Apr 2, 2006 - karakter morfologi kuskus, jenis pakan (pengamatan dan wawancara), habitat ..... terdapat lebih dari 20 jenis tumbuhan sebagai pakan kuskus.
BIODIVERSITAS Volume 7, Nomor 2 Halaman: 175-180
ISSN: 1412-033X April 2006 DOI: 10.13057/biodiv/d070218
Jenis Kuskus di Taman Wisata Gunung Meja Kabupaten Manokwari, Irian Jaya Barat Species of Cuscus in Taman Wisata Gunung Meja Manokwari Regency, West Irian Jaya ANTON SILAS SINERY♥ Fakultas Kehutanan Universitas Negeri Papua, Manokwari 98314, Irian Jaya Barat. Diterima: 24 Januari 2006. Disetujui: 27 Maret 2006.
ABSTRACT One element of the biodiversity richness at Papua is its mammal especially marsupials. According to Petocz, (1987) there are 154 mammal species in Papua. One of them is cuscus. Menzies (1991) stated that 11 cuscus species exist in New Guinea, five species occur in Papua. Menzies (1991) also mentioned that the habitat, distribution and behavior of each species is not fully known yet and one strategy to answer the above mentioned questions is by conducting an explorative study of cuscus in several areas of Papua. This research to know species of cuscus in Taman Wisata Gunung Meja Manokwari using a descriptive method and observation technique. The result indicated that there was two species of cuscus in this area namely timor cuscus (Phalanger orientalis) and common spotted cuscus (Spilocuscus maculatus). There was 26 plant species feeding food of these cuscus species. © 2006 Jurusan Biologi FMIPA UNS Surakarta Key words: feding, location, herons, mudflat, rice-field, grass-land, fisheries.
PENDAHULUAN Kuskus dari famili Phalangeridae merupakan marsupial Australian yang penyebarannya cukup luas dimulai dari bagian Timur Indonesia, Australia, Papua New Guinea sampai beberapa kepulauan di bagian Timur Papua New Guinea (Petocz, 1994). Satwa ini secara adat tergolong dilidungi oleh masyarakat karena memiliki fungsi tertentu (Liswanti, 2006). Jumlah jenis kuskus di New Guinea (Irian Jaya di Indonesia dan Papua New Guinea) dan pulau-pulau sekitarnya sebanyak 11 jenis yang terdiri dari dua marga (genus) yaitu marga Spilocuscus (kuskus bertotol) dan marga Phalanger (kuskus tidak bertotol). Di Papua barat terdapat tujuh jenis kuskus yang terdiri dari Spilocuscus maculatus, S. rufoniger, S. papuaensis, Phalanger orientalis, P. gymnotis, P. vestitus, dan P. permixtio. Sinery (2002) mengemukakan bahwa keragaman spesies maupun genus kuskus disebabkan oleh faktor lingkungan (geografi dan adaptasi habitat), selain itu pula diduga disebabkan oleh faktor genetik sehingga jumlah kuskus yang telah diketahui tidak menutup kemungkinan dapat bertambah atau bahkan pula berkurang dengan adanya penelitianpenelitian di masa mendatang. Kawasan hutan Gunung Meja yang terdapat di Kabupaten Manokwari berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pertanian No.19/KPTS/UM/1980 ditetapkan sebagai kawasan Taman Wisata Alam dengan luas kurang lebih 460,25 Ha. Kawasan ini merupakan laboratorium alam yang mengandung keanekaragaman hayati baik flora maupun fauna yang cukup besar dan sebagai jantung distributor air bagi kota Manokwari (NRM, 2003). Kawasan ini berbatasan langsung dengan pemukiman penduduk. Posisi demikian akan meningkatkan kerusakan kawasan ini melaui perambah hutan seperti pengambilan kayu bakar, bahan bangunan serta pembukaan lahan perladangan. Ohuiwutun (1995),
melaporkan bahwa kerusakan hutan Taman Wisata Gunung Meja sebagai akibat aktifitas masyarakat di sekitarnya seluas 9,3254 ha. Kerusakan ini dapat mengakibatkan terjadinya fragmentasi habitat kuskus. Kuskus cenderung hidup beradaptasi pada hutan lebat, namun dengan pembukaan hutan menyebabkan kuskus dapat bermigrasi ke wilayah lain. Apabila proses pembukaan hutan terus berlangsung, fungsi kawasan sudah tidak sesuai lagi karena sifat keaslian alamnya telah berkurang. Menurut masyarakat di sekitar kawasan Taman Wisata Gunung Meja, bahwa dalam kawasan ini sering dijumpai lebih dari satu jenis kuskus namun secara ilmiah jenis dan potensinya belum diketahui secara pasti. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui jenis-jenis kuskus yang terdapat di Taman Wisata Gunung Meja Kabupaten Manokwari dan diharapkan sebagai informasi dalam upaya melengkapi data diversitas kuskus di dunia secara khusus di Papua bagi semua pihak yang berkompeten dalam pengelolaan satwa liar secara khusus dalam upaya pengelolaan serta pengembangan Taman Wisata Gunung Meja di masa mendatang.
