HUBUNGAN ANTARA PENALARAN MORAL DENGAN PERILAKU ...

68 downloads 1556 Views 2MB Size Report
Tahap-tahap perkembangan penalaran moral yaitu pra-konvensional, konvensional, dan ... (F) Daftar Pustaka : 26 buku (1980-2009) + 1 jurnal + 5 website.
HUBUNGAN ANTARA PENALARAN MORAL DENGAN PERILAKU BULLYING PARA SANTRI MADRASAH ALIYAH PONDOK PESANTREN ASSA’ADAH SERANG BANTEN

Skripsi diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk memenuhi persyaratan dalam memperoleh gelar Sarjana Psikologi (S.Psi)

Disusun Oleh: FARKHAN BASYIRUDIN 104070002346

FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2010 M/1432 H

LEMBAR PERNYATAAN Dengan ini saya Farkhan Basyirudin, mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta menyatakan bahwa :

1. Skripsi ini adalah hasil karya asli sendiri, guna mendapatkan gelar sarjana Strata 1 (S 1) Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, tanpa meniru karya lainnya baik dari Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta atau Universitas lainnya. 2. Semua sumber penulisan yang tercantum sudah sesuai dengan kebijakan atau aturan yang sudah di tentukan oleh Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Jika di kemudian hari terbukti melanggar aturan yang ada, penulis siap mengikuti aturan atau kebijakan yang telah di tetapkan oleh Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 9 Desember 2010

Farkhan Basyirudin

HUBUNGAN ANTARA PENALARAN MORAL DENGAN PERILAKU BULLYING PARA SANTRI MADRASAH ALIYAH PONDOK PESANTREN ASSA’ADAH SERANG BANTEN

Skripsi diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk memenuhi persyaratan dalam memperoleh gelar Sarjana Psikologi (S.Psi)

Disusun Oleh: FARKHAN BASYIRUDIN 104070002346

Di Bawah Bimbingan

Pembimbing I

Pembimbing II

Dra. Diana Mutiah, M.Si

Gazi Saloom, M.Si.

NIP 196710291996032001

NIP 19711214 2007011 014

FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1432 H / 2010 M

LEMBAR PENGESAHAN Skripsi yang berjudul HUBUNGAN ANTARA PENALARAN MORAL DENGAN PERILAKU BULLYING PARA SANTRI MADRASAH ALIYAH PONDOK PESANTREN ASSA’ADAH SERANG BANTEN telah di ujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 9 Desember 2010. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Program Strata 1 (S1) pada Fakultas Psikologi. Jakarta, 9 Desember 2010 Sidang Munaqasyah

Dekan/ Ketua Merangkap Anggota

Pembantu Dekan/ Sekertaris Merangkap Anggota

Dra. Fadhilah Suralaga, M.Si NIP. 195612231983032001

Jahja Umar, Ph.D NIP. 130 885 552 Anggota :

Penguji II

Gazi Saloom, M.Si NIP. 19711214 2007011 014

Pembimbing I

Dra. Diana Mutiah, M.Si NIP. 196710291996032001

MOTTO

Keep on trying Keep on moving Keep on fighting

Hadiah kecil ini aku persembahkan untuk Bapak dan Ibu serta kakak-kakakku tercinta Semoga Tuhan selalu mendampingi setiap langkah keluarga ini…

ABSTRAK (A) Fakultas Psikologi (B) Desember, 2010 (C) Farkhan Basyirudin (D) Hubungan Antara Penalaran Moral Dengan Perilaku Bullying Para Santri Madrasah Aliyah Pondok Pesantren Assa’adah Serang Banten (E) Halaman xviii + 73 Nilai-nilai keagamaan yang di ajarkan di pesantren bertujuan membentuk kepribadian santri yang sesuai dengan standar moral yang berlaku di masyarakat. Ternyata hal itu tidak mempengaruhi dan menekan perilaku bullying di kalangan santri. Ini disebabkan adanya kegagalan dalam pembentukan kode moral benar atau salah, dan kegagalan dalam merubah konsep moral khusus ke umum. Moralitas pasca-konvensional seharusnya dicapai selama masa remaja. Tapi dengan masih adanya remaja pada tingkat pra-konvensional atau konvensional, maka tidaklah heran apabila diantara remaja masih banyak yang melakukan perilaku bullying. Perilaku bullying adalah tindakan negatif, yang bersifat agresif atau manipulatif dalam rangkaian tindakan yang dilakukan oleh satu orang atau lebih terhadap orang lain selama periode waktu tertentu yang didasarkan pada ketidakseimbangan kekuatan. Jenis penindasan (bullying): verbal, fisik, dan relasional/psikologis yang melibatkan pelaku bullying, korban bullying, dan penonton/saksi. Penalaran moral adalah suatu bentuk pertimbangan atau pemikiran yang digunakan dalam menilai dan mengambil keputusan apakah tindakan yang dilakukan tersebut benar atau salah yang didasari oleh prinsip moral yang dimilikinya. Tahap-tahap perkembangan penalaran moral yaitu pra-konvensional, konvensional, dan pasca-konvensional. Penelitian ini dilakukan untuk mempelajari secara empirik hubungan antara penalaran moral dengan perilaku bullying. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif dengan metode penelitian korelasi. Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah 100 orang santri pondok pesantren Assa’adah, Serang, Banten. Dari jumlah tersebut dipilih 80 orang responden sebagai sampel penelitian dengan menggunakan teknik simple random sampling. Instrumen pengumpulan data adalah Skala model Likert. Bentuk pengolahan dan analisa data menggunakan analisa statistika dengan menggunakan program SPSS 18.00, pada uji validitas menggunakan korelasi Product Moment dari Pearson dan untuk menguji reliabilitas instrument dengan Alpha Cronbach. Sedangkan untuk menguji hipotesis penelitian digunakan Korelasi Product Moment. Jumlah item yang valid untuk skala penalaran moral 25 item dan 11 item yang tidak valid. Reliabilitas skala penalaran moral adalah 0.923. sedangkan pada skala perilaku bullying terdapat 29 item yang valid dan 7 ietm yang tidak valid. Reliabilitas perilaku bullying adalah 0.908. Berdasarkan analisa korelasi Product Moment dari Pearson terhadap hipotesis yang diajukan, diperoleh hasil bahwa terdapat i

hubungan yang negatif dan signifikan antara penalaran moral dengan perilaku bullying. Karena r hitung (- 0.298) p < 0.01 yang berarti jika penalaran moralnya rendah maka perilaku bullyingnya tinggi. Disarankan agar pembina pondok pesantren lebih meningkatkan penalaran moral santri sehingga dapat menekan perilaku bullying. Untuk penelitian selanjutnya diharapkan menguji faktor-faktor lain yang mempengaruhi perilaku bullying seperti situasi sosial, pola asuh, dan tipe kepribadian. (F) Daftar Pustaka : 26 buku (1980-2009) + 1 jurnal + 5 website

ii

ABSTRACT

(A) Faculty of Psychology (B) December, 2010 (C) Farkhan Basyirudin (D) The correlation Between Moral Reasoning With Bullying behavior in students. (E) Pages xviii + 73 (F) Religious values that induced in the boarding school students aimed at creating a personality that fit with the prevailing moral standards in society. Apparently it did not affect and reduce bullying behavior among students. This is due to the failure in forming a moral code of right or wrong, and failure to change the moral concepts specific to the general. Post-conventional morality should be achieved during adolescence. But with still there are teenagers at the preconventional or conventional, it would not be surprised if among adolescents are still many who do the bullying behavior. Bullying behavior is a negative action, that is aggressive or manipulative in a series of actions taken by one or more persons against another person during a specified time period based on the imbalance of power. Type of persecution (bullying): verbal, physical, and relational / psychological bullying involving the perpetrator, victim of bullying, and spectators / witnesses. Moral reasoning is a form of consideration or thought that is used to evaluate and make a decision whether the action taken is right or wrong based on moral principles he had. Stages of development of moral reasoning is pre-conventional, conventional, and post-conventional. This research was conducted to study empirically the correlation between moral reasoning with bullying behavior. This type of research used in this study is the quantitative approach with correlation research method. The population in this study were 100 people boarding school students Assa'adah, Serang, Banten. Of these respondents 80 people selected as the study sample using random sampling technique. Data collection instruments are Likert Scale model. Forms processing and data analysis using statistical analysis using SPSS 18.00, on the validity test using the correlation Product Moment from Pearson and to test the reliability of the instrument with Cronbach Alpha. Meanwhile, to test the research hypothesis using the Product Moment. The number of valid items for the scale of moral reasoning are 25 items and 11 items that are not valid. Reliability scale of moral reasoning is 0923. Whereas on the scale of bullying behavior there are 29 valid items and 7 items invalid. Reliability of bullying behavior is 0908. Based on the correlation analysis of Product Moment from Pearson to the hypothesis proposed, results showed there is a negative and significant relationship between moral reasoning with bullying behavior. Because the count r (- 0298) 0,05 sehingga data dalam penelitian ini berdistribusi normal, dan dalam uji hipotesanya termasuk dalam statistik parametrik.

59

Tabel 4.4 Hasil uji normalitas skala Penalaran Moral Tests of Normality

Penalaran_Moral

Kolmogorov-Smirnov Statistic df .121 80

a

Sig. .006

Statistic .969

Shapiro-Wilk df 80

Sig. .051

a. Lilliefors Significance Correction

Gambar 4.1 Scatterplot skala Penalaran Moral Normal Q-Q Plot of Penalaran_Moral

2.5

Expected Normal

0.0

-2.5

40

50

60

70

80

90

100

Observed Value

Dari gambar di atas, dapat terlihat bahwa sebaran data variabel sikap terhadap penalaran moral tersebar dekat di sekeliling garis, yang berarti data tersebut bisa dikatakan berdistribusi normal (Santoso, 2000).

