Pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini perlu diarahkan pada peletakan
... dokumentasi. Hasil dari penelitian ini adalah bahwa penerapan pendekatan
BCCT ini mendasarkan kegiatan pada .... Kecerdasan jamak adalah sebuah.
EVALUASI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BCCT SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN MULTIPLE INTELLIGENCES PADA ANAK USIA 2- 4 TAHUN DI PAUD AZZAHRAH SURABAYA Eka Mandasari Pendidikan Luar Sekolaah- Univessitas Negeri Surabaya Abstrak Pentingnya pendidikan anak sejak usia dini menyebabkan adanya pendekatan tertentu untuk mengembangkan potensi yang dimiliki. Pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini perlu diarahkan pada peletakan dasar-dasar yang tepat bagi pertumbuhan dan perkembangan manusia seutuhnya. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan alat pengumpul data berupa observasi, wawancara, dan studi dokumentasi. Hasil dari penelitian ini adalah bahwa penerapan pendekatan BCCT ini mendasarkan kegiatan pada pijakan yaitu pemberian dukungan yang diberikan oleh pendidik pada peserta didik yang disesuaikan dengan tingkat perkembangan anak. Adapun tugas pendidik adalah sebagai fasilitator, kordinator, evaluator, inspirator, mediator, labelling dan modelling bagi peserta didik. Kata kunci: Kecerdasan Anak Abstract The importance of education from an early age led to a particular approach to develop its potential. Growth and development of early childhood needs to be directed at laying the right foundations for the growth and development of the whole person. This study used a qualitative approach to data collection tools such as observation, interviews, and documentation. Results from this study is that the application of the BCCT approach based on ground activity is the provision of support given by teachers on learners that are tailored to the child's development level. The task of educators is as facilitator, coordinator, evaluator, inspiration, mediator, labeling and modeling for students. Keywords: Child Intelligence
PENDAHULUAN Masa prasekolah merupakan masa yang
dan berpartisipasi secara wajar sesuai dengan harkat
penting dan kritis dalam kehidupan manusia. Setiap
dan
martabat
kemanusiaan,
serta
mendapat
aspek perkembangannya baik fisik, mental, dan sosial
perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi. (
kepribadian harus ditangani dengan baik. Dalam
Mansur 2005: 18)
perkembangan anak usia prasekolah hal yang paling Berdasarkan uraian di atas menarik minat
menonjol adalah perkembangan sosialisasi dan perkembangan kognitifnya.
peneliti
untuk
meneliti
lebih
jauh
mengenai
pengembangan program pendidikan anak usia dini. Upaya pengembangan seluruh potensi anak
Yang berhubungan dengan model pembelajaran yang
harus dimulai pada usia dini agar pertumbuhan dan
efektif
untuk
membantu
dalam
meningkatkan
perkembangan anak tercapai secara optimal. Hal itu
multiple intelegence yang mereka miliki. Oleh karena
sesuai dengan hak anak sebagaimana diatur dalam
itu perlu dilakukan penelitian tentang “ Evaluasi
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2003 tentang
Penerapan Model Pembelajaran BCCT Sebagai
perlindungan anak yang menyebutkan bahwa setiap
Upaya Peningkatan Multiple Intelegences Pada
anak berhak untuk hidup, tumbuh dan berkembang
Anak Usia 2-4 Tahun Di KB- TK Az-Zahra ”.
A. Fokus Penelitian. 1.
2.
Bagaimana
mutu pembelajaran serta menjadi penerapan
bahan
model
melaksanakan pendampingan yang
Zahrah?
dapat membantu mengembangkan
Apakah faktor penghambat dan
kecerdasan anak .
dalam
pembelajaran
3.
pendidikan di masa yang akan
Penerapan
datang.
Model
Pembelajaran
Multiple Inteligences pada Anak
D. Devinisi Operational 1.
kegiatan
Zahrah .
melalui pengumpulan, penerapan,
Mendeskripsikan dan menganalisis
serta
faktor
masukan
untuk
keputusan
mengenai
penghambat Model
dalam
Pembelajaran
sistematis
penyajian
dalam
data
dan
sebagai
pengambilan penerapan
BCCT Sebagai Upaya Peningkatan
model pembelajaran BCCT sebagai
Multiple Inteligences pada Anak
upaya
Usia 2-4 Tahun di PAUD Az-
intelligences.
