JENIS-JENIS POHON DI SEKITAR MATA AIR. DATARAN TINGGI DAN RENDAH
. (Studi Kasus Kabupaten Malang). Siti Sofiah dan Abban Putri Fiqa. UPT BalaiĀ ...
JENIS-JENIS POHON DI SEKITAR MATA AIR DATARAN TINGGI DAN RENDAH (Studi Kasus Kabupaten Malang) Siti Sofiah dan Abban Putri Fiqa UPT Balai Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Purwodadi-LIPI Jl. Raya Surabaya Malang Km. 65, Purwodadi, Pasuruan, Jawa Timur
[email protected] dan
[email protected] Abstract Water source has a specific of vegetation type. The difference between high and lowland area can be described from their each vegetation. Research was located in water source area in Pujon as a sample high water source area and Singosari as water source in lowland area. Explorative and descriptive methods were done in this research by doing encode of all trees which founded around water source area in 200m radius. Result were showed that in high area water source trees which found in large number are Dendrocalamus asper and Calliandra sp. Dendrocalamus asper has biggest Important Value Index, 38,39%, with diversity index 3,34. Different with water source in lowland area, trees that found in large numbers are Albizia falcataria, Coffea liberica and Swietenia macrophylla. The important values index for the three of trees are 9.811%, with Diversity index 5,37. Key words : trees diversity, lowland, highland, water source. Pendahuluan
Mata
air
merupakan
salah
satu
didalamnya.
Pengelolaan
vegetasi,
sumber air bagi kehidupan terutama bagi
khususnya
masyarakat di sekitarnya. Seiring dengan
waktu dan penyebaran aliran air. Beberapa
peningkatan
pengelola
pertambahan
pembangunan jumlah
dan
penduduk,
hutan,
daerah
dapat
aliran
mempengaruhi
sungai
(DAS)
maka
beranggapan bahwa hutan dapat dipandang
diperlukan adanya pemeliharaan terhadap
sebagai pengatur aliran air (streamflow
kualitas dan kuantitas mata air, untuk
regulator),
menjamin
menyimpan air selama musim hujan dan
ketersediaanya
bagi
pasokan
artinya
bahwa
hutan
dapat
berbagai macam kebutuhan. Karakteristik
melepaskannya
mata air salah satunya ditentukan oleh
Pengaruh tata guna lahan terhadap perilaku
aspek hidrologis (ESDM, 2007).
aliran air dapat terjadi melalui penggantian/
Terkait
dengan
aspek
hidrologis,
vegetasi merupakan faktor yang berperan
konversi
pada
vegetasi
musim
dengan
kemarau.
transpirasi/
intersepsi tahunan tinggi menjadi vegetasi
1
dengan
transiprasi
dapat
air (recharge area). Dalam upaya konservasi
dan
mata air, salah satu metode yang dapat
mempercepat waktu yang diperlukan untuk
digunakan adalah dengan metode vegetasi,
mencapai debit puncak. Diketahui bahwa
melalui rehabilitasi terprogram pada daerah
adanya penebangan pohon, perusakan jenis
resapan
-jenis tumbuhan dan perubahan tata guna
keseimbangan hidrologis di daerah kawasan
lahan berpengaruh terhadap ketersediaan
mata air. Pemilihan tanaman yang sesuai
air dan mendegradasi mata airnya. Hal ini
dengan
terjadi
kawasan
meningkatkan
volume
karena
perusakan
rendah aliran
pembukaan
vegetasi
hutan
faktor mata
guna
lingkungan air
mendukung
dan
edafik
diperlukan
untuk
mendukung aspek hidrologis pada daerah
menyebabkan tanah menjadi gundul, terjadi
resapan air, agar dapat tercipta eksosistem
erosi
untuk
yang stabil. Salah satu faktor lingkungan
menyimpan air hujan menjadi berkurang
yang berperan terhadap lingkungan tumbuh
(Solikin, 2000).
tanaman adalah ketinggian tempat. Oleh
kemampuan
Tiga faktor
yang
suatu
atau
air,
lahan
dan
pada
air
tanah
menentukan
karena
itu
informasi tentang jenis-jenis
besarnya debit mata air adalah permeabilitas
tanaman di daerah mata air di dataran tinggi
akuifer (tinggi muka air tanah), luasan
dan rendah sangat diperlukan sebagai salah
daerah
yang
satu langkah upaya rehabilitasi kawasan
mengisi akuifer dan besarnya pengisian air
mata air yang efektif dan efisisien. Penelitian
tanah (groundwater recharge) (Davis and de
ini bertujuan untuk mengetahui jenis-jenis
Wist, 1966). Kabupaten Malang merupakan
tanaman di kawasan mata air pada dataran
salah satu daerah di Jawa Timur yang
rendah dan tinggi.