BAHAN DAN METODE Penelitian ini dilaksanakan di kawasan Taman Wisata Gunung Meja Manokwari dan berlangsung selama dua bulan. Obyek yang diamati adalah kuskus yang dijumpai di lokasi penelitian. Pelaksanaan penelitian terdiri atas beberapa tahapan kegiatan, yaitu: survei pendahuluan dengan tujuan untuk mengetahui keadaan lokasi penelitian. Penentuan stasiun pengamatan secara proposif berdasarkan kepadatan populasi, dengan batas plot pengamatan berdasarkan batas taman wisata sehingga dibuat 4 stasiun pengamatan masing-masing pada arah
176
B I O D I V E R S I T A S Vol. 7, No. 2, April 2006, hal. 175-180
timur, barat, utara dan selatan. Pengambilan obyek; dilakukan dengan bantuan masyarakat pada siang hari dan malam hari, dan dilakukan di kawasan hutan juga di luar kawasan hutan (masyarakat). Pengukuran ukuran tubuh menggunakan mistar (meteran) dinyatakan dalam milimeter (mm), berat tubuh menggunakan timbangan dinyatakan dalam gram (g), suhu dan kelembaban udara menggunakan termohigrometer (pukul 19.00, 24.00 dan 05.00 WIT) sedangkan gambar obyek diambil menggunakan kamera. Hasil deskripsi morfologi kuskus dicatat pada tally sheet, selanjutnya dilakukan identifikasi jenis berdasarkan kunci identifikasi kuskus New Guinea dan kunci identifikasi kuskus Irian Jaya. Deskripsi habitat ditemukannya obyek, meliputi ketinggian tempat, jenis pakan, suhu dan kelembaban lingkungan. Pemanfatan kuskus oleh masyarakat di sekitar kawasan, meliputi dikonsumsi, dijual, dibuat karya kerajinan dan dipelihara. Variabel yang diamati terdiri dari variabel utama yaitu karakter morfologi kuskus dan variabel pendukung yaitu jenis pakan kuskus, habitat kuskus, waktu aktif kuskus dan etnozoologi kuskus (pemanfaatan kuskus oleh penduduk lokal). Data yang dikumpulkan terdiri atas: deskripsi karakter morfologi kuskus, jenis pakan (pengamatan dan wawancara), habitat kuskus, waktu aktif kuskus, pemanfaatan kuskus oleh penduduk lokal (konsumsi, jual (hidup/mati), karya kerajinan dan pelihara. Data hasil penelitian ditabulasi dan disajikan dalam bentuk tabel dan gambar.