60

Sedangkan untuk uji normalitas skala perilaku Bullying dapat dilihat dalam tabel berikut : Tabel 4.5 : Hasil uji normalitas skala perilaku bullying Tests of Normality a

Kolmogorov-Smirnov Statistic df Sig. .129 80 .002

Perilaku_Bullying

Statistic .972

Shapiro-Wilk df 80

Sig. .081

a. Lilliefors Significance Correction

Dari tabel di atas dapat diketahui hasil uji normalitas data pada perilaku bullying diperoleh angka probabilitas sebesar 0.081 dengan menggunakan taraf signifikansi 5 %, maka diketahui bahwa nilai probabilitas 0.081 > 0.05 sehingga dapat di simpulkan bahwa data berdistribusi normal. Gambar 4.2 : Scatterplot skala perilaku bullying

Normal Q-Q Plot of Perilaku_Bullying

2

Expected Normal

0

-2 30

40

50

60

Observed Value

70

80

90

61

Dari gambar di atas, dapat terlihat bahwa sebaran data variabel perilaku bullying tersebar dekat di sekeliling garis, yang berarti data tersebut bisa di katakan berdistribusi normal (Santoso, 2000).

4.2.2. Uji Homogenitas Uji homogenitas bertujuan untuk menguji bahwa dua atau lebih kelompok dari data sampel berasal dari populasi yang memiliki varian yang sama (Suharsimi, 2006). Kesamaan asal sampel ini antara lain dibuktikan dengan adanya kesamaan variasi-variasi kelompok yang membentuk sampel tersebut. Jika ternyata tidak terdapat perbedaan variasi di antara kelompok dan ini mengandung arti bahwa kelompok-kelompok tersebut homogen, maka dapat di katakan bahwa kelompokkelompok sampel tersebut berasal dari populasi

yang sama. Pengujian

homogenitas sampel sangat penting apabila peneliti bermaksud melakukan generalisasi untuk hasil penelitiannya serta penelitian yang data penelitiannya di ambil dari kelompok-kelompok terpisah yang berasal dari satu populasi (Suharsimi, 2006). Dalam penelitian ini, uji homogenitas dilakukan dengan menggunakan rumus One-Way Anova. Adapun hipotesis yang dapat diajukan adalah : Hο

= Varians data bersifat homogen atau identik



= Varians data bersifat tidak homogen atau tidak identik Ada dua macam cara pengambilan keputusan yang dapat dilakukan, yaitu

menggunakan probabilitas dan membandingkan uji F hitung dengan F tabel. Jika pengambilan keputusan menggunakan probabilitas, maka kesimpulan yang dapat

62

di ambil adalah probabilitas > 0,05, maka Hο diterima. Sedangkan probabilitas < 0,05, maka Hο ditolak. Jika pengambilan keputusan menggunakan perbandingan F hitung dan F tabel, maka kesimpulan yang dapat di ambil adalah F hitung < F tabel, maka Hο diterima. Tetapi, jika F hitung > F tabel, maka Hο ditolak. Berdasarkan hasil uji homogenitas yang dilakukan melalui program SPSS 18.00 diperoleh hasil sebagai berikut : Tabel 4.6 Test of Homogeneity of Variances Penalaran_Moral Levene Statistic 1.503

df1

df2 3

76

Sig. .220

Tabel 4.7 Test of Homogeneity of Variances Perilaku_Bullying Levene Statistic .775

df1

df2 3

76

Sig. .511

Pengambilan keputusan untuk data penelitian

ini menggunakan

perbandingan probabilitas. Dari tabel uji homogenitas di atas sebagaimana terdapat dalam lampiran kolom Test of Homogenity of Variances pada Levene Statistic, dapat diketahui bahwa skala sikap terhadap Penalaran Moral memiliki nilai signifikansi 0.220 > 0.05 sehingga Hο diterima, artinya varians data bersifat homogen atau populasi-populasi berasal dari varians yang sama. Sedangkan pada skala perilaku bullying memiliki nilai signifikansi 0.511 > 0.05 sehingga Hο diterima dan artinya varians data bersifat homogen.

63

4.3.

Distribusi Penyebaran Skor Responden

Berdasarkan perhitungan yang dilakukan dengan menggunakan program SPSS versi 18.00 diperoleh sebagai berikut : Tabel 4.8 : Statistik Deskriptif Descriptive Statistics N

Minimum

Maximum

Mean

Std. Deviation

Penalaran_Moral

80

47

91

69.07

10.887

Perilaku_Bullying

80

36

89

60.93

12.655

Valid N (listwise)

80

Dari tabel 4.8 dapat dijelaskan bahwa penalaran moral memiliki nilai minimum 47 dan nilai maksimum 91 dengan mean atau rata-rata 69.07 serta standard deviasi sebesar 10.887. Sedangkan untuk perilaku bullying diperoleh nilai minimum 36 dan nilai maksimum 89 dengan mean atau rata-rata 60.93 serta standard deviasi sebesar 12.655.

4.3.1. Kategorisasi Skor Responden Untuk mengetahui norma penalaran moral, maka penulis membaginya dalam tiga kategori yaitu tinggi, sedang, dan rendah. Dari perhitungan statistik diketahui untuk skala penalaran moral dengan mean sebesar 69.07dengan SD sebesar 10.887, maka untuk mengklasifikasikan berdasarkan skor yang diperoleh dapat dilihat pada tabel berikut :

64

Kategori Tinggi Sedang Rendah Jumlah

Tabel 4.9 : Norma Penalaran Moral Klasifikasi Skor Interval/Norma Jumlah Mean + 1 SD ke atas > 79.96 10 Mean ± 1 SD 58.18 - 79.96 59 Mean – 1 SD ke bawah < 58.18 11 80

Persentase 12.8 % 73.1 % 14.1 % 100

Dari tabel di atas diketahui bahwa responden yang memiliki kategori tinggi terhadap penalaran moral berjumlah 10 orang (12.8 %), responden yang memiliki kategori sedang penalaran moral berjumlah 59 orang (73.1 %), dan responden yang memiliki kategori rendah penalaran moral berjumlah 11 orang (14.1 %). Sedangkan, untuk mengetahui norma perilaku bullying maka penulis membaginya dalam tiga kategori yaitu tinggi, sedang, dan rendah. Dari perhitungan statistik diketahui untuk skala perilaku bullying dengan mean sebesar 60.93 dengan SD sebesar 12.655, maka untuk mengklasifikasikan berdasarkan skor yang diperoleh dapat dilihat pada tabel berikut :

Kategori Tinggi Sedang Rendah Jumlah

Tabel 4.10 : Norma Perilaku Bullying Klasifikasi Skor Interval/Norma Mean + 1 SD ke atas > 73.58 Mean ± 1 SD 48.27- 73.58 Mean – 1 SD ke bawah < 48.27

Jumlah 15 51 14 80

Persentase 19.1 % 63.3 % 17.6 % 100 %

Dari tabel di atas diketahui bahwa responden yang memiliki kategori tinggi terhadap perilaku bullying berjumlah 15 orang (19.1 %), responden yang memiliki kategori sedang perilaku bullying berjumlah 51 orang (63.3 %), dan responden yang memiliki kategori rendah perilaku bullying berjumlah 14 orang (17.6 %).

65

4.3.2. Kategorisasi Skor Responden Berdasarkan Usia Sesuai dengan keterangan di atas, maka data yang diperoleh berdasarkan sampel yang di ambil adalah sebagai berikut : Tabel 4.11 : Kategori Penalaran Moral Usia 17 tahun 18 tahun 19 tahun 20 tahun Total

Tinggi 0 8 1 1

Sedang 2 42 14 1

Rendah 1 9 0 1

Jumlah 3 59 15 3 80

Persentase 3.75 % 73.75 % 18.75 % 3.75 % 100 %

Berdasarkan data di atas diketahui banyaknya sebaran responden pada skala penalaran moral yang berusia 17 tahun berjumlah 3 orang, yaitu yang memiliki penalaran moral tinggi tidak ada, penalaran moral sedang 2 orang, penalaran moral rendah 1 orang santri. Usia 18 tahun berjumlah 59 orang, yaitu 8 santri memiliki penalaran moral yang tinggi, 42 orang santri memiliki penalaran moral sedang, dan 9 orang santri memiliki penalaran moral rendah. Usia 19 tahun berjumlah 15 orang, yaitu 1 orang memiliki penalaran moral tinggi, 14 orang santri memiliki penalaran moral sedang, dan tidak ada yang memiliki penalaran moral rendah. Usia 20 tahun berjumlah 3 orang, yaitu 1 santri memiliki penalaran moral yang tinggi, 1 orang santri memiliki penalaran moral sedang, dan 1 orang santri memiliki penalaran moral rendah.

66

Tabel 4.12 : Kategori Perilaku Bullying Usia 17 tahun 18 tahun 19 tahun 20 tahun Total

Tinggi 0 13 2 1

Sedang 3 35 11 2

Rendah 0 10 2 1

Total 3 58 15 4 80

Persentase 3.75 % 72.5 % 18.75 % 5% 100 %

Berdasarkan data di atas diketahui banyaknya sebaran responden pada skala perilaku bullying yang berusia 17 tahun berjumlah 3 orang, yaitu yang memiliki perilaku bullying tinggi tidak ada, penalaran moral sedang 3 orang, perilaku bullying rendah tidak ada. Usia 18 tahun berjumlah 58 orang, yaitu 13 santri memiliki perilaku bullying yang tinggi, 35 orang santri memiliki perilaku bullying sedang, dan 10 orang santri memiliki perilaku bullying rendah. Usia 19 tahun berjumlah 15 orang, yaitu 2 orang memiliki perilaku bullying tinggi, 11 orang santri memiliki perilaku bullying sedang, dan 2 orang santri memiliki perilaku bullying rendah. Usia 20 tahun berjumlah 4 orang, yaitu 1 santri memiliki perilaku bullying yang tinggi, 2 orang santri memiliki perilaku bullying sedang, dan 1 orang santri memiliki perilaku bullying rendah.

