keanekaragaman flora : potensi alam tersembunyi yang harus digali

13 downloads 176 Views 241KB Size Report
Inai atau henna (Lawsonia inermis) dikenal sebagai pewarna kuku pengantin. Batang inai yang saya peroleh dari salah seorang kawan dari Indonesia saya ...
KEANEKARAGAMAN FLORA : POTENSI ALAM TERSEMBUNYI YANG HARUS DIGALI

Rasa ingin tahu dan semangat untuk meneliti sesuatu sepertinya telah muncul pada saat saya pertama kali mengikuti perkuliahan di jenjang S-1 jurusan kimia Universitas RIAU (FMIPA UNRI) pada tahun 1991. Ini dibuktikan dengan beberapa karya ilmiah yang telah saya buat sewaktu masih berstatus mahasiswa S-1 dan memperoleh beberapa penghargaan seperti Juara I Lomba Karya Tulis Mahasiswa FMIPA UNRI, Juara I LKTI mahasiswa UNRI dan Juara I LKTI Se-Sumatera yang diselenggarakan di Aceh (1992).

Terakhir saya sebagai salah seorang peserta LKTI mahasiswa se-Sumatera dan Kalimantan (1992). Skripsi saya yang menjurus kearah Biokimia berjudul “Isolasi Enzim polifenol oksidase dari nenas” menambahkan rasa senang saya pada laboratorium (riset). Dilatarbelakangi oleh rasa keingintahuan yang tinggi dan semangat meneliti inilah kemudian yang menyebabkan saya nekat menyebrangi selat Melaka untuk sampai ke Negara jiran Malaysia. Meskipun tiada seorangpun sanak saudara yang hendak dituju, pada waktu itu hanya niat untuk melanjutkan studi ke jenjang S-2 yang ada di fikiran saya.

Saya mendapat informasi bahwa Malaysia memberikan beasiswa yang memungkinkan orang asing untuk melaksanakan penelitian dengan biaya yang cukup tinggi dengan fasilitas yang lumayan memadai. Akhirnya saya mendaftar sebagai mahasiswa S-2 bidang Biokimia di Universiti Kebangsaan Malaysia (UKM) sekaligus sebagai Research Assistant (RA). Berbekalkan ilmu yang telah diperoleh dari pendidikan S-2 (lulus tahun 1998) saya memulai pendidikan S-3 di Fakulti Perubatan dan Sains Kesihatan Universiti Putra Malaysia (FK-UPM) pada tahun 1999.

Selama tiga tahun masa studi S-3 saya telah terlibat dengan berbagai penelitian yang dilaksanakan dalam satu kelompok penelitian yang bertujuan untuk mengetahui flora yang berpotensi sebagai bahan antioksidan dan mempunyai efek sitotoksik pada beberapa jenis kultur jaringan kanker manusia. Diantara flora yang telah saya teliti adalah kejibeling (Strobilanthes crispus) dan inai (Lawsonia inermis).

Inai atau henna (Lawsonia inermis) dikenal sebagai pewarna kuku pengantin. Batang inai yang saya peroleh dari salah seorang kawan dari Indonesia saya tanam dipekarangan kampus (kebun tanaman obat FK-UPM). Setelah hampir satu tahun baru bisa dipanen daunnya. Daun hasil panenan kemudian diekstrak dengan menggunakan pelarut yang berbeda tingkat kepolarannya, mulai dari n-heksana, etil asetat, kloroform dan metanol Dari hasil penelitian saya, ekstrak kloroform dari inai mempunyai kandungan antioksidan yang tinggi (Susi Endrini et al, 2002). Ekstrak ini kemudian diujikan kepada beberapa jenis kultur sel kanker seperti kultur

1/4

KEANEKARAGAMAN FLORA : POTENSI ALAM TERSEMBUNYI YANG HARUS DIGALI

sel kanker hati (HepG2), kultur sel kanker kolon (Caco-2) dan kultur sel kanker payudara (MCF-7 dan MDA-MB-231).

Dari hasil penelitian diperoleh nilai-nilai IC50 (kemampuan ekstrak membunuh 50% sel kanker) 0,3 ?g/ml untuk HepG2 dan 23,8 ?g/ml untuk MCF-7 (Susi Endrini et al, 2002). Berdasarkan literature yang telah dibaca nilai IC50 yang lebih kecil dari 100 ?g/ml adalah berpotensi sebagai bahan antikanker atau bersifat sitotoksik pada sel kanker. Penelitian saya lanjutkan dengan mengisolasi bahan aktif tumbuhan ini dan saya memperoleh beberapa bahan diantaranya Lawson, quersetin dan kaemferol (Gambar 1-3). Untuk mengetahui mekanisme kerja ekstrak dan bahan aktif ini pada kultur jaringan sel kanker di atas, penelitian lebih lanjut telah saya laksanakan melalui pendekatan pada ekspresi gen c-myc (salah satu jenis onkogen) dan jalur apoptosis.

Dari literature yang diperoleh menunjukkan bahwa kultur sel kanker yang saya gunakan di atas (HepG2, Caco-2, MCF-7 dan MDA-MB-231) biasanya mengalami ‘overexpression’ gen c-myc. Di samping itu, pada umumnya sel kanker sering mengalami kegagalan pada proses apoptosis yaitu proses bunuh diri sel. Oleh karena itulah, kedua mekanisme ini saya pilih untuk mengetahui apakah ekstrak dan bahan aktif tumbuhan yang saya gunakan menghalangi proliferasi sel kanker melalui kedua pendekatan ini. Hasil penelitian menunjukkan ekstrak dan bahan aktif tersebut menghentikan ekspresi gen c-myc, dimana pada kultur sel yang tidak diberi perlakuan mengekspresikan gen c-myc secara berlebihan Ekstrak dan bahan aktif tumbuhan ini juga menunjukkan kemampuan menginduksi proses apoptosis. Ini dibuktikan dengan hasil yang diperoleh dari gel elektroforesis, sekuensing dan asai TUNEL (Gambar 4-5) (Susi Endrini et al, 2004).