HASIL DAN PEMBAHASAN Jenis kuskus yang dijumpai di hutan Wisata Gunung Meja berdasarkan karakter morfologi (morfometrik) adalah kuskus timur (Phalanger orientalis) dan kuskus bertotol biasa (Spilocuscus maculatus). Morfometrik kedua jenis kuskus ini sesuai dengan Kunci Identifikasi Jenis Kuskus Irian Jaya dan Kunci Identifikasi Jenis Kuskus New Guinea oleh Menzies (1991) dan Flannery (1994b). Ukuran morfologi tubuh kuskus coklat jantan lebih besar dibanding betina. Sebaliknya untuk kuskus bertotol biasa betina lebih besar dari pada yang jantan. Kuskus coklat berukuran tubuh sedang sedangkan kuskus bertotol berukuran tubuh besar. Morfometrik kedua jenis kuskus asal Taman Wisata Gunung Meja disajikan pada Tabel 1. Morfometrik Phalanger orientalis Perbandingan morfometrik S. maculatus hasil penelitian ini dan penelitian-penelitian sebelumnya disajikan pada Tabel 2. Spesimen P. orientalis jantan dan betina asal Taman Wisata Gunung Meja, Manokwari secara berturutturut disajikan pada Gambar 2 dan 3. Panjang dan berat tubuh Kuskus coklat biasa/kuskus timor (P. orientalis) dikenal oleh penduduk lokal dalam bahasa Meyah dengan sebutan mesim (betina) dan mosup (jantan). Kuskus bertotol biasa (S. maculatus) dikenal dengan sebutan mesvir yang meliputi mesvir oja (Betina) dan mesvir ona (Jantan). Kuskus coklat biasa (P. orientalis) merupakan jenis kuskus berukuran sedang dan sering dijumpai di Taman Wisata Gunung Meja. Warna rambut dan ukuran tubuh jenis ini menjadi karakter morfologi pembeda spesies ini. Panjang dan berat tubuh jantan masing-masing berkisar antara 397 sampai 480 mm dan 2.300 sampai 2.500 gr, sedangkan panjang dan berat tubuh betina berkisar antara 374 sampai 400 mm dan 2.000-2.200 g. Dibandingkan dengan hasil karakterisasi Flannery (1994b) terhadap 4 jantan dewasa P.
orientalis asal daratan New Guinea, Dimomonmau (2000) asal pulau Moor, Warmetan (2004) asal pulau Yapen dan Jendewoa (2005) asal pulau Biak pada Tabel 2 tampak bahwa rerata ukuran tubuh P. orientalis dari yang terbesar berturut-turut yaitu P. orientalis asal Taman Wisata Gunung Meja, selanjutnya dari daratan New Guinea, pulau Moor, pulau Biak dan pulau Yapen. Berat tubuh berturut-turut dari daratan New Guinea selanjutnya Taman Wisata Gunung Meja, pulau Yapen, pulau Moor, dan pulau Biak. Sedangkan rerata ukuran tubuh betina P. orientalis yang terbesar berturut-turut P. orientalis dari daratan New Guinea, selanjutnya dari Taman Wisata Gunung Meja, pulau Yapen, dan asal pulau Biak dengan berat tubuh berturut-turut P. orientalis dari pulau Yapen, selanjutnya daratan New Guinea, Taman Wisata Gunung Meja, dan pulau Biak. Hal ini menunjukkan adanya perbedaan ukuran organ dan berat tubuh jantan dan betina P. orientalis pada masing-masing wilayah sebagai akibat variasi geografi, habitat, ketersediaan pakan dan proses evolusi yang dipengaruhi faktor genetik dalam waktu yang panjang serta perubahan lingkungan. Tabel 1. Rerata morfometrik jenis kuskus asal Taman Wisata Gunung Meja, Manokwari. Phalanger Spilocuscus orientalis maculatus Jantan Betina Jantan Betina PT (mm) 435,67 386,67 510 527,67 PK (mm) 135,67 130,33 155,33 162,00 PB (mm) 300 256,33 354,67 365,67 LD (mm) 257 229,00 305 352 AM (mm) 31,3 29,67 31,33 35,67 AK (mm) 59,3 56,33 80,33 86 EBA (mm) 208,7 203,67 334,33 364,33 EBB (mm) 152,7 147,67 183 189,67 ETBA (mm) 146,7 104,67 151 156,33 ETBB (mm) 172,3 160,67 303,33 320,67 PEK (mm) 116,7 111,67 122,67 143 PEL (mm) 95,3 90,33 112 175,67 PTE (mm) 327,3 308,33 485,33 510,33 BT (gram) 2.418 2.110 4.500 5.503 Keterangan: PT = Panjang tubuh (ujung