4.4. Hasil Utama Penelitian atau Uji Hipotesis Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan rumus korelasi product moment dari Pearson,

yaitu dengan mengkorelasikan jumlah skor variabel

penalaran moral dengan perilaku bullying. Rumus korelasi product moment ini digunakan untuk mengetahui kekuatan hubungan antar dua variabel. Lalu peneliti menggunakan analisis uji beda (uji T) untuk melihat

67

perbedaan antara dua kelompok subjek pada masing-masing variabel. Untuk penghitungannya dilakukan dengan menggunakan program SPSS 18.00 for windows. 4.4.1. Uji Hubungan Penalaran Moral Dengan Perilaku Bullying Tabel 4.13 : Hubungan antara Penalaran Moral dengan Perilaku Bullying Correlations Penalaran_Moral Penalaran_Moral

Pearson Correlation

Perilaku_Bullying 1

Sig. (2-tailed) N Perilaku_Bullying

Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N

-.298** .007

80

80

**

1

-.298

.007 80

80

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Berdasarkan tabel di atas diketahui, bahwa koefisien korelasi antara skala Penalaran Moral dengan Perilaku Bullying adalah sebesar - 0.298 dengan nilai signifikansi atau probabilitas 0.005 (p < 0.01) maka dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak. Artinya bahwa jika penalaran moralnya rendah maka perilaku bullyingnya tinggi. Hal ini menunjukkan ada hubungan yang negatif dan signifikan antara Penalaran Moral dengan Perilaku Bullying. Dalam hal ini, untuk mengetahui sejauhmana penalaran moral di masa mendatang dapat diprediksi munculnya perilaku bullying, peneliti menggunakan regresi sederhana. Berikut penghitungan regresi sederhana dengan menggunakan SPSS 18.00 for windows.

68

Tabel 4.14 : Regresi Sederhana Model Summary Model 1

R R Square .298a .089

Adjusted R Square .077

Std. Error of the Estimate 12.156

a. Predictors: (Constant), Penalaran_Moral

Hubungan antara variabel penalaran moral (x) dan perilaku bullying (y) mempunyai R = 0,298 atau 29,8%. Dan besar sumbangan pengaruh variabel (x) terhadap (y) sebesar R Square (r2) = 0,089 atau 0,9%. R Square (r2) disebut koefisien determinasi, yang menggambarkan seberapa besar perubahan antar variasi dari variabel dependen yang dalam hal ini berarti 0,9% dari variansi perilaku bullying bisa dijelaskan oleh variabel penalaran moral. Sedangkan sisanya (100% - 0,9% = 99,1%) dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. r2 berkisar pada angka 0 sampai 1, dengan catatan semakin kecil r2, semakin lemah hubungan kedua variabel.

4.4.2. Uji Beda Penalaran Moral dan Perilaku Bullying Berdasarkan Jenis Kelamin Tabel 4.15 : Uji Beda Penalaran Moral Berdasarkan Jenis Kelamin Independent Samples Test Levene's Test for Equality of Variances

F Penalaran_Moral

Equal variances assumed Equal variances not assumed

1.443

Sig. .233

t-test for Equality of Means

t

df

Sig. (2-tailed)

Mean Difference

Std. Error Difference

95% Confidence Interval of the Difference Lower Upper

.736

78

.464

1.797

2.442

-3.065

6.660

.734

75.752

.465

1.797

2.450

-3.082

6.677

69

Terlihat bahwa t

hitung

untuk penalaran moral dengan equal variances assumed

adalah 0,736, sedangkan t tabel bisa di hitung pada tabel t-test dengan α = 0,05, df = 80 (didapat dari rumus n-2, dimana n adalah jumlah sampel, 80 – 2 = 78) didapat t tabel

2.00 (0,736< 2,00). Terlihat bahwa nilai probabilitas pada kolom sig. (2-

tailed) adalah 0.464 atau probabilitas di atas 0,05 (0,464 > 0,05). Dengan demikian Ho diterima atau tidak terdapat perbedaan penalaran moral antara remaja akhir laki-laki dengan remaja akhir perempuan. Artinya, penalaran moral antara remaja akhir laki-laki dengan remaja akhir perempuan adalah sama. Tabel 4.16 : Uji Beda Perilaku Bullying Berdasarkan Jenis Kelamin Independent Samples Test Levene's Test for Equality of Variances

F Perilaku_Bullying

Equal variances assumed Equal variances not assumed

Terlihat bahwa t

hitung

.590

Sig. .445

t-test for Equality of Means

t

df

Sig. (2-tailed)

Mean Difference

Std. Error Difference

95% Confidence Interval of the Difference Lower Upper

-.104

78

.917

-.296

2.848

-5.967

5.374

-.104

77.363

.917

-.296

2.851

-5.974

5.381

untuk penalaran moral dengan equal variances assumed

adalah 0,445, sedangkan t tabel bisa di hitung pada tabel t-test dengan α = 0,05, df = 80 (didapat dari rumus n-2, dimana n adalah jumlah sampel, 80 – 2 = 78) didapat t tabel

2.00 (0,445< 2,00). Terlihat bahwa nilai probabilitas pada kolom sig. (2-

tailed) adalah 0.917 atau probabilitas di atas 0,05 (0,917 > 0,05). Dengan demikian Ho diterima atau tidak terdapat perbedaan perilaku bullying antara remaja akhir laki-laki dengan remaja akhir perempuan. Artinya, perilaku bullying antara remaja akhir laki-laki dengan remaja akhir perempuan adalah sama.

70

BAB 5 KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN

5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisa data dan pengujian hipotesis yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa ada hubungan negatif dan signifikan antara penalaran moral dengan perilaku bullying. Hal ini ditunjukkan dari hasil perolehan nilai koefisien sebesar -0,298 yang signifikan, baik pada level significancy 0,01 atau pun 0,05. Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa semakin rendah penalaran moral maka semakin tinggi perilaku bullying. Selain itu dalam hasil tambahan dalam hasil Regresi sederhana aspek penalaran moral mempunyai pengaruh sebesar 0,9 %, sisanya 99,1% dijelaskan oleh variabel lain yang belum diteliti dalam penelitian ini.

5.2. Diskusi Dari hasil penelitian diketahui bahwa adanya hubungan yang negatif signifikan antara penalaran moral terhahadap perilaku bullying berdasarkan pada perhitungan uji hipotesis dari Pearson terhadap skor skala penalaran moral dan perilaku bullying. Terdapat

korelasi yang negative dan signifikan antara

penalaran moral terhahadap perilaku bullying. Ini menjelaskan bahwa semakin tinggi penalaran moral maka semakin rendah perilaku bullying dan begitu juga sebaliknya.

71

Dalam sebuah kajian yang dilakukan oleh Kaiser Fondation, Nickelodeon, dan Children Now (2001) hampir ¾ anak pra remaja di Amerika yang di wawancarai mengungkapkan bahwa bullying adalah peristiwa yang biasa terjadi di sekolah ketika mulai memasuki SMU; 86 % anak-anak yang berusia 12-15 tahun mengatakan bahwa mereka di ejek dan di tindas saat di sekolah (Coloroso, 2007). Selanjutnya, Pepler dkk (1991) melakukan studi deskriptif di Toronto Board of Education melakukan penelitian pada 211 siswa, mulai dari SD hingga SMP, juga guru-guru dan para orang tua memperoleh data statistik bahwa 35 % reponden terlibat langsung insiden bullying, 38% siswa pendidikan khusus mengalami bullying di banding presentase siswa lain hanya 18 %, 24 % perilaku bullying terkait dengan ras, selanjutnya 23 % siswa merasa di tindas dan 71 % guru-guru terlibat perilaku bullying (Coloroso, 2007). Dari hasil penelitian tersebut menandakan bahwa jenis keluarga, sekolah dan masyarakat memainkan peranan penting, namun sekolah adalah tempat anakanak mendapat pelajaran dalam pendidikan moral mereka. Pendidkan moral tidak hanya untuk mengajari kebaikan, tetapi juga untuk mengajari tentang hal yang termasuk perbuatan baik dan agar memiliki kekuatan untuk berbuat baik. Sebagaimana penelitian sebelumnya yang di lakukan oleh Miller dan Bersoff (Santrock, 2003) menunjukkan bahwa penalaran moral yang tinggi dapat memberikan prioritas yang utama pada kebutuhan interpersonal dalam situasisituasi konflik moral.

72

Selain itu, kebanyakan penelitian yang menggunakan sistem skoring Kohlberg tidak menemukan adanya perbedaan jenis kelamin (Walker, 1984, 1991a,1991b). Sebagai contoh, dalam suatu penelitian diketahui bahwa 53 dari 80 perempuan dan laki-laki menunjukkan salah satu, baik dari perspektif kepedulian maupun dari perspektif keadilan, namun 27 subyek menggunakan kedua orientasi tersebut tanpa ada yang lebih mendominasi (Gilligan & Attanucci, 1988 dalam Santrock, 2003). Bila sebuah pesantren secara konsisten membahas dan mengangkat nilai hormat menjadi salah satu prinsip yang ditegakkan oleh semua pihak, maka sikap guru terhadap santri, sikap santri dengan santri lain akan santun, penuh dukungan, saling memahami, dan menimbulkan kerjasama yang lebih kuat. Dengan demikian tindakan bullying akan dapat ditekan, karena fokus dan energi

semua pihak

tertuju pada kerjasama dan bagaimana untuk saling mengisidan menguatkan.

