Kandungan Natrium dan Sukrosa Pada Yoghurt ... - Andy Nuriman

27 downloads 243 Views 988KB Size Report
digunakan adalah metode eksperimen dengan desain Rancangan. Acak Lengkap ..... Bagan alur proses pembuatan yoghurt susu kedelai ............................. ... 20.
Kandungan Natrium dan Sukrosa Pada Yoghurt Susu Kedelai Cair Dengan Inokulasi Bakteri Lactobacillus bulgaricus Skripsi

Oleh:

Ummi Syafaah NPM. 06320118

FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI IKIP PGRI SEMARANG 2011

i

LEMBAR PERSETUJUAN

Kami selaku Pembimbing I dan Pembimbing II dari mahasiswa IKIP PGRI Semarang: Nama

: Ummi syafaah

NPM

: 06320118

Fakultas/ Jurusan

: FPMIPA/ Biologi

Judul Skripsi

:Kandungan Natrium dan Sukrosa Pada

Yoghurt

Dengan

Susu

KedelaiCair

Inokulasi

Bakteri

Lactobacillus bulgaricus. Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang telah dibuat oleh mahasiswa tersebut diatas selesai dan siap untuk diujikan.

Semarang, Pembimbing I

2011

Pembimbing II

Endah Rita Sulistya D., S.Si, M.Si NPP. 937001100

Drs. BenSuharno, S.H., M.S NIP.195106161980031002

Dekan FPMIPA

Ary Susatyo Nugroho, S.Si, M.Si NIP. 196908261994031003

ii

LEMBAR PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN SKRIPSI Skripsi berjudul

Kandungan Natrium dan Sukrosa Pada YoghurtSusu Kedelai Cair Dengan Inokulasi Bakteri Lactobacillus bulgaricus yang disusun dan diajukan oleh Ummi Syafaah NPM. 06320118

telah di pertahankan di depan Dewan Penguji pada tanggal 17 Februari 2011 dan dinyatakan telah memenuhi syarat Dewan Penguji Ketua

Sekretaris

Ary Susatyo Nugroho. S.Si, M. Si NIP. 1969 0826 199403 1 003

Endah Rita, S. D, S.Si, M. Si NIP. 937001100

Penguji I Endah Rita,S.D, S.Si , M,Si NIP. 937001100

(.......................................)

Penguji II Ben Suharno, S.H, M.Si NIP.1951 0616 198003 1 002

(.......................................)

Penguji II Prasetiyo, S.Pd, M.Pd NPP.098401250

(.......................................)

iii

MOTTO DAN PERSEMBAH

MOTTO  Hormatilah kedua orang tua kita awal keberhasilan,,,  Selalu mulailah dengan kata bisa.....!!!!  Kebahagian yang terindah adalah ketika kita selalu ada dihati seseorang yang kita sayangi.  Semua yang terjadi berawal dari mimpi.  Bacalah dengan (menyebut) Tuhanmu yang menciptakan. (Al-‘Alaq:1)

PERSEMBAHAN

Skripsi ini ku persembahkan kepada : 1. Ibu dan Ayah tercinta, yang telah menyelipkan harapan dan doa-doanya untukku ketika berdoa kepada-Nya 2. Seseorang yang selalu dihati yang tak pernah letih mendukungku terima kasih. 3. Sahabat-sahabatku yang selalu memberikan semangat padaku 4. Anak-anak “Cah be” Biologi 2006 yang aku kasihi. 5. Temen-temen satu klompok penelitian yang selalu mendukungku. 6. Teman-temanku seperjuangan Biologi Angkatan 2006

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan

rahmat,

hidayah

serta

kekuatan

sehingga

penulis

dapat

menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Kandungan natrium daan sukrosa pada yoghurt susu kedelai cair dengan inukulasi bakteri Lactobacillus bulgaricus”. Terwujudnya skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak yang telah mendorong dan membimbing penulis, baik tenaga, ide-ide, maupun pemikiran. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada : 1.

Muhdi, S.H, M.H, selaku Rektor IKIP PGRI Semarang.

2.

Ary Susatyo Nugroho,S.Si, M.Si., selaku Dekan FPMIPA IKIP PGRI Semarang yang telah memberikan ijin untuk menyelesaikan penelitian.

3.

Endah Rita S.Dewi, S.Si., M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Biologi dan Dosen Pembimbing I yang telah memberikan saran dan bimbingan pada skripsi ini.

4.

Drs. Ben Suharno,SH.,M.Si., selaku

Dosen Pembimbing II yang telah

memberikan saran dan bimbingan pada skripsi ini. 5.

Semua pihak yang turut membantu kelancaran pembuatan skripsi ini. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan, oleh

karena itu adanya saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan demi perbaikan skripsi ini. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca sem Semarang,

Penulis

Ummi syafaah

v

2011

ABSTRAK Syafaah Ummi, 06320118. Kandungan Natrium dan Sukrosa pada Yoghurt Susu Kedelai Cair dengan Inokulasi Bakteri Lactobacillus bulgaricus. Skripsi Pembimbing I Endah Rita Sulistya Dewi, S.Si, M.Si. dan Pembimbing II Drs. Ben Suharno, S.H, M.Si. Tujuan Penelitian1. Untuk menganalisis pengaruh pemberian berbagai dosis bakteri Lactobacillus bulgaricus terhadap banyaknya kandungan natriumdansukrosa.2.Untuk menentukan dosis inokulum bakteri Lactobacillus bulgaricus yang tepat untuk diberikan agar diperoleh kandungan rendah natrium dan tinggi sukrosa. Penelitian dilaksanakan pada bulan Desember 2009 sampai Maret 2010 di Jl. Trengguli Raya No.42 Semarang dan analisis natrium dan sukrosa di laboratorium Teknologi Pangan Universitas Katolik (UNIKA) Soegijopranoto Semarang. Metode yang digunakan adalah metode eksperimen dengan desain Rancangan Acak Lengkap (RAL). Penelitian ini terdiri dari 3 perlakuan, yaitu: 0, 15, 45 ml bakteri Lactobacillus bulgaricus, per 500 ml susu kedelai cair dan 4 kali ulangan. Parameter yang diukur adalah kandungan natrium dan sukrosa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kandungan natrium tertinggi (122,787 ppm) didapatkan pada perlakuan yang diberikan bakteri Lactobacillus bulgaricus pada perlakuan dengan inokulasi 45 ml, sedangkan terendah (74,347ppm) pada perlakuan dengan inokulasi 0 ml. Kadar sukrosa diperoleh (7%) pada perlakuan 0 ml; (5,85%) pada perlakuan 15 ml; dan (6,33%) pada perlakuan 45ml. berpengaruh tidak signifikan terhadap kandungan natrium, namun pada kandungan sukrosa yoghurt susu kedelai cair signifikan. Dari hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa pemberian inokulum Lactobacillus bulgaricus pada yoghurt susu kedelai cair dapat diperoleh kandungan rendah natrium dan tinggi sukrosa. Kata Kunci : Natrium dan Sukrosa,Yoghurt, inokulasi, Bakteri Lactobacillus bulgaricus.

vi

DAFTAR ISI

JUDUL ............................................................................................................ i LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................. ii LEMBAR PENGESAHAN DAN PERSETUJUAN ...................................... iii MOTTO DAN PERSEMBAHAN .................................................................. iv KATA PENGANTAR .................................................................................... v ABSTRAK ...................................................................................................... vi DAFTAR ISI ................................................................................................... vii DAFTAR TABEL ........................................................................................... ix DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... x DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xi BAB I

PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ............................................................. 1 B. Perumusan Masalah ................................................................... 3 C. Tujuan Penelitian ....................................................................... 3 D. Manfaat Penelitian ..................................................................... 4 E. Penegasan Istilah ........................................................................ 4 F. Sistematika Penulisan Skripsi .................................................... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Susu Kedelai .............................................................................. 7 B. Bakteri Lactobacillus bulgaricus ............................................... 8 C. Yoghurt Kedelai ......................................................................... 11

vii

D. Fermentasi .................................................................................. 11 E. Natrium ....................................................................................... 13 F. Sukrosa........................................................................................ 15 G. Hipotesis Penelitian .................................................................... 16 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian ..................................................... 17 B. Variabel penelitian ...................................................................... 17 C. Rancangan Penelitian ................................................................. 18 D. Parameter .................................................................................... 19 E. Alat dan Bahan Penelitian........................................................... 19 F. Analisis Data .............................................................................. 21 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data ............................................................................ 27 B. Pembahasan ................................................................................ 35 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ................................................................................ 39 B. Saran ........................................................................................... 39

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN

viii

DAFTAR TABEL

Tabel

Halaman

1.

Syarat Mutu yoghurgt ..............................................................................

12

2.

Data pengaruh pemberian bakteri lactobacillus bulgaricus terhadap kadar natrium dansukrosa pada soyoghurt................................................

21

3.

Analisis varins dari RAL .........................................................................

22

4.

Kadar natrium susu kedelai cair denganinokulum bakteri lactobacillus bulgaricus dalam satuan ppm ...................................................................

29

Hasil analisis Sidik Ragam (Anova) kadar natrium yoghurt susu kedelai cair......................................................................................................... .... Uji Jarak Ganda Duncan (UJGD) sukrosa ................................................

30 31

5. 6.

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar

Halaman

1.

Denah percobaan.......................................................................................

18

2.

Bagan alur proses pembuatan yoghurt susu kedelai ................................

20

3.

Histogram kandungan natrium yoghurt susu kedelai cair dengan inokulusi bakteri Lactobacillus bulgaricus ..............................................

28

Histogram kandungan natrium yoghurt susu kedelai cair dengan inokulusi bakteri Lactobacillus bulgaricus ..............................................

32

4.

x

DAFTAR LAMPIRAN

1.

Analisis Data Kandungan Natrium Yoghurt Susu Kedelai Cair Satuan ppm.

2.

Perhitungan Analisis Varians Natrium

3.

Daftar Sidik Ragam Kandungan Natrium Yoghurt Susu Kedelai Cair dengan inokulasi Lactobacillus bulgaricus

4.

Perhitungan Uji Wilayah Ganda Duncan Kandungan Natrium Yoghurt Susu Kedelai Cair

5.

Daftar Uji Wilayah Ganda Duncan Kecernaan Bahan Kering Rumput Brachiaria decumbens.

6.

Selisih Rata-rata Nilai Tiap Perlakuan Inokulasi Lactobacillus bulgaricus terhadap kandungan natrium yoghurt susu kedelai cair

7.

