KARAKTERISTIK LAPORAN PENELITIAN SISWA ... - Jurnal Online

14 downloads 1203 Views 30KB Size Report
ABSTRAK: Hasil penelitian karakteristik laporan penelitian siswa SMAK St. Albertus. Malang dari aspek diksi masih digunakan kata baku non ilmiah, bahasa  ...
KARAKTERISTIK LAPORAN PENELITIAN SISWA SMAK ST. ALBERTUS MALANG Oleh: Titien Andriani* Universitas Negeri Malang Jl. Surabaya 6, Malang Email : [email protected] Pembimbing : (I) Prof. Dr. Anang Santoso, M.Pd (II) Azizatuz Zahro’, S. Pd, M.Pd ABSTRACT : The result from characteristic of research report SMAK St. Albertus Malang students is dictions aspect is found still use non standard scientific words, use English words and Yunani words, and foreign words. From sentence aspect is found still use many words in connotation mean, useless words, use non-gramatical sentence that’s not follow the syntax rules, use the elips sentence, and use active sentence. The last result is paragraph aspect is found still make paragraph when major sentence and minor sentence don’t have connetion, sentence in paragraph not grammatical and make the sentence not syntax, and the cohesion and coherence of paragraph, don’t creatively use pronominal so that the paragraph become boring and the conjunctions used. Keyword : characteristic of research report, diction, sentence, paragraph ABSTRAK: Hasil penelitian karakteristik laporan penelitian siswa SMAK St. Albertus Malang dari aspek diksi masih digunakan kata baku non ilmiah, bahasa asing yang berasal dari bahasa Inggris dan bahasa Yunani, serta istilah asing. Dari aspek kalimat masih digunakan kalimat yang berlebihan dan bermakna konotasi, masih digunakan kalimat yang tidak gramatikal dari segi sintaksis, pemborosan kata, masih digunakan kalimat elips, dan masih digunakan kalimat aktif. Dari aspek paragraf masih digunakan paragraf yang di dalamnya tidak ada keterkaitan antara kalimat utama dan kalimat penjelas, paragraf yang kalimatnya tidak urut sehingga tidak sistematis, dan masih digunakan kata ganti yang sama serta penggunaan konjungsi. Kata Kunci :karakteristik laporan penelitian, diksi, kalimat, paragraf.

Karya ilmiah atau karangan ilmiah adalah suatu karangan yang ditulis berdasarkan kenyataan ilmiah yang didapat dari penyelidikan-penyelidikan dan penyelidikan itu berupa penyelidikan pustaka, laboratorium, atau penyelidikan lapangan (Sastrohoetomo,1969:13). Pada dasarnya semua karangan ilmiah dapat dianggap sebagai laporan ilmiah karena karangan tersebut merupakan laporan tentang suatu penyelidikan, baik di lapangan, di laboratorium, atau di perpustakaan. Brotowidjoyo (1988:183) menegaskan bahwa laporan ilmiah sebagai pemecahan suatu masalah atau jawaban suatu pertanyaan yang didukung oleh fakta yang diperoleh dari atau yang dibuktikan kebenarannya oleh penulis. Penelitian ini berfokus pada laporan penelitian yang disusun oleh siswa SMAK St. Albertus Malang mulai tahun 2006-2010. Penelitian ini menggambarkan bagaimana karakteristik laporan penelitian, dengan mengetahui karakteristik laporan penelitian, guru akan mengetahui tingkat keberhasilan proses pembelajaran yang telah dilaksanakan. Laporan penelitian di SMAK St. Albertus *Titien Andriani adalah mahasiswa Universitas Negeri Malang (UM). Artikel ini diangkat dari Skripsi Sarjana Pendidikan, Program Sarjana Universitas Negeri Malang, 2012.