jungur/anterior-pangkal ekor/inferior), PK = Panjang kepala (ujung jungur – pangkal kepala/interparietal bone), PB = Panjang badan (pangkal kepala pangkal ekor), LD = Lingkar dada, AM = Jarak kedua sudut kelopak mata, AK = Jarak antara kedua kuping, EBA = Panjang pemukaan ekor berrambut bagian atas, EBB = Panjang ekor berrambut permukaan bawah, ETBA = Panjang ekor tidak berrambut permukaan atas, ETBB = Panjang ekor tidak berrambut permukaan bawah, PEK = Panjang ekor tidak berrambut yang terasa kasar/berbintil, PEL = Panjang pemukaan ekor tidak berrambut yang terasa licin/tidak berbintil. PTE = Panjang total ekor (pangkal ekor - ujung ekor), BT = Berat tubuh. Organ tubuh
Warna tubuh P. orientalis jantan dan betina memiliki rambut yang sama dan didominasi warna coklat dari kepala (anterior) ke arah belakang (posterior) sampai ujung ekor berambut dan ke arah samping menuju ventral. Ventral berwarna coklat terang (putih kotor) dari bawah kepala sampai pangkal ekor dan berwarna agak coklat disertai strip tengah dorsal berwarna coklat kehitaman dari pangkal. Kantung bayi pada ventral betina berwarna coklat muda. Morfometrik Spilocuscus maculatus Kuskus totol biasa (S. maculatus Desmarest) berukuran tubuh besar yang terdapat di kawasan Taman Wisata Gunung Meja. Kuskus ini diberi nama sesuai jenis kelamin, yaitu betina kuskus bertotol dikenal dengan sebutan mesvir
SINERY – Kuskus di Taman Wisata Gunung Meja, Manokwari
177
IDENTIFIKASI JENIS KUSKUS DI TAMAN WISATA GUNUNG MEJA KABUPATEN MANOKWARI Skala 1: 10.000
P. orientalis jantan P. orientalis betina S. maculatus jantan S. maculatus betina
Gambar 1. Penyebaran kuskus di Taman Wisata Gunung Meja, Manokwari.
oja dan mesvir ona untuk jantan kuskus bertotol. Perbandingan morfometrik S. maculatus hasil penelitian ini dan penelitian-penelitian sebelumnya disajikan pada Tabel 3. Spesimen S. maculatus jantan dan betina asal Taman Wisata Gunung Meja, Manokwari secara berturut-turut disajikan pada Gambar 4 dan 5. Panjang dan berat tubuh Panjang dan berat tubuh jantan masing-masing berkisar antara 490 sampai 525 mm dan 2.300 sampai 2.500 gr, sedangkan panjang dan berat tubuh betina berkisar antara 490 sampai 520 mm dan 4.720 sampai 6.300 gr. Kuping hampir seluruhnya tertutup rambut. Dibandingkan dengan hasil karakterisasi Flannery (1994b) terhadap 4 contoh S. maculatus jantan asal daratan New Guinea, Dimomonmau (2000) di pulau Moor, Sinery (2002) di pulau Numfor, Warmetan (2004) di pulau Yapen dan Jendewoa (2005) di pulau Biak, menunjukkan bahwa rerata ukuran panjang tubuh jantan S. maculatus dari yang terbesar berturut-turut S. maculatus asal pulau Biak, selanjutnya yang berasal dari pulau Yapen, pulau Moor, Taman Wisata Gunung Meja, daratan New Guinea, dan pulau Numfor, dengan berat tubuh berturut-turut S. maculatus asal daratan New Guinea, selanjutnya dari Taman Wisata Gunung Meja, pulau Numfor, pulau Moor, pulau Biak, dan pulau Yapen. Sedangkan ukuran tubuh betina berturut-turut S. maculatus asal pulau Biak, selanjutnya yang berasal dari pulau Moor, Taman Wisata Gunung Meja, pulau Yapen, daratan New Guinea, dan pulau Numfor dengan berat tubuh berturut-