Regresi Linear Kandungan Sukrosa Yoghurt Susu Kedelai Cair

8.

Analisis Data Kandungan Sukrosa Yoghurt Susu Kedelai Cair

9.

Perhitungan Analisis Varians Kandungan Sukrosa Yoghurt Susu Kedelai Cair.

10. Daftar Sidik Ragam Kandungan Sukrosa Yoghurt Susu Kedelai Cair dengan inokulasi Lactobacillus bulgaricus 11. Perhitungan Uji Wilayah Ganda Duncan Kandungan Sukrosa Yoghurt Susu Kedelai Cair 12. Daftar Uji Wlayah Ganda Duncan Kandungan Sukrosa Yoghurt Susu Kedelai Cair 13. Selisih Rata-rata Nilai Tiap Perlakuan Inokulasi Lactobacillus bulgaricus terhadap Kandungan Sukrosa Yoghurt Susu Kedelai Cair 14. Regresi Linear Kandungan Sukrosa Yoghurt Susu Kedelai Cair.

xi

BAB I PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang Masalah Pada umumnya kedelai diolah sebagai bahan pokok dalam pembuatan

tempe dan tahu. Tetapi juga dapat diolah menjadi produk lain yang berkualitas dan memiliki nilai lebih. Salah satunya, kedelai dapat diolah menjadi susu kedelai sebagai susu alternatif pengganti susu sapi karena kandungan protein dan zat gizi lain yang cukup tinggi serta harga yang relatif lebih murah jika dibanding dengan sumber protein lainnya. Susu kedelai sangat tepat dikonsumsi oleh orang yang alergi dengan susu sapi yaitu kurangnya enzim laktase dalam saluran pencernaannya, sehingga tidak mampu mencerna laktosa dalam susu sapi. Susu kedelai juga dapat diaplikasikan menjadi produk olahan yang dapat bertahan lama dan memiliki nilai jual tinggi, yaitu mengolahnya dengan menggunakan teknologi fermentasi menjadi yoghurt susu kedelai atau yang disebut soyghurt. Yoghurt dibuat dengan memasukkan bakteri spesifik ke dalam susu di bawah temperatur yang dikontrol dan kondisi lingkungan, terutama dalam produksi industri (Hartoyo, 2005). Winarno (1993) menyatakan bahwa susu kedelai merupakan minuman bergizi tinggi, dan termasuk minuman yang sudah tua dalam usia. Dipandang dari segi gizi, susu kedelai yang dibuat dengan kadar protein 3% mempunyai nilai gizi yang mendekati susu. Disamping dapat dibuat dari susu sapi,

1

1

BAB I PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang Masalah Pada umumnya kedelai diolah sebagai bahan pokok dalam pembuatan

tempe dan tahu. Tetapi juga dapat diolah menjadi produk lain yang berkualitas dan memiliki nilai lebih. Salah satunya, kedelai dapat diolah menjadi susu kedelai sebagai susu alternatif pengganti susu sapi karena kandungan protein dan zat gizi lain yang cukup tinggi serta harga yang relatif lebih murah jika dibanding dengan sumber protein lainnya. Susu kedelai sangat tepat dikonsumsi oleh orang yang alergi dengan susu sapi yaitu kurangnya enzim laktase dalam saluran pencernaannya, sehingga tidak mampu mencerna laktosa dalam susu sapi. Susu kedelai juga dapat diaplikasikan menjadi produk olahan yang dapat bertahan lama dan memiliki nilai jual tinggi, yaitu mengolahnya dengan menggunakan teknologi fermentasi menjadi yoghurt susu kedelai atau yang disebut soyghurt. Yoghurt dibuat dengan memasukkan bakteri spesifik ke dalam susu di bawah temperatur yang dikontrol dan kondisi lingkungan, terutama dalam produksi industri (Hartoyo, 2005). Winarno (1993) menyatakan bahwa susu kedelai merupakan minuman bergizi tinggi, dan termasuk minuman yang sudah tua dalam usia. Dipandang dari segi gizi, susu kedelai yang dibuat dengan kadar protein 3% mempunyai nilai gizi yang mendekati susu. Disamping dapat dibuat dari susu sapi,

2

yoghurt dapat dibuat dari bahan yang lebih murah, yaitu kedelai. Yoghurt tersebut dikenal sebagai soyghurt. Dibandingkan dengan yoghurt susu, soyghurt mempunyai beberapa keuntungan yaitu sedikit memerlukan bibit (starter). Pembuatannya dapat dilakukan pada suhu kamar biasa dan lebih kaya akan cita rasa. Apabila dilihat dari segi gizinya, soyghurt mengandung kadar protein lebih tinggi daripada yoghurt. Surajudin (2006) menyatakan bahwa soyghurt adalah makanan berupa gel hasil fermentasi asam laktat terhadap susu kedelai. Pengembangan susu kedelai menjadi soyghurt dimulai karena aroma khas susu kedelai kurang begitu disukai konsumen jika dibandingkan dengan yoghurt susu sapi. Yoghurt merupakan produk yang diperoleh dari susu yang telah dipasteurisasikan kemudian difermentasikan dengan bakteri tertentu sampai diperoleh keasaman, bau, dan rasa yang khas. Yoghurt susu kedelai merupakan salah satu hasil produk fermentasi yang banyak mengandung zat gizi. Proses fermentasi dalam bahan pangan menyebabkan pertumbuhan yang menguntungkan seperti perbaikan bahan pangan dari segi mutu, baik dari aspek gizi maupun daya cerna serta meningkatkan daya simpangannya. Bakteri yang terdapat di dalam yoghurt adalah Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermophillus, kedua bakteri ini mengurai laktosa (gula) susu menjadi asam laktat dengan berbagai komponen aroma dan cita rasa. Bakteri Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermophillus termasuk bakteri asam laktat homofermentatif, artinya glukosa yang

3

difermentasikan akan menghasilkan asam laktat sebagai satu-satunya produk. Kedua bakteri ini juga termasuk bakteri gram positif, yaitu bakteri yang menunjukkan respon positif terhadap pewarnaan gram yakni berwarna ungu. Berdasarkan uraian tersebut maka dilakukan penelitian tentang pengaruh pemberian bakteri Lactobacillus bulgaricus dalam pembuatan yoghurt susu kedelai cair terhadap kandungan natrium dan sukrosa.

B. Rumusan Masalah Sehubungan dengan uraian latar belakang di atas maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut. 1. Adakah pengaruh pemberiaan berbagai dosis bakteri Lactobacillus bulgaricus terhadap kandungan natrium dan sukrosa pada yoghurt susu kedelai cair ? 2. Berapakah dosis inokulum bakteri Lactobacillus bulgaricus yang tepat untuk diberikan, agar diperoleh kandungan rendah natrium dan tinggi sukrosa?

C. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Untuk menganalisis pengaruh pemberian berbagai dosis bakteri Lactobacillus bulgaricus terhadap banyaknya kandungan natrium dan sukrosa.

4

2. Untuk menentukan dosis inokulum bakteri Lactobacillus bulgaricus yang tepat untuk diberikan agar diperoleh kandungan rendah natrium dan tinggi sukrosa ?

D. Manfaat Penelitian Hasil Penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi tentang kandungan natrium dan sukrosa pada yoghurt susu kedelai cair dengan inokulasi bakteri Lactobacillus bulgaricus, yaitu informasi dalam dunia pangan yang berkaitan dalam pemanfaatan susu kedelai cair untuk dapat lebih meningkatkan daya tahan susu dalam bentuk yoghurt.

E. Penegasan Istilah Untuk memberikan gambaran yang jelas supaya tidak terjadi salah penafsiran terhadap judul tersebut diatas perlu penegasan istilah sebagai berikut. 1. Kandungan natrium Banyaknya natrium yang terdapat pada yoghurt susu kedelai cair per 500ml sampel. 2. Kandungan sukrosa Banyaknya sukrosa yang terdapat pada yoghurt susu kedelai cair per 500ml sampel.

5

3.

Yoghurt Susu Kedelai Cair Produk susu fermentasi berbentuk semi solid yang dihasilkan melalui proses fermentasi susu kedelai dengan menggunakan bakteri asam laktat.

4. Inokulasi Bakteri Lactobacillus bulgaricus. Penanaman bakteri Lactobacillus bulgaricus

F. Sistematika Penulisan Skripsi Untuk memperoleh gambaran dan mempermudah penyusunan skripsi ini, maka penulis jabarkan secara singkat sistematika penulisan skripsi. Skripsi yang merupakan laporan penelitian ini secara garis besar dibagi menjadi tiga bagian, yaitu bagian awal, bagian isi, dan bagian akhir skripsi. 1. Bagian awal skripsi Berisi halaman sampul, halaman judul, halaman persetujuan, halaman pengesahan, motto dan persembahan, kata pengantar, abstraksi, daftar isi, daftar tabel dan daftar lampiran. 2. Bagian isi skripsi, terbagi dari: BAB I Pendahuluan. Meliputi latar belakang, alasan pemilihan judul, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, penegasan istilah dan sistematika penulisan skripsi. BAB II Kajian Pustaka dan Hipotesis Meliputi tinjauan tentang tanaman kedelai, bakteri Lactobacillus bulgaricus , yoghurt susu kedelai, natrium dan sukrosa.

6

BAB III Metode Penelitian Meliputi tempat dan waktu penelitian, populasi dan sampel, alat dan bahan penelitian, variabel penelitian, rancangan penelitian, metode analisis data dan prosedur penelitian. BAB IV Penutup Meliputi kesimpulan dan saran. 3. Bagian akhir skripsi Berisi daftar pustaka dan lampiran-lampiran.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Susu Kedelai Menurut Winarno (1993), menyatakan bahwa susu kedelai akhir-akhir ini telah banyak dikenal sebagai susu alternatif pengganti susu sapi. Hal ini dikarenakan susu kedelai mempunyai kandungan protein yang cukup tinggi dengan harga relatif lebih murah jika dibanding dengan sumber protein lainnya. Untuk meningkatkan kandungan gizinya, susu kedelai dapat diperkaya dengan vitamin dan mineral yang dibutuhkan tubuh kita. Susu kedelai tidak kalah dengan susu sapi maupun Air Susu Ibu (ASI). Susu kedelai sangat penting untuk bayi dan anak - anak karena pada masa pertumbuhannya mereka sangat memerlukan protein. Susu kedelai merupakan salah satu hasil olahan kedelai yang dihasilkan dengan cara mengekstrak kedelai, kemudian diencerkan sampai mempunyai penampakan yang mirip susu sapi. Protein susu kedelai mempunyai susunan asam amino yang mirip susu sapi, sehingga sangat baik untuk digunakan sebagai pengganti susu sapi. Susu ini baik dikonsumsi oleh mereka yang alergi susu sapi, yaitu orang-orang yang tidak punya atau kurang enzim laktase dalam saluran pencernaannya, sehingga tidak mampu mencerna laktosa dalam susu sapi. Laktosa susu sapi yang lolos ke usus besar akan dicerna oleh jasad renik yang ada di sana. Akibatnya, orang yang tidak toleran terhadap laktosa akan menderita diare tiap kali minum susu sapi.