dibagi menjadi tiga jenis, yaitu (1) laporan penelitian berupa catatan lapangan atau observasi, (2) laporan penelitian berupa live in profesi pada alumni SMAK St. Albertus, dan (3) laporan penelitian berupa fenomena atau kejadian yang sedang terjadi di dalam lingkungan sekolah pada khususnya dan di luar lingkungan sekolah pada umumnya. Berdasarkan pernyataan tersebut, laporan penelitian siswa tentunya memiliki karakteristik sendiri-sendiri sehingga hasil karya tulis siswa yang satu dengan yang lain akan berbeda. Fokus penelitian dalam penelitian ini ada tiga, yaitu (1) karakteristik diksi dalam laporan penelitian, (2) karakteristik kalimat dalam laporan penelitian, dan (3) karakteristik paragraf dalam laporan penelitian. Tujuan penelitian ini adalah (1) memperoleh deskripsi tentang diksi dalam laporan penelitian siswa SMAK St. Albertus Malang, (2) memperoleh deskripsi tentang kalimat dalam laporan penelitian siswa SMAK St. Albertus Malang, dan (3) memperoleh deskripsi paragraf dalam laporan penelitian siswa SMAK St. Albertus Malang. METODE Penelitian ini menggunakan rancangan kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan empat tahap, yaitu (1) kodifikasi data, (2) mengidentifikasi data, (3) membuat tabel atau kisi-kisi, (4) memasukkan data yang sudah dikumpulkan ke dalam kelompok masing-masing berdasarkan teori yang dijadikan landasan penelitian ini. Instrumen dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri dan sebagai instrumen tambahan, digunakan tabel penjaring data. Terdapat tiga tabel penjaring data, yaitu instrumen penjaring data mengenai diksi dalam laporan penelitian siswa SMAK St. Albertus Malang, instrumen penjaring data mengenai kalimat dalam laporan penelitian siswa SMAK St. Albertus Malang, dan instrumen penjaring data mengenai paragraf dalam laporan penelitian siswa SMAK St. Albertus Malang. Berdasarkan penjaring data mengenai diksi terdapat tiga indikator dalam mengumpulkan data, yaitu (1) kata baku yang dipilih dalam laporan penelitian, (2) kata asing yang dipilih dalam laporan penelitian, dan (3) istilah yang dipilih dalam laporan penelitian. Dalam penjaring data mengenai kalimat terdapat lima aspek yang dianalisis, yaitu (1) kalimat logis dengan indikator hubungan antar bagian dalam kalimat, (2) kalimat gramatikal dengan tiga indikator, yaitu (a) kegramatikalan sintaksis, (b) kegramatikalan morfologi, dan (c) kegramatikalan diksi, (3) kalimat hemat dengan indikator kehematan kalimat, (4) kalimat lengkap dengan indikator kelengkapan kalimat, dan (5) gaya penulisan kalimat dengan indikator gaya penulisan kalimat dalam laporan penelitian. Dalam penjaring data mengenai paragraf terdapat tiga aspek yang dianalisis, yaitu (1) kesatuan paragraf dengan indikator kesatuan gagasan dalam paragraf, (2) kelengkapan paragraf dengan dua indikator, yaitu (a) ada tidaknya ide pokok dalam paragraf dan (b) urutan kalimat dalam paragraf, dan (3) kekohesian dan kekoherensian paragraf dengan dua indikator, yaitu (a) kekohesian paragraf dan (b) kekoherensian paragraf. Sumber data penelitian ini adalah laporan penelitian karya siswa SMAK St. Albertus Malang mulai tahun 2006-2010, program jurusan IPA, IPS, dan Bahasa. Analisis data dilakukan dalam empat tahap, yaitu (1) perapian data berdasarkan program jurusan dengan cara kodifikasi data, (2) klasifikasi data *Titien Andriani adalah mahasiswa Universitas Negeri Malang (UM). Artikel ini diangkat dari Skripsi Sarjana Pendidikan, Program Sarjana Universitas Negeri Malang, 2012.