Zahrah .
pembelajaran BCCT adalah suatu
Mendeskripsikan dan menganalisis
metode atau pendekatan dalam
faktor pendukung dalam Penerapan
penyelenggaraan pendidikan anak
Model
usia dini dan merupakan perpaduan
Sebagai
Pembelajaran Upaya
BCCT
antara
Peningkatan
Usia 2-4 Tahun di PAUD Az-
peningkatan
teori
2.
dan
pengalaman
kemampuan
menyelesaikan
Manfaat Hasil Penelitian
Penerapan
Peningkatan Multiple Intelligences adalah
Zahrah .
multiple
praktik.
Multiple Inteligences pada Anak
2.
Evaluasi penerapan BCCT adalah
Usia 2-4 Tahun di PAUD Az-
Penerapan
1.
sumbangan
Mendeskripsikan dan menganalisis
BCCT Sebagai Upaya Peningkatan
C.
memberikan
pemikiran demi peningkatan mutu
B. Tujuan Penelitian
3.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat
BCCT di PAUD Az Zahrah?
2.
dalam
pembelajaran BCCT di PAUD Az-
pendukung
1.
pertimbangan
masalah
yang
kehidupan
nyata
Penelitian ini bermanfaat untuk
terjadi
menambah
sehari-hari. Menurut Gardner (
wawasan
dan
dalam
untuk
pengalaman dalam bidang ilmiah
dalam
Musfiroh
yang terkait dengan pengembangan
kecerdasan
dalam
model pembelajaran BCCT pada
intelligences
meliputi
pendidikan anak usia 2- 4 tahun.
Kecerdasan Verbal – Lingustik
Sebagai bahan masukan dalam
(Bahasa),
rangka meningkatkan kualitas dan
Kinestetika, (4) Visual spasial, (5)
(2)
2010:
12)
multiple :
Matematika,
(1)
(3)
Musikal,
(6)
Naturalistik,
(7)
b.
Penerapan Model Pembelajaran BCCT
Interpersonal, (8) Intrapersonal 3.
Faktor
penghambat
dan
problematika
BCCT ) adalah suatu model atau pendekatan
yang dihadapi dalam pelaksanaan
dalam penyelenggaraan pendidikan anak
model pembelajaran BCCT. Entah
usia dan merupakan perpaduan antara teori
problem itu dihadapi oleh kepala
dan pengalaman prakti. ( Yuliani 2009: 216).
pendukung
adalah
sekolah
dalam
mengembangkannya, masing-masing
kordinator
sentra
melaksanakan
yang
kegiatan
main, yaitu: (1) main sensorimotor,
atas
kegiatan
proses
belajar belajar. Untuk menjelaskan problematika metode
dalam
penerapan
pembelajaran
melalui
metode Beyond Centers and Circle Time (BCCT) akan dibahas dalam dua
kategori
mengenai
yang
faktor
Ciri-ciri Model Pembelajaran BCCT Model ini menggunakan 3 jenis
mendukung
berlangsungnya
c.
dalam
pembelajaran maupun tenaga lain
pertama
intern
dan
anak
main
dengan
denda
untuk
membangun persepsi, (2) Main Peran, anak bermain dengan benda untuk mewujudkan
untuk
membantu
menghadirakan konsep yang sudah dimilikinya, (3) Main Pembangunan, anak bermain dengan benda untuk mewujudkan
ide/
gagasan
yang
dibangun dalam pikirannya menjadi sesuatu bentuk nyata.
eksternal. KAJIAN PUSTAKA a.
Model Beyond Center and Circle (
faktor
d. Penataan Lingkungan Main Penempatan alat main yang tepat
Model Evaluasi peneliti
memungkinkan anak untuk mandiri,
menggunakan model evaluasi Illuminatif (
disiplin, bertanggung jawab, memulai
Parlet dan Hamilton). Menurut model ini,
dan mengakhiri main, ksifikasi.
Dalam
hal
ini
evaluasi adalah studi mengenai pelaksanaan
Penataan alat dan bahan selama
serta
main seharusnya mendukung anak
pengaruh program terhadap hasil belajar.
untuk membuat keputusan sendiri,
Hasil
mengembangkan ide, menuangkan ide
program,
pengaruh
evaluasi
penyempurnaan
ini
lingkungan,
digunakan
program.