6

6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Susu Kedelai Menurut Winarno (1993), menyatakan bahwa susu kedelai akhir-akhir ini telah banyak dikenal sebagai susu alternatif pengganti susu sapi. Hal ini dikarenakan susu kedelai mempunyai kandungan protein yang cukup tinggi dengan harga relatif lebih murah jika dibanding dengan sumber protein lainnya. Untuk meningkatkan kandungan gizinya, susu kedelai dapat diperkaya dengan vitamin dan mineral yang dibutuhkan tubuh kita. Susu kedelai tidak kalah dengan susu sapi maupun Air Susu Ibu (ASI). Susu kedelai sangat penting untuk bayi dan anak - anak karena pada masa pertumbuhannya mereka sangat memerlukan protein. Susu kedelai merupakan salah satu hasil olahan kedelai yang dihasilkan dengan cara mengekstrak kedelai, kemudian diencerkan sampai mempunyai penampakan yang mirip susu sapi. Protein susu kedelai mempunyai susunan asam amino yang mirip susu sapi, sehingga sangat baik untuk digunakan sebagai pengganti susu sapi. Susu ini baik dikonsumsi oleh mereka yang alergi susu sapi, yaitu orang-orang yang tidak punya atau kurang enzim laktase dalam saluran pencernaannya, sehingga tidak mampu mencerna laktosa dalam susu sapi. Laktosa susu sapi yang lolos ke usus besar akan dicerna oleh jasad renik yang ada di sana. Akibatnya, orang yang tidak toleran terhadap laktosa akan menderita diare tiap kali minum susu sapi.

7

Umumnya, mereka orang dewasa yang tidak minum susu pada waktu masih kecil. Dibandingkan dengan susu sapi, komposisi asam amino dalam protein susu kedelai kekurangan jumlah asam amino metionin dan sistein. Tetapi, karena kandungan asam amino lisin yang cukup tinggi, maka susu kedelai dapat meningkatkan nilai gizi protein dari nasi dan makanan sereal lainnya.Mutu protein dalam susu kedelai hampir sama dengan mutu protein susu sapi. Untuk dapat memperoleh susu kedelai dengan kualitas baik, ada beberapa hal yang perlu diketahui terlebih dahulu sebelum proses pembuatan susu kedelai dilakukan.Kandungan lesitin dalam protein kacang kedelai dapat digunakan sebagai emulsifier alami untuk membentuk emulsi minyak dalam air (Suprapti, 2005). Salah satu masalah yang timbul dari susu kedelai ini adalah baunya yang langu, yang disebabkan oleh aktivitas enzim lipoksigenase yang secara alami terdapat di dalam kacang-kacangan. Perlakuan perendaman di dalam air, pelepasan kulit, pemanasan pada suhu 100 o C selama 10 menit, pemberian gula, essence, atau penambahan Natrium bikarbonat dapat mengurangi bau langu tersebut (Astawan, 1991).

B. Bakteri Lactobacillus bulgaricus Menurut Buckle (1987), spesies bakteri Lactobacillus bulgaricus umumnya memfermentasi gula heksosa menghasilkan asam laktat. Seringkali bakteri ini berperan dalam produksi bahan pangan fermentasi. Anggota dari

8

genus Lactobacillus tidak dapat bergerak, gram positif berbentuk batang yang dapat dijumpai secara tunggal, berpasangan atau berbentuk rantai. Spesies ini memilih keadaan dengan kadar oksigen (katalase negatif) dan sangat tahan terhadap

asam

dibandingkan

dengan

spesies

bakteri

lain.

Bakteri

Lactobacillus bulgaricus sangat nyata dalam produksi susu. Lactobacillus bulgaricus, membutuhkan suplai makanan yang akan menjadi sumber energi dan akan menyediakan unsur-unsur kimia dasar untuk pertumbuhan sel. Bakteri ini membutuhkan zat-zat gizi dan perlu ditambahkan beberapa vitamin pada media pertumbuhannya. Dalam pembuatan yoghurt secara alami, susu yang akan difermentasi, dipanaskan sampai 90 o C selama 15-30 menit, kemudian didinginkan sampai 43 o C , kemudian di inokulasi dengan 1% kultur Lactobacillus bulgaricus dan dibiarkan sampai tercapai keasaman yang dikehendaki 0,85%-0,90% dan pH 4,0-4,5. Lactobacillus bulgaricus mulai berkembang bila pH telah menurun sampai kira-kira 4,5.

9

Proses perubahan biokimia bakteri Lactobacillus bulgaricus pada fermentasi : Lactobacillus Anaerob Reaksidasi Dehidrogenase yang tereduksi Selama glikolisis

Piruvat

asam laktat

Perubahan asam piruvat

Lactobacillus

(fakulatif

anaerob ; kalau pada kondisi aerob

menghasilkan

dalam jumlah besar ) Asam laktat COOH

COOH

CO

O

H-COH NADH2

NAD

CH3 Atau

CH3 mereduksi asetaldehid Khamir (saccharomyces) etanol

CHO

C

O NADH3

H

NAD

CH3CH2OH alcohol (Soetarto ,2008)

sel

10

C. Yoghurt Kedelai Menurut Hartoyo (2005), susu kedelai dapat dibuat menjadi susu asam yang dinamakan soyghurt. Proses pembuatan soyghurt dan kultur (biakan murni) starter yang dinamakan pada dasarnya sama seperti pada pembuatan yoghurt. Tetapi, proses fermentasi pada pembuatan soyghurt mempunyai kesulitan. Karena jenis karbohidrat yang terdapat pada susu kedelai berbeda pada karbohidrat susu sapi. Supaya fermentasi berhasil, susu kedelai terlebih dahulu ditambah sumber gula sebanyak 4-5%. Sumber gula yang ditambah diantaranya: sukrosa (gula pasir), glukosa, laktosa, fruktosa atau susu bubuk skim.

D. Fermentasi Proses fermentasi menurut Surajudin ( 2006 ) a)

Penambahan starter. Susu kedelai hangat (40 o C ) ditambah dengan starter (Lactobacillus

bulgaricus). Setiap 1 liter susu kedelai ditambah dengan 30 ml starter. Setelah itu dilakukan pengadukan sampai gumpalan starter larut semua. Selanjutnya susu kedelai tersebut dimasukkan ke dalam gelas plastik, gelas kaca, atau stoples dan ditutup. b)

Inkubasi o Susu kedelai tersebut disimpan di dalam inkubator pada suhu 45 C

selama5 jam. Hasil fermentasi disebut soyghut.

11

Tabel 1. Syarat Mutu Yoghurt No

Kriteria Mutu

Satuan

Keadaan 1.1 penampakan

Cairan kental sampai semi padat Normal/khas Asam/khas

1.2 bau 1.3 Rasa 2 3 4 5 6 7

8 9

Persyaratan

1.4 Konsistensi Lemak Bahan kering tanpa lemak,%b/b Protein (N x 6,37) %b/b Abu Jumlah asam (dihitung sebagai laktat),%b/b Cemaran logam : 7.1. Timbal (Pb), mg/kg 7.2.Tembaga (Cu), mg/kg 7.3. Seng (Zn), mg/kg 7.4. Timah (Sn),mg/kg 7.5.Raksa (Hg) Arsen (As), mg/kg Cemaran mikroba : 9.1 Bakteri coliform 9.2 E.coli 9.3 Salmonela

Homogen Maks. 3,8 Min. 8,2 Min. 3,5 Maks. 1,0 0,5 -2,0

Maks. 0,8 Maks. 20,0 Maks. 40,0 Maks. 40,0 Maks. 0,03 Maks. 0,1 Maks. 10 F

tabel

pada taraf nyata 5% atau 1% dinyatakan

berbeda sangat nyata atau signifikan berarti Ha diterima. Percobaan dilanjutkan dengan Uji Jarak Ganda Ducan (UJGD) Rp =

(rp) . (Sd) untuk P : 2, 3, … t 2

Dimana Sd :

2.S2 r

rp : Nilai tabel wilayah nyata students

24

p

: Jarak

S² : Ragam Kuadrat Tengah(KT) r

: Ulangan

t

: Banyak perlakuan

e.

Analisis regresi linear sederhana. Analisis regresi linear sederhana digunakan untuk memprediksi variasi perubahan nilai Y (kadar natrium dan sukrosa) apabila nilai X (inokulum bakteri) ditentukan, atau untuk menentukan inokulum bakteri Lactobacillus bulgaricus yang tepat terhadap kandungan

natrium dan

sukrosa. Analisis dilakukan dengan program SPSS 16,0 For Windows atau secara manual, dengan persamaan sebagai berikut : 1) Bentuk umum persamaan regresi linear sederhana = Y =a +BX Dimana : Y : Natrium dan sukrosa. a

: Konstanta atau intersep (titik potong kurva linear terhadap sumbu Y, atau nilaiY jika X = 0).

e

: Kemiringan kurva linear.