resapan
(recharge
area)
memiliki banyak mata air. Beberapa mata air di Kabupaten Malang mengalami banyak
Bahan dan Cara Kerja
penurunan, baik secara kuantitas maupun
Pengamatan jenis-jenis tanaman di
kualitas, karena banyak terjadinya alih fungsi
kawasan mata air pada dataran rendah dan
lahan dari hutan menjadi pertanian, terutama
tinggi dilakukan pada dua kecamatan di
didaerah perbukitan dan daerah tangkapan
Kabupaten Malang. Pengambilan sampel
2
10.24
er ic
an a
su re ni i P.
am
T.
ar a .a ze da ra ch
12.44
Ca l
lia
nd ra
dilakukan di Kecamatan Pujon (1000-1200
12.92
m
tinggi
15.77
M
dataran
18.63
da m
untuk
28.33
D. as pe r
sedangkan
38.39
A.
dilakukan di Kecamatan Singosari (500-600 mdpl),
45 40 35 30 25 20 15 10 5 0
er ku s ii
rendah
m
dataran
P.
untuk
m er ah )
air
sp .(
mata
INP
lokasi
mdpl). Data yang dicatat meliputi lokasi mata
Jenis pohon
Gambar 2. Beberapa Tumbuhan dengan INP terbesar di Mata Air Dataran Tinggi
air dan jenis tumbuhan berhabitus pohon, dengan mendata jenis tanaman pada radius
12
9.81
10
200 m disekitar mata air. Kegiatan penelitian
9.81
9.81 7.15
INP
8
6.19
6.03
6
dilaksanakan bulan Juli-Agustus 2009.
4 2
C. l
rb or ea G .a
a H. m ac ro ph yl lu s B. bl um ea na
ric ib e
ta lca fa
S.
m
Hasil
A.
ac ro ph
yll a
r ia
0
Jenis pohon
Komposisi
jenis
dan
Gambar 3. Beberapa Tumbuhan dengan INP terbesar di Mata Air Dataran Rendah
keanekaragaman hayati tanaman di dataran rendah, lebih kompleks tinggi dibandingkan dengan dataran tinggi (Gambar 1).
Pembahasan Adanya perbedaan topografi akan
100 80 60 40 20 0
mempengaruhi
Indeks Diversitas
Jumlah Species
kondisi
ekologis
suatu
Dataran Rendah
tanaman. Vegetasi di daerah dataran rendah
Dataran Tinggi
dan tinggi memiliki keunikan tersendiri. Komposisi
jenis
dan
keanekaragaman
Gambar 1. Indeks diversitas dan jumlah species
tumbuhan dalam suatu kawasan tergantung
pada mata air dataran rendah dan tinggi.
oleh beberapa faktor lingkungan, seperti
Vegetasi di sekitar mata air spesifik,
kelembaban,
nutrisi,
cahaya
matahari,
baik di dataran tinggi maupun rendah.
topografi, batuan induk, karaktersitik tanah,
Tumbuhan dengan nilai INP terbesar di
struktur kanopi dan sejarah tata guna lahan
dataran tinggi dan dataran rendah (Gambar
(Hutchincson,
2 dan 3).
2008). Hal ini berarti kondisi geografis suatu
1999
dalam
Kurniawan,
3
tempat mempengaruhi jenis tumbuhan yang
akan
terdapat didalamnya.
permukaan
Jenis
tumbuhan
yang
ditemukan
disekitar mata air di Pujon dengan Indeks
diserap
kembali
dan
oleh
akar-akar
dipergunakan
untuk
metabolismenya (Larcher, 1995). Dataran
rendah
Kecamatan
Nilai Penting (INP) tertinggi pertama dan
Singosari memiliki 6 mata air (ESDM, 2007).
kedua adalah Dendrocalamus asper, dan
Jenis tumbuhan di sekitar mata air dataran
Calliandra sp., dengan nilai INP masing-
rendah diantaranya adalah Albizia falcataria,
masing adalah 38,39% dan 28,33%. Nilai
Swietenia macrophylla dan Coffea liberica
keragaman jenis tumbuhan di kawasan mata
dengan nilai INP adalah 9,811%. Nilai INP
air ini adalah 3,34. Tumbuhan spesifik
ketiga tanaman yang sama, menunjukkan
habitat mata air diantaranya adalah bambu
bahwa tidak ada dominansi pada area
dan jenis-jenis beringin. Tanaman bambu
tersebut.
menurut Solikin (2000), merupakan jenis
sebagian besar hutan basah dataran rendah
tanaman
Menurut
Whitten
dkk.
