JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT,. Volume 1, Nomor 2, Tahun 2012,
Halaman 206 - 217. Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm.
FAKTOR ...
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT, Volume 1, Nomor 2, Tahun 2012, Halaman 206 - 217 Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA PELAPORAN DATA PELAYANAN KIA OLEH BIDAN PRAKTEK SWASTA DI KOTA SEMARANG TAHUN 2012 Sutaip1, Atik Mawarni2, Yudhy Dharmawan 2 1.
Mahasiswa Peminatan Biostatistika dan Kependudukan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro 2. Staf Pengajar Peminatan Biostatistika dan Kependudukan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro
ABSTRACT Health Department of Semarang City create a policy Private Practice Midwife in order to fill in the complete form Private Practice Midwife have been provided and report mother and child’s data to the primary health care per month mother and child’s. In fact Private Practice Midwife of reporting the data have not been doing well with the procedures that some Private Practice Midwife did not report data on mother and child’s service activities, improper time reporting and incomplete, due to the outstanding reporting forms are not standardized. This research aims to find out the relationship between motivation, supervision, availability of facilities, perceptions and workload with performance. Types of the research is observational research by survey method with cross sectional approach. Samples taken by proportional random sampling, a sample of 68 Private Practice Midwife. Collecting data by interview and observation using questionnaires and observation sheets. Quantitative study prepared by the method of univariate analysis of the frequency distribution table and percentages, while the bivariate analysis using the spearman rank test. Research results showed most respondents aged ≥ 50 years (52,9%), time of work ≥ 5 years (86,8%), percentage of the midwives with greater motivation in good reporting (51.5%), supervision which shall be either (57,4%), appropriate the providing facilities in the health (57,4), perception of good reporting (55%), workload categories less well and good percentage is the same (50,0%), and good performance (63,2%). Results of the analysis showed there was a p connection between facility with performance (p ≥ 0,024), workload performance (p ≥0.001;), and there is no relationship between motivation to performance (p ≥ 0,996), supervision with performance (p ≥ 0,173), perception with performance (p ≥ 8805; 0,179). Recommended to the Health Department to devise a standard form for which data are owned and required by the Private Practice Midwife. Keyword
: Performance, Private Practice Midwife, Mother And Child’s Data Service
Pembangunan masyarakat bertujuan
PENDAHULUAN kesehatan meningkatkan meningkatkan
agar
dapat
kesehatan mewujudkan
keluarga derajat
angka harapan hidup, meningkatkan
kesehatan masyarakat yang optimal.
kualitas sumberdaya manusia serta
Upaya peningkatan derajat kesehatan,
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT, Volume 1, Nomor 2, Tahun 2012, Halaman 206 - 217 Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm tidak
terlepas
kualitas
dari
pelayanan
pelayanan
peningkatkan di
setiap
termasuk
unit
Puskesmas.
Salah satu tugas Puskesmas adalah upaya kesehatan ibu dan anak (KIA). Untuk
meningkatkan
1
kemampuan
pemberitahuan atau informasi untuk instansi di atas. Hal yang mendasari laporan
adalah
fakta
Keberadaan
data
memegang
peranan
penting.
Data
dan
dan
informasi
yang
yang
data.