turut S. maculatus dari Taman Wisata Gunung Meja, selanjutnya pulau Moor, pulau Numfor, pulau Yapen, pulau Biak dan yang berasal dari daratan New Guinea. S. maculatus jantan asal timur daratan New Guinea umumnya berukuran tubuh lebih besar dari jenis betina sebaliknya jenis jantan S. maculatus yang berasal dari bagian barat daratan New Guinea (pulau Moor, pulau Yapen, pulau Biak, pulau Nunfor dan Taman Wisata Gunung Meja) memiliki ukuran tubuh lebih kecil dari betina jenis ini. Hal ini menunjukkan adanya dimorfisme yang dipengaruhi oleh jenis kelamin dan variasi geografi, habitat, ketersediaan pakan dan proses evolusi yang dipengaruhi faktor genetik dalam waktu yang panjang serta perubahan lingkungan. Warna tubuh Kepala berwarna coklat muda kekuningan menyebar ke arah belakang (posterior) disertai totol coklat muda kekuningan dari pangkal kepala ke arah belakang dengan warna totol semakin gelap (coklat tua atau hitam) pada dorsal. Warna ini menyebar ke arah samping badan sampai bagian luar kaki dan batas ventral dengan ventral seluruhnya berwarna coklat muda (krem) dari bagian bawah kepala sampai ujung ekor berambut. Kepala betina berwarna coklat muda menyebar ke arah belakang (posterior) dan membentuk warna coklat kehitaman dari tengah badan sampai ke pangkal ekor. Warna ini menyebar ke arah samping sampai batas ventral dan sampai bagian luar kaki belakang. Bagian ventral seluruhnya berwarna coklat muda dari bawah kepala sampai ujung ekor berambut.
178
B I O D I V E R S I T A S Vol. 7, No. 2, April 2006, hal. 175-180
Gambar 2. P. orientalis jantan asal Taman Wisata Gunung Meja, Manokwari.
Gambar 3. P. orientalis betina asal Taman Wisata Gunung Meja, Manokwari.
Gambar 4. S. maculatus jantan asal Taman Wisata Gunung Meja, Manokwari.
Gambar 5. S. maculatus betina asal Taman Wisata Gunung Meja, Manokwari.
SINERY – Kuskus di Taman Wisata Gunung Meja, Manokwari
179
Tabel 2. Perbandingan morfometrik P. orientalis asal Taman Wisata Gunung Meja, Manokwari dan hasil karakterisasi Flannery (1994a), Dimomonmau (2000), Warmetan (2004) dan Jandewoa (2005). Hasil Penelitian Dimomonmau Flannery (1994a) Warmetan (2004) Jandewoa (Sinery, 2005) (2000) Kisaran Rerata Kisaran Rerata Kisaran Rerata Kisaran Rerata Kisaran Rerata Jantan HPE (mm) 374-400 435,67 390-472 433 384-400 381 260-460 350 242-480 375,57 PTE (mm) 300-315 327,3 278-425 353 280-330 302 240-400 311,5 200-387 306,57 BT (g) 2.000-2.200 2.418 1600-3500 2500 1100-2500 1512 600-4100 1.990 100-3400 1471,42 Betina HPE (mm) 397-480 386,67 400-470 436 300-440 392 270-350 318,33 PTE (mm) 320-335 308,33 335-370 350 300-395 353,5 120-286 227,33 BT (g) 2.300-2.500 2.110 2000-3000 2.475 1200-4000 2610 600-1100 900 Keterangan: HPE = Panjang tubuh (jungur/anterior) sampai pangkal ekor (inferior), PTE = Panjang total ekor (pangkal ekor sampai ujung ekor), BT = Berat tubuh. Jenis kelamin
Organ tubuh
Tabel 3. Perbandingan morfometrik S. maculatus asal Taman Wisata Gunung Meja, Manokwari dan hasil karakterisasi Flannery (1994a), Dimomonmau (2000), Sinery (2002), Warmetan (2004) dan Jandewoa (2005). Jenis kelamin Jantan
Betina
Organ tubuh HPE (mm) PTE (mm) BT (g) HPE (mm) PTE (mm) BT (g)
Hasil penelitian (Sinery, 2005) Kisaran Rerata 490-525 510 477-499 485,33 4100-4750 4500 510-551 527,67 500-521 510,33 4720-6300 5503
Dimomonmau (2000) Kisaran Rerata Kisaran Rerata 418-550 495 495-560 516 372-540 353 430-475 446,4 2300-6000 4.567 3700-4500 4120 335-495 425 485-590 551 431-495 463,0 446-513 485 3060 3060 4100-5300 4792 Flannery (1994a)
Sinery (2002) Kisaran 435-515 442-497 3950-4650 490-520 442-524 4300-5060
Rerata 473,3 495,25 4300 392 353,5 4.652
Warmetan (2004) Jandewoa (2005) Kisaran Rerata 520 520 500 500 4000 4000 470-560 480 360-550 467,5 1700-6200 4475
Kisaran 520-610 440-548 3600-4500 564-580 492-550 3600-5000
Rerata 567,33 496 4033,3 572 521 4300
Keterangan: HPE = Panjang tubuh (jungur/anterior) sampai pangkal ekor (inferior), PTE = Panjang total ekor (pangkal ekor sampai ujung ekor), BT = Berat tubuh.
