lebih lanjut dimeukakan bahwa sikap merupakan suatu keadaan internal atau keadaan yang masih ada dalam dari manusia. Keadaan internal tersebut berupa keyakinan yang diperoleh dari proses akomodasi dan asimilasi pengetahuan yang mereka dapatkan. Wirausahawan (entrepreneur) adalah orang
yang berjiwa berani
mengambil resiko untuk membuka usaha dalam berbagai kesempatan Berjiwa berani mengambil resiko artinya bermental mandiri dan berani memulai usaha, tanpa diliputi rasa takut atau cemas sekalipun dalam kondisi tidak pasti. (Kasmir, 2007: 18). Tumbuhnya sikap kewirausahaan pada siswa diduga juga akan mempengaruhi pencapaian prestasi belajarnya. Tinggi atau baiknya sikap kewirausahaan siswa akan menggambarkan bagaimana motivasi dan usaha siswa untuk melakukan sesuatu, termasuk perilaku berwirausaha. Motivasi inilah yang akan mendorong siswa untuk menguasai sebanyak mungkin pengetahuan kewirausahaan. Jadi tinggi rendahnya sikap kewirausahaan siswa akan mempengaruhi
pula
tinggi
rendahnya
prestasi
belajar
matapelajaran
kewirausahaan siswa. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan pengaruh yang signifikan pada prestasi belajar kewirausahaan antara siswa yang memiliki commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 78
sikap kewirausahaan tinggi dengan yang memiliki sikap kewirausahaan rendah. Hal tersebut dibuktikan dengan nilai F-hitung sebesar: 76,166, dengan taraf signifikansi (sig.): 0,000. Dilihat dari pencapaian nilai rata-rata (mean) yang diperoleh juga menunjukkan adanya perbedaan. Siswa yang memiliki sikap kewirausahaan rendah hanya mencapai nilai rata-rata prestasi belajar kewirausahaan sebesar: 46,37, sedangkan siswa yang memiliki sikap kewirausahaan tinggi memperoleh nilai rata-rata (mean) prestasi belajar kewirausahaan sebesar: 66,74. Hasil analisis tersebut mendukung teori yang dikemukakan Merdith (2002) yang menyatakan bahwa salah satu ciri sikap wirausaha adalah rasa percaya diri. Percaya diri merupakan paduan sikap dan keyakinan seseorang dalam menghadapi tugas atau pekerjaan, yang bersifat internal, sangat relatif dan dinamis dan banyak ditentukan
oleh
kemampuannya
untuk
memulai,
melaksanakan
dan
menyelesaikan suatu pekerjaan. Kepercayaan diri akan mempengaruhi gagasan, karsa, inisiatif, kreativitas, keberanian, ketekunan, semangat kerja, kegairahan berkarya. Kunci keberhasilan dalam bisnis adalah untuk memahami diri sendiri. Oleh karena itu wirausaha yang sukses adalah wirausaha yang mandiri dan percaya diri. Siswa yang memiliki sikap kewirausahaan tinggi adalah siswa yang juga memiliki rasa percaya diri tinggi. Siswa yang memiliki kepercayaan diri tinggi selalu optimis, sehingga dapat mencapai prestasi belajar yang tinggi pula. Sebaliknya, siswa yang tidak memiliki rasa percaya diri yang tinggi cenderung lemah dan psemistis dalam menghadapi sesuatu, termasuk dalam belajar. Sehingga prestasi belajar yang dicapainya juga tidak maksimal atau rendah. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
3. Interaksi
digilib.uns.ac.id 79
antara
penggunaan
media
(LCD–OHP)
dan
sikap
kewirausahaan (tinggi-rendah) terhadap prestasi belajar siswa. Wirausaha yang sukses menurut Suryana (2003: 14) pada umumnya adalah mereka yang memiliki kompetensi yaitu: seseorang yang memiliki ilmu pengetahuan, keterampilan dan kualitas individu yang meliputi sikap, motivasi, nilai serta tingkah laku yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan/kegiatan. Kompetensi tersebut dapat diupayakan diantaranya melalui kegiatan pembelajaran yang dirancang secara kreatif dan inovatif, misalnya melalui penggunaan media pembelajaran. Penggunaan media dalam pembelajaran menurut Hamalik (2003: 2002001), pada dasarnya merupakan sarana lain pada proses pembelajaran, baik sebagai penjelas dari bahan ajar maupun dibuat secara mandiri untuk keperluan siswa. Dengan media pembelajaran, bahan pelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh para siswa, dan memungkinkan siswa menguasai tujuan pembelajaran lebih baik. Penggunaan media pembelajaran diasumsikan akan meningkatkan aktivitas, partisipasi dan responsi siswa terhadap proses pembelajaran. Peningkatan
