Inovasi Aneka Rasa Telur Asin dan Warna Kulitnya - Universitas ...

49 downloads 1871 Views 1MB Size Report
69. INOVASI ANEKA RASA TELUR ASIN DAN WARNA KULITNYA. (STUDI PEMBUATAN TELUR ASIN U.D. WINANDI, DENPASAR). W. Sayang Yupardhi, I N.
INOVASI ANEKA RASA TELUR ASIN DAN WARNA KULITNYA (STUDI PEMBUATAN TELUR ASIN U.D. WINANDI, DENPASAR) W. Sayang Yupardhi, I N. Sumerta Miwada, I W. Budiartha dan P.N.W. Sukma Fakultas Peternakan, Universitas Udayana E-mail: [email protected] ABSTRACT A descriptive research of home industry about innovations on various tastes salty eggs and their shells was conducted at UD Winandi, Denpasar. The aims of the research were : 1) to reduce boring in consumption of salty eggs with the same taste and same colour on it shell from year to year, 2) for implementing knowledge of technology and art in daily live, 3) to inspire all merchants of salty eggs to innovates product which is yielded attracts consumer, 4) to develop business characters. There were 10 selected duck eggs, 100 g gingers, 100 g chilly, 1 kg salts, and 3.7 l water used in this research. All of the materials were bought from costumers which ordinary provide the needs of making salty eggs. Procedures for making various tastes of eggs and egg shell in different colours as follows. All duck eggs were washed up and away of dirty sustained. As much as 100 g gingers was skinned and mixed with water for 100 ml , then blended up them until fine enough and filter it to obtain its extract with concentration of 0.1 g/ml as well as chilly extract. Furthermore, salt solution was made of 1 kg salt mixed with 3.5 l water and turned them until homogenous (called salt solution). After that, there was provided 2 bowls. The first bowl was filled with 100 ml extract of ginger, 250 ml salt solution, and 5 duck eggs. The eggs were soaked in extract of ginger or chilly for 7 days to give an opportunity for the extracts to enter the eggs up to the yolk. Finally, the eggs were steamed for 1 hour, after that they ready to sell. In the process for making various colours of egg shell, the salt which was used to cover the eggs was supplemented with additional natural colours (no side effects). So, the eggs could attract it consumer to buy them according to their price. .The financials benefit of the duck eggs on various tastes and their various colours were 74 and 145 % higher respectively than that the ordinary salty eggs. . Keywords: duck egg, ginger, chilly, salt , water, natural colours PENDAHULUAN Telur khususnya telur itik dapat dibuat/diolah untuk berbagai macam makanan.Salah satu diantaranya adalah telur asin. Telur asin aman dan penuh gizi baik untuk dikonsumsi oleh bayi hingga lansia selama dikonsumsi secara tidak berlebihan (Http://www.Gizinet/telur

