KAJIAN PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO INDONESIA - TNP2K

8 downloads 1902 Views 1MB Size Report
KAJIAN PERKEMBANGAN. EKONOMI MAKRO INDONESIA: Dampak Kenaikan BBM. A.PRASETYANTOKO. Kantor Chief Economist ...
KAJIAN PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO INDONESIA: Dampak Kenaikan BBM

A.PRASETYANTOKO Kantor Chief Economist

Isi Presentasi • Mengapa perlu kenaikan harga BBM? – Beban Anggaran – Kemiskinan dan BLSM

• Benarkah keputusan itu? – Kondisi global – Kondisi domestik

Rp Milliar

Pengeluaran Pemerintah 350000

1400000

300000

1200000

250000

1000000

200000

800000

Belanja Barang

150000

600000

Belanja Modal

100000

400000

50000

200000

0

Total Belanja Pegawai

Pembayaran Bunga Utang Subsidi Bantuan Sosial

0 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

Sumber: Kemenkeu

- Beban subsidi terlalu besar, dibanding pos pengeluaran lainnya - Seharusnya beban subsidi dipotong pada 2011

Komposisi Pengeluaran Subsidi 350000

250000

Subsidies

200000

Subsidies: Oil & Gas

150000

Subsidies: Non Oil & Gas

100000

Social 50000

Sumber: CEIC, Kemenkeu

2013

2012

2011

2010

2009

2008

2007

2006

2005

0 2004

Rp Miliar

300000

• Subsidi minyak dan gas sudah terlalu eksesif, melebihin Rp 250 triliun pada APBN-2013

Subsidies: Komposisi Besaran Subsidi APBNNon Oil & 2013 Gas 0% 13%

Subsidies: Oil & Gas 87%

Sumber: Kemenkeu

Poverty Severity Index, 2011 3 2.5 2 1.5 1 0.5 0

Sumber: CEIC, BTN

Benarkah Keputusan tentang BBM?

Global: Stabil namun melemah • Perekonomian AS mulai stabil, meski tumbuh di bawah proyeksi. Program QE akan dikurangi, sebelum akhirnya diakhiri. •Perekonomian China dan India melambat, sementara kebijakan ekonomi Jepang mulai membuahkan hasil. • Dalam jangka pendek, terjadi pengaturan kembali portofolio investasi. Aliran likuiditas ke “emerging countries” akan berkurang di masa depan. Capital flow to regions (% to GDP) International Capital Flow to Dev. Countries (% to GDP) 6

7 6 5

5

4

4

3

2012

2011

3

Net private and official inflows

2

2013

1

2014

2

Net private inflows (equity+debt)

0

2015

1 0 2011

2012

2013

2014

2015

Sumber : Global Economic Prospect, The World Bank

8

Analisis Dampak Kenaikan BBM Dampak

2005

2008

2013

1

Kenaikan BBM (rata-rata premium+solar)

126%

30,62%

33,33%

2

Inflasi (tahunan)

17%

11,06%

8,2%*

3

Depresiasi Nilai tukar (tahunan)

5,64%

16,86%

3,67%**

4

Koreksi IHSG (tahunan)

16,14%

- 50,90%

8,69%**

5

BI rate (tertinggi)

12,75

9,50%

7%*

* Ekspektasi, **year to date (ytd) hingga pertengahan Juli 2013

Perekonomian domestik: tertekan inflasi

•Inflasi Juni 2013 sebesar 1,03% (m-o-m) belum mencerminkan dampak terbesar kenaikan harga BBM (premiun 44%, solar 22%). Inflasi Juli diperkirakan akan mencapai 2,4% dan inflasi tahunan 2013 bisa mencapai 8,2%. Pada 2005 dampak kenaikan harga BBM mendorong inflasi bulanan hingga mencapai 8,7% (oktober 2005) sementara 2008 dampak tertinggi kenaikan harga BBM terjadi pada Juni mencapai 2,46% (Juni 2008). •Kebijakan BI rate cenderung “ahead the curve”. Kenaikan BI rate 75 bps, masih mungkin naik kembali 25-50 bps lagi. Kenaikan BBM 2005 direspons dengan kenaikan BI rate dari 8,50 menjadi 12,75%. Sementara 2008, dari 8 menjadi 9,50%