Data
untuk yang
digunakan dalam model ini lebih banyak merupakan data subyektif hasil keputusan (judgment) dari berbagai pihak.
menjadi
karkarya
nyata,
mengembangkan kemampuan social. Penataan alat dan bahan main memungkinkan anak main sendiri, main
berdampingan, main bersama dan main
Menurut Gardner dalam Musfiroh
bekerja sama. Dua
e.
( 2010: 1.12) kecerdasan dalam multiple
hal
penting
diperhatikan
intelligences meliputi: Kecerdasan Verbal –
dalam pelaksanaan BCCT , yaitu : Pijakan
Lingustik
Pengalaman Main, Pijakan Pengalaman
Logika/Matematika,
Main Setiap anak, dan Pijakan Pengalaman
spasial,
Setelah Bermain
Intrapersonal dan Spiritual.
Multiple Intelligences
f.
(Bahasa),
Kecerdasan
Kinestetika,
Musikal,
Visual
Interpersonal,
Penilaian
Teori kecerdasan Multipel adalah
Sistem penilaian yang dilakukan
teori yang dikembangkan Howard Gardner,
untuk anak usia dini memiliki keakhasan,
yang menyatakan bahwa setiap manusia
berbeda dengan penilaian terhadap orang
mempunyai
yang
dewasa. Sedangkan tehnik pelaksanaan
berbeda-beda. Teori yang pertama ditulis di
evaluasi dapat dilakukan dengan beberapa
buku Frames of Mind: The Theory of
cara, antara lain:
berbagai
kecerdasan
Multiple Intelligences, menyatakan bahwa
i. pengamatan
setiap orang mempunyai jenis kecerdasan
ii. pencatatan anekdot
yang berbeda-beda dengan tingkat yang
iii. portofolio1
berbeda-beda. Oleh karena itu, setiap orang mempunyai profil kognitif yang berbeda-
HASIL DAN PEMBAHASAN a.
beda. (Hasan 2009: 119)
Evaluasi
Penerapan
Pembelajaran
BCCT
penilaian yang melihat secara deskriptif
Upaya Peningkatan
sebagai
Az- Zahrah
individu
menggunakan
kecerdasannya untuk memecahkan masalah dan
menghasilkan
Gardner,
1997:27-46
sesuatu.
Menurut
dalam
Bambang
Sujiono ( 2010: 49)
(Beyond
Centre and Circle Time) Sebagai
Kecerdasan jamak adalah sebuah
mana
Model
di PAUD
1 Penerapan Metode BCCT di Sentra Balok Perkembangan yang diasah pada sentra balok ini adalah perkembangan sosial
Stern dalam Nurani Sujono ( 2009:
karena metode di sentra balok ini disetting
177) mendefinisikan intelegensi sebagai
dengan
disposisi
untuk
Setiap anak mencari pasangannya sendiri
menentukan tujuan tujuan baru dalam
sesuai dengan pilihannya. Setiap anak di
hidup, membuat dan mempergunakan alat
suruh berpasang-pasangan dan menduduki
untuk mencapai tujuan tertentu.
alas balok yang sudah disediakan. Anam, ( :
untuk
bertindak,
bermain
berpasang-pasangan.
.190-192). Hal ini bertujuan bahwasanya
anak akan berkomunikasi dengan anak yang
penyettingan yang seperti pada lingkungan
lain yang secara tidak sadar mereka akan
yang sebenarnya. Pendidik dalam sentra ini
melakukan diskusi.
menghadirkan dunia nyata ke dalam kelas
Selain itu, pada sentra balok ini perkembangan
yang
diasah
adalah
perkembangan bahasa, yakni kemampuan
dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimiliki dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari.
berbicara anak. Hal ini terlihat ketika anakanak bermain balok secara berpasang-
2.
Musik dan Olah Tubuh
pasangan. Di samping itu manfaat dari sentra
balok
ini
adalah
pemberianpengenalan skala, pada konsep matematika, simetris asimetris dan yang lainnya
yang
dikemas
dalam
bentuk
permainan.
Penerapan Metode BCCT di Sentra
Perkembangan
motorik, kognitif dan kinestetik melalui pengenalan bunyi dan mengenal ciptaan
3.
Penerapan Metode BCCT di Sentra Persiapan
Pada main peran membolehkan anak memproyeksikan diri ke masa depan, kembali
mengembangkan
masa
lalu,
ketrampilan
dan
khayalan.