asin, 2009). Secara fisik warna kulit telur asin tersebut asli putih atau hijau. Sebuah telur yang baik dan segar, pendapat Buckle et al. (1987) dan Sulandra et al. 1992) dapat dirangkum di sini bahwa telur tersebut harus lengkap terdiri atas kulit telur, membrana kulit telur, putih telur bagian luar dan dala, khalaza, membrana fitelin (selaput tipis yang mengelilingi kuning telur), blastidisk, kuning telur; selanjutnya secara subjektif ukurannya besar, bentiknya elips, warnanya cerah, tekstur kulitnya mengkilap, bersih, tidak retak, rongga udara kecil, putih telur tampak jelas, dan secara objektif kesegaran telur dapat diukur dengan cara pengukuran kualitas telur dengar dipecah kemudian diukur bagian dalamnya baik itu indeks putih telur atau pun indeks kuning telurnya. Dengan berkembangnya IPTEKS yang dari tahun ke tahun terus meningkat, implementasinya dapat dicobakan pada telur itik untuk menjadi makanan beraneka rasa dengan kulit/kemasan yang beraneka warna pula. Untuk menghasilkan telur yang beraneka rasa yaitu rasa jahe/ginseng dan pedas (dipercayai dapat meningkatkan stamina) dan kulit telur beraneka warna maka suatu penelitian inovasi dilakukan di UD Winandi, Denpasar (2007). Kerjasama dengan UD Winandi ini merupakan sebuah inovasi dalam berkarya di bidang produk peternakan. Tujuan penelitian ini adalah untuk : 1) mengurangi/ menghindari rasa bosan mengkonsumsi telur asin dengan rasa dan warna kulit/kemasan putih atau hijau yang itu-itu saja dari tahun ke tahun, 2) mengimplementasikan IPTEKS dalam hidup seharihari, 3) menginspirasi para pengusaha telur asin untuk berinovasi agar produk yang dihasilkan disenangi konsumen, dan 4) meningkatkan jiwa kewirausahaan. Telur itik khususnya di Bali sampai saat ini masih tersedia sepanjang tahun dan mudah mendapatkannya di pasar atau peternak itik sendiri. Peternakan itik terutama di daerah-daearah lumbung padi (beras) misalnya Tabanan (Bali) masih cukup banyak ditemui dengan sistem pemeliharaan seara ekstensif maupun intensif. Pada hari-hari tertentu, khususnya Harihari Besar (Hari Raya) atau Ngaben Umat Hindu di Bali, memerlukan lebih banyak telur itik (permintaan meningkat) untuk keperluan upacara keagamaan (ritual) dibandingkan har-hari biasa. Biasanya pada kesempatan seperti ini, harga telur itik per butirnya sedikit mengalami kenaikan, tetapi masih di koridor

The Excellence Research UNIVERSITAS UDAYANA 2011

69

wajar-wajar saja. Hal ini sesuai dengan hukum ekonomi penawaran dan permintaan. Walau demikian, Bali kiranya tidak pernah kekurangan persediaan/stok/pasokan untuk konsumsi sehariharinya. Yang perlu diantisipasi untuk kedepannya adalah bagaimana menjaga agar konsumsi telur ini tidak merosot karena rasa dan penampilan/kemasan/ warna kulitnya yang itu-itu saja (membosankan) sehingga perekonomian Bali ini dapat eksis sebagaimana mestinya. Kaitannya dengan telur itik ini kiranya yang dapat dilakukan adalah membuat terobosan-terobosan untuk mencari peluang menuju sukses melalui inovasi-inovasi tertentu misalnya aneka rasa jahe/ginseng dan cabai dan aneka warna kulit telur seperti tersebut di atas yang bercitarasa lebih sedap, gurih, menarik dibandingkan dengan sebelumnya. Inovasi di atas ini yang dijadikan dasar untuk menuju sukses harus diawali dengan ideide dan pemikiran-pemikiran untuk menciptakan suasana baru dan berbeda (Suryana, 2006). METODELOGI PENELITIAN Materi Untuk penelitian deskriptif ini disiapkan materi/ bahan 10 butir telur itik yang telah diseleksi, 100 g jahe, 100 g cabai, 1 kg garam, dan 3,7 l air. Bahan-bahan tersebut dibeli dari langganan yang yang sudah biasa menyediakan berbagai keperluan pembuatan telur asin. Prosedur Pembuatan Telur Aneka Rasa dan Warna Kulitnya Sepuluh (10) butir telur itik dicuci dan dibersihkan dari kotoran yang melekat. Jahe sebanyak 100 g dikupas dan dicampur dengan 100 ml air, kemudian diblender halus, lalu disaring hingga terbentuk ekstrak jahe/ginseng dengan kadar 0,1 gram/ml. Hal yang sama juga dilakukan untuk pembuatan ekstrak cabai. Selanjutnya dibuat larutan garam yaitu 1 kg garam dicampur dengan 3,5 l air dan diaduk hingga rata (disebut larutan garam). Berikutnya disiapkan 2 buah tempat (wadah). Wadah pertama diisi dengan 100 ml ekstrak jahe/ginseng, 250 ml larutan garam, dan 5 butir telur itik. Wadah kedua diisi 100 ml ekstrak cabai, 250 ml larutan garam, dan 5 butir telur itik. Perendaman telur yang telah dicampur dengan ekstrak jahe/ginseng atau cabai dilakukan selama 7 hari agar ekstrak jahe/ginseng atau cabai memiliki waktu yang cukup untuk berdifusi ke dalam telur hingga sampai ke kuning telur.Terakhir, telur direbus selama 1 jam; setelah itu telur siap dipasarkan.