5.3. Saran Berdasarkan pengalaman yang dialami dalam melakukan penelitian dan dari hasil penelitian, maka peneliti dapat memberikan saran untuk menyempurnakan penelitian-penelitian selanjutnya.

5.3.1. Saran Teoritis 1. Bagi penelitian selanjutnya diharapkan untuk mencari faktor-faktor lain yang mempengaruhi perilaku bullying seperti situasi sosial, pola asuh, dan tipe kepribadian. Hal ini dikarenakan perilaku bullying selain dipengaruhi

73

oleh faktor internal, di pengaruhi pula oleh faktor eksternal atau lingkungan melalui pergaulan teman sebaya dan tipe pengasuhan di rumah. 2. Wilayah pengambilan responden penelitian ini hanya terbatas pada lokasi tertentu, sehingga untuk penelitian selanjutnya diharapkan dapat memperluas wilayah peneltian. Sehingga dapat memperoleh hasil secara representatif dari berbagai tipe maupun wilayah pondok pesantren lainnya. 3.

Ada baiknya untuk penelitian yang sejenis selanjutnya mengambil subjek penelitian dari fase-fase perkembangan yang lain. Hal ini penting supaya dapat diketahui adanya suatu perbedaan di setiap fase perkembangan lainnya.

4. Disarankan untuk peneliti selanjutnya agar dapat mempertimbangkan dengan cermat untuk meneruskan penelitian ini, mengingat hasil regresi sederhana aspek penalaran moral hanya mempunyai pengaruh sebesar 0,9 %, terhadap perilaku bullying, sisanya 99,1% dijelaskan oleh variabel lain yang belum diteliti dalam penelitian ini.

5.3.2. Saran Praktis 1. Untuk remaja/para santri pada umumnya agar terus menjaga dan mempertahankan kepribadian yang menghargai toleransi dan sikap menghargai orang lain serta meningkatkan perilaku tolong menolong, yakni dimulai dari diri pribadi masing-masing, keluarga dan lingkungan.

74

2. Harapan bagi para pengasuh pondok pesantren hendaknya mampu meningkatkan kualitas kepribadian santrinya melalui kegiatan Outbond, training kepemimpinan, atau kegiatan ektrakurikuler yang membangun kerjasama para santri. Mengingat pondok pesantren secara khas lebih dominan mengajarkan para santrinya pelajaran keagamaan, sehingga model pengajaran atau kegiatan-kegiatan pendukung di rasa penting pula. 3. Ada baiknya para orang tua turut ikut mengawasi pola pergaulan anakanaknya dengan memilih sekolah atau pesantren yang tepat, mengenal dengan dekat teman-teman sebayanya, menciptakan suasana keterbukaan di lingkungan rumah, supaya dapat termonitor dengan baik sehingga jika ada suatu hal yang sekiranya anak tersebut terlibat menjadi korban ataupun pelaku bullying maka dengan cepat di tangani.

75

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Asrori, (2009) Psikologi remaja perkembangan peserta didik, Jakarta, Bumi aksara Arikunto, Suharsimi, (2006) Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik, edisi revisi vi, Jakarta, PT Asdi Mahasatya Azwar, S. (2003). Reliabilitas dan validitas, Yogyakarta: Pustaka Belajar Burdiningsih, C A. (2004) Pembelajaran moral. berpijak pada karakteristik siswa dan budayanya. Jakarta: Rineka Cipta Bukhim, M. (2008). Membentuk moral anak melalui PAUD informal. Di akses 15 Desenber 2010. dari http://koranpendidikan.com Coloroso, Barbara. (2007). Stop bullying (memutus rantai kekerasan anak dari prasekolah hingga SMU). Jakarta: PT. Serambi Ilmu Semesta. Dijkstra Jan Kornelis dkk, Beyond the class norm: bullying behavior of popular adolescents and its relation to peer acceptance and rejection, dalam jurnal behavioral science; psychology and child and school psychology, journal of abnormal child psychology, volume 36, number 8, 2008, pages1289-1299 , University of Groningen, The Netherlands Gunarsa, Singgih., (1997), Dasar dan teori perkembangan anak, Jakarta; BPK Gunung Mulia. Gunarsa, Singgih & Ny. Gunarsa D. Y. Singgih (1989). Psikologi remaja. Jakarta: PT. BPK. Gunung Mulia. Hurlock. Elizabeth, (1980), Psikologi perkembangan (suatu pendekatan sepanjang rentang kehidupan) Ed. 5, Jakarta, Erlangga Haedari, Amin, H. (2007) Transformasi pesantren; pengembangan aspek pendidikan, keagamaan, dan sosial, Jakarta: LekDis & Media Nusantara. Kohlberg, Lawrence, (1995) Tahapan-tahapan perkembangan moral, Kanisius, Yogyakarta Kuncono, (2005) Aplikasi komputer psikologi; diktat kuliah dan panduan praktikum, edisi ke II, Jakarta, Fakultas Psikologi Universitas Persada Indonesia

76

Lipkins,

Susan. (2008) Menghentikan perploncoan Tangerang: Inspirita Publishing.

di

sekolah/kampus.

Lembaga Kajian Pendidikan Keislaman Dan Sosial (LeKDiS), (2005), Standar nasional pendidikan (PP RI NO. 19 TAHUN 2005), LeKDiS, Ciputat Mastuki dkk, (2004) Manajemen pondok pesantren, Jakarta, Diva Pustaka Qomar, Mujamil (2005) Pesantren dari transformasi metodologi menuju demokratisasi institusi. Jakarta : Erlangga Santrock, W. John. (2002). Life span development (perkembangan masa hidup), jilid I. Jakarta: Erlangga Santrock, W. John. (2003). Adolence perkembangan remaja. Jakarta: Erlangga. Sarwono, Sarlito,. (2004) Psikologi remaja. Jakarta: PT. Grasindo Persada Santoso, Singgih (2000) Buku latihan spss statistik parametrik. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo Sevilla, C.G., dkk. (1993). Pengantar metode penelitian. Universitas Indonesia

Jakarta: Penerbit

SEJIWA, (2008), Mengatasi kekerasan di sekolah dan lingkungan sekitar anak. Jakarta: PT. Grasindo. Sullivan, Keith (2001) The anti bullying handbook, New Zealand, Oxford University Press Sullivan, Keith (2005) Bullying in secondary schools; what it looks like and how to manage it, London, Paul Chapmans Publishing Suparno, Paul. (2001). Teori perkembangan kognitif Jean Piaget. Yogyakarta: Kanisius. Suryabrata, S. (2006). Metodologi penelitian. Jakarta: Raja Grafindo Persada Umar, Husen. (2008). Riset sumber daya manusia dalam organisasi, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama Yusuf. Syamsu. (2002). Psikologi perkembangan anak & remaja. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya Offset.

77

Internet: http://www.detiknews.com/read/2009/11/06/125625/1236590/10/siswa-sman-82dihajar-senior-gara-gara-lewat--jalur-gaza- /9:19 pm/04-07-2010 http://www.suaramerdeka.com/harian/0708/23/nas01.htm/ 12:15 pm/04-07-2010 http://www.detiknews.com/read/2009/11/17/095752/1243038/159/ruangeksekusi-di-zona-antikekerasan/08:15 pm/04-07-2010 http://run18.multiply.com/reviews/item/3/11:12 pm/04-07-2010 http://www.e-psikologi.com/epsi/search.asp/11:19 pm/04-07-2010

LAMPIRAN 3 : Reliabilitas dan Validitas skala penalaran moral Case Processing Summary N Cases