sangat
bener-bener
pengelola dan pelaksana program KIA
akurat, lengkap, terpercaya, teratur
pada
dan
dan berkesinambungan, tepat waktu
Puskesmas, pengelola program KIA
dan mutakhir, sangat diperlukan dalam
harus mampu mengelola data KIA
pengolahan
guna
manajemen
dalam upaya mengevaluasi derajat
program sebagai bahan perencanaan
kesehatan.3 Kegiatan pelaporan data
dan monitoring program.2
pelayanan KIA disuatu wilayah kerja
tingkat
Kabupaten/Kota
memperkuat
Pelaksanaan
dan
proyek
KIA
dilakukan oleh Bidan yang bekerja baik
tersebut tidak terlepas dari kegiatan
di wilayah kecamatan yaitu Bidan
pencatatan dan pelaporan sebagai
Koordinator, Bidan Desa dan Bidan
dokumentasi dan bahan evaluasi dari
Praktek Swasta. Dari laporan data
seluruh
telah
pelayanan KIA dapat diambil suatu
dilaksanakan. Pelaksanaan program
keputusan untuk memecahkan suatu
KIA
masalah dibidang KIA.2
kegiatan
dimulai
(polindes), sarana
program
program
dari
yang
pondok
Puskesmas
pelayanan
bersalin
pembantu,
swasta
yang
Berdasarkan pendahuluan
hasil
ditemukan
studi adanya
akhirnya dikumpulkan di Puskesmas,
beberapa kendala dalam pelaporan
selanjutnya dilaporkan kepada unit di
data pelayanan KIA yang dilakukan
atas
Kesehatan
oleh BPS, diantaranya yaitu BPS tidak
bentuk
melaporkan data kegiatan pelayanan
Laporan Bulanan Pemantuan Wilayah
KIA, pelaporan yang tidak tepat waktu
Setempat Kesehatan Ibu dan Anak
dan lengkap, Ketersediaan formulir
(PWS-KIA).1
yang terbatas. BPS menunggu Bidan
yakni
Dinas
Kabupaten/Kota
dalam
Pelaporan data secara umum merupakan
semua
kegiatan
tulis
Koordinator datang mengambil laporan dengan
menggandakan
menulis yang kemudian dikirimkan
dokumentasi
kepada instansi atau pejabat yang
lewat komunikasi telepon, supervisi
lebih
yang dilakukan tidak selalu rutin.
tinggi
sebagai
tambahan
dari
BPS,
lembar pelaporan
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT, Volume 1, Nomor 2, Tahun 2012, Halaman 206 - 217 Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm Pelaporan
data
pelayanan
Penelitian
ini
merupakan
KIA merupakan kegiatan yang harus
penelitian survei analitik dengan tipe
diperhatikan oleh tenaga kesehatan
eksplanatory
dalam rangka memberikan pelayanan
pendekatan
yang lebih baik, untuk itu dibutuhkan
bertujuan
untuk
data dan Informasi yang tepat waktu,
hubungan
variabel
lengkap dan akurat guna mendukung
motivasi,
supervisi,
pengambilan keputusan KIA. Menurut
fasilitas, persepsi terhadap pelaporan,
teori Gibson menyatakan bahwa ada
beban kerja dengan variabel terikat
tiga faktor yang berpengaruh terhadap
yaitu kinerja pelaporan data pelayanan
kinerja personal, yang dikelompokan
KIA
dalam tiga variabel yaitu
Variabel
pengujian hipotesis. Populasi dalam
individu terdiri dari, kemampuan dan
penelitian ini adalah seluruh Bidan
ketrampilan
Praktek
(fisik & mental), latar
di
research cross
Kota
sectional
study
menjelaskan bebas
yaitu
ketersediaan
Semarang
Swasta
yang
melalui
melakukan
belakang keluarga ( tingkat sosial &
pelaporan
pengalaman), demografi (umur, etnis,
Semarang yang berjumlah 222 orang
jenis kelamin), beban kerja, variabel
dan jumlah sampel yang digunakan
organisasi terdiri dari sumber daya,
adalah
kepemimpinan,
pengambilan
supervisi,
imbalan,
di
dengan
puskesmas
68
di
Kota
responden.
Teknik
sampel
adalah
kebijakan, struktur, desain pekerjaan,
proporsional random sampling pada 35
variabel psikologi terdiri dari persepsi,
Puskesmas untuk menentukan jumlah
sikap, kepribadian, belajar, motivasi.
sampel di setiap strata/wilayah dan
Ketiga
simple
kelompok
variabel
tersebut
random
sampling
mempengaruhi perilaku kerja yang
menentukan
selanjutnya berefek kepada kinerja
wilayah yang terpilih.
personal.4
sampel
pada
untuk setiap
Perhitungan jumlah sampel
Berdasarkan latar belakang
ditentukan
dengan
tersebut, maka tujuan dari penelitian
rumus
ini untuk mengetahui faktor-faktor yang
binominal
berhubungan
kinerja
dengan jumlah sampel populasi (N)
pelaporan data pelayanan KIA oleh
yang diketahui(5). Selanjutnya untuk
Bidan
masing –masing sub populasi dalam
Praktek
dengan
Swasta
Semarang.