berdasarkan aspek yang dianalisis, (3) pengecekan data, dan (4) penarikan kesimpulan. HASIL PENELITIAN Karakteristik laporan penelitian siswa SMAK St. Albertus Malang Diksi. Menurut Chaer (2011:131-134) bahwa bahasa baku dalam laporan penelitian harus memperhatikan empat syarat penggunaan bahasa baku, yaitu (1) baku dari segi ejaan, (2) baku dari segi gramatikal, (3) baku dari segi nasional, dan (4) baku dari segi bahasa asing. Kata baku dari segi ejaan adalah kata-kata yang telah ditetapkan dan disesuaikan menurut aturan yang ada. Ejaan bahasa Indonesia yang baku telah ada sejak lama, ejaan tersebut bernama Ejaan Bahasa Indonesia Yang Telah Disempurnakan (disingkat menjadi EYD). Semua kata yang ditulis sesuai dengan EYD adalah kata baku, sedangkan kata yang tidak ditulis menurut kaidah EYD adalah kata tidak baku. Selain kata baku, dalam laporan penelitian tentu digunakan kata asing. Kata asing ada dua, yaitu kata asing yang berasal dari negara lain dan kata asing yang berasal dari bahasa daerah negara Indonesia. Contoh bahasa asing antara lain, Arab, Inggris, Belanda, dan Spanyol. Bahasa daerah contohnya berasal dari Jawa, Sunda, Minang, Bali. Menurut EYD (Depdikbud, 2009) kata asing dapat dibentuk dengan beberapa cara, yaitu (1) menerjemahkan, (2) menyerap, dan (3) menyerap sekaligus menerjemahkan kata asing. Penggunaan kata asing digunakan jika dalam bahasa Indonesia tidak terdapat kata yang tepat untuk menyatakan konsep atau keadaan yang dimaksudkan dan mempermudah pemahaman konsep yang dimaksudkan. Istilah dalam laporan penelitian digunakan untuk mempertegas tulisan yang dalam bahasa Indonesia dirasa terlalu sulit jika dijelaskan menggunakan bahasa Indonesia. Istilah yang menggunakan kosakata bahasa Indonesia adalah kosakata bahasa Indonesia yang umum, baik yang lazim maupun yang tidak lazim. Terdapat tiga hal yang harus diperhatikan dalam menggunakan kosakata bahasa Indonesia, yaitu (1) kata yang digunakan harus kata yang tepat dalam mengungkapkan konsep yang dimaksud, (2) kata yang dipilih harus yang lebih singkat daripada yang lazim digunakan, dan (3) kata yang dipilih tidak berkonotasi buruk dan enak didengar. Kosakata bahasa Indonesia yang dijadikan istilah dapat ditemukan artinya dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia. Berdasarkan Ejaan Yang Disempurnakan (Depdikbud, 2009) dalam penyerapan kosakata bahasa asing ada tiga ketentuan seperti yang telah ditetapkan oleh ahli bahasa yaitu, (1) istilah serapan yang dipilih lebih cocok karena konotasinya, (2) istilah serapan yang dipilih lebih singkat jika dibandingkan dengan terjemahan Indonesianya, dan (3) istilah serapan yang dipilih dapat mempermudah tercapainya kesepakatan jika istilah Indonesia terlalu banyak sinonimnya. Kalimat.Dalam penggunaannya, kalimat efektif harus memenuhi syarat kelogisan. Menurut Syafi’ie (dalam Santoso, 1999:28) kalimat logis adalah kalimat yang masuk akal, mudah dipahami, tepat dan tidak menimbulkan salah paham. Kalimat dikatakan logis jika (1) gagasan yang disampaikan masuk akal, (2) hubungan antar gagasan dalam kalimat masuk akal, dan (3) hubungan gagasan pokok dan gagasan penjelas juga masuk akal (Suwignyo, dkk., 2001:20). Logis tidaknya kalimat dilihat dari makna kalimat tersebut, bukan dari struktur kalimat *Titien Andriani adalah mahasiswa Universitas Negeri Malang (UM). Artikel ini diangkat dari Skripsi Sarjana Pendidikan, Program Sarjana Universitas Negeri Malang, 2012.