Valid a

Excluded Total

% 80

100,0

0

,0

80

100,0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics Cronbach's Alpha

N of Items ,923

36

Item Statistics Mean

Std. Deviation

N

VAR00001

3,0500

,52531

80

VAR00002

2,6250

,62389

80

VAR00003

2,9000

,34126

80

VAR00004

2,7250

,61572

80

VAR00005

2,3875

,80338

80

VAR00006

2,9375

,60261

80

VAR00007

2,6875

,70430

80

VAR00008

2,4875

,67494

80

VAR00009

2,5000

,77948

80

VAR00010

2,7125

,67868

80

VAR00011

2,6750

,59054

80

VAR00012

2,6500

,65796

80

VAR00013

3,0875

,69708

80

VAR00014

2,7125

,65976

80

VAR00015

2,6750

,77582

80

VAR00016

2,6750

,63195

80

VAR00017

2,9000

,78917

80

VAR00018

2,5625

,65301

80

VAR00019

3,1625

,60470

80

VAR00020

2,8750

,64386

80

VAR00021

2,9625

,66454

80

VAR00022

2,6000

,72216

80

VAR00023

2,8750

,48718

80

VAR00024

2,6500

,67693

80

VAR00025

2,8250

,63195

80

VAR00026

2,8000

,56029

80

VAR00027

2,9125

,73250

80

VAR00028

2,6375

,71589

80

VAR00029

2,9500

,54888

80

VAR00030

2,8875

,74619

80

VAR00031

2,6250

,62389

80

VAR00032

2,5625

,83959

80

VAR00033

2,7750

,72871

80

VAR00034

2,9000

,66751

80

VAR00035

2,7000

,70081

80

VAR00036

2,9125

,76628

80

Item-Total Statistics Corrected Item-

Cronbach's

Scale Mean if

Scale Variance

Total

Alpha if Item

Item Deleted

if Item Deleted

Correlation

Deleted

VAR00001

96,5125

152,481

,316

,922

VAR00002

96,9375

145,021

,762

,918

VAR00003

96,6625

153,695

,360

,922

VAR00004

96,8375

150,163

,418

,921

VAR00005

97,1750

151,260

,251

,924

VAR00006

96,6250

151,073

,366

,922

VAR00007

96,8750

142,769

,808

,917

VAR00008

97,0750

152,399

,240

,923

VAR00009

97,0625

154,794

,075

,926

VAR00010

96,8500

143,471

,795

,917

VAR00011

96,8875

145,696

,758

,918

VAR00012

96,9125

144,157

,776

,917

VAR00013

96,4750

153,873

,144

,925

VAR00014

96,8500

144,458

,754

,917

VAR00015

96,8875

149,721

,344

,923

VAR00016

96,8875

143,848

,832

,917

VAR00017

96,6625

146,783

,494

,921

VAR00018

97,0000

150,152

,392

,922

VAR00019

96,4000

154,547

,129

,924

VAR00020

96,6875

152,850

,226

,923

VAR00021

96,6000

150,370

,371

,922

VAR00022

96,9625

141,606

,857

,916

VAR00023

96,6875

149,635

,586

,920

VAR00024

96,9125

143,245

,812

,917

VAR00025

96,7375

152,171

,275

,923

VAR00026

96,7625

153,981

,184

,924

VAR00027

96,6500

149,749

,367

,922

VAR00028

96,9250

142,121

,833

,916

VAR00029

96,6125

149,886

,496

,921

VAR00030

96,6750

151,969

,235

,924

VAR00031

96,9375

143,983

,834

,917

VAR00032

97,0000

150,962

,252

,924

VAR00033

96,7875

143,815

,716

,918

VAR00034

96,6625

146,201

,633

,919

VAR00035

96,8625

143,715

,753

,917

VAR00036

96,6500

152,661

,191

,924

Scale Statistics Mean 99,5625

Variance 156,857

Std. Deviation 12,52425

N of Items 36

LAMPIRAN 4 : Reliabilitas dan validitas skala Bullying

Case Processing Summary N Cases

Valid a

Excluded Total

% 80

100,0

0

,0

80

100,0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics Cronbach's Alpha

N of Items ,908

36

Item Statistics Mean

Std. Deviation

N

VAR00001

1,9000

,43864

80

VAR00002

1,8375

,58339

80

VAR00003

1,6500

,47998

80

VAR00004

2,1000

,88016

80

VAR00005

1,6250

,60326

80

VAR00006

1,8625

,70699

80

VAR00007

1,6625

,59414

80

VAR00008

2,2375

,86043

80

VAR00009

2,1375

,89646

80

VAR00010

2,5500

,70979

80

VAR00011

1,7000

,70081

80

VAR00012

1,9500

1,14627

80

VAR00013

2,1750

,65168

80

VAR00014

2,0625

,76875

80

VAR00015

2,5750

,70755

80

VAR00016

1,8625

,38133

80

VAR00017

1,9125

,57794

80

VAR00018

2,0250

,74587

80

VAR00019

1,7000

,68251

80

VAR00020

2,0250

,63595

80

VAR00021

1,7375

,49667

80

VAR00022

2,1750

,68943

80

VAR00023

1,9500

,67317

80

VAR00024

2,1750

,72522

80

VAR00025

2,0750

,68943

80

VAR00026

1,8000

,58244

80

VAR00027

1,9375

,48636

80

VAR00028

1,9625

,53825

80

VAR00029

1,9250

,56870

80

VAR00030

2,3000

,64435

80

VAR00031

1,8625

,74194

80

VAR00032

2,1625

,77040

80

VAR00033

2,3625

,90349

80

VAR00034

2,1625

,86337

80

VAR00035

2,3750

,78555

80

VAR00036

2,3500

,87294

80

Item-Total Statistics Corrected Item-

Cronbach's

Scale Mean if

Scale Variance

Total

Alpha if Item

Item Deleted

if Item Deleted

Correlation

Deleted

VAR00001

70,9625

146,163

,563

,905

VAR00002

71,0250

144,253

,552

,904

VAR00003

71,2125

147,790

,369

,906

VAR00004

70,7625

138,892

,610

,903

VAR00005

71,2375

142,082

,687

,902

VAR00006

71,0000

147,570

,248

,908

VAR00007

71,2000

149,428

,175

,909

VAR00008

70,6250

143,250

,405

,906

VAR00009

70,7250

138,328

,626

,902

VAR00010

70,3125

143,711

,476

,905

VAR00011

71,1625

140,113

,706

,902

VAR00012

70,9125

135,499

,581

,903

VAR00013

70,6875

146,167

,364

,906

VAR00014

70,8000

140,795

,599

,903

VAR00015

70,2875

149,271

,148

,909

VAR00016

71,0000

147,443

,511

,905

VAR00017

70,9500

146,403

,399

,906

VAR00018

70,8375

146,062

,316

,907

VAR00019

71,1625

144,340

,458

,905

VAR00020

70,8375

146,796

,332

,907

VAR00021

71,1250

145,604

,540

,905

VAR00022

70,6875

146,395

,327

,907

VAR00023

70,9125

144,410

,461

,905

VAR00024

70,6875

141,104

,621

,903

VAR00025

70,7875

143,030

,535

,904

VAR00026

71,0625

148,135

,271

,907

VAR00027

70,9250

152,728

-,053

,910

VAR00028

70,9000

146,648

,413

,906

VAR00029

70,9375

145,072

,506

,905

VAR00030

70,5625

147,869

,258

,908

VAR00031

71,0000

141,013

,611

,903

VAR00032

70,7000

139,757

,657

,902

VAR00033

70,5000

149,975

,069

,912

VAR00034

70,7000

138,922

,622

,902

VAR00035

70,4875

143,671

,427

,906

VAR00036

70,5125

138,177

,652

,902

Scale Statistics Mean 72,8625

Variance 152,323

Std. Deviation 12,34191

N of Items 36

LAMPIRAN 8 : Frekuensi Statistics

N

Valid Missing

penalaran_ moral 80 0

perilaku_ bullying 80 0

gender 80 0

penalaran_moral

Valid

47 49 51 52 53 54 58 59 60 61 62 63 64 65 70 71 72 73 74 75 77 78 79 80 85 86 87 88 89 90 91 Total

Frequency 1 3 1 1 1 3 1 2 3 3 5 5 6 3 1 2 4 2 8 2 6 4 3 1 1 1 2 1 2 1 1 80

Percent 1.3 3.8 1.3 1.3 1.3 3.8 1.3 2.5 3.8 3.8 6.3 6.3 7.5 3.8 1.3 2.5 5.0 2.5 10.0 2.5 7.5 5.0 3.8 1.3 1.3 1.3 2.5 1.3 2.5 1.3 1.3 100.0

Valid Percent 1.3 3.8 1.3 1.3 1.3 3.8 1.3 2.5 3.8 3.8 6.3 6.3 7.5 3.8 1.3 2.5 5.0 2.5 10.0 2.5 7.5 5.0 3.8 1.3 1.3 1.3 2.5 1.3 2.5 1.3 1.3 100.0

Cumulative Percent 1.3 5.0 6.3 7.5 8.8 12.5 13.8 16.3 20.0 23.8 30.0 36.3 43.8 47.5 48.8 51.3 56.3 58.8 68.8 71.3 78.8 83.8 87.5 88.8 90.0 91.3 93.8 95.0 97.5 98.8 100.0

perilaku_bullying

Valid

36 41 42 44 46 47 50 51 52 56 57 58 59 60 62 64 66 67 68 71 72 73 74 76 77 79 80 82 83 84 85 86 89 Total

Frequency 3 1 4 2 2 2 1 3 2 5 3 4 9 7 2 5 2 2 1 1 3 1 2 2 1 1 3 1 1 1 1 1 1 80

Percent 3.8 1.3 5.0 2.5 2.5 2.5 1.3 3.8 2.5 6.3 3.8 5.0 11.3 8.8 2.5 6.3 2.5 2.5 1.3 1.3 3.8 1.3 2.5 2.5 1.3 1.3 3.8 1.3 1.3 1.3 1.3 1.3 1.3 100.0

Valid Percent 3.8 1.3 5.0 2.5 2.5 2.5 1.3 3.8 2.5 6.3 3.8 5.0 11.3 8.8 2.5 6.3 2.5 2.5 1.3 1.3 3.8 1.3 2.5 2.5 1.3 1.3 3.8 1.3 1.3 1.3 1.3 1.3 1.3 100.0

Cumulative Percent 3.8 5.0 10.0 12.5 15.0 17.5 18.8 22.5 25.0 31.3 35.0 40.0 51.3 60.0 62.5 68.8 71.3 73.8 75.0 76.3 80.0 81.3 83.8 86.3 87.5 88.8 92.5 93.8 95.0 96.3 97.5 98.8 100.0

gender

Valid

Frequency 41

Percent 51.3

Valid Percent 51.3

Cumulative Percent 51.3

perempuan

39

48.8

48.8

100.0

Total

80

100.0

100.0

laki-laki

LAMPIRAN 9 : Normalitas

Explore [DataSet1] H:\Hasil penelitian.sav

Case Processing Summary Cases Missing N Percent 0 .0%

Valid N Penalaran_Mora

80

Percent 100.0%

Total N 80

Percent 100.0%

Descriptives Penalaran_Mora Mean 95% Confidence Interval for Mean

Lower Bound Upper Bound

5% Trimmed Mean Median Variance Std. Deviation Minimum Maximum Range Interquartile Range Skewness Kurtosis

Statistic 69.08 66.65

Std. Error 1.217

71.50 69.07 71.00 118.526 10.887 47 91 44 15 .030 -.638

.269 .532

Tests of Normality a

Penalaran_Moral

Kolmogorov-Smirnov Statistic df Sig. .121 80 .006

a. Lilliefors Significance Correction

Statistic .969

Shapiro-Wilk df 80

Sig. .051

Penalaran_Moral

Histogram

12.5

Frequency

10.0

7.5

5.0

2.5

Mean =69.08 Std. Dev. =10.887 N =80

0.0 50

60

70

80

90

Penalaran_Moral

Penalaran_Moral Stem-and-Leaf Plot Frequency 4.00 9.00 25.00 32.00 8.00 2.00 Stem width: Each leaf:

Stem & 4 5 6 7 8 9

. . . . . .