X : Inokulum bakteri. 2) Menentukan nilai b (kemiringan kurva atau koefisien regresi) dengan persamaan: b=

n  XY -  X  Y  N  X    Y  2

2

25

3) Menentukan nilai a (kosntanta intersep kurva estimasi) dengan perasamaan a = a = Y  B X Y = rata-rata nilai Y X = rata-rata nilai X

n

= jumlah pengamatan / jumlah daya yang digunakan dalam sampel

4) Menguji koefisien regresi (uji t). Uji t digunakan untuk menguji signifikansi koefisien regresi atau untuk mengetahui apakah varibel independent X berpengaruh terhadap variabel dependent Y. t=

b- Sb

Se 

Sb 

Y

2

 a  y  b XY nk

Se

 X    Y  2

2

/N

dimana :

 = parameter yang diduga. Sb = kesalahan standar koefisien regresi. Se = kesalahan standar estimasi (standar error of estimate). Hipotesis Ho = b = 0, Ha = b  0 Kriteria uji. Terima Ho jika t hitung t tabel atau probabilitas > 0,05 atau jika b = 0 maka variabel independent (X) tidak

26

berpengaruh terhadap variabel dependent (Y), jika b  0 maka X berpengaruh terhadap Y. 5) Menghitung koefisien determinasi dan koefisien korelasi. Koefisien determinasi sampel (r2) digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel independent terhadap variabel dependent, sedangkan koefisien korelasi (r)

digunakan untuk mengetahui keeratan hubungan antara variabel

independent dan variabel dependent, koefisien determinasi dapat dihitung dengan persamaan:

 (Y  Y )  (Y  Y )

2

2

2

i

r =

2

atau r = 1 -

i

 (Y  Y )  (Y  Y )

2

i

2

i

Persamaan untuk koefisienkorelasi adalah sebagai berikut: r=±

r 2 atau r = r2 =

n X iYi   X i ( Yi )

n X

2 i



  X i  n Yi 2   Yi  2

2



Pengujian terhadap koefisien korelasi t

r n2 1 r2

, db = n – 2

Nilai dianggap signifikan jika thitung > t0,05 6) Menganalisis terhadap adanya heeroksi dastisitas agar persamaan regresi estimasi (estimator/prediktor) yang diperoleh dapat digunakan untuk memprediksi variasi perubahan nilai Y, maka harus berupa estimator linear tidak bisa terbaik atau BLUE (Best Linear Unvised Estimator). Kondisi ini akan terjadi heterkidastitas. Terjadinya heteroskidastitas dapat didiagnosis dengan korelasi rank spearman antara lain nilai mutlak kesalah penggangu ei dengan Xi

27

  di 2  rs  1  6   2  n(n  1) 

Korelasi rs diuji dengan persamaan: t

rs n  1 1  rs 2

Dimana: e = Y - Yˆ di = selisih setiap pasang rangking ei dan Xi Nilai rs dianggap signifikan jika thitung > t0,05 atau tidak signifikan t < 0,05

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data Data hasil penelitian tentang kandungan natrium dan sukrosa yoghurt susu kedelai cair dengan inokulasi bakteri Lactobacillus bulgaricus adalah sebagai berikut: 1.

Kandungan Natrium Kandungan natrium pada susu kedelai cair yang diinokulasi Lactobacillus bulgaricus, sebagai berikut: Tabel 5.Kadar Natrium Susu Kedelai Cair dengan inokulasi bakteri Lactobacillus bulgaricus dalam satuan ppm.

Perlakuan

Total / ∑

Ulangan ke

Rata-rata

1

2

3

4

perlakuan

perlakuan

A

74,347

74,347

77,519

71,174

297,387

74,347

B

74,792

68,306

3,517

78,431

299,169

74,792

C

78,186

80,645

4,792

170,503

491,146

122,787

227,325

223,298

487,474

320,108

1.087,702

271,926

75,775

74,433

163,491

106,703

Jumlah umum Jumlah(G) Rataan umum Keterangan:

A : 500 ml susu kedelai cair + 0 ml bakteri Lactobacillus bulgaricus. B : 500 ml susu kedelai cair + 15 ml bakteri Lactobacillus bulgaricus C : 500 ml susu kedelai cair + 45 ml bakteri Lactobacillus bulgaricus

Berdasarkan tabel 5 diatas dapat dilihat bahwa perlakuan dengan pemberian inokulasi Lactobacillus bulgaricus terhadap kandungan natrium yoghurt susu kedelai cair memberikan hasil yang tertinggi pada perlakuan C

27

27

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data Data hasil penelitian tentang kandungan natrium dan sukrosa yoghurt susu kedelai cair dengan inokulasi bakteri Lactobacillus bulgaricus adalah sebagai berikut: 1.

Kandungan Natrium Kandungan natrium pada susu kedelai cair yang diinokulasi Lactobacillus bulgaricus, sebagai berikut: Tabel 5.Kadar Natrium Susu Kedelai Cair dengan inokulasi bakteri Lactobacillus bulgaricus dalam satuan ppm.

Perlakuan

Total / ∑

Ulangan ke

Rata-rata

1

2

3

4

perlakuan

perlakuan

A

74,347

74,347

77,519

71,174

297,387

74,347

B

74,792

68,306

3,517

78,431

299,169

74,792

C

78,186

80,645

4,792

170,503

491,146

122,787

227,325

223,298

487,474

320,108

1.087,702

271,926

75,775

74,433

163,491

106,703

Jumlah umum Jumlah(G) Rataan umum Keterangan:

A : 500 ml susu kedelai cair + 0 ml bakteri Lactobacillus bulgaricus. B : 500 ml susu kedelai cair + 15 ml bakteri Lactobacillus bulgaricus C : 500 ml susu kedelai cair + 45 ml bakteri Lactobacillus bulgaricus

Berdasarkan tabel 5 diatas dapat dilihat bahwa perlakuan dengan pemberian inokulasi Lactobacillus bulgaricus terhadap kandungan natrium yoghurt susu kedelai cair memberikan hasil yang tertinggi pada perlakuan C

28

yaitu ( X C  122.787) ,sedangkan sedangkan yang paling rendah terdapat pada perlakuan A yaitu ( X A  74.347) . Berdasarkan data diatas, maka dapat dibuat grafik kandungan natrium yoghurt susu kedelai cair dengan inokulasi Lactobacillus bulgaricus disajikan pada gambar 3. Perlakuan 140.000 122.787

Kandungan natrium (ppm)

120.000 100.000 80.000

74.347

74.792 East

60.000 40.000 20.000 0 A(0ml)

B(15ml)

C(45ml)

Gambar 3. Histogram kandungan natrium yoghurt susu kedelai cair dengan inokulasi Lactobacillus bulgaricus Keterangan: A : 500 ml susu kedelai cair + 0 ml bakteri Lactobacillus bulgaricus B : 500 ml susu kedelai cair + 15 ml bakteri Lactobacillus bulgaricus C : 500 ml susu kedelai cair + 45 ml bakteri Lactobacillus bulgaricus

Dari hasil perhitungan kandungan natrium susu kedelai cair dengan inokulasi Lactobacillus bulgaricus selanjutnya dilakukan analisis sidik ragam

29

(Anova). Hasil analisis sidik ragan (Anova) terhadap kadar natrium yoghurt susu kedelai cair dapat dilihat dalam tabel berikut ini: Tabel 6. Hasil Analisis Sidik Ragam (Anova) Kadar NatriumYoghurt Susu Kedelai Cair Sk

db

Jk

KT

Fhitung

Perlakuan

2

6200,075

3100,037

3,648tn

Galat

9

7648,516

849,835

Total

11

13848,590

F Tabel 5%

1%

4,25

8,02

Keterangan: tn : Fhitung < F tabel, berarti tidak beda nyata / tidak signifikan pada taraf 5% dan 1% Koefisien Keragaman (KK) = 32,162% Dari tabel diatas diketahui bahwa Fhitung (3,648) < Ftabel 5 %. Jadi hipotesis nol (Ho) yang menyatakan bahwa tidak ada pengaruh bakteri Lactobacillus bulgaricus terhadap kandungan natrium yoghurt susu kedelai cair diterima, maka hipotesis alternatif (Ha) ditolak. Untuk mengetahui perbedaan antara perlakuan pemberian inokulasi bakteri Lactobacillus bulgaricus terhadap kandungan natrium yoghurt susu kedelai cair dilakukan uji lanjut yaitu dengan menggunakan Uji Jarak Ganda Duncan (UJGD) yang dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:

30

Tabel 7. Uji Jarak Ganda Duncan (UJGD)

Perlakuan

Rataan Hasil

Nilai UJGD 5%

Selisih Rata-Rata Nilai Tiap Perlakuan C B A 47,995* 48,44tn 0.445tn -

C 122.787 B 74.792 46,642 A 74,347 48,682 Keterangan tn : tidak beda nyata/tidak signifikan pada taraf 5% * : beda nyata/ signifikan pada taraf 5%

Dari hasil UJGD didapatkan hasil adanya perbedaan nyata antar perlakuan kemudian dilakukan perhitungan antar rata-rata nilai tengah perlakuan, yaitu perlakuan C dibanding perlakuan B didapatkan hasil (47,995) lebih besar dari pada UJG 5% (46,642) maka perbedaan yang diamati beda nyata. Perlakuan C dibandingkan perlakuan A didapatkan hasil (48,44) lebih kecil dari pada UJGD 5 % (48,682) maka perbedaan yang diamati mendekati. Perlakuan B dibandingkan dengan perlakuan A didapatkan hasil (0,445) lebih kecil daripada UJGD 5 % (48,682) maka perbedaan yang diamati tidak beda nyata. Untuk memprediksi rata-rata kandungan natrium yoghurt susu kedelai cair ditentukan dengan analisis regresi linier sederhana sebagai berikut: y=a+bx = 67,618 - 1,151 x Dari perhitungan regresi linier didapatkan hasil: 1. a = 67,618 merupakan besarnya rata-rata pengaruh dari berbagai variabel yang mempengaruhi y, tetapi tidak dimasukkan kedalam persamaan regresi,

31

disebut juga istilah intersep yaitu titik potong regresi pada sumbu y, apabila x = 0. 2. b =1,151 menunjukkan besarnya kelipatan unit perubahan nilai y apabila x berubah sebanyak satu unit, artinya jika x ditambah, maka nilai y akan turun sebesar 1,151 3. Thitung dan probabilitas ( sigt) menunjukkan signifikan pengaruh variabel independen (x) terhadap variabel dependen (y). Nilai Thitung (2,318) > Ttabel (2,228) ini menunjukkan signifikan pada level 5 % probabilitas. Hasil analisis linier sederhana dapat diikhtisarkan bahwa persamaan regresi tidak dapat digunakan untuk memprediksi kadar natrium

yang

berbeda dengan pemberian inokulasi bakteri Lactobacillus bulgaricus pada yoghurt susu kedelai cair.

2.Kandungan Sukrosa Kandungan sukrosa pada susu kedelai cair yang diinokulasi Lactobacillus bulgaricus, sebagai berikut: Tabel 5.Kadar Sukosa Susu Kedelai Cair dengan inokulasi bakteri Lactobacillus bulgaricus dalam satuan %.