yang disusun. Dalam menyusun kalimat logis, harus didukung oleh ketepatan diksi dan bentukan kata yang digunakan. Diksi yang tepat akan membantu memperjelas informasi yang ada sehingga kalimat yang disusun mudah dipahami oleh pembaca. Kalimat gramatikal adalah kalimat yang dalam penyusunannya mengikuti kaidah tata bahasa yang berlaku yaitu tata bahasa Indonesia. Menurut Santoso (1999:16) terdapat tiga bentuk kegramatikalan kalimat, yaitu (1) kegramatikalan sintaksis, (2) kegramatikalan morfologi, dan (3) kegramatikalan diksi. Kegramatikalan sintaksis berhubungan dengan frasa, klausa, dan kalimat. Kegramatikalan morfologi berhubungan dengan proses pembentukan kata, yaitu proses afiksasi, reduplikasi, dan komposisi. Kegramatikalan diksi berhubungan dengan pemilihan yang baku. (1) Kalimat dikatakan gramatikal dari segi sintaksis jika urutan kata yang digunakan membentuk kalimat yang tepat dan lazim digunakan oleh masyarakat, (2) Dalam kalimat gramatikal dari segi morfologi sering terjadi kesalahan. Dalam pemberian afiksasi, seringkali bentukan kata menjadi berubah sehingga menjadi tidak gramatikal. Contohnya, bentukan kata dengan menghilangkan afiks dan bentukan kata yang salah karena proses afiksasi yang tidak tepat, termasuk pemilihan afiksasi yang tidak tepat, dan (3) Dalam penulisan laporan penelitian, kata yang digunakan haruslah kata baku. Kata yang tidak lazim dan tidak baku dalam kalimat bukanlah kalimat yang gramatikal dari segi diksi. Kalimat hemat adalah kalimat yang padat isi bukan padat kata. Artinya, kalimat itu hanya menggunakan kata sedikit mungkin, tetapi dapat menyampaikan informasi secara tepat dan jelas (Santoso, 1999:1). Penggunaan kata yang berlebihan menyebabkan kalimat tersebut menjadi kalimat yang berbelit-belit dan akan sulit dipahami oleh pembaca. Kalimat akan disebut lengkap jika di dalam kalimat tersebut terdapat dua unsur wajib, yaitu subjek dan predikat. Jika dalam kalimat tidak terdapat subjek dan predikat maka kalimat itu akan disebut kalimat tidak lengkap atau kalimat elips. Lengkap atau tidaknya sebuah kalimat bukan bergantung pada panjang atau pendeknya sebuah ungkapan kalimat. Fenomena menunjukkan bahwa ada ungkapan yang sangat panjang, tetapi tidak lengkap. Sebaliknya, ada ungkapan yang pendek, tetapi lengkap (Santoso, 1999:10). Dalam penyusunan kalimat lengkap, selain dua unsur wajib, terdapat unsur lain yang akan melengkapi sebuah kalimat yaitu objek, pelengkap, dan keterangan. Laporan penelitian menggunakan bahasa ilmiah sehingga kata yang digunakan haruslah baku dan sesuai dengan kaidah tata bahasa Indonesia, termasuk gaya penulisan dalam penggunaan bahasa untuk karangan ilmiah. Gaya penulisan dalam karangan ilmiah adalah kalimat pasif, bukan kalimat aktif sehingga nama pelaku (peneliti dan penulis), kata ganti orang (saya, kami, mereka, dan kita) tidak boleh digunakan dalam bahasa ilmiah. Kalimat yang banyak digunakan dalam laporan penelitian siswa SMAK St. Albertus Malang adalah kalimat aktif sehingga kalimat menjadi tidak ilmiah. Paragraf. Paragraf adalah unsur penting dalam sebuah tulisan sehingga harus disusun dengan baik. Kalimat utama dan kalimat penjelas dalam paragraf harus saling berhubungan. Hubungan antar kalimat utama dan kalimat penjelas merupakan satu kesatuan. Oleh karena itu, dalam paragraf yang baik hanya satu kalimat utama yang mewakili ide pokok. Dalam paragraf, jumlah kalimat penjelas *Titien Andriani adalah mahasiswa Universitas Negeri Malang (UM). Artikel ini diangkat dari Skripsi Sarjana Pendidikan, Program Sarjana Universitas Negeri Malang, 2012.