Main peran di yakini menjadi terapi bagi anak yang mengalami traumatik. Pada main peran mikro, anak memainkan peran melalui tokoh yang diwakili benda-benda
dengan
dalam
sentra ini adalah perkembangan sensori
Bermain Peran
berukuran
diasah
Allah.
2 Penerapan Metode BCCT di Sentra
menciptakan
yang
kecil.
Contohnya
binatang-binatang
dan
kandang orang-
orangan kecil. Sedangkan pada pera main makro anak diajak memainkan tokoh
Sentra persiapan merupakan salah satu sentra yang mengasah kemampuan kognitif dan motorik halus pada anak. Dalam
sentra
ini,
berbagai
bentuk
permainan banyak disajikan. Akan tetapi, permainan yang paling banyak menyiapkan untuk persiapan sekolah selanjutnya. Yakni ke persiapan utuk ke jenjang selanjutnya. Sentra ini merupakan “bengkel kerja” bagi anak-anak
guna
mengoptimalkan
kemampuan keaksaraan pada anak sejak dini.
dengan menggunakan alat berukuran besar Dari kegiatan sentra persiapan ini,
(ukuran sesungguhnya). Contohnya, anak memakai baju dan menggunakan kardus
anak
besar yang dianggap sebagai mobil-mobilan
membaca.
atau binatang. Di sini anak diajak untuk
membaca terasah alam sentra ini. Karena
masuk
pada sentra persiapan titik tekan yang
dalam
dunia
nyata
dengan
diharapkan
untuk
selalu
belajar
Kemampuan
anak
untuk
ditonjolkan adalah pengenalan keaksaraan.
1. Kreativitas Pendidik
Jadi banyak hal yang ditemukan di sini. 4.
Faktor pendidik yang harus kreatif , inovatif
Penerapan Metode BCCT di Sentra
dan harus menjadi inspirator bagi peserta didiknya.
Bahan Alam 2. Mengubah Karakter Pendidik Penerapan di sentra cair dan Mengubah karakter pendidik merupakan
bahan alam ini memiliki beberapa manfaat. Adapun manfaat dari sentra cair dan bahan
kendala awal dalam menerapkan metode BCCT di KB- TK Az- Zahrah. Dalam menerapakan metode ini
alam adalah:
karakter pendidik harus dirubah terlebih dahulu, a)
Anak bermain untuk memperoleh sesuatu
pendidik tidak boleh mengpendidiki, tidak boleh
dengan
menyuruh, menggunakan bahasa yang positif dan
cara
bereksplorasi
.bereksperimen/percobaan
dan tentang
selalu memberi motivasi.
mengembangkan pengetahuan diri sendiri. b) Mengenal main dan bahan sifat cair anak dapat mengekspresikan dirinya dengan bahan-bahan seperti air, cat, crayon, pasir,
(b) Problem Pendidik dalam menerapkan Metode BCCT (Beyond Centers and Circle Time ) 1. Kreativitas pendidik
biji-bijian atau bahan-bahan mulai dari sifat Masih banyak memanfaatkan densitas saja.
yang paling cair hingga ke paling terstruktur
c)
seperti puzzle.
Peranan pendidik sebagai insipirator bagi anak
Sentra bahan sifat cair memfokuskan anak
sebagai
kepada pemberian kesempatan anak untuk
diaplikasikan secara penuh.
mengembangkan ketrampilannya melalui bahan-bahan bermain dari bahan alam yang
Penghambat
dalam
pembelajaran
masih
belum
densitas
masih
2. Sarana dan Prasarana (Densitas)
beragam melalui sentra. b. Faktor
pusat
sangat
Dalam
penerapannya,
kurang
dalam
membantu
merangsang
Penerapan Model Pembelajaran
perkembangan anak usia dini. Untuk densitas masih
BCCT ( Beyond Center and Circle
dibatasi dan masih dalam tahap pengembangan.
Time) sebagai Upaya Peningkatan Multiple Inteligence pada anak usia 2- 4 Tahun di KB- TK Azzahrah (a) Problem Kepala Sekolah dalam menerapkan Metode BCCT (Beyond Centers and Circle Time )
3. Kurikulum Kurikulum
di
katakan
sebagai
faktor
penghambat karena PAUD KB- TK Az- Zahrah berada di bawah Pendidikan Luar Sekolah meskipun di bawah Diknas, namun PAUD non formal masih belum memiliki kurikulum yang tetap.
