Gerak Rotasi (Rotational Motion) Kinematika Rotasi

4 downloads 674 Views 61KB Size Report
48. Gerak Rotasi (Rotational Motion). Pokok Bahasan: • Kinematika rotasi ( rotational kinematics). • Energitika rotasi (rotational energetics). • Dinamika Rotasi ...
Gerak Rotasi (Rotational Motion) Pokok Bahasan: • Kinematika rotasi (rotational kinematics) • Energitika rotasi (rotational energetics) • Dinamika Rotasi (rotational dynamics)

Kinematika Rotasi Sumbu rotasi •

ds

•P

r dθ

θ

s

• Sumbu rotasi benda adalah garis dalam ruang dimana partikel-partikel penyusun benda berjarak konstan dan bergerak dalam lintasan lingkaran terhadap sumbu itu. • Kita tinjau sebuah partikel P pada permukaan cakram. Sudut θ yang diukur berlawanan arah dengan jarum jam disebut posisi sudut (angular position) partikel P. Panjang busur s pada jarak r dari sumbu putar terhubung dengan θ melalui persamaan:

s = rθ

untuk hal ini θ diukur dalam radian. • Kecepatan linear (komponen tangensial dari kecepatan sesaat partikel) adalah:

48

vt =

ds dθ =r dt dt

• Besaran dθ / dt didefinisikan sebagai kecepatan sudut sesaat partikel (instantaneous angular velocity) ω partikel P, atau:

ω=

dθ dt

• Dengan menggunakan definisi ini diperoleh hubungan antara kecepatan linear dengan kecepatan sudut sebagai berikut:

vt = rω

• Derivatif vt terhadap waktu untuk r konstan, adalah:

dvt dω =r dt dt

d vt disebut percepatan sudut sesaat • Besaran dt (instantaneous tangential acceleration) dari partikel P, atau;

dvt at = dt • Besaran

dω dt

disebut

percepatan

sudut

sesaat

(instantaneous angular acceleration) dari partikel P, atau:

dω α= dt

49

• Satuan percepatan sudut adalah radian per sekon (rad/s2). Hubungan antara percepatan tangensial dengan percepatan sudut adalah:

at = rα

• Persamaan Kinematika Rotasi untuk Percepatan Sudut Konstan adalah:

1 2

θ = θ 0 + ω 0 t + αt 2

ω = ω 0 + αt

ω 2 = ω 0 2 + 2α (θ − θ 0 ) Energi Rotasi dan Momen Inersia (Rotational Energy and Moment of Inertia) • Energi kinetik dari masing-masing partikel penyusun benda tegar adalah: 1 1 2 K = mvt = mr 2ω 2 2 2 •

2

Besaran mr didefinisikan sebagai momen inersia partikel terhadap sumbu rotasi, atau:

I = mr 2 sehinggan, energi kinetik partikel dapat dituliskan dengan persamaan:

K=

1 2 Iω 2

• Untuk benda tegar yang tersusun oleh beberapa partikel individual bermassa m1, m2 , …..pada jarak tetap r1, r2, ..

50

dari sumbu rotasi tetap, maka energi kinetik benda tegar adalah:

1 1⎛ 2 2 2⎞ K = (m1r1 ω 2 + m2 r2 ω 2 + L) = ⎜ ∑ mi ri ⎟ω 2 2 2⎝ i ⎠ • Momen inersia untuk benda tegar adalah:

I = ∑ mi ri 2 i

• Untuk benda tegar yang tersusun dari massa berdistribusi kontinyu, momen inersia terhadap sumbu yang dipilih adalah:

I=

2 r ∫ dm

benda

Momentum Sudut (Angular Momentum)

L = r × mv = r × p

vt

L = rmvt = rpt

m

r

Torsi (Torque) Ft

τ = r×F r

m

τ = Ft r Jika ada beberapa gaya yang berkerja pada partikel maka torsi total yang bekerja pada partikel itu adalah:

51

∑τ = F r +F r + L = r ∑ F dL dp τ = r τ = ∑ dt ∑ dt t1

t2

t

t

L = rpt = rmvt = mr 2ω

L = Iω

Dinamika Rotasi (Rotational Dynamics)

∑τ =

dL d( Iω ) dω = =I dt dt dt

∑τ = Iα Kekekalan Momentum Sudut • Jika torsi total pada system partikel sama dengan nol, maka:

∑τ =

Li = L f

dL =0 dt

I iω i = I f ω f Gerak Simultan Rotasi dan Translasi s

c vcm

θ

vcm

r 52

xcm

xcm = s = rθ

Posisi pusat massa:

:

Kecepatan pusat massa

: vcm =

Percepatan pusat massa

:

∑ τ cm =

acm

ds dθ =r = rω dt dt dv dω = cm = r = rα dt dt

dLcm = I cmα dt

1 K = I Aω 2 2 I A = I cm + MR 2

B

C• R

K=

1 ( I cm + MR 2 )ω 2 2

K=

1 1 I cmω 2 + MR 2ω 2 2 2

A

1 1 2 2 K = I cmω + Mvcm 2 2 Energi Kinetik Rotasi

Energi Kinetik Translasi

53

2vcm

vcm

R

mg sin θ

f

d

mg cos θ

acm h

θ

vcm

Perhitungan Momen Inersia • Momen Inersia Batang Uniform yang diputar pada sumbu tegak di salah satu ujung batang

dm x

dx

L

L

I y = ∫ x 2 dm = ∫ x 2 0

0

M dx L

M 1 3 ML3 1 Iy = x = = ML2 L 3 3L 3

• Momen Inersia Cakram Uniform yang diputar terhadap sumbu tegak lurus bidang cakram di pusat cakram dm R

dr 54

M M dA = 2πrdr A A R M 2 I = ∫ r dm = ∫ r 2 2πrdr 0 A 2πM R 3 1 2 = I= r dr MR πR 2 ∫0 2

dm =

• Momen Inersia Bola Uniform yang berputar pada diameternya

r x

dx R

r = R2 − x2 M M M dV = πr 2 dx = π ( R 2 − x 2 )dx V V V 1 1M dI = r 2 dm = π ( R 2 − x 2 ) 2 dx 2 2V

dm =

I = 2∫

R

0

I=

1M π ( R 2 − x 2 ) 2 dx 2V

πM 8 R 5 V

15

=

2 MR 2 5 55