di
Kota
wilayah METODE
sampel
menggunakan
minimal
(binominal
tertentu
proporsi proporsion)
digunakan
rumus
besar sampel proporsional random
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT, Volume 1, Nomor 2, Tahun 2012, Halaman 206 - 217 Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm sampling,
Pengumpulan
dilakukan
dengan
wawancara
data
melakukan
berpedoman
kuesionar
penelitian
dilakukan
uji
yang
banyak
baik. Namun demikian bahwa dengan
pada
adanya
telah
tidak
validitas
dan
responden memiliki motivasi
sangsi
responden
termotivasi
pelaporan
untuk
data
melakukan
dengan
(36,8%)
BPS di puskesmas yang berpedoman
(30,9%), yang berakibat pada proses
pada lembar observasi diisikan dengan
pengambilan
cara
data
Puskesmas, sebagian kecil responden
menggunakan
merasa masih menunggu perintah dari
dilakukan bantuan
list.
Pengolahan
dengan aplikasi
windows
SPSS
dengan
16,00
tahapan
for
editing,
dengan
lengkap
reliabilitasnya dan observasi laporan
check
dan
merasa
tepat
waktu
keputusan
pimpinan
dalam
pelaporan
data
di
melaksanakan pelayanan
KIA
koding, entry, dan tabulating. Analisa
(11,8%),
yang berakibat pada data
data yang digunakan adalah analisa
pelayanan tidak dilaporkan dengan
univariat dengan distribusi frekuensi
lengkap dan tepat waktu.
dan persentase dan analisa bivariat dengan uji statistik menggunakan uji Korelasi Rank Spearman.
Tabel 1. Distribusi Frekuensi Motivasi Responden Dlam Pelaporan Data Pelayanan KIA Di Kota Semarang No
HASIL DAN PEMBAHASAN Analisa Univariat Motivasi
Motivasi Responden Kurang Baik Baik Total
1. 2.
Berdasarkan
hasil
penelitian
didapatkan
bahwa sebagian
responden
memilki
motivasi
besar baik
Supervisi Berdasarkan
(51,5%) (Lihat pada tabel 1) dalam
didapatkan
pelaporan data pelayanan KIA. Hal ini
responden
didukung
mendaptakan
oleh
pendapat
Sarwoto
f % 33 48,5 35 51,5 67 100,0
hasil
penelitian
bahwa
sebagian
merasa supervisi
sudah yang
baik
(2004), motivasi merupakan proses
(57,4%) (Lihat pada tabel 2) mengenai
pemberian motif (penggerkan) bekerja
pelaporan
sebagai karyawan sedemikian rupa
Menurut
sehingga mereka mau bekerja dengan
supervisi atau pembinaan merupakan
iklas
salah satu upaya pengarahan dengan
demi
tercapaianya
tujuan
organisasi secara efesiean6 Pada item pertanyaan mengenai motivasi, lebih
data
pelayanan
Flahault
(1988),
memberikan
petunjuk
serta
KIA. bahwa
saran,
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT, Volume 1, Nomor 2, Tahun 2012, Halaman 206 - 217 Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm setelah
menemukan
alasan
dan
Menurut Azwar (1998), bahwa Fasilitas
keluhan pelaksana dalam mengatasi
adalah
permasalahan yang dihadapi.7 Pada
dipergunakan
dalam
item pertanyaan mengenai supervisi,
pelayanan
pekerjaan.
Untuk
lebih
meningkatkan
kepatuhan
terhadap
banyak
responden
sudah
sarana atau peralatan yang
mendapatkan supervisi baik. Namun
standar
demikian
responden
mendapatkan pengurus
pelayanan
yang
merasa
tidak
bermutu dapat tercapai, maka fasilitas
balik
dari
harus sesuai baik dari segi kualitas
umpan IBI
sehingga
melaksanakan
maupun
Bidan
maupun
kuantitasnya,
Koordinator (58,8%), responden masih
keberhasilan
merasa tidak mendapatkan supervisi
didukung oleh fasilitas yang memadai.8
rutin
Pada
(30,9%),
sebagian
kecil
suatu
karena
item
pekerjaan juga
pertanyaan
mengenai
responden mengatakan pengurus IBI
ketersediaan fasilitas, lebih banyak
maupun
tidak
responden
data
berupa buku dokumentasi kunjungan
Bidan
memeriksa
Koordinator
kualitas
laporan
yang
fasilitas
pelayanan KIA (23,5%). Hal ini akan
KIA,
berakibat
kurangnya
demikian masih ada responden yang
mengenai
mengaku tidak mendapatkan
pada
pemahaman
responden
formulir
memiliki
pelaporan.