Inflasi (%) 20.00 15.00 10.00 5.00

-5.00

Jan May Sep Jan May Sep Jan May Sep Jan May Sep Jan May Sep Jan May Sep Jan May Sep Jan May Sep Jan May

-

2005

2006 Bulanan

2007

2008

2009

Tahun Kalender Sumber: BPS, Bank Indonesia

2010

2011

2012 2013

Tahun ke Tahun 10

Pertumbuhan Kredit 40.00

3500000

35.00

3000000

30.00 25.00

2500000

10.00

Loans (growth)

2000000

20.00 15.00

Total Loan (value in IDR bill)

Investment Loans 1500000 1000000

5.00

500000

0.00

0

Sumber: CEIC, BTN

Working Capital Loan Consumption Loans Property Loan

Perekonomian domestik:Gejala Perlembatan • Gejala perlambatan pertumbuhan ditandai dengan merosotnya sektor pertambangan, seiring dengan jatuhnya harga komoditas di pasar dunia. • Sektor konstruksi juga mengalami perlambatan, meskipun tidak sedrastis beberapa sektor lainnya. • Sektor yang masih mengalami kenaikan adalah electricity, gas and water supply.

GDP by industry at current price (Q) 25

2,200,000

20

2,150,000

15 10 5

2,100,000

Gross Domestic Product (RHS - IDR billion) Agriculture, Livestocks, Forestry and Fisheries (LHS - %) Mining and Quarrying

2,050,000 2,000,000

Manufacturing

1,950,000

0

1,900,000

-5

1,850,000 Sumber: CEIC, BTN

Construction

12

Perekonomian Indonesia: Pertumbuhan mulai melambat

Pertumbuhan PDB kuartalan terus menurun (LHS), diikuti melemahnya sektor kontruksi. Namun, sektor building rental justru meningkat pada kuartal I 2013.

Melemahnya PDB disebabkan oleh menurunnya investasi (gross fixed capital formation), baik dari nilainya (RHS) maupun perubahan (%) secara kuartalan (LHS). Sektor yang mengalami penurunan paling tajam adalah foreign transportation mulai kuartal II – 2012. Sektor foreign machine and equipment juga mengalami koreksi tajam.

GDP by Industry (Q)

Gross Fixed Capital Formation (Q)

18

2,200,000

16

2,150,000

Gross Domestic Product (RHS IDR billion)

70 60

14 2,100,000

12 10

2,050,000

8

2,000,000

6

1,950,000

Gross Domestic Product (LHS Change %) Construction (LHS -%)

4

Mar-13

Jan-13

Nov-12

Sep-12

Jul-12

May-12

1,850,000 Mar-12

0

720,000 700,000

50

680,000

40

660,000

30

640,000

20

1,900,000

2

740,000

620,000 600,000

Building Rental (LHS - %)

10 0

Gross Fixed Capital Formation (value IDR billion - RHS) Gross Fixed Capital Formation (Change % LHS) Building

580,000

Domestic Machine and Equipment Foreign Machine and Equipment Domestic Transportation

560,000 Foreign Transportation

Sumber: CEIC, BTN

IDX Index 4000

6000

3500

5000

3000 4000

2500 2000

3000

1500

2000

1000 1000

500 0

0

IHSG

Agriculture

Mining

Property

Sumber : CEIC, BTN

• IHSG berada dalam tekanan eksternal. Indeks Agriculture dan Mining tertekan sejak Q3 2012. •Indeks Property relatif stabil. Terjadi koreksi, setiap kali terjadi kenaikan BI rate, namun koreksi tidak setajam indeks sektor lain.