tidak dibatasi tetapi dengan syarat kalimat penjelas harus sesuai dengan ide pokok.Dalam karangan ilmiah, kalimat utama biasanya terletak di awal kalimat kemudian diikuti oleh beberapa kalimat penjelas. Paragraf yang lengkap harus terdiri dari kalimat utama dan kalimat penjelas. Jumlah kalimat penjelas dalam tiap paragraf akan berbeda. Kalimat utama dan kalimat penjelas dalam paragraf harus ditata secara sistematis. Suwignyo, dkk. (2001:25) menyatakan pengurutan kalimat dalam sebuah paragraf dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu secara alamiah dan secara logis. Urutan secara alamiah berupa waktu dan sudut pandang, sedangkan urutan secara logis, yaitu urutan klimaks-antiklimaks, sebab-akibat, umum-khusus, dan pokok-rincian. Ide penjelas dalam paragraf berupa contoh, ilustrasi, rincian, bandingan, alasan, analog, dan penyebab. Paragraf yang baik harus memiliki kepaduan. Kepaduan adalah adanya hubungan antar kalimat yang memudahkan pembaca memahami isi paragraf. Kepaduan banyak berhubungan dengan penataan dan penyusunan ide penjelas untuk mendukung ide utama. Jika ide pokok dalam paragraf bersifat runtut dan sistematis maka paragraf tersebut adalah paragraf yang memiliki kepaduan. Kepaduan dalam sebuah paragraf menggunakan penanda hubungan, baik itu hubungan eksplisit atau hubungan implisit. Penanda hubungan eksplisit (disebut juga kohesi) dapat dibagi menjadi tiga bagian yaitu, gramatikal, logis, dan leksikal. Penanda hubungan gramatikal meliputi pengacuan, penggantian, dan penghilangan. Penanda hubungan logis meliputi penambahan, penjelasan, penyimpulan, dan penegasan. Penanda hubungan leksikal meliputi pengulangan atau pernyataan kembali yang telah disebutkan. Penanda hubungan implisit (disebut juga dengan koherensi) ditunjukkan oleh hubungan antar ide kalimat dalam paragraf. Koherensi ditunjukkan dengan penggunaan kata ganti dan penggunaan konjungsi. PEMBAHASAN Karakteristik dalam laporan penelitian siswa SMAK St. Albertus Malang Diksi. Diksi adalah pilihan kata. Diksi termasuk dalam struktur fisik laporan penelitian. Struktur fisik adalah unsur pembangun tulisan yang dapat diamati secara nyata. Aspek diksi terdiri dari tiga, yaitu kata baku, kata asing, dan istilah. Berdasarkan data yang terkumpul dapat disimpulkan secara umum bahwa diksi dalam laporan penelitian siswa SMAK St. Albertus Malang masih digunakan kata baku non ilmiah, bahasa asing yang berasal dari bahasa Inggris dan bahasa Latin, serta masih digunakan istilah asing. Diksi dalam laporan penelitian harus memperhatikan ketentuan-ketentuan yang ada sehingga laporan penelitian tersebut akan layak dibaca. Hal ini ditegaskan oleh Chaer (2011:131) bahwa bahasa dalam karangan ilmiah hanya harus menggunakan kata-kata baku, yaitu kata-kata yang lazim digunakan dalam situasi formal atau resmi. Penggunaan kata baku, kata asing, dan istilah merupakan bagian dalam laporan penelitian sehingga penggunaannya harus tepat dan sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia. Selain harus menggunakan kosakata baku, karangan ilmiah juga harus menggunakan kata asing dan istilah (Chaer, 2011:150) sehingga baik kata baku, kata asing, atau istilah harus benar dalam penggunaannya. *Titien Andriani adalah mahasiswa Universitas Negeri Malang (UM). Artikel ini diangkat dari Skripsi Sarjana Pendidikan, Program Sarjana Universitas Negeri Malang, 2012.