I
Perilaku Jenis pakan kuskus Hasil identifikasi dan wawancara dengan masyarakat di sekitar kawasan Taman Wisata Gunung Meja menunjukkan bahwa terdapat 26 (dua puluh enam) jenis vegetasi sebagai pakan kuskus yang meliputi jenis vegetasi hutan dan tanaman pertanian serta perkebunan. Mandowen (2004) mengemukakan bahwa di Taman Wisata Gunung Meja terdapat lebih dari 20 jenis tumbuhan sebagai pakan kuskus. Tingginya potensi jenis vegetasi yang terdapat pada kawasan ini memberi peluang dalam produksi bahan pakan kuskus. Jenis vegetasi yang dikonsumsi kuskus di kawasan Taman Wisata Gunung Meja disajikan pada Tabel 4. Perbandingan jenis pakan yang dikonsumsi kedua jenis kuskus ini menunjukkan bahwa keduanya mengkonsumsi jenis-jenis tumbuhan yang sama namun berdasarkan daerah jelajah, P. orientalis sering dijumpai selain di hutan juga di areal perkebunan atau pertanian, karena adanya sifat soliter terhadap populasi besar. Jenis pakan yang dikonsumsi meliputi vegetasi hutan, tanaman pertanian atau perkebunan. Bagian yang dikonsumsi kuskus adalah buah (matang), daun muda (pucuk/tunas) dan bunga. Habitat kuskus. P. orientalis dan S. maculatus memiliki lokasi penyebaran yang hampir sama yaitu dari arah timur ke barat dan dari arah utara ke selatan yang terpusat ke arah tengah dan dibatasi jaringan jalan di tengah kawasan dan pemukiman penduduk di desa Ayambori. Kuskus hidup pada jenis vegetasi hutan yang bertajuk lebat seperti Pometia sp., Myristica sp., Ficus sp., Intsia sp., dan jenis liana yang umumnya ditemui pada hutan primer maupun pada hutan sekunder. Lokasi sebaran kuskus di Taman Wisata Gunung Meja disajikan pada Gambar 1. Kuskus
merupakan satwa liar yang kurang bergantung pada air, satwa ini tidak memerlukan sumber-sumber air untuk mandi, minum maupun berkembangbiak. Air untuk kuskus diperlukan untuk keseimbangan metabolisme tubuh yang umumnya diperoleh dari hasil metabolisme berbagai jenis pakan yang dikonsumsi. Waktu aktif kuskus Kuskus merupakan mamalia nokturnal yang beraktivitas (mencari makan, kawin dan bermain) di malam hari. Secara umum waktu aktif kuskus di Taman Wisata Gunung Meja yaitu waktu kuskus mulai beraktivitas sampai kembali beristirahat/bersembunyi yaitu mulai pukul 20.00 WIT sampai 05.00 WIT. Kuskus cenderung dijumpai pada kondisi setelah turun hujan dan saat terang bulan dengan temperatur udara rata-rata 23 sampai 30ºC dan rata-rata kelembaban udara 85 sampai 88 %. Penduduk biasanya melakukan perburuan kuskus pada kondisi demikian karena saat setelah turun hujan kuskus mulai mencari makan dengan memanfaatkan bagian vegetasi yang baru bertumbuh/tunas dan melakukan aktivitas lainnya dan saat. Selain itu saat terang bulan kuskus memanfaatkan cahaya bulan untuk mencari sumber-sumber pakan, disamping itu membantu dalam menentukan pasangannya. Etnozoologi kuskus di Taman Wisata Gunung Meja Penduduk di sekitar Taman Wisata Gunung Meja memanfaatkan kuskus untuk dijual, dikonsumsi, dipelihara dan sebagai hiasan. Perbandingan pemanfaatan kuskus menunjukkan bahwa P. orientalis lebih banyak dikonsumsi karena dianggap memiliki rambut yang kurang menarik, sedangkan S. maculatus cenderung dipelihara, dijual atau bahkan dijadikan hiasan karena memiliki rambut yang lebih menarik. Perdagangan kuskus oleh penduduk biasanya