Trade Balance VS Nilai Tukar 4000

12000

3000

10000

2000

8000

1000

6000

0

4000

-1000

2000

-2000

0

-3000 Jan, 2008 Jun, 2008 Nov, 2008 Apr, 2009 Sep, 2009 Feb, 2010 Jul, 2010 Dec, 2010 May, 2011 Oct, 2011 Mar, 2012 Aug, 2012 Jan, 2013

14000

Trade Balance

US Dollar mid





Pada bulan Mei-2013 neraca perdagangan mengalami defisit sebesar 590.4 juta USD. Turun dari 1,7 miliar USD pada April2013. Depresiasi nilai tukar terjadi seiring dengan memburuknya neraca perdagangan (faktor fundamental).

Trade balance tertekan oleh migas, tetapi telah dimitigasi dengan kenaikan harga BBM. Ekspor terbesar ke China, disusul ke Jepang, India, AS dan Singapura.

Trade Balance (USD million) 4000 3000 2000 1000

-2000 -3000

Trade Balance (Total)

Trade Balance: Excludes Oil and Gas

Sumber: CEIC, BTN

Apr-13

Jan-13

Oct-12

Jul-12

Apr-12

Jan-12

Oct-11

Jul-11

Apr-11

Jan-11

Oct-10

Jul-10

Apr-10

Jan-10

Oct-09

Jul-09

Apr-09

Jan-09

Oct-08

Jul-08

Apr-08

-1000

Jan-08

0

IDR: berfluktuasi cenderung tertekan •

• •

Kinerja Rupiah masih dibayangi oleh kekhawatiran potensi pengurangan stimulus moneter Federal Reserve paska membaiknya kondisi sektor tenaga kerja AS. Cadangan devisa yang cenderung menurun serta neraca perdagangan Indonesia yang masih defisit masih menjadi kendala bagi nilai tukar Rupiah. Pelemahan Rupiah terhadap USD masih terjaga seiring Bank Indonesia yang terus mengintervensi pasar uang.

Sumber : CEIC, BTN

17

IHSG: fase volatilitas tinggi • • •

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melesat jelang penutupan hingga 143 poin berkat maraknya aksi beli yang dilakukan investor lokal dan asing. Banyak sentimen positif yang beredar dimanfaatkan dengan baik oleh pelaku pasar. Aksi beli didorong oleh maraknya sentimen positif dari pasar global dan regional. Seluruh indeks sektoral pun akhirnya ditutup kompak menguat di zona hijau. Bursa-bursa regional menutup akhir pekan dengan kompak menguat di zona hijau setelah paginya bergerak mixed. Pasar saham Jepang memimpin penguatan dengan lonjakan lebih dari tiga persen.

Sumber : CEIC, BTN 18

Cadangan Devisa: Cenderung menurun • Cadangan devisa Indonesia pada akhir Juni kembali turun pada US$ 98,1 seiring dengan pelemahan Rupiah, yang disebabkan tekanan permintaan valuta asing yang besar untuk repatriasi aset seperti pembagian deviden, keuntungan dari pemodal asing, pembayaran utang luar negeri terutama utang swasta, dan keluarnya modal asing dari pasar obligasi dan saham. • Defisit Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) masih akan berlanjut pada kuartal II-2013, seiring makin tergerusnya cadangan devisa. Besaran defisit diperkirakan semakin melebar dibandingkan dengan kuartal sebelumnya.

Sumber : BI, BTN

19

ICP: Mulai meningkat • Harga rata-rata minyak mentah Indonesia selama Juni 2013 mencapai US$99,97 per barel atau naik US$ 0,96 per barel dibanding Mei 2013 yang sebesar US$99,01 per barel. • Faktor yang meningkatkan harga minyak, antara lain menguatnya perekonomian dunia yang diindikasikan dengan membaiknya perekonomian AS, ditandai oleh peningkatan pasar perumahan dan penurunan angka pengangguran. Meningkatnya kegiatan manufaktur di Jerman juga menjadi faktor pendorong. • Untuk kawasan Asia Pasifik, peningkatan harga minyak mentah, juga dipengaruhi oleh membaiknya perekonomian Jepang yang ditandai dengan peningkatan perkiraan pertumbuhan ekonomi 2013 sebesar 0,4 persen menjadi 1,5 persen.

Sumber : ESDM, BTN 20