partisipasi
akan
meningkatkan
kebermaknaan
pembelajaran,
sedangkan peningkatan responsi menunjukkan kepekaan dan perhatian siswa yang meningkat terhadap materi yang sedang dipelajarinya. Penggunaan media dalam pembelajaran pada dasarnya juga merupakan sarana lain pada proses pengajaran, baik sebagai penjelas dari bahan ajar maupun dibuat secara mandiri untuk keperluan siswa. Dengan media pembelajaran, bahan pelajaran akan lebih jelas commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 80
maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh para siswa, dan memungkinkan siswa menguasai tujuan pengejaran lebih baik. Sikap kewirausahaan merupakan faktor lain yang juga diduga kuat pengaruhnya terhadap prestasi belajar matapelajaran Kewirausahaan. Sikap kewirausahaan lebih menggambarkan hal-hal yang tidak nampak, sedangkan prestasi belajar kewirausahaan lebih merupakan hasil pengukuran pengetahuan (kognitif) mengenai kewirausahaan. Secara asumtif, penggunaan media pembelajaran dan tumbuhnya sikap kewirausahaan pada diri siswa diduga akan menumbuhkan minat dan ketertarikan siswa untuk mempelajari materi, yang pada gilirannya akan meningkatkan prestasi belajarnya. Hasil penelitian ini diketahui bahwa untuk hasil analisis varians interaksi antara penggunaan media dan siksp kewirausahaan (A*B) diperoleh hasil F-hitung = 11,690, dengan taraf signifikansi (sig.) = 0,001. Hasil ini menunjukkan bahwa penggunaan media dan sikap kewirausahaan secara bersama-sama terbukti berpengaruh signifikan terhadap prestasi belajar siswa. Berdasarkan hasil uji lanjut (uji Scheefe) juga menunjukkan bahwa 5 dari 6 sel menunjukkan adanya perbedaan mean yang signifikan. Hanya sel A2B1 x A2B2
(Sikap
Kewirausahaan
RENDAH,
media
LCD
dengan
Sikap
Kewirausahaan RENDAH, media OHP) menunjukkan nilai yang tidak signifikan. Artinya tidak terdapat perbedaan mean antara siswa yang memiliki sikap kewirausahaan rendah, dan diajar dengan media LCD dengan yang memiliki sikap kewirausahaan rendah, dan diajar dengan media OHP) commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 81
Untuk memperjelas hasil analisis tersebut perlu diperhatikan perbedaan nilai rata-rata (mean) prestasi belajar yang dicapai masing-masing kelompok siswa, sesuai dengan peringkatnya, sebagai berikut: Peringkat pertama, kelompok yang menggunakan media LCD dan memiliki sikap kewirausahaan tinggi, yaitu memperoleh rata-rata (mean) prestasi belajar sebsar: 72,27. Peringkat kedua, kelompok yang menggunakan media OHP dan memiliki sikap kewirausahaan tinggi, yaitu memperoleh rata-rata (mean) prestasi belajar sebsar: 59.38. Peringkat ketiga, kelompok yang menggunakan media OHP dan memiliki sikap kewirausahaan rendah, yaitu memperoleh rata-rata (mean) prestasi belajar sebsar: 47,37. Peringkat keempat, kelompok yang menggunakan media LCD dan memiliki sikap kewirausahaan rendah, yaitu memperoleh rata-rata (mean) prestasi belajar sebsar: 44,79. Penggunaan media LCD dengan sikap kewirausahaan tinggi menunjukkan hasil yang paling baik. Temuan tersebut sesuai dengan asumsi teori yang telah dikemukakan sebelumnya, bahwa media pembelajaran harus dapat digunakan untuk menstimulasi siswa dalam belajar. Dengan demikian media pembelajaran yang ditampilkan harus menarik perhatian siswa, sehingga siswa senang mengutak-atik dan ingin menelaah konsep lebih jauh pesan dalam media pembelajaran tersebut (Djamarah, 2002:143). Media LCD terbukti dapat memenuhi hal tersebut, karena terbukti menarik perhatian siswa. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 82
Hasil-hasil analisis yang dipaparkan di atas juga diperkuat oleh besarnya nilai koefisien determinasi, yaitu perbandingan jumlah ‘sum of square’ antara “Corrected model” dan “corrected total” berupa output koefisien determinasi adalah: 0,550 (dipakai Adjusted R squared/yang disesuaikan). Hasil tersebut menjelaskan bahwa dua variabel, yaitu penggunaan media dan sikap kewirausahaan
dapat
menerangkan
pengaruh
sebesar:
55,00%
terhadap