kunjungan
Namun
buku
prosedur pelaporan data pelayanan
dokumentasi
KIA
dari
KIA dengan lengkap dan tepat waktu.
puskemas (61,8%). Hal ini dijelaskan Puskesmas sebenarnya menyedikan
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Supervisi Dalam Pelaporan Data Pelayanan KIA Di Kota Semarang
buku kunjungan KIA seperti ANC, imunisasi, dan KB akan tetapi BPS dapat bisa mendapatkan
No 1. 2.
Supervisi f % 29 42,6 39 57,4 68 100,0
Kurang Baik Baik Total
dengan
membeli dari Puskesmas, masih ada responden yang mengaku tidak selalu mendapatkan formulir pelaporan data pelayanan KIA (45,6%) dan sebagian kecil responden merasa tidak mudah
Ketersediaan Fasilitas Berdasarkan didapatkan
hasil
penelitian
bahwa sebagian
besar
mendapatkan (29,4%).
Hal
formulir ini
tersebut
dijelaskan
Dinas
memiliki ketersediaaan fasilitas yang
Kesehatan telah menyediakan formulir
baik (57,4%) (Lihat pada tabel 3)
pelaporan data pelayanan KIA untuk
dalam pelaporan data pelayanan KIA.
BPS. Namun dalam pelaksanaannya
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT, Volume 1, Nomor 2, Tahun 2012, Halaman 206 - 217 Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm BPS
hanya
diberikan
formulir
demikian
responden
menganggap
pelaporan sekali saja. Hal ini berakibat
bahwa kegiatan pelayanan KIA lebih
pada pelaksanaan dan kelancaran
penting dari pada pelaporan data
pelaporan
pelayanan KIA (50,0%), sebagian kecil
data
pelayanan
KIA.
Formulir dari setiap Puskesmas pun
responden
bervariasi karena Dinas Kesehatan
pelaporan data yang terlambat adalah
memberikan kebijakan untuk setiap
hal yang biasa (32,4%), responden
Puskesmas
atau
berkeinginan Bidan Koordinator datang
pada
mengngambil laporan bulanan setiap
memodifikasi
menambahkan
kolom-kolom
formulir tersebut.
menganggap
bahwa
akhir bulan (30,9%). Hal ini akan berakibat pada data pelayanan KIA
Tabel 3. Distribusi Frekuensi Ketersediaan Fasilitas Dalam Pelaporan Data Pelayanan KIA Di Kota Semarang. No Ketersediaan fasilitas f % 1. Kurang Baik 29 42,6 2. Baik 39 57,4 Total 68 100,0
akan diabaikan dan tidak dilaporkan. Tabel 4. Distribusi Frekuensi Persepsi Responden Dalam Pelaporan Data Pelayanan KIA Di Kota Semarang No 1. 2.
Persepsi responden Kurang Baik Baik Total
f % 30 44,1 38 55,9 68 100,0
Persepsi Berdasarkan hasil penelitian didapatkan
bahwa sebagian
responden
memiliki
Beban Kerja
besar
Berdasarkan hasil penelitian
baik
didapatkan bahwa responden dengan
(55,9%) (Lihat pada tabel 4) dalam
beban kerja untuk kategori beban kerja
pelaporan data pelayanan KIA. Hal ini
kurang baik dan kategori beban kerja
didukung Gibson,
bahwa persepsi
baik persentasenya sama besar (50%)
suatu proses dimana
(Lihat pada tabel 5). Menurut Azwar
merupakan individu
persepsi
mengorganisasikan
menginter
pretasikan
dan
(1996), bahwa beban kerja adalah
impresi
penggunanan waktu kerja yang di
sensornya supaya dapat memberikan
item
pertanyaan
persepsi, lebih banyak memiliki
persepsi
baik.
oleh
seseorang
untuk
4
menyelesaikan pekerjaannya.8 Pada
mengenai
item pertanyaan sebagian responden
responden
memiliki
arti kepada lingkungan sekitarnya. Pada
perlukan
Namun
Namun
beban
kerja
demikian
yang
baik.