Frekuensi penggunaan diksi dalam penelitian ini lebih banyak penggunaan istilah dalam menjelaskan isi laporan penelitian karya siswa SMAK St. Albertus Malang, sedangkan kata baku ilmiah dan kata asing tidak banyak digunakan menjelaskan isi laporan penelitian karya siswa. Hasil penelitian berdasarkan kata baku yaitu dalam laporan penelitian siswa SMAK St. Albertus Malang masih digunakan kata baku non ilmiah seperti pada aspek kata baku dari segi ejaan, terdapat kata “sambilan”, “bijih”, dan “ nampak”. Pada aspek kata baku dari segi gramatikal terdapat kata “menservis”, “hingga”, dan “mulanya”. Pada aspek kata baku dari segi nasional, terdapat kata “tak” dan kata “pakan”. Pada aspek kata baku dari segi bahasa asing, terdapat kata “teknologi”, “industri”, “impor”, “eksperimen”, dan “kuesioner”. Dalam laporan penelitian siswa SMAK St. Albertus Malang, kata asing yang digunakan yaitu bahasa Inggris, bahasa Yunani, dan bahasa Jawa. Kata asing yang berasal dari bahasa Inggris, yaitu “marketing communication”, “public relations”, “the independent”, dan “ here come the mirror man”. Kata asing yang berasal dari bahasa Yunani, yaitu “metropolis”, “seksual”, “symbolon”, dan “symballein”. Kata asing yang berasal dari bahasa Jawa, yaitu “pakan”, dan “penyetelan”. Istilah yang digunakan dalam laporan penelitian siswa SMAK St. Albertus Malang yaitu istilah yang berasal dari bahasa asing, yaitu dalam bidang agama Katolik terdapat istilah “liturgi”, dan “sakramental”. Dalam bidang kimai terdapat kata “keratok”, “miselium”, “enzim protease”, “lipase”, “amylase”, “asam amino”, “asam lemak”, “glukosa”, dan “legume”. Penggunaan istilah yang berasal dari bahasa serumpun , yaitu “pakan”, “bekatul”, dan “gaplek”. Dalam laporan penelitian siswa SMAK St. Albertus Malang masih terdapat pemborosan kata yang menyebabkan kalimat menjadi panjang dan berbelit-belit. Seperti pada kalimat “Tanggal 15-10-2005 penulis mulai mengerjakan karya tulis tersebut, merevisikannya hingga menjilidkannya yang semuanya itu kurang lebih membutuhkan waktu 5 bulan.” Kalimat. Kalimat yang digunakan dalam laporan penelitian harus kalimat efektif. Menurut Chaer (2011:63) yang dimaksud kalimat efektif adalah kalimat yang dapat menyampaikan “pesan” kepada pembaca persis seperti yang ingin disampaikan oleh penulis. Berdasarkan data yang terkumpul dapat disimpulkan secara umum karakteristik penggunaan kalimat dalam laporan penelitian siswa SMAK St. Albertus Malang masih digunakan kalimat yang berlebihan dan bermakna konotasi, masih digunakan kalimat yang tidak gramatikal dari segi sintaksis, pemborosan kata, masih digunakan kalimat elips, dan masih digunakan kalimat aktif. Frekuensi penggunaan dalam aspek kalimat, yaitu digunakan kalimat gramatikal dalam menyusun kata sehingga menjadikan laporan penelitian menjadi layak untuk dibaca. Kalimat logis dalam laporan penelitian siswa SMAK St. Albertus Malang masih terdapat pengggunaan kata yang berlebihan dan bermakna konotasi sehingga kalimat yang disusun sering tidak masuk akal. Hal ini bertentangan dengan pendapat Suwignyo, dkk. (2001:20) yang menyatakan bahwa suatu kalimat dikatakan logis apabila informasi (preposisi) kalimat tersebut dapat diterima oleh akal atau nalar. Dalam penyusunan kalimat lengkap, sebagian besar

*Titien Andriani adalah mahasiswa Universitas Negeri Malang (UM). Artikel ini diangkat dari Skripsi Sarjana Pendidikan, Program Sarjana Universitas Negeri Malang, 2012.

sudah memenuhi tata bahasa Indonesia bahwa dalam karangan ilmiah kalimat yang digunakan harus kalimat lengkap. Penggunaan kalimat dalam laporan penelitian harus memperhatikan kaidah yang berlaku sehingga laporan penelitian tersebut layak untuk dibaca. Penyusunan kalimat logis, kalimat gramatikal, kalimat hemat, kalimat lengkap, dan gaya penulisan kalimat harus memenuhi syarat tata bahasa Indonesia. Hal ini dilakukan agar laporan penelitian siswa SMAK St. Albertus Malang layak baca. Hasil penelitian dari aspek kalimat logis, yaitu terdapat penggunaan kalimat yang berlebihan, yaitu “Bila Tuhan tidak turut