A B C

1 7,000 5,800 6,300

Ulangan ke 2 3 6,800 7,400 4,800 6,000 6,400 6,400

4 6,800 6,800 6,200

Total / ∑ Perlakuan 28,000 23,400 25,300

Rata-rata perlakuan 7,000 5,850 6,325

Jumlah umum (G)

19,100

18,000

19,800

19,800

76,700

19,18

Rataan umum

6,367

6,000

6,600

6,600

Perlakuan

6,392

32

Keterangan: A : 500 ml susu kedelai cair + 0 ml bakteri Lactobacillus bulgaricus. B : 500 ml susu kedelai cair + 15 ml bakteri Lactobacillus bulgaricus C : 500 ml susu kedelai cair + 45 ml bakteri Lactobacillus bulgaricus Berdasarkan tabel 8 diatas dapat dilihat bahwa perlakuan dengan pemberian inokulasi Lactobacillus bulgaricus terhadap kandungan sukrosa yoghurt susu kedelai cair memberikan hasil yang tertinggi pada perlakuan A yaitu ( X A  7) sedangkan yang paling rendah terdapat pada perlakuan B yaitu ( X B  5,85) . Berdasarkan data diatas, maka dapat dibuat grafik kandungan sukrosa yoghurt susu kedelai cair dengan inokulasi Lactobacillus bulgaricus .Perlakuan 10 9

Kandungan sukrosa (%)

8 7

7 5,85

6

6,33

5 4 3 2 1 0 A(0ml)

B(15ml)

C(45ml)

Gambar 4. Histogram kandungan sukrosa yoghurt susu kedelai cair dengan inokulasi Lactobacillus bulgaricus

33

Keterangan: A : 500 ml susu kedelai cair + 0 ml bakteri Lactobacillus bulgaricus B : 500 ml susu kedelai cair + 15 ml bakteri Lactobacillus bulgaricus C : 500 ml susu kedelai cair + 45 ml bakteri Lactobacillus bulgaricus Dari hasil perhitungan kandungan sukrosa yoghurt susu kedelai cair dengan inokulasi Lactobacillus bulgaricus selanjutnya dilakukan analisis sidik ragam (Anova). Hasil analisis sidik ragan (Anova) terhadap kadar sukrosa yoghurt susu kedelai cair dapat dilihat dalam tabel dibawah ini: Tabel 9. Hasil Analisis Sidik Ragam (Anova) Kadar Sukrosa Yoghurt Susu Kedelai Cair Sk Perlakuan Galat Total

Db

Jk

2 9 11

2,672 2,297 4,969

KT

FH

1,336 0,255

5,233*

F Tabel 5% 1% 4,25 8,02

Keterangan: * : beda nyata (signifikan) pada taraf 5% Koefisien Keragaman (KK) = 7,422%

Dari tabel diatas diketahui bahwa Fhitung (5,233) > Ftabel 5 % . Jadi hipotesis nol (Ho) yang menyatakan bahwa tidak ada pengaruh bakteri Lactobacillus bulgaricus terhadap kandungan sukrosa yoghurt susu kedelai cair ditolak, maka hipotesis alternatif (Ha) diterima. Untuk mengetahui perbedaan antara perlakuan pemberian inokulasi bakteri Lactobacillus bulgaricus terhadap kandungan sukrosa yoghurt susu kedelai cair dilakukan uji lanjut yaitu dengan menggunakan Uji Jarak Ganda Duncan (UJGD) yang dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:

34

Tabel 10. Uji Jarak Ganda Duncan (UJGD)

Perlakuan

Rataan Hasil

A C B

7,000 6,325 5,85

Nilai UJGD 5% 0,808 0,843

Selisih Rata-Rata Nilai Tiap Perlakuan A C B tn 0,675 1,150* 0,475tn -

Keterangan: *

: beda nyata (signifikan) pada taraf nyata 5%

tn

: tidak beda nyata ( tidak signifikan) pada taraf nyata 5%

Dari hasil UJGD didapatkan hasil adanya perbedaan nyata antar perlakuan kemudian dilakukan perhitungan antar rata-rata nilai tengah perlakuan, yaitu perlakuan A dibanding perlakuan C didapatkan hasil (0,675) lebih kecil dari pada UJGD 5 % (0,808) maka perbedaan yang diamati tidak beda nyata / tidak signifikan. Perlakuan A dibandingkan dengan perlakuan B didapatkan hasil (1.150) lebih besar dari pada UJGD 5 % (0,843) maka perbedaan yang diamati beda nyata / signifikan. PerlakuanC dibandingkan dengan perlakuan B didapatkan hasil (0,475) lebih kecil dari pada UJGD 5 % (0,843) maka perbedaan yang diamatitidak beda nyata / tidak signifikan. Untuk memprediksi rata-rata kandungan sukrosa yoghurt susu kedelai cair ditentukan dengan analisis regresi linier sederhana sebagai berikut: Y =a+bX

= 0,612+ (-0,011) x Dari perhitungan regresi linier didapatkan hasil:

35

1. a = 0,612 merupakan besarnya rata-rata pengaruh dari berbagai variabel yang mempengaruhi Y, tetapi tidak dimasukkan kedalam persamaan regresi, disebut juga istilah intersep yaitu titik potong regresi pada sumbu Y, apabila X = 0. 2. b = -0,011 apabila menunjukkan besarnya kelipatan unit perubahan nilai Y apabila X berubah sebanyak satu unit, artinya jika Xditambah, maka nilai Y akan naik sebesar - 0,011 3. Thitung dan probabilitas ( sigt) menunjukkan signifikan pengaruh variabel independen (x) terhadap variabel dependen (y). Nilai Thitung (-0,118) < Ttabel (2,228) ini menunjukkan signifikan pada level 5 % probabilitas. Hasil analisis linier sederhana dapat diikhtisarkan bahwa persamaan regresi tidak dapat digunakan untuk memprediksi kadar sukrosa dengan pemberian inokulasi bakteri Lactobacillus bulgaricus pada yoghurt susu kedelai cair.

B.

Pembahasan Berdasarkan hasil analisis varians kandungan natrium pada yoghurt susu kedelai cair dengan inokulasi bakteri Lactobacillus bulgaricus berpengaruh tidak signifikan karena Fhitung lebih kecil dari pada Ftabel . Sedangkan kandungan sukrosa pada yoghurt susu kedelai cair dengan inokulasi bakteri Lactobacillus bulgaricus berpengaruh signifikan karena Fhitung lebih besar dari pada Ftabel.

36

Yoghurt

susu

kedelai

dibuat

dengan

menginokulasi

bakteri

Lactobacillus bulgaricus merombak laktosa dan melepaskan asam laktat sebagai produk. Laktosa dalam yoghurt merupakan disakarida yang dihidrolisis di dalam sel bakteri dengan menggunakan enzim β-Dgalactosidase (laktase) menjadi glukosa dan galaktosa melalui reaksi: C12 H 22 O11  H 2 O  C 6 H 12 O6  C 6 H 12 O6 .

Pada fase pertumbuhan Lactobacillus bulgaricus membutuhkan bahan-bahan organik untuk pertumbuhannya dan menghasilkan energi. Suhu optimum pertumbuhan bakteri ini adalah 45-480 C. Untuk pertumbuhannya yang normal, bakteri asam laktat membutuhkan disamping sumber karbon dan nitrogen, sebagian dalam bentuk asam amino, beberapa vitamin, zat tumbuh dan mineral (Rahman, 1992). Senyawa organik yang biasa digunakan adalah karbohidrat dalam bentuk glukosa. Fermentasi karbohidrat akan menghasilkan asam – asam organik terutama asam laktat yang dihasilkan dalam proses pembuatan yoghurt sehingga dapat menurunkan pH susu. Tampak bahwa sebelum diinokulasi Lactobacillus bulgaricus yoghurt tinggi sukrosa namun setelah diinokulasi Lactobacillus bulgaricus menunjukkan perubahan yang sangat tajam karena glukosa dalam yoghurt telah dirombak untuk menghasilkan energi. Hal ini sejalan dengan pendapat Winarno (2004), Lactobacillus bulgaricus adalah tipe bakteri yang suka kepada glukosa artinya bakteri tersebut mula-mula akan memanfaatkan glukosa terlebih dahulu untuk sumber

37

energinya. Sehingga glukosa yang terbentuk akan langsung dimanfaatkan oleh bakteri ini sehingga kadar glukosa akan menurun. Natrium merupakan mineral makro penting

sebagai kation

ekstraseluler,yang berperan dalam pengaturan keseimbangan tekanan osmosis ekstraseluler, pengaturan volume darah, dan pembentukan struktur tulang. Di dalam dan di luar sel bakteri terdapat suatu sistem kesetimbangan glukosa bahwa glukosa masuk sama dengan glukosa keluar. Pada inokulasi 45 ml terjadi peningkatan natrium hal ini dimungkinkan karena Lactobacillus bulgaricus tidak memanfaatkan glukosa. Glukosa yang belum termanfaatkan atau glukosa yang masih berada di luar sel bakteri semakin lama semakin banyak sejalan dengan hidrolisis laktosa. Glukosa yang berada di luar sel inilah yang terdeteksi, sedangkan glukosa yang masih berada di dalam sel bakteri tidak dapat terdeteksi (Murti, 1993). Jadi, semakin banyak jumlah mikrobia yang terdapat di dalam yoghurt susu kedelai cair maka akan semakin tinggi aktivitas mikrobia untuk memanfaatkan glukosa untuk menghasilkan energi. Menurut Tamime dan Deeth (1980), Peningkatan kadar

laktosa

selama inkubasi dimungkinkan terjadi akibat munculnya Allolactase (6-0-βD-galactopyranosil-D-glucose) dan 6-0-β-D-galactopyranosil-D-galactose. Oligosakarida ini terbentuk oleh reaksi transgalaktosilasi-β-galaktosidase kultur starter dan meningkat selama fermentasi dan penyimpanan yogurt.