Leaf 7999 123444899 0001112222233333444444555 01122223344444444557777778888999 05677899 01

10 1 case(s)

Normal Q-Q Plot of Penalaran_Moral

Expected Normal 2.5

0.0

-2.5

40

50

60

70

80

90

100

Observed Value

Detrended Normal Q-Q Plot of Penalaran_Moral

0.3

0.2

Dev from Normal 0.1

0.0

-0.1

-0.2

-0.3

40

50

60

70

Observed Value

80

90

100

100

90

80

70

60

50

40

Penalaran_Moral

Explore [DataSet1] H:\Hasil penelitian.sav Case Processing Summary

Valid N Perilaku_Bullying

80

Percent 100.0%

N

Cases Missing Percent 0 .0%

Total N 80

Percent 100.0%

Descriptives Perilaku_Bullying Mean 95% Confidence Interval for Mean

Lower Bound Upper Bound

5% Trimmed Mean Median Variance Std. Deviation Minimum Maximum Range Interquartile Range Skewness Kurtosis

Statistic 60.93 58.11

Std. Error 1.415

63.74 60.85 59.00 160.146 12.655 36 89 53 17 .152 -.408

.269 .532

Tests of Normality a

Perilaku_Bullying

Kolmogorov-Smirnov Statistic df Sig. .129 80 .002

a. Lilliefors Significance Correction

Perilaku_Bullying

Statistic .972

Shapiro-Wilk df 80

Sig. .081

Histogram

25

Frequency

20

15

10

5

Mean =60.92 Std. Dev. =12.655 N =80

0 40

50

60

70

80

90

Perilaku_Bullying

Perilaku_Bullying Stem-and-Leaf Plot Frequency 3.00 11.00 27.00 19.00 12.00 8.00 Stem width: Each leaf:

Stem & 3 4 5 6 7 8

. . . . . .

Leaf 666 12222446677 011122666667778888999999999 0000000224444466778 122234466799 00234569

10 1 case(s)

Normal Q- Q Plot of Perilaku_Bullying

Expected Normal

2

0

-2 30

40

50

60

70

80

90

Observed Value

Detrended Normal Q- Q Plot of Perilaku_Bullying

Dev from Normal

0.25

0.00

- 0.25

30

40

50

60

Observed Value

70

80

90

90

80

70

60

50

40

30

Perilaku_Bullying

LAMPIRAN 11 : Korelasi

Correlations [DataSet1] H:\Hasil penelitian.sav

Correlations Penalaran_ Moral Penalaran_Moral

Perilaku_Bullying

Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N

1 80 -.298** .007 80

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Perilaku_ Bullying -.298** .007 80 1 80

LAMPIRAN 10 : Homogenitas

Oneway [DataSet1] H:\Hasil penelitian.sav

Test of Homogeneity of Variances Penalaran_Moral Levene Statistic 1.503

df1

df2 3

Sig. .220

76

ANOVA Penalaran_Moral

Between Groups Within Groups Total

Post Hoc Tests

Sum of Squares 186.547 9177.003 9363.550

df 3 76 79

Mean Square 62.182 120.750

F .515

Sig. .673

Multiple Comparisons Dependent Variable: Penalaran_Moral

(I) Usia Tukey HSD 17

18

19

20

Bonferroni

17

18

19

20

(J) Usia 18 19 20 17 19 20 17 18 20 17 18 19 18 19 20 17 19 20 17 18 20 17 18 19

Homogeneous Subsets

Mean Difference (I-J) -5.178 -7.800 -3.833 5.178 -2.622 1.345 7.800 2.622 3.967 3.833 -1.345 -3.967 -5.178 -7.800 -3.833 5.178 -2.622 1.345 7.800 2.622 3.967 3.833 -1.345 -3.967

Std. Error 6.506 6.950 8.393 6.506 3.183 5.681 6.950 3.183 6.184 8.393 5.681 6.184 6.506 6.950 8.393 6.506 3.183 5.681 6.950 3.183 6.184 8.393 5.681 6.184

Sig. .856 .677 .968 .856 .843 .995 .677 .843 .918 .968 .995 .918 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000

95% Confidence Interval Lower Bound Upper Bound -22.27 11.91 -26.06 10.46 -25.88 18.21 -11.91 22.27 -10.98 5.74 -13.58 16.27 -10.46 26.06 -5.74 10.98 -12.28 20.21 -18.21 25.88 -16.27 13.58 -20.21 12.28 -22.80 12.45 -26.63 11.03 -26.57 18.90 -12.45 22.80 -11.24 6.00 -14.04 16.73 -11.03 26.63 -6.00 11.24 -12.79 20.72 -18.90 26.57 -16.73 14.04 -20.72 12.79

Penalaran_Moral

Usia Tukey HSDa,b 17 20 18 19 Sig.

N 3 4 58 15

Subset for alpha = . 05 1 63.67 67.50 68.84 71.47 .611

Means for groups in homogeneous subsets are displayed. a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 5.995. b. The group sizes are unequal. The harmonic mean of the group sizes is used. Type I error levels are not guaranteed.

Oneway [DataSet1] H:\Hasil penelitian.sav

Test of Homogeneity of Variances Perilaku_Bullying Levene Statistic .775

df1

df2 3

Sig. .511

76

ANOVA Perilaku_Bullying Sum of Squares Between Groups 101.269 Within Groups 12550.28 Total 12651.55

Post Hoc Tests

df 3 76 79

Mean Square 33.756 165.135

F .204

Sig. .893

Multiple Comparisons Dependent Variable: Perilaku_Bullying

(I) Usia Tukey HSD 17

18

19

20

Bonferroni

17

18

19

20

(J) Usia 18 19 20 17 19 20 17 18 20 17 18 19 18 19 20 17 19 20 17 18 20 17 18 19

Homogeneous Subsets

Mean Difference (I-J) -2.632 -3.933 1.083 2.632 -1.301 3.716 3.933 1.301 5.017 -1.083 -3.716 -5.017 -2.632 -3.933 1.083 2.632 -1.301 3.716 3.933 1.301 5.017 -1.083 -3.716 -5.017

Std. Error 7.609 8.127 9.815 7.609 3.722 6.643 8.127 3.722 7.231 9.815 6.643 7.231 7.609 8.127 9.815 7.609 3.722 6.643 8.127 3.722 7.231 9.815 6.643 7.231

Sig. .986 .962 1.000 .986 .985 .944 .962 .985 .899 1.000 .944 .899 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000

95% Confidence Interval Lower Bound Upper Bound -22.62 17.35 -25.28 17.42 -24.70 26.86 -17.35 22.62 -11.08 8.48 -13.73 21.17 -17.42 25.28 -8.48 11.08 -13.98 24.01 -26.86 24.70 -21.17 13.73 -24.01 13.98 -23.24 17.98 -25.95 18.08 -25.51 27.67 -17.98 23.24 -11.39 8.78 -14.28 21.71 -18.08 25.95 -8.78 11.39 -14.57 24.61 -27.67 25.51 -21.71 14.28 -24.61 14.57

Perilaku_Bullying

Usia Tukey HSDa,b 20 17 18 19 Sig.

N 4 3 58 15

Subset for alpha = . 05 1 57.25 58.33 60.97 62.27 .906

Means for groups in homogeneous subsets are displayed. a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 5.995. b. The group sizes are unequal. The harmonic mean of the group sizes is used. Type I error levels are not guaranteed.