responden
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT, Volume 1, Nomor 2, Tahun 2012, Halaman 206 - 217 Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm beranggapan bahwa dengan adanya
bulan maret dengan rata-rata 70,47%,
pelayanan responden merasa telat
april 71,94%. Data yang tidak lengkap
(60,3%) dan responden merasa tidak
seperti data ibu nifas, ibu hamil yang
lengkap
dirujuk,
(50,0%)
pelayanan
melaporkan
KIA
responden
data
ke
puskesmas,
merasa
pekerjaan
deteksi
resiko
tinggi
dan
kunjungan
neonatus.
Hal
ini
dikarenakan
sebagian
Puskesmas
pelaporan data pelayanan KIA yang
tidak menyedikan kolom formulir data
diberikan
tersebut,
oleh
Puskesmas
terlalu
sehingga data
BPS
tidak
banyak (51,5%) . Hal ini berakibat
melaporkan
tersebut
pada pelaporan yang tidak tepat waktu
Puskesmas.
dan lengkap.
kenyataanya Dinas kesehatan dan
Walapun
ke pada
Puskesmas sendiri meminta laporan Tabel 5. Distribusi Frekuensi Beban Kerja Dalam Pelaporan Data Pelayanan KIA Di Kota Semarang
data tersebut. Dan dari segi ketepatan waktu pelaporan data pelayanan KIA bulan maret
No 1. 2.
Persepsi responden Kurang Baik Baik Total
f 34 34 68
% 50,0 50,0 100,0
34,31%, april 32,48%,
meskipun ada BPS tidak melakukan pelaporan data pelayanan KIA sama sekali
(13,2%).
dikeluhkan oleh
Hal Bidan
ini
banyak
Koordinator
Kinerja pelaporan data pelayanan
karena akan menggangu kelancaran
KIA
tugas Berdasarkan hasil penelitian
didapatkan
bahwa sebagian
responden
memiliki
kinerja
besar
Bidan
Koordinator
dalam
melaksanakan pelaporan ke Dinas Kesehatan.
baik
(63,2%) (Lihat pada tabel 6) dalam pelaporan data pelayanan KIA. Hal ini
Tabel 6. Distribusi Frekuensi Kinerja Dalam Pelaporan Data Pelayanan KIA Di Kota Semarang
didukung oleh Gibson bahwa kinerja adalah
hasil yang
diinginkan dan
prilaku. Kinerja individu merupakan dasar
dari
Berdasarkan
kinerja hasil
organisasi.4
observasi
No 1. 2.
Persepsi responden Kurang Baik Baik Total
f % 25 36,8 43 63,2 68 100,0
yang kinerja
Hubungan antara motivasi dengan
pelaporan data diperoleh bahwa dari
kinerja pelaporan data pelayanan
segi kelengkapan data pelayanan KIA
KIA
dilakukan
peneliti
terhadap
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT, Volume 1, Nomor 2, Tahun 2012, Halaman 206 - 217 Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm Berdasarkan hasil uji statistik
Spearman diperoleh nilai p = 0,684 (p
dengan menggunakan Korelasi Rank
> 0,05) dengan nilai koefisien korelasi
Spearman diperoleh nilai p = 0,996 (p
(r = 0,173).
> 0,05) dengan nilai koefisien korelasi
bahwa tidak ada hubungan bermakna
(r = 0,001). Hal ini menunjukkan
antara
bahwa tidak ada hubungan bermakna
pelaporan
antara
kinerja
Dikarenakan bahwa walapun supervisi
KIA.
yang dilaksanakan di Kota Semarang
motivasi
pelaporan
data
Dikarenakan
dengan pelayanan
responden
dengan
Hal ini menunjukkan
supervisi
dengan
data
kinerja
pelayanan
sudah baik belum tentu
KIA.
responden
motivasi baik belum tentu mempunyai
memiliki kinerja yang baik. Hasil ini
kinerja
sesuai
yang
baik.
Menurut
teori
dengan
penelitian
Wardani
Maslow (1994), bahwa tingkah laku
(2009), yang menyatakan bahwa tidak
atau tindakan masing-masing individu
ada hubungan antara supervisi dengan
pada suatu saat tertentu, biasanya
kepatuhan
ditentukan
dalam
oleh
mendesak.