Dengan menggunakan metode yang sama seperti di atas, hasil yang sedikit berbeda ditunjukkan oleh kejibeling (Strobilanthes crispus). Kejibeling (Strobilanthes crispus ZII 109 (L) Bremek or Saricocalix crispus ZII 109 (L) Bremek (Acanthaceae) merupakan tanaman yang diyakini berasal dari Indonesia dan pertama kali ditemukan oleh Thomas Anderson (1832-1870) yang mengklasifikasikan tumbuhan ini sebagai Spermatofit. Kejibeling yang saya peroleh dari tanaman pagar rumah teman saya di Indonesia, saya tanam di pekarangan kampus dan dalam waktu 6 bulan, tanaman ini telah cukup untuk dipanen. Ekstrak yang mempunyai antioksidan yang tinggi adalah metanol dan kloroform (Susi Endrini, 2003). Dari hasil penelitian diperoleh nilai-nilai IC50 (kemampuan ekstrak membunuh 50% sel kanker) sebagai berikut : 1. Ekstrak metanol : mempunyai nilai IC50 22,3 ug/ml terhadap sel Caco-2, 27,2 ug/ml pada sel MDA-MB-231 dan 29,2 ug.ml pada sel HepG2 (Asmah et al, 2006) 2. Ekstrak kloroform : mempunyai nilai IC50 25,1 ug/ml pada sel Caco-2 dan 18 ug/ml pada sel HepG2 (Asmah et al, 2006)

2/4

KEANEKARAGAMAN FLORA : POTENSI ALAM TERSEMBUNYI YANG HARUS DIGALI

Isolasi dari bahan aktifnya juga telah dilakukan dan ditemukan bahan beta-sitosterol dan stigmasterol yang berperanan dalam memberikan nilai IC50 pada kultur-kultur jaringan di atas (Asmah et al, 2006). Mekanisme kerja dari ekstrak dan bahan aktif adalah sama seperti pada ekstrak inai namun berbeda konsentrasi yang digunakan (Susi Endrini, 2003).

Hasil penelitian saya dari tanaman kejibeling telah dibuat menjadi produk herba yang telah dipasarkan di Malaysia. Produk herbanya berupa teh dan sup (Gambar 6). Dua produk ini kemudian akan di ekspor ke Jepang dan Dubai. Dalam rangka persiapan ekspor ke Jepang, September 2006 lalu saya telah dibiayai oleh perusahaan yang bersangkutan untuk menjadi pembicara pada ekspo perdagangan International tersebut yaitu Japan Natural Product Expo 2006 yang berlangsung di Tokyo Big Sight, Jepang.

Selain dari dua flora di atas, flora lain yang telah saya teliti adalah likopen dari tomat (Susi Endrini et al, 2001), kacang kedelai (Asmah et al, 2001), semangka (Citrullus vulgaris) dan papaya (Carica papaya) (Asmah et al, 2002), bayam merah (Amaranthus gangeticus) (Huzaimah et al, 2004 ), S.androgynus (Asmah et al, 2003), mimba (Azadirachta indica) (Ajantha et al, 2002), dan daun sirih (Piper longum) (Zetti et al, 2002).

Beberapa penghargaan telah diperoleh melalui hasil penelitian saya diantaranya adalah : 1. Anugerah Emas (Gold medal) pada tahun 2003 Anugerah Rekacipta dan Penyelidikan, Universiti Putra Malaysia 2. Anugerah Perak (SILVER AWARD) pada tahun 2002 dalam Anugerah Rekacipta dan Penyelidikan, Universiti Putra Malaysia 3. Anugerah perak dalam Anugerah Rekacipta dan Penyelidikan, Institut Biosains, 1st prize for best oral paper in Biological Sciences pada Seminar on Update on Microscopy and Microanalysis 4. Pada tahun 2000 sebagai Pemenang POSTER TERBAIK dalam 10th Annual Scientific Meeting Malaysian Association of Clinical Biochemists 5. Pemenang 5 POSTER TERBAIK dalam International Seminar on the role of Chemistry in Industry and Environment.

Saat ini saya sedang menjalankan penelitian pada dua tanaman yang berbeda yaitu Garcinia dan Cola nitida. Saya yakin, kedua tanaman ini adalah potensial juga untuk menjadi produk minuman dan makanan kesehatan. Saya berpandangan penelitian di bidang ini sangat menarik mengingat negara kita Indonesia kaya akan flora dan juga fauna. Kekayaan alam ini masih

3/4

KEANEKARAGAMAN FLORA : POTENSI ALAM TERSEMBUNYI YANG HARUS DIGALI

belum digali dengan sempurna sehingga bisa memberi nilai ekonomis yang tinggi. Saya berpandangan, apabila peneliti-peneliti Indonesia bergandeng tangan bersatu padu mengolah kekayaan alam ini niscaya kemiskinan yang menjadi masalah bangsa kita dapat di atasi. Saya yakin ke depannya, bidang penelitian saya ini bisa menjadi salah satu pioneer dalam menemukan obat-obatan yang potensial untuk mencegah ataupun merawat penyakit-penyakit berbahaya seperti kanker dsb. Target saya ke depannya adalah memperoleh paten dari hasil-hasil penelitian saya. Semoga Allah meridhoi. Amin

4/4