70

The Excellence Research UNIVERSITAS UDAYANA 2011

Proses pembuatan telur aneka warna pada kulitnya, adonan garam yang dipakai sebagai pembungkus telur diberi tambahan pewarna makanan alami (tidak ada efek samping) sebagai berikut ini. Bagi kulit telur yang asli berwarna putih tidak ditambahi pewarna apa pun sehingga warnanya tetap putih. Sedangkan untuk mendapatkan warna kulit ke merah-merahan, kuning, coklat, dan hijau diberi tambahan pewarna yang berasal dari serbuk bata, kunir, daun jati, dan daun kayu sugih (bahasa Bali) secukupnya. Dengan demikian, telur yang beraneka warna tersebut dapat menarik perhatian konsumen/masyarakat untuk membelinya sesuai dengan harga yang ditawarkan. Analisis Statistik Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif. HASIL DAN PEMBAHASAN Inovasi aneka rasa telur itik rasa jahe (ginseng) dan cabai dengan kulit berwarna-warni sangat menarik perhatian para konsumen dan ada yang langsung membelinya. Dalam waktu yang relatif singkat semua telur tersebut habis terjual. Harga per butir telur asin biasa Rp. 1000; sedangkan telur aneka rasa dan aneka warna kulitnya masing-masing adalah Rp.1250 dan Rp.1500. Analisis ekonomi hasil penjualan telur-telur ini menunjukkan bahwa keuntungan per butirnya yang diperoleh dari telur asin biasa, aneka rasa, dan aneka warna kulitnya adalah 0,45 , 1,19 dan 1,90% secara berturut-turut. Dengan kata lain, keuntungan finansial dari aneka rasa telur itik dan aneka warna kulitnya masing-masing 74 dan 145% lebih tinggi dibandingkan dengan telur asin biasa. Hal ini disebabkan oleh inovasi-inovasi yang dilakukan sangat menarik dalam pembuatan telur asin sehingga memikat hati para konsumen untuk membeli walau secara realtif harganya sedikit lebih mahal dari telur asin biasa. Dengan demikian, aneka rasa telur itik dan aneka warna kulitnya sangat menguntungkan karena secara ekonomi keuntungan finansial yang diperoleh sangat menjanjikan. Hal ini kedepannya dapat mengubah perilaku masyarakat untuk hidup lebih bermartabat bagi yang mau melaksanakannya (Utama, 2010). Hasil (produk) inovasi ini bisa jadi merupakan suatu inovasi baru bagi orangorang yang ingin mencoba mencari tahu tentang kebutuhan apa yang dapat memuaskan dan yang dapat mendorong semangat kerja seseorang. Secara umum untuk menciptakan produk berkualitas yang sesuai kebutuhan masyarakat, Supartha (2010) mengatakan bahwa ada lima unsur dasar kerja yang