4. Manajemen Waktu
sangat jauh dari keramaian. Sehingga lingkungan sekolah sangat kondusif ketika
Kurangnya waktu dalam penerapan metode BCCT
ini
mempengaruhi
dalam
mengadakan kegiatan belajar mengajar.
kegiatan
Dan target pembelajarana dapat tercapai
pembelajaran yang ada. Dalam kurun waktu satu setengah
jam
ini
anak
harus
dengan seoptimal mungkin.
menyelesaikan
beberapan tahapan yang dilalui. Tahapan yag harus
2
Kompetensi Kepala Sekolah
dilalui harus melalui empat pijakan. Yakni pijakan
Kepala
lingkungan, sebelum main, saat main dan sesudah
Sekolah
adalah
salah
pendukung terbeasar dalam pelaksanaan
main atau yang disebut recalling. Akhirnya dalam
penerapan metode sentra dan lingkaran ini.
kegiatan belajar mengajar ini terkesan terburu-buru
Landasan awal penerapan metode BCCT ini
dan anak kurang merasakan kekurangan karena
salah satunya adalah wujud aplikasi beliau
pendidik-pendidik sudah menginstruksikan dengan
karena sudah mendapatkan lisensi dan ahli
kata time is up yang berarti seluruh kegiatan harus
dalam
selesai dan berganti dengan tahapan selanjutnya.
bidang
pembelajaran
dengan
menggunakan metode sentra dan lingkaran. Karena dirasa sangat bermanfaat dan
5. Orang Tua
sangat Peran orang tua dalam pembelajaran ini
mengoptimalkan
perkembangan
anak dan pentingnya pendidikan bagi anak
sangat besar sekali. Selain pendidik, orang tua harus
usia dini di seluruh indonesia ini, maka
memahami secara penuh metode sentra dan
Kepala Sekolah
lingkaran. mengingat waktu kegiatan anak dalam sehari lebih banyak di habiskan di lingkungan
b) Faktor Internal
rumahnya. Hal ini membuat anak mengalami
1
Kompetensi Tenaga Pendidik Pendidik
kebingungan dalam menyamakan konsep pemikiran
atau
pendidik
adalah
faktor pendukung dalam pencapaian target
antara di sekolah dan di rumah.
sebuah
pembelajaran.
Pendidik
sebagai
B. Faktor Pendukung Dalam Penerapan
fasilitator, mediator, inspirator, kordinator,
Metode BCCT (Beyond Centre and Circle
modelling dan labelling harus menjadi
Time)
jembatan keberhasilan peserta didik. Di KB-
a)
Sebagai
Upaya
Peningkatan
Multiple Inteligence pada anak usia 2- 4
TK
Tahun di PAUD Az- Zahrah
adalah para pendidik yang profesional dan
Faktor Eksternal
berkompeten di dalam pendidikan anak. Hal
1
ini terbukti,seluruh pendidik yang ada sangat
Lokasi Sekolah Letak sekolah KB-TK Az- Zahrah ini
memang terletak di tempat yang sangat strategis. Mengingat letak sekolah ini
Az-
Zahrah
memahami metode
betul
BCCT
pendidik-pendidiknya
mengenai ini
penerapan
sehingga
sangat
memahami betul tahap-tahap perkembangan anak. Selain itu, seluruh pendidik yang ada
memiliki
kesamaan
visi
dalam
SIMPULAN DAN SARAN
mengembangkan pendidikan anak usia dini. 2
SIMPULAN DAN SARAN
Peran Kepala Sekolah Adapun peran Kepala Sekolah dalam
menerapkan
adalah
sebagai
pendidik-pendidik
metode
BCCT
motivator
bagi
sehingga
dapat
meningkatkan mutu dan kualitas dalam bentuk
sherring/diskusi
penghargaan pendidik
dan
terhadap yang
Berdasarkan
hasil
penelitian
mengenai
Penerapan Metode BCCT (Beyond Centers and Circle Time) di KB-TK Az- Zahrah dapat diperoleh kesimpulan bahwasannya: 1.
Penerapan Metode BCCT (Beyond Centers
juga
and Circle Time) di KB-TK Az- Zahrah di
pendidik-
design dalam lima sentra yaitu sentra
untuk
persiapan, Sentra balok, sentra bahan alam,
pantas
sentra bermain peran, sentra musik dan olah
mendapatkannya.
tubuh. Setiap kelas didampingi satu pendidik 1.