(1999)
tanaman
yang
di Jawa tidak memiliki spesies atau famili
penting
bagi
yang dominan dan keragaman komposisi
pelestarian sumber daya air dan tanah.
spesies sangat tinggi sehingga tidak ada
Selain itu jenis-jenis tanaman dari suku
kombinasi spesies yang umum. Indeksi
Moraceae sering ditemukan di lokasi mata
diversitas
air. Tanaman ini memiliki tipe perakaran
memiliki nilai yang lebih tinggi dibandingkan
yang dalam. Pada dini hari hingga pagi hari
dengan
saat musim kemarau permukaan tanah
pernyataan Primack dkk., (1998) di mana
tempat
kelimpahan
bernilai
yang
menjadi
ekonomi
tumbuhan
yang
tersebut
tumbuh
tanaman
dataran
di
tinggi,
species
dataran
sesuai
akan
rendah
dengan
semakin
bahwa
berkurang dengan semakin bertambahnya
tanaman mempunyai mekanisme hydraulic
ketinggian. Nilai indeks diversitas di dataran
conductance yaitu kemampuan tanaman
rendah adalah 5, 37.
kondisinya
basah.
Ada
dugaan
dalam menyerap air dalam jumlah banyak di
Beberapa jenis tumbuhan dari suku
malam hari untuk disebarkan ke permukaan,
Moraceae
juga
selanjutnya saat pagi hari air permukaan
diantaranya
adalah
banyak bendo
ditemukan, (Arocarpus
4
elasticus), sukun (Artocarpus altilis), nangka
tinggi adalah Dendrocalamus asper, dan
(Artocarpus heterophyllus) serta beberapa
Calliandra sp., dengan nilai INP masing-
marga Ficus, di mana tanaman ini memiliki
masing 38,39% dan 28,33%.
tipe perakaran dalam dan memiliki tipe kanopi yang rapat satu sama lain sehingga
Daftar Pustaka
dapat mengkonservasi tanah dan air di
Davis, S.N and R.J.M De Wiest, 1966. Hydrogeology. John Willey & Sons. New York. ESDM, 2007. Laporan Inventarisasi SumberSumber Air Kabupaten Malang. Departemen Energi Dan Sumber Daya Mineral Kabupaten Malang. Fiqa, A.P., E. Arisoesilaningsih dan Soejono. 2005. Konservasi Mata Air DAS Brantas Memanfaatkan Diversitas Flora Indonesia. disampaikan pada Seminar Nasional Basic Science II FMIPA UNIBRAW Tanggal 26 Februari 2005. Kurniawan, 2008. Distibusi Jenis Pohon Di Sepanjang Gradien Lingkungan yang Diukur di Kawasan Hutan Tropis Cagar Alam Pangandaran, Jawa Barat. Prosiding Seminar Sehari Konservasi dan Pendayagunaan Keanekaragaman Tumbuhan Daerah Kering II. Editor Soejono, dkk. UPT Balai Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Purwodadi. Hal. 511. Larcher, W. 1995. Physiological Plant Ecology. Third Edition. Springer. Austria. Primack, R.B., J. Supriatna, M. Indrawan, P. Kramadibrata. 1998. Biologi Konservasi. Yayasan Obor Indonesia. Jakarta. Solikin. 2000. Peranan Konservasi Flora dalam Pelestarian Sumber Daya Air di Indonesia. Jurnal Natural 4(2):117123. Solikin. 2000. Peranan Kebun Raya Purwodadi dalam pelestarian sumber daya air. Jurnal Natural 4(2):130135. Whitten, T., R. E. Soeriaatmadja dan S. A. Afiff. 1999. Ekologi Jawa dan Bali. Jilid II. Penerjemah : S.N. Kartikasari, T.B. Utami dan Agus Widyantoro. Prenhallindo. Jakarta. Hal 465-466 : 509 :679
sekitar mata air (Fiqa dkk., 2005). Di kawasan mata air Singosari Albizia falcataria Swietenia macrophylla dan Coffea liberica merupakan
jenis
tanaman
yang
paling
banyak ditemukan. Mata air dataran rendah yang banyak didominansi oleh tanaman introduksi, membuktikan bahwa mata air tersebut
telah
banyak
terdegradasi.
Perubahan jenis vegetasi dari vegetasi hutan ke
tanaman
fast
grow
plants,
bisa
menyebabkan berkurangnya debit di mata air, akibat berkurangnya kualitas resapan air.
Kesimpulan Mata air dataran tinggi dan rendah memiliki vegetasi yang spesifik. Nilai Indeks diversitas
mata
air
dataran
rendah
(Singosari) sebesar 5,37 sedangkan dataran tinggi (Pujon), sebesar 3,34. INP tertinggi di dataran rendah adalah 9,811%, dimiliki oleh Albizia falcataria, Swietenia macrophylla dan Coffea liberica. Sedangkan di dataran
5