38

Jadi, dengan inokulasi Lactobacillus bulgaricus maka akan diikuti penambahan aktivitas serta perkembangbiakan bakteri untuk memanfaatkan glukosa dalam proses fermentasi untuk menghasilkan asam laktat. Sukrosa merupakan sejenis disakarida yaitu heterodisakarida yang bersifat bukan penurun dan tidak menunjukkan fenomena mutaputaran. Hidrolisis sukrosa menghasilkan glukosa dan fruktosa. Pada inokulum 0 ml terjadi peningkatan kandungan sukrosa , hal ini disebabkan karena sukrosa yang terkandung dalam yoghurt susu kedelai merupakan sukrosa murni dari susu kedelai, selama proses fermentasi tidak mengandung sukrosa. Hal ini sejalan dengan pendapat Timotius (1982), Lactobacillus bulgaricus tidak mengandung porfirin dan sitokrom, tidak melakukan fosforilasi pengangkutan elektron, dan hanya memperoleh energi dari fosforilasi tingkat subsrat. Dalam proses fermentasi biasanya berlangsung dengan fosforilasi tingkat substrat dan tanpa peranan sitokrom membentuk ATP dengan cara menggunakan reaksi oksidasi-reduksi, yang pada umumnya adalah proses adisi fosfat anorganik pada senyawa yang sedang dioksidasi dari suatu reaksi enzim, sehingga dalam hasil akhirnya masih ada senyawa – senyawa organik yang lebih sederhana dari substrat (Timotius, 1982).

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai kandungan natriumdan sukrosa pada yoghurt susu kedelai cair dengan inokulasi bakteri Lactobacillus bulgaricus dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Kandungan natrium pada yoghurt susu kedelai cair dengan inokulasi bakteri Lactobacillus bulgaricus pada berbagai kadar menunjukkan perbedaan yang diamati secara statistik tidak nyata/ tidak beda nyata. 2. Kandungan sukrosa pada yoghurt susu kedelai cair dengan inokulasi bakteri Lactobacillus bulgaricus menunjukkan perbedaan yang nyata/ signifikan. 3. Semakin tinggi konsentrasi inokulasi bakteri Lactobacillus bulgaricus yang diberikan maka kandungan natrium akan semakin rendah dan kandungan sukrosa akan semakin tinggi.

B. Saran 1. Penelitian ini merupakan tahap awal, sehingga perlu adanya penelitian lebih lanjut dengan inokulasi bakteri Lactobacillus bulgaricus pada jenis susu yang berbeda.

39

40

40

1. Untuk memperoleh hasil yang maksimal, hendaknya memperhatikan suhu, pH, cahaya, kelembaban sehingga akan diperoleh yoghurt yang baik.

40

DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, Sunita.2004. Prnsip dasar ilmu gizi. Jakarta : Gramedia. Astawan, Made. 1991. Teknologi pengolahan pangan nabati tepat guna. Bogor: Akademika Presindo. Buckle, K. A. 1987. Ilmu Pangan. Jakarta : UI Pres. Cahyadi, Wisnu. 2007. Kedelai khasiat dan teknologi. Jakarta : Bumi Aksara. Campbell Reece .2002.Biologi 1 edsi kelima – jilid 1. Jakarta : Erlangga Hartoyo, Totok. 2005. Susu kedelai dan aplikasi olahannya. Surabaya : Trubus Agrisarana. Hidayat, Nur. 2006. Mikrobiologi Industri. Yogyakarta : Andi Offset. Murray, Robert. K. 2001. Biokimia Harper edisi 25. Jakarta : EGC. Murti, T.W. 2006, http://milkordie.blogspot.com/.Proseding Seminar PATPI, Agustus Posted by Milk&Milk Kosikowski, F.1977. Cheese And Fermented Milk Foods. New York: Brooktondale. Murray, Robert. K. 2001. Biokimia Harper edisi 25. Jakarta : EGC. Soediatama, dkk. 1987. Ilmu Gizi . Jakarta : Universitas indonesia Soetarto, dkk. 2008.Mikrobiolgi umum . Yogyakarta: Universitas Atma jaya yogyakarta Supardi, Imam. 1999. Mikrobiologi dalam pengolahan pangan dan keamanan pangan. Bandung : Alumni. Suprapti, Lies. 2005. Teknologi pengolahan pangan kembang tahu dan susu kedelai. Yogyakarta : Kanisius. Surajudin. 2006. Yoghurt susu fermentasi yang menyehatkan. Jakarta : Agro Media Pustaka. Tamime, A.Y. Robinson. 1985. Yoghurt science and technology. England : CRC Press.

Tejasari, 2005. Nilai Gizi Pangan yogjakarta : Graha ilmu

Timotius, 1982. Mikrobiologi Dasar. Salatiga: Universitas Kristen Satya Wacana. Tim Pimnas XXI. 2008. Jurnal ilmiah mahasiswa Indonesia. Tunas Cendikia Unissula: Semarang. Winarno, F.G. 2004. Kimia pangan dan gizi. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama. .1993. Pangan, gizi, teknologi, dan konsumen. Jakarta : PT. Gramedia Utama. . 1995. Enzim Pangan Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama. . 2003. Flora Usus dan Yoghurt. Bogor : M-Brio press

ABSTRAK Syafaah Ummi, 06320188. Kandungan Natrium dan Sukrosa Pada Yoghurt Susu Kedelai Cair Dengan Inokulasi Bakteri Lactobacillus bulgaricus. Dibawah bimbingan Endah Rita Sulistya D, S.Si, M.Si (Pembimbing I). Drs. Ben Suharno,SH, M.Si (Pembimbing II). Tujuan penelitian ini (1) Untuk menganalisis pengaruh pemberian berbagai dosis bakteri Lactobacillus bulgaricus terhadap banyaknya kandungan natrium dan sukrosa. (2) Untuk mengetahui dosis inokulum bakteri Lactobacillus bulgaricus yang tepat untuk diberikan agar diperoleh kandunga rendah natrium dan tinggi sukrosa . Penelitian ini dilakukan di IKIP PGRI Semarang yang kemudian dilanjutkan dengan penelitian di Laboratorium Teknologi Pangan, Universitas Katolik (UNIKA) Soegijopranoto Semarang. Metode yang digunakan adalah metode eksperimen dengan desain Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 3 perlakuan : 0, 15, 45 ml Lactobacillus bulgaricus / 500 ml susu kedelai cair dan 4 kali ulangan. Data dianalisis dan diinterpretasi dengan Analisis Varians, Duncan’s Multiple-Range Test dan Regresi Linier Sederhana. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kandungan natrium tertinggi (122,787 ppm) didapatkan pada perlakuan yang tanpa diberikan bakteri Lactobacillus bulgaricus pada perlakuan dengan inokulasi 45 ml, sedangkan terendah (74,347ppm) pada perlakuan dengan inokulasi 0 ml. Kadar sukrosa diperoleh (7%) pada perlakuan 0 ml; (5,85%) pada perlakuan 15 ml; dan (6,33%) pada perlakuan 45ml. Kesimpulan dari hasil penelitian ini bahwa Terdapat pengaruh pemberian inokulasi bakteri Lactobacillus bulgaricus terhadap kandungan natrium dan sukrosa yoghurt susu kedelai cair. Semakin tinggi konsentrasi inokulasi bakteri Lactobacillus bulgaricus yang diberikan maka kandungan natrium akan semakin rendah dan kandungan sukrosa akan semakin tinggi.

LAMPIRAN

Lampiran 1

ANALISIS DATA KANDUNGAN NATRIUM YOGHURT SUSU KEDELAI CAIR

Perlakuan A B C Jumlah umum (G) Rataan umum

1 74,347 74,792 78,186

Ulangan ke 2 3 74,347 77,519 68,306 77,640 80,645 161,812

Total / ∑ perlakuan 4 71,174 297,387 78,431 299,169 170,503 491,146

227,325

223,298

316,971

320,108

75,775

74,433

163,491

106,703

1.087,702

Keterangan: A : 500 ml susu kedelai cair + 0 ml bakteri Lactobacillus bulgaricus. B : 500 ml susu kedelai cair + 15 ml bakteri Lactobacillus bulgaricus C : 500 ml susu kedelai cair + 45 ml bakteri Lactobacillus bulgaricus

Rata-rata perlakuan 74,347 74,792 122,787 271,926 90,642

Lampiran 2 PERHITUNGAN ANALISIS VARIANS NATRIUM 1. db Galat

= ( r .t - 1) - ( t – 1 ) = (4. 3 – 1) – (3 – 1) = 11 – 2 =9

2. db Perlakuan = t – 1 =3–1 =2 3. db Total = r .t – 1 = 4. 3 – 1 = 12 -1 = 11 4. Faktor Korelasi (FK) = G2/n Dimana n

= r.t =4.3 = 12

FK

=(1.087,702)2 / 12 =1,183,095.641/ 12 = 98.591,303 n

5. Jk Umum =

X i 1

2 1

- FK

= 74,3472 + 74,3472 + 77,5192 + 71,1742 +74,7922 + 68,3062 + 77,6402 + 78,4312 +78 ,1862 + 80,6452 + 161,8122 +170,5032 – 98591,303 = 5.527,476 + 5.527,476+ 6.009,195+ 5.955,826+ 5.593,843+ 4.665,710+ 6.027,969 + 6.151,422+6.113,051+ + 6.503,616 + 26.183,123+ 29.071,273 – 9.8591,303 =112439,894 – 98.591,303

= 13848,590 n

X 6. JK Perlakuan

t 1

=

2 1

r

 FK

=

297,387 2  299,169 2  491,146 2  98.591,303 4

=

419165,512  98.591,303 4

= 6.200,075 7. JK Galat = JK Umum - JK Perlakuan =13848,590 – 6.200,075 = 7648,516 8. KT Perlakuan

=

JKPerlakuan t 1

=

6.200,075 3 1

=

6.200,075 2

= 3.100,037 9. KT Galat =

JKGalat t (r  1)

=

7648,516 9

= 849,835 10. F hitung

=

KTPerlakuan KTGalat

=

3.100,037 849,835

= 3,648

11. F tabel dari db Perlakuan = 2 dan db Galat = 9 F tabel 5% = 4,25 1% = 8,02

12. Rataan Umum dan Koefisien Keragaman (KK) Rataan Umum = =

G n 1.087,702 12

= 90,642 KK 



KTgalat Rataan umum

 100

849,835  100 90,642

= 32,162% Jadi, nilai KK untuk percobaan kandungan natrium yoghurt susu kedelai cair dengan inokulasi Lactobacillus bulgaricus adalah 32,162 %

Lampiran 3

Daftar Sidik Ragam Kandungan Natrium Yoghurt Susu Kedelai Cair dengan Inokulasi Lactobacillus bulgaricus

Sk

db

Jk

KT

Perlakuan

2

6200,075

3100,037

Galat

9

7648,516

849,835

Total

11

13848,590

Fhitung 3,648

tn

Keterangan: tn : tidak beda nyata (tidak signifikan) pada taraf nyata 5%

F Tabel 5%

1%

4,25

8,02

Lampiran 4 Perhitungan Uji Wilayah Ganda Duncan Kandungan Natrium Yoghurt Susu Kedelai Cair

