kampanye sosial pentingnya pembinaan usia dini dalam sepakbola

28 downloads 70 Views 41KB Size Report
Sepak bola adalah sebuah olahraga rakyat yang sangat popular di seluruh dunia. Hampir pasti dapat ditemukan permainan ini di belahan dunia manapun.
KAMPANYE SOSIAL PENTINGNYA PEMBINAAN USIA DINI DALAM SEPAKBOLA FEBRIAN ADI PUTRA - 17406015 Sepak bola adalah sebuah olahraga rakyat yang sangat popular di seluruh dunia. Hampir pasti dapat ditemukan permainan ini di belahan dunia manapun. Di lapangan, di tanah-tanah kosong, di pinggir jalan, hingga di gang-gang sempit. Dari anak-anak hingga orang dewasa pun tak sungkan memainkan olahraga yang sangat dicintai hampir semua orang ini. Sepakbola telah menjadi sebuah magnet yang mampu mempersatukan banyak hal. Perbedaan ras suku bangsa, status sosial tidak mempengaruhi semangat kebersamaan dalam sepakbola. Berjuta pasang mata selalu siap menantikan pertandinganya, baik secara langsung maupun lewat berbagai media. Terlebih disetiap even besarnya seperti piala dunia, sepakbola mampu menyedot perhatian masyarakat di seluruh dunia. Sebagai sebuah permainan tim yang membutuhkan lebih dari satu orang, sepakbola siap dimainkan oleh siapa saja. Prestasi terakhir timnas diukir pada tahun 2004 di Tiger Cup. Indonesia menunjukan permainan yang luar biasa di sepanjang kompetisi, meski akhirnya harus menerima hasil sebagai runner up di bawah Singapura. Momen tersebut sekarang hanya menjadi sebuah nostalgia. Masyarakat pecinta bola tanah air merindukan adrenalin sebuah persaingan kompetisi, merindukan suasana euphoria sebuah pertandingan antar negara, dan pada intinya masyarakat merindukan sebuah prestasi untuk Indonesia. Dukungan dan antusias yang sangat besar dari semua pecinta bola Indonesia selalu dipastikan ada kapanpun timnas Indonesia bertanding. Tetapi beberapa tahun terakhir ini performa Timnas terasa terlalu sering mengecewakan. Masyarakat mulai terasa capek dan lelah dengan keadaan timnas. Sikap simpati yang kini cenderung berubah menjadi antipati mulai bermunculan. Kitik-kritik pedas pun semakin banyak menghujani kubu PSSI, baik terhadap pengurus maupun terhadap pemain. Keadaan yang terjadi dalam timnas merah putih sekarang ini tentunya disebabkan oleh banyak factor. Faktor teknis yang cukup menjadi pekerjaan rumah PSSI adalah regenerasi pemain. Para pemain yang sekarang membela timnas dari segi usia mereka sudah terlalu tua. Minimnya generasi yang mampu menggantikan mereka menjadi salah satu masalah yang sangat serius. Entah itu minimnya jam terbang para pemain muda, atau belum matangnya kualitas para pemain muda menjadi hal-hal yang patut dipertanyakan. Permasalahan ini menjadi cerminan dari pola pembinaan pelatihan sepakbola nasional secara keseluruhan, dan bila dipertajam lagi permasalahanya akan mengarah kepada pembinaan awal, atau pembinaan usia dini. Keahlian bermain bola bukan sesuatu yang bisa dikuasai secara instan. Dalam pembinaan pun bukan hanya kekuatan fisik yang dibina secara terus menerus tetapi pembinaan mental juga harus diperhatikan. Apabila kedua hal tersebut seimbang, bukan tidak mungkin akan lahir pemainpemain yang memiliki kualitas di atas rata-rata. Usia krusial pembentukan skill seorang pemain adalah pada usia antara 8-12 tahun dan usia emas seorang pemain sepakbola adalah antara usia 21-24 tahun tapi dengan syarat mereka harus sudah berkompetisi dengan profesional sejak usia 17-18 tahun (Arsene Wenger, pelatih Arsenal). Sekarang kita lihat saja para pemain di Timnas, mereka rata-rata sudah berumur di atas 29 tahun. Hanya ada beberapa pemain dibawah usia 26 tahun. Beberapa pemain muda itu di timnas pun sangat jarang diberikan kesempatan dalam bertanding. Kebanyakan dari mereka hanya duduk dibangku cadangan. Sebuah ajakan kepada masyarakat untuk bersama-sama mendukung program pembinaan sepakbola usia dini ini hampir tidak pernah ada. Sebuah kampanye social yang bersifat mengajak atau dalam bahasa periklanan disebut mempersuasi tidak pernah dilakukan dari pihak pemerintah (PSSI). Masyarakat terkadang tidak tahu harus bagaimana agar dapat ikut berpartisipasi untuk dapat memberikan dukungan dalam usaha memperbaiki persepakbolaan nasional. Didalam sebuah kampanye biasanya terkandung tujuan tertentu, tetapi kebanyakan bertujuan untuk mengajak ke arah sesuatu sesuai yang diinginkan pengkampanye. Permasalahan ini diambil sebagai topic tugas akhir dikarenakan di dalam disiplin ilmu desain komunikasi visual, khususnya jalur minat periklanan / advertising di Institut Teknologi Bandung, hal ini merupakan salah satu hal yang dipelajari. Oleh karena itu penulis mengarahkan permasalahan ke arah kampanye, agar dapat membantu menyelesaikan permasalahan dengan disiplin ilmu yang dipelajari.