125. Volume 2 Nomor 3 Juli 2012. ARTIKEL PENELITIAN. Kepatuhan Cuci
Tangan 5 Momen di Unit Perawatan Intensif. Joko Jamaluddin, Sriyono Sugeng,
Ika ...
ARTIKEL PENELITIAN
Kepatuhan Cuci Tangan 5 Momen di Unit Perawatan Intensif Joko Jamaluddin, Sriyono Sugeng, Ika Wahyu, Merry Sondang
ABSTRACT
Background: Patient safety is an effort from the health care professionals to delivere and promotes health sevices. Prevention should be administered to avoid the infection. One of the standards of inquiry and effort to decrease nosocomial infection is to promote hand wash and it’s effective implementations. One of the hospital areas under study for hand hygiene is Intensive Care Unit because it is the area that utilizes various sophisticated, invasive devices and possible medium for germ infection. Compliance with hand hygiene recomendations is the most important measure in preventing health care-associated infections. Objective: To determine the effect of hand hygiene on knowledge dissemination and compliance to hand washing among health care professionals who work in the Intensive care Unit. Method: Observational study using pretest and post test design as one group. The population in this study were all nurses of Intensive Care Unit, Pantai Indah Kapuk Hospital. Before the study, there were lectures and discussion about hand washing knowledge as socialization program of hand hygiene in 5 momen. To assess their knowledge, there were pre and post test using a questionair which have had validation and realibility test. Compliance of hand hygiene in 5 momen was assessed if the stuy subject done the hand hygiene in 5 momen as a whole properly. Intensive Care Unit Rumah Sakit Pantai Indah Kapuk Jl. Pantai Indah Utara 3, Pantai Indah Kapuk Jakarta Utara Korespondensi :
[email protected] Volume 2 Nomor 3 Juli 2012
Result: Hand hygiene compliance of nursing staff during versus after socialization program was 48.14 vs. 60.74%. Socialization program such as lectures and discussion had increased their knowledge of hand hygiene in 5 momen (80% vs. 100 %). Conclusion: Education as socialization program could increase hand hygiene in 5 momen compliance. (Maj Ked Ter Intensif. 2012; 2: 125-129) Key words: Compliance, hand hygiene in 5 momen, knowledge, socialization. Pendahuluan
Patient safety adalah suatu upaya dari petugas kesehatan dalam memberikan pelayanan kesehatan yang aman untuk pasien. World Health Organization (WHO) sebagai induk organisasi kesehatan dunia telah mengkampanyekan program keselamatan pasien salah satunya adalah menurunkan risiko infeksi nosokomiall1. Infeksi yang muncul setelah 72 jam seseorang dirawat di rumah sakit dan mulai menunjukkan suatu gejala selama seseorang itu dirawat atau setelah selesai dirawat disebut infeksi nosokomial2. Kejadian infeksi ini menyebabkan lama perawatan (LOS), mortalitas dan biaya pelayanan kesehatan meningkat3. Sebuah penelitian menganalisis tentang keefektifan biaya dari program pendidikan hand hygiene (kebersihan tangan), menemukan bahwa total biaya penyediaan alkohol dan promosinya adalah kurang dari 1 % dari biaya infeksi nasokomial4-5. Cuci tangan menjadi salah satu langkah yang efektif untuk memutuskan rantai transmisi infeksi, sehingga insidensi nosokomial dapat berkurang2. Pencegahan dan pengendalian infeksi mutlak harus dilakukan oleh perawat, dokter dan seluruh 125
Kepatuhan Cuci Tangan 5 Momen di Unit Perawatan Intensif
orang yang terlibat dalam perawatan pasien. Salah satu komponen standar kewaspadaan dan usaha menurunkan infeksi nosokomial adalah menggunakan panduan kebersihan tangan yang benar dan mengimplementasikan secara efektif1. Hand hygiene adalah istilah yang digunakan untuk mencuci tangan menggunakan antiseptik pencuci tangan6. Pada tahun 2009,WHO mencetuskan global patient safety challenge dengan clean care is safe care, yaitu merumuskan inovasi strategi penerapan hand hygiene untuk petugas kesehatan dengan My five moments for hand hygiene adalah melakukan cuci tangan: 1. Sebelum bersentuhan dengan pasien 2. Sebelum melakukan prosedur bersih/steril 3. Setelah bersentuhan dengan ciaran tubuh pasien risiko tinggi 4. Setelah bersentuhan dengan pasien 5. Setelah bersentuhan dengan lingkungan sekitar pasien Sebuah penelitian pada 40 rumah sakit melaporkan kepatuhan tenaga kesehatan yang melakukan hand hygiene sebelum dan setelah ke pasien bervariasi antara 24% sampai 89% (rata-rata 56,6%). Penelitian ini dilakukan setelah dipromosikannya program WHO dalam pengendalian infeksi seperti tersebut di atas7. Menurut data Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2007, prevalensi nasional berperilaku benar dalam cuci tangan adalah 23,2%8. Tujuan penelitian ini adalah untuk menilai kepatuhan mencuci tangan pada petugas kesehatan yang bekerja di unit perawatan intensif dan keefektifan program sosialisasi cuci tangan 5 momen. Metode
Metode penelitian yang digunakan adalah observasional. Penelitian dilakukan pada perawat yang bekerja di unit perawatan intensif rumah sakit Pantai Indah Kapuk sebagai subyek penelitian. Sebelum penelitian, dilakukan sosialisasi mencuci tangan 5 momen dalam bentuk kuliah dan diskusi tentang pengetahuan cuci tangan 5 momen, yang disertai dengan ujian pengetahuan sebelum dan sesudahnya. Untuk menguji pengetahuan tentang mencuci tangan 5 momen digunakan kuesioner yang telah diuji validitasnya dengan korelasi product moment dan diuji reliability dengan rumus alpha cronbach, dan skor pengetahuan diklasifikasikan dengan rumus Azwar10. Kepatuhan mencuci tangan didefinisikan subyek penelitian melakukan cuci tangan pada 5 momen secara keseluruhan dengan benar, dan dinilai dengan 126
lembar observasi yang diadopsi dari WHO. Peneliti melakukan observasi dua periode yaitu selama sosialisasi dan setelah sosialisasi masing-masing selama 6 minggu. Setiap subyek di observasi 10 kali pada setiap momen, skor tingkat kepatuhan diklasifikasikan dengan rumus Azwar, dikatakan patuh bila lebih dari 6 kali melakukan cuci tangan dengan benar. Analisis statistis menggunakan analisis bivariat dan univariat yang diolah dengan program SPSS (versi 16). Hasil Penelitian ini melibatkan 27 perawat di unit perawatan intensif sebagai subyek penelitian, yang sebelumnya telah diberikan kuliah tentang pengetahuan cuci tangan 5 momen sebagai sosialisasi program pengendalian infeksi WHO. Untuk mengetahui perbedaan pengetahuan perawat sebelum dan sesudah diberikan kuliah, dilakukan uji pengetahuan dengan menggunakan kwesioner yang telah diuji validasi
Tabel 1. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Tingkat Pengetahuan Tinggi Sedang Rendah
Sebelum 3 (11,1%) 21 (77,8%) 3(10,3%)
Sosialisasi Setelah 21 (77,8%)* 6 (22,2%) 0
*P