Rp =

p

rp (0,05)

rp (0,01)

2

3,20

4,60

3

3,34

4,86

4

3,41

4,99

(rp) . (S -d )

, nilai S-d =

2

2.S 2 r

Dimana : S2 : Ragam : Kuadrat Tengah (KT) r : Ulangan S-d = = =

2.S 2 r 2.849,835 4 1699,67 4

= 424,9175 = 20,613

Rp 2

=

rp S  d 

2 3,2020,613 = 2 65,9616 = 2 = 46,642

Rp 3

= = =

rp S  d  2 3,3420,613 2 68,847

2 = 48,682

Lampiran 5 Daftar Uji Wilayah Ganda Duncan Kandungan Natrium Yoghurt Susu Kedelai Cair

Nilai UJGD 5%

Selisih Rata-Rata Nilai Tiap Perlakuan C B A -

Perlakuan

Rataan Hasil

C

122.787

-

B

74.792

46,642

47,995*

-

-

A

74,347

48,682

48,44tn

0.445tn

-

Keterangan: * : beda nyata (signifikan) pada taraf nyata 5% tn : tidak beda nyata (tidak signifikan) pada taraf nyata 5%

Lampiran 6

Selisih Rata-Rata Nilai Tiap Perlakuan Pemberian Inokulasi Lactobacillus bulgaricus Terhadap Kandungan Natrium Yoghurt Susu Kedelai Cair

Perlakuan C – B= 122,787 – 74,792 = 47,995 > 46,642 ( signifikan) C – A =122,787 – 74,347 = 48,44 < 48,682 B – A=74,792 – 74.347

(Tidak signifikan )

= 0.445 < 48,682 (Tidak signifikan)

Lampiran 7 Regresi Linier X

Y

X2

0 0 0 0 15 15 15 15 45 45 45 45 ∑X =240

74,347 74,347 77,519 71,174 74,792 68,306 77,640 78,431 78,186 80,645 161,812 170,503  Y =1087,702

0 0 0 0 225 225 225 225 2025 2025 2025 2025 9000

X = 20

Y = 90,642

Y  a  bX b= =

n  XY -  X  Y  N  X   X  2

2

1226589 ,105   240 1087 ,702  2 129000   240 

(319069,26)  261048,48 108000  57600 58020,78 = 50400 = 1,151

=

a  y  bx = 90,642 – 1,151 (20) = 90,642 – 23,02 = 67,618

Y2 5527,476 5527,476 6009,195 5065,738 5593,843 4665,710 6027,970 6151,422 6113,051 6503,616 26183,123 29071,273 112439,894

X Y

0 0 0 0 1121,88 1024,59 1164,60 1176,465 3518,37 3629,025 7281,154 7672,635 26589,105

Mencari t hitung : a  y  bx = 67,618 + 1,151 x

Se 

Y

2

 a  y  b XY nk



(112439,894)  (67,618)(1087,702)  (1,151)(26589,105) 12  4



112439,894  73547,923  30609,53594 8



8282,435 8

 1035,304

= 32,176

Sb 

Se

X   X    n

2

2



32,176

9000  240

2

12



32,176

9000  57600 12



32,176

4200 32,176  64,807 = 0,496

b- Sb 1,151  0  0,496

t=

= 2,318 Thitung = 2,318 Ttabel (0,05) = 2,228 Thitung > Ttabel → Ho ditolak Ha diterima pada taraf 5%

Lampiran 8

ANALISIS DATA KANDUNGAN SUKROSA YOGHURT SUSU KEDELAI CAIR

A B C

1 7,000 5,800 6,300

Ulangan ke 2 3 6,800 7,400 4,800 6,000 6,400 6,400

4 6,800 6,800 6,200

Total / ∑ Perlakuan 28,000 23,400 25,300

Jumlah umum (G)

19,100

18,000

19,800

19,800

76,700

Rataan umum

6,367

6,000

6,600

6,600

Perlakuan

Rata-rata perlakuan 7,000 5,850 6,325

Keterangan: A : 500 ml susu kedelai cair + 0 ml bakteri Lactobacillus bulgaricus. B : 500 ml susu kedelai cair + 15 ml bakteri Lactobacillus bulgaricus C : 500 ml susu kedelai cair + 45 ml bakteri Lactobacillus bulgaricus

6,392

Lampiran 9 PERHITUNGAN ANALISIS VARIANSI SUKROSA 1. db Galat

= ( r .t - 1) - ( t – 1 ) = (4. 3 – 1) – (3 – 1) = 11 – 2 =9

2. db Perlakuan = t – 1 =3–1 =2 3. db Total = r .t – 1 = 4. 3 – 1 = 12 -1 = 11 4. Faktor Korelasi (FK) = G2/n Dimana n

= r.t =4.3 = 12

FK = (76,7)2 / 12 = 5,882.89/ 12 = 490,241 n

5. Jk Umum =

X i 1

2 1

- FK 2

= 7,000 + 6,8002 + 7,4002 + 6,8002 + 5,8002 + 4,8002 +6,0002 + 6,8002 +6,3002 + 6,4002 + 6,4002 +6,2002 - FK = 49 + 46,24 +54,76 +46,24 + 33,64 + 23,04 +36 +46,24 + 39,69 + 40,96 +40,96 +38,44 = 495,210 - 490,241

= 4,969 n

X 6. JK Perlakuan

=

t 1

2 1

r

 FK

=

28 2  25,3 2  23,4 2  490,241 4

=

784  640,09  547,56  490,241 4

= 492,9125 – 490,241 = 2,672 7. JK Galat = JK Total Perlakuan - JK Perlakuan = 4,969– 2,672 = 2,297 8. KT Perlakuan

=

JKPerlakuan t 1

=

2,672 3 1

=

2,672 2

= 1,336 9. KT Galat = =

JKGalat t (r  1) 2,297 9

= 0,255 10. F hitung

=

KTPerlakuan KTGalat

=

1,336 0,255

= 5,233

11. F tabel dari db Perlakuan = 2 dan db Galat = 9 F tabel 5% = 4,25 1% = 8,02

12. Rataan Umum dan Koefisien Keragaman (KK) Rataan Umum = =

G n 76,7 12

= 6,391 13. KK = 

= 

KTgalat  100% Rataan umum

0,225  100% 6,391

=7,422%

Jadi, nilai KK untuk percobaan kandungan sukrosa yoghurt susu kedelai cair dengan inokulasi Lactobacillus bulgaricus adalah 7,422 %

Lampiran 10

Daftar Sidik Ragam Kandungan Natrium Yoghurt Susu Kedelai Cair dengan Inokulasi Lactobacillus bulgaricus

F Tabel Sk

Db

Jk

KT

Perlakuan

2

2,672

1,336

Galat

9

2,297

0,255

Total

11

4,969

Keterangan: * : beda nyata (signifikan) pada taraf 5 %

FH

5,233*

5%

1%

4,25

8,02

Lampiran 11 Perhitungan Uji Wilayah Ganda Duncan Kadar Sukrosa Yoghurt Susu Kedelai

Rp =

(rp) . (S -d )

P

rp (0,05)

rp (0,01)

2

3,20

4,60

3

3,34

4,86

4

3,41

4,99

, nilai S-d =

2

2.S 2 r

Dimana : S2 : Ragam : Kuadrat Tengah (KT) r : Ulangan S-d = = =

2.S 2 r 2.0,255 4 0,51 4

= 0,1275 = 0,357

Rp 2

=

rp S  d 

2 3,200,357  = 2 = 0,808

Rp

=

3

=

rp S  d  2 3,340,357 

= 0,843

2

Lampiran 12 Daftar Uji Wilayah Ganda Duncan Kandungan Sukrosa Yoghurt Susu Kedelai

Nilai

Selisih Rata-Rata Nilai Tiap

UJGD 5%

Perlakuan

Rataan Perlakuan Hasil

A C B

7,000 6,325 5,85

0,808 0,843

A

C

B

0,675tn 1,150*

0,473tn

-

Keterangan: * : beda nyata (signifikan) pada taraf nyata 5% tn : tidak beda nyata (tidak signifikan) pada taraf nyata 5%

Lampiran 13

Selisih Rata-Rata Nilai Tiap Perlakuan Pemberian Inokulasi Lactobacillus bulgaricus Terhadap Kadar Sukrosa Yoghurt Susu Kedelai

Perlakuan A - C = 7,000 – 6,325 = 0,675 < 0,808

(tidak signifikan)

A - B = 7,000 – 5,850= 1,150 > 0,843

(signifikan)

C – B = 6,325 – 5,850 = 0,475 > 0,843

(tidak signifikan)

Lampiran 14 Regresi Linier

X

Y

X2

Y2

X Y

0

7,000

0

49

0

0

6,800

0

46,24

0

0

7,400

0

54,76

0

0

6,800

0

46,24

0

15

5,800

225

33,68

87

15

4,800

225

23,04

72

15

6,000

225

36

90

15

6,800

225

46,24

102

45

6,300

2025

39,69

283,5

45

6,400

2025

40,96

288

45

6,400

2025

40,96

288

45

6,200

2025

38,44

279

 X = 240

 Y = 76,700

9000

495,210

1489,500

X = 20

Y = 6,392

y = a+ bx b

=

=

N  XY -  X  Y  N  X   X  2

2

12(1489,500) - (240)(76,700) 12(90000)  240

=

17874,00 - 18408,00 108000  57600

=

- 534,00 50400

2

= -0,011 a

=y-bx = 6,392 – (-0,011)(20) = 6,392 – (-0,22) = 0,612

Mencari T hitung y = a+ bx = 0,612+ (-0,011) x Se 

Y

2

 a  y  b XY nk

=

495,210  (0,612)(6,392)  (0,011)(1489,500) 12 - 4

=

495,210  3,912  (16,3845) 8

=

507,6825 8

=

63,460

= 7,966

Se

Sb 

(X

2

)

7300 

=

=

N

7,966

=

=

( X ) 2

(240) 2 12

7,966 7300  4,8 7,966 7,304.8 7,966 85,468

= 0,093 t=

=

b- Sb

 0,011  0 0,093

= -0,118 T hitung = -0,118 T tabel (0,05) = 2,228 T hitung < T tabel

Ho diterima Ha ditolak

Lampiran 15 Menghitung Koefisien Determinasi dan Koofisien Korelasi

 (Y  Y )  (Y  Y )

2

2

2

i

r =

2

atau r = 1 -

i

 (Y  Y )  (Y  Y )

2

i

2

i

n X iYi   X i ( Yi )

n X

r=

2 i



  X i  n Yi 2   Yi  2

2



=

13491,18  13673,76  12.9000  (240) 2 . 12.272,52  (56,974) 2

=

 182,58  108000  57600 .3270,24  3246,04



 182,58 50400 .24,2

=



=

 182,58 1219680



= - 0,00015

t

t

r n2 1 r2

db = n -2

 0,00015 12  2 1  0,000000022





t

 0,0005 0,99

= - 0,0005

ANALISIS VARIANS KANDUNGAN NATRIUM Oneway Descriptives Kandungan Natrium

A B C Total

N

Mean

4 4 4 12

7.43468E1 7.47922E1 1.22786E2 9.06418E1

Std. Deviation

95% Confidence Interval for Mean Std. Error

Lower Bound

Upper Bound

Minimum

Maximum

70.22495 67.47599 42.88151 68.09773

78.46855 82.10851 202.69149 113.18593

71.174 68.306 78.186 68.306

77.519 78.431 170.503 170.503

2.590335 1.295168 4.597884 2.298942 50.216082 2.510804E1 35.481865 1.024273E1

Test of Homogeneity of Variances Kandungan Natrium Levene Statistic

df1

df2

Sig.