bekerja dalam hati dan pikiran penulis, mungkin laporan penelitian ini tidak akan terselesaikan”. Penggunaan kata yang bermakna konotasi yang menyebabkan kalimat menjadi tidak logis, yaitu pada kata “memeras keringat”, “membuang waktu”, dan “panjang lebar”. Hasil penelitian dari aspek kalimat gramatikal, yaitu dalam laporan penelitian siswa SMAK St. Albertus Malang masih banyak digunakan kalimat gramatikal yang tidak gramatikal dari segi sintaksis. Dalam kegramatikalan morfologi, masih banyak digunakan kata-kata yang masih kurang tepat dalam pemberian imbuhan, dan dalam kegramatikalan diksi masih banyak digunakan kata-kata yang tidak baku. Laporan penelitian siswa SMAK St. Albertus Malang dalam penyusunan kalimat lengkap masih banyak kalimat yang tidak terdapat subjek kalimat sehingga kalimat menjadi tidak lengkap atau yang sering disebut kalimat elips dan terdapat penyusunan kata yang tidak sesuai fungsi kalimat. Gaya penulisan kalimat dalam laporan penelitian siswa SMAK St. Albertus Malang masih banyak digunakan kalimat aktif sehingga akan menimbulkan sudut pandang hanya dari penulis laporan penelitian. Paragraf. Penyusunan paragraf dalam laporan penelitian haruslah memenuhi unsur kesatuan, kelengkapan, dan kepaduan. Ketiga unsur tersebut sangat penting karena akan membantu pembaca dalam memahami isi paragraf. Setiap paragraf mempunyai ide pokok yang terdapat pada satu kalimat utama dan beberapa kalimat penjelas. Berdasarkan data yang terkumpul dapat disimpulkan secara umum dalam laporan penelitian siswa SMAK St. Albertus Malang masih digunakan paragraf yang di dalamnya tidak ada keterkaitan antara kalimat utama dan kalimat penjelas, paragraf yang kalimatnya tidak urut sehingga tidak sistematis, dan masih digunakan kata ganti yang sama serta konjungsi yang digunakan, yaitu “jika…maka”, “dan”, “sedangkan”, dan “tetapi”. Frekuensi penggunaan dalam aspek paragraf, yaitu penggunaan penanda kohesi dan penenda koherensi paragraf dalam menjelaskan isi laporan penelitian. Penggunaan kata ganti, kata ulang, dan konjungsi dalam paragraf yang ditulis oleh siswa SMAK St. Albertus Malang. Karakteristik penggunaan paragraf dalam laporan penelitian siswa SMAK St. Albertus Malang memiliki kecenderungan siswa banyak menyusun paragraf lengkap namun kalimat penjelas kurang lengkap sehingga ide pokok yang ingin disampaikan tidak dapat dipahami oleh pembaca. Hal ini seperti yang dinyatakan oleh Suwignyo, dkk. (2001:25) bahwa kalimat topik yang mengandung ide pokok harus dikembangkan dan dijelaskan agar dapat terbentuk

*Titien Andriani adalah mahasiswa Universitas Negeri Malang (UM). Artikel ini diangkat dari Skripsi Sarjana Pendidikan, Program Sarjana Universitas Negeri Malang, 2012.

sebuah paragraf dan dikembangkan secara lengkap agar pembaca tidak bertanyatanya lagi setelah membaca paragraf. Paragraf dalam laporan penelitian harus memperhatikan kaidah yang berlaku sehingga laporan penelitian tersebut layak untuk dibaca. Penyusunan paragraf berdasarkan kesatuan paragraf, kelengkapan paragraf, dan kekohesian dan kekoherensian paragraf harus sistematis sehingga akan memudahkan pembaca. Kesatuan paragraf dalam laporan penelitian siswa SMAK St. Albertus Malang masih digunakan paragraf yang di dalamnya antara kalimat pokok dan kalimat penjelas tidak terdapat keterkaitan sehingga kalimat menjadi tidak padu dan terdapat pemborosan kata. Hasil penelitian berdasarkan aspek kelengkapan paragraf adalah penyusunan kalimat yang tidak urut sehingga menyebabkan kalimat tidak sistematis dan dalam paragraf tidak ada subjek dalam setiap kalimat sehingga paragraf menjadi tidak lengkap. Laporan penelitian siswa SMAK St. Albertus Malang dalam penyusunan paragraf dari aspek kekohesian dan kekoherensian, yaitu penanda kohesi yang digunakan adalah penanda leksikal dan gramatikal, adanya pengulangan frase yang sama sehingga akan menjadi membosankan ketika dibaca. Berdasarkan kekoherensian paragraf, terdapat kata ganti yang sama dan konjungsi yang banyak digunakan, yaitu “jika…maka”, “dan”, “sedangkan”, dan “tetapi”.