harus dilaksanakan yaitu pemilahan, penataan, pembersihan, pemantapan, dan pembiasaan. Kiranya penciptaan produk yang berkualitas ini dapat dikaitkan dengan produk inovasi rasa telur asin dan warna kulitnya agar konsumen selalu tertarik padanya melalui: 1) Pemilahan telur yang baik dan tidak baik. 2) Penataan dalam penempatan telur sebaik-baiknya agar tidak pecah. 3) Pembersihan kulit telur agar tidak tercemar kuman-kuman penyakit dan pori-pori kulit telur tidak tertutup kotoran-kotoran. 4) Pemantapan dan pembiasaan dalam melakukan berbagai proses sehingga semua pekerjaan dapat dilakukan dengan menyenangkan. Nampaknya, pemikiran-pemikiran yang kreatif dan inovatif (SDM yang andal) dapat mendorong menghasilkan produk yang disenangi konsumen. Hal ini sesuai dengan pendapat Umar (1998) bahwa untuk mencapai tujuan suatu usaha maka SDM merupakan bagian utama kalau ingin hasil karyanya memuaskan. Kesediaan SDM yang memahami manajemen bisnis perlu dilibatkan dalam mengembangkan suatu usaha (Wiksuana (2010) Kaitannya dengan usahaa ini khususnya inovasi berbagai rasa telur dan warna kulitnya kiranya diperlukan juga penguasaan menejemen bisnis sepatutnya. Menurut Budhi (2010), nilai tambah ekonomi maupun pertumbuhan ekonomi memungkin akan lebih realistis bila nilai tambah sumber-sumber yang dimiliki oleh masyarakat dapat digunakan semaksimum mungkin. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa inovasi aneka rasa telur asin dan aneka warna kulitnya menghasilkan keuntungan finansial yang sangat menjanjikan.

disebutkan satu-persatu atas segala bantuannya baik moril maupun materiil sehinga penelitian ini dapat dilaksanakan dengan baik sesuai tujuannya. DAFTAR PUSTAKA Buckle, K.A., R.A. Edwards, G.H. Fleet, and M. Woottom. 1987. Ilmu Pangan (Terjemahan) Hari Purnomo. Jakarta. U I Press. Budhi, M.K.S. 2010. Memaknai Bias-Bias Kinerja Indikator Pembasngunan Kaitannya Dengan Kesejahteraan. Orasi Ilmiah G B UNUD Bukit, Jmbaran, Badung. Http://www.Gizinet/telur asin, 2009. Sulandra, K., Hartawan, M., dan I. A. Okarini. 1992. Teknologi Telur. FAPET UNUD, Denpasar. Supartha, W.G. 2010. Budaya Organisasi dan Kepemimpinan : Transformasi Nilai Ideal Menjadi Faktual, Dalam Meningkatkan Kinerja Organisasi. Orasi Ilmiah G B UNUD Bukit, Jmbaran, Badung. Suryana. 2006. Kewirausahaan Pedoman Praktis : Kiat dan Proses Menuju Sukses. Edisi ke 3. Salemba Empat : Jakarta. Umar, H. 1998. Sumber Daya Manusia Dalam Organisasi. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Utama, M.S. 2010. Penanggulangan Kemiskinan Melalui Pemberdayaan Masyarakat di Provinsi Bali. Orasi Ilmiah G B UNUD Bukit, Jmbaran, Badung. Wiksuana, I G. B. 2010. Obligasi Daerah Sumber Dana Alternatif Pemerintahan Daerah. Orasi Ilmiah G B UNUD Bukit, Jmbaran, Badung.

Saran Untuk mendapatkan hasil yang lebih menarik dan menguntungkan secara finansial, perlu berinovasi lebih banyak lagi dengan melakukan penelitian lebih lanjut dan materi yang digunakan lebih banyak serta penggunaan zat pewarna alami yang tersedia sepanjang waktu. UCAPAN TERIMAKASIH Peneliti mengucapkan terimakasih kepada pemilik U D Winandi Denpasar yang telah memberi semua fasilitas perlatan untuk penelitian ini. Terimakasih juga disampaikan kepada semua kolega/ dosen FAPET UNUD yang namanya tidak mungkin

The Excellence Research UNIVERSITAS UDAYANA 2011

71