LAMPIRAN 12 : Regresi

Regression [DataSet1] H:\Hasil penelitian.sav b Variables Entered/Removed

Model 1

Variables Variables Entered Removed Penalaran_ a . Moral

Method Enter

a. All requested variables entered. b. Dependent Variable: Perilaku_Bullying

Model Summary Model 1

R R Square .298a .089

Adjusted R Square .077

Std. Error of the Estimate 12.156

a. Predictors: (Constant), Penalaran_Moral

ANOVAb Model 1

Regression Residual Total

Sum of Squares 1125.651 11525.90 12651.55

df 1 78 79

Mean Square 1125.651 147.768

F 7.618

Sig. .007a

a. Predictors: (Constant), Penalaran_Moral b. Dependent Variable: Perilaku_Bullying

Coefficientsa

Model 1

(Constant) Penalaran_Mora

Unstandardized Coefficients B Std. Error 84.875 8.783 -.347 .126

a. Dependent Variable: Perilaku_Bullying

Standardized Coefficients Beta -.298

t 9.663 -2.760

Sig. .000 .007

LAMPIRAN 13 : Uji beda

T-Test [DataSet1] H:\Hasil penelitian.sav

Group Statistics Gender Penalaran_Mora Laki-laki Perempuan

N

Mean 69.95 68.15

41 39

Std. Deviation 10.247 11.584

Std. Error Mean 1.600 1.855

Independent Samples Test Levene's Test for Equality of Variances

Penalaran_Mora Equal variances assume Equal variances not assumed

F 1.443

Sig. .233

t-test for Equality of Means

.736

78

Sig. (2-tailed) .464

Mean Difference 1.797

.734

75.752

.465

1.797

t

df

Std. Error Difference 2.442 2.450

95% Confidence Interval of the Difference Lower Upper -3.065 6.660 -3.082

6.677

T-Test [DataSet1] H:\Hasil penelitian.sav

Group Statistics Gender Perilaku_Bullying Laki-laki Perempuan

N 41 39

Mean 60.78 61.08

Std. Deviation 12.483 12.995

Std. Error Mean 1.950 2.081

Independent Samples Test Levene's Test for Equality of Variances

Perilaku_Bullying Equal variances assumed Equal variances not assumed

F .590

Sig. .445

t-test for Equality of Means

t -.104 -.104

78

Sig. (2-tailed) .917

Mean Difference -.296

77.363

.917

-.296

df

Std. Error Difference 2.848 2.851

95% Confidence Interval of the Difference Lower Upper -5.967 5.374 -5.974

5.381

LAMPIRAN 14 : SKALA TRY OUT PENELITIAN

PENDAHULUAN

Assalamu’alaikum Wr. Wb Responden yang terhormat, Saya adalah mahasiswa fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang sedang melaksanakan tugas skripsi mengenai remaja. Dalam rangka mengumpulkan data, Saya memohon kesediaan Anda meluangkan waktu untuk menjawab kuesioner ini. Data ini sangat tergantung jawaban Anda yang sejujurnya dan sesuai dengan diri Anda. Bantuan Anda sangat berharga bagi penelitian yang sedang saya lakukan. Atas segala bantuan dan kerjasama yang Anda berikan, saya ucapkan terima kasih. Hormat saya,

Peneliti

IDENTITAS RESPONDEN Nama (inisial)

: .....................

Usia

: .....................

Bersedia menjadi responden dalam penelitian ini. Jakarta,

(

Agustus 2010

)

Data Diri Responden 1. Usia : ....... 2. Jenis Kelamin :L/P 3. Suku : ........ 4. Tingkat Pendidikan: ......... 5. Masa Kerja : .......

Berikut ini terdapat sejumlah pernyatan. Baca dan pahami dengan baik setiap pernyataan tersebut. Anda diminta untuk mengemukakan apakah pernyataan-pernyataan tersebut sesuai dengan diri Anda, dengan cara memberi tanda silang (X) dalam kotak di depan salah satu pilihan jawaban yang tersedia, yaitu

SS

= Sangat Sesuai

S

= Sesuai

TS

= Tidak Sesuai

STS

= Sangat Tidak Sesuai

Setiap orang dapat mempunyai jawaban yang berbeda dan tidak ada jawaban yang di anggap salah, karena itu pilihlah jawaban yang paling sesuai dengan diri Anda.

Contoh : No

Pernyataan

1

Saya merasakan ketenangan setelah selesai shalat

STS

TS

***SELAMAT MENGERJAKAN***

S X

SS

Skala Try Out Perilaku Bullying No

Pernyataan SS

1 2 3 4 5 6 7

8

Saya akan mendorong adik kelas/teman yang tidak saya sukai, agar ia tidak mendekati saya. Saya menendang adik kelas/teman karena kesal kepadanya Saya akan memukul adik kelas/teman yang tidak saya sukai, agar tidak mengganggu saya dan kelompok geng saya Saya merasa berani untuk menampar orang yang tidak saya sukai, ketika bersama teman-teman saya. Saya merasa sangat puas jika bisa memukul/menendang musuh/teman yang tidak saya sukai di depan teman-teman saya. Saya akan mengambil/merusak secara diam-diam barang milik teman saya yang mempunyai sifat pelit Saya meminta dengan paksa ketika adik kelas/teman yang terlihat lemah, baru saja mendapat uang kiriman/oleh-oleh dari keluarganya. Bagi saya, mengganggu adik kelas/ teman yang lebih lemah sama saja sebagai pengecut.

9

Bagi saya, tindakan memukul/menendang, dan menampar teman adalah tindakan diluar batas.

10

Mengancam orang yang tidak saya sukai dengan hal-hal yang membuatnya merasa takut, merupakan hal yang diluar batas. Meski tidak mempunyai uang, saya tidak akan memaksa meminta uang kepada adik kelas/teman. Bagi saya merusak/atau memeras barang milik orang lain merupakan tindakan kriminal Saya memanggil nama teman/adik kelas saya dengan nama yang jelek Saya mengejek teman-teman lain dengan ejekan yang menyangkut bentuk tubuh, seperti sebutan ‘gendut/cungkring’.

11 12 13 14

15 16 17 18

Saya tidak segan-segan untuk memaki teman/adik kelas jika perilakunya sangat menyebalkan Saya langsung membentak jika adik kelas/teman ada yang menertawakan kesalahan saya Saya menggertak adik kelas/teman yang tidak saya sukai jika memandang ke arah saya Jika teman-teman mengolok-olok adik kelas/teman, saya ikut bergabung karena menyenangkan

19

Saya selalu memanggil nama teman saya dengan nama aslinya.

20

Saya mengabaikan untuk ikut bersorak ketika adik kelas/teman sedang di olok-olok/berkelahi dengan teman

21

Bagi saya, sangat tidak penting mengejek teman yang tidak kita sukai dengan kekurangan atau kelebihan dari bentuk badannya

Pertimbangan S TS STS

(seperti sebutan: gendut/cungkring). 22

Jika ada teman yang menjadi bahan ejekan, maka saya akan mencoba untuk merangkulnya

23

Jika ada teman yang mengejek, maka saya cukup membalasnya dengan senyuman tipis.

24

Saya bersikap biasa kepada orang yang saya benci

25

Saya akan membuat gerakan ejekan sambil berkata ‘bencong’ pada teman yang tidak saya sukai. Saya akan membuat bentuk muka yang sangat mengejek, sehingga teman yang tidak saya sukai menunduk dan pergi.

26

27

Saya mengabaikan teman yang saya anggap tidak penting/tidak untuk menjadi teman saya

28

Tanpa memperdulikan perasaan sahabat/teman sekamar saya, saya akan memilih teman baru yang menguntungkan bagi saya.

29

Saya akan mempengaruhi teman dari musuh saya untuk membuat persahabat mereka retak.

30

Saya akan memandang dengan sinis, jika teman yang tidak saya sukai lewat di depan saya.

31

Saya akan mencoba ramah pada orang yang tidak saya sukai/musuh saya sekalipun.

32

Jika teman yang tidak saya sukai datang menghampiri saya, maka saya akan memberikan senyuman manis padanya.

33

Suatu hal yang tidak pantas bagi saya untuk merusak persahabatan orang yang tidak saya sukai/musuh saya sekalipun

34

Saya rasa teman yang aneh (bencong) itu bukan untuk dikucilkan, tapi ditemani dan diarahkan

35

Menurut saya, rasa setia kawan antar teman tidak perlu jika hal tersebut hanya akan menyakiti orang lain Saya akan memandang dengan ramah, teman yang tidak saya sukai lewat di depan saya.

36

Skala Try Out Penalaran Moral No

Pernyataan SS

1 2 3 4 5

Saya patuh pada peraturan Pondok Pesantren karena takut mendapat hukuman Saya tidak menyukai segala bentuk hukuman yang diberikan oleh ustadz/pengurus pondok Saya sangat takut untuk kabur dari pesantren karena hukuman yang di terapkan oleh pihak pondok pesantren sangat keras Saya mengabaikan peraturan yang di terapkan oleh pengurus pondok pesantren Bagi saya melanggar peraturan merupakan tantangan tersendiri yang sangat menyenangkan di lingkungan pesantren

6

Saya kabur dari asrama tanpa memperdulikan hukuman yang diterapkan jika saya ketahuan oleh pengurus pondok

7

Saat ustadz favorit saya sedang mengajar, saya selalu berusaha aktif di dalam kelas supaya dapat menarik perhatiannya dan dapat nilai bagus Saya lebih memilih mendekati teman yang popular/berprestasi di pesantren, supaya saya bisa ikut di kenal/mudah mengerjakan tugas. Saya sangat menginginkan menjadi pengurus OSIS supaya bisa mendapat kesempatan beasiswa/populer di lingkungan pesantren

8

9

10 11

Saat pelajaran berlangsung, saya lebih memilih diam karena takut di tunjuk oleh ustadz untuk mengerjakan soal di depan santri lain Bagi saya, menjadi pengurus OSIS merupakan hal yang tidak penting karena hanya membuang-buang waktu saja.