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Penelitian ini adalah mendeskripsikan karakteristik penggunaan bahasa dalam laporan penelitian siswa SMAK St. Albertus Malang. Kesimpulan penelitian ini mengenai (1) diksi, (2) kalimat, dan (3) paragraf. Pertama, temuan penelitian menunjukkan karakteristik diksi pada laporan penelitian siswa SMAK St. Albertus Malang meliputi tiga aspek, yaitu kata baku, kata asing, dan istilah. Dalam penelitian ini ditemukan bahwa diksi dalam laporan penelitian siswa SMAK St. Albertus Malang masih digunakan kata baku non ilmiah, bahasa asing yang berasal dari bahasa Inggris dan bahasa Latin, serta masih digunakan istilah asing. Kedua, temuan penelitian menunjukkan karakteristik kalimat pada laporan penelitian siswa SMAK St. Albertus Malang meliputi lima aspek, yaitu kalimat logis, kalimat gramatikal, kalimat hemat, kalimat lengkap, dan gaya penulisan kalimat. Dalam penelitian ini ditemukan bahwa kalimat dalam laporan penelitian siswa SMAK St. Albertus Malang masih digunakan kalimat yang berlebihan dan bermakna konotasi, masih digunakan kalimat yang tidak gramatikal dari segi sintaksis, pemborosan kata,masih digunakan kalimat elips, dan masih digunakan kalimat aktif. Ketiga, temuan penelitian menunjukkan karakteristik paragraf pada laporan penelitian siswa SMAK St. Albertus Malang meliputi tiga aspek, yaitu kesatuan paragraf, kelengkapan paragraf, dan kekohesian dan kekoherensian. Dalam penelitian ini ditemukan bahwa paragraf dalam laporan penelitian siswa SMAK St. Albertus Malang masih digunakan paragraf yang di dalamnya tidak ada keterkaitan antara kalimat utama dan kalimat penjelas, paragraf yang *Titien Andriani adalah mahasiswa Universitas Negeri Malang (UM). Artikel ini diangkat dari Skripsi Sarjana Pendidikan, Program Sarjana Universitas Negeri Malang, 2012.

kalimatnya tidak urut sehingga tidak sistematis, dan masih digunakan kata ganti yang sama serta konjungsi yang digunakan, yaitu “jika…maka”, “dan”, “sedangkan”, dan “tetapi”. Saran Untuk meningkatkan penulisan laporan penelitian karya siswa menjadi lebih baik, ada beberapa saran terkait dengan penelitian ini. Bagi guru disarankan lebih meningkatkan pembelajaran bahasa Indonesia ilmiah khususnya pada aspek kata asing dan istilah. Pada aspek kalimat, guru lebih memfokuskan pada kalimat gramatikal yang baik dan benar. Pada aspek paragraf, guru lebih memfokuskan pada penyusunan paragraf yang lengkap. Bagi peneliti selanjutnya disarankan untuk mengadakan penelitian penulisan laporan penelitian dengan metode penelitian dan rumusan masalah yang berbeda sehingga akan didapatkan karakteristik laporan penelitian dengan hasil yang berbeda. DAFTAR RUJUKAN Brotowidjoyo, Mukayat K. 1988. Penulisan Karangan Ilmiah. Jakarta: Akademika Pressindo. Chaer, Abdul. 2011. Ragam Bahasa Ilmiah. Rineka Cipta: Jakarta. Depdikbud. 2009. Pedoman Umum Ejaan Yang Disempurnakan dan Pedoman Umum Pembentukan Istilah. Bandung: Yrama Widya. Keraf, Gorys. 2001. Komposisi. Ende: Nusa Indah. Santoso, Anang. 1999. Kalimat Efektif: dari Kehematan sampai Kelogisan. Malang. Universitas Negeri Malang (UM). Sastrohoetomo, Ali. 1969. Karangan Ilmiah. Djakarta: Pradnja Paramita. Suwignyo, Heri, Imam Agus Basuki, Anang Santoso, dan Imam Suyitno. 2001. Bahasa Indonesia Ilmiah. Malang. Universitas Negeri Malang. Tim Penyusun Kamus. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

*Titien Andriani adalah mahasiswa Universitas Negeri Malang (UM). Artikel ini diangkat dari Skripsi Sarjana Pendidikan, Program Sarjana Universitas Negeri Malang, 2012.