pencapaian prestasi belajar siswa. Artinya masih terdapat faktor lain sebesar 45,00% yang dijelaskan oleh faktor atau variabel lain yang tidak teridentifikasi atau tidak diteliti. Sumbangan dua variabel tersebut sudah cukup besar dan berarti, mengingat bahwa prestasi belajar yang dicapai siswa memang dipengaruhi oleh banyak faktor. Sebagaimana asumsi teori yang menyatakan bahwa prestasi belajar yang dicapai peserta didik tergantung pada apa yang dipelajari, bagaimana bahan pelajaran itu dipelajari dan faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar. Perbedaan dalam prestasi belajar yang dicapai peserta didik disebabkan beberapa faktor, diantaranya: Kematangan akibat kemajuan umur, latar belakang pribadi masing-masing, sikap dan bakat terhadap suatu bidang pelajaran, jenis mata pelajaran yang diberikan dan sebagainya. Untuk lebih memperjelas hasil analisis tersebut dilakukan uji scheefe untuk melihat perbandingan mean antar kelompok, hasilnya sebagaimana tabel berikut:
D. Keterbatasan Penelitian Beberapa keterbatasan penelitian ini dapat dikemukakan sebagai berikut: commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 83
1. Keterbatasan generalisasi hasil penelitian. Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas XI SMK PGRI 3 dan SMK Pawyatan Daha Kota Kediri. Oleh sebab itu hasil penelitian ini tidak dapat digeneralisasikan untuk siswa secara keseluruhan dalam satuan pendidikan SMK, misalnya untuk kelas X atau kelas XII. 2. Keterbatasan Matapelajaran dan bahan kajian. Penelitian ini dilakukan pada matapelajaran Kewirausahaan, oleh sebab itu kesimpulan hasil penelitian ini juga tidak dapat berlaku untuk semua matapelajaran di SMK, melainkan hanya terbatas untuk matapelajaran Kewirausahaan. 3. Keterbatasan instrumentasi. Pengumpulan data penelitian ini menggunakan tes dan kuesioner yang belum dapat dikatakan terstandarisasi. Instrumen yang digunakan adalah buatan guru yang belum distandarkan, meskipun dalam penyusunannya telah mempertimbangkan prinsip-prinsip yang berlaku, misalnya validitas, reliabilitas, praktikabilitas, dan ekonomis. Selain itu juga telah melewati proses uji coba (try out) empirik. 4. Keterbatasan pengontrolan variabel Masih perlu dilakukan penelitian lanjutan atau diulang-ulang untuk meyakinkan hasil penelitian ini, karena dalam penelitian ini hanya dua variabel pembelajaran saja yang dimanipulasi yaitu penggunaan media (LCD
dan
OHP)
dan
sikap
kewirausahaan.
Sedangkan
yang
mempengaruhi prestasi belajar siswa masih banyak faktor atau variabel, misalnya intelegensi, kemampuan guru, gaya belajar siswa, model commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 84
pembelajaran yang digunakan, dan lain-lain. Selain itu kondisi-kondisi dan faktor-faktor lain yang tidak teridentifikasi yang juga merupakan faktor yang diduga berhubungan dengan pencapaian prestasi belajar siswa dianggap tidak memberikan pengaruh signifikan terhadap proses pelaksanaan eksperimen. 5. Karakteristik siswa dan guru Siswa yang menjadi subyek penelitian ini memiliki potensi dan karakteristik yang berbeda-beda (heterogin), demikian pula dengan guru juga
memiliki
berbagai
keterbatasan,
baik
penguasaan
teknik
pembelajaran, maupun penguasaan materi pelajaran. Kenyataan ini tidak dilakukan kontrol selama proses penelitian, karena siswa diasumsikan homogen, dan guru diasumsikan memenuhi sndra kelayakan sebagai guru matapelajaran Kewirausahaan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB V SIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN
A. Simpulan. Setelah seluruh hasil analisis dideskripsikan dan dibahas, berikut ini akan dikemukakan pokok-pokok simpulan sebagai berikut: 1. Terdapat perbedaan pengaruh yang signifikan pada prestasi belajar siswa antara yang menggunakan media LCD, dan OHP. 2. Terdapat perbedaan pengaruh yang signifikan pada prestasi belajar siswa antara yang memiliki sikap kewirausahaan tinggi dengan yang rendah. 3. Terdapat interaksi pengaruh yang signifikan antara penggunaan media dan sikap kewirausahaan terhadap prestasi belajar siswa.