279.135

2

9

.000

ANOVA Kandungan Natrium Between Groups Within Groups Total

Sum of Squares

df

Mean Square

F

Sig.

6200.075 7648.516 13848.590

2 9 11

3100.037 849.835

3.648

.069

Post Hoc Tests Multiple Comparisons Dependent Variable:Kandungan Natrium (I) (J) Perlakuan Perlakuan

Mean Difference (I-J)

95% Confidence Interval Std. Error

Sig.

Lower Bound

Upper Bound

2.061353E1 1.000

-57.99859

57.10759

2.061353E1

.099

-105.99284

9.11334

2.061353E1 1.000

-57.10759

57.99859

Tukey A HSD

B

-.445500

C

-48.439750

B

A

.445500

C

-47.994250

2.061353E1

.103

-105.54734

9.55884

A

48.439750

2.061353E1

.099

-9.11334

105.99284

B

47.994250

2.061353E1

.103

-9.55884

105.54734

B

-.445500

2.061353E1

.983

-47.07654

46.18554

2.061353E1

.043

-95.07079

-1.80871

C LSD

A B

C

-48.439750

A

.445500

*

2.061353E1

.983

-46.18554

47.07654

C

-47.994250

*

2.061353E1

.045

-94.62529

-1.36321

A

*

2.061353E1

.043

1.80871

95.07079

B 47.994250 2.061353E1 *. The mean difference is significant at the 0.05 level.

.045

1.36321

94.62529

C

48.439750

*

Homogeneous Subsets Kandungan Natrium Subset for alpha = 0.05 Perlakuan a

Tukey HSD

N

1

A

4

74.34675

B

4

74.79225

C

4

122.78650

Sig. Means for groups in homogeneous subsets are displayed. a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 4.000.

.099

Means Plots

Graph

Regression Kandungan Natrium Descriptive Statistics Mean

Std. Deviation

Kandungan Natrium 9.06418E1 Perlakuan

N

35.481865

12

19.540

12

20.00

Correlations Kandungan Natrium Pearson Correlation

Kandungan Natrium

1.000

.634

.634

1.000

.

.013

.013

.

Kandungan Natrium

12

12

Perlakuan

12

12

Perlakuan Sig. (1-tailed)

Kandungan Natrium Perlakuan

N

Perlakuan

Variables Entered/Removedb Model 1

Variables Entered

Variables Removed

Perlakuana

Method . Enter

a. All requested variables entered. b. Dependent Variable: Kandungan Natrium

Model Summaryb Model 1

R .634a

R Square

Adjusted R Square

.402

.342

a. Predictors: (Constant), Perlakuan b. Dependent Variable: Kandungan Natrium

Std. Error of the Estimate 28.779219

ANOVAb Model 1

Sum of Squares

df

Mean Square

F

Sig.

Regression

5566.156

1

5566.156

6.720

.027a

Residual

8282.435

10

828.243

Total

13848.590

11

a. Predictors: (Constant), Perlakuan b. Dependent Variable: Kandungan Natrium

Coefficientsa Unstandardized Coefficients Model 1

B

Std. Error

(Constant)

67.618

12.161

Perlakuan

1.151

.444

Standardized Coefficients Beta

.634

t

Sig.

5.560

.000

2.592

.027

a. Dependent Variable: Kandungan Natrium

Residuals Statisticsa Minimum Predicted Value Residual

67.61771

Maximum

Mean

1.19422E2 9.06418E1

Std. Deviation

N

22.494758

12

-4.123598E1

5.108102E1

.000000

27.439909

12

Std. Predicted Value

-1.024

1.279

.000

1.000

12

Std. Residual

-1.433

1.775

.000

.953

12

a. Dependent Variable: Kandungan Natrium

Charts

ANALISIS VARIANS KANDUNGAN SUKROSA Oneway

Descriptives Kandungan Sukrosa

N A 4 B 4 C 4 Total 12

95% Confidence Interval for Mean

Mean

Std. Deviation

Std. Error

Lower Bound

Upper Bound

7.00000 5.85000 6.32500 6.39167

.282843 .822598 .095743 .672118

.141421 .411299 .047871 .194024

6.54993 4.54106 6.17265 5.96462

7.45007 7.15894 6.47735 6.81871

Minim Maxim um um 6.800 4.800 6.200 4.800

Test of Homogeneity of Variances Kandungan Sukrosa Levene Statistic

df1

df2

Sig.

2.412

2

9

.145

ANOVA Kandungan Sukrosa Between Groups Within Groups Total

Sum of Squares

df

Mean Square

F

Sig.

2.672 2.297 4.969

2 9 11

1.336 .255

5.233

.031

7.400 6.800 6.400 7.400

Post Hoc Tests Multiple Comparisons Dependent Variable:Kandungan Sukrosa Mean (I) (J) Difference Perlakuan Perlakuan (I-J) Std. Error Tukey A HSD B C LSD

A B

B

1.150000

C

.675000

*

*

95% Confidence Interval Sig.

Lower Bound Upper Bound

.357266

.026

.15251

2.14749

.357266

.197

-.32249

1.67249

.357266

.026

-2.14749

-.15251

A

-1.150000

C

-.475000

.357266

.415

-1.47249

.52249

A

-.675000

.357266

.197

-1.67249

.32249

B

.475000

.357266

.415

-.52249

1.47249

.357266

.011

.34181

1.95819

.357266

.091

-.13319

1.48319

.357266

.011

-1.95819

-.34181

B

1.150000

C

.675000

*

*

A

-1.150000

C

-.475000

.357266

.216

-1.28319

.33319

A

-.675000

.357266

.091

-1.48319

.13319

B .475000 .357266 *. The mean difference is significant at the 0.05 level.

.216

-.33319

1.28319

C

Homogeneous Subsets Kandungan Sukrosa Perlaku an a

Tukey HSD

Subset for alpha = 0.05 N

1

B

4

5.85000

C

4

6.32500

A

4

2 6.32500 7.00000

Sig. .415 .197 Means for groups in homogeneous subsets are displayed. a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 4.000.

Means Plots

Graph

Regression Kandungan Sukrosa Descriptive Statistics

Kandungan Sukrosa Perlakuan

Mean

Std. Deviation

N

6.39167

.672118

12

20.00

19.540

12

Correlations

Pearson Correlation

Sig. (1-tailed)

Kandungan Sukrosa

Perlakuan

Kandungan Sukrosa

1.000

-.308

Perlakuan

-.308

1.000

.

.165

.165

.

Kandungan Sukrosa

12

12

Perlakuan

12

12

Kandungan Sukrosa Perlakuan

N

Variables Entered/Removedb Model 1

Variables Entered

Variables Removed

Perlakuana

Method . Enter

a. All requested variables entered. b. Dependent Variable: Kandungan Sukrosa

Model Summaryb Model 1

R

R Square

Adjusted R Square

.308a

.095

.004

a. Predictors: (Constant), Perlakuan

Std. Error of the Estimate .670647

Model Summaryb Model 1

R

R Square

Adjusted R Square

.308a

.095

.004

Std. Error of the Estimate .670647

b. Dependent Variable: Kandungan Sukrosa

ANOVAb Model 1

Sum of Squares

df

Mean Square

F

Sig.

Regression

.471

1

.471

1.048

.330a

Residual

4.498

10

.450

Total

4.969

11

a. Predictors: (Constant), Perlakuan b. Dependent Variable: Kandungan Sukrosa Coefficientsa Unstandardized Coefficients Model 1

B

Std. Error

(Constant)

6.604

.283

Perlakuan

-.011

.010

Standardized Coefficients Beta

-.308

t

Sig.

23.301

.000

-1.024

.330

a. Dependent Variable: Kandungan Sukrosa Residuals Statisticsa Minimum Predicted Value

Maximum

Mean

Std. Deviation

N

6.12679

6.60357

6.39167

.207033

12

-1.644643E0

.796429

.000000

.639437

12

Std. Predicted Value

-1.279

1.024

.000

1.000

12

Std. Residual

-2.452

1.188

.000

.953

12

Residual

a. Dependent Variable: Kandungan Sukrosa

Charts

INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN ( IKIP ) PGRI SEMARANG Jl. Lontar nomor 1 ( Sidodadi Timur ) telp 8316377 Semarang

REKAPITULASI BIMBINGAN SKRIPSI

WAKTU

KEGIATAN

TANDA TANGAN PEMBIMBING I

Semarang,..........................2010 Pembimbing I

Endah Rita Sulistya D., S.Si, M.Si NIP. 937001100

Mahasiswa

Ummi Syafaah NPM. 06320118

INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN ( IKIP ) PGRI SEMARANG Jl. Lontar nomor 1 ( Sidodadi Timur ) telp 8316377 Semarang

REKAPITULASI BIMBINGAN SKRIPSI

WAKTU

KEGIATAN

TANDA TANGAN PEMBIMBING II

Semarang,..........................2010 Pembimbing II

Mahasiswa

Drs. Ben Suharno, S.H, M.S

Ummi syafaah

NIP.195106161980031002

NPM.06320118