12

Saya selalu merasa malu jika prestasi saya mendapat pujian/sanjungan dari teman-teman dan para ustadz

13

Ketika saya melakukan kesalahan pada santri lain, saya tidak sungkan terlebih dulu untuk meminta maaf Saya sangat senang membuat teman saya merasa bahagia walau kadang saya sedang merasa sedih

14

15 16

Jika ada berita tidak baik tentang teman saya, sebisa mungkin saya menyimpannya sendiri Saya merasa gengsi jika saya yang terlebih dahulu untuk meminta maaf kepada santri lain

17

Bagi saya, menceritakan gosip terbaru mengenai santri lain merupakan suatu hal yang menyenangkan di waktu luang

18

Ketika saya sedang sedih, saya merasa cuek dengan permasalahan teman-teman saya

19

Peraturan Pondok Pesantren merupakan hal yang penting

Pertimbangan S TS STS

sebagai acuan dalam kenyamanan belajar mengajar 20

Bagi saya, mengerjakan piket kelas atau asrama suatu hal yang menyenangkan karena telah menjalankan peratuan yang ada

21

Saya akan menolak ajakan teman untuk menghisap rokok secara sembunyi-sembunyi Kadang-kadang saya ingin melanggar peraturan sekolah yang menyebalkan Bagi saya, mengerjakan piket kelas/asrama merupakan aktifitas paling menyebalkan Saya suka mencuri waktu ketika sedang istirahat untuk dapat menghisap rokok Sebisa mungkin saya menghindari pertengkaran dengan santri lain di pesantren Saya berusaha untuk menepati janji kepada siapapun, walaupun saya sering di ingkari

22 23 24 25 26

27

Saya ikut mengantri saat mengambil makan di asrama, walaupun banyak yang menyerobot antrian

28

Saya sering terlibat pertengakaran dengan santri lain, hal itu merupakan hal yang biasa terjadi pesantren Saya merupakan orang yang susah untuk menepati janji karena banyaknya kesibukan saya

29

30

Jika saya terburu-buru, saya suka menyerobot antrian makan

31

Jika saya kehabisan bekal, saya mengambil barang milik teman saya

32 33

Ketika saya tidak mendapat izin untuk pulang menjenguk orang tua saya yang sakit, Saya takut untuk nekat kabur dari pesantren Saya semangat untuk masuk kelas, walau sedang malas/sakit.

34

Jika saya kehabisan bekal, maka saya puasa

35

Jika saya tidak di beri izin untuk pulang secara mendadak karena orang tua saya sakit, saya akan nekat untuk kabur dari pesantren Ketika saya merasa malas masuk kelas, saya pura-pura sakit

36

LAMPIRAN 15 : SKALA PENELITIAN

PENDAHULUAN

Assalamu’alaikum Wr. Wb Responden yang terhormat, Saya adalah mahasiswa fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang sedang melaksanakan tugas skripsi mengenai remaja. Dalam rangka mengumpulkan data, Saya memohon kesediaan Anda meluangkan waktu untuk menjawab kuesioner ini. Data ini sangat tergantung jawaban Anda yang sejujurnya dan sesuai dengan diri Anda. Bantuan Anda sangat berharga bagi penelitian yang sedang saya lakukan. Atas segala bantuan dan kerjasama yang Anda berikan, saya ucapkan terima kasih. Hormat saya,

Peneliti

IDENTITAS RESPONDEN Nama (inisial)

: .....................

Usia

: .....................

Bersedia menjadi responden dalam penelitian ini. Jakarta,

(

September 2010

)

Data Diri Responden 1. Usia : ....... 2. Jenis Kelamin :L/P 3. Suku : ........ 4. Tingkat Pendidikan: ......... 5. Masa Kerja : .......

Berikut ini terdapat sejumlah pernyatan. Baca dan pahami dengan baik setiap pernyataan tersebut. Anda diminta untuk mengemukakan apakah pernyataan-pernyataan tersebut sesuai dengan diri Anda, dengan cara memberi tanda silang (X) dalam kotak di depan salah satu pilihan jawaban yang tersedia, yaitu

SS

= Sangat Sesuai

S

= Sesuai

TS

= Tidak Sesuai

STS

= Sangat Tidak Sesuai

Setiap orang dapat mempunyai jawaban yang berbeda dan tidak ada jawaban yang di anggap salah, karena itu pilihlah jawaban yang paling sesuai dengan diri Anda.

Contoh : No

Pernyataan

1

Saya merasakan ketenangan setelah selesai shalat

STS

TS

***SELAMAT MENGERJAKAN***

S X

SS

Skala Perilaku Bullying No

Pernyataan SS

1 2 3 4 5 6

Saya akan mendorong adik kelas/teman yang tidak saya sukai, agar ia tidak mendekati saya. Saya menendang adik kelas/teman karena kesal kepadanya Saya akan memukul adik kelas/teman yang tidak saya sukai, agar tidak mengganggu saya dan kelompok geng saya Saya merasa berani untuk menampar orang yang tidak saya sukai, ketika bersama teman-teman saya. Saya merasa sangat puas jika bisa memukul/menendang musuh/teman yang tidak saya sukai di depan teman-teman saya. Bagi saya, mengganggu adik kelas/ teman yang lebih lemah sama saja sebagai pengecut.

7

Bagi saya, tindakan memukul/menendang, dan menampar teman adalah tindakan diluar batas.

8

Mengancam orang yang tidak saya sukai dengan hal-hal yang membuatnya merasa takut, merupakan hal yang diluar batas. Meski tidak mempunyai uang, saya tidak akan memaksa meminta uang kepada adik kelas/teman. Bagi saya merusak/atau memeras barang milik orang lain merupakan tindakan kriminal Saya memanggil nama teman/adik kelas saya dengan nama yang jelek Saya mengejek teman-teman lain dengan ejekan yang menyangkut bentuk tubuh, seperti sebutan ‘gendut/cungkring’.

9 10 11 12

13 14 15

Saya langsung membentak jika adik kelas/teman ada yang menertawakan kesalahan saya Saya menggertak adik kelas/teman yang tidak saya sukai jika memandang ke arah saya Jika teman-teman mengolok-olok adik kelas/teman, saya ikut bergabung karena menyenangkan

16

Saya selalu memanggil nama teman saya dengan nama aslinya.

17

Saya mengabaikan untuk ikut bersorak ketika adik kelas/teman sedang di olok-olok/berkelahi dengan teman

18

Bagi saya, sangat tidak penting mengejek teman yang tidak kita sukai dengan kekurangan atau kelebihan dari bentuk badannya (seperti sebutan: gendut/cungkring).

19

Jika ada teman yang menjadi bahan ejekan, maka saya akan mencoba untuk merangkulnya

20

Jika ada teman yang mengejek, maka saya cukup membalasnya dengan senyuman tipis.

Pertimbangan S TS STS

21

Saya bersikap biasa kepada orang yang saya benci

22

Saya akan membuat gerakan ejekan sambil berkata ‘bencong’ pada teman yang tidak saya sukai. Tanpa memperdulikan perasaan sahabat/teman sekamar saya, saya akan memilih teman baru yang menguntungkan bagi saya.

23

24

Saya akan mempengaruhi teman dari musuh saya untuk membuat persahabat mereka retak.

25

Saya akan mencoba ramah pada orang yang tidak saya sukai/musuh saya sekalipun.

26

Jika teman yang tidak saya sukai datang menghampiri saya, maka saya akan memberikan senyuman manis padanya.

27

Saya rasa teman yang aneh (bencong) itu bukan untuk dikucilkan, tapi ditemani dan diarahkan

28

Menurut saya, rasa setia kawan antar teman tidak perlu jika hal tersebut hanya akan menyakiti orang lain Saya akan memandang dengan ramah, teman yang tidak saya sukai lewat di depan saya.

29

Skala Penalaran Moral No

Pernyataan SS

1 2 3 4 5

6

7 8

Saya patuh pada peraturan Pondok Pesantren karena takut mendapat hukuman Saya tidak menyukai segala bentuk hukuman yang diberikan oleh ustadz/pengurus pondok Saya sangat takut untuk kabur dari pesantren karena hukuman yang di terapkan oleh pihak pondok pesantren sangat keras Saya mengabaikan peraturan yang di terapkan oleh pengurus pondok pesantren Saya kabur dari asrama tanpa memperdulikan hukuman yang diterapkan jika saya ketahuan oleh pengurus pondok Saat ustadz favorit saya sedang mengajar, saya selalu berusaha aktif di dalam kelas supaya dapat menarik perhatiannya dan dapat nilai bagus Saat pelajaran berlangsung, saya lebih memilih diam karena takut di tunjuk oleh ustadz untuk mengerjakan soal di depan santri lain Bagi saya, menjadi pengurus OSIS merupakan hal yang tidak penting karena hanya membuang-buang waktu saja.

9

Saya selalu merasa malu jika prestasi saya mendapat pujian/sanjungan dari teman-teman dan para ustadz

10

Saya sangat senang membuat teman saya merasa bahagia walau kadang saya sedang merasa sedih

11

Jika ada berita tidak baik tentang teman saya, sebisa mungkin saya menyimpannya sendiri Saya merasa gengsi jika saya yang terlebih dahulu untuk meminta maaf kepada santri lain

12

13

Bagi saya, menceritakan gosip terbaru mengenai santri lain merupakan suatu hal yang menyenangkan di waktu luang

14

Ketika saya sedang sedih, saya merasa cuek dengan permasalahan teman-teman saya

15

Saya akan menolak ajakan teman untuk menghisap rokok secara sembunyi-sembunyi Kadang-kadang saya ingin melanggar peraturan sekolah yang menyebalkan Bagi saya, mengerjakan piket kelas/asrama merupakan aktifitas paling menyebalkan Saya suka mencuri waktu ketika sedang istirahat untuk dapat menghisap rokok Saya ikut mengantri saat mengambil makan di asrama, walaupun banyak yang menyerobot antrian

16 17 18 19

20

Saya sering terlibat pertengakaran dengan santri lain, hal itu

Pertimbangan S TS STS

21

merupakan hal yang biasa terjadi pesantren Saya merupakan orang yang susah untuk menepati janji karena banyaknya kesibukan saya

22

Jika saya kehabisan bekal, saya mengambil barang milik teman saya

23

Saya semangat untuk masuk kelas, walau sedang malas/sakit.

24

Jika saya kehabisan bekal, maka saya puasa

25

Jika saya tidak di beri izin untuk pulang secara mendadak karena orang tua saya sakit, saya akan nekat untuk kabur dari pesantren