Peran pendidik
yang bertanggung jawab pada sekitar 5- 10
Peran
pendidik
murid (Small Class) model Moving Class
dalam
yakni sesuai dengan sentra gilirannya.
menerapkan metode BCCT adalah
Metode
sebagai fasilitator yakni memfa
itu
sebagai
BCCT
(Beyond
Centers and Circle Time) atau Metode
silitasi kebutuhan anak. Selain
pembelajaran
BCCT melampaui empat pijakan yakni
pendidik
pijakan lingkungan, pijakan sebelum main,
haruslah menjadi suri tauladan
pijakan saat main dan pijakan sesudah main
yang baik bagi peserta didiknya.
(Recalling).
Karena pendidik adalah modeling
2.
Faktor Pendukung dan Penghambat dalam
dan labeling serta inspirator dan
Penerapan Metode BCCT (Beyond Centers
kordinator
kegiatan
and Circle Time) di KB-TK Az- Zahra
Pendidik/pendidik
adalah Lokasi sekolah yang sangat strategis
dalam
pembelajaran. mempunyai
peranan
penting
dan
kondusif
dalam
kegiatan
proses
pengembangan
pembelajaran, Kompetensi Kepala Sekolah
kecerdasan dan kreativitas anak di
KB-TK Az- Zahrah yang sangat paham
sekolah.
seorang
tentang BCCT, Densitas merupakan salah
pendidik yang dharapkan dapat
satu faktor pendukung yang sangat penting
dalam
upaya
Untuk
itu,
mengembangkan kecerdasan anak harus
mempunyai
kebiasaan
sebagai
Rachman, ( 2005: 145)
kebiasaanberikut:
karena
densitas
pembelajaran
yang
merupakan
media
mendukung
proses
kegiatan belajar mengajar dengan metode BCCT (Beyond Centers and Circle Time). Kompetensi para tenaga pendidik yang
menjadi faktor penting dalam mendukung kegiatan
belajar
menggunakan
mengajar
metode
BCCT
dengan (Beyond
Centers and Circle Time). 3.
Faktor penghambat dalam
model ini adalah kreativitas Pendidik dalam penerapannya
pendidik
menggunakan
lebih
densitas
dari
banyak pada
menciptakan suatu yang baru yang kreatif dan inovatif, kurangnya densitas, Kurikulum yang sering berubah A. Saran 1.
Kepala Sekolah, untuk selalu mengadakan diskusi/shering
dan
pembinaan
kepada
tenaga pendidik. 2.
3.
Riyanto, Yatim. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif, Surabaya: Unesa University Press. Sudjana, Djudju. 2006. Evaluasi Program Pendidikan Luar Sekoah. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Sujiono, yuliani dan Bambang, Sujiono. 2010. Bermain Kreartif Berbasis Kecerdasan Jamak. Jakarta: PT Indeks. Undang-Undang Republik Indonesia Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 tentang system pendidikan nasional Direktorat pendidikan Anak Usia Dini, Departemen Pendidikan Nasional, jilid 1- 3
Lembaga Pendidik, agar menyusunan buku
www.penapendidikan.com
penyusunan pembelajaran menu generic.
Data dokumentasi. Profil TK- KB Az- Zahrah tahun pelajaran 2011/ 2012
Orang
Tua,
Mengadakan
kegiatan
seminar/pertemuan dengan orang tua wali murid
mengenai
BCCT
yang
pembelajaran
mana
salah
satu
metode faktor
keberhasilan perkembangan anak. DAFTAR ISI Agoes, Dariyo. 2005, Psikologi Perkembangan Anak Tiga Tahun Pertam: PT Refika Aditama Anam, Saiful. 2007. Jangan Remehkan Taman KanakKanak. Taman Yang Paling Indah. Yogyakarta: PT Wangsa Jatra Lestari Bungin, Burhan. 2005. Metodologi Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Prenada Media. Hasana, Maimunah. 2009. PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini). Yogyakarta: DIVA Press Moleong, Lexy. J. 2008. Metode Penelitian Kualitatif (edisi revisi). Bandung: Remaja rosdakarya. Musfiroh, Tadkiroatun. 2010. Pengembangan Kecerdasan Majemuk (Edisi 1), Jakarta: Universitas Terbuka.
Data hasil observasi kegiatan harian di TK- KB Az- Zahrah