9
kebutuhan
Praktek
pelaporan
Swasta
pencatatan
garis
besar
pelayanan KIA di Kabupaten Blitar
pelaporan
data
Provinsi Jawa Timur tahun 2009.10
pelayanan KIA yang baik oleh BPS
Secara garis besar supervisi dalam
dapat dilihat dari kegiatan pelaporan
pelaporan data pelayanan KIA yang
data. Namun demikian sebagian besar
baik oleh BPS diberikan oleh Bidan
responden
motivasi
Secara
yang
Bidan
dalam
beranggapan
bahwa
Koordinator maupun pengurus IBI.
dengan
diberlakukanya
sangsi
Namun demikian menurut sebagian
responden
tidak
untuk
besar BPS, Bidan Koordinator maupun
melakukan pelaporan data dengan
pengurus IBI tidak selalu melakukan
lengkap dan tepat waktu dan BPS
supervisi
merasa
memberikan
pimpinan
termotivasi
menunggu dalam
perintah
dari
melaksanakan
rutin,
tidak
selalu
umpan balik yang jelas
dan tidak selalu memeriksa kualitas
pelaporan data pelayanan KIA.
pelaporan data pelayanan KIA.
Hubungan antara supervisi dengan
Hubungan
kinerja pelaporan data pelayanan
fasilitas dengan kinerja pelaporan
KIA
data pelayanan KIA
antara
ketersediaan
Berdasarkan hasil uji statistik
Berdasarkan hasil uji statistik
dengan menggunakan Korelasi Rank
dengan menggunakan Korelasi Rank
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT, Volume 1, Nomor 2, Tahun 2012, Halaman 206 - 217 Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm Spearman diperoleh nilai p = 0,024
Praktek Swasta dalam pelaporan data
(p 0,05) dengan nilai koefisien korelasi (
terhadap
= 0,165). Hal ini menunjukkan bahwa
formulir pelaporan
tidak ada hubungan bermakna antara
ketersediaan
prasarana
sarana
berpengaruh
kinerja individu data
hubungan
KIA
.4
pelayanan
KIA
dari
Dinas
persepsi dengan kinerja pelaporan
Kesehatan dikirim ke tiap Puskesmas
data
setiap awal tahun. Dari Puskesmas
responden
selanjutnya
kepada
belum tentu mempunyai kinerja yang
BPS. Terlambatnya distribusi formulir
baik Hal ini sesuai dengan penelitian
pelaporan data maupun ketersediaan
Urip
formulir yang tidak selalu tersedia
hubungan
menjadi salah satu kendala dalam
persepsi sistem pelaporan dengan
pelaporan data pelayanan KIA. Oleh
mutu pelaporan autopsi oleh Bidan
karena itu kebijakan setiap Puskesmas
pada
dalam
didistribusikan
mencukupi
ketersediaan
pelayanan
KIA.
dengan
(2009),
Kabupaten
persepsi
bahwa
yang
kasus
Dikarenakan
tidak
bermakna
kematianan
Kulon
Progo.
baik
ada
antara
bayi 11
di
Secara
fasilitas berupa formulir pelaporan data
garis besar persepsi dalam pelaporan
tersebut berbeda-beda. Ketersediaan
data pelayanan KIA yang baik oleh
fasilitas yang baik dalam pelaporan
BPS
data pelayanan KIA menjadi salah satu
pelaporan
faktor
sebagian
yang
mempermudah
kinerja
dapat
dilihat
dari
kegiatan
data.
Namun
demikian
besar
responden
dalam pelaporan data pelayanan KIA.
mementingkan
Fasilitas
dari pada pelaporan data pelayanan
yang
menunjang
Bidan
kegiatan
lebih
pelayanan
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT, Volume 1, Nomor 2, Tahun 2012, Halaman 206 - 217 Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm KIA, responden merasa pelaporan
kurang
baik
data pelayanan KIA yang terlambat
akibat
yang
adalah hal yang biasa.
jajaran
Hubungan dengan
antara
kinerja
beban
pelaporan
kerja data
pelayanan KIA Berdasarkan hasil uji statistik dengan menggunakan Korelasi Rank Spearman diperoleh nilai p = 0,001 (p