180
B I O D I V E R S I T A S Vol. 7, No. 2, April 2006, hal. 175-180
dilakukan ke luar kawasan (Manokwari) atau langsung pada pembeli di sekitar kawasan dengan harga ratarata Rp. 100.000,00 sampai Rp. 250.000,00 per ekor. Harga jual yang cukup tinggi ini mengakibatkan satwa ini terus diburu untuk dijual. Letak kawasan yang strategi dan tingkat perburuan yang semakin tinggi, dikhawatirkan akan berpengaruh terhadap penurunan populasi kuskus bahkan dapat mengakibatkan kepunahan satwa ini di masa mendatang.
Tabel 4. Jenis vegetasi pakan kuskus di Taman Wisata Gunung Meja, Manokwari.
KESIMPULAN
No
Famili
Nama jenis
1. Arecaceae Philodendron sp. 2. Combretaceae Terminalia catappa 3. Euphorbiaceae Pimeleodendron amboinicum 4. Fabaceae Intsia bijuga 5. Gnetaceae Gnetum gnemon 6. Lauraceae Litsea ladermani 7. Meliaceae Aglaia sp. 8. Moraceae Artocarpus communis 9. Moraceae Ficus macrotyrea 10. Moraceae Ficus nodusa 11. Moraceae Ficus sp1 12. Moraceae Ficus sp2 13. Moraceae Ficus tinctorius 14. Moraceae Ficus tmetoria 15. Myrtaceae Myristica sp. 16. Rubiaceae Hamonia javensis 17. Rubiaceae Mastixiodendron pachcycaldos 18. Sapindaceae Pometia pinnata 19. Verbenaceae Parartocarpus venenosa 20. Anacardiaceae Magifera indica 21. Bombacaceae Durio zebethinus 22. Caricaceae Carica papaya 23. Lapindaceae Nepelium lappaceum 24. Lauraceae Persea americana 25. Meliaceae Langsium domesticum 26. Musaceae Musa sp. Keterangan: Po: P. orientalis, Sm: S. Maculatus.
Kuksus di Taman Wisata Gunung Meja berdasarkan karakter morfologi termasuk kuskus coklat biasa/kuskus timor (Phalanger orientalis) dari marga Phalanger dan kuskus totol biasa (Spilocuscus maculatus) dari marga Spilocusus. S. maculatus merupakan jenis kuskus berukuran besar yang terdapat di kawasan Taman Wisata Gunung Meja sedangkan P. orientalis berukuran tubuh sedang. Jantan P. orientalis berukuran tubuh lebih besar dibanding betina jenis ini, sebaliknya jantan S. maculatus berukuran tubuh relatif lebih kecil dibanding betina jenis ini. Kedua jenis kuskus (P. orientalis dan S. maculatus) asal kawasan Taman Wisata Gunung Meja memiliki 26 (dua puluh enam) jenis pakan yang meliputi vegetasi tumbuhan hutan dan tanaman pertanian dan perkebunan. Waktu aktif kuskus asal Taman Wisata Gunung Meja pada malam hari mulai dari pukul 20.00 WIT dan kembali beristirahat pukul 05.00 WIT dan dipengaruhi keadaan cuaca. Kuskus di Taman Wisata Gunung Meja umumnya dimanfaatkan oleh masyarakat di sekitar kawaan ini untuk dijual, dikonsumsi, dipelihara dan dijadikan hiasan.