B. Implikasi Berdasarkan simpulan hasil penelitian tersebut di atas, dapat dikemukakan implikasi teoritis maupun praktis sebagai berikut: Secara teoritis sesuai dengan prinsip bahwa pembelajaran Kewirausahaan dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) tidak boleh hanya mengutamakan hasil akhir pembelajaran berupa nilai yang diukur berdasarkan penguasaan konsep kewirausahaan. Kompetensi sebagai hasil belajar siswa juga harus dilihat bagaimana proses untuk mendapatkan kompetensi tersebut. Oleh karena itu sikap kewirausahaan hanyalah merupakan gambaran kondisi awal yang memberikan informasi kepada guru untuk mengelola kegiatan pembelajaran. Artinya sikap kewirausahaan yang dimiliki siswa dapat commit to saja user tidak akan ada manfaatnya bagi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 86
pengembangan pembelajaran jika tidak disadari dan dimanfaatkan oleh guru untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran itu sendiri. Hasil penelitian ini membuktikan hal tersebut, bahwa dengan menggunakan media pembelajaran LCD dan OHP sikap kewirausahaan siswa dapat menjadi berpengaruh signifikan terhadap perolehan hasil belajar siswa. Implikasi praktis dari simpulan hasil penelitian ini adalah hasil belajar kewirausahaan yang dicapai siswa juga terkait dengan konteks pemahaman siswa mengenai dunia nyata (dunia usaha/dunia industri). Dengan demikian sangat perlu sebanyak mungkin siswa mengenal bagaimana duania bisnis tersebut dijalankan. Semakin banyak siswa memahami seluk beluk dunia bisnis, diduga akan semakin meningkat sikap wirausahanya, dan pada akhirnya juga akan meningkatkan hasil belajarnya. Implikasi praktis lainnya adalah pada kemauan guru berinovasi dalam pembelajaran. Melalui pemanfaatan media atau sumber-sumber belajar akan dapat ditingkatkan tidak hanya hasil belajar siswa, tetapi juga kualitas proses belajar atau aktivitas belajar siswa. Jika penggunaan media berteknologi masih dirasakan sebagai hal yang belum mungkin dilakukan guru, hendaknya tetap ada upaya untuk mencari alternatif-alternatif media lain.
C. Saran-Saran Berdasarkan simpulan hasil penelitian tersebut diatas, diberikan saran atau rekomendasi khususnya bagi para guru, sebagai berikut: 1. Sebelum
guru
memutuskan
untuk
menerapkan suatu
media dalam
pembelajaran, hendaknya guru melakukan analisis materi dengan maksud untuk mempertimbangkan sekali lagi apakah karakteristik materi atau bahan commit to user kajian memang sesuai jika digunakan media tersebut. Hal ini sesuai dengan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 87
hasil penelitian ini yang membuktikan bahwa OHP yang sering digunakan guru, yang selama ini dianggap sesuai untuk semua karakteristik materi, terbukti tidak benar. Akibatnya metode serta sumber-sumber belajar lainnya akan berfungsi kurang efektif. 2. Peran guru dalam pembelajaran khususnya matapelajaran Kewirausahaan sesuai dengan tuntutan kurikulum baru berbasis KBK harus mau bergeser dari pengajar atau instruktur ke peran sebagai fasilitator. Biarkan siswa berusaha sendiri untuk memahami materi pembelajaran melalui pengalaman belajar yang mereka pilih sendiri. Hal ini terbukti dari hasil penelitian ini yang membuktikan bahwa Sikap kewirausahaan yang tinggi secara langsung maupun tidak langsung juga akan mempengaruhi pencapaian prestasi belajar siswa. 3. Kreatifitas dan inovasi dalam pembelajaran sebaiknya juga tidak berhenti untuk dilakukan guru. Misalnya dalam mengadakan media pembelajaran dengan LCD guru akan banyak memperolah pengalaman belajar, mulai dari proses perencanaan dan pembuatan medianya hingga hasil akhir ketika diterapkan dalam pembelajaran di kelas. Disamping keberhasilan belajar siswa, guru akan memperoleh kepuasan jika karya berupa media tersebut benar-benar dapat membantu siswa dalam memperoleh pengalaman belajarnya. 4. Sejauh ini pengetahuan guru mengenai media, khususnya media yang menggunakan teknologi canggih masih sangat terbatas. Oleh sebab itu kepada Pemerintah, dalam hal ini adalah Dinas Pendidikan untuk memberikan pelatihan media kepada guru, sekaligus memberikan bantuan alat-alat yang diperlukan. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 88
5. Khusus mengenai penggunaan media LCD berikut pembuatan materi program untuk tayangannya, pada umumnya guru menganggap pembuatannya sulit dan mahal, padahal tidak demikian. Maka Kepala Sekolah disarankan untuk mendorong agar guru-guru mau mencobanya. Melalui pelatihan sederhana dan singkat saja guru-guru sudah akan dapat membuat dan menggunakan media LCD, apalagi saat ini komputer atau laptop bukan lagi menjadi barang mewah yang hanya dimiliki oleh sebagian kecil guru, melainkan telah menjadi barang kebutuhan setiap guru.
commit to user