DAFTAR PUSTAKA Dimomonmau. 2000. Eksplorasi Jenis Kuskus di Pulau Moor Kecamatan Napan Weinami Kabupaten Nabire. [Skripsi]. Manokwari: Jurusan Kehutanan Fakultas Pertanian Universitas Cenderawasih. Flannery, T. 1994a. Mammals of New Guinea. Sidney: Roberth Brown & Asscociates.
Bagian yang dimakan
Jenis kuskus
Buah (masak) Daun muda, pucuk, buah masak Buah (masak) Daun (muda), pucuk Daun, pucuk, buah (masak) Buah (masak) Buah (masak) Buah (masak) Buah (masak) Daging buah muda Buah masak Buah masak Buah masak Buah masak Buah masak Buah masak Buah masak Daun muda, buah masak, pucuk Buah masak Buah masak, daun, pucuk Bunga Buah masak Buah masak Buah masak Buah masak Buah masak
Po, Sm Po, Sm Po, Sm Po, Sm Po, Sm Po, Sm Po, Sm Po, Sm Po, Sm Po, Sm Po, Sm Po, Sm Po, Sm Po, Sm Po, Sm Po, Sm Po, Sm Po, Sm Po, Sm Po, Sm Po, Sm Po, Sm Po, Sm Po, Sm Po, Sm Po, Sm
Flannery, T. 1994b. Possums of the World; A Monograph of the Phalangeroidea. Sidney: Roberth Brown & Asscociates. Jandewoa. 2005. Eksplorasi Jenis Kuskus dan Habitatnya di Biak Utara Kabupaten Biak Numfor. [Skripsi]. Manokwari: Jurusan Kehutanan Fakultas Pertanian Universitas Negeri Papua (UNIPA). Liswanti, N. 2006. Fauna dan masyarakat Mamberamo Tropika Indonesia. Musim Tanam (Januari-Maret 2006) 10 (1): 1-4. Mackinnon, K. 1986. Alam Asli Indonesia Flora Fauna dan Keserasian. Jakarta: PT. Gramedia. Mandowen, H.F. 2004. Jenis-Jenis Pakan Kuskus di Taman Wisata Gunung Meja Kabuapaten Manokwari. [Skripsi]. Manokwari: Jurusan Kehutanan Fakultas Pertanian Universitas Negeri Papua (UNIPA). Menzies, J.I. 1991. A Handbook of New Guinea Marsupials and Monotremes. Madang-PNG: Kristen Pres Inc. NRM-III Program, 2003. Profil Taman Wisata Alam Gunung Meja. Manokwari: Natural Resource Management Program. Ohuiwutun. 1995. Laju Kerusakan Hutan pada Taman Wisata Gunung Meja Kabupaten Manokwari. [Skripsi]. Manokwari: Jurusan Kehutanan Fakultas Pertanian Universitas Cendrawasih. Petocz, R.G, 1994. Mamalia Darat Irian Jaya. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Petocz, R.G, 1987. Konservasi Alam dan Pembangunan di Irian Jaya. Jakarta: Pustaka Grafitipers. Sinery, A. 2002. Eksplorasi Jenis Kuskus di Pulau Numfor Kabupaten Biak Numfor. [Skripsi]. Manokwari: Jurusan Kehutanan Fakultas Pertanian Universitas Negeri Papua (UNIPA). Warmetan, 2004. Eksplorasi Jenis Kuskus pada Cagar Alam Pulau Yapen Tengah dan Distrik Yapen Selatan Kebupaten Yapen Waropen. [Skripsi]. Manokwari: Jurusan Kehutanan Fakultas Pertanian Universitas